Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

Rentang Kehidupan Orang Melayu di RIAU


Disusun untuk memenuhi tugas :
Mata Kuliah

:Budaya Melayu

Dosen Pengajar :YUSWANDI,SS.,MA

Kelas :1.5 G
Disusun oleh kelompok II
AZARI ABDULLAH
LUTHFI ADHARI
DELLA RAHMI PRATIWI
AFRI CANDRA
ASEP HARIS
BENY IRAWAN
HABIBULLAH
DILA FITRI
IISNO SAPUTRA
DODDY UTAMA PUTRA

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
2015/2016

Kata Pengantar

1574201104
1574201103
1574201105
1574201106
1574201107
1574201108
1574201109
1574201110
1574201112
1574201169

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-Nya. Sehingga makalah
ini dapat saya selesaikan. Makalah ini merupakan syarat untuk melengkapi nilai tugas mata
kuliah Pendidikan Pancasila.
Keberhasilan makalah ini tidak lain juga disertai referensi-referensi serta bantuan dari pihakpihak yang bersangkutan. Makalah ini juga masih memiliki kekurangan dan kesalahan, baik
dalam penyampaian materi atau dalam penyusunan makalah ini. Penyusunan makalah ini juga
dimaksudkan untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai materi ini. Juga menjadikan
pedoman untuk bertindak dan mejelaskan kebudayaan melayu yang dibawa oleh negara-negara
dibelahan nusantara yang mengembangkan nilai sosial, tradisi, adat istiadat yang ada di
indonesia.Akhirnya kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

KELOMPOK II,

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kajian sejarah toponomi merupakan salah satu upaya dalam menjelaskan sejarah asal
usul nama suatu tempat atau nama sebuah daerah. Berdasarkan beberapa kajian yang sudah
dilakukan, baik penelitian, maupun kajian arsip, menyebutkan bahwa nama sebuah tempat atau
daerah tidak sekedar nama saja. Berdasarkan hasil pengkajian, nama tempat atau daerah biasanya
mempunyai riwayat masing-masing. Berdasarkan hasil kajian sejarah nama tempat atau daerah,
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Nama tempat tersebut berdasarkan suatu peristiwa sejarah yang benar benar terjadi.
Suatu peristiwa yang dianggap masyarakat setempat sangat penting dan selalu menjadi
patokan atau dikaitkan dengan nama tempat peristiwa itu terjadi.
2. Nama tempat tersebut dikaitkan dengan vegetasi atau tumbuh tumbuhan yang banyak
ditemukan disuatu tempat. Nama tumbuh tumbuhan yang banyak di suatu tempat, lama
kelamaan menjadi nama tempat tersebut.
3. Nama tempat tersebut dikaitkan dengan nama seorang tokoh yang pernah bermukim atau
yang memiliki tempat tersebut. Karena terkenalnya seseorang disuatu tempat, maka
menyebabkan masyarakat lebih mengenal tokoh tersebut, lama kelamaan nama tokoh itu
menjadi menjadi nama tempat dan sekaligus sebagai penanda tempat atau kampung.
4. Nama tempat tersebut dikaitkan dengan bentukan alam atau letak suatu ditempat tertentu.
Masyarakat mengaitkan nama suatu tempat dengan bentukan alam yang khas di suatu
tempat,
5. Nama suatu tempat atau kampung dikaitkan dengan konsentrasi sekelompok orang
(pendatang) yang bermukim di suatu tempat tertentu. Masyarakat setempat mengaitkan
nama suatu tempat dengan nama suku atau nama etnis ataupun nama tempat asal
pendatang yang mendiami tempat tersebut. Nama suatu tempat atau kampung dikaitkan
dengan nama hewan atau nama binatang yang banyak ditemukan ditempat tersebut.

Riau, orang sering menghubungkan provinsi ini dengan minyaknya yang berlimpah. Namun,
bagaimana dengan asal usul Riau sehingga dapat menjadi sebuah provinsi seperti Riau yang
dikenal saat ini? Tentu tidak lepas dari sejarah yang membangunnya. Membicarakan sebuah
kajian tentang asal-usul sebuah nama daerah tentu cukup menarik untuk disimak, salah satunya
kajian tentang asal-usul nama Riau. Hasil kajian Hasan Junus, seorang peneliti naskah Melayu di
Riau mencatat paling kurang ada 3 kemungkinan asal nama Riau.
Pertama toponomi Riau berasal dari penamaan orang portugis dengan kata Rio yang berarti
sungai. Secara etimologis kata Riau berasal dari kata Rio (Bahasa Portugis) yang berarti
sungai. Misalnya Rio de Janeiro artinya Sungai Januari. Di pulau Bintan ada sebuah sungai
yang bernama Rio, yaitu sungai Rio. Dari kata Rio ini berubah menjadi Riau. Orang Belanda
menulis kata Riau ini dengan Riouw dan sekarang dikenal tulisan Riouw dengan perkataan
Riau saja.
Kedua mungkin berasal dari tokoh sinbad Al-bahar dalam kitab Alfu Laila Wa laila (seribu satu
malam) yang menyebut Riahi,yang berarti air atau laut. Hal ini pernah di kemukakan oleh Oemar
Amin Husin. Seorang tokoh masyarakat dan pengarang asal Riau dalam salah satu pidatonya
mengenai terbentuknya propinsi Riau.
Ketiga, berasal dari penuturan masyarakat setempat. Lafalz atau ucapan sehari-hari masyarakat
sekitar, seperti Ucapan sehari-hari dalam masyarakat Siak dikenal kata meriau yang artinya
musim ikan bermain-main, di Kuantan Sengingi meriau berarti suatu cara mengumpulkan ikan
pada suatu tempat untuk mudah ditangkap dalam jumlah besar. Dari meriau ini berubah menjadi
kata Riau. Disamping itu dalam masyarakat Kepulauan Riau, dikenal pula kata Rioh. Di
angkat dari kata Rioh atau Riuh, yang berarti ramai,Hiruk pikuk orang bekerja. Kata Rioh yang
dimaksud disini mungkin adalah suara yang ramai di pusat kerajaan Melayu Riau. Pusat kerajaan
itu terletak di sebelah hulu sungai Carang yang ramai suaranya karena kesibukan perdagangan
yang keluar masuk pusat kota. Pusat perdagangan itu dikenal dengan nama Bandar Rioh yang
didirikan oleh Sultan Ibrahim Syah (1671-1682) dalam Kemaharajaan Melayu. Bila dihubungkan
pengertian Rio yang artinya sungai dengan kata Rioh yang artinya suara yang ramai, terdapat
suatu pengertian yang hampir sama. Sungai Riau ini terletak pada arus lalu lintas perdagangan
internasional di Selat Malaka.

