Studi Pendahuluan Analisis Mutasi Pada Penyinaran Dengan
Studi Pendahuluan Analisis Mutasi Pada Penyinaran Dengan
Key word : ultraviolet (UV) light, mutation, Drosophila melanogaster, Meigen larvae
ABSTRAK
Sinar UV merupakan mutagen yang potensial dengan daya tembus yang tidak terlalu besar. Penelitian ini
bertujuan untuk mengamati jumlah imago yang hidup, jumlah mutan dan fertilitas Drosophila melanogaster, Meigen
dewasa dari larva yang disinari dengan sinar UV pada : 254 nm. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA satu
arah dan dilanjutkan dengan uji BNJ. Hasil analisa data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara jumlah
imago yang hidup (1885,312>2,87,p<0,05) dan jumlah mutan (403,287>2,87,p<0,05) hasil penyinaran sinar UV
terhadap larva D. melanogaster, Meigen. Sedangkan fertilitas dari D. melanogaster, Meigen dewasa tidak menunjukkan
adanya perubahan yang signifikan (1,0< 2,87,p<0,05). Dari uji BNJ diketahui bahwa semakin lama penyinaran maka
semakin sedikit jumlah imago yang hidup. Sementara untuk jumlah D. melanogaster, Meigen mutan hanya terdapat 3
kombinasi perlakuan yang berbeda nyata, yaitu antara 30 menit dengan 10 menit. 30 menit dengan kontrol dan 10
menit dengan kontrol. D. melanogaster, Meigen mutan yang dihasilkan pada penelitian ini adalah abero dan Gull.
Kata kunci : sinar ultraviolet (UV), mutasi, larva Drosophila melanogaster, Meigen
PENDAHULUAN
Drosophila melanogaster, Meigen merupakan salah
satu jenis lalat buah dari famili Drosophilidae yang
banyak ditemukan di antara rumput-rumput, semak
atau buah-buah yang masak sebagai tempat
berkembang biak seperti buah mangga, jambu dan
pisang. Mereka meletakkan telur pada buah yang masih
muda dan larvanya akan menghabiskan buah yang
masak sebagai makanannya, sehingga bersifat sangat
merugikan. D. melanogaster, Meigen juga merupakan
obyek studi genetika dasar yang terpenting (termasuk
mutasi) (Metcalf, 1973: Shull, 1948).
Mutasi adalah perubahan materi genetik (ADN
dan ARN) dan proses yang menyebabkan terjadinya
perubahan tersebut. Sedangkan mutan adalah
organisme yang menunjukkan fenotip baru sebagai
hasil terjadinya mutasi. Mutasi dapat disebut sebagai
mutasi terinduksi jika terjadinya disebabkan perlakuan
organisme dengan agen mutagenik seperti irradiasi
pengionan, sinar ultraviolet (sinar UV) atau berbagai
Tabel 1.
Jumlah imago yang hidup pada penyinaran dengan sinar UV pada = 254 nm terhadap larva D. melanogaster, Meigen
Jumlah imago hidup (individu)
Perlakuan
Ulangan
I
II
III
IV
V
Kontrol
(Klp A)
121
120
121
117
115
10 menit
(Klp B)
67
62
66
64
62
20 menit
(Klp C)
53
56
53
54
56
30 menit
(Klp D)
39
41
40
39
41
40 menit
(Klp E)
24
26
24
25
23
Tabel 2.
Hasil uji BNJ pada jumlah imago yang hidup dari larva D. melanogaster, Meigen yang disinari dengan sinar UV pada =
254 nm.
Kombinasi perlakuan
(menit)
10 >< 20
20 >< 30
30 >< 40
10 >< 30
20 >< 40
K >< 10
10 >< 40
K >< 20
K >< 30
K >< 40
Selisih rata-rata
perlakuan
0,636
1,051
1,386
1,687
2,437
2,888
3,073
3,524
4,575
5,961
Nilai BNJ
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
Uji BNJ
beda nyata
beda nyata
beda nyata
beda nyata
beda nyata
beda nyata
beda nyata
beda nyata
beda nyata
beda nyata
Tabel 3.
Jumlah mutan pada penyinaran dengan sinar UV pada = 254 nm terhadap larva D. melanogaster, Meigen (mutan a =
abero/abr, g = Gull).
Jumlah mutan (individu)
Perlakuan
Ulangan
Kontrol
I
II
III
IV
V
0
0
0
0
0
10 menit
(Klp B)
Tipe
Jumlah
2a
2
0
0
2a
2
1a
1
2a
2
20 menit
(Klp C)
Tipe
Jumlah
2a
2
3a
3
3a
3
2a
2
0
0
30 menit
(Klp D)
Tipe
Jumlah
1a 2W
1
1a 1g
2
2a
2
0
0
2a
2
40 menit
(Klp E)
Tipe
Jumlah
0
0
1a
1
1a
1
0
0
1a
1
Tabel 4.
Hasil uji BNJ pada jumlah mutan D. melanogaster, Meigen dari larva D. melanogaster, Meigen yang disinari dengan sinar UV
pada = 254 nm
Kombinasi Perlakuan
(menit)
30 >< K
10 >< K
30 >< 10
20 >< 30
20 >< 10
20 >< 40
20 >< K
30 >< 40
10 >< 40
40 >< K
Selisih rata-rataperlakuan
1,049
1,049
1,259
0,21
0,21
0,0
0,659
0,449
0,449
0,6
Nilai BNJ
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
Uji BNJ
beda nyata
beda nyata
beda nyata
tidak beda nyata
tidak beda nyata
tidak beda nyata
tidak beda nyata
tidak beda nyata
tidak beda nyata
tidak beda nyata
Selisih waktu
perlakuan (menit)
30
10
20
Tabel 5.
Sifat fertil dari D. melanogaster, Meigen dewasa pada penyinaran dengan sinar UV pada = 254 nm terhadap larva D.
melanogaster, Meigen.
Sifat fertil (individu)
Perlakuan
Ulangan
I
II
III
IV
V
Kontrol
(Klp A)
10 menit
(Klp B)
20 menit
(Klp C)
30 menit
(Klp D)
40 menit
(Klp E)
121
120
121
117
115
67
62
66
64
62
53
56
53
54
56
39
41
39*
39
41
24
26
24
25
23
* : terdapat satu ekor D. melanogaster, Meigen yang bersifat steril, yaitu mutan abero.
Tabel 6.
Kelainan fenotip akibat penyinaran dengan sinar UV pada = 254 nm terhadap larva D. melanogaster, Meigen dan
gambarnya.
Mutan
Fenotip
abero (abr)
pita-pitanya abdomen (a) dan tepi sayap (b) yang tidak teratur (irregular), dengan mata kasar, bulu
jarang, fertilitas dan viabilitas rendah. Sedangkan gambarnya adalah :
Gull (G)
sayap menyimpang keluar dari sisi-sisi tubuh pada sudut 450 sampai 900 dan membengkok ke
bawah. Bulu-bulu kepala vertical dan thorasik umumnya terduplikasi. Homozigot letal. Barangkali
defisiensi atau merupakan suatu alel pada fat.
PEMBAHASAN
Adanya penurunan jumlah imago yang hidup
akibat penyinaran dengan sinar UV pada = 254 nm
terhadap larva D. melanogaster, Meigen yang linier dengan
lama penyinaran diasumsikan sebagai adanya mutasi
letal karena kerusakan ADN yang bertambah banyak
seiring dengan lamanya penyinaran. Hal ini juga
berlaku pada jumlah mutan D. melanogaster, Meigen,
walapun pada uji antar kelompok-kelompok perlakuan
hanya ada 3 kombinasi antara 2 perlakuan yang
menunjukkan adanya perbedaan yang signikans. Dari 3
kombinasi perlakuan tersebut mempunyai selisih
waktu perlakuan 10 menit, 20 menit dan 30 menit,
tetapi hal ini tidak terlihat pada lama penyinaran 40
menit. Hal ini mungkin disebabkan oleh lama
penyinaran yang lama sehingga adanya kesalahan pada
proses perbaikan ADN yang dilakukan sangat sedikit.
Mutasi dapat terjadi walaupun sudah terdapat
proses perbaikan pada kerusakan ADN karena
bertambahnya frekuensi basa-basa yang tidak
berpasangan, yang lolos dari proses perbaikan yang
mengakibatkan perubahan pita asli dari ADN (Schleif,
1985). Selain itu Watson et. al. (1987), Elseth dan
Baumgadner (1984) dan Bainbridge (1987)
menyebutkan bahwa yang paling bertanggung jawab
pada keadaan ini adalah proses perbaikan ADN
SOS, karena prosesnya yang dapat menyebabkan
mutasi akibat induksi UV ketika menyampaikan basa
ADN yang salah.
Sementara mutan-mutan yang dihasilkan
menunjukkan bahwa perubahan fenotip yang terjadi
terkait dengan lapisan embrional ektoderm yang
terkena langsung sinar UV yang menembus lapisan
permukaan larva D. melanogaster, Meigen. Hal ini
disebabkan adanya pembentukan pirimidin hidrat dan
timin dimer pada absorbsi sinar UV pada = 254 nm
oleh asam nukleat. Timin dimer dan pirimidin hidrat
KESIMPULAN
3. Penyinaran dengan sinar UV pada = 254 nm
terhadap larva D. melanogaster, Meigen menyebabkan
adanya perbedaan nyata (efek yang signifikans)
pada jumlah imago yang hidup dan jumlah mutan
D. melanogaster, Meigen, tetapi tidak menunjukkan
adanya efek yang signifikans pada pengamatan
fertilitas pada D. melanogaster, Meigen dewasa.
4. Semakin lama penyinaran dengan sinar UV pada
= 254 nm terhadap larva D. melanogaster, Meigen
menunjukkan semakin sedikit jumlah imago yang
hidup. Sedangkan pada jumlah mutannya hanya ada
3 kombinasi perlakuan, yaitu antara 10 menit
dengan kontrol (selisih waktu 10 menit), 30 menit
dengan 10 menit (selisih waktu 20 menit) dan 30
menit dengan kontrol (selisih waktu 30 menit) yang
menunjukkan adanya nilai yang signifikans (beda
nyata). Sementara yang selisih waktu 40 menit tidak
menunjukkan adanya perbedaan nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Bainbridge, BW., 1987. Genetics of Microbes, edisi
2, Chapman : Hall dan Methuen Inc., hal.
168-180.