Disusun Oleh :
Brian Rizadhani Latuconsina (1101130183)
Dian Kurnia Imanda (1101140034)
Nahla Dewi Sartika (1101144414)
Ramania Kartikaningtyas (1101130273)
Arum Rachmapramita (1101130292)
Fransisca Margaret (1101140214)
R. Rama Prasetyo A.(1101144236)
Siti Hartinah (1101144224)
Dimas Wahyu Nugroho (1101130111)
Fahrudin Fajar Anggoro (1101144036)
Lazuardi Ramadeanto (1101144316)
BAB I
Latar Belakang, Tujuan, Manfaat
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian bagian komunikasi & standarisasi wireless
2. Mengetahui pengertin site dan cara kerjanya
3. Mengetahui pengertian cell dan cara kerjanya
4. Mengetahui pengertian kluster dan cara kerjanya
5. Mengetahui pengertian cell splitting dan cara kerjanya
6. Mengetahui pengertian sektorisasi dan cara kerjanya
7. Mengetahui pengertian frequency reuse dan cara kerjanya
8. Mengetahui pengertian blok siskom analog & digital dan cara kerjanya
9. Mengetahui pengertian modulasi dan cara kerjanya
10. Mengetahui pengertian duplexing dan cara kerjanya
11. Mengetahui pengertian multiple access dan cara kerjanya
12. Mengetahui pengertian interferensi
13. Mengetahui pengertian handover dan cara kerjanya
14. Mengetahui pengertian mobile radio propagation dan cara kerjanya
15. Mengetahui pengertian small & large fading dan cara kerjanya
1.3 Manfaat
1
BAB II
PEMBAHASAN TIAP SILABUS
IEEE
IEEE adalah organisasi nirlaba internasional, yang merupakan asosiasi profesional
utama untuk peningkatan teknologi. Sebelumnya, IEEE merupakan kepanjangan dari
Institute of Electrical and Electronics Engineers. Namun berkembangnya cakupan
bidang ilmu dan aplikasi yang diperdalam organisasi ini membuat nama-nama
kelektroan dianggap tidak relevan lagi, sehingga IEEE tidak dianggap memiliki
kepanjangan lagi, selain sebuah nama yang dieja sebagai Eye-triple-E.
Di samping society, IEEE memiliki badan standard (Standard Association, IEEESA). IEEE-SA memiliki wibawa cukup besar untuk bisa mempersatukan substandard
industri membentuk standardisasi internasional yang diakui seluruh industri.
Beberapa standar IEEE :
ITU-T
Beberapa standar ITU-T di antaranya:
a
2.1.4
2.2 Site
2.3 Cell
Desain objektif dari sistem radio mobile awal adalah untuk mendapatkan area cakupan
yang luas dengan 1 pemancar yang kuat dengan antena yang diletakkan di atas gedung
4
yang tinggi. Konsep seluler adalah sebuah ide untuk mengganti pemancar yang kuat (cell
besar) dengan beberapa pemancar yang lebih lemah (cell kecil) yang masing-masing dari
cell kecil itu hanya memiliki cakupan layanan yang kecil.
Secara ideal, daerah cakupan cell yang baik adalah lingkaran. Namun, jika ada banyak
cell yang berbentuk lingkaran yang berdekatan, tidak dapat dihindari akan terdapat
wilayah yang tidak tercakup cell atau wilayah yang saling overlapping. Sehingga ketika
mempertimbangkan bentuk cell secara teori, digagas 3 bentuk geometris; persegi, segitiga
sama sisi, dan heksagonal. Tujuan dari perancangan bentuk cell secara teori adalah agar
dapat dibuat cell yang saling berdekatan tanpa adanya overlapping dan tidak ada wilayah
yang tidak tercakup oleh cell.
Dari ketiga bentuk geometris yang disebut di atas, heksagonal adalah bentuk yang
paling baik sebagai representasi wilayah cell. Ini dikarenakan jika dibuat jarak yang sama
untuk ketiga bentuk di atas dari pusat cell menuju titik keliling terjauh, heksagonal akan
memberikan hasil luas yang paling besar. [R. S. Kshetrimayum, EC635 Advanced Topics
in Communication Systems]
Mengapa menggunakan sistem cell?
Menyelesaikan masalah spectral congestion
Penggunanaan kembali frekuensi pada cell yang berbeda (frequency reuse) [R.
S. Kshetrimayum, EC635 Advanced Topics in Communication Systems]
2.4 Cluster
Cluster adalah kumpulan cell yang berdekatan menggunakan 1 set frekuensi tersedia
yang berbeda-beda. Jika pada sebuah cluster direplikasi sebanyak M kali dalam sebuah
sistem, maka jumlah total kanal duplex, C, dapat dicari dengan cara mengalikan kanal
duplex dalam sebuah cluster dengan total replikasi, M, dalam sistem. Jumlah kanal duplex
dalam sebuah cluster dapat dicari dengan cara mengalikan jumlah kanal duplex dalam
cell dengan jumlah cell di dalam sebuah cluster.
Dari banyak cell yang berbentuk heksagonal, hanya ada jumlah cell tertentu yang
dapat dikelompokkan menjadi sebuah cluster tanpa adanya kekosongan di antara cluster.
Perhitungan itu dapat diperoleh dari persamaan K=i2 + ij + j2, dimana K adalah jumlah
cell dalam sebuah cluster, i dan j adalah bilangan bulat positif.