Nama Riau yang berasal dari penuturan orang melayu setempat, kabarnya ada hubungannya
dengan peristiwa didirikannnya negeri baru di sungai Carang, Untuk dijadikannya pusat
kerajaan. Hulu sungai inilah yang kemudian bernama Ulu Riau. Adapun peristiwa itu kira-kira
mempunyai teks sebagai berikut:Tatkala perahu-perahu dagang yang semula pergi ke makam
Tuhid (ibu kota Kerajaan Johor) di perintahkan membawa barang dagangannya ke sungai Carang
di pulau Bintan, di muara sungai itu mereka kehilangan arah. Bila ditanyakan kepada awak-awak
perahu yang hilir, dimana tempat orang-orang raja mendirikan negeri ? mendapat jawaban Di
sana di tempat yang rioh, Sambil mengisaratkan ke hulu sungai menjelang sampai ketempat
yang di maksud jika di tanya ke mana maksud mereka, selalu mereka jawab mau ke rioh
Berdasarkan beberapa keterangan di atas maka nama Riau besar kemungkinan memang berasal
dari penamaan rakyat setempat, yaitu orang melayu yang hidup di daerah Bintan. Nama itu besar
kemungkinan telah mulai terkenal semenjak Raja Kecik memindahkan pusat kerajaan melayu
dari Johor ke Ulu Riau pada tahun 1719. Setelah itu, nama ini di pakai sebagai salah satu negeri
dari 4 negeri utama yang membentuk Kerajaan Riau, Lingga, Johor dan Pahang. Kemudian
dengan perjanjian London 1824 antara Belanda dengan Inggris, kerajaan ini terbagi menjadi dua.
Bagian Johor, Pahang berada di bawah pengaruh Inggris, sedangkan belahan bagian Riau-Lingga
berada dibawah pengaruh Belanda. Pada zaman penjajahan Belanda 1905-1942, nama Riau di
pakai untuk sebuah karesidenan yang daerahnya meliputi kepulauan Riau serta Pesisir timur
sumatera bagian tengah. Demikian juga pada saatzaman Jepang, nama Riau juga masih di
pertahankan. Setelah Provinsi Riau terbentuk pada tahun 1958, nama Riau masih dipergunakan
sampai sekarang ini.
Setiap masyarakat selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat
berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Adapun perubahan yang
pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali,
akan tetapi ada juga yan berjalan dengan cepat.
Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial,
pola-pola perilaku karena luasnya bidang dimana mungkin terjadi perubahan-perubahan tersebut.
Maka bilaman seseorang hendak membuat penelitian perlu terlebih dahulu ditentukan secara

tegas, perubahan apa yang dimaksudkannya. Dasar penelitian mengkin tak akn jelas apabila hal
tersebut tidak dikemukakan terlebih dahulu.
Perubahan-perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak dahulu, landasan teori
perubahan kebudayan suatu fenomena yang abadi dala kehidupan di dunia ini. Perubahan
kebudayaan adalah adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling
berbeda, sehingga terjadilah keadaan yang tidak sesuai dengan fungsinya bagi kehidupan.
Apabila manusia makhluk sosial, yang tidak bisa mempertahankan hidup selamanya. Segala
sesuatu yang ada di dunia ini akan mengalami kerusakan dan hanya ada satu yang abadi yakni
tuhan yang maha Esa.
B. Tujuan
Di dalam artikel mejelaskan dan menerangkan kebudayaan melayu yang dibawa
oleh negara-negara dibelahan nusantara yang mengembangkan nilai sosial, tradisi, adat istiadat
yang ada di indonesia. Di Nusantara kebudayan Melayu di datangkan di Belahan Nusantara.
Pengertian melayu ada dua, melayu tua ( Proto Melayu ) dengan melayu muda (Deutro Melayu),
Jadi semua ini untuk melihat kembali fakta-fakta kebudayaan yang telah ada dan berkembang di
Indonesia khususnya Riau.

BAB II
PEMBAHASAN
PENULISAN SEJARAH DAN BUDAYA MELAYU
A. Beberapa Pengertian
Secara sederhana, sejarah merupakan pengetahuan tentang masa lampau.Menurut
sejarawan Baverley Southgate (1996), pengertian sejarah dapat didefinisikan sebagai studi
tentang peristiwa di masa lampau.Dengan demikian, sejarah merupakan peristiwa faktual di
masa lampau,bukan kisah fiktif apalagi rekayasa. Definisi menurut Baverley Southgate
merupakan pemahaman paling sederhana. Pengertian sejarah menurut Baverley menghendaki
pemahaman obyektif terhadap fakta-fakta historis. Metode penulisannya menggunakan narasi
historis dan tidak dibenarkan secara analitis (analisis sejarah).
Secara Filosofis, sejarah tidak cukup didefinisikan secara sederhana seperti teori
Baverley, tetapi merupakan sebuah proses memahami secara utuh pula interaksi manusia dengan
segenap potensi yang dimilikinya dalam ruang dan waktu tertentu. Menurut Benedetto Croce
(1951) sejarah merupakan rekaman kreasi jiwa manusia di semua bidang baik teiritikal maupun
pratikal. Kreasi spiritual ini senantiasa lahir dalam hati dan pikiran manusia jenius, budayawan,
pemikir yang mengutamakan tindakan dan pembaru agama.
Dengan mendefinisikan sejarah, perspektif filosofis semakin membuka cakrawala
pemahaman bahwa rangkaian peristiwa di masa lampau tidak cukup dipahami lewat pendekatan
politik. Sebab, peristiwa sejarah merupakan proses dialog yang melibatkan jiwa dan pikiran
manusia dalam ruang dan waktu tertentu, menempatkan manusia sebagai actor (subyek) sejarah.
Menurut filosof Plato (427-347), manusia adalah Hewan berpikir (animal rational).
Dalam konteks sejarah pendekatan budaya, penulis mengarai lima unsur yang masingmasing saling terkait,
pertama, dimensi ruang dan waktu. Dalam konteks penulisan sejarah perspektif budaya,
maka di mana dan kapan suatu peristiwa tersebut terjadi harus jelas dan tega. Pengandaian atau
penyebutan secara samara jelas bakal mengaburkan fakta sejarah.

Kedua, konsep manusia sebagai anilan rational dan latar belakang sejarahnya.
Menempatkan manusia sebagai actor sejarah yang memiliki kemampuan berpikir
merupakan cikal-bakal munculnya ide-ide kreatif muncul dalam proses dialog interaktif manusia
dengan realitas yang ia hadapi. Dari sinilah akar kebudayaan manusia.
Ketiga, setiap bangsa mendiami kawasan tertentu dan memiliki pola piker system social
serta budaya yang mereka warisi dari para pendahulu. Bangsa Persia yang mendiami kawasan
Barat Daya Iran merupakan bangsa pendatang.
Keempat, pola hubungan antara budaya dan kekuasaan. Setiap kebudayaan yang
memiliki oleh suatu bangsa jika tanpa ditopang oleh kekuasaan politik tertentu tidak akan
bertahan lama.
Kelima, bentuk kebudayaan dan unsur-unsur yang mempengaruhinya. Setiap
kebudayaan yang memiliki oleh suatu bangsa memiliki pertalian erat dengan kebudayaan lain
yang mempengaruhinya. Seperti tradisi paganisme di Timut Tengah pada Abad Kelima Masehi
merupakan bentuk pengaruh kebudayaan Persia dan Romawi (Byzantium).
Sejarah dalam uraian berikut tidak terpisah dari budaya atau kebudayaan (cultural
historiography). Kebudayaan diartikan sebagai hasil karya dan karsa manusia, baik dalam bentuk
materil, buah pikiran maupun corak hidup manusia. Menurut EB. Taylor kebudayaan
mewncakup aspek yang amat luas, yakni pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, dan adat
istiadat dan bahkan segala kebiasaan yan dilakukan dan dimiliki oleh manusia sebagai anggota
masyarakat
Secara singkat Kebudayaan adalah ajaran atau doktrin yang diamalkan oleh suatu bangsa.
Sifat dan bentuknya tergantung dengan kondisi alam tempat hidupnya. Karena itu kebudayaan
senantiasa berubah, baik karena disempurnakan ataupun karena bersentuhan dengan kebudayaan
lai. Persentuhan dengan kebudayaan lain tidak selamanya dapat memperkukuh kebudayaan suatu
bangsa, bahkan dapat memperlemah dan mungkin menghancurkannya.

