ISSN 2302-2124
JEms
ISSN
2302-2124
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
Emasains
JURNAL EDUKASI
MATEMATIKA dan SAINS
Strategi Pembelajaran Sepak Bola Verbal.
Metode Pembelajaran Berbasis Joyful Learning dan Gaya Berpikir.
Air Rendaman Ampas Teh Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Bawang
Merah (Allium ascalonicum L.).
Bentuk Asesmen Formatif Dan Tingkat Motivasi Berprestasi.
Keragaman Jenis Serangga Predator di Areal Persawahan.
Model Pembelajaran Problem Solving.
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT.
Penerapan Model Pembelajaran Eksposiroti Dengan Tutor Sebaya.
Penerapan Metode Tanya Jawab Multi Arah Melalui Latihan
Keterampilan (Drill Method).
Meningkatkan Prestasi Belajar Dengan Metode Karya Wisata Dengan
Bermain Sambil Belajar Dan Metode Bercerita.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
Model Pembelajaran Kreatif Problem Solving Berbantuan Media ICT.
Model Pembelajaran Kooperatif Melalui Bimbingan Kelompok.
JURNAL EDUKASI
MATEMATIKA dan SAINS
ISSN 2302-2124
JEms
Emasains
Emasains, Jurnal Edukasi Matematika dan Sains terbit dua kali dalam setahun (Maret dan September),
Berbahasa Indonesia maupun Inggris. Sebagai media komunikasi ilmiah dengan kajian masalah pendidikan,
pendidikan matematika, sains dan lingkungan hidup. Memuat tulisan yang berasal dari hasil penelitian,
kajian teoretis dan aplikasi teori.
Penasehat
Dr. I Made Suarta, SH., M. Hum
Penanggungjawab
Drs. I Wayan Suanda, SP., M.Si.
Ketua Redaksi
Drs. I Nengah Suka Widana, M.Si
Sekretaris Redaksi
Dra. I Gusti Ayu Rai, M.Si.; I Wayan Eka Mahendra, S.Pd., M.Pd
Redaksi Ahli
Prof.Dr. I Wayan Suparta, M.S (UNUD).
Prof. Dr. Putu Budiadnyana, M.Si (Undiksha Singaraja).
Dr. Bayu Aji (LIPI-Kebun Raya Eka Karya Bali).
Dr. Ir. I G.N. Alit Wirya Susanta, M.Agr. (UNUD).
Drs. I Wayan Budiyasa, M.Si. (IKIP PGRI Bali).
Drs. I Dewa Putu Juwana, M.Pd. (IKIP PGRI Bali).
Redaksi Pelaksana
Drs. Made Surat, M.Pd.; Drs I Wayan Sudiarsa.; Drs. I Made Sunastra, M.Si.
M.Si.; Drs. I Made Subrata; M.Si; I Wayan Widana, S.Pd., M.Pd.
N. Putri Sumaryani, SP., M.MA.; Made Wahyu Cerianingsih, S.Si.
Ni Luh Mery Marlinda, S.Pd.
Bendahara
Dra. Ni Nyoman Parmithi, MM.
Distribusi
I Putu Sukerteyasa, S.Pd., M.Pd; Gustut Ariana, S.Pd.
Pembantu Pelaksana Tata Usaha
Sri Utami, S.Pd.; Ni G.A. Nyoman Sri Ernawati.
Alamat Redaksi
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Bali
Jln Akasia Desa Sumerta No.: 16 Denpasar Timur
Telp. (0361) 265693 Email: fpmipaikippgribali@yahoo.co.id
Dicetak Oleh:
PT. Percetakan Bali, Jl. Gajah Mada I/1 Denpasar 80112, Telephone (0361) 234723, 235221
NPWP: 01.126.360.5-904.000, Tanggal Regestrasi DKP: 1 July 2006
ii
ISSN 2302-2124
JEms
Emasains
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SUSUNAN ORGANISASI PENGELOLA JURNAL EMASAINS
DAFTAR ISI
i
ii
iii
Penerapan Strategi Pembelajaran Sepak Bola Verbal Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Dely Kus Purnama..
Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Joyful Learning Dan Gaya Berpikir Terhadap Hasil
Belajar Matematika.
Gabriella Putri Siska Yunita.
Pengaruh Penyiraman Air Rendaman Ampas Teh Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Bawang
Merah (Allium ascalonicum L.).
N Putri Sumaryani dan I Gede Adnyana
Pengaruh Penerapan Bentuk Asesmen Formatif Dan Tingkat Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil
Belajar Matematika.
I Gusti Agung Ayu Pramita Tryarika, dan Ni Wayan Sunita..
Keragaman Jenis Serangga Predator Di Areal Persawahan Desa Kerobokan Kecamatan Kuta
Utara Kabupaten Badung.
Ni Luh Swastini dan I Nengah Suka Widana..
Model Pembelajaran Problem Solving Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
I Nyoman Sunata..
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Peserta Didik Kelas V SD Negeri 3 Jagaraga.
Gusti Ayu Putu Putri Ekawati
Penerapan Model Pembelajaran Eksposiroti Dengan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar
Desak Putu Oka Sunedi.
Penerapan Metode Tanya Jawab Multi Arah Melalui Latihan Keterampilan (Drill Method) Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika
Luh Redasi.
Meningkatkan Prestasi Belajar Dengan Metode Karya Wisata Dengan Bermain Sambil Belajar
Dan Metode Bercerita
I Gusti Ayu Suwantari
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa
Ni Luh Widiani.
Model Pembelajaran Kreatif Problem Solving Berbantuan Media ICT Dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar
I Wayan Sudanta..
Model Pembelajaran Kooperatif Melalui Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar Matematika
I Ketut Swarsa.
PEDOMAN PENULISAN EMASAINS
ISSN 2302-2124
1-11
1-11
12-23
12-13
24-32
24-32
33-41
33-41
42-50
42-50
51-55
51-55
56-62
56-62
63-69
63-69
70-78
70-78
79-82
79-82
83-94
83-94
95-98
95-98
99-107
99-107
iii
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
Refleksi siklus II, refleksi dilakukan berdasarkan analisis tes hasil belajar
selama kegiatan siklus II berlangsung.
Refleksi dimaksud untuk mengetahui
apakah tindakan yang dilakukan (strategi
pembelajaran Sepak Bola Verbal) apakah
dapat meningkatkan hasil belajar matematikanya. Dari refleksi yang dilakukan dapat
diketahui bahwa tindakan yang diberikan
pada siklus II telah terlaksana sebagaimana yang diharapkan dan telah mencapai
kriteria keberhasilan. Hal ini terlihat tercapainya ketuntasan belajar peserta didik
97,06% dan terjadi peningkatan skor ratarata hasil belajar peserta didik dari siklus
Tabel 1. Distribusi Statistik Hasil Belajar Matematika Pada Siklus I dan Siklus II.
NILAI STATISTIK
SEBELUM
STATISTIK
Siklus I
68,59
55,53
SESUDAH
Siklus II
82,5
Nilai
Kategori
0-34
Sangat rendah
35-54
Rendah
55-64
Sedang
65-84
Tinggi
85-100 Sangat tinggi
Jumlah
Frekuensi
Sesudah
Sebelum
Siklus I
Sklus II
0
0
0
16
4
0
11
11
0
7
15
16
0
4
18
34
34
34
Sebelum
0
47,06
32,35
20,59
0
100
Prosentase
Sesudah
Siklus I
Siklus II
0
0
11,76
0
32,35
0
44,12
47,06
11,76
52,94
100
100
Nilai
Kategori
0-69
Tidak tuntas
70-100
Tuntas
Jumlah
Sebelum
32
2
34
Frekuensi
Sesudah
Siklus I
Siklus II
15
1
19
33
34
34
Sebelum
94,12
5,88
100
ISSN 2302-2124
Prosentase
Sesudah
Siklus I
Siklus II
44,12
2,94
55,88
97,06
100
100
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
11
12
belajaran yang menyenangkan dan mendukung kelancaran proses belajar sehingga tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan.