Untuk mencari cell di cluster lain yang menggunakan frekuensi yang sama (cochannel), parameter i dan j dapat digunakan sebagai acuan. Caranya adalah bergerak
sejauh i ke sembarang arah, lalu berbelok dengan sudut 60 o berlawanan arah jarum jam
Diagram ini menunjukkan proses pemisahan sel yang digunakan untuk memperluas
kapasitas (jumlah saluran) dari sistem komunikasi mobile. Dalam contoh ini, cakupan area
radio dari sel site besar dibagi dengan menyesuaikan tingkat daya dan / atau menggurangi
ketinggian antena untuk mengcover daerah yang belum tercover tersebut. Mengurangi
cakupan area radio dari sel site dengan mengubah batas-batas RF dari situs sel memiliki efek
yang sama seperti menempatkan sel jauh terpisah, dan memungkinkan sel site baru yang akan
ditambahkan.*)
2.6 Sektorisasi
Salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas pelanggan dari jaringan selular adalah
dengan mengganti antena omni-directional pada setiap base station oleh tiga (atau enam)
antena sektor 120 (atau 60) derajat.
Masing-masing sektor dapat dianggap sebagai sel baru, dengan sendiri kanal frekuensi
sendiri.
antara sel co-channel. Hal ini memungkinkan penggunaan kembali frekuensi yang lebih
padat. Sektorisasi lebih murah daripada sel splitting, karena tidak memerlukan akuisisi situs
base station baru. **)
*)http://www.wirelessdictionary.com/Wireless-Dictionary-Cell-Splitting-Definition.html
**) http://www.wirelesscommunication.nl/reference/chaptr04/cellplan/sector.html
Frekuensi Reuse
Referensi :
http://www.mobileindonesia.net/frequency-reuse/
www.academia.edu/3657786/SELULER
(ii)
wilayah Sel tepi, di mana pengguna lebih cocok untuk perbatasan sel. Dimulainya
balik FFR pada dasarnya adalah partisi dan alokasi bandwidth sel sedemikian rupa
bahwa gangguan tersebut dihindari dalam sel yang berdekatan untuk pengguna tepi
[19]. Padahal, gangguan yang diterima atau dibuat oleh pengguna pusat sel sangat
berkurang. Selain itu, FFR menawarkan efisiensi spektrum yang lebih tinggi
dibandingkan dengan penggunaan kembali frekuensi konvensional [12] [14] [16]
[19]. Sebagai skema penghindaran gangguan, FFR memastikan untuk menghindari
tabrakan dari pita frekuensi yang sama pada sel yang berdekatan dengan
mengalokasikan frekuensi yang berbeda baik dalam cara statis atau dengan
penjadwalan BPR. Mengingat kompleksitas dan sinyal overhead dalam pelaksanaan
scheduler cerdas, metode statis pilihan yang mudah untuk penyebaran jaringan
praktis, dan karenanya secara luas diadopsi [14]. Modus umum penyebaran untuk
skema FFR diilustrasikan dalam subbagian berikut.
2.7.4 FFR-3
Skema FFR-3 juga disebut sektoral-FFR skema. Cakupan area sel dibagi menjadi selsel pusat dan tepi-daerah, di mana daerah sel-tepi dibagi lagi menjadi tiga sektor. Total
spektrum frekuensi dibagi menjadi dua bagian: satu bagian secara eksklusif ditugaskan ke
pengguna di sel-pusat (sub-kelompok A) dan bagian lainnya dibagi menjadi tiga sub-band (B,
C, dan D) dan ditugaskan untuk tiga sektor di wilayah sel-tepi.
Referensi :
[12] L. Chen and D. Yuan. 2012. Generalizing and Optimizing Fractional Frequency Reuse in
Broadband Cellular Radio Access Networks. EURASIP Journal on Wireless Communication
and Networking. 1: 230.
[14] D. Bilios, C. Bouras, V. Kokkinos, A. Papazois, and G. Tseliou. 2013. Selecting the
Optimal Fractional Frequency Reuse Scheme in Long Term Evolution Networks. Wireless
Personal Communication. 71(4): 26932712.
[16] T. D. Novlan, R. K. Ganti, and J. G. Andrews. 2011. A New Model for Coverage with
Fractional Frequency Reuse in OFDMA Cellular Networks. IEEE Global Telecommunication
Conference (GLOBECOM 2011): 15
[19] N. Katiran, N. Fisal, and S. Yusof. 2011. Inter-cell Interference Mitigation and
Coordination in CoMP Systems. Informatics Engineering and Information Science. 654665
10
Frekuensi reuse:
Setiap BS seluler dialokasikan sekelompok saluran radio yang akan digunakan dalam
wilayah geografis yang disebut sel kecil
dari channel.
Channel Decoder memproses perkiraan deretan bit informasi dari demodulator dan
S. Haykin, Communication System 4th ed, New York: John Wiley & Sons, Inc, 2001
J. G. Proakis, M. Salehi, Communication System Engineering, 2nd ed, New Jersey: PrenticeHall Inc., 2002
12
2.9 Modulasi
Modulasi ialah teknik yang digunakan untuk menumpangkan sinyal informasi pada
suatu gelombang pembawa. Modulasi digunakan untuk mengatasi ketidaksesuaian
karakter sinyal dengan media yang digunakan. Secara umum modulasi dapat digambarkan
dalam blok berikut :
Sinyal
Pemodulasi(Baseband)
MODULATOR
Sinyal Hasil
Modulasi
Sinyal
14
2.9.2
Modulasi Digital
Pada modulasi digital, sinyal pemodulasi berupa sinyal digital. Pada proses
modulasi biner berupa pertuaran (switching/keying) antara simbol 0 dan 1. Dilihat
dari jenis besaran yang diubah, jenis modulasi digital dapat dibedakan menjadi:
Amplitude Shift Keying (ASK), Frequency Shift Keying (FSK), dan Phase Shift
Keying (PSK).