a. Istilah melayu
Istilah Melayu berasal dari kata mala (yang berarti mula) dan yu (yang berarti negeri)
seperti dinisbahkan kepada kata Ganggayu yang berarti negeri Gangga. Pendapat ini bisa
dihubungkan dengan cerita rakyat Melayu yang paling luas dikenal, yaitu cerita Si Kelambai atau
Sang Kelambai. Cerita ini mengisahkan berbagai negeri, patung, gua, dan ukiran dan sebagainya,
yang dihuni atau disentuh oleh Si Kelambai, semuanya akan mendapat keajaiban. Ini memberi
petunjuk bahwa negeri yang mula-mula dihuni orang Melayu pada zaman purba itu, telah
mempunyai peradaban yang cukup tinggi. Kemudian kata melayu atau melayur dalam bahasa
Tamil berarti tanah tinggi atau bukit, di samping kata malay yang berarti hujan. Ini bersesuaian
dengan negeri-negeri orang Melayu pada awalnya terletak pada perbukitan, seperti tersebut
dalam Sejarah Melayu, Bukit Siguntang Mahameru.
Negeri ini dikenal sebagai negeri yang banyak mendapat hujan, karena terletak antara
dua benua, yaitu Asia dan Australia. Selanjumya dalam bahasa Jawa, kata melayu berarti lari
atau berjalan cepat. Lalu, dikenal pula ada sungai Melayu, di antaranya dekat Johor dan
Bangkahulu. Semua istilah dan perkataan itu dapat dirangkumkan sehingga melayu dapat
diartikan sebagai suatu negeri yang mula-mula didiami, dan dilalui oleh sungai, yang diberi pula
nama sungai Melayu. Mereka membuat negeri di atas bukit, karena ada pencairan es Kutub Utara
yang menyebabkan sejumlah daratan atau pulau yang rendah jadi terendam air. Banjir dari es
Kutub Utara itu lebih terkenal dengan banjir atau topan Nabi Nuh. Untuk menghindari banjir itu
mereka berlarian mencari tempat yang tinggi (bukit) lalu disitulah mereka membuat negeri.
Istilah melayu baru dikenal sekitar tahun 644 Masehi, melalui tulisan Cina yang
menyebutkan dengan kata Mo-lo-yeu. Dalam tulisan itu disebutkan bahwa Mo-lo-yeu
mengirimkan utusan ke Cina, membawa barang hasil bumi untuk dipersembahkan kepada kaisar
Cina. Jadi, kata melayu menjadi nama sebuah kerajaan dewasa itu. Namun demikian, kerajaan
Melayu sudah ada sejak satu milenium pertama sebelum Masehi yang dibuktikan gerabah
keramik di Barus di tengah Pulau Sumatera. Nenek moyang orang Melayu itu ternyata juga
beragam, baik asalnya yang mungkin dari suku Dravida di India, mungkin juga Mongolia atau
campuran Dravida dengan Aria yang kemudian kawin dengan ras Mongolia. Kedatangan mereka
juga bergelombang ke Nusantara ini.

Terdapat berbagai istilah tentang melayu, salah satu dari istilah tersebut seperti yang
dikemukakan oleh seorang Cendikiawan Melayu bernama Burhanuddin Elhulaimy yang juga
pernah menjadi ketua umum partai Islam Tanah Melayu. Dalam bukunya yang berjudul Asas
Falsafah Kebangsaan Melayu yang terbit pertama kali pada tahun 1950mencatat beberapa istilah
kata tersebut.
Ada pendapat yang mengatakan kata melayu berasal dari kata MALA yang berarti
mula dan YU yang berarti negeri. Kemudian kata melayu dalam bahasa tamil yang berarti
tanah tinggi atau bukit. Di samping itu ada juga yang berasal dari istilah Malay yang artinya
hujan. Ini sesuai dengan negeri-negeri orang melayu yang pada awalnya terletak pada
perbukitan, seperti tersebut dalam sejarah melayu, Bukit Sigantang Mahameru, negeri ini dikenal
sebagai negeri yang banyak mendapatkan hujan karena terletak diantara dua benua yaitu Asia
dan Autralia.
Selanjutnya, dalam bahasa jawa kata melayu berarti berlari-lari atau berjalan cepat.
Semua istilah dan perkataan itu dapat dirangkum, sehingga melayu dapat diartikan sebagai suatu
negeri yang pertama didiami dan dilalui oleh sungai yang diberi nama dengan sungai melayu.
Sejarah pertumbuhan kebudayaan melayu sejak zaman prasejarah. Keteranganketerangan yang diperlukan tentang manusia serta kebudayaannya masa itu, setidaknya
berdasarkan kepada dua sumber. Yaitu :

Peninggalan manusia prasejarah serta kebudayaannya yang meliputi fosil-fosil


(sisa tulang belulang manusia dan hewan) dan artefak-artefak (alat yang

dipergunakan oleh manusia prasejarah) yang ditemukan di dalam tanah.


Suku-suku bangsa yang waktu itu hidup terbelakang.

Di sumarta khususnya Riau menghadapi pesoalan prasejarah yang sulit, terutama dalam
usaha memperoleh gambaran tentang asal-usul penghuni pertama, beserta kebudayaannya.
Hampir tidak ditemukan fosil-fosil atau artefak-artefak yang dapat mendukung ke arah penelitian
itu. Hal ini berbeda dengan jawa yang banyak ditemuka fosil-fosil dan artefak-artefak. Akhirnya

penelitian arkeologi menyimpulkan di Sumatra 28 Mei 8 Juli 1973, tidak menghasilkan tulangtulang dari manusia pertama.
Walupun di Riau tidak ditemukan fosil-fosil atau artefak-artefak namu para peneliti masih
dapat mengambil manfaatnya karena terdapatnya suku-suku terbelakang di Riau saat ini, yaitu:
suku sakai di daerah Minas, Duri, Siak, Sungai Apit, Suku Orang Hutan atau Oran Bomai di
Kecamatan Kuto Darussalam dan Kepunahan Kampar, Suku Akik di Kecamatan Rupat
Bengkalis, Suku Talang Mamak di siberida, Rengat dan Pasir Penyu, Suku Laut atau Orang Laut
atau Orang Laut di Indragiri Hilir dan Kepulauan Riau.
Masih terdapatnya suku-suku terbelakan di atas dapat memperkirakan adanya gelombang
kedatangan nenek-moyang itu ke daerah Riau. Yaitu yang terdiri dari ras Weddoide (Wedda)
yang datan sesudah zaman es terakhir dan zaman mesolitikum yang menurut para ahli
dinyatakan sebagai suku ras manusia pertama di nusantara. Menurut Van Heekeren, kedatangan
ras Wedda ini diikuti pula oleh ras Malanesia, Austroloida dan Negrito. Mereka mencapai pulau
nusantara dengan berperahu Di Indonesia menurutnya ciri-ciri kehidupan orang Wedda itu ada
pada orang sakai di Riau, dan Oran Kubu di Riau, Palembang dan Jambi. Ciri-ciri mereka antara
lain rambut berombank-ombak, warna kulit sawo matang, bertubuh pendek (1,55 M) dan
berkepala mesocephal.
b. Pengertian orang melayu
Dalam arti luas istilah melayu merujuk kepada bangsa-bangsa Austronesia yang terdapat
disemenanjung tanah melayu dan kawasan-kawasan gugusan kepulauan melayu. Berdasarkan
The Malay Culture Studi Project (1972) konsep melayu merujuk kepada suku bangsa
disemenanjung tanah melayu termasuk orang-orang di thailand, indonesia, indonesia, Filiphina,
Madagaskar
Secara umum, dapat dikatakan bahwa pengertian melayu merujuk kepada bangsa yang
berbahasa melayu yang mendiami semenanjung Tanah Melayu, pantai timur Sumatra, dan
beberapa tempat lainnya di wilayah Nusantara. Dalam arti sempit yang terdapat daalam

perlembagaan Malaysia yakni perkara 153 mengatakan bahwa seseorang itu dapat di kategorikan
sebagai melayu apabila memiliki ciri-ciri seperti
a. Lazimnya berbahasa melayu
b. Berkebudayaan melayu
c. Beragama islam