Guru berperan penting dalam menciptakan
suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan peserta didik
mencapai tujuan secara optimal, serta dinamis
dan fleksibel sebagai informan, organizer,
serta evaluator bagi terwujudnya kegiatan belajar peserta didik yang dinamis dan inovatif
(Susanto, 2013). Faktor lainnya yang memengaruhi hasil belajar adalah perbedaan
individu meliputi bakat, minat, motivasi, dan
gaya berpikir. Gaya berpikir merupakan salah
satu dari karakteristik peserta didik. Manusia
memiliki dua pola pikir yang fundamental,
yaitu divergen dan konvergen. Pola pikir
ISSN 2302-2124
konvergen diartikan sebagai pola pikir terfokus atau spesifik, sementara pola divergen
diartikan sebagai pola yang menyebar atau
menjauh (Hidayah, 2007).
Hasil observasi di SMP Negeri 5
Denpasar oleh guru mata pelajaran matematika bahwa selama ini dalam pembelajaran
matematika masih menggunakan metode
pembelajaran konvensional (teacher-centered)
sehingga keaktifannya rendah, peserta didik
lebih bersifat pasif, menerima apa saja yang
diberikan guru, juga menimbulkan rasa bosan
dan merasa pembelajaran matematika tidak
menyenangkan. Rendahnya kualitas proses
pembelajaran akan berdampak pada hasil
belajar peserta didik. Jika hal tersebut dibiarkan, maka tujuan pembelajaran tidak akan
tercapai. Salah satu metode pembelajaran yang
dapat meningkatkan interaksi antara guru dan
peserta didik adalah metode pembelajaran
berbasis joyful learning. Joyful learning merupakan metode pembelajaran yang melibatkan
rasa senang, bahagia, dan nyaman dari pihakpihak yang sedang berada dalam proses
belajar mengajar (Rahmani, 2011). Metode
pembelajaran berbasis joyful learning mengutamakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan mengesankan, dengan beberapa
keistimewaan antara lain, tidak terpengaruh
oleh perubahan kurikulum, banyak strategi
yang dapat diterapkan, serta dapat merangsang
kreativitas dan aktivitas (Catur, 2008). Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan
penelitian dengan mengkaji masalah yang
meliputi (1) apakah ada perbedaan hasil
belajar matematika antara peserta didik
dengan metode pembelajaran berbasis joyful
learning dengan metode konvensional? (2)
Apakah ada interaksi antara metode pembelajaran dengan gaya berpikir terhadap hasil
belajar matematika peserta didik? (3) Apakah
ada perbedaan hasil belajar matematika pada
peserta didik yang memiliki gaya berpikir
divergen antara peserta didik yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran berbasis
joyful learning dengan peserta didik yang
ISSN 2302-2124
13
14
ISSN 2302-2124
untuk mengerjakan di depan dengan cara permainan. (e) Peserta didik menyimpulkan
materi yang dipelajari. (f) Guru menyempurnakan simpulan dari peserta didik dan memberi penghargaan kepada yang berani menjawab soal dengan benar di depan kelas.
Sudjana (1989), hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Susanto (2013), hasil belajar merupakan
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
peserta didik, baik yang menyangkut aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil
dari kegiatan belajar. Wasliman (2007), hasil
belajar yang dicapai peserta didik merupakan
hasil interaksi antara beberapa faktor yang
memengaruhinya, baik faktor internal maupun
eksternal. Ruseffendi (1991) mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kecerdasan, kesiapan anak, bakat
anak, kemauan belajar, minat anak, model
penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi
masyarakat. Gaya Berpikir berkaitan dengan
pola orang memproses informasi dan menggunakan strategi untuk merespon suatu tugas
(Good and Brophy, 1990). Gaya berpikir
merupakan cara individu memproses informasi yang diterimanya dan dapat memecahkan
masalah dengan caranya sendiri. Manusia
memiliki dua pola pikir yang fundamental,
yaitu secara divergen dan konvergen. Pola
pikir konvergen diartikan sebagai pola pikir
terfokus atau spesifik, sementara pola pikir
divergen diartikan sebagai pola pikir yang menyebar atau menjauh. Harris (1998), pengembangan kemampuan berpikir mencakup 4 hal,
yakni (1) kemampuan menganalisis, (2) membelajarkan peserta didik bagaimana memahami pernyataan, (3) mengikuti dan menciptakan argumen logis, (4) mengeliminir jalur
yang salah dan fokus pada jalur yang benar.
Dalam konteks itu berpikir dapat dibedakan
dalam dua jenis yaitu berpikir kritis (konvergen) dan berpikir kreatif (divergen). Bila
dielaborasi perbedaan kedua jenis berpikir
ISSN 2302-2124
15
konvergen.
(A)
(B1)
(B2)
Keterangan:
A= metode pembelajaran B= gaya berpikir;
(A1) Kelompok peserta didik yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran berbasis
joyful learning. (A2) Kelompok peserta didik
yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran konvensioal. (B1) Kelompok peserta didik
yang memiliki gaya berpikir divergen. (B2)
Kelompok peserta didik yang memiliki gaya
berpikir konvergen. (A1B1) Kelompok peserta
didik yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran berbasis joyful learning dan memiliki gaya berpikir divergen. (A2B1) Kelompok
peserta didik yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran konvensional dan memiliki
gaya berpikir divergen. (A1B2) Kelompok
peserta didik yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran berbasis joyful learning dan
memiliki gaya berpikir konvergen. (A2B2)
Kelompok peserta didik yang dibelajarkan
dengan metode pembelajaran konvensional
dan memiliki gaya berpikir konvergen.
Perlakuan dalam pembelajaran melalui
dua metode yaitu metode pembelajaran
berbasis joyful learning untuk kelas eksperimen dan metode pembelajaran konvensional
untuk kelas kontrol. Pada masing-masing
kelas terdapat kelompok yang memiliki gaya
berpikir divergen dan konvergen. Populasi
penelitian, seluruh peserta didik kelas VIII
SMP Negeri 5 Denpasar yang terdiri atas 10
kelas dengan jumlah 328 orang. Sampel
diperoleh dengan teknik random sampling
dengan cara undian, yang di random adalah
kelas. Kemudian kedua kelompok diberikan
tes gaya berpikir untuk memilah kelompok
divergen dan konvergen, berdasarkan skor
16
(A1)
(A2)
A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
ISSN 2302-2124
A1
A2
B1
B2
A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
34
38
36
36
17
17
19
19
Mean
73,24
67,89
72,78
68,06
82,06
64,41
64,47
71,32
Median
72,50
70
70
70
80
65
65
70
Modus
70
70
70
70
80
70
70
80
Standar Deviasi
13,48
10,31
12,90
10,97
9,69
10,74
9,26
10,39
Varians
181,64
106,26
166,35
120,40
93,93
115,26
85,82
107,89
Maksimum
100
90
100
90
100
90
85
90
Minimum
45
45
45
45
60
45
45
50
Statistik
n
ISSN 2302-2124
17
18
ISSN 2302-2124
511,80
401,39
2690,41
6833,90
10437,50
1
1
1
68
71
511,80
401,39
2690,41
100,50
-
5,09
3,99
26,77
-
3,98
3,98
3,98
-
Keterangan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
-
ISSN 2302-2124
19
20
ISSN 2302-2124
Beberapa saran yang dapat dikemukakan antara lain, (1) Bagi guru, metode pembelajaran berbasis joyful learning dapat dipertimbangkan untuk diterapkan sebagai suatu
inovasi pembelajaran yang dapat digunakan
dalam proses pembelajaran sehingga terwujud
situasi pembelajaran menyenangkan terutama
ISSN 2302-2124
21
22
hitam.blogspot.com/2007/12/divergendan-konvergen-part-2.html.
