Anda di halaman 1dari 4

NAMA : FARDHAN AULIA

NIM : 020644048
PRODI : ILMU KOMUNIKASI

TUGAS 1
FILSAFAT DAN ETIKA
KOMUNIKASI

1. Filsafat dapat dipahami jika seseorang mengetahui cara memperoleh


pengertian filsafat dan berfilsafat. Kemukakan bagaimana cara seseorang
memulai perenungan filsafat? Berikan contoh bentuk perenungan filsafat
tentang suatu peristiwa!

Untuk memulai perenungan filsafat, Descartes mngemukakan beberapa


tahapan untuk memulai perenungan filsafat, yaitu :

a) Menyadari adanya masalah. Apabila seseorang menyadari bahwa ada


sesuatu masalah maka orang tersebut akan mencoba untuk memikirkan
penyelesaiannya.

b) Meragu – ragukan dan menguji secara rasional anggapan – anggapan.


Setelah selesai dirumuskan, mulailah menguji pengetahuan yang
diperoleh melalui indera dan meragukannya.

c) Memeriksa penyelesaian – penyelesaian yang tedahulu. Setelah menguji


pengetahuan perlu mempertimbangkan penyelesaian – penyelesaian
yang telah diajukan mengenai masalah yang bersangkutan.

d) Mengajukan hipotesis

e) Menguji konsekuensi – konsekuensi. Mengadakan verifikasi terhadap


hasil – hasil penjabaran yang telah dilakukan.

f) Menarik kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh dapat merupakan


masalah baru untuk diuji kembali dan seterusnya.

2. Ilmu komunikasi dapat dianalisis secara filsafat. Menurut Richard Lanigan


terdapat lima analisis filsafat terhadap komunikasi, kemukakan penjelasan
tersebut!

Richard L. Lanigan membahas secara khusus “analisis filsafat mengenai


komunikasi. Dia berkata bahwa filsafat sebagai disiplin biasanya dikategorikan
menjadi sub bidang utama menurut jenis justifikasinya yang dapat
diakomodasikanoleh jawaban terhadap pertanyaan – pertanyaan pokok berikut
ini :

 Apa yang aku ketahui ? (ontology atau metafisika)


Menurut Lanigan metafisika adalah suatu studi tentang sifat dan teori
tentang realita. Hubungannya dengan teori komunikasi,
metafisikaberkaitan dengan hal – hal berikut :
a) Sifat manusia dan hubungannya secara konstektual dan individual
dengan realita dalam alam semesta
b) Sifat dan fakta bagi tujuan, perilaku, penyebab, dan aturan.
c) Problem pilihan, khususnya kebebasan versus determinisme pada
perilaku manusia.

 Bagaimana aku mengetahuinya ? (epistemologi)


Epistemoplogi pada dasarnya adalah cara bagaimana pengetahuan
disusun dari bahan yang diperoleh yang dalam prosesnya menggunakan
metode ilmiah. Metode adalah tata cara dari suatu kegiatan berdasarkan
perencanaan yang matang dan mapan, sistematik dan logis.
Pada dasarnya metode ilmiah dilandasi :
a) Kerangka pemilikan logis
b) Penjabaran hipotesis yang merupakan deduksi dan kerangka
pemikiran
c) Verifikasi terhadap hipotesis untuk menguji kebenaran secara
faktual

 Apakah aku yakin ? (aksiologi)


Aksiologi adalah asas mengenai cara bagaimana menggunakan ilmu
pengetahuan yang secara epistemologis diperoleh dan disusun itu.
Lanigan berpendapat bahwa aksiologi adalah studi etika dan estetika,
aksiologi merupakan suatu kajian terhadap apa itu nilai – nilai manusiawi
dan bagaimana cara melembagakannya. Sehingga ketika seseorang
komunikator akan menyampaikan pemikirannya menjadi sebuah pesan,
perlulah untuk melakukan pertimbangan terlebih dahulu apakah pesan itu
etis dan estetis ketika disampaikan.

 Apakah aku benar ? (logika)


Logika berkaitan dengan telaah terhadap asas – asas dan metode
penalaran secara benar. Logika sangat penting dalam komunikasi,
karena apa yang dipikirkan harus dikomunikasikan dan apa yang
dikomunikasikan harus merupakan putusan dari proses berfikir.