Pengertian melayu menurut pengertian suku bangsa lebih berdasarkan etnis, walaupun
begitu syarat berbahasa melayu dan kebudayaan melayu masih dieperlukan, tetapi mereka
tidaklah semestinya beragama islam. Berdasarkan ini orang-orang melayu adalah:
a. Orang-orang melayu yang mendiami kawasan Thai, pesisir Sumatra ( utara medan, deli,
serdang, palembang, riau lingga )
b. Ada yang beragamabudha dan kristen
c. Orang-orang melayu di Brunai dan Sabah

Pengertian melayu berdasarkan Ras, yaitu menerangkan penduduk seluruh nusantara.


Berdasarkan kajian Geldara dan Kern, kumpulan bangsa melayu berasal dari utara selatan.
Mereka berasal dari satu kelompok bangsa kemudian tersebar keseluruh nusantara. Pengertian
mengikut ras ini lebih tertumpu kepada suatu rumpun bangsa yang besar dan berkaitan.
Pengertian orang melayu ini dapat dibedakan atas beberapa kategori atau ketentuan,
yakni:
Di bedakan antara melayu tua ( Proto Melayu ) dengan melayu muda (Deutro Melayu).

1. Melayu Tua (Proto Melayu)


Disebut melayu tua (proto melayu) karena inilah gelombang parantau melayu pertama
yang datang ke kepulauan melayu. Leluhur melayu tua ini diperkirakan oleh para ahli arkeologi
dan sejarah tiba sekitar 3000-2500 sebelum masehi
Adapun yang tergolong kedalam keturunan melayu tua (Proto Melayu) itu antara lain
orang talang mamak, oran sakai, dan suku laut. Keturunan melayu tua ini terkenal amat
tradisional, karena mereka amat teguh sekali memegang ada dan tradisinya. Pemegang teraju
adat seperti Patih, Batin dan Datuk Kayu, amat besar sekali peranannya dalam mengatur lalu
lintas kehidupan. Sementara itu alam pikiran yang masih sederhana dan kehidupan yang sangat
ditentukan oleh faktor alam, sehingga mereka mampu menghasilkan makanan dengan cara
bertani.
Perkampungan puak melayu tua pada masa dulu jauh terpencil dari perkampungan
melayu muda. Ini mungkin berlaku karena mereka ingin menjaga kelestarian adat dan resam
(tradisi) mereka. Keadaan ini menyebabkan mereka amat ketinggalan dalam bidang pendidikan
sehingga kemajuan kehidupan mereka amat lambat sekali.
2 . Puak melayu muda
Puak melayu muda yang disebut juga Deutro Melayu gelombang kedua. Kedatangan
nenek moyan mereka tiba antara 300 250 tahun sebelum masehi, mereka lebih suka mendiami
daerah pantai yang ramai disinggahi perantau dan daerah aliran sungai-sungai besar yang
menjadi lalu lintas perdagangan, karena itu mereka bersifat lebih terbuka dari melayu tua.
System social dan system nilainya punya potensi menghadapi perubahan ruang dan waktu, serta
selera zaman.

Pada masanya, baik melayu tua maupun melayu muda sama-sama memegang kepercayan
nenek moyang yang disebut animisme (Semua benda yang mempunyai roh) dan dinamisme
( roh-roh nenek moyang) kepercayaan ini kemudian semakin kental, oleh ajaran hindu dan
Buddha sebab antara kedua kepercayaan ini hamper tidak ada bedanya. Keduanya sama-sama
berakar pada alam pikiran leluhur, yang kemudian mereka beri muatan motos, sehingga
bermuatan spiritual, maka setelah kehadiran agama islam terutama didaerah pesisir pantai serta
daerah aliran sungai-sungai besar di Riau. Ternyata Puak melayu muda lebih suka memeluk
agama baru yang rasional itu. Kedatangan agama islam itu telah membangkitkan semangat
bermasyarakat yang lebih kuat dan kokoh, sehingga berdirilah beberapa kerajaan melayu dengan
dasar islam
Ada 6 macam puak melayu yang ada di Riau
1.

Puak melayu Riau Lingga, mendiami kekas kerajaan Riau Lingga, yaitu sebagian besar
daerah kepulauan Riau yang sekarang terdiri dari kabupaten kepulauan Riau, karimun dan
natuna. Mereka sebagian telah nikah kawin dengan perantau Bugis dalam abab ke- 18.

2.

Puak melayu Siak, mendiami bekas kerajaan Siak yang sebagian besar merupakan daerah aliran
sungai Siak. Mereka sebagian nikah kawin dengan keturunan Arab sehingga sebagian dari
sultan Siak keturunan Arab.

3.

Puak melayu Kampar, mendiami daerah aliran batang Kampar, mereka ada yang nikah kawin
dengan perantau minangkabau dan ada pula dengan orang jawa yang menjadi Romusha Jepang.

4.

Puak melayu Indragiri, mendiami daerah Indragiri takni daerah aliran sungai Indragiri, mereka
ada yang nikah kawin dengan perantau Banjar dan juga keturuanan Arab.

5.

Puak melayu Rantau Kuantan, mendiami daerah aliran Batang Kuantan yang telah masuk
kedalam kabupaten Kuantan Singingi.

6.

Puak melayu Petalangan, mendiami daerah Belantara yang dilalui beberapa cabang (anak)
sungai didaerah Pangkalan Kuras.
Kepemimpinan melayu, baik melayu tua maupun melayu muda terdiri dari pemangku
adat (sebagai pemimpin formal) disamping tokoh tradisi seperti dukun, bomo, pawing,
kemantan, dan guru silat sebagai pemimpin informal. Tetapi setelah melayu muda membentuk
guru beberapa kerajaan melayu dengan dasar islam maka muncullah pemegang kendali, kerajaan