Diakses
pada tanggal 3 November 2013.
Hudoyo, Herman. 2003. Pengembangan
Kurikulum
Matematika
dan
Pelaksanaannya di Depan Kelas.
Surabaya: Usaha Nasional.
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi
Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan
(Teknik Analisis Data Kuantitatif).
Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha Press.
Kholik,
Muhammad.
2011.
Metode
Pembelajaran Konvensional (online).
Tersedia:
http://muhammadkholik.wordpress.co
m/2011/11/08/metode-pembelajarankonvensional/. Diakses pada tanggal 3
November 2013.
Rahmani, Nani. 2011. Pengajar Cerdas
Dengan Joyful Learning (online).
Tersedia:http://www.bppk.depkeu.go.i
d/bdk/medan/index.php?option=com_c
ontent&view=article&id=136:pengajar
-cerdas-dengan-joyfullearning&catid=10:umum.
Diakses
pada tanggal 30 Oktober 2013.
Ruseffendi, E.T. 1991. Pengantar kepada
Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran
Matematika
untuk
Meningkatkan
CBSA. Bandung: Tarsito.
Sholikhah, Nurul Aini, Penerapan Metode
Pembelajaran Berbasis Joyful Learning
Untuk Meningkatkan Kualitas Proses
Dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada
Pembelajaran Matematika di MI
Muhammadiyah Basin, Skripsi, 2012.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya.
Jakarta:
Rineka Cipta.
Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan
Matematika Di Indonesia Konstatasi
keadaan Masa Kini Menuju Harapan
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
23
ISSN 2302-2124
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian tergolong dalam penelitian eksperimen yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan sebab akibat dengan memberikan perlakuan tertentu kepada kelompok eksperimen.
O
O
ISSN 2302-2124
25
Keterangan :
R = Menunjukkan sampel penelitian, yaitu
umbi bawang merah yang dipilih
secara random.
X = Menunjukkan perlakuan terhadap
sampel dalam hal ini penyiraman bibit
bawang merah dengan menggunakan
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Rancangan
ini merupakan rancangan yang paling sederhana jika dibandingkan rancangan lainnya,
dapat berupa kotak-kotak antara unit percobaan ini dibatasi dengan ruang pengamatan
sehingga tidak terjadi interaksi antara sesama
unit Dengan demikian letak dan posisi
masing-masing unit tidak akan mempengaruhi hasil-hasil percobaan karena percobaan
ini dilakukan pada kondisi terkendali. Dalam
hal ini tiap satu kali ulangan digunakan 40
sampel yang dibagi menjadi 4 kelompok
perlakuan dan masing-masing kelompok
perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4
kali, dimana tiap-tiap kelompok perlakuan
terdiri atas 10 sampel. Karena penelitian ini
menggunakan empat perlakuan, maka berdasarkan rumus di atas dapat diperoleh ulangan
sebanyak empat kali ulangan. Sebagai
populasi dalam penelitian ini adalah tanaman
bawang merah (Allium ascalonicum L.) yang
jumlahnya 6 kg bibit bawang merah.
Populasi diasumsikan sama atau relatif
homogen karena diambil dari satu tanaman
yang sama dan memiliki ukuran yang relatif
sama. Sampel dalam penelitian ini berjumlah
160 menggunakan metode simple random
sampling yaitu pengambilan anggota sampel
dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam
populasi dengan cara undian. Dari 160
sampel yang ada, dibagi menjadi 4 kelompok
percobaan (ulangan) secara random. Dalam
hal ini setiap satu kali ulangan digunakan 40
tanaman bawang merah, dimana tiap-tiap
kelompok perlakuan terdiri dari 10 sampel
dengan perlakuan 1)Sebanyak 10 sampel
yang tidak diberikan perlakuan dengan air
26
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
27
d. Penanaman
Sebelum penanaman dilakukan, tanah, pasir,
dan pupuk kandang dicampur terlebih
dahulu, kemudian dimasukkan pada setiap
polybag dan sebelum ditanam, kulit luar bibit
bawang merah yang mengering dan sisa-sisa
akarnya dibuang. Selain itu, bagian ujung
umbi dipotong dengan pisau bersih kurang
lebih 1/3 sampai 1/4 bagian dari panjang
umbi, kemudian umbi bawng merah ditanam
dengan kedalaman kurang lebih 2 sampai 3
cm.
e.Pemberian Perlakuan
a. Perlakuan kontrol tidak menggunakan air
rendaman ampas teh
b.
Air rendaman ampas teh sebanyak 5
ml ditambahkan dengan 95 ml air PAM
c. Air rendaman ampas teh sebanyak 10 ml
ditambahkan dengan 90 ml air PAM
d.
Air rendaman ampas teh sebanyak 15
ml ditambahkan dengan 85 ml air PAM
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman bawang merah dalam
polybag lebih mudah karena kesehatan setiap
tanaman lebih terkontrol dan penularan penyakit lewat akar dapat dihindari. Beberapa
pemeliharaan rutin yang perlu dilakukan
sebagai berikut:
1.Penyiraman
Ada tiga hal yang mendorong dilakukannya
penyiraman, yaitu menggantikan air yang
telah menguap pada siang hari, memberi
tambahan air yang dibutuhkan oleh tanaman
dan mengembalikan kekuatan tanaman.
2.Penyulaman
Penyulaman dilakukan jika ada tanaman
yang terkena serangan penyakit dengan
mengganti bibit yang umurnya sama. Penyulaman dilakukan setelah seminggu penanaman.
3.Pemupukan
Pemberian penambahan pupuk ini bertujuan
untuk memberikan unsur hara yang diperlukan tanaman pada media tanam sehingga
tanaman dapat mencapai potensi tumbuh
secara maksimal. Pemupukan yang diberikan
adalah pupuk organik dari air rendaman
28
ampas teh yang dapat dilakukan saat penanaman dengan cara disiram pada tanah.
4.Penyiangan, pendangiran dan pembubunan
Pekerjaan penyiangan, pendangiran dan
pembubunan bertujuan untuk membersihkan
tanaman bawang merah dari tumbuhan dan
benda-benda lain yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman.
Untuk memperoleh data mengenai
pertumbuhan vegetatif tanaman bawang
merah, maka digunakan metode observasi
yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengamati langsung serta melakukan
pencatatan langsung terhadap objek yang
diteliti. Pengumpulan data ini dilakukan pada
akhir penelitian dengan cara melakukan
penimbangan terhadap berat basah dari
masing-masing sample. Dalam penimbangan
digunakan neraca ohaus dengan ketelitian
0,01 gram.
Teknik Analisis Data
Data
yang
sudah
terkumpul
kemudian dilakukan analisis dengan menguji
anava satu jalur. Uji F dilakukan dengan
taraf signifikansi 5%, yang dilanjutkan
dengan uji beda rata-rata dengan Uji Beda
Nyata Terkecil (BNT) 5% dan 1% apabila uji
F menunjukkan hasil signifikan.