2.9.2.1 Amplitude Shift Keying (ASK)
Pada system modulasi ASK, simbol 1 direpresentasikan dengan
mentransmisikan sinyal pembawa sinusoidal dengan amplitude maksimum Ac dan
frekuensi fc dengan keduanya konstan selama durasi Tb detik. Sedangkan simbol 0
direpresentasikan dengan tanpa mengirimkan sinyal pembawa tersebut selama durasi
bit Tb detik. Secara matematis dapat dituliskan:
A c cos ( 2 f c t ) , untuk simbol' 1 '
S(t)
0 ,untuk simbol ' 0 '
15
Pembangkitan sinyal Binary ASK (BASK) dapat dilakukan dengan melalukan data
biner dalam format unipolar dan sinyal pembawa sinusoidal ke suatu modulator
pengali, seperti tampak pada gambar dibawah ini
MODULATOR
Sinyal Biner
Unipolar
M(t
)
PENGALI
Sinyal ASK
Biner
S(t
)
S(t)
Sinyal Pembawa =
Pembangkitan sinyal BFSK dilakukan dengan melalukan data biner dalam format
polar ke modulator frekuensi (Voltage Controlled Oscillator), seperti tampak pada
gambar dibawah. Ketika input modulator berubah dari +V ke V, maka frekuensi
yang ditransmisikan akan berubah juga.
MODULATOR
Sinyal biner
polar
M(t
PENGALI
Sinyal pembawa : Ac
cos(2fct)
16
Kadang-Kadang dikenal sebagai quarternary atau quadriphase PSK atau 4PSK, QPSK menggunakan empat titik pada diagram konstilasi, terletak di
sekitar suatu lingkaran. Dengan empat tahap, QPSK dapat mendekode dua
bit per simbol. Hal ini berarti dua kali dari BPSK. Analisa menunjukkan
bahwa ini mungkin digunakan untuk menggandakan data rate jika
17
2.10 Duplexing
Yaitu suatu komunikasi yang terjadi antara dua pihak terkait secara
bersamaan,kaitannya dalam telekomunikasi adalah proses komunikasi lewat telepon
secara bergantian.
2.10.1 Half-duplex
Komunikasi dua arah secara bergantian dimana pengguna menyampaikaninformasi
tidak dalam waktu yang sama melainkan salah satu pengguna menunggu kesempatan dari
pihak pengguna lain untuk dapat memulai pembicaraan dan begitu seterusnya.
Sebuah ilustrasi sederhana dari sistem komunikasi half-duplex. Setengah-duplex (HDX)
sistem menyediakan komunikasi dua arah, tetapi hanya satu arah pada satu waktu (tidak
bersamaan). Biasanya, setelah menerima sinyal, ia harus menunggu pemancar untuk
menghentikan transmisi, sebelum menjawab.
Contoh dari sistem setengah-duplex adalah sistem dua-partai seperti walkie-talkie,
dimana seseorang harus menggunakan Over atau kata kunci lain yang ditunjuk sebelumnya
untuk menunjukkan akhir transmisi, dan memastikan bahwa hanya satu pihak mengirimkan
pada suatu waktu , karena kedua belah pihak mengirim dan menerima pada frekuensi yang
sama.
Sistem Half-duplex biasanya digunakan untuk menghemat bandwidth, karena hanya
saluran komunikasi tunggal yang dibutuhkan, yang dibagi secara bergantian antara dua arah.
Misalnya, stasiun A pada salah satu ujung data link dapat diizinkan untuk mengirimkan
18
untuk tepat satu detik, maka stasiun B di ujung lain bisa diizinkan untuk mengirimkan untuk
tepat satu detik, dan kemudian mengulangi siklus.
2.10.2 Full-duplex
Komunikasi
dua
arah
secara bersamaan tanpa harus menunggu waktu pihak lain menyelesaikan pembicaraan
Sebuah ilustrasi sederhana dari sistem komunikasi full-duplex. Full-duplex tidak
umum di radio genggam seperti yang ditunjukkan di sini karena biaya dan kompleksitas
metode dupleks umum, namun digunakan dalam telepon, handphone, dan telepon nirkabel.
Sebuah full-duplex (FDX) sistem, atau kadang-kadang disebut double-duplex,
memungkinkan komunikasi dua arah, dan, tidak seperti setengah-duplex, memungkinkan hal
ini terjadi secara bersamaan.
Jaringan telepon full-duplex memungkinkan kedua penelepon untuk berbicara dan
didengar pada saat yang sama, dengan transisi 4-2 kawat yang dicapai oleh kumparan hybrid
di hibrida telepon.
Sebuah analogi yang baik untuk sistem full-duplex akan menjadi jalan dua jalur
dengan satu lajur untuk masing-masing arah. Dalam modus full-duplex, data yang dikirimkan
tidak muncul untuk dikirim sampai telah benar-benar diterima dan pengakuan dikirim kembali
oleh pihak lain.
Radio dua arah dapat dirancang sebagai sistem full-duplex, transmisi pada satu
frekuensi dan menerima yang lain.
Hal ini juga disebut frekuensi-division duplex. Sistem duplex frekuensi divisi dapat
diperpanjang untuk jarak jauh dengan menggunakan pasang stasiun repeater sederhana,
karena komunikasi ditransmisikan pada satu frekuensi selalu bepergian ke arah yang sama.
Full-duplex koneksi Ethernet bekerja dengan memanfaatkan simultan dari dua pasang
fisik kabel twisted (yang berada di dalam jaket), di mana satu pasangan digunakan untuk
19
menerima paket dan satu pasang digunakan untuk mengirimkan paket (dua pasang per arah
untuk beberapa jenis Ethernet), ke perangkat yang terhubung langsung.
Hal ini secara efektif membuat kabel sendiri lingkungan bebas tabrakan dan
menggandakan kapasitas data maksimum yang dapat didukung oleh koneksi.
Ada beberapa keuntungan menggunakan full-duplex lebih dari setengah-duplex.
1) waktu tidak terbuang, karena tidak ada frame harus ditransmisikan ulang, karena tidak
ada tabrakan.
2) kapasitas data yang lengkap tersedia di kedua arah karena mengirim dan menerima
fungsi dipisahkan.
3) stasiun (atau node) tidak harus menunggu sampai orang lain menyelesaikan transmisi
mereka, karena hanya ada satu pemancar untuk setiap twisted pair.
2.10.2.1
2.10.2.2
2.11
Multiple Access
Teknik multiple access memungkinkan beberapa pengguna untuk berbagi media
transmisi tanpa menciptakan gangguan yang tidak terkendali satu sama lain.
[www.3GPP.org]
2.11.1 Frequency Division Multiple Access
Pada tingkat yang paling dasar, pembagian frekuensi adalah titik awal untuk semua
komunikasi nirkabel karena semua komunikasi dalam sel yang diberikan harus dipisahkan
oleh frekuensi untuk menghindari gangguan bersama. Frekuensi Division Multiple Access
(FDMA) membagi rentang frekuensi yang ditetapkan ke dalam beberapa kanal frekuensi
untuk mendukung beberapa percakapan. [Horak Ray, Telecommunications and Data
Communications, Mt Vernon. The Context Corporation. 2007]
Kelebihan utama FDMA adalah sebagai berikut :
output transponder RF
Kesulitan intermodulasi membutuhkan daya back-off karena jumlah operator
meningkat
dan
hilangnya
efisiensi
[L.
Roger
Freeman,Fundamental
of
Contohnya GSM, melibatkan saluran pembawa 200 kHz, dengan channel rate sekitar
200 kbps. Saluran ini dibagi menjadi delapan slot waktu dengan masing-masing 25 kbps,
mudah mendukung suara digital bit rate rendah dari 9,6 kbps, ditambah overhead untuk
framing dan signaling. Setiap delapan set time slot dikelompokkan ke dalam kanal logis dan
frame diulang secara teratur. Setiap percakapan menggunakan dua slot waktu, satu untuk
saluran depan dan satu untuk saluran balik. Dengan asumsi tingkat bandwidth yang sama,
sistem TDMA menawarkan sekitar tiga sampai empat kali kapasitas traffic dari sistem
FDMA. [Horak Ray, Telecommunications and Data Communications, Mt Vernon. The
Context Corporation. 2007]
Kelebihan utama TDMA adalah sebagai berikut :
Tidak ada pembagian kekuasaan dan tidak ada masalah produk IM yang terjadi.
Sistem ini fleksibel sehubungan dengan perbedaan pengguna di tingkat EIRP dan data
uplink
Akses dapat dikonfigurasi ulang untuk beban traffic di sebagian besar real time
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30724/4/Chapter%20II.pdf]
23
CDMA memberikan peningkatan kapasitas 15 kali dari FM analog. Hal ini dapat
menangani format digital pada tingkat bit input tertentu seperti faksimil, data, dan paging.
Selain itu, jumlah daya pemancar yang dibutuhkan untuk mengatasi gangguan relatif rendah
bila menggunakan CDMA. Hal ini berarti penghematan pada infrastruktur (cell site) peralatan
dan daya tahan baterai yang lebih lama untuk terminal genggam. CDMA juga menyediakan
soft handoff dari situs sel satu ke situs sel lain. [L. Roger Freeman,Fundamental of
Telecommunications, New Jersey, John Wiley & Sons, Inc., 2005]
Pada dasarnya sistem selular Code Division Multiple Access (CDMA) memiliki berbagai sifat
antara lain :
Multi Diversitas
Diversitas adalah usaha untuk mengurangi fading. Ada tiga tipe diversitas yang sering
yang ada.
Soft Handover
Soft Handover memungkinkan kedua sel melayani Mobile Station (MS) secara
bersama-sama.
Kapasitas
Pada sistem Code Division Multiple Access (CDMA) kapasitas yang besar diperoleh
terutama karena frekuensi yang sama dapat dipakai oleh semua sel.
Deteksi Aktivitas Suara
Pada komunikasi full duplex dua arah, aktivitas percakapan (duty cycle) biasanya
hanya sekitar 40 %, sisa waktu lainnya dipakai untuk mendengar. Karena pada system
Code Division Multiple Access (CDMA) semua pengguna memakai kanal yang sama,
maka bila ada pengguna yang tidak sedang berbicara, akan menyebabkan
berkurangnya interferensi sekitar 60 %. Hal ini berakibat berkurangnya daya rata-rata
Pada sistem Code Division Multiple Access (CDMA) sektorisasi digunakan untuk
meningkatkan kapasitas. Dengan membagi sel menjadi tiga sektor maka diperoleh
2.12
Interferensi
Pada Sistem komunikasi, umumnya interferensi diartikan sebagai sinyal lain yang
tidak diinginkan yang mempengaruhi atau mengganggu sinyal informasi yang ditransmisikan
kepada rangkaian penerima (receiver). Gangguan tersebut dapat berupa sinyal lain yang
memancarkan daya atau energy pada pita frekuensi yang sama dengan suatu sinyal informasi
yang sebenarnya. Interferensi merupakan noise yang timbul karena operasional dari sistem
komunikasi yang lain. [Budianto Bambang. 2009, Analisis Pengaruh Interferensi terhadap
Kapasitas Sel pada Sistem WCDMA. Skripsi. Jakarta: Fakultas Elektro, Universitas
Indonesia]
2.12.1 Interferensi Co-channel
Interferensi saluran bersama atau dalam bahasa Inggrisnya, co-channel interference,
adalah satu kejadian dalam sistem terestrial dimana terdapat dua kanal atau lebih yangbekerja
dengan frekuensi sama, yang masing-masing saling terganggu dan mengganggu. Akibat
keadaan itu, maka satu receiver akan menangkap beberapa kanal tertentu daridua atau lebih
pemancar yang juga bekerja pada frekuensi tersebut. Tingkat atau level penerimaannya
bergantung dari jarak dua atau lebih pemancar ituberada dari receiver bersangkutan.