yang disebut raja, sultan dan pertuah. Kehadiran islam juga telah menampilkan cendikiawan
yang disebut ulama. Dengan demikian kehidupan melayu muda ini dipandu oleh raja (sultan),
ulama, emangku adapt dan tokoh tradisi. Semua orang terpandang ini sering disebut dengan
istilah orang patut. Disebut demikian karena mereka dipandang patut atau layak dalam bidang
kehidupan yang dipimpinnya.
Meskipun kita melihat ada perbedaan antara melatu tua dan melayu muda, namun kedua
keturunan puak melatu itu akan selalu menampilkan budaya perairan mereka, mereka disebut
manusia perairan, bukan manusia pegunungan. Sebab mereka menyukai Air Laut dan suka
mendiami daerah aliran sungai, tebing pantai dan rimba belantara yang banyak di lalui oleh
sungai-sungai. Sebab itu budaya mereka selalu berkaitan dengan air laut, seperti sampan, rakit,
perahu, jalur, titian, berenang dan bermacam perkakas penangkapan ikan seperti jala dan kail
(pancing).
Pada bagian yang kedua, pengertian orang melayu juga dapat dipakai terhadap pihak
yang telah menikah (kawin) dengan pihak puak melayu tua maupun melayu muda. Dengan
nikah- kawin itulah keturunan akan mempunyai tingkah laku sesuai dengan sistem nilai yang
patut dianut puak melayu.
Pada bagian ketiga,dalam rantangan yang telah panjang mungkin saja seseorang atau
suatu keluarga menyebut dirinya orang melayu, karena telah begitu lama menetap di kampung
orang melayu, walaupun mereka belum melakukan pernikahan dengan salah satu puak melayu
tadi, tetapi karena dibesarkan dalam lingkungan masyarakat dan budaya melayu, akhirnya
mereka merasa diri mereka sebagai bagian dari masyarakat melayu di mana mereka tinggal.
Mereka meningalkan orentasi budaya negeri asalnya, lalu memakai bahasa dan budaya melayu.
Di samping itu, ada lagi cara yang khas bagi perantau yang ingin menjadi warga suatu
suku atau puak melayu, perantau itu mula-mula membeikan perlindungan sosial., jadi dirumah
induk semang itulah biasanya perantau itu numpang, setelah itu barulah dia mencari orang yang
akan dijadikan ibu atau saudaranya, peristiwa suku inilah terkandung dalam sebuah pantun
melayu yaitu:

Kalau anak pergi ke lapau


Yu beli beranak beli
Ikan sembilang beli dahulu
Kalau anak pergi merantau
Induak semang cari dahulu.
Inilah pengartian orang mlayu yang terbatas pada asal ususl puak, di lengkapi kata qori
agama islam, serta kategori adat, seram dan bahasa. Pengertian ini bisa dipakani pada daerah
yang berpenduduk tradisional melayu, seperti deli dan langkat di sumatra utara, Riau, Jambi, dan
Palembang.
Diluar ini masih ada pengertian oran melayu hanya sebatas bahasa dan budaya seperti
melayu. Polonesia atau austronesia yang kawasannyaterbentang mulai dari pulau paas dilaut
teduh (sebelah timur) samapi ke madagarkar di barat. Serta dipulau formasa atau taiwan utara
sampai new zeland di selatan. Inilah rumpun melayu yang terbesar yang mempunyai persamaan
bahasa serta persamaan budaya seperti suku makan sirih dan asam-asaman.
Sementara di malaysia berlaku pengertian orang melayu yang khas, disana penduduk
keturunan cina, keling, orang kulit putih dan berbagai suku bangsa lainnya yang belum memeluk
agama islam,dipandang bukan oran melayu. Sementara suku jawa, makasar, banjar dan berbagai
suku di Nusantara ini yang telah masuk agama islam akan diperkenalkan sebagai orang melayu.
c.Pandangan tradisional puak melayu di Riau
1. Pandangan terhadap kerajaan
Dalam hal kerajaan atau Negara, orang melayu di Riau memandang kerajaan itu
alat untuk melindungi yang lemah dari pada penindasan oleh yang kuat. Ada tiga macam
orang yang lemah. Petama, lemah dalam status sosial, ditindas oleh yang berkuasa.

Kedua, lemah dalam ekonomi, ditindas oleh orang kaya. Ketiga, lemah fisik, ditindas
oleh orang kuat (bagak).
Dalam hal ini Raja Ali Haji (1808-1870) telah memberikan panduan dalam
kitabnya Mukaddimah fi Intizam (ditulis tahun 1857) .kekuasaan yang di pegang seorang
raja amatlah besar peranannya terhadap rakyat.jika dia tidak memakai panduan
Rasulullah .niscaya menjadi raja yang dzolim terhadap rakyatnya dan akan mendapat
dosa yang besar.karena itu di anjurkan seorang raja hendaklah mengendalikan diri dengan
mengingat

kematian

dan

mempertanggungjawabkan

segala

tindakan

dalam

kekuasaannya.
Rangkaian gambaran ini memberikan penjelasan kepada kita bahwa orang
melayu menhendaki pemimpinnya disamping tajam berfikir atau bijaksana,tetapi juga
seorang yang taat dan melaksanakan ajaran agama islam.semakin taat seorang raja
menjalankan perintah Allah Swt dan Rasululah Saw maka semakin besar kemungkinan
kerajaan dan negara itu mendapatkan kesejahteraan dan kemakmuran.maka tak heran jika
sebagian besar Raja-Raja melayu malah menganut tarekat naqsabandiyah.Raja Ali Haji
memandang kekuasaan hanyalah sementara.
2. Pandangan Bahasa Melayu
Bahasa melayu merupakan cikal bakal bahasa persahabatan indonesia, maka
melalui bahasa melayu (ungkapan-ungkapan pepatah, perumpamaan, pantun, syair, dan
sebagainya) telah tersirat pula norma kesopanan dari pergaulan yang memeberi corak tata
pergaulan nasional.
Bahasa dipandang oleh orang melayu sebagai pancaran budi pekerti. Gambaran
batin hendaknya terlukis juga dalam penampilan bahasa. Karena itulah raja Ali Haji
sampai menyusun ikat gurindam jika mahu tahu orang yang berbangsa, lihat kepada
budi bahasa. Jika lahir dalam batin tidak senada, maka itulah orang munafik, yang
disindir dengan pepatah lain di mulut lain di hati.
Orang Melayu tradisional cenderung

berfikir

metaforik.maksudnya

pengungkapan pikiran,sering memakai perlambangan.jadi tidak langsung menyebut


sasaran daripada objektif fikiran.ini ada hubungannya dengan sikap pemalu serta ragam
emosi yang suka menghindar dari pertikaian.jika di keluarkan langsung kuatir akan
menyinggung perasaan .penampilan buah pikiran dan perasaan ini telah menyebabkan

bangsa melayu kaya dengan ungkapan.ada yang disebut pepatah, yaitu ungkapan yang
digunakan untuk mematahkan ucapan lawan bicara.
Ahli bahasa membagikan perkembangan bahsa melayu kepada tiga tahap utama, yaitu:
bahasa melayu kuno, bahasa melayu klasik, dan bahasa melayu modern.

bahasa melayu kuno


Merupakan

keluarga

bahasa

nusantara

yang

pernah

mencapai

puncak

kegemilangan dari abad ke-7 sampai abad ke-13 pada zaman kerajaan Sri Wijaya, sebagai
bahasa pentabiran atau bahasa nasional.bahasa ini banyak di gunakan di semenanjung
kepulauan Riau dan Sumatra. Ia menjadi bahasa pentakbiran karena bersifat sederhana
dan mudah menerima pengaruh luar, tidak terikat kepada perbedaan susunan lapisan
masyarakat mempunyai sistem yang lebih mudah berbanding dengan bahasajawa
ciri-ciri bahasa melayu kuno:
1. Susunan kalima bersifat melayu
2. Bunyi vokal b menjadi w dalam melayu kuno, contoh: bulan menjadi wulan
3. Bunyi awalan ber menjadi mer, contoh: berlepas menjaji merlepas
4. Awalan di menjadi ni, contoh: di perbuat menjadi ni perbuat

Bahasa melayu klasik


Puncak kegemilangannya dibagi kepada tiga zaman, yaitu: zaman kerajaan malaka,
kerajaan aceh dan kerajaan johor Riau.
Ciri-cirinya:

1. Kalimatnya panjang, berulang berbelit-belit, contoh: sebermule maksud hamte


menjengah kesini
2. Menggunakan bahasa, contoh: patek, hambe, tuan

3. Kosa kata klasik, contoh: sahaya (biasa), masygul (bersedih)


4. Banyak menggunakan pangkal kalimat, contoh: sebermula, alkisah, adapun

Bahasa melayu modern


Bermula pada abad ke-19 merupakan permulaan zaman bahasa melayu modern. Bahasa
melayu modern ini sering kita dengar dan tidak asing lagi bagi kita. Bahasa melayu
modern ini banyak digunakan oleh orang melayu sekarang, misalnya: bahasa melayu
yang ada di Riau sekarang,Malaysia, kepri, dan kawasan di nusantara lainnya.
3. Pandangan terhadap harta
Mengenai harta bena, yang utama ialah berkarya bukan jumlahnya. Harta yang
mendapat berkah itu harta yang diperoleh dengan halal. Harta yang serupa ini akan
memberi manfaat tahan lama. Sebaliknya harta yang tidak halal, akan mendatangkan
bencana, penyakit dan siksaan kemudian hari.pada sisi sifatnya kikir dipandang hal yang
buruk karena meskipun di dapat dengan cara yang halal tetepi tidak mendatangkan berkah
dan mamfaat pada orang lain.itulah sebabnya orang kaya haruslah dermawan.sifat loba
telah disindir orang melayu seperti Belanda meminta tanah dan orang kikir
diungkapkan dengan kata Tangguk Rapat
Pandangan terhadap harta benda ini, amat kentara sekali telah terbentuk oleh
panduan ajaran Islam. Penafsiran tradisional orang melayu terhadap islam mengenai harta
benda menekankan betapa orang harus hati-hati terhadap harta benda. Sebab yang sering
terjadi bukan kebaikan yang diperoleh dari kekayaan harta itu, tetapi kemudaratannya.
Karena itulah mereka cenderung mencari harta benda sekedar untuk dipakai. Kalau sudah
berlebihan, mereka kuatir menjadi siksa.
Kecendrungan sikap demikian, telah membentuk pula pandangan ekonomi orang
melayu. Mereka mempunyai pandangan ekonomi, pakailah sehan lama, sehingga sampai
kepada anak cucu.bukan untuk lkami kuasai sebanyak-banyaknya sekarang sehingga tak
ada lagi cadangan di belakang hari.bersabit dengan itu mereka cenderung berbondongbondong saling tolong menolong sehingga ketikan ada kesulitan ada orang yang saling
bantu.

Unsur pemerataan ekonomi yang menonjoldalam pandangan orang melayu.tuan


guru Abdul Wahab Rokan (Meninggal 1345 H atau 1926 M) berwasiat agar berniaga itu
hendaklah berkongsi bukan sendirian.dalam mencari nafkah itu beliau berpesan agar
bersedekah setiap hari.para keluarga raja-raja Riau-Lingga juga telah berjaya membuat
kongsi perdagangan.mereka membentuk Syarikat Dagang Ahmadi tahun 1906 di pulau
Midai sampai tahun 1995.kekayaan Syarikat Dagang Ahmadi masih berupa kebun kelapa
dan cengkeh.hanya sayang tak terurus.tetapi di Singapura koperasi itu brjaya pula dengan
mendirikan percetakan yang bernama Al Ahmadiah Press..
Seiring dengan pandangan ekonomi yang tidak serakah,maka hutang dalam
pandangan orang melayu adalah beban,hutang itu adalah beban harga diri.pertimbangan
untuk menjaga harga diri itu tlah membuat generasi melayu masa silam membuat kebun
kelapa dan getah karet.kedua macam kebun ini dapat bertahan lama sehingga dapat
menolong anak cucunya di kemudian hari.sayangnya harga komoditi ini berkali-kali jatuh
sehingga memberi pukulan pada semangat untuk berkebun.belakangan tahun 1980-an
harga getah membaik dan membangkitkan semangat orang melayu untuk berkebun.tapi
sayang mereka kekurangan dana dan juga lahan yang telah banyak jatuh ke perusahaan
besar.
Meskipun orang melayu tradisional telah membuat kebun untuk menjaga
martabat anak cucunya sehingga terhindar dari kejahatan,namun usaha iu mereka lakukan
jarang dengan niat ingin menjadi orang kaya.jadi motifnya sebagian besar hanyalah untuk
memelihara keturunan dan dirinya sendiri dari kemungkinan tertimpa aib karena
kemiskinan.ada kesan bahwa hiduplah yang menjamin rezeki bukan rezeki yang
menjamin

hidup.pandangan

itulah

yang

sebagian

melalaikan

orang

melayu

mempergunakan waktu untuk kepentinga mencari harta benda.pengertian waktu lebih


merujuk pada dimensi melakukan ibadah terhadap Allah SWT.tetapi bukan tak pandai
mencari nafkah maksudnya ialah selain mencari nafkah tidaklah lupa pada waktu untuk
beribadah sehingga syariat tetap dijalankan.
Kesederhanaan orang melayu hampir kelihatan dari segala penjuru hidupnya.dari
pakaian,perumahan dan makanannya.pakaian tradisional melayu laki-laki cukup dengan
kopiah ,baju teluk belanga,sesamping di pinggang,celana panjang bertali dan alas
kaki.sedangkan perempuan terdiri dari selendang,baju kurung dan kain panjang.begitu

juga dengan makanan ialah makanan yang telah diawetkan dengan disalai,diasamkan dan
diasinkan.
4. Lambang sosial budaya
Sirih pinang atau lengkapnya sirih, pinang, kapur, tembakau, dan gambir di
samping menjadi makanan, juga menjadi lambang kehidupan dan kegiatan sosial. Sirih
telah dipakai sebagai tanda basa-basi pergaulan. Di mana bertemu kaum kerabat dan
kontak sosial, sirih telah disodorkan untuk pembuka kata. Sirih dipakai untuk
pengobatan, misalnya untuk mempertahankan gigi, pemerah bibir, obat luka dan gatalgatal. Tapi sirih pinang juga dipandang sebagai lambang suka duka kehidupan manusia.
Kalau kita makan sirih, maka akan ada empat yang kita rasakan, yaitu manis, kelat, pahit,
dan pedas. Manis akan dipandang sebagai rasa senang dan bahagia. Pahit rasa kecewa,
penderitaan maupun cobaan. Kelat sebagai rasa kesal dan jengkel. Sedangkan rasa pedas
sebagai rasa marah.
5. Tigkat emosi
Sentuhan perasaan atau tingkat emosi puak melayu Riau, dapat direntang dari
tingkat malu, menghindar dan merajuk, disusul oleh latah dan aruk berakhir dengan
amuk. Senarai reaksi lahir dan batin ini, tentu saja berbeda intensitas dan kualitasnya
dalam berbagai ragam puak melayu di rantau ini. Dengan kata lain ,tiap puak bisa punya
semacam rentangan emosi yang relatif bervariasi dengan puak lainnya, sesuai dengan
keberadaan ruang dan waktu serta kesejahteraannya masing-masing. Oleh sebab itu,
keadaan ini biasanya dipahami dengan baik oleh pemegang teraju kahidupan puak
melayu, seperti pemangku adat, ulama, dan totoh tradisi.
Malu,sudah merupakan pakaian utamadalam tingkah laku sosial budaya puak
melayu.penampilan malu menjadi bagian dari harga diri sebagaimana ungkapan melayu
tidak bermalu (tidak punya harga diri). Sebeb sebaik-baiknya pakaian adalah budi
pekerti.sedangkan muatan budi pekerti adalah rasa malu. Pada melayu tua,sifat malu
sudah disebati dengan adat resam (tradisi).sedangkan pada melayu muda malu sudah
terpatri dalam islam sehingga malu menjadi sebagian dari iman.
Menghadapi silang sengketa orang melayu lebih cenderung menghindar.dan
dapat dibuka jalan perundingan agar satu sama yang lainnyasampai pada tolak angsur
untuk membuat perdamaian.jika tidak berhasil maka orang melayu lebih memilih
merajuk atau menjauh dari perselisihan dan tidak ada kontak lagi dengan lawan yang
berselisih.

Diluar sudut pandang Antropologis merajuk memberi kesan merugikan.tetapi


bagi yang merajuk hal itu menjadi terapi kejiwaan sebab dengan langkah tersebut dia
akan terhindar dari medan perselisihan yang berkepanjangan.dengan sikap merajuk tetap
mempunyai rasa harga diri.sebab tindaka tersebut tidak memaksalan kehendak orang
lain.dengan demikian merajuk adalah tehnik menahan diri.sehingga pertikaian tidak
sampai berakhir dengan fatal..
Menghadapi tekanan kekuasaan yang bertentangan dengan nilai-nilai agama,adat
dan tradisi yang baik puak melayu sering memberi reaksi LATAH.Dengan sikap ini
segala perintah dari pemimpin yang zalim akan diiyakan.tetapi tidak akan
dilakukan.dengan sikap seperti itu diharapkan pemimpin yang zalim akan sadar bahwa
perintah itu tadak benar dan tidak adil.
Dalam pergaulan sosial bisa jadi pemegang teraju kehidupan berlaku lancang
terhadap warganya.sehinggadia tidak tampil lagi sebagai seorang yang arif.keadaan ini
bisa menimbulkan emosi aruk pada puak melayu.pihak warga yang dihina (dilanggar hak
azasinya) akan membalas dengan tidak menghormatinya.Pemimpin biasanya dipanggil
dengan kata bapak,yang dipertuan bahkan duli tuanku,maka akan dipanggil sebagai orang
kebanyakan seperti panggilan kau atau kamu.ini dipandang wajar.pemimpin itu
sepatutnya mengajari rakyatnya menghargai martabat orang lain,bukan menghina mereka.
Selanjutnya amuk adalah tingkatan emosi yang paling tinggi.reaksi ini timbul
bila segala tata nilai,terutama agama dan adat dilanggar secara terang-terangan oleh
seseorang yang zalim..dalam keadaan seperti itu segala nasehat dan peringatan
kandas.orang atau warga berada dalam keadaan terancam untuk memilih hidup dihina dan
ditindas.amuk meruapakan penampilan emosi yang garang menghadapi pedang yang
terhunus yang zalim.
6. Orientasi Nilai Tradisional
Resam,adat dan agama islam telah merupakan 3 sistim nilai yang mendasar
dalam kehidupan orang melayu.ketiga tata inilah yang membentuk pandangan dan sikap
hidup mereka.jika kita perhatikan bagaimana tata nilai ini dalam pandangandan sikap
hidup mereka maka terbayang semacam kecenderungan mereka terhadap berbagaisegi
kehidupan. Ada orientasi nilai tradisional itu yang diantara yang penting ialah sebagai
berikut :
Sederhana dalam penampilan hidup

Berusaha tidak melampaui norma-norma yang berlaku..para pelampau akan


melahirkan sikap serakah,egois dan sombong.sehingga merusak pergaulan sosial.
Hutang dianggap bukan hanya beban material tetapi beban moral.
Sebab hutang bersipat negatif. Jika terpaksa berhutang maka cepatlah di
selesaikan jangan di bawa mati,.
Martabat atau harga diri berada diatas nilai kebendaan
Orang besar adalah orang yang memelihara budi pekerti demikian kata Raja Ali
Haji.inilah sebabnya orang melayutabu akan berbuat maksiat.
Penyakit disamping disebabkan kuman tetapi juga disebabkan oleh makhluk
halus dan perbuatan manusia.
Gangguan makhluk halus dapat mendatangkan mala petaka.tetapi perbuatan dosa
juga dapat mendatangkan penyakit.
Contoh :
Jika seorang ibu mendapati anaknya sakit perut karena makan jambu, maka tidak
lah pertama kali menanyakan keadaan jambu baik atau busuk tetapi menanyakan
bagaiman cara anak tersebut mendapatkan jambu,jika jambu tersebut hasil
mencuri maka yakinlah itu yang menyebabkan datangnya penyakit.
Kejujuran adalah penampilan harga diri yang utama.
Sebab sekali lancung,seumur hidup orang tak akan percaya
Persaudaraan harus ujud dalam kebersamaan.
Tanda persaudaraan adalah harta,tenaga dan fikiran.jika tak dapat menolong
dengan harta maka tenaga pun bisa jika tidak bisa juga maka bisa dengan fikira.
Bahasa adalah lambang budi pekerti.
Kesimbangan lahir dan bathi merupakan tajuk mahkota kehidupan.
Inilah hidup yang bernilai.jika zahirnya buruk (penampilan buruk maka batinnya
haruslah baik) jika yang bathinnya yang jaauh lebih baik dari zahirnya itulah
manusia mulia.
Kekuasaan hendaklah terbagi atas beberapa teraju kehidupan,
Beraja di hati,dersultan dimata adalah mala petaka .itualah sebabnya kekuasaan
raja-raja melayu terbagi atas beberapa kendali.yang dipertuan besar dengan gelar
sultan.yang dipertuan muda denga gelar raja adalah pelaksana amanah
kerajaan.sedangkan kadi atau mufti yang memegang teraju mahkamah akan
memberikan panduan syariat,undang dan adat.agar terpelihara keadilan dan
kebenaran. Dalam kesatuan kepemimpinan adat maka terbagilah kekuasaan atas
penghulu
pemelihara

dan
teks

batin.sebagai

pemegang

adat,hulubalang,sebagai

kendali,monti
pengambil

(tongkat),sebagai

tindakan

terhadap

pelanggaran norma-norma dan malin (ulama) yang memberikan timbangan


keadilan.
Perselisihan sedapat mungkin dihindarkan.
Hidup dan waktu tidak dihubungkan dengan baik.
Waktu hanya merujuk pada waktu beribadah tidak dilengkapi dengan waktu
untuk bekerja.padahal waktu syariat hendaklah sejalan dengan waktu bekerja.
Menonjolkan diri dipandang sebagai akhlak yang tidak baik.
Hukum yang terkandung dalam adat dan undang-undang yang dibuat oleh
kerajaan (Negara) jangan dipermainkan.
Sebab bila hukum tidak berada dalam timbangan yang adil dan hati nurani yang
benar niscaya akan merusak tatanan kehidupan masyarakat.hukum yang
digunakan ialah :
Hukum beruk besar di rimba hukum yang dipaksakan.
Hukum si girik panggang. Kedua hukum jarang dipakai .hukum hukum
hendaknya kalau masih dalam batas-batas pelanggaran yang ringan.bukan
pertama-tama untuk menyiksa,tetapi sentuhan peringatan sehingga timbul
keinsyafan
Hukum si palu palu ular
Ular dipalu tidak mati tanah karena tidak lumbang.jadi sipelanggar tidak bisa
berubah menjadi orang yang

baik-baik.sedangkan masyarakat tidak gelisah

dengan hukum.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalau membicarakan sejarah pasti berkenaan dengan masa lalau atau masa yang silam.
Sejarah tidak terpisah dari budaya atau kebudayaan (cultural historiography). Kebudayaan
diartikan sebagai hasil karya dan karsa manusia, baik dalam bentuk materil, buah pikiran
maupun corak hidup manusia. Menurut EB. Taylor kebudayaan meencakup aspek yang amat

luas, yakni pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, dan adat istiadat dan bahkan segala
kebiasaan yang dilakukan dan dimiliki oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sedangkan
melayu Ada pendapat yang mengatakan kata melayu berasal dari kata MALA yang berarti
mula dan YU yang berarti negeri. Pengertian orang melayu ini dapat dibedakan atas beberapa
kategori atau ketentuan, yakni:
Di bedakan antara melayu tua ( Proto Melayu ) dengan melayu muda (Deutro Melayu).
1. Melayu Tua (Proto Melayu)
Disebut melayu tua (proto melayu) karena inilah gelombang parantau melayu pertama
yang datang ke kepulauan melayu. Leluhur melayu tua ini diperkirakan oleh para ahli arkeologi
dan sejarah tiba sekitar 3000-2500 sebelum masehi
Adapun yang tergolong kedalam keturunan melayu tua (Proto Melayu) itu antara lain
orang talang mamak, oran sakai, dan suku laut. Keturunan melayu tua ini terkenal amat
tradisional, karena mereka amat teguh sekali memegang ada dan tradisinya. Pemegang teraju
adat seperti Patih, Batin dan Datuk Kayu, amat besar sekali peranannya dalam mengatur lalu
lintas kehidupan. Sementara itu alam pikiran yang masih sederhana dan kehidupan yang sangat
ditentukan oleh faktor alam, sehingga mereka mampu menghasilkan makanan dengan cara
bertani.
2 . Puak melayu muda
Puak melayu muda yang disebut juga Deutro Melayu gelombang kedua. Kedatangan
nenek moyan mereka tiba antara 300 250 tahun sebelum masehi, mereka lebih suka mendiami
daerah pantai yang ramai disinggahi perantau dan daerah aliran sungai-sungai besar yang
menjadi lalu lintas perdagangan, karena itu mereka bersifat lebih terbuka dari melayu tua.
System social dan system nilainya punya potensi menghadapi perubahan ruang dan waktu, serta
selera zaman.
Pada masanya, baik melayu tua maupun melayu muda sama-sama memegang kepercayan
nenek moyang yang disebut animisme (Semua benda yang mempunyai roh) dan dinamisme

( roh-roh nenek moyang) kepercayaan ini kemudian semakin kental, oleh ajaran hindu dan
Buddha sebab antara kedua kepercayaan ini hamper tidak ada bedanya. Keduanya sama-sama
berakar pada alam pikiran leluhur, yang kemudian mereka beri muatan motos, sehingga
bermuatan spiritual, maka setelah kehadiran agama islam terutama didaerah pesisir pantai serta
daerah aliran sungai-sungai besar di Riau. Ternyata Puak melayu muda lebih suka memeluk
agama baru yang rasional itu. Kedatangan agama islam itu telah membangkitkan semangat
bermasyarakat yang lebih kuat dan kokoh, sehingga berdirilah beberapa kerajaan melayu dengan
dasar islam.
B. Saran
Kami sebagai penyusun dan penulis Makalah ini mohon maaf kepada pembaca karena
dalam pengetikan dan penyusunan serta dari segi isi dan bahasa masih ada terdapat kesalahan
dan kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan sarab pembaca untuk
kesempurnaan makalah selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA
E.B. Taylor. Primitive Cultural, New York: Brentanos, 1924,
______Suhaimi, dkk, Pengantar Studi Tamadun Melayu, (Pekanbaru, UNRI Press, 2008)
H.R. van Heekeren. Penghidupan dalam zaman Pra Sejarah diIndonesia. Edisi
______terjemahan. Jakarta: Lembaga Kebudayaan Indonesia. 1955,
Al-Azmy, Asal Usul Melayu, (2009)

______A.A John, The Turning Image: Myth and Reality in Malay Perceptions of the Past
dalam Anthony Reid & David Marr (eds). Perception of the Past in Southeast Asia. Singapura:
Heinemann Education Books Latd. 1979,

PERTANYAAN
PERTANYAAN KEL.4MAHADI
1.BAGAIMANA CARA MEMAKAI KEHIDUPAN DALAM MELAYU ?
DIJAWABASEP HARIS
Dengan cara melestarikan kebudayaan yang telah melekat pada masyarakat
setempat. Gladwell melanjutkan bahwa warisan budaya adalah kekuatan yang kuat,
dan dengan memilikinya, kita bahkan memiliki kekuatan dan kehidupan yang panjang.
Warisan budaya membuat kita bertahan dari generasi ke generasi, hampir utuh, bahkan
ketika kondisi ekonomi, sosial dan demografi yang melahirkan kita lenyap, budaya tetap
memainkan peran dalam mengarahkan perilaku kita. Kita bahkan tidak dapat
memahami dunia tanpa warisan budaya.
2.PERTANYAAN KEL.1HERDIN
APABILA SALAH SATU ACARA ADAT TERLUPAKAN,BAGAIMANA SANKSI YANG
DIBERIKAN ?
DIJAWABAFRI CANDRA DAN BENY IRAWAN
ADA,SALAH SATU CONTOH JIKA ADA MENIKAH SESUKU.Sanksi adat perkawinan
sesuku yaitu di buang sepanjang adat sangat berpengaruh sekali terhadap kehidupan
pelaku di dalam masyarakat, terutama di dalam kaumnya. Pelaku akan dikucilkan dari
kaum serta menerima berbagai cemoohan di lingkungan tempat tinggalnya. Pada
umumnya tokoh adat maupun tokoh agama, melarang dengan sangat tegas terjadinya
perkawinan sesuku. Walaupun ada salah satu dari tokoh agama yang membolehkan
terjadinya pekawinan sesuku yang tidak sepayung, namun beliau tetap tidak sepakat
apabila terjadi perkawinan sesuku yang sepayung. Adapun menurut ajaran Islam,
perkawinan sesuku ini sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri.
3.PERTANYAAN KEL.5YUNI

BAGAIMANA PROSES PEMBENTUKAN DALAM MENEMUKAN NILAI-NILAI TRADISI


MELAYU ?
DIJAWABLUTHFI ADHARI
DIMULAI DARI SEJAK LAHIR HINGGA MENINGGAL DUNIA,DAN DAPAT DIMULAI
DARI AWAL BERKELUARGA,DENGAN CARA: menyesuaikan diri dari masing-

masing pihak. Pengenalan dan pendekatan untuk dapat mengenal watak


masing-masing pribadi dan keluarganya penting sekali untuk
memperoleh keserasian atau keharmonisan dalam pergaulan antara
keluarga kelak kemudian.
Perkawinan juga menuntut suatu tanggungjawab, antaranya menyangkut
nafkah lahir dan batin, jaminan hidup dan tanggungjawab pendidikan
anak-anak yang akan dilahirkan.
4.PERTANYAAN KEL.6RYAN
BAGAIMANA JIKA TERJADI PELANGGARAN ETIKA DALAM
KEBUDAYAAN MELAYU JIKA, HAMIL DULUAN,BAGAIMANA
TATA CARA PERNIKAHANNYA ?APAKAH SEPERTI BIASA ATAU
TIDAK ?
DIJAWABDILA DAN DELLA
Sama seperti biasa,Upacara pernikahan masyarakat Melayu Riau
sangat menitik beratkan soal Agama Islam dan adat atau susur
galur peraturan dalam pelaksanaannya. Susur galur peraturan
tersebut melibatkan tata cara komunikasi yang digunakan ketika
prosesproses pernikahan berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai