Ghkigbk
Ghkigbk
Abstract: Comprehensive nursing care that requires the professional nurse executive and nurse manager,
one method that is able to provide nursing care to its full potential is the method of the primary team. This
study was to determine whether there are differences in satisfaction before and after the intervention
methods of the primary team. To determine whether there is a primary method of application effect on job
satisfaction of nurses satisfaction, the work itself, promotion, supervision, group work and working conditions. Respondents consisted of a nurse executive, who was given a closed questionnaire on nurse job
satisfaction, then do the application of methods of primary team for 4 weeks, the conclusion of this study is
that working conditions affect job satisfaction, it is evident from the results of the study pre and post
implementation of the method the primary team, the indicator of working conditions scored an average
satisfaction (9.5 to 11) with job satisfaction (64.3%), while the lowest satisfaction indicators contained in
the work itself (8.8 to 10) with a value of 57.1% job satisfaction.
.
Keywords: application of the primary methods, the level of job satisfaction
Abstrak: Pelayanan keperawatan yang komprehensif menuntut adanya profesionalisme perawat pelaksana
maupun perawat pengelola, salah satu metode yang mampu memberikan Pelayanan keperawatan secara
maksimal adalah metode tim primer. Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kepuasan
sebelum dan sesudah pemberian intervensi metode tim primer. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
aplikasi metode primer terhadap kepuasan kerja perawat yang terdiri dari kepuasan, pekerjaan sendiri, promosi
, supervisi, kelompok kerja dan kondisi kerja. Responden terdiri dari perawat pelaksana, yang diberi kuisioner
tertutup tentang kepuasan kerja perawat, kemudian dilakukan penerapan metode tim primer selama 4 minggu.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa kondisi kerja sangat mempengaruhi kepuasan kerja, hal ini terbukti dari
hasil penelitian pre dan post penerapan metode tim primer, indikator kondisi kerja mendapat nilai rata-rata
kepuasan tertinggi(9,5-11) dengan kepuasan kerja (64,3%), sedangkan kepuasan terendah terdapat pada
indikator pekerjaan sendiri(8,8-10) dengan nilai kepuasan kerja 57,1%.
Kata Kunci: aplikasi metode tim primer, tingkat kepuasan kerja
Alamat Korespondensi:
Lembah Andriani, STIKES KEN-DEDES Malang. JL.Panji
Suroso No 06, Malang (0341) 488762. Lembah_ andriani@
yahoo.com
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
419
ISSN: 1693-5241
419
Pelayanan keperawatan perlu upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit melalui upaya peningkatan
kualitas pelayanan keperawatan, dan profesionalisme
perawat dalam memberikan dan mengatur kegiatan
asuhan keperawatan kepada pasien. Tugas perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan antara lain
mengkaji kebutuhan pasien, merencanakan tindakan
keperawatan, melaksanakan rencana tindakan, mengevaluasi hasil asuhan keperawatan, mendokumentasikan asuhan keperawatan, berperan serta dalam melakukan penyuluhan, yang terangkum dalam sistem
pengorganisasian, salah satu sistem pengorganisasian
tersebut adalah Model Praktik Keperawatan
Profesional ( Ali, 2002).
MPKP merupakan metode pemberian asuhan
keperawatan komprehensif dalam memberikan
pelayanan keperawatan. Asuhan ini memberikan rasa
tanggung jawab perawat yang lebih tinggi sehingga
terjadi kepuasan kerja perawat dan kepuasan pasien,
Gito, (2002), kepuasan kerja dipengaruhi beberapa
faktor antara lain: upah, pekerjaan sendiri, promosi,
supervisi/pengawasan, kelompok kerja, dan kondisi
kerja, Luthans (2003), berbeda dengan Kuswadi
(2004) yang mengatakan bahwa Baik buruknya pelayanan kesehatan dipengaruhi tingkat kepuasan kerja
karyawan rumah sakit, karyawan yang puas cenderung bekerja dengan kualitas yang lebih tinggi, lebih
produktif, bertahan lebih lama dan mampu menciptakan pelanggan yang puas.. Dari penelitian Iswanti
(2005) mengatakan bahwa suasana kerja yang nyaman dan konduktif, merupakan faktor dominan yang
mempengaruhi kepuasan kerja perawat diatas
pendapatan.