Akibat dari interferensi tersebut akan sepenuhnya mengganggu komunikasi bila level
sinyal utama yang diterima ( = C ) lebih kecil dari batas tertentu, sehingga ratio C/N atau C/I
25
tidak lebih kecil dari 18 dB (= C/I 18 dB) , dimana N adalah level noise total pada
penerimaan, dan I adalah level sinyal interferensi total dari beberapa pemancar.
Dua BTS atau lebih yang bekerja dengan frekuensi sama tidak akan berinterferensi
bila jarak satu sama lainnya cukup jauh.
Jarak tersebut harus memenuhi hubungan :
dimana :
K = faktor reuse yang bergantung pada sistem
R = radius sel, km
D = jarak antara dua sel dengan frekuensi co-channel, km [Yoke B. Agung, Interferensi
Saluran Bersama (Co channel Interference). dosen.narotama.ac.id]
2.13
Handover
Handover merupakan proses pengalihan kanal trafik secara otomatis pada Mobile
Station (MS) yang sedang digunakan untuk berkomunikasi tanpa terjadinya pemutusan
hubungaan.
2.13.1 Tujuan Handover
Tujuan dari Handover antara lain :
kedua.
Menjaga hubungan antara MS dan BTS dalam proses perpindahan layanan.
Melakukan pergantian kanal jika terjadi gangguan interferensi yang besar.
Memperjelas batas antar daerah pelayanan MS.
Mengurangi interferensi ke suatu sel yang berdekatan yang lebih kecil karena
efek near far meskipun user masih terhubung pada koneksi yang sangat baik.
Make Before Break, pada mekanisme ini, sebelum MS terhubung dan dilayani oleh
cell yang baru, maka hubungan dengan cell lama tidak akan diputus. Hubungan
dengan cell lama hanya akan diputus bila kekuatan sinyal dari cell lama semakin
Hard Handover
27
Tipe ini menggunakan metode breakbefore-make yang berarti harus terjadi pemutusan
hubungan dengan kanal trafik lama sebelum terjadi hubungan dengan kanal trafik yang baru.
Hard handoff dimaksudkan untuk meminimalkan gangguan panggilan dan dilakukan oleh
jaringan selama panggilan berlangsung. Hard handoff terjadi antara sektor atau sel dengan
frekuensi pembawa yang berbeda. Hard handoff terjadi pada saat frekuensi kanal yang
berbeda atau antara MSC yang berbeda.
Soft Handover
Soft handoff/intercell merupakan handoff yang terjadi antar cell dengan frekuensi
pembawa yang sama, dimana MS memulai komunikasi dan membentuk hubungan dengan
BTS yang baru terlebih dahulu sebelum memutuskan hubungan dengan BTS asal. Hubungan
akan diputuskan jika proses penyambungan dengan BTS yang baru telah mantap untuk
menghindari drop call. Metode ini termasuk jenis make-before-break.
Softer Handover
Softer handoff / intersector yaitu handoff yang terjadi antar sektor dalam satu sel
dengan frekuensi kanal dan BTS yang sama. Ini berarti bahwa user berpindah dari satu sektor
ke sektor lain pada sel yang sama. Rake receiver pada BTS mengkombinasikan versi frame
suara yang terbaik dari antena yang berbeda-beda pada dua sector tersebut dan menjadikan
frame trafik tunggal. Handoff ini juga berbasis pada metode make before break.
2.13.2.2 Macam-macam handover dalam TDMA
Kegunaan dari hard handoff adalah apabila terjadi suatu keadaan dimana suatu
panggilan hanya menggunakan satu kanal. Hard handoff dilakukan secara singkat dan
seringkali tidak dirasakan oleh pengguna. Keuntungan lain dari hard handoff adalah perangkat
telepon tidak memerlukan kemampuan untuk menerima dua atau lebih kanal secara paralel,
sehingga lebih murah dan sederhana. Namun handoff tipe ini ini juga memiliki kekurangan
yaitu tingkat keberhasilan yang rendah dimana seringkali terjadi panggilan putus atau
terganggu (dropcall). Teknologi yang mendukung hard handoff biasanya memiliki prosedur
untuk menstabilkan koneksi dari cell sumber apabila koneksi ke cell target tidak dapat
dilakukan (gagal). Namun sayangnya proses stabilisasi ulang ini tidak selalu berhasil dan
bahkan memungkinkan pula prosedur tersebut justru mengakibatkan putusnya sambungan.
Sementara itu, keunggulan dari soft handoff adalah sambungan pada cell sumber
hanya akan terputus ketika sudah tersambung dengan cell target sehingga kemungkinan
putusnya panggilan lebih rendah. Namun keunggulan yang lebih besar adalah pemeliharaan
kanal yang secara simultan pada banyak sel dan panggilan hanya bisa gagal apabila kanal
terinterferensi atau mengalami pemudaran (fade) pada waktu yang bersamaan. Fading dan
interferensi pada kanal yang berbeda tidak saling berhubungan, sehingga kemungkinan terjadi
dalam waktu yang bersamaan dalam kanal sangatlah kecil. Sehingga kehandalan koneksi
meningkat apabila panggilan menggunakan soft handoff. Karena pada suatu jaringan seluler,
mayoritas handoff terjadi pada tempat-tempat yang tidak terlingkupi dengan baik, dimana
panggilan (secara frekuentif) menjadi tidak dapat diandalkan ketika kanal mengalami
interferensi atau fading, soft handoff membawa peningkatan yang signifikan untuk
peningkatan kehandalan dari sel dengan tidak menggabungkan interferensi dan fading dalm
satu kanal. Namun keunggulan ini berdampak pada makin kompleksnya perangkat keras
dalam telepon yang harus dapat digunakan untuk memproses beberapa kanal secara paralel.
Hal lainnya yaitu beberapa kanal dalam jaringan harus disediakan untuk satu panggilan. Hal
ini mengurangi jumlah kanal yang bebas sehingga mengurangi kapasitas jaringan.
2.13.4 Proses Handover
Mobile Station (MS) bergerak menjauhi suatu cell maka daya yang diterima oleh MS
akan berkurang. Jika MS bergerak semakin menjauhi Base Station (cell) maka daya pancar
akan semakin berkurang. Menjauhnya MS pada cell asal menjadikan MS mendekati cell
lainnya. Cell lainnya dikatakan sebagai cell kandidat yaitu cell yang akan menerima
pelimpahan MS dari cell sebelumnya.
29
MSC melalui cell kandidat akan memonitor pergerakan MS dan menangkap daya
pancar MS. Diantara cell kandidat yang menerima daya pancar MS terbesar maka pelimpahan
MS akan berada pada cell tersebut. Cell kandidat yang menerima pelimpahan MS akan
melakukan monitoring. Proses monitoring dilakukan oleh MSC dan menginstruksikan pada
cell kandidat tersebut.
MSC melakukan prioritas pendudukan kanal pada MS yang akan mengalami handoff.
Cell kandidat dibuat urutan prioritas.
Secara singkat langkah handover dilakukan melalui 3 langkah yaitu Mobile Station
(MS) secara terus-menerus mengumpulkan informasi level sinyal yang diterima dari Base
Station (BS) yang telah dihubungkan dan semua Base Station (BS) yang lain dapat
mendeteksi. Informasi ini kemudian merata-rata untuk menyaring efek fast fading. Data yang
telah dirata-rata kemudian dihitung pada algoritma keputusan, yang memutuskan jika
meminta handover ke stasiun lain. Ketika memutuskan untuk melakukannya, handover
dieksekusi oleh kedua Base Station (BS) dan Mobile Station (MS).
2.13.5 Faktor Kegalahan Handover
Pada saat handover terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
kegagalan. Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan handover antara lain:
Sumber
-Pratista,Hayu, MEKANISME HANDOVER PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI
CDMA,
http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-
Singkatan
ELF
Frekuensi
Panjang
Penggunaan
3 - 30 Hz
Gelombang
10.000
Submarine
(kapal selam)
Submarine
Frequency
Super Low
SLF
3 - 300 Hz
100.000 km
1.000 10.000
Frequency
Ultra Low
ULF
300 3.000 Hz
km
100 1.000 km
(kapal selam)
Submarine
100 10 km
(kapal selam)
Submarine
Frequency
Very Low
VLF
3 30 kHz
Frequency
(kapal selam),
Low Frequency
Medium
LF
MF
30 300 kHz
300 3000 kHz
10 1 km
1.000 100 m
Sonar
Menara radio
Radio AM
Frequency
High Frequency
Very High
HF
VHF
3 30 MHz
30 300 MHz
100 10 m
10 1 m
Radar, RFID
Radio FM, TV,
Frequency
Mobile
Ultra High
100 10 cm
Communication
TV, Bluetooth,
UHF
Frequency
Super High
SHF
3 30 GHz
10 1 cm
GPS
Satelit, DBS
Frequency
Extremely High
EHF
30 300 GHz
10 1 mm
Microwave
31
Frequency
remote sesing
Gelombang
Ionosfer
Gelombang
Permukaan
(Surface
Wave)
Space Wave
Gelombang
Langsung
Gelombang
Troposfer
Ground
Wave
Gelombang
Pantulan
Tanah
Sight)
Gelombang pantulan tanah
Gelombang pantulan tanah adalah gelombang yang dipancarkan tetapi adanya
pemantulan oleh permukaan tanah.
Gelombang permukaan tanah
32
2.15 FADING
2.15.1 Latar Belakang
Sinyal yang ditransmisikan akan mengalami perubahan ketika melalui jalur propagasi
menuju penerima. Efek dari perubahan ini biasa disebut fading. Dalam udara bebas, sinyal me
ngikuti satu jalur dan sampai pada penerima dengan sedikit penurunan.Untuk kasus sinyal
yang menemui hambatan dalam jalur propagasi, sinyal dicerminkan,terdifraksi, dan tersebar
dari
benda-benda
yang
ada
dalam
jalur.
