Anda di halaman 1dari 45

Cellular Concept

Disusun Oleh :
Brian Rizadhani Latuconsina (1101130183)
Dian Kurnia Imanda (1101140034)
Nahla Dewi Sartika (1101144414)
Ramania Kartikaningtyas (1101130273)
Arum Rachmapramita (1101130292)
Fransisca Margaret (1101140214)
R. Rama Prasetyo A.(1101144236)
Siti Hartinah (1101144224)
Dimas Wahyu Nugroho (1101130111)
Fahrudin Fajar Anggoro (1101144036)
Lazuardi Ramadeanto (1101144316)

Fakultas Teknik Elektro


Telkom University
Bandung
2015

BAB I
Latar Belakang, Tujuan, Manfaat

1.1 Latar Belakang


Teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan yang sangat pesat, sesuai dengan
perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Apalagi teknologi di bidang
komunikasi yang semakin hari semakin jauh berkembang bahkan setiap detik ada kemajuan.
Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum
mengikuti kemajuan teknologi komunikasi karena sekarang setiap orang di dunia
menggunakan teknologi komunikasi setiap harinya. Pada makalah ini kami akan membahas
hal-hal yang ada di dalam teknologi komunikasi yaitu bagian komunikasi & standarisasi
wireless, site, cell, kluster, cell spliting, sektorisasi, frekuensi reuse, blok sistem analog &
digital, modulasi, duplexing, multiple access, interferensi, handover, mobile radio
propagation, dan small & large fading. Di sini kami akan membahas lebih lanjut tentang halhal tersebut dengan lebih detail.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian bagian komunikasi & standarisasi wireless
2. Mengetahui pengertin site dan cara kerjanya
3. Mengetahui pengertian cell dan cara kerjanya
4. Mengetahui pengertian kluster dan cara kerjanya
5. Mengetahui pengertian cell splitting dan cara kerjanya
6. Mengetahui pengertian sektorisasi dan cara kerjanya
7. Mengetahui pengertian frequency reuse dan cara kerjanya
8. Mengetahui pengertian blok siskom analog & digital dan cara kerjanya
9. Mengetahui pengertian modulasi dan cara kerjanya
10. Mengetahui pengertian duplexing dan cara kerjanya
11. Mengetahui pengertian multiple access dan cara kerjanya
12. Mengetahui pengertian interferensi
13. Mengetahui pengertian handover dan cara kerjanya
14. Mengetahui pengertian mobile radio propagation dan cara kerjanya
15. Mengetahui pengertian small & large fading dan cara kerjanya
1.3 Manfaat
1

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara menyeluruh sekurang-kurangnya


dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan dan teknologi.

BAB II
PEMBAHASAN TIAP SILABUS

2.1Badan Komunikasi dan Standarisasi Wireless


2.1.1

IEEE
IEEE adalah organisasi nirlaba internasional, yang merupakan asosiasi profesional
utama untuk peningkatan teknologi. Sebelumnya, IEEE merupakan kepanjangan dari
Institute of Electrical and Electronics Engineers. Namun berkembangnya cakupan
bidang ilmu dan aplikasi yang diperdalam organisasi ini membuat nama-nama
kelektroan dianggap tidak relevan lagi, sehingga IEEE tidak dianggap memiliki
kepanjangan lagi, selain sebuah nama yang dieja sebagai Eye-triple-E.
Di samping society, IEEE memiliki badan standard (Standard Association, IEEESA). IEEE-SA memiliki wibawa cukup besar untuk bisa mempersatukan substandard
industri membentuk standardisasi internasional yang diakui seluruh industri.
Beberapa standar IEEE :

a. IEEE 802.3 Ethernet akses LAN.


b. IEEE 802.11 Wifi, akses wireless LAN.
c. IEEE 802.16 WiMAX, akses wireless MAN.
2.1.2

ITU-T
Beberapa standar ITU-T di antaranya:
a

Tahun 2000, protokol pensinyalan BICC (bearer independent call control)


berhasil dibuat. Protokol BICC merupakan sebuah tonggak sejarah bagi
pengembangan jaringan yang berbasis paket dan multimedia pita lebar,
karena memungkinkan migrasi tanpa batas dari jaringan sirkit switch ke
jaringan paket berbasis multimedia pita lebar yang berkapasitas besar.
Protokol ini juga digunakan untuk mendukung beroperasinya layanan
berbasis PSTN/ISDN melalui jaringan backbone berbasis paket (IP dan
pita lebar), tanpa mengganggu interfaces penyelenggara jaringan dan jasa
yang ada.
b Tahun 2002, persetujuan standar untuk video coding (H.264/AVC) yang
berkemampuan menawarkan layanan video (film) berskala luas dan
berkualitas tinggi, mulai dari layanan HDTV hingga videoconference dan
seluler multimedia berbasis 3G. Standar H.264/AVC memiliki kualitas
gambar yang lebih baik, kemampuan menyalurkan beragam jenis layanan,
dan media penyimpanan data yang lebih besar. Standar ini juga dikenal
sebagai ITU-T G.1010 .
c Tahun 2006, publikasi VDSL2 (very-high-bit-rate digital subscriber line)
berdasarkan rekomendasi ITU-T. Standar ini memungkinkan para
operator telekomunikasi berkompetisi dengan penyelenggara kabel dan
satelit, dengan cara menawarkan beragam layanan antara lain seperti
3

HDTV, video on demand, videoconferencing, akses internet berkecepatan


tinggi, dan VoIP. Satndar VDSL2 yang baru mampu mengirim data hingga
100 megabit per menit baik secara up stream maupun down stream.
2.1.3

Federal Communication Commision (FCC)


FCC adalah organisasi yang bergerak di bidang pertelekomunkasian. Organisasi
dalam hal penggunaan sinyal atau frekuensi radio yang digunakan dalam teknologi
wireless. FCC bertanggung jawab untuk mengatur segala jenis penggunaan perangkat
telekomunikasi, baik yang menggunakan radio, televisi, wire, satellite, dan kabel.
Wireless, sebagai sarana telekomunikasi, tentu saja ikut menjadi wewenang dari
FCC ini. Tujuan FCC mengatur komunikasi wireless, adalah agar tidak terjadi
kesimpang siuran, maupun penyalahgunaan dalam hal penggunaan sinyal atau
frekuensi radio yang digunakan dalam teknologi wireless.
Aturan ini meliputi dalam hal penggunaan:
a. Frequency
b. Bandwidth.
c. Maximum power of the intentional radiator.
d. Maximum equivalent isotropically radiated power (EIRP)
e. Use (indoor dan/atau outdoor).
Dari aturan-aturan inilah, FCC dan organisasi sejenis membuat prosedure dan
standar kerja. Organisasi-organisasi ini dibentuk dan bekerja sama, dengan tujuan
untuk membantu memenuhi kebutuhan akan meningkatnya permintaan yang
menyangkut teknologi wireless, yang sedang berkembang dengan pesat saat ini.

2.1.4

Telecommunication Industry Association (TIA)


TIA adalah suatu organisasi terpisah yang diakui oleh ANSI dan bekerjasama
dengan Electronic Industry Association (EIA). Organisasi standard TIA menciptakan
standard yang meliputi radio private mobile (biasa yang digunakan oleh pihak
keamanan baik tentara maupun polisi), menara antenna, satelit, premsis cabling
(copper maupun fiber), system komunikasi mobile, moble multimedia multicast,
healthcare dan lainnya. TIA menspesifikasikan Subnetwork Dependent Converge
Protocol (SDNPC) untuk paket-paket servis (GPRS-136).
Contoh standar TIA : TIA 568A-B.

2.2 Site
2.3 Cell
Desain objektif dari sistem radio mobile awal adalah untuk mendapatkan area cakupan
yang luas dengan 1 pemancar yang kuat dengan antena yang diletakkan di atas gedung
4

yang tinggi. Konsep seluler adalah sebuah ide untuk mengganti pemancar yang kuat (cell
besar) dengan beberapa pemancar yang lebih lemah (cell kecil) yang masing-masing dari
cell kecil itu hanya memiliki cakupan layanan yang kecil.
Secara ideal, daerah cakupan cell yang baik adalah lingkaran. Namun, jika ada banyak
cell yang berbentuk lingkaran yang berdekatan, tidak dapat dihindari akan terdapat
wilayah yang tidak tercakup cell atau wilayah yang saling overlapping. Sehingga ketika
mempertimbangkan bentuk cell secara teori, digagas 3 bentuk geometris; persegi, segitiga
sama sisi, dan heksagonal. Tujuan dari perancangan bentuk cell secara teori adalah agar
dapat dibuat cell yang saling berdekatan tanpa adanya overlapping dan tidak ada wilayah
yang tidak tercakup oleh cell.
Dari ketiga bentuk geometris yang disebut di atas, heksagonal adalah bentuk yang
paling baik sebagai representasi wilayah cell. Ini dikarenakan jika dibuat jarak yang sama
untuk ketiga bentuk di atas dari pusat cell menuju titik keliling terjauh, heksagonal akan
memberikan hasil luas yang paling besar. [R. S. Kshetrimayum, EC635 Advanced Topics
in Communication Systems]
Mengapa menggunakan sistem cell?
Menyelesaikan masalah spectral congestion
Penggunanaan kembali frekuensi pada cell yang berbeda (frequency reuse) [R.
S. Kshetrimayum, EC635 Advanced Topics in Communication Systems]

2.4 Cluster
Cluster adalah kumpulan cell yang berdekatan menggunakan 1 set frekuensi tersedia
yang berbeda-beda. Jika pada sebuah cluster direplikasi sebanyak M kali dalam sebuah
sistem, maka jumlah total kanal duplex, C, dapat dicari dengan cara mengalikan kanal
duplex dalam sebuah cluster dengan total replikasi, M, dalam sistem. Jumlah kanal duplex
dalam sebuah cluster dapat dicari dengan cara mengalikan jumlah kanal duplex dalam
cell dengan jumlah cell di dalam sebuah cluster.
Dari banyak cell yang berbentuk heksagonal, hanya ada jumlah cell tertentu yang
dapat dikelompokkan menjadi sebuah cluster tanpa adanya kekosongan di antara cluster.
Perhitungan itu dapat diperoleh dari persamaan K=i2 + ij + j2, dimana K adalah jumlah
cell dalam sebuah cluster, i dan j adalah bilangan bulat positif.
Untuk mencari cell di cluster lain yang menggunakan frekuensi yang sama (cochannel), parameter i dan j dapat digunakan sebagai acuan. Caranya adalah bergerak
sejauh i ke sembarang arah, lalu berbelok dengan sudut 60 o berlawanan arah jarum jam

dan bergerak sejauh j. [David Tipper, Fundamentals of Cellular Fundamentals of Cellular


Networks]

2.5 Cell Splitting


Cell splitting adalah proses membagi cakupan radio dari situs sel dalam sistem telepon
nirkabel menjadi dua atau lebih situs sel baru. Sel membelah dapat dilakukan untuk
menyediakan kapasitas tambahan dalam wilayah sel site yang asli.

Diagram ini menunjukkan proses pemisahan sel yang digunakan untuk memperluas
kapasitas (jumlah saluran) dari sistem komunikasi mobile. Dalam contoh ini, cakupan area
radio dari sel site besar dibagi dengan menyesuaikan tingkat daya dan / atau menggurangi
ketinggian antena untuk mengcover daerah yang belum tercover tersebut. Mengurangi
cakupan area radio dari sel site dengan mengubah batas-batas RF dari situs sel memiliki efek
yang sama seperti menempatkan sel jauh terpisah, dan memungkinkan sel site baru yang akan
ditambahkan.*)

2.6 Sektorisasi
Salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas pelanggan dari jaringan selular adalah
dengan mengganti antena omni-directional pada setiap base station oleh tiga (atau enam)
antena sektor 120 (atau 60) derajat.

Masing-masing sektor dapat dianggap sebagai sel baru, dengan sendiri kanal frekuensi
sendiri.

Base station dapat terletak pada:


-

pusat sel, atau


sudut sel.
Penggunaan antena sektor directional secara substansial mengurangi interferensi

antara sel co-channel. Hal ini memungkinkan penggunaan kembali frekuensi yang lebih
padat. Sektorisasi lebih murah daripada sel splitting, karena tidak memerlukan akuisisi situs
base station baru. **)
*)http://www.wirelessdictionary.com/Wireless-Dictionary-Cell-Splitting-Definition.html
**) http://www.wirelesscommunication.nl/reference/chaptr04/cellplan/sector.html

2.7 Frequency Reuse


Frequency Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi pada suatu sel,
dimana frekuensi tersebut sebelumnya sudah digunakan pada satu atau beberapa sel
lainnya. Jarak antara 2 sel yang menggunakan frekuensi yang sama ini harus diatur
sedemikain rupa sehingga tidak akan mengakibatkan interferensi.Latar belakang
penerapan frequency reuse ini adalah karena adanya keterbatasan resource frekuensi yang
dapat digunakan, sedangkan kebutuhan akan ketersedian coverage area yang lebih luas
terus meningkat. Maka agar coverage area baru dapat diwujudkan, dibuatlah sel-sel baru
dengan menggunakan frekuensi yang sudah pernah digunakan sebelumnya oleh sel lain.
7

Gambar di bawah ini menunjukan pemetaan geographis penggunaan frekuensi pada


beberapa sel, dimana digunakan mekanisme frequency reuse.
Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse. walaupun ada ratusan kanal
yang tersedia, bila setiap frekuensi hanya digunakan oleh satu sel, maka total kapasitas
sistem akan sama dengan total jumlah kanal.
Dalam penggunaan kembali kanal frekuensi diusahakan agar daya pemancar
masing masing BS tidak terlalu besar, hal ini untuk menghindari adanya interferensi
akibat pemakaian kanal yang sama Interferensi Co-Channel).

Frekuensi Reuse
Referensi :

http://www.mobileindonesia.net/frequency-reuse/
www.academia.edu/3657786/SELULER

2.7.1 Pecahan FREKUENSI REUSE (FFR)


Semua pengguna berada di wilayah cakupan dari sel yang tidak seharusnya sama dari
sudut pandang gangguan. Hal ini karena efek pathloss independen dan kondisi saluran untuk
setiap pengguna dan nilai-nilai SINR karenanya berbeda. Pengguna terletak di tepi sel lebih
sensitif terhadap gangguan dibandingkan dengan yang lain di pusat sel. FFR menggabungkan
manfaat dari frekuensi faktor reuse baik rendah dan tinggi dengan membagi pengguna dalam
area sel menjadi dua wilayah.
(i)

wilayah pusat Sel, di mana pengguna yang dekat dengan BS


8

(ii)

wilayah Sel tepi, di mana pengguna lebih cocok untuk perbatasan sel. Dimulainya
balik FFR pada dasarnya adalah partisi dan alokasi bandwidth sel sedemikian rupa
bahwa gangguan tersebut dihindari dalam sel yang berdekatan untuk pengguna tepi
[19]. Padahal, gangguan yang diterima atau dibuat oleh pengguna pusat sel sangat
berkurang. Selain itu, FFR menawarkan efisiensi spektrum yang lebih tinggi
dibandingkan dengan penggunaan kembali frekuensi konvensional [12] [14] [16]
[19]. Sebagai skema penghindaran gangguan, FFR memastikan untuk menghindari
tabrakan dari pita frekuensi yang sama pada sel yang berdekatan dengan
mengalokasikan frekuensi yang berbeda baik dalam cara statis atau dengan
penjadwalan BPR. Mengingat kompleksitas dan sinyal overhead dalam pelaksanaan
scheduler cerdas, metode statis pilihan yang mudah untuk penyebaran jaringan
praktis, dan karenanya secara luas diadopsi [14]. Modus umum penyebaran untuk
skema FFR diilustrasikan dalam subbagian berikut.

2.7.2 Strict FFR


Karena pita frekuensi umum dialokasikan untuk masing-masing daerah interior sel
sedangkan bandwidth untuk sel pengguna tepi dibagi di sel berdasarkan frekuensi penggunaan
kembali faktor , sehingga total FFR ketat 1 sub band yang diperlukan. Pengguna di-pusat
sel tidak berbagi spektrum dengan pengguna sel tepi, sehingga secara signifikan mengurangi
gangguan untuk sel-sel tepi dan pusat-pengguna.
2.7.3 Frekuensi Lembut Reuse (SFR)
SFR dengan strategi partisi bandwidth yang sama seperti yang digunakan untuk FFR.
Satu-satunya perbedaan adalah bahwa, dalam SFR pengguna di pusat sel diperbolehkan untuk
berbagi bandwidth yang dialokasikan dengan pengguna sel tepi di sel lainnya. Seperti tidak
ada band yang terpisah diperlukan untuk pengguna pusat sel sehingga total sub-band
diperlukan dalam SFR. Dalam hal efisiensi bandwidth SFR lebih efisien dibandingkan dengan
FFR. Namun, itu menghasilkan lebih gangguan terhadap pengguna di sel-sel pusat dan tepiwilayah [16].

2.7.4 FFR-3

Skema FFR-3 juga disebut sektoral-FFR skema. Cakupan area sel dibagi menjadi selsel pusat dan tepi-daerah, di mana daerah sel-tepi dibagi lagi menjadi tiga sektor. Total
spektrum frekuensi dibagi menjadi dua bagian: satu bagian secara eksklusif ditugaskan ke
pengguna di sel-pusat (sub-kelompok A) dan bagian lainnya dibagi menjadi tiga sub-band (B,
C, dan D) dan ditugaskan untuk tiga sektor di wilayah sel-tepi.

Referensi :
[12] L. Chen and D. Yuan. 2012. Generalizing and Optimizing Fractional Frequency Reuse in
Broadband Cellular Radio Access Networks. EURASIP Journal on Wireless Communication
and Networking. 1: 230.
[14] D. Bilios, C. Bouras, V. Kokkinos, A. Papazois, and G. Tseliou. 2013. Selecting the
Optimal Fractional Frequency Reuse Scheme in Long Term Evolution Networks. Wireless
Personal Communication. 71(4): 26932712.
[16] T. D. Novlan, R. K. Ganti, and J. G. Andrews. 2011. A New Model for Coverage with
Fractional Frequency Reuse in OFDMA Cellular Networks. IEEE Global Telecommunication
Conference (GLOBECOM 2011): 15
[19] N. Katiran, N. Fisal, and S. Yusof. 2011. Inter-cell Interference Mitigation and
Coordination in CoMP Systems. Informatics Engineering and Information Science. 654665

10

Frekuensi reuse:

Setiap BS seluler dialokasikan sekelompok saluran radio yang akan digunakan dalam
wilayah geografis yang disebut sel kecil

BS dalam sel yang berdekatan ditugaskan kelompok saluran yang mengandung


sepenuhnya saluran yang berbeda dari sel tetangga. Dengan membatasi area cakupan
untuk dalam batas-batas sel, kelompok saluran dapat digunakan untuk menutupi selsel yang berbeda yang terpisah dari satu sama lain dengan jarak yang cukup besar
untuk menjaga tingkat gangguan dalam batas toleransi

Proses desain memilih dan mengalokasikan kelompok saluran untuk semua


seluler BS disebut frekuensi reuse atau perencanaan frekuensi

References: A. F. Molisch, Wireless Communications, John Wiley & Sons, 2005 G. L.