3. Etika komunikasi adalah norma, nilai atau ukuran tingkah laku dalam
berkomunikasi. Richard L. Johannesen memaparkan tujuh perspektif
penilaian etika komunikasi insani. Jelaskan penilaian etika komunikasi
berdasarkan transaksi dialogis! Sertakan contoh!
Richard L. Johannesen memaparkan adanya tujuh perspektif dalam penilaian
etika komunikasi insani, yaitu :

I. Perspektif Politik
Karl Wallace memandang ada 4 nilai yang mendasar bagi berlangsungnya
sistem politik Amerika :
a) Penghormatan atau keyakinan akan wibawa dan harga diri individual
b) Keterbukaan atau keyakinan pada pemerataan kesempatan
c) Kebebasan yang disertai tanggung jawab
d) Keyakinan pada kemampuan setiap orang untuk memahami hakikat
demokrasi.

Untuk mewujudkan ke empat nilai diatas, diperlukan suatu pedoman etika,


yaitu :

 Mengembangkan kebiasaan menelliti yang tumbuh dari pengenalan bahwa


selama kita berkomunikasi, kita adalah sumber primer walau bukan satu –
satunya argumen dan informasi tentang subjek yang dibicarakan.
 Menumbuhkan kebiasaan bersikap adil dengan memilih dan menampilkan
fakta dan pendapat secara terbuka
 Mengutamakan motivasi umum daripada motivasi pribadi
 Menanamkan kebiasaan menghormati perbedaan pendapat

II. Pespektif Sifat Manusia


Sifat manusia yang paling unik adalah kemampuan berpikir dan
kemampuan menggunakan simbol. Menurut Aristoteles bahwa tidakan
manusia yang benar – benar manusiawi adalah berasal dari seorang
rasionalis yang sadar apa yang dilakukannya dan dengan bebas untuk
memilih melakukannya.

Etika komunikasi dinilai dari kriteria, berikut :


a) Maksud si pembicara
b) Sifat dari cara – cara yang diambil
c) Keadaan yang mengiringi

Aristoteles menolak gagasan tujuan membenarkan cara apabila cara itu


tidak etis. Jadi, tujuan atau maksud yang baik tidak akan membenarkan
penggunaan cara – cara komunikasi yang tidak etis.

III. Perspektif dialogis


Dalam hubungan dialogis, sikap dan perilaku setiap partisipan komunikasi
ditandai oleh kualitas, seperti kebersamaan, keterbukaan hati,
kelangsungan, kejujuran, spontanitas, keterusterangan, tidak berpura –
pura, niat yang tidak manipulatif, kerukunan, intensitas dan kasih sayang
dalam arti bertanggung jawab dari seseorang manusia kepada manusia
lainnya.
IV. Perspektif Situasional
Faktor situasional atau kontekstual konkret yang mungkin relevan bagi
penilaian etika yang murni situasional antara lain adalah :
a) Peran atau fungsi komunikator terhadap khalayak
b) Standar khalayak mengenai kelogisan dan kelayakan
c) Derajat kesadaran khalayak tentang cara – cara komunikator
d) Tingkat urgensi untuk pelaksanaan usulan komunikator
e) Tujuan dan nilai khalayak
f) Standar khalayak untuk komunikasi etis

V. Perspektif Religius
Kitab suci seperti Al-Qur’an, Injil, Taurat dan Zabur dapat dipakai sebagai
standar untuk mengevaluasi etika komunikasi. Dalam kitab suci telah jelas
tertulis apa yang seharusnya dilakukan manusia dan apa yang tidak boleh
dilakukan oleh manusia. Biasanya sanksi dan pahala juga secara jelas
tertulis, sehingga manusia dalam menaatinya sering karena merasa takut
apabila melanggarnya.

VI. Perspektif Utilitarian


Kriteria yang digunakan dalam menilai etika komunikasi adalah adanya :
a) Kegunaan
b) Kesenangan
c) Kegembiraan

Perspektif utilitarian biasanya diterapkan dalam bentuk kombinasi dengan


perspektif – perspektif lain. Konsep kegembiraan dari kaum utilitarian
menjadi lebih luas sehingga mencakup nilai – nilai yang secara intrinsik
berharga, seperti persahabatan, kesehatan, dan pengetahuan.

VII. Perspektif Legal


Perilaku komunikasi yang legal, yaitu yang sesuai dengan peraturan yang
berlaku dianggap perilaku komunikasi yang etis.

Anda mungkin juga menyukai