Sejak tahun 2006 beberapa ruangan di rumah
sakit Dr. Saiful Anwar Malang, telah diterapkan
bentuk Model Praktik Keperawatan Profesional, akan
tetapi penerapanya belum pernah dinilai sesuai atau
tidak dengan standar normatif MPKP yang ada,
terutama kepuasan kerja terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan, maka peneliti bermaksud meneliti
Variabel
Pekerjaan sendiri
promosi
supervisi
Kelompok kerja
Kondisi kerja
420
pre
8,8
9,2
9,1
9,0
9,9
Mean
post
10
9,9
10
10
11
METODE
Metode penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan quasi experimental design, dengan
menggunakan Static group Comparison. Proses
penelitian ini berupa pengumpulan data dalam pengamatan awal, melakukan pre test, pemberian intervensi, melakukan pos test, penyusunan data, serta
analisis dan penafsiran data tersebut. Penelitian ini
untuk membandingkan antara kepuasan kerja perawat
sebelum dan sesudah diberikan penerapan metode
tim primer. (Ismawan, 2008)
Partisipan pada penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana diruang 21 sebanyak 14 orang Rumah
Sakit Dr. Saiful Anwar Malang. Instrumen yang
digunakan untuk mengukur variabel kepuasan kerja
perawat yang terdiri dari pekerjaan sendiri, promosi,
supervisi, kelompok kerja dan kondisi kerja adalah
kuisioner baku MSQ (Minnesota Satisfacation
Questionare), yang dikategorikan menggunakan skala
likert ( 1-5)
Untuk menganalisa pengaruh aplikasi metode
primer terhadap variabel- variabel kepuasan kerja
perawat di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang,
maka dilakukan analisa uji T-tes, yang digunakan untuk
mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah
dilakukan intervensi. (Notoatmodjo, 2005)
HASIL
Hasil analisa uji T-tes, menunjukkan terjadi
perbedaan sebelum dan sesudah pemberian intervensi
metode tim primer dengan nilai kepuasan tertinggi
terdapat pada indikator kondisi kerja, kemudian disusl
oleh indikator kelompok kerja, pekerjaan sendiri dan
supervisi, pada indikator kepuasan promosi
mempunyai nilai rata-rata terendah yaitu 9,9. Yang
ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
T
-4,505
-2,219
-4,505
-6,734
-4,837
P-value
,001
,045
,002
,000
,000
JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 2 | JUNI 2012
N
13
13
13
13
13
PEMBAHASAN
Kepuasan kerja perawat pada indikator
Pekerjaan Sendiri
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan kepuasan terhadap pekerjaan sendiri,
sebelum dan sesudah dilakukan penerapan metode
tim primer, hal ini bisa dilihat dari perbedaan hasil
renata, yang sebelumnya bernilai 8,8 naik menjadi 10,
dengan nilai thitung sebesar -4,50 dan p-value 0,00
(<0,05) yang artinya metode tim primer mempengaruhi kepuasan perawat terhadap hasil pekerjaannya
sendiri, sehingga mampu meningkatkan produktivitas
kerja. Nursalam (2008) mengatakan bahwa penerapan MPKP metode tim primer mampu memberikan
asuhan keperawatan profesional, hal ini sesuai dengan
pendapat Martoyo(2003) yang mengatakan bahwa
bila kepuasan terjadi, maka akan diwujudkan dalam
sikap positif karyawan terhadap pekerjaannya dan
segala sesuatu yang ditugaskan kepadanya di lingkungan kerja. Hal ini disebabkan pada metode tim
primer mempunyai kemandirian dan tanggung jawab
yang lebih besar terhadap tugas yang diberikan,
sehingga perawat berusaha melaksanakan tugas
dengan bertanggung jawab dan mengembangkan
kegiatan yang cenderung membosankan karena
rutinitas pekerjaan. Hal ini sesuai dengan penelitian
Bowers(1994) bahwa pekerjaan, berkaitan erat
dengan kepuasan, dimana hasil kerja yang baik akan
memberikan pengalaman bagi pelaku dan selanjutnya
akan membuat mereka untuk mengembangkan
pekerjaannya. Hal serupa juga dikemukakan oleh
Luthan (2003) yang mengatakan bahwa beberapa
bagian penting yang memberikan kepuasan kerja yang
mencakup pekerjaan menarik dan menantang,
pekerjaan yang tidak membosankan, dan kerja yang
memberikan status.
ruangan, walaupun tidak diterapkan metode tim primer, semua perawat berhak naik pangkat berdasarkan
lama kerja dan memperoleh pendidikan yang lebih
tinggi, hal ini disebabkan pihak manajemen rumah
sakit memberikan kebijakan promosi yang adil, bagi
perawat yang berprestasi dengan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan pribadi, tanggung jawab
yang lebih banyak dan peningkatan status sosial,
sehingga keputusan promosi yang adil kemungkinan
besar akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
Promosi dapat ditempuh melalui pendidikan, kenaikan
pangkat dan menduduki jabatan yang lebih tinggi. Pada
penerapan metode tim primer jabatan perawat primer
diberikan pada perawat yang mempunyai pendidikan
minimal D3 keperawatan, dengan masa kerja lebih
dari 5 tahun, dan pernah dinas di ruangan bedah lebih
dari 3 tahun. Sehingga tidak semua perawat bisa
mengisi jabatan perawat yang ada. Ada kesenjangan
mengenai pendidikan dan pelatihan, yang diberikan
pihak manajemen rumah sakit bagi para karyawannya. Seperti yang dituturkan Iswanti (2004) yang
menyimpulkan bahwa faktor luar karyawan yang
berperan dalam kepuasan kerja adalah pihak manajemen RS. Pihak menejemen memberi kesempatan
karyawan yang berprestasi untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai dengan perencanaan ke
depan RS dan ada kesempatan promosi serta jenjang
karier bagi karyawan itu sendiri untuk memotivasi agar
mereka dapat lebih mengembangkan prestasi. Pada
metode tim primer, pengawasan selalu dilakukan baik
secara langsung maupun melalui laporan serta catatan
keperawatan untuk memperbaiki mutu perawatan,
sehingga akan tampak akuntabilitas hasil kerja pada
perawat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh penerapan metode tim primer terhadap
indikator promosi perawat di RSSA Malang.
ISSN: 1693-5241
421
dinas (post confrens), yaitu dengan memberikan dukungan (reinforcement) dan petunjuk, serta melaksanakan diskusi untuk memberikan penguatan kepada
perawat yang telah melaksanakan kegiatan, serta
untuk memperbaiki kesalahan bagi perawat yang
masih belum sesuai dengan pedoman. Supervisi juga
dilakukan dengan cara tidak langsung yaitu melalui
laporan yang diberikan dari perawat primer maupun
perawat assosiet, baik berupa lisan maupun tertulis.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
kepuasan kerja perawat pada indikator supervisi pada
penerapan metode primer. Hal ini sesuai dengan
Herawati (2006) yang mengatakan bahwa adanya
supervisi tiap unit, kemudian ditindak lanjuti dan ada
feedback pembinaan bagi karyawan yang bermasalah, serta dilakukan rapat berkala & rutin, dengan
dibuat protap tertulis hubungan antar unit dan pihak
manajemen, akan membuat karyawan melaksanakan
program dan tugas yang diserahkan kepadanya dengan
baik, serta mengetahui & mendukung kebijakan
manajemen dan rumah sakit tersebut. Hal serupa juga
dikemukakan oleh Sujono (2007) yang mengatakan
bahwa supervisi merupakan upaya untuk membantu
pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak yang
di supervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan
efektif.
berlebih. Beban kerja yang berlebihan sangat berpengaruh pada motivasi perawat untuk melaksanakan
pendidikan kesehatan pada pasien. Pelaksanan tindakan keperawatan secara tim juga meningkatkan
keakraban dan kerja sama kelompok dengan saling
memberikan dukungan, kenyamanan, nasihat dan
bantuan terhadap pekerjaan, serta perasaan saling
memiliki, percaya dan menghargai diantara karyawan,
sehingga hasil pekerjaan kelompok bisa lebih maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamsyah (2004)
yang menyatakan bahwa dalam suatu kelompok kerja
yang berinteraksi, mereka akan berbagi informasi dan
mengambil keputusan yang dapat membantu anggota
kelompok lainnya. Bagi seorang perawat, hubungan
yang baik dengan rekan kerja sangatlah penting,
Karena penyebab timbulnya ketidakpuasan perawat
dalam bekerja adalah ketidakharmonisan hubungan
dengan sesama rekan kerja. Apabila hubungan sosial
yang baik bisa tercipta maka akan memperkecil
terjadinya konflik kerja. Berbeda dengan sebelum
dilakukan penerapan metode tim primer, tidak menutup
kemungkinan terjadi beban kerja perawat yang
berlebihan, hal ini disebabkan karena perawat harus
melakukan 3 tugas sekaligus,yaitu: tugas untuk
melakukan asuhan keperawatan, melaksanakan tugas
pelimpahan dari dokter dan melengkapi tugas administrasi. Kurangnya kemampuan teknis perawat juga
dirasakan karena kurangnya pelatihan untuk pengembangan diri dan keilmuannya sehingga sering mengalami permasalahan dalam menghadapi pasien. Situasi
rutinitas mampu menimbulkan kejenuhan kerja, kondisi
ini diperparah dengan jarangnya perpindahan perawat
dari satu unit kerja ke unit kerja yang lain, serta tidak
diberi kesempatan mengambil keputusan sesuai tugas
dan wewenangnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kepuasan kerja perawat pada
aplikasi metode tim primer terhadap indikator kelompok kerja. Hal ini sesuai dengan Radiani (2006), yang
mengatakan bahwa kepuasan kerja perawat dalam
melaksanakan tindakan keperawatan berhubungan
dengan karakteristik perawat, sikap, beban kerja, dan
ketersediaan fasilitas, yang semuanya diperlukan
dalam kelompok kerja.
JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 2 | JUNI 2012
melaksanakan tugas, yaitu meliputi keamanan, kenyamanan, kebersihan dan ketenangan. Lingkungan kerja
yang baik dalam arti sempit adalah tempat atau lokasi
kerja yang aman, nyaman, bersih dan tenang dan
peralatan yang baik. Demikian pula kondisi kerja yang
nyaman, aman dan menarik merupakan keingingan
karyawan untuk dipenuhi pihak manajemen RSSA dan
stake holders.
KETERBATASAN PENELITIAN
Pada penelitian ini penerapan metode tim primer
tidak bisa diaplikasikan ke semua ruangan rawat inap
Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang, hal ini
disebabkan keterbatasan jumlah tenaga perawat di
hampir semua ruangan rawat inap, sehingga peneliti
hanya menggunakan satu ruangan yang memenuhi
salah satu syarat metode tim primer, yaitu rasio
perawat dan pasien 1:23 orang.
Saran
Dari hasil penelitian akibat kurangnya jumlah
partisipan dari tiap unit, aplikasi metode primer belum
bisa digunakan, mungkin bisa dilakukan di rumah sakit
yang lain.
DAFTAR RUJUKAN
Ali, Z. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional,
Jakarta: Widya Medika.
Bowers, L.G., Deal, T.1994. Leading with soul: An uncommon journey of spirit. San Francisco: Jossey-Bass.
David .1999. Organizations Rational, Natural and Open
Systems, Journal of Advanced Nursing, vol 47(2):
551560.
ISSN: 1693-5241
423
424
JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 2 | JUNI 2012