Stuber, Principles of Mobile Communication, Springer, 2009 T. S. Rappaport, Wireless
Communications: Principles and Practice, PHI, 2007

2.8 Blok Siskom Analog dan Digital


2.8.1

Blok Diagram Sistem Komunikasi Analog


Information Source mengirimkan sinyal informasi.
Modulator mengubah sinyal informasi menjadi trasmitted signal
Channel merupakan medium fisik untuk mengirimkan sinyal informasi dari

sumber informasi ke tujuan.


Demodulator mengubah received signal menjadi sinyal informasi lagi.
Sinyal informasi diterima olah Information Consumer (Destination)

Gambar 1. Blok Diagram Sistem Komunikasi Analog


11

2.8.2 Blok Diagram Sistem Komunikasi Digital

Gambar 2. Blok Diagram Sistem Komunikasi Digital

Source Encoder mengubah sinyal informasi menjadi deretan bit informasi.


Channel Encoder menambahkan redundansi ke deretan bit informasi, untuk

memfasilitasi error recovery saat terjadinya proses transmisi didalam channel.


Modulator mengubah deretan bit informasi menjadi tramsmitted signal yang

dikirimkan via channel


Channel dapat mengubah dan menambah derau, atau kemungkinan terjadi interference

terhadap transmitted signal.


Demodulator mengubah received signal menjadi perkiraan deretan bit informasi.
Sinkronisasi fasa, frekuensi dan timing, dan kompensasi distorsi yang bisa diterima

dari channel.
Channel Decoder memproses perkiraan deretan bit informasi dari demodulator dan

mengontrol redundansi dari estimas deretan informasi bit.


Source Decoder memproses perkiraan deretan informasi bit menjadi sinyal informasi.

S. Haykin, Communication System 4th ed, New York: John Wiley & Sons, Inc, 2001
J. G. Proakis, M. Salehi, Communication System Engineering, 2nd ed, New Jersey: PrenticeHall Inc., 2002
12

U. Madhaw, Introduction to Communicatin System, Univerity of California, Santa Barbara,


2014

2.9 Modulasi
Modulasi ialah teknik yang digunakan untuk menumpangkan sinyal informasi pada
suatu gelombang pembawa. Modulasi digunakan untuk mengatasi ketidaksesuaian
karakter sinyal dengan media yang digunakan. Secara umum modulasi dapat digambarkan
dalam blok berikut :

Sinyal
Pemodulasi(Baseband)

MODULATOR

Sinyal Hasil
Modulasi

Sinyal

2.9.1 Jenis-Jenis Modulasi


2.9.1 Modulasi analog
Pada modulasi analog, sinyal pemodulasi yang berupa sinyal analog digunakan
untuk memodifikasi sinyal pembawa. Ada tiga jenis modulasi analog yaitu :
2.9.1.1 Modulasi Amplitudo (AM)
Pada Modulasi Amplitudo, sinyal pembawa diubah-ubah secara proporsional
terhadap amplitude sinyal pemodulasi, sedangkan frekuensinya akan tetap sama
selama modulasi berlangsung yang dapat digambarkan seperti gambar di bawah

ini.Sinyal pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan matematis :


ec = Em sin ct
Sinyal pemodulasi, untuk memudahkan analisa, diasumsikan sebagai gelombang
sinusoidal juga, dengan persamaan matematisnya:
em = Emsin mt
dimana,
Ec = amplituda maksimum sinyal pembawa
13

c = 2 fc dengan fc adalah frekuensi sinyal pembawa


Em = amplituda maksimum sinyal pemodulasi
m = 2 fm dengan fm adalah frekuensi sinyal pemodulasi
Sinyal AM, yakni sinyal hasilproses moduasi amplitude diturunkan dari
es = (Ec+em)sin ct
Menjadi
es = Ec(1+msin mt)sin ct
diuraikan menjadi
1
1
es = Ec sin ct + 2 mEc cos(c-m)t - 2 mEc cos(c+m)t
2.9.1.2 Modulasi Frekuensi (FM)
Pada modulasi frekuensi sinyal informasi mengubah-ubah frekuensi
gelombang pembawa, sedangkan amplitudanya konstan selama proses modulasi.
Proses modulasi frekuensi digambarkan sebagai berikut:

Besar perubahan frekuensi (deviasi), , dari sinyal pembawa sebanding dengan


amplituda sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan laju perubahan frekuensinya sama
dengan frekuensi sinyal pemodulasi. Persamaan sinyal FM dapat dituliskan
sebagai berikut:
eFM = Ecsin(ct + mf sin mt)
dimana,
eFM = Nilai sesaat sinyal FM
Ec = amplitude maksimum sinyal pembawa
c = 2fc dengan fc adalah frekuensi sinyal pembawa
m = 2fm dengan fm adalah frekuensi sinyal pemodulasi
2.9.1.3 Modulasi Fasa (PM)

14

Pada modulasi ini sinyal informasi mengubah-ubah fasa gelombang pembawa.


Besar perubahan fasa sebanding dengan amplituda sesaat sinyal pemodulasi. Modulasi
fasa, sama seperti modulasi frekuensi, menghasilkan penyimpangan frekuensi pada
sinyal pembawa, sehingga kedua modulasi ini dikelompokkan dalam jenis modulasi
sudut. Perbedaannya terletak pada posisi perubahan frekuensi, jika pada modulasi
frekuensi deviasi tertinggi dicapai pada amplituda puncak dari sinyal pemodulasi, pada
modulasi fasa deviasi maksimum terjadi pada saat sinyal modulasi berubah pada laju
yang paling tinggi (slope terbesar) yakni perubahan dari nilai positif ke negatif dan
sebaliknya. Proses modulasi fasa terlihat pada gambar dibawah ini.

2.9.2

Modulasi Digital
Pada modulasi digital, sinyal pemodulasi berupa sinyal digital. Pada proses
modulasi biner berupa pertuaran (switching/keying) antara simbol 0 dan 1. Dilihat
dari jenis besaran yang diubah, jenis modulasi digital dapat dibedakan menjadi:
Amplitude Shift Keying (ASK), Frequency Shift Keying (FSK), dan Phase Shift

Keying (PSK).
2.9.2.1 Amplitude Shift Keying (ASK)
Pada system modulasi ASK, simbol 1 direpresentasikan dengan
mentransmisikan sinyal pembawa sinusoidal dengan amplitude maksimum Ac dan
frekuensi fc dengan keduanya konstan selama durasi Tb detik. Sedangkan simbol 0
direpresentasikan dengan tanpa mengirimkan sinyal pembawa tersebut selama durasi
bit Tb detik. Secara matematis dapat dituliskan:
A c cos ( 2 f c t ) , untuk simbol' 1 '
S(t)
0 ,untuk simbol ' 0 '

15

Pembangkitan sinyal Binary ASK (BASK) dapat dilakukan dengan melalukan data
biner dalam format unipolar dan sinyal pembawa sinusoidal ke suatu modulator
pengali, seperti tampak pada gambar dibawah ini

MODULATOR

Sinyal Biner
Unipolar
M(t
)

PENGALI

Sinyal ASK
Biner
S(t
)

2.9.2.2 Frequency Shift Keying (FSK)


Pada system FSK, 2 buah sinyal sinusoidal dengan amplituda maksimum
sama, Ac, tapi frekuensi berbeda, f1 dan f2, digunakan untuk merepresentasikan
simbol 1 dan 0. Secara matematis dapat dituliskan:

S(t)

Sinyal Pembawa =

A c cos ( 2 f 1 t ) ,untuk simbol ' 1'


A cos ( 2 f c t )
A c cos ( 2 f 2ct ) ,untuk simbol'
0'

Pembangkitan sinyal BFSK dilakukan dengan melalukan data biner dalam format
polar ke modulator frekuensi (Voltage Controlled Oscillator), seperti tampak pada
gambar dibawah. Ketika input modulator berubah dari +V ke V, maka frekuensi
yang ditransmisikan akan berubah juga.

MODULATOR
Sinyal biner
polar
M(t

PENGALI

Sinyal FSK biner


S(t)

Sinyal pembawa : Ac
cos(2fct)

16

2.9.2.3 Phase Shift Keying (PSK)


Di dalam PSK terdapat dua jenis modulasi yang sering digunakan yaitu :
Binary Phase Shift Keying (BPSK)

Dalam sistem BPSK, sinyal pembawa sinusoidal dengan amplituda Ac dan

frekuensi fc digunakan untuk merepresentasikan kedua simbol 1 dan 0,


hanya saja fasa sinyal pembawa untuk kedua simbol tersebut dibuat
berbeda 1800.

Quadrature Phase Shift Keying

Kadang-Kadang dikenal sebagai quarternary atau quadriphase PSK atau 4PSK, QPSK menggunakan empat titik pada diagram konstilasi, terletak di
sekitar suatu lingkaran. Dengan empat tahap, QPSK dapat mendekode dua
bit per simbol. Hal ini berarti dua kali dari BPSK. Analisa menunjukkan
bahwa ini mungkin digunakan untuk menggandakan data rate jika
17

dibandingkan dengan sistem BPSK. Walaupun QPSK dapat dipandang


sebagai sebagai suatu modulasi quaternary, lebih mudah untuk melihatnya
sebagai dua quadrature carriers yang termodulasi tersendiri. Dengan
penafsiran ini, maka bit yang digunakan untuk mengatur komponen phase
pada sinyal carrier ketika digunakan untuk mengatur komponen
quadrature-phase dari sinyal carrier tersebut. BPSK digunakan pada kedua
carriernya dan dapat dimodulasi dengan bebas.
Refrensi : Dasar Sistem telekomunikasi penyusun Ir. Arjuni Budi P., MT dan
Erik Haritman, S.Pd., MT
Digital Modulation Techniques penyusun Radityo C. Yudanto

2.10 Duplexing
Yaitu suatu komunikasi yang terjadi antara dua pihak terkait secara
bersamaan,kaitannya dalam telekomunikasi adalah proses komunikasi lewat telepon
secara bergantian.
2.10.1 Half-duplex
Komunikasi dua arah secara bergantian dimana pengguna menyampaikaninformasi
tidak dalam waktu yang sama melainkan salah satu pengguna menunggu kesempatan dari
pihak pengguna lain untuk dapat memulai pembicaraan dan begitu seterusnya.
Sebuah ilustrasi sederhana dari sistem komunikasi half-duplex. Setengah-duplex (HDX)
sistem menyediakan komunikasi dua arah, tetapi hanya satu arah pada satu waktu (tidak
bersamaan). Biasanya, setelah menerima sinyal, ia harus menunggu pemancar untuk
menghentikan transmisi, sebelum menjawab.
Contoh dari sistem setengah-duplex adalah sistem dua-partai seperti walkie-talkie,
dimana seseorang harus menggunakan Over atau kata kunci lain yang ditunjuk sebelumnya
untuk menunjukkan akhir transmisi, dan memastikan bahwa hanya satu pihak mengirimkan
pada suatu waktu , karena kedua belah pihak mengirim dan menerima pada frekuensi yang
sama.
Sistem Half-duplex biasanya digunakan untuk menghemat bandwidth, karena hanya
saluran komunikasi tunggal yang dibutuhkan, yang dibagi secara bergantian antara dua arah.
Misalnya, stasiun A pada salah satu ujung data link dapat diizinkan untuk mengirimkan
18

untuk tepat satu detik, maka stasiun B di ujung lain bisa diizinkan untuk mengirimkan untuk
tepat satu detik, dan kemudian mengulangi siklus.

2.10.2 Full-duplex
Komunikasi

dua

arah

secara bersamaan tanpa harus menunggu waktu pihak lain menyelesaikan pembicaraan
Sebuah ilustrasi sederhana dari sistem komunikasi full-duplex. Full-duplex tidak
umum di radio genggam seperti yang ditunjukkan di sini karena biaya dan kompleksitas
metode dupleks umum, namun digunakan dalam telepon, handphone, dan telepon nirkabel.
Sebuah full-duplex (FDX) sistem, atau kadang-kadang disebut double-duplex,
memungkinkan komunikasi dua arah, dan, tidak seperti setengah-duplex, memungkinkan hal
ini terjadi secara bersamaan.
Jaringan telepon full-duplex memungkinkan kedua penelepon untuk berbicara dan
didengar pada saat yang sama, dengan transisi 4-2 kawat yang dicapai oleh kumparan hybrid
di hibrida telepon.
Sebuah analogi yang baik untuk sistem full-duplex akan menjadi jalan dua jalur
dengan satu lajur untuk masing-masing arah. Dalam modus full-duplex, data yang dikirimkan
tidak muncul untuk dikirim sampai telah benar-benar diterima dan pengakuan dikirim kembali
oleh pihak lain.
Radio dua arah dapat dirancang sebagai sistem full-duplex, transmisi pada satu
frekuensi dan menerima yang lain.
Hal ini juga disebut frekuensi-division duplex. Sistem duplex frekuensi divisi dapat
diperpanjang untuk jarak jauh dengan menggunakan pasang stasiun repeater sederhana,
karena komunikasi ditransmisikan pada satu frekuensi selalu bepergian ke arah yang sama.
Full-duplex koneksi Ethernet bekerja dengan memanfaatkan simultan dari dua pasang
fisik kabel twisted (yang berada di dalam jaket), di mana satu pasangan digunakan untuk

19

menerima paket dan satu pasang digunakan untuk mengirimkan paket (dua pasang per arah
untuk beberapa jenis Ethernet), ke perangkat yang terhubung langsung.
Hal ini secara efektif membuat kabel sendiri lingkungan bebas tabrakan dan
menggandakan kapasitas data maksimum yang dapat didukung oleh koneksi.
Ada beberapa keuntungan menggunakan full-duplex lebih dari setengah-duplex.
1) waktu tidak terbuang, karena tidak ada frame harus ditransmisikan ulang, karena tidak
ada tabrakan.
2) kapasitas data yang lengkap tersedia di kedua arah karena mengirim dan menerima
fungsi dipisahkan.
3) stasiun (atau node) tidak harus menunggu sampai orang lain menyelesaikan transmisi
mereka, karena hanya ada satu pemancar untuk setiap twisted pair.

2.10.2.1

Time-division duplexing (TDD)


TDD adalah aplikasi time-division multiplexing untuk memisahkan luar dan
sinyal kembali. Ini mengemulasi komunikasi duplex penuh atas setengah
hubungan komunikasi duplex. Time-division duplexing memiliki keuntungan
yang kuat dalam kasus di mana ada asimetri kecepatan data uplink dan
downlink. Sebagai jumlah meningkat uplink data, kapasitas komunikasi yang
lebih dapat dialokasikan secara dinamis, dan sebagai beban lalu lintas menjadi
lebih ringan, kapasitas dapat diambil. Hal yang sama berlaku dalam arah
downlink.Untuk sistem radio yang tidak bergerak cepat, keuntungan lain
adalah bahwa uplink dan downlink radio jalan cenderung sangat mirip. Ini
berarti bahwa teknik seperti beamforming bekerja dengan baik dengan sistem
TDD.

2.10.2.2

Frekuensi-divisi duplexing (FDD)


FDD berarti bahwa pemancar dan penerima beroperasi pada frekuensi
pembawa yang berbeda. Istilah ini sering digunakan dalam operasi radio ham,
20

di mana operator berupaya untuk menghubungi stasiun repeater. Stasiun radio


harus dapat mengirim dan menerima transmisi pada saat yang sama, dan
melakukannya dengan sedikit mengubah frekuensi di mana ia mengirim dan
menerima. Mode operasi ini disebut sebagai modus duplex atau mode offset.
Uplink dan downlink sub-band dikatakan dipisahkan oleh frekuensi offset.
Frekuensi-divisi duplexing dapat efisien dalam kasus lalu lintas simetris.
Dalam hal ini time-division duplexing cenderung membuang-buang
bandwidth selama switch-over dari transmisi ke penerima, memiliki latency
yang melekat lebih besar, dan mungkin memerlukan sirkuit yang lebih
kompleks.
Keuntungan lain dari frekuensi-division duplexing adalah membuat
perencanaan radio lebih mudah dan lebih efisien, karena BTS tidak
mendengar satu sama lain (karena mereka mengirim dan menerima dalam
sub-band yang berbeda) dan oleh karena itu biasanya tidak akan saling
mengganggu.
Pada sebaliknya, dengan sistem time-division duplexing, perawatan
harus dilakukan untuk menjaga waktu penjaga antara BTS tetangga (yang
menurunkan efisiensi spektrum) atau untuk menyinkronkan BTS, sehingga
mereka akan mengirim dan menerima.
Pada waktu yang sama (yang meningkatkan jaringan kompleksitas dan
karenanya biaya, dan mengurangi fleksibilitas alokasi bandwidth karena
semua BTS dan sektor akan dipaksa untuk menggunakan uplink yang sama /
downlink rasio).

Anonim.(2013).Duplex (Telecommunication). [Online].


http://en.wikipedia.org/wiki/Duplex_%28telecommunications%29 (diakses pada 04 Oktober
2015)
Khoirul Fath, Amri., 2013 Seluler, [online], (https://www.academia.edu/3657786/SELULER,
diakses pada 04 Oktober 2015)
21

Modul Mata Kuliah Pengantar Teknik Telekomunikasi IT Telkom


Dudung. 2015, Pengertian Simplex, Half Duplek Dan Full Duplek Menurut Ahli Teknologi,
[online], (http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-simplex-half-duplek-dan-full-duplekmenurut-ahli-teknologi/, diakses pada 04 Oktober 2015)

2.11

Multiple Access
Teknik multiple access memungkinkan beberapa pengguna untuk berbagi media

transmisi tanpa menciptakan gangguan yang tidak terkendali satu sama lain.
[www.3GPP.org]
2.11.1 Frequency Division Multiple Access
Pada tingkat yang paling dasar, pembagian frekuensi adalah titik awal untuk semua
komunikasi nirkabel karena semua komunikasi dalam sel yang diberikan harus dipisahkan
oleh frekuensi untuk menghindari gangguan bersama. Frekuensi Division Multiple Access
(FDMA) membagi rentang frekuensi yang ditetapkan ke dalam beberapa kanal frekuensi
untuk mendukung beberapa percakapan. [Horak Ray, Telecommunications and Data
Communications, Mt Vernon. The Context Corporation. 2007]
Kelebihan utama FDMA adalah sebagai berikut :

Tidak memerlukan waktu jaringan


Penetapan saluran sederhana dan mudah

Kekurangan utama FDMA adalah sebagai berikut :


Tingkat daya uplink harus dikoordinasikan agar mendapat efisiensi penggunaan daya

output transponder RF
Kesulitan intermodulasi membutuhkan daya back-off karena jumlah operator
meningkat

dan

hilangnya

efisiensi

[L.

Roger

Freeman,Fundamental

of

Telecommunications, New Jersey, John Wiley & Sons, Inc., 2005]

2.11.2 Time Division Multiple Access


Time Division Multiple Access (TDMA) adalah teknik digital yang membagi setiap
kanal frekuensi ke dalam beberapa slot waktu, yang mana masing-masing mendukung
percakapan individu.
22

Contohnya GSM, melibatkan saluran pembawa 200 kHz, dengan channel rate sekitar
200 kbps. Saluran ini dibagi menjadi delapan slot waktu dengan masing-masing 25 kbps,
mudah mendukung suara digital bit rate rendah dari 9,6 kbps, ditambah overhead untuk
framing dan signaling. Setiap delapan set time slot dikelompokkan ke dalam kanal logis dan
frame diulang secara teratur. Setiap percakapan menggunakan dua slot waktu, satu untuk
saluran depan dan satu untuk saluran balik. Dengan asumsi tingkat bandwidth yang sama,
sistem TDMA menawarkan sekitar tiga sampai empat kali kapasitas traffic dari sistem
FDMA. [Horak Ray, Telecommunications and Data Communications, Mt Vernon. The
Context Corporation. 2007]
Kelebihan utama TDMA adalah sebagai berikut :

Tidak ada pembagian kekuasaan dan tidak ada masalah produk IM yang terjadi.
Sistem ini fleksibel sehubungan dengan perbedaan pengguna di tingkat EIRP dan data

uplink
Akses dapat dikonfigurasi ulang untuk beban traffic di sebagian besar real time

Kelemahan utama TDMA


Akurasi timing jaringan diperlukan
Ada beberapa loss throughput karena guard times dan preamble.
Penyimpanan buffer besar mungkin diperlukan jika panjang frame panjang. [L. Roger
Freeman,Fundamental of Telecommunications, New Jersey, John Wiley & Sons,
Inc., 2005]

2.11.3 Code Division Multiple Acces


Code Division Multiple Access (CDMA) adalah teknologi yang relatif baru yang
berakar pada radio Spread - Spectrum (SS). [Horak Ray, Telecommunications and Data
Communications, Mt Vernon. The Context Corporation. 2007].
CDMA merupakan sebuah bentuk pemultipleksan (bukan sebuah skema pemodulasian)
dan sebuah metode akses secara bersama yang membagi kanal tidak berdasarkan waktu (seperti
pada TDMA) atau frekuensi (seperti pada FDMA), namun dengan cara mengkodekan data dengan
sebuah kode khusus yang diasosiasikan dengan tiap kanal yang ada dan menggunakan sifat-sifat
interferensi konstruktif dari kode-kode khusus itu untuk melakukan pemultipleksan. [Universitas
Sumatera Utara Bab II Code Division Multiple Access.

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30724/4/Chapter%20II.pdf]
23

CDMA memberikan peningkatan kapasitas 15 kali dari FM analog. Hal ini dapat
menangani format digital pada tingkat bit input tertentu seperti faksimil, data, dan paging.
Selain itu, jumlah daya pemancar yang dibutuhkan untuk mengatasi gangguan relatif rendah
bila menggunakan CDMA. Hal ini berarti penghematan pada infrastruktur (cell site) peralatan
dan daya tahan baterai yang lebih lama untuk terminal genggam. CDMA juga menyediakan
soft handoff dari situs sel satu ke situs sel lain. [L. Roger Freeman,Fundamental of
Telecommunications, New Jersey, John Wiley & Sons, Inc., 2005]
Pada dasarnya sistem selular Code Division Multiple Access (CDMA) memiliki berbagai sifat
antara lain :
Multi Diversitas
Diversitas adalah usaha untuk mengurangi fading. Ada tiga tipe diversitas yang sering

digunakan yaitu diversitas waktu, frekuensi, dan ruang.


Daya pancar yang rendah
Disamping peningkatan kapsitas secara langsung, hal lain adalah menurunnya Eb/E0
yang dibutuhkan untuk mengatasi noise dan interferensi. Ini berarti penurunan level

daya pancar yang dibutuhkan.


Keamanan (privacy)
Bentuk pengacakan sinyal pada sistem Code Division Multiple Access (CDMA)
memungkinkan tingkat privacy yang tinggi. Meskipun sistem Code Division Multiple
Access (CDMA) sudah memiliki tingkat privacy yang tinggi, system isi masih tetap
mungkin untuk dikembangkan dengan menggunakan teknik pengacakan (encryption)

yang ada.
Soft Handover
Soft Handover memungkinkan kedua sel melayani Mobile Station (MS) secara

bersama-sama.
Kapasitas
Pada sistem Code Division Multiple Access (CDMA) kapasitas yang besar diperoleh

terutama karena frekuensi yang sama dapat dipakai oleh semua sel.
Deteksi Aktivitas Suara
Pada komunikasi full duplex dua arah, aktivitas percakapan (duty cycle) biasanya
hanya sekitar 40 %, sisa waktu lainnya dipakai untuk mendengar. Karena pada system
Code Division Multiple Access (CDMA) semua pengguna memakai kanal yang sama,
maka bila ada pengguna yang tidak sedang berbicara, akan menyebabkan
berkurangnya interferensi sekitar 60 %. Hal ini berakibat berkurangnya daya rata-rata

yang dipancarkan oleh Mobile Station (MS).


Peningkatan Kapasitas dengan Sektorisasi
24

Pada sistem Code Division Multiple Access (CDMA) sektorisasi digunakan untuk
meningkatkan kapasitas. Dengan membagi sel menjadi tiga sektor maka diperoleh

kapasitas hampir tiga kalinya.


Soft Capacity
Pada sistem Code Division Multiple Access (CDMA),hubungan antara jumlah
pengguna dengan tingkat pelayanan (grade of service) tidak begitu tajam. Sebagai
contoh operator dari sistem dapat mengijinkan meningkatnya bit error rate sampai
batas toleransi tertentu, dengan demikian terjadi peningkatan jumlah pelanggan yang
dapat dilayani selama jam tersibuk. Kemampuan ini sangat berguna khususnya untuk
mencegah terjadinya pemutusan pembicaran pada proses Handover karena
kekurangan kanal. . [Universitas Sumatera Utara Bab II Code Division Multiple
Access. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30724/4/Chapter%20II.pdf]

2.12

Interferensi

Pada Sistem komunikasi, umumnya interferensi diartikan sebagai sinyal lain yang
tidak diinginkan yang mempengaruhi atau mengganggu sinyal informasi yang ditransmisikan
kepada rangkaian penerima (receiver). Gangguan tersebut dapat berupa sinyal lain yang
memancarkan daya atau energy pada pita frekuensi yang sama dengan suatu sinyal informasi
yang sebenarnya. Interferensi merupakan noise yang timbul karena operasional dari sistem
komunikasi yang lain. [Budianto Bambang. 2009, Analisis Pengaruh Interferensi terhadap
Kapasitas Sel pada Sistem WCDMA. Skripsi. Jakarta: Fakultas Elektro, Universitas
Indonesia]
2.12.1 Interferensi Co-channel
Interferensi saluran bersama atau dalam bahasa Inggrisnya, co-channel interference,
adalah satu kejadian dalam sistem terestrial dimana terdapat dua kanal atau lebih yangbekerja
dengan frekuensi sama, yang masing-masing saling terganggu dan mengganggu. Akibat
keadaan itu, maka satu receiver akan menangkap beberapa kanal tertentu daridua atau lebih
pemancar yang juga bekerja pada frekuensi tersebut. Tingkat atau level penerimaannya
bergantung dari jarak dua atau lebih pemancar ituberada dari receiver bersangkutan.
Akibat dari interferensi tersebut akan sepenuhnya mengganggu komunikasi bila level
sinyal utama yang diterima ( = C ) lebih kecil dari batas tertentu, sehingga ratio C/N atau C/I
25

tidak lebih kecil dari 18 dB (= C/I 18 dB) , dimana N adalah level noise total pada
penerimaan, dan I adalah level sinyal interferensi total dari beberapa pemancar.
Dua BTS atau lebih yang bekerja dengan frekuensi sama tidak akan berinterferensi
bila jarak satu sama lainnya cukup jauh.
Jarak tersebut harus memenuhi hubungan :

dimana :
K = faktor reuse yang bergantung pada sistem
R = radius sel, km
D = jarak antara dua sel dengan frekuensi co-channel, km [Yoke B. Agung, Interferensi
Saluran Bersama (Co channel Interference). dosen.narotama.ac.id]

2.12.2 Adjacent Channel Interference (ACI)


Interferensi yang dihasilkan oleh sinyal yang berada pada frekuensi yang berdekatan
dengan sinyal yang asli disebut Adjacent Channel Interference. ACI disebabkan oleh adanya
beberapa operator jaringan komunikasi yang berada pada area geografis yang sama.
Interferensi antara beberapa operator tersebut dapat timbul ketika pita frekuensi operatoroperator tersebut cukup berdekatan satu sama lain. Penyebab utama dari timbulnya ACI
adalah ketidaksempurnaan power amplifier (PA) pada pemancar. Selain itu ACI juga
disebabkan oleh tidak sempurnanya proses filtering pada penerima.
Besarnya ACI yang terjadi ditentukan oleh nilai dari parameter Adjacent Channel
Interference Ratio (ACIR). ACIR merupakan nilai perbandingan antara besarnya daya total
yang ditransmisikan dari suatu sumber (BS atau MS) dengan besarnya daya interferensi yang
diterima oleh receiver dari sistem atau operator lain. [Budianto Bambang. 2009, Analisis
Pengaruh Interferensi terhadap Kapasitas Sel pada Sistem WCDMA. Skripsi. Jakarta:
Fakultas Elektro, Universitas Indonesia]
26

2.13

Handover

Handover merupakan proses pengalihan kanal trafik secara otomatis pada Mobile
Station (MS) yang sedang digunakan untuk berkomunikasi tanpa terjadinya pemutusan
hubungaan.
2.13.1 Tujuan Handover
Tujuan dari Handover antara lain :

Mencegah terjadinya kegagalan panggilan (call termination) ketika user


berpindah dari suatu area yang dilingkupi suatu sel dan memasuki kawasan
yang dilingkupi sel lain sehingga panggilan tersebut dapat dipindahkan ke sel

kedua.
Menjaga hubungan antara MS dan BTS dalam proses perpindahan layanan.
Melakukan pergantian kanal jika terjadi gangguan interferensi yang besar.
Memperjelas batas antar daerah pelayanan MS.
Mengurangi interferensi ke suatu sel yang berdekatan yang lebih kecil karena
efek near far meskipun user masih terhubung pada koneksi yang sangat baik.

2.13.2 Macam-macam Handover


Secara umum mekanisme handover dibagi menjadi dua macam yaitu:

Make Before Break, pada mekanisme ini, sebelum MS terhubung dan dilayani oleh
cell yang baru, maka hubungan dengan cell lama tidak akan diputus. Hubungan
dengan cell lama hanya akan diputus bila kekuatan sinyal dari cell lama semakin

melemah sehingga akhirnya MS tidak mendapat sinyal dari cell lama.


Break Before Make, pada mekanisme ini, MS akan memutuskan hubungan dengan
cell lama walupun hubungan dengan cell baru belum tercapai. Akibatnya akan ada
suatu periode waktu yang singkat dimana MS tidak dilayani oleh cell manapun.
User akan merasakan akibat dari hal ini dalam bentuk terputusnya pembicaraanya
sesaat.

2.13.2.1 Macam-macam handover dalam CDMA

Hard Handover
27

Tipe ini menggunakan metode breakbefore-make yang berarti harus terjadi pemutusan
hubungan dengan kanal trafik lama sebelum terjadi hubungan dengan kanal trafik yang baru.
Hard handoff dimaksudkan untuk meminimalkan gangguan panggilan dan dilakukan oleh
jaringan selama panggilan berlangsung. Hard handoff terjadi antara sektor atau sel dengan
frekuensi pembawa yang berbeda. Hard handoff terjadi pada saat frekuensi kanal yang
berbeda atau antara MSC yang berbeda.

Soft Handover

Soft handoff/intercell merupakan handoff yang terjadi antar cell dengan frekuensi
pembawa yang sama, dimana MS memulai komunikasi dan membentuk hubungan dengan
BTS yang baru terlebih dahulu sebelum memutuskan hubungan dengan BTS asal. Hubungan
akan diputuskan jika proses penyambungan dengan BTS yang baru telah mantap untuk
menghindari drop call. Metode ini termasuk jenis make-before-break.

Softer Handover

Softer handoff / intersector yaitu handoff yang terjadi antar sektor dalam satu sel
dengan frekuensi kanal dan BTS yang sama. Ini berarti bahwa user berpindah dari satu sektor
ke sektor lain pada sel yang sama. Rake receiver pada BTS mengkombinasikan versi frame
suara yang terbaik dari antena yang berbeda-beda pada dua sector tersebut dan menjadikan
frame trafik tunggal. Handoff ini juga berbasis pada metode make before break.
2.13.2.2 Macam-macam handover dalam TDMA

Intra cell Handover


Perpindahan informasi yang dikirim dari satu kanal ke kanal yang lain pada sel

yang sama. Dilakukan karena terjadinya interferensi.


Inter Cell handover
Perpindahan kanal radio yang terjadi antara BTS satu dengan BTS yang lain.

BTS-BTS tersebut di control oleh BSC yang sama.


Intra MSC handover
Perpindahan kanal control antar satu BTS dengan BTS yang lain, tiap BTS

dikontrol oleh BSc yang berbeda tetapi MSc nya sama.


Inter MSC handover
Perpindahan kanal radio antara BTS satu dengan BTS yang lain dimana BTS
tersebut di kontrol oleh MSC yang berbeda.

2.13.3 Perbadingan Handover


28

Kegunaan dari hard handoff adalah apabila terjadi suatu keadaan dimana suatu
panggilan hanya menggunakan satu kanal. Hard handoff dilakukan secara singkat dan
seringkali tidak dirasakan oleh pengguna. Keuntungan lain dari hard handoff adalah perangkat
telepon tidak memerlukan kemampuan untuk menerima dua atau lebih kanal secara paralel,
sehingga lebih murah dan sederhana. Namun handoff tipe ini ini juga memiliki kekurangan
yaitu tingkat keberhasilan yang rendah dimana seringkali terjadi panggilan putus atau
terganggu (dropcall). Teknologi yang mendukung hard handoff biasanya memiliki prosedur
untuk menstabilkan koneksi dari cell sumber apabila koneksi ke cell target tidak dapat
dilakukan (gagal). Namun sayangnya proses stabilisasi ulang ini tidak selalu berhasil dan
bahkan memungkinkan pula prosedur tersebut justru mengakibatkan putusnya sambungan.
Sementara itu, keunggulan dari soft handoff adalah sambungan pada cell sumber
hanya akan terputus ketika sudah tersambung dengan cell target sehingga kemungkinan
putusnya panggilan lebih rendah. Namun keunggulan yang lebih besar adalah pemeliharaan
kanal yang secara simultan pada banyak sel dan panggilan hanya bisa gagal apabila kanal
terinterferensi atau mengalami pemudaran (fade) pada waktu yang bersamaan. Fading dan
interferensi pada kanal yang berbeda tidak saling berhubungan, sehingga kemungkinan terjadi
dalam waktu yang bersamaan dalam kanal sangatlah kecil. Sehingga kehandalan koneksi
meningkat apabila panggilan menggunakan soft handoff. Karena pada suatu jaringan seluler,
mayoritas handoff terjadi pada tempat-tempat yang tidak terlingkupi dengan baik, dimana
panggilan (secara frekuentif) menjadi tidak dapat diandalkan ketika kanal mengalami
interferensi atau fading, soft handoff membawa peningkatan yang signifikan untuk
peningkatan kehandalan dari sel dengan tidak menggabungkan interferensi dan fading dalm
satu kanal. Namun keunggulan ini berdampak pada makin kompleksnya perangkat keras
dalam telepon yang harus dapat digunakan untuk memproses beberapa kanal secara paralel.
Hal lainnya yaitu beberapa kanal dalam jaringan harus disediakan untuk satu panggilan. Hal
ini mengurangi jumlah kanal yang bebas sehingga mengurangi kapasitas jaringan.
2.13.4 Proses Handover
Mobile Station (MS) bergerak menjauhi suatu cell maka daya yang diterima oleh MS
akan berkurang. Jika MS bergerak semakin menjauhi Base Station (cell) maka daya pancar
akan semakin berkurang. Menjauhnya MS pada cell asal menjadikan MS mendekati cell
lainnya. Cell lainnya dikatakan sebagai cell kandidat yaitu cell yang akan menerima
pelimpahan MS dari cell sebelumnya.
29

MSC melalui cell kandidat akan memonitor pergerakan MS dan menangkap daya
pancar MS. Diantara cell kandidat yang menerima daya pancar MS terbesar maka pelimpahan
MS akan berada pada cell tersebut. Cell kandidat yang menerima pelimpahan MS akan
melakukan monitoring. Proses monitoring dilakukan oleh MSC dan menginstruksikan pada
cell kandidat tersebut.
MSC melakukan prioritas pendudukan kanal pada MS yang akan mengalami handoff.
Cell kandidat dibuat urutan prioritas.
Secara singkat langkah handover dilakukan melalui 3 langkah yaitu Mobile Station
(MS) secara terus-menerus mengumpulkan informasi level sinyal yang diterima dari Base
Station (BS) yang telah dihubungkan dan semua Base Station (BS) yang lain dapat
mendeteksi. Informasi ini kemudian merata-rata untuk menyaring efek fast fading. Data yang
telah dirata-rata kemudian dihitung pada algoritma keputusan, yang memutuskan jika
meminta handover ke stasiun lain. Ketika memutuskan untuk melakukannya, handover
dieksekusi oleh kedua Base Station (BS) dan Mobile Station (MS).
2.13.5 Faktor Kegalahan Handover
Pada saat handover terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
kegagalan. Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan handover antara lain:

Peningkatan jumlah panggilan (call_attemp)


Jumlah panggilan (call_attemp) yang berlangsung dalam sistem komunikasi selular
dapat mempengaruhi tingkat kegagalan yang terjadi pada handover.
interferensi
Gangguan yang disebabkan karena adanya sinyal lain yang tidak dikehendaki yang
frekuensinya sama atau hampir sama dan dayanya cukup besar yang masuk bersama
dengan sinyal yang seharusnya diterima. Dalam sistem komunikasi selular dapat
dimungkinkan terjadi penggunaan frekuensi yang sama pada dua atau lebih kanal.

Sehingga dapat mempengaruhi proses handover yang berlangsung.


Propagasi
Propagasi adalah pelemahan yang diperkirakan akan dialami sinyal dari Base Station
(BS) ke mobile station (MS). Hal ini disebabkan adanya pergerakan dari MS yang

menyebabkan kuat sinyal yang diterima MS bervariasi.