Setiap
jalur
dapat
memiliki jumlah atenuasi, delay, dan tipe fading yang berbeda. Kombinasi dari jalur yang ber
33
beda ini disebut multipath fading atau multipath propagasi. Simulasi sejumlah jalur dengan
konfigurasifading yang berbeda menjadi sangat penting untuk menguji kinerja receiver.Pada
sisi penerima, sinyal dapat mengalami interferensi konstruktif atau destruktif, hal ini
menyebabkan fluktuasi acak secara cepat dalam amplitude penerima ketika receiver atau
transmitter bergerak. Berdasarkan efek Doppler, keadaan ini juga menyebabkan sinyal
menjadi tersebar dalam domain frekuensi.
2.15.2 Definisi
Fading merupakan perubahan fase, polarisasi dan atau level dari suatu sinyal tertentu
atau dapat dikatakan terjadi akibat fluktuasi level daya sinyal yang diterima oleh receiver.
Fading
sendiri berkaitan dengan mekanisme propagasi yang melibatkan refraksi, refleksi, difraksi,
Hamburan dan redaman dari gelombang radio.
2.15.3 Jenis-jenis Fading
Fenomena fading dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu large scale
fading dan small scale fading.
.
Large
scale
fading
dapat
digunakan
untuk
mendeskripsikan
level
sinyal
pada penerima setelah melalui area yang luas (panjang gelombang mencapai ribuan). Small sc
ale
34
fading digunakan untuk medeskripsikan level sinyal pada penerima setelah memasuki
obstacle(beberapa panjang gelombang terdifraksi) dekat penerima.Large scale fading
merupakan hasil pelemahan sinyal berdasarkan propagasinya melalui jarakyang jauh dan
difraksi di sekitar objek-objek besar pada jalur propagasi. Dalam large scal fadingterdapat
relative path loss (hilang karena jarak) dan log normal shadowing (terhalangnya sinyalkarena
objek yang besar). Fenomena ini terjadi pada mobile yang bergerak melalui jarak dariurutan
ukuran sel dan biasanya frekuensi yang ada independen.Probability Distribution Function
(PDF) dari distribusi log normal variable acakdirepresentasikan dengan
Flat Fading Jika kanal radio memiliki penguat konstan dan respon fasa linear dalam suatu
bandwidth
lebih baik daripada bandwidth dari sinyal transmisi, maka sinyal yang diterima akan mengala
mi flat fading. Karakteristik khusus dari sinyal yang ditransmisikan akan dipertahankan di
receiver.
Flat
fading dikenal
juga
sebagai kanal
kadang
disebut sebagai kanal narrow band, bandwidth dari sinyal yang digunakan. Ciri kanal flat
fading menyebabkan deepfades sehingga membutuhkan wireleess lebih dari 20 atau 30 dB
dari daya pemancar untuk mencapai laju bit error yang rendah selama waktu dari deep fades
yang dibandingkan dengansistem operasi bukan kanal fading.Efek dari flat fading yaitu
mengurangi SNR dengan menggunakan teknik variasi mitigasi,sementara itu efek dari
frekuency selective fading yaitu distorsi ISI (membutuhkan equalizer pada receiver),
pemotongan pulsa dan BER yang tidak tereduksi.Berikut adalah gambar karakteristik kanal
flat fading Frequency Selective Fading Jika kanal memiliki constant-gain dan respon fasa
linear dalam sebuah bandwidth yang lebihkecil dari bandwidth sinyal transmisi, maka kanal
akan membuat frequency selective fading padasinyal yang diterima. Pada kondisi tersebut,
kanal respon impuls memiliki multipath delay spreadyang lebih besar dari bandwidth timbal
balik dari bentuk gelombang informasi yangditransmisikan. Ketika hal ini terjadi, sinyal yang
diterima termasuk versi multiple dari bentukgelombang yang ditransmisikan dimana sinyal
tersebut mengalami atenuasi dan terdelay,sehingga sinyal terdistorsi.
36
Frekuency selective fading disebabkan dispersi waktu dari symbol yang ditransmisikan
dalamkanal. Sehingga kanal menginduksi intersymbol interference (ISI). Dilihat dalam
domainfrekuensi, komponen frekuensi tertentu pada spektrum sinyal yang diterima memiliki
penguatlebih dari yang lain.Kanal frequency selective fading lebih sulit untuk dimodelkan
daripada kanal flat fading karena setiap sinyal multipath harus dimodelkan dan kanal harus
diasumsikan sebagai linearfilter. Hal ini sebagai alasan bahwa pengukuran wideband
37
frequency
selective fading
dihasilkan computer
pada
sinyal
yang diterapkan)
selectivesmall-scale
atau yang
impul yang
fading.Dalam
frequency selective fading, spectrum S(f) dari sinyal yang ditransmisikan memiliki bandwidth
yang lebih besar daripada bandwidth coherence (Bc) dari kanal. Dilihat dalam domain
frekuensi, kanal menjadi frekuency selective ketika gain berbeda untuk komponen
frekuensi berbeda. Frekuency selective fading disebabkan oleh multipath delay yang mendeka
ti atau melebihi symbol period dari symbol yang ditransmisikan. Kanal frequency selective
fading jugadikenal sebagai kanal wideband karena bandwidth dari sinyal s(t) lebih lebar
daripada bandwidthdari kanal respon impuls.Seperti variasi waktu, variasi kanal dalam gain
dan fasa di seluruh spectrum s(t) menghasilkandistorsi variasi waktu pada sinyal yang
diterima r(t).Gambar diatas menunjukkan karakteristik kanal frequency selective fading.
Berikut adalah time spreading: bandwidth coherence pada flat fading dan frequency selective
fading.
2.15.5 Akibat adanya multipath
Multipath FadingSinyal yang diterima oleh penerima merupakan jumlah superposisi dari
keseluruhan sinyal yangdipantulkan akibat banyak lintasan (multipath). Hal ini menyebabkan
38
kuat sinyal yang diterimaoleh penerima akan bervariasi dengan cepat, dan terjadi fenomena
sinyal fading cepat (short termfading). Karena rendahnya antena MS dan adanya struktur
bangunan yang mengelilingi MS,menyebabkan fluktuasi yang cepat pada penjumlahan sinyalsinyal multipath menurut distribusistatistik yang disebut distribusi Rayleigh yang dikenal
dengan Rayleigh Fading. Fading yangterjadi secara lambat akibat pengaruh efek bayangan
dari berbagai halangan disebut fadinglambat (shadowing). Fading ini mengakibatkan fluktuasi
level daya yang diterima selama MS bergerak.Delay SpreadPanjang lintasan dan perlakuan
perlambatan gelombang yang berbeda-beda mengakibatkansinyal-sinyal multipath sampai
pada penerima dengan variasi waktu tunda. Sebuah impuls yang dikirimkan oleh pemancar
akan diterima oleh penerima bukan lagi sebuah impuls melainkansebuah pulsa dengan lebar
penyebaran yang disebut delay spread. Delay spread ini dapat menimbulkan interferensi antar
simbol, karena setiap simbol akan saling bertumbukan dengan simbol sebelum dan
sesudahnya. Level interferensi antar simbol ini ditentukan oleh kecepatan transmisi bit. Jadi
kecepatan transmisi bit atau simbol pada sistem komunikasi bergerak digitaldibatasi oleh
delay spread. Inter symbol Interference pada suatu media waktu dispersif, laju transmisi Rb
pada transmisi digital dibatasi olehfenomena delay spread. Delay spread menyebabkan
terjadinya
inter
symbol
interference
(ISI) pada transmisi data. Guna menghindari ISI, maka laju transmisi (Rb) sebaiknya tidak me
lebihikebalikan dari harga delay spread (), jika unit tidak bergerak : Rb = 1/L . Namun apabila
unitdalam keadaan bergerak, harga Rb : Rb = 1 / 2pLDoppler ShiftDoppler Shift merupakan
perubahan frekuensi atau pergeseran frekuensi radio yang disebabkanoleh gerakan MS.
Pergeseran frekuensi ini tergantung pada kecepatan dan arah gerak MS yangakan
menyebabkan
modulasi
frekuensi
acak
pada
sinyal
radio
bergerak.
Pergeseran
Dopplerdipengaruhi propagasi lintasan jamak yang dapat memberikan pergeseran positif atau
negatif pada saat yang sama untuk lintasan yang berbeda. Pada saat MS bergerak relatif terhad
ap BS,MS merasakan bergesernya frekuensi terima dari frekuensi pemancar. Doppler Shift
dapatmenyebabkan menurunnya kualitas suara.
Referensi :
https://www.academia.edu/7675811/Jenis_Fading_dalam_proses_transmisi
39
http://www.ni.com/white-paper/14916/en/ http://wireless.agilent.com/wireless/helpfiles/n5106
a/about_fading.htm http://www.slideshare.net/nitin_jain_india/introduction-to-wirelessfading-channels
BAB III
Kesimpulan
40
Daftar Pustaka
R. S. Kshetrimayum, EC635 Advanced Topics in Communication Systems
David Tipper, Fundamentals of Cellular Fundamentals of Cellular Networks
http://www.wirelessdictionary.com/Wireless-Dictionary-Cell-Splitting-Definition.html
http://www.wirelesscommunication.nl/reference/chaptr04/cellplan/sector.html
41
http://www.mobileindonesia.net/frequency-reuse/
www.academia.edu/3657786/SELULER
L. Chen and D. Yuan. 2012. Generalizing and Optimizing Fractional Frequency Reuse in
Broadband Cellular Radio Access Networks. EURASIP Journal on Wireless Communication
and Networking. 1: 230.
D. Bilios, C. Bouras, V. Kokkinos, A. Papazois, and G. Tseliou. 2013. Selecting the Optimal
Fractional Frequency Reuse Scheme in Long Term Evolution Networks. Wireless Personal
Communication. 71(4): 26932712.
T. D. Novlan, R. K. Ganti, and J. G. Andrews. 2011. A New Model for Coverage with
Fractional Frequency Reuse in OFDMA Cellular Networks. IEEE Global Telecommunication
Conference (GLOBECOM 2011): 15
N. Katiran, N. Fisal, and S. Yusof. 2011. Inter-cell Interference Mitigation and Coordination
in CoMP Systems. Informatics Engineering and Information Science. 654665
A. F. Molisch, Wireless Communications, John Wiley & Sons, 2005 G. L. Stuber, Principles
of Mobile Communication, Springer, 2009
www.3GPP.org
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30724/4/Chapter%20II.pdf
Budianto Bambang. 2009, Analisis Pengaruh Interferensi terhadap Kapasitas Sel pada
Sistem WCDMA. Skripsi. Jakarta: Fakultas Elektro, Universitas Indonesia
Yoke B. Agung, Interferensi Saluran Bersama (Co channel Interference).
dosen.narotama.ac.id
Tapan K. Sarkar,A Survey of Various Propagation Models for Mobile Communicaton, IEEE
Antennas and Propagation Magazine, Vol. 45, No.3, June 2003
https://www.academia.edu/7675811/Jenis_Fading_dalam_proses_transmisi
http://www.ni.com/white-paper/14916/en/ http://wireless.agilent.com/wireless/helpfiles/n5106
a/about_fading.htm http://www.slideshare.net/nitin_jain_india/introduction-to-wirelessfading-channels
44