Dalam pengujian hipotesis penelitian
ini digunakan taraf signifikansi 5%. Jika
Fhitung Ftabel , maka Ho diterima sedangkan
H1 ditolak. Hal ini berarti Tidak ada
pengaruh penyiraman air rendaman ampas
teh terhadap pertumbuhan vegetatif bawang
merah (Allium ascalonicum L.). Jika Fhitung
Ftabel maka Ho ditolak sedangkan H1
diterima yang berarti Ada pengaruh
penyiraman air rendaman ampas teh terhadap
pertumbuhan vegetatif bawang merah
(Allium ascalonicum L.) . Bila uji F
signifikan, maka dilanjutkan dengan uji BNT
dengan menggunakan rumus :
2 KTacak
BNT = t tabel
Ulangan
ISSN 2302-2124
Tabel 02
Model Matrik Selisih Nilai Rata-rata Berat Basah Tanaman Bawang Merah
Perlakuan
A
B
C
D
Nilai ratarata
Y1 (Ya)
Y1 (Ya)
Y1 (Ya)
Y1 (Ya)
A
Y1 (Ya)
0
d(1-2)
d(1-3)
d(1-4)
BNT 5%
B
Y2 (Ya)
0
d(2-3)
d(2-4)
C
Y3 (Ya)
D
Y4 (Ya)
0
d(3-4)
BNT 1%
Tabel 03
Rata-rata Berat Basah Tanaman Bawang Merah
Berumur 45 Hari Setelah Tanam
Ulangan (n)
I
II
III
IV
Total
Rata-rata
10,27
10,34
10,53
11,38
42,52
10,63
21,88
21,91
21,56
20,76
86,11
21,53
30,12
31,76
32,43
29,12
123,43
30,86
40,06
45,32
45,64
48,39
179,41
44,85
Jumlah
102,33
109,33
110,16
109,65
431,47
107,87
ISSN 2302-2124
29
Gambar 04 : Grafik
Berat Basah Tanaman Bawang Merah Berumur 45 Hari Setelah Tanam
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
dilakukan pada tanaman bawang merah
yang berumur 45 hari dengan menggunakan pupuk organik berupa air rendaman
ampas teh yang direndam selama 12 jam
maka diperoleh perbedaan dari segi
pertumbuhan organ vegetatif yaitu perbedaan akar, batang, daun, umbi dan tingi
tanaman. Hal ini disebabkan karena
perbedaan konsentrasi air rendaman ampas
teh yang diberikan pada masing-masing
perlakuan berbeda-beda sehingga berpengaruh pada penyediaan unsur-unsur hara
baik makro maupun mikro yang dibutuhkan tanaman. Adapun perlakuan masingmasing kelompok adalah untuk (A) tidak
diberi air rendaman ampas teh (kontol),
(B) dengan konsentrasi 5%, (C) dengan
konsentrasi 10% dan (D) dengan konsentrasi 15% air rendaman ampas teh.
Untuk mengetahui pengaruh penyiraman air rendaman ampas teh terhadap
pertumbuhan vegetatif pada tanaman
bawang merah yang paling optimal maka
dilakukan dengan cara menimbang berat
basah tanaman bawang merah dengan
Neraca Ohaus tipe 311 yang memiliki ketelitian sampai 0,01 gram.
Dari hasil pengamatan yang
diperoleh bahwa untuk perlakuan (A) atau
kontrol pertumbuhan daun tanaman
bawang merah tampak kecil, jumlah daun
sedikit, warna daun hijau muda, tinggi
30
daun mencapai 25 cm, pertumbuhan batang kurus, batang kurang kuat, akar percabangan sedikit dan warna umbi putih.
Untuk perlakuan (B) dengan konsentrasi
air rendaman ampas teh 5% hasilnya yaitu
jumlah daun lebih banyak dibandingkan
dengan perlakuan (A), daun berwarna
hijau tua, tinggi daun mencapai 35 cm,
pertumbuhan batang kurus, batang kurang
kuat, akar percabangan sedikit dan warna
umbi putih, Untuk perlakuan (C) dengan
konsentrasi air rendaman ampas teh 10%
hasilnya pertumbuhan daun lebih besar,
lebih banyak, berwarna hijau tua, tinggi
daun mencapai 40 cm dan batangnya
gemuk sehingga tanaman lebih kokoh,
warna umbi merah muda ,percabangan
akarnya lebih banyak serta umbinya berwarna merah muda. Untuk perlakuan (D)
dengan konsentrasi air rendaman ampas
teh 15% hasilnya sangat berbeda dengan
perlakuan yang lainnya yaitu daunnya
lebih banyak, tinggi daunnya mencapai 50
cm, berwarna hijau tua, jumlah daunnya
lebih banyak, lebih lebar, batang kuat, akar
percabangan banyak dan umbi berarna
merah tua.
Pengaruh penyiraman air rendaman
ampas teh pada konsentrasi yang berbeda
terhadap berat basah tanaman bawang
merah diperoleh berat tertinggi pada perlakuan (D) dengan konsentrasi 15% bila
dibandingkan dengan perlakuan (A) kon-
ISSN 2302-2124
31
faatkan adalah umbinya tetapi dengan penelitian ini daun bawang merah juga dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu bahan
dasar pembuatan masakan disamping rasanya enak dan harganya relatif murah.
DAFTAR RUJUKAN
Akhadi. H. 2005. Manfaat Daun Teh.
Jakarta. Bintang Ilmu.
Anonim. 2012. Bercocok Tanam Teh.
http//www.labink.or.id.
(diakses
tanggal 11 Januari 2014).
Anonim. 2008. Data Botani Bawang
Merah.
http://www.lablink.or.id
(diakses tanggal 17 Januari 2014).
Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur
Penelitian. Jakarta. PT. Rineka
Cipta.
Dewi, Nurfita. 2012. Untung Segunung
Bertanam
Aneka
Bawang.
Yogyakarta. Pustaka Baru Press.
Djarwanto.
2009.
Statistik
Non
Parametrik. Yogyakarta. BPFE.
Irianto. 2009. Pembibitan Palawija dan
Hortikultura. Klaten. Bola Bintang
Publising.
Ishak.
2008.
Budidaya
Tanaman
Hortikultura.
Malang.
P.T
Soeroengan.
Nazzaruddin. 1993. Budidaya Tanaman
Teh. Jakarta. Penebar Swadaya.
Nurmayati. 2008. Teh. Jakarta. Bumi
Angkasa.
Poerwadarminta.2013. Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Jakarta. Penebar
Balai Pustaka.
Sugiyono.
2013.
Statistik
Untuk
Penelitian. Bandung. Alfabeta.
Tenaya, Narka, I Dewa Gede Raka dan I
Dewa
Gede
Agung.
1986.
Perancangan
Percobaan
I
Rancangan Dasar. Denpasar:
Universitas Udayana.
Wiratno. Budidaya dan Pasca Panen Teh.
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan Teh.
Yuniebio.
2009.
Petunjuk
Praktis
Bertanam Teh. Semarang. Aneka
Ilmu.
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
33
guru dalam mengumpulkan informasi mengenai tingkat pemahaman siswa melalui pertanyaan, observasi, pemberian tugas dan tes
akan sangat bermanfaat dalam menentukan
tingkat penguasaan siswa dan dalam evaluasi
keefektifan proses pembelajaran. Informasi
yang akurat tentang hasil belajar, minat,
motivasi dan kebutuhan siswa hanya dapat
diperoleh melalui asesmen dan evaluasi yang
efektif.
Penilaian yang dilakukan oleh guru
memberikan informasi yang penting baik bagi
guru itu sendiri maupun bagi siswa dalam
proses pembelajarannya. Informasi dari hasil
penilaian pembelajaran bagi guru bermanfaat
untuk melihat ketepatan model, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang digunakan
oleh guru, sedangkan bagi siswa berfungsi
untuk menilai sejauh mana pemahaman mereka terhadap materi yang telah dipelajarinya.