Fading
Perubahan kuat sinyal yang terjadi akibat gangguan propagasi, seperti adanya
pemantulan yang disebabkan oleh kontur alam, gedung, rumah dan lain-lain.
30

Sumber
-Pratista,Hayu, MEKANISME HANDOVER PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI
CDMA,

http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-

content/uploads/2012/05/L2F007036_MKP.pdf , 4 oktober 2015

2.14 Propagasi Radio Selular


Propagasi gelombang radio adalah proses perambatan gelombang radio dari pemancar
ke penerima. Transmisi sinyal wireless memerlukan antenna untuk merambatkan sinyal radio
pada udara bebas. Perambatan sinyal memerlukan gelombang radio yang dibagi bedasarkan
pembagian spektrum frekuensi. Radio Frequency terdapat di 30 kHz sampai 300 GHz [J.D.
Parsons,The Mobile Radio Propagation Channel,John&Wiley&Sons Ltd, 2000].
Nama Frekuensi
Extremely Low

Singkatan
ELF

Frekuensi

Panjang

Penggunaan

3 - 30 Hz

Gelombang
10.000

Submarine
(kapal selam)
Submarine

Frequency
Super Low

SLF

3 - 300 Hz

100.000 km
1.000 10.000

Frequency
Ultra Low

ULF

300 3.000 Hz

km
100 1.000 km

(kapal selam)
Submarine

100 10 km

(kapal selam)
Submarine

Frequency
Very Low

VLF

3 30 kHz

Frequency

(kapal selam),

Low Frequency
Medium

LF
MF

30 300 kHz
300 3000 kHz

10 1 km
1.000 100 m

Sonar
Menara radio
Radio AM

Frequency
High Frequency
Very High

HF
VHF

3 30 MHz
30 300 MHz

100 10 m
10 1 m

Radar, RFID
Radio FM, TV,

Frequency

Mobile

Ultra High

100 10 cm

Communication
TV, Bluetooth,

UHF

300 -3000 MHz

Frequency
Super High

SHF

3 30 GHz

10 1 cm

GPS
Satelit, DBS

Frequency
Extremely High

EHF

30 300 GHz

10 1 mm

Microwave
31

Frequency

remote sesing

Tabel Pembagian spektrum frekuensi

Propagasi gelombang radio berdasarkan perambatan gelombangnya dapat diklasifikasikan


sebagai berikut:
Gelombang
Radio
(Radio
Wave)

Gelombang
Ionosfer

Gelombang
Permukaan
(Surface
Wave)

Space Wave

Gelombang
Langsung

Gelombang
Troposfer

Ground
Wave

Gelombang
Pantulan
Tanah

a) Propagasi Gelombang Ionosfer


Gelombang ionosfer terpancar dari antena pemancar dengan suatu arah yang
menghasilkan sudut tertentu dengan acuan permukaan bumi. Dalam perjalanannya,
bisa melalui beberapa kali pantulan lapisan ionosfir dan permukaan bumi, sehingga
jangkauannya bisa mencapai antar pulau bahkan antar benua.
b) Gelombang Permukaan
Jika propagasi gelomang dekat dengan permukaan tanah, maka propagasi
gelombangnya disebut propagasi gelombang permukaan. Propagasi ini dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu:
Gelombang langsung
Gelombang lansung adalah gelombang yang dipancarkan secara LOS (Line of

Sight)
Gelombang pantulan tanah
Gelombang pantulan tanah adalah gelombang yang dipancarkan tetapi adanya
pemantulan oleh permukaan tanah.
Gelombang permukaan tanah
32

Gelombang permukaan tanah adalah gelombang yang merambat pada tanah.


c) Propagasi Gelombang Troposfer
Propagasi troposfer ditujukan ke lapisan atmosfir troposfer. Batas troposfer adalah
sekitar 6,5 mil atau 11 km dari permukaan bumi. Frekuensi yang dapat digunakan
adalah sekitar 35 MHz sampai 10 GHz dengan jarak jangkau 400 km [Microwave
Laboratory,Microwave Transmission Planning with Pathloss,2015]
Mekanisme propagasi gelombang bermacam macam, namun secara umum dapat
dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
a) Refleksi
Refleksi terjadi ketika gelombang propagasi mengenai suatu objek yang memiliki
dimensi yang sangat besar dari panjang gelombang propagasi. Refleksi dapat terjadi
akibat mengenai permukaan tanah, dinding, dan furniture.
b) Difraksi
Difraksi terjadi ketika lintasan radio antara transmitter dan reciever terhambat oleh
permukaan yang tajam. Gelombang yang diproduksi oleh objek penghambat
menyebabkan bending pada gelombang yang ada di sekitarnya.
c) Scattering
Scattering terjadi ketika medium yang dilewati gelombang propagasi memiliki
dimensi yang lebih kecil dari panjang gelombang. Gelombang scattering terjadi akibat
permukaan yang kasar dan objek yang kecil. Dalam praktiknya, daun-daun,
pepohonan, dan tanda penunjuk jalan raya dan lampu rambu lalu lintas pun
menyebabkan terjadinya scattering [Tapan K. Sarkar,A Survey of Various
Propagation Models for Mobile Communicaton, IEEE Antennas and Propagation
Magazine, Vol. 45, No.3, June 2003]

2.15 FADING
2.15.1 Latar Belakang
Sinyal yang ditransmisikan akan mengalami perubahan ketika melalui jalur propagasi
menuju penerima. Efek dari perubahan ini biasa disebut fading. Dalam udara bebas, sinyal me
ngikuti satu jalur dan sampai pada penerima dengan sedikit penurunan.Untuk kasus sinyal
yang menemui hambatan dalam jalur propagasi, sinyal dicerminkan,terdifraksi, dan tersebar
dari

benda-benda

yang

ada

dalam

jalur.

Setiap

jalur

dapat

memiliki jumlah atenuasi, delay, dan tipe fading yang berbeda. Kombinasi dari jalur yang ber
33

beda ini disebut multipath fading atau multipath propagasi. Simulasi sejumlah jalur dengan
konfigurasifading yang berbeda menjadi sangat penting untuk menguji kinerja receiver.Pada
sisi penerima, sinyal dapat mengalami interferensi konstruktif atau destruktif, hal ini
menyebabkan fluktuasi acak secara cepat dalam amplitude penerima ketika receiver atau
transmitter bergerak. Berdasarkan efek Doppler, keadaan ini juga menyebabkan sinyal
menjadi tersebar dalam domain frekuensi.
2.15.2 Definisi
Fading merupakan perubahan fase, polarisasi dan atau level dari suatu sinyal tertentu
atau dapat dikatakan terjadi akibat fluktuasi level daya sinyal yang diterima oleh receiver.
Fading
sendiri berkaitan dengan mekanisme propagasi yang melibatkan refraksi, refleksi, difraksi,
Hamburan dan redaman dari gelombang radio.
2.15.3 Jenis-jenis Fading
Fenomena fading dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu large scale
fading dan small scale fading.
.
Large

scale

fading

dapat

digunakan

untuk

mendeskripsikan

level

sinyal

pada penerima setelah melalui area yang luas (panjang gelombang mencapai ribuan). Small sc
ale

34

fading digunakan untuk medeskripsikan level sinyal pada penerima setelah memasuki
obstacle(beberapa panjang gelombang terdifraksi) dekat penerima.Large scale fading
merupakan hasil pelemahan sinyal berdasarkan propagasinya melalui jarakyang jauh dan
difraksi di sekitar objek-objek besar pada jalur propagasi. Dalam large scal fadingterdapat
relative path loss (hilang karena jarak) dan log normal shadowing (terhalangnya sinyalkarena
objek yang besar). Fenomena ini terjadi pada mobile yang bergerak melalui jarak dariurutan
ukuran sel dan biasanya frekuensi yang ada independen.Probability Distribution Function
(PDF) dari distribusi log normal variable acakdirepresentasikan dengan

: kuat sinyal variabel acak normal (dbM)

: rata-rata kuat sinyal (dbM)


: standar deviasi

2.15.4 Efek fading berdasarkan multipath time delay spread


35

Flat Fading Jika kanal radio memiliki penguat konstan dan respon fasa linear dalam suatu
bandwidth
lebih baik daripada bandwidth dari sinyal transmisi, maka sinyal yang diterima akan mengala
mi flat fading. Karakteristik khusus dari sinyal yang ditransmisikan akan dipertahankan di
receiver.

Flat

fading dikenal

juga

sebagai kanal

variasi amplitudo yang

kadang

disebut sebagai kanal narrow band, bandwidth dari sinyal yang digunakan. Ciri kanal flat
fading menyebabkan deepfades sehingga membutuhkan wireleess lebih dari 20 atau 30 dB
dari daya pemancar untuk mencapai laju bit error yang rendah selama waktu dari deep fades
yang dibandingkan dengansistem operasi bukan kanal fading.Efek dari flat fading yaitu
mengurangi SNR dengan menggunakan teknik variasi mitigasi,sementara itu efek dari
frekuency selective fading yaitu distorsi ISI (membutuhkan equalizer pada receiver),
pemotongan pulsa dan BER yang tidak tereduksi.Berikut adalah gambar karakteristik kanal
flat fading Frequency Selective Fading Jika kanal memiliki constant-gain dan respon fasa
linear dalam sebuah bandwidth yang lebihkecil dari bandwidth sinyal transmisi, maka kanal
akan membuat frequency selective fading padasinyal yang diterima. Pada kondisi tersebut,
kanal respon impuls memiliki multipath delay spreadyang lebih besar dari bandwidth timbal
balik dari bentuk gelombang informasi yangditransmisikan. Ketika hal ini terjadi, sinyal yang
diterima termasuk versi multiple dari bentukgelombang yang ditransmisikan dimana sinyal
tersebut mengalami atenuasi dan terdelay,sehingga sinyal terdistorsi.

36

Frekuency selective fading disebabkan dispersi waktu dari symbol yang ditransmisikan
dalamkanal. Sehingga kanal menginduksi intersymbol interference (ISI). Dilihat dalam
domainfrekuensi, komponen frekuensi tertentu pada spektrum sinyal yang diterima memiliki
penguatlebih dari yang lain.Kanal frequency selective fading lebih sulit untuk dimodelkan
daripada kanal flat fading karena setiap sinyal multipath harus dimodelkan dan kanal harus
diasumsikan sebagai linearfilter. Hal ini sebagai alasan bahwa pengukuran wideband
37

multipath dibuat dan model-modelnyadikembangkan dari hasil pengukuran-pengukuran


tersebut.Ketika menganalisis system komunikasi mobile, secara statistic model respon impuls
sepertimodel two-ray Rayleigh fading (yang mempertimbangkan respon impuls menjadi dua
fungsidelta yang fading secara independen dan memiliki time delay yang cukup untuk
menginduksi

frequency

selective fading

dihasilkan computer

pada

sinyal

yang diterapkan)

atau pengukuran respon

secara umum digunakan untuk menganalisis frequency

selectivesmall-scale

atau yang
impul yang

fading.Dalam

frequency selective fading, spectrum S(f) dari sinyal yang ditransmisikan memiliki bandwidth
yang lebih besar daripada bandwidth coherence (Bc) dari kanal. Dilihat dalam domain
frekuensi, kanal menjadi frekuency selective ketika gain berbeda untuk komponen
frekuensi berbeda. Frekuency selective fading disebabkan oleh multipath delay yang mendeka
ti atau melebihi symbol period dari symbol yang ditransmisikan. Kanal frequency selective
fading jugadikenal sebagai kanal wideband karena bandwidth dari sinyal s(t) lebih lebar
daripada bandwidthdari kanal respon impuls.Seperti variasi waktu, variasi kanal dalam gain
dan fasa di seluruh spectrum s(t) menghasilkandistorsi variasi waktu pada sinyal yang
diterima r(t).Gambar diatas menunjukkan karakteristik kanal frequency selective fading.

Berikut adalah time spreading: bandwidth coherence pada flat fading dan frequency selective
fading.
2.15.5 Akibat adanya multipath
Multipath FadingSinyal yang diterima oleh penerima merupakan jumlah superposisi dari
keseluruhan sinyal yangdipantulkan akibat banyak lintasan (multipath). Hal ini menyebabkan
38

kuat sinyal yang diterimaoleh penerima akan bervariasi dengan cepat, dan terjadi fenomena
sinyal fading cepat (short termfading). Karena rendahnya antena MS dan adanya struktur
bangunan yang mengelilingi MS,menyebabkan fluktuasi yang cepat pada penjumlahan sinyalsinyal multipath menurut distribusistatistik yang disebut distribusi Rayleigh yang dikenal
dengan Rayleigh Fading. Fading yangterjadi secara lambat akibat pengaruh efek bayangan
dari berbagai halangan disebut fadinglambat (shadowing). Fading ini mengakibatkan fluktuasi
level daya yang diterima selama MS bergerak.Delay SpreadPanjang lintasan dan perlakuan
perlambatan gelombang yang berbeda-beda mengakibatkansinyal-sinyal multipath sampai
pada penerima dengan variasi waktu tunda. Sebuah impuls yang dikirimkan oleh pemancar
akan diterima oleh penerima bukan lagi sebuah impuls melainkansebuah pulsa dengan lebar
penyebaran yang disebut delay spread. Delay spread ini dapat menimbulkan interferensi antar
simbol, karena setiap simbol akan saling bertumbukan dengan simbol sebelum dan
sesudahnya. Level interferensi antar simbol ini ditentukan oleh kecepatan transmisi bit. Jadi
kecepatan transmisi bit atau simbol pada sistem komunikasi bergerak digitaldibatasi oleh
delay spread. Inter symbol Interference pada suatu media waktu dispersif, laju transmisi Rb
pada transmisi digital dibatasi olehfenomena delay spread. Delay spread menyebabkan
terjadinya

inter

symbol

interference

(ISI) pada transmisi data. Guna menghindari ISI, maka laju transmisi (Rb) sebaiknya tidak me
lebihikebalikan dari harga delay spread (), jika unit tidak bergerak : Rb = 1/L . Namun apabila
unitdalam keadaan bergerak, harga Rb : Rb = 1 / 2pLDoppler ShiftDoppler Shift merupakan
perubahan frekuensi atau pergeseran frekuensi radio yang disebabkanoleh gerakan MS.
Pergeseran frekuensi ini tergantung pada kecepatan dan arah gerak MS yangakan
menyebabkan

modulasi

frekuensi

acak

pada

sinyal

radio

bergerak.

Pergeseran

Dopplerdipengaruhi propagasi lintasan jamak yang dapat memberikan pergeseran positif atau
negatif pada saat yang sama untuk lintasan yang berbeda. Pada saat MS bergerak relatif terhad
ap BS,MS merasakan bergesernya frekuensi terima dari frekuensi pemancar. Doppler Shift
dapatmenyebabkan menurunnya kualitas suara.

Referensi :
https://www.academia.edu/7675811/Jenis_Fading_dalam_proses_transmisi

39

http://www.ni.com/white-paper/14916/en/ http://wireless.agilent.com/wireless/helpfiles/n5106
a/about_fading.htm http://www.slideshare.net/nitin_jain_india/introduction-to-wirelessfading-channels

BAB III
Kesimpulan

40

Daftar Pustaka
R. S. Kshetrimayum, EC635 Advanced Topics in Communication Systems
David Tipper, Fundamentals of Cellular Fundamentals of Cellular Networks

http://www.wirelessdictionary.com/Wireless-Dictionary-Cell-Splitting-Definition.html
http://www.wirelesscommunication.nl/reference/chaptr04/cellplan/sector.html
41

http://www.mobileindonesia.net/frequency-reuse/
www.academia.edu/3657786/SELULER
L. Chen and D. Yuan. 2012. Generalizing and Optimizing Fractional Frequency Reuse in
Broadband Cellular Radio Access Networks. EURASIP Journal on Wireless Communication
and Networking. 1: 230.
D. Bilios, C. Bouras, V. Kokkinos, A. Papazois, and G. Tseliou. 2013. Selecting the Optimal
Fractional Frequency Reuse Scheme in Long Term Evolution Networks. Wireless Personal
Communication. 71(4): 26932712.
T. D. Novlan, R. K. Ganti, and J. G. Andrews. 2011. A New Model for Coverage with
Fractional Frequency Reuse in OFDMA Cellular Networks. IEEE Global Telecommunication
Conference (GLOBECOM 2011): 15
N. Katiran, N. Fisal, and S. Yusof. 2011. Inter-cell Interference Mitigation and Coordination
in CoMP Systems. Informatics Engineering and Information Science. 654665
A. F. Molisch, Wireless Communications, John Wiley & Sons, 2005 G. L. Stuber, Principles
of Mobile Communication, Springer, 2009

T. S. Rappaport, Wireless Communications:

Principles and Practice, PHI, 2007


S. Haykin, Communication System 4th ed, New York: John Wiley & Sons, Inc, 2001
J. G. Proakis, M. Salehi, Communication System Engineering, 2nd ed, New Jersey: PrenticeHall Inc., 2002
U. Madhaw, Introduction to Communicatin System, Univerity of California, Santa Barbara,
2014
Dasar Sistem telekomunikasi penyusun Ir. Arjuni Budi P., MT dan
Erik Haritman, S.Pd., MT Digital Modulation Techniques penyusun Radityo C. Yudanto
Anonim.(2013).Duplex (Telecommunication). [Online].
http://en.wikipedia.org/wiki/Duplex_%28telecommunications%29 (diakses pada 04 Oktober
2015)
Khoirul Fath, Amri., 2013 Seluler, [online], (https://www.academia.edu/3657786/SELULER,
diakses pada 04 Oktober 2015)
42

Modul Mata Kuliah Pengantar Teknik Telekomunikasi IT Telkom


Dudung. 2015, Pengertian Simplex, Half Duplek Dan Full Duplek Menurut Ahli Teknologi,
[online], (http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-simplex-half-duplek-dan-full-duplekmenurut-ahli-teknologi/, diakses pada 04 Oktober 2015)

www.3GPP.org

Horak Ray, Telecommunications and Data Communications, Mt Vernon. The Context


Corporation. 2007

L. Roger Freeman,Fundamental of Telecommunications, New Jersey, John Wiley & Sons,


Inc., 2005

Universitas Sumatera Utara Bab II Code Division Multiple Access.

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30724/4/Chapter%20II.pdf
Budianto Bambang. 2009, Analisis Pengaruh Interferensi terhadap Kapasitas Sel pada
Sistem WCDMA. Skripsi. Jakarta: Fakultas Elektro, Universitas Indonesia
Yoke B. Agung, Interferensi Saluran Bersama (Co channel Interference).
dosen.narotama.ac.id

Pratista,Hayu, MEKANISME HANDOVER PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI CDMA,


http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F007036_MKP.pdf , 4 oktober
2015.

J.D. Parsons,The Mobile Radio Propagation Channel,John&Wiley&Sons Ltd, 2000

Microwave Laboratory,Microwave Transmission Planning with Pathloss,2015


43

Tapan K. Sarkar,A Survey of Various Propagation Models for Mobile Communicaton, IEEE
Antennas and Propagation Magazine, Vol. 45, No.3, June 2003

https://www.academia.edu/7675811/Jenis_Fading_dalam_proses_transmisi

http://www.ni.com/white-paper/14916/en/ http://wireless.agilent.com/wireless/helpfiles/n5106
a/about_fading.htm http://www.slideshare.net/nitin_jain_india/introduction-to-wirelessfading-channels

44

Anda mungkin juga menyukai