Anda di halaman 1dari 2

Inilah Asal Usul Penyebutan Angka Dalam

Bahasa Jawa

Angka biasanya digunakan sebagai bahasa untuk menyebutkan tentang jumlah ukuran dan
yang lain, setiap negara memiliki bahasa tersendiri tentang angka, baik dalam bahasa tiap
negara maupun tiap daerah dalam negara tersebut, walau berbeda dalam bahasa namun arti
dan maknanya tidak jauh berbeda.
Salah satunya penyebutan angka dalam bahasa jawa yang tergolong unik, kenapa unik?
karena ada beberapa misteri arti yang terkandung dalam cara penyebutannya berhubungan
dengan umur seseorang. Berikut beberapa asal usul maupun fakta penyebutan angka dalam
bahasa jawa yang beredar di masyarakat.

Dua Puluhan Dalam Bahasa Jawa


Dalam bahasa Indonesia angka dua puluhan biasa diucapkan dua puluh satu, dua puluh dua
dan seterusnya, namun dalam bahasa jawa disebut selikur, rolikur dan seterusnya dengan

akhiran LIKUR, menurut beberapa cerita likur memiliki arti lingguh kursi dimana pada usia
20-an seseorang mendapatkan kursi berupa kepribadian, pekerjaan, profesi dan yang lainnya.

Bilangan 25 Tidak Disebut Limanglikur


Angka dua puluhan dalam bahasa jawa diakhiri dengan kata likur, namun kenapa angka 25
tidak disebut dengan limanglikur? masyarakat jawa sering menyebut 25 dengan
sebutan selawe, arti dari selawe ini merupakan seneng-senenge lanang lan wedok dimana
dalam masyarakat jawa dalam umur 25 adalah umur ideal untuk sebuah pernikahan.

Bilangan Puluhan : Sepuluh, Rongpuluh, DST


Bilangan puluhan dalam bahasa jawa sering menyebunya sepuluh, rongpuluh, telongpuluh,
patangpuluh, dan seterusnya, namun anehnya ketika sampai pada angka 50 orang jawa tidak
menyebutnya dengan limangpuluh, namun mereka sering menyebutnya seket, kenapa? arti
dari seket adalah seneng kethonan atau sering memakai peci, topi maupun penutup kepala
yang lain, yang artinya menandakan umur sudah tua waktunya untuk banyak beribadah.

Satu Bilangan Aneh Lagi Yaitu Angka 60 Biasa Disebut


dengan Sewidak
Ketika puluhan biasa disebut dengan sepuluh, rongpuluh, telongpuluh, dst, ada satu bilangan
aneh lagi yaitu 60, masyarakat jawa tidak menyebutnya dengan nempuluh namun mereka
menyebutnya dengan sewidak, ternyata arti dari sewidak tersebut adalah sejatine wis
wayahe tindak atau sesungguhnya sudah saatnya pergi, masyarakat jawa jika sudah berumur
60 sudah waktunya untuk banyak beribadah dan menyerahkan seluruh hidupnya kepada
Tuhan, menikmati hidup yang diberikan.
Sumber : http://gelut.com/unik/ternyata-asal-usul-penyebutan-angka-dalam-bahasa-jawa/

Anda mungkin juga menyukai