Penilaian yang biasa digunakan dalam sistem
pendidikan kita adalah melalui deskripsi
kuantitatif, yaitu tes (tertulis). Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan di kelas XI IPA
SMA Negeri 1 Mengwi tahun pelajaran
2013/2014 menunjukkan bahwa bentuk
penilaian (asesmen) yang digunakan pada
pelajaran matematika selama ini masih
dominan menggunakan tes yakni bentuk
pilihan ganda. Penilaian pembelajaran yang
menggunakan tes pilihan ganda merupakan
bentuk penilaian yang sangat mudah untuk
diterapkan oleh guru dalam pembelajaran,
karena tidak perlu memerlukan waktu yang
lama untuk melakukan analisis dari hasil
penilaiannya. Penilaian dengan tes biasanya
hanya mengukur hasil akhir belajar siswa dan
kurang dapat mengukur proses belajar yang
telah dilalui oleh siswa. Penilaian ini juga
tidak dapat menggambarkan kemampuan
siswa sesungguhnya. Hal ini tentu tidak sesuai
dengan hakekat pembelajaran konstruktivistik
yang berkembang saat ini, yaitu proses
konstruksi pengetahuan siswa yang menilai
pembelajaran dari sudut pandang prosesnya.
Dampak selanjutnya adalah dapat menurunkan
34
ISSN 2302-2124
soal tes, tugas-tugas dan latihan-latihan matematika serta dapat memberikan informasi yang
akurat bagi guru mengenai proses belajar
siswa.
Memperhatikan latar belakang di atas,
maka penulis ingin melakukan penelitian
penerapan bentuk asesmen formatif dan
motivasi berprestasi dalam pembelajaran matematika yang mengangkat judul Pengaruh
Penerapan Bentuk Asesmen Formatif dan
Tingkat Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Perbedaan hasil belajar matematika
antara siswa yang diberi asesmen kinerja
dengan siswa yang diberi asesmen tradisional
pada kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Mengwi
tahun pelajaran 2013/2014 2) Interaksi antara
bentuk asesmen formatif dengan motivasi
berprestasi dalam pengaruhnya terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas XI IPA di
SMA Negeri 1 Mengwi tahun pelajaran
2013/2014 3) Perbedaan hasil belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi antara siswa yang diberi asesmen
kinerja dengan siswa yang diberi asesmen
tradisional pada kelas XI IPA di SMA Negeri
1 Mengwi tahun pelajaran 2013/2014 4) Perbedaan hasil belajar matematika siswa yang
memiliki motivasi berprestasi rendah antara
siswa yang diberi asesmen kinerja dengan
siswa yang diberi asesmen tradisional pada
kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Mengwi tahun
pelajaran 2013/2014.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini tergolong eksperimen
semu (quasi experimental design), karena gejala yang akan diselidiki ditimbulkan terlebih
dahulu dengan sengaja. Desain eksperimen
semu merupakan pengembangan dari true
experimental design. Desain ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabelvariabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen.
Dalam penelitian eksperimen digunakan
dua kelompok sampel, yaitu kelompok perlakuan (eksperimen) dan kontrol. Untuk
menggambarkan hubungan antara variabel
dalam penelitian ini maka digunakan anava
dua jalur. Adapun desain yang digunakan
yaitu Treatmen By Level, karena salah satu
variabel independennya berfungsi sebagai
variabel moderator. Pemilihan metode ini
disesuaikan dengan data yang diharapkan,
yaitu perbedaan hasil belajar matematika
sebagai akibat perlakuan yang diberikan.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
hasil belajar matematika siswa. Variabel
independen perlakuan adalah bentuk asesmen
formatif yang dibedakan menjadi 2 kelompok
yaitu asesmen kinerja dan asesmen tradisional.
Variabel moderatornya, motivasi berprestasi
yang dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu
motivasi berprestasi tinggi dan motivasi
berprestasi rendah. Secara skematis desain
hubungan antara variabel dalam penelitian ini
dapat dilihat pada bagan berikut.
ISSN 2302-2124
Total
A1B1+ A2B1
A1B2+ A2B2
35
36
las eksperimen berupa pemberian asesmen kinerja dan perlakuan kepada kelas kontrol
dengan pemberian asesmen tradisional. 3.
Tahap evaluasi. Pada tahap evaluasi, langkah
- langkah yang dilakukan adalah memberikan
post test pada akhir penelitian, baik untuk
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Soal post test yang diberikan kepada kedua kelompok adalah sama yaitu tes campuran
(pilihan ganda dan esay) dan dilaksanakan
satu kali. Post test dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang diberi asesmen kinerja dengan peserta didik yang diberi asesmen tradisional.
Menganalisis data hasil penelitian dan melakukan uji hipotesis. Sebelum dilakukan uji hipotesis melalui metode statistik dengan rumus
anava dua jalur, terlebih dahulu dilakukan uji
prasyarat analisis. Uji prasyarat tersebut
adalah uji normalitas dan uji homogenitas
varians.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menyertakan sebanyak
74 siswa sebagai sampel yang terdiri dari 37
siswa sebagai kelompok eksperimen, yang diberi asesmen kinerja dan 37 siswa sebagai kelompok kontrol yang diberi asesmen tradisional. Pada kelompok ekperimen terdiri dari 18
siswa memiliki motivasi berprestasi tinggi dan
19 siswa memiliki motivasi berprestasi rendah
dan pada kelompok kontrol terdiri dari 19 siswa memiliki motivasi berprestasi tinggi dan
18 siswa yang memiliki motivasi berprestasi
rendah.
Data perlakuan pada masing-masing
kelompok dikumpulkan, kemudian ditabulasi
sesuai dengan keperluan analitis. Data yang
terkumpul antara lain: (1) hasil belajar matematika siswa yang diberi asesmen kinerja, (2)
hasil belajar matematika siswa yang diberi
asesmen tradisional, (3) hasil belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, (4) hasil belajar matematika siswa
yang memiliki motivasi berprestasi rendah, (5)
hasil belajar matematika siswa yang diberi
ISSN 2302-2124
asesmen kinerja dan memiliki motivasi berprestasi tinggi, (6) hasil belajar matematika
siswa yang diberi asesmen kinerja dan memiliki motivasi berprestasi rendah, (7) hasil
belajar matematika siswa yang diberi asesmen
tradisional dan memiliki motivasi berprestasi
tinggi, (8) hasil belajar matematika siswa yang
diberi asesmen tradisional dan memiliki
motivasi berprestasi rendah.
Untuk menganalisis data digunakan
statistik deskriptif dan inferensial. Statistik
deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan
data variabel yang diteliti meliputi: jumlah
perolehan skor, skor tertinggi, skor terendah,
nilai rata-rata, median, simpangan baku, vari-
A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
18
82,61
84
84
19
71,58
71
71
19
75,63
76
70
18
74,33
75
70
4,38
5,135
6,353
5,28
19,19
90
75
26,37
84
65
40,36
86
65
27,88
82
65
X2tabel
Kesimpulan
6,498
2,070
3,804
3,267
5,653
2,925
8,546
1,611
11,070
9,488
11,070
11,070
9,488
7,815
9,488
7,815
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
ISSN 2302-2124
37
dk
1
dk
A1B1
17
18
18
17
70
0,0588
0,0555
0,0555
0,0588
0,2287
A1B2
A2B1
A2B2
Jumlah
s2
Log s2
dk Log s2
dk s2
4,3809
5,1350
6,3526
5,2803
19,1928
26,3684
40,3567
27,8823
1,28314
1,42108
1,60592
1,44533
21,8134
25,5795
28,9065
24,5706
100,87
326,278
474,632
726,42
473,999
2001,33
JK
dk
70,05405
690,2162
450,3453
1033,33
1
1
1
70
2243,95
73
RJK
70,05405 4,745611
690,2162 46,75671
450,3453 30,50735
14,76186
38
Fhitung
Ftabel
(0.05)
3,97
3,97
3,97
Keterangan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
ISSN 2302-2124
Keterangan
Signifikan
Signifikan
ISSN 2302-2124
39
1)Bagi siswa, asesmen kinerja dapat memberikan kesempatan siswa untuk memperlihatkan kemampuannya baik kecepatan
maupun ketepatan dalam menjawab soal,
dapat melakukan pengorganisasian dan
pemikiran sendiri, memahami matematika
bukanlah serangkaian peraturan untuk
diingat dan diikuti tetapi lebih kepada proses
yang memungkinkan siswa untuk menyelesaikan masalah, meningkatkan motivasi,
dan mengetahui kekuatan dan kekurangan
matematika 2)Bagi guru, asesmen kinerja
dapat menekankan siswa untuk berlomba
dengan dirinya serndiri daripada dengan
siswa lainnya, dapat menambah pemahaman
siswa tentang apa yang diketahui dan
dilakukan, dapat menghilangkan ketakutan
terhadap matematika karena tidak ada
jawaban benar atau salah serta dapat
membuat pembelajaran lebih relevan ke
kehidupan siswa dan dunia nyata.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2013.
Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan
Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Ayu Swandewi, Kadek. 2013. Pengaruh
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Asesmen Kinerja Terhadap Kompetensi
Matematika Peserta Didik Kelas
VII SMP Negeri 2 Kuta Tahun
Pelajaran 2012/2013. Skripsi (Tidak
Diterbitkan). Bali: IKIP PGRI Bali
Djaali, H. 2013. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara
40
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
41
ABSTRACT
Diversity of Insect Predator in Paddy Fields Kerobokan Village North District Kuta
Badung
The research objective was to determine the diversity of insect predators found in paddy
fields Subak Kerobokan village Tegal District of North Kuta Badung, based on indicators
Importance Value Index (IVI) is calculated from the accumulated value of the density or relative
density and relative frequency. The importance of the index can be used to indicate the insects
that dominate the area Subak. Type of research is descriptive research, by analyzing the relative
density, relative frequency to obtain the INP and descriptive analysis to determine the species of
insect predators.
Data such as the number and types of predatory insects have been found in the location of
the survey, data were collected by direct sweeping techniques of data collection (insects) by
direct capture using insect nets. The findings of the study include, the highest IVI species of
dragonflies (Anax juinus) amounted to 30.12%, while the lowest was found in species INP
ladybird (Coccinella septempunctata) at 0.97%. Number of insect predators are successfully
observed as many as 12 species. Based on the range and diversity index grouping the level of
diversity of insect predators in Subak Tegal Kerobokan Village District of North Kuta Badung
regency in the period beginning in March 2014 classified diversity of medium.
Keywords: Insect predators, INP and Diversity Index
PENDAHULUAN
Serangga
merupakan
kelompok
organisme yang paling banyak jenisnya
dibandingkan dengan kelompok organisme
lainnya dalam Phylum Arthropoda. Hingga
saat ini telah diketahui sebanyak lebih kurang
950.000 spesies serangga di dunia, atau
sekitar 59,5% dari total organisme yang telah
dideskripsi (Siswanto & Wiratno, 2001).
Tingginya karagaman serangga berpengaruh
terhadap kualitas dan kuantitas produk pertanian yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan
para petani di Subak Tegal Desa Canggu
Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung Bali,
menunjukkan bahwa serangga hama adalah
organisme pengganggu tanaman yang menimbulkan kerusakan secara fisik yang menyebabkan kerugian dalam pertanian. Semua
orang mengira bahwa pestisida merupakan
42
ISSN 2302-2124
Badung, Objek dalam penelitian berupa serangga predator yang berhasil diobservasi.
Prosedur yang ditempuh, yaitu persiapan alat dan bahan, antara lain penggaris,
jaring penangkap serangga, kamera, kantong
plastik/botol transparan, kertas label, rool
meter, pinset, tali raffia, buku identifikasi
serangga, dan alat-alat tulis. Bahan yang
digunakan adalah alcohol, dengan langkah
pelaksanaan, berikut.
1) Menetapkan lokasi, yaitu pada areal
persawahan di Subak Tegal Desa Kerobokan Kecamatan Kuta Utara, Badung dengan
luas daerah 100 ha yang terdiri atas 6
munduk, diantaranya: (a) Stasiun A
(Munduk Tanah Sampi); (b) Stasiun B
(Munduk Kelaci); (c) Stasiun C (Munduk
Pelantang); (d) Stasiun D (Munduk
Bengkel); (e) Stasiun E (Munduk Gadon);
(f) Stasiun F (Munduk Tegal Linggah).
2) Membuat 5 petak pada masing-masing
munduk; luas petak masing-masing 30m x
30 m, jarak antar petak 20 m dengan menggunakan lajur tanaman.
3) Ploting lokasi penelitian (Gambar 1).
4) Teknik pengumpulan dengan direct sweeping, yaitu teknik pengumpulan serangga
dengan penangkapan langsung menggunakan jaring.
a) Jaring udara digunakan untuk menangkap
serangga terbang, yaitu belalang, lebah,
dan capung. Jaring serangga yang digunakan berdiameter 35 cm pada bagian
depan dan panjang jaring 50 cm.
b) Jaring ayun untuk menangkap serangga
pada daun-daunan atau rerumputan. Agar
serangga tidak ke luar, waktu mengambil
seranga dari jaring dilakukan membelakangi sinar matahari.
c) Untuk mengambil serangga yang biasanya
tercampur lumpur, lumpur ditaruh di
suatu nampan dan diberi air lalu dikorekkorek untuk mendapatkan serangganya.
d) Serangga yang terdapat pada tanaman, di
serasah, di bawah batu dan tempat-tempat
ISSN 2302-2124
43
44
ISSN 2302-2124
C
G
Hemiptera
Hymenoptera
Araida
Coleoptera
Odonata
Diptera
Family
Mantisadeae
Grylludae
Gerridae
Vespidae
Fermicidae
Trichrogrammat
ida
Lycosidae
Coccinelidae
Ansoptera
Asilidae
Genus
Mantis
Gryllus
Lymnoganus
Vespa
Soleonopsis
Trichrogram
matida
Lycora
Verania
Anax
Leptogaster
Spesies
Mantis religosa
Gryllus sp
Lymnoganus sp
Vespa mandarina
Soleonopsis sp
Trichroorama
javanicum
Lycora sp
Verania sp
Anax juinus
Leptogaster miegan
ISSN 2302-2124
Nama Indonesia
Belalang sembah
Jangkrik
Anggang-anggang
Tawon Kertas
Semut rang-rang
Tabuhan
Laba-laba
Kumbang kubah
Capung
Lalat buas
45
Spesies
Anax juinus
Agriochemis pygmaea
Soleonopsis sp
Lycosa sp
Lymnoganus sp
Mantis religiosa
Gryllus sp
Vespa mandarinia
Leptogaster miegan
Trichroorama javanicum
Ropalidia fasciata
Coccinella septempunctata
Spesies
Anax juinus
Agriochemis pygmaea
Soleonopsis sp
Lycosa sp
Lymnoganus sp
Mantis religiosa
Gryllus sp
Vespa mandarinia
Leptogaster miegan
Trichroorama javanicum
Ropalidia fasciata
Coccinella septempunctata
Jumlah rata-rata
46
INP %
5,02
3,83
3,17
2,58
1,98
1,45
1,31
0,9
0,67
0,46
0,27
0,16
H'
0,56
0,73
0,84
0,99
1,08
1,20
1,28
1,38
1,50
1,68
1,98
2,13
1,28
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
47
48
ISSN 2302-2124
http://www.rudyct.com/SERANGGA
_LINGK.htm, diakses pada tanggal
17 juli 2013 pada pukul 22.30
Bernays, E.A. 1998. Evolution of feeing
behavior in insect herbivora:
Successeen as different ways to
eatwithout being eaten. Bioscience
48(1): 35-44.
Borror, D. J., C. A. Triplehorn dan N. F.
Johnson.
1997.
Pengenalan
Pelajaran Serangga. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Borror et al. 2005. Study of Insect.Ed-7.
Amerika: Thomson Brook/Cole.
Champbell, Reece-Mitchell, 2003. Biologi.
Jilid Dua. Jakarta: Erlangga
DAFTAR RUJUKAN
Abrar Faperta. Ordo-ordo serangga. Sumber:
www.google.com. Diakses pada
tanggal 30 Juni 2013.
Anonim,2011.
ISSN 2302-2124
49
50
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
51
ISSN 2302-2124
membuat
soal-soal
penilaian
yang
berhubungan dengan kompetensi pelajaran
kimia yang ingin dicapai, mempersiapkan
alat-alat yang akan digunakan membantu
proses pembelajaran, membaca dengan baik
pedoman-pedoman yang diberikan oleh
Departemen Pendidikan dalam menyusun
perencanaan agar mampu nanti melakukan
pembelajaran sesuai harapan, menyusun
materi pembelajaran
Pada siklus I pengamatan dilakukan
setelah proses pembelajaran dilaksanakan
dalam 3 kali pertemuan dengan memberikan
tes prestasi belajar. Dalam pengamatan ini
peneliti mengawasi siswa dengan ketat agar
tidak ada siswa yang bekerjasama dalam
mengerjakan soal. Namun setelah dilakukan
pengukuran masih ada beberapa siswa yang
nilainya di bawah KKM yaitu dari 46 orang
siswa ditemukan 8 orang siswa yang tidak
tuntas dan 38 orang siswa yang nilainya
tersebut KKM. Beberapa kendala yang masih
perlu mendapat perhatian adalah peserta
didik masih lebih senang santai sehingga
kemampuan
secara
maksimal
untuk
mengarahkan siswa agar giat bekerja agak
sulit diupayakan, lingkungan peserta didik
kurang mendukung untuk mereka aktif
belajar, sebagian besar siswa tidak memiliki
buku pelajaran. Suatu kebanggaan terjadi
pada diri guru akibat prestasi belajar siswa
mampu ditingkatkan walaupun belum
optimal peneliti berpendapat penelitian ini
akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Adapun perencanaan pembelajaran
yang dilakukan pada siklus II sama dengan
siklus sebelumnya, dengan focus perhatian
lebih pada kendala yang dialami pada siklus
I. Untuk data yang menyangkut pencapaian
prestasi belajar siswa dilakukan dengan tes
dengan hasil sebagai berikut : dari jumlah
siswa 46 orang tinggal 2 orang siswa saja
yang nilainya belum tuntas, tetapi telah
menghasilkan nilai rata-rata tersebut KKM
yaitu 73,43 dan ketuntasan belajar sebesar
95,65% dan ini sesuai dengan criteria
penelitian yang diusulkan, dan penelitian ini
tidak perlu lagi dilanjutkan.
ISSN 2302-2124
53
Pembahasan
Berdasarkan kegiatan yang peneliti
lakukan maka data awal mengenai prestasi
peserta didik yang diperoleh rata-rata 65,78
menunjukkan bahwa kemampuan anak/siswa
dalam mata pelajaran kimia masih sangat
rendah mengingat kriteria ketuntasan belajar
siswa untuk mata pelajaran ini di SMA
Negeri 1 Kerambitan adalah 73. Dengan nilai
yang sangat rendah seperti itu maka peneliti
mengupayakan untuk dapat meningkatkan
prestasi belajar anak/siswa menggunakan
model Problem Solving. Akhirnya dengan
penerapan model Problem Solving yang
benar sesuai teori yang ada, peningkatan
rata-rata prestasi belajar anak/siswa pada
siklus I dapat diupayakan dan mencapai ratarata 71,72. Namun rata-rata tersebut belum
maksimal karena hanya 38 orang dari 46
orang siswa memperoleh nilai tersebut KKM
sedangkan yang lainnya belum mencapai
KKM. Sedangkan prosentase ketuntasan
belajar mereka baru mencapai 82,61 %. Hal
tersebut terjadi akibat penggunaan model
pembelajaran Problem Solving belum
maksimal dapat dilakukan disebabkan
penerapan model tersebut baru dicobakan
sehingga guru masih belum mampu
melaksanakannya sesuai alur teori.
Pada siklus ke II perbaikan prestasi
belajar siswa diupayakan lebih maksimal
dengan peneliti membuat perencanaan yang
lebih baik, menggunakan alur dan teori dari
model pembelajaran Problem Solving
dengan benar dan lebih maksimal. Peneliti
giat memotivasi siswa agar giat belajar,
memberi arahan-arahan, menuntun mereka
untuk mampu menguasai materi pelajaran
pada mata pelajaran kimia lebih optimal.
Akhirnya dengan semua upaya tersebut
peneliti mampu meningkatkan prestasi
belajar siswa pada siklus II menjadi rata-rata
73,43 dan ketuntasan belajar mencapai
95,65%. Upaya-upaya yang maksimal
tersebut menuntun kepada penelitian bahwa
model pembelajaran Problem Solving
mampu meningkatkan prestasi belajar
anak/siswa.
54
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
55
56
ISSN 2302-2124
memiliki
tujuan
untuk
menguatkan
penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan
oleh Spancer Kagen dan Ibrahim dengan
melibatkan para peserta didik dalam menelaah
bahan
yang
tercakup
dalam
suatu
pembelajaran dan mengecek pemahaman
mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Fahrul
(2007: 18) mengemukakan bahwa ada 4
langkah dalam pendekatan structural Numbered Heads Together (NHT), yaitu: Langkah1 Numbering (pelabelan); Langkah-2 Questioning (mengajukan pertanyaan); Langkah-3
Heads Together (berpikir bersama); dan
Langkah-4 Answering (menjawab). Rusli
(2010) mengemukakan bahwa, manfaat dari
pembelajaran kooperatif tipe NHT bagi
peserta didik, (1) penerimaan terhadap
perbedaan individu lebih besar. (2)
Perselisihan antar pribadi berkurang. (3) Sikap
apatis berkurang. (4) Pemahaman lebih
mendalam. (6) Motivasi lebih besar. (7) Hasil
belajar lebih baik. (8) Meningkatkan budi
pekerti, kepekaan dan toleransi.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai
dari yang telah dilakukan atau dikerjakan
(Depdiknas, 2008: 895). Prestasi belajar
adalah penguasaan pengetahuan
yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya
ditentukan dengan nilai tes atau angka nilai
yang diberikan oleh guru. Jadi prestasi belajar
dapat diartikan hasil yang diperoleh dari
proses perubahan tingkah laku, latihan, atau
pengalaman dari interaksi dengan lingkungan.
Di dalam kaitannya dengan prestasi belajar,
terdapat dua komponen proses belajar, yaitu
aktivitas dan belajar. Kata Aktifitas berasal
dari Bahasa Inggris activity yang artinya state
of action lireliness or ingorous mation
(Webster New American Dictionary: 12).
Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia
kata lain berarti kebenaran dari perlakuan,
kegiatan yang aktif, kegiatan yang aktual atau
giat dalam melakukan gerak-gerik, usul.
Dalam bahasa Indonesia aktif berarti giat
belajar, giat berusaha, dinamis, mampu
berkreasi dan beraksi ( Kamus Besar Bahasa
ISSN 2302-2124
57
Permasalahan
METODE PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
dilaksanakan di kelas V Semester I SD Negeri
3 Jagaraga Tahun Pelajaran 2012/2013.
Sekolah ini tergolong sekolah potensial,
dengan jumlah peserta didik 24 orang terdiri
atas 13 orang peserta didik perempuan dan 11
orang peserta didik laki-laki. Rancangan
penenlitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah rancangan yang yang mengacu
Depdiknas (2011: 12), seperti terlihat pada
gambar berikut ini.
Perencanaan
Pelaksanaan
Tindakan - I
Tindakan - I
SIKLUS - I
Refleksi - I
Pengamatan/
Pengumpulan Data-I
Permasalah
SIKLUSbaru
- II
Perencanaan
hasil Refleksi-I
Pelaksanaan
Tindakan - II
Tindakan - II
Refleksi - II
Pengamatan/
Pengumpulan Data-II
Bila Permasalah
Belum Terselesaikan
58
Dilanjutkan ke Siklus
Berikutnya
ISSN 2302-2124
r
k
20
3,33 4
6
6063
6467
6871
7275
7679
8083
Total
61,5
65,5
69,5
73,5
77,5
81,5
Frekuensi Absolut
5
8
9
1
0
1
24
ISSN 2302-2124
Frekuensi
Relatif
20,83
33,33
37,50
4,17
0,00
4,17
100
59
SIKLUS II
1. Banyak kelas = 1+ 3,3 X Log (N)
= 1+ 3,3 X Log 24
= 1+( 3,3 X 1,38)
= 1 + 4,55 = 5,55 ->6
2. Rentang Kelas = skor maksimum skor minimum
= 80 - 60
= 20
3. Panjang Interval (i) = r/k = 20/60 = 3,33 -> 4
1
3
4
5
6
60 63
64 67
68 71
72 75
76 79
80 83
Total
Nilai tengah
61,5
65,5
69,5
73,5
77,5
81,5
60
Frekuensi
absolut
2
0
17
3
0
2
24
Frekuensi
relatif
8,33
0,00
70,83
12,50
0,00
8,33
100
ISSN 2302-2124
Prestasi yang dicapai peserta didik membuktiakn bahwa guru sudah tepat memilih
model
dalam
melaksanakan
proses
pembelajaran. Setelah dilakukan tindakan
dalam dua siklus dapat dilihat penbandingan
nilai rata-rata yang diperoleh, dimana pada
awalnya nilai rata-rata peserta didik hanya
63,75 naik disiklus I menjadi 66,88 dan di
diklus II naik menjadi 70,63. Kenaikan ini
merupakan upaya maksimal yang peneliti
laksanakan untuk meningkatan prestasi
belajar peserta didik terutama mingkatkan
mutu pendidikan di SD Negeri 3 Jagaraga.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari hasil refleksi tersebut dan
melihat semua data yang telah dipaparkan,
dapat disampaikan bahwa pencapaian tujuan
penelitian tersebut dapat dibuktikan dengan
argumentasi sebagai berikut.
a) Dari awal ada 16 peserta didik
mendapatkan nilai KKM dan pada siklus
satu menurun menjadi 13 peserta didik
dan siklus II hanya 2 peserta didik
mendapakan nilai di bawah KKM. Nilai
rata-rata awal 63,75 naik menjadi 66,88
pada siklus I dan pada siklus II naik
menjadi 70,63.
b) Dari data awal peserta didik yang tuntas
hanya 8 orang sedangkan pada siklus I
menjadi lebih banyak yaitu 11 peserta
didik dan pada siklus II menjadi cukup
banyak yaitu 22 peserta didik
c) Nilai rata-rata awal 63,75 naik menjadi
66,88 pada siklus I dan pada siklus II
naik menjadi 70,63.
Paparan
tersebut
membuktikan
bahwa Model Kooperatif Tipe Numbered
Heads Together (NHT) dapat member
jawaban sesuai tujuan penelitian ini. Semua
ini dapat dicapai karena Model Kooperatif
Tipe Numbere Heads Together (NHT)
sangat efektif diterapkan dalam proses
pembelajaran yang mengakibatkan peserta
didik aktif, antusias dan dapat memahami
ISSN 2302-2124
61
62
DAFTAR RUJUKAN
Depdiknas. 2008. Prestasi Belajar. Jakarta:
Dirjen
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah.
Djamarah, Syaful Bahri. 2002. Prestasi
Belajar dan Kompetensi Guru.
Surabaya: Usaha Nasional.
Fahrul. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Peserta didik Kelas V SD
Inpres Batua 11Bertingkat Makassar
Melalui Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together (NHT). Skripsi Jurusan
Matematika UNISMUSH: Makassar.
Hilke, Eileen Veronica. 1998. Fastback
Cooperative_Learning. New York:
McGrawhill, Inc.
Johnson, David W. and Roger T. Johnson.
1984. Cooperation in the Classroom.
Edina, Minnesota: A Publication
Interaction Book Company.
Modern Educators and Lexicographers.
1939. Webster's New American
Detionary. New York: 140 Broadway,
Books, Inc.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.
41 Tahun 2007 Tanggal 23 November
2007. Jakarta: Depdiknas.
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan
Nasional. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga. 2005. PT
Balai Pustaka Jakarta.
Slavin, Robert E. 1995. Cooperative
Learning: Theory, Research, and
Practice. Boston: Allyn and Bacon
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
63
meningkatkan
pembelajaran.
kreativitas
dan
kualitas
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan melalui
proses pengkajian berdaur, dengan jenis
penelitian berupa penelitian tindakan (action
research). Oleh karena penelitian tindakan
ini dilakukan di kelas maka disebut
penelitian tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan
PTK meliputi empat tahapan yaitu,
perencanaan
(planning),
pelaksanaan
(action), observasi (observation), dan
refleksi (reflection). Penelitian ini berlokasi
di SD Negeri 5 Panji, dimana keberadaan
sekolah ini dengan suasana lingkungan
bersih karena masing-masing kelas diisi bak
sampah dan sekolah memiliki tenaga
kebersihan dibantu oleh peserta didik siswi
untuk menjaga kebersihan sekolah. Untuk
penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian tindakan kelas yang di sampaikan
oleh Mc. Kernan. Subjek penelitian ini
adalah semua peserta didik kelas IV SD
Negeri 5 Panji yang jumlahnya 22 orang
dengan 8 orang perempuan dan 14 laki-laki.
Objek penelitian ini adalah peningkatan
prestasi belajar peserta didik kelas IV
semester 1 tahun pelajaran 2012/2013 SD
Negeri 5 Panji setelah diterapkan model
ekpositori dalam pembelajaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Siklus I
Rencana Tidakan I
Hasil yang didapat dari kegiatan
perencanaan meliputi (1) menentukan peserta
didik atau kelas yang akan dijadikan tempat
penelitian dengan mengacu pada prestasi
belajar yang belum memenuhi KKM. (2)
Melakukan analisis kiarakteristik peserta
didik yang telah dijadikan subjek penelitian
dan mengkaji secara seksama kendala dan
alternatif tindakan yang dapat digunakan
untuk
mengatasinya.
(3)
Melakukan
pengecekan mengenai jadwal pelaksanaan
penelitian yang telah direncanakan. (4)
Menyusun secara rinci skenario tindakan
yang telah direncanakan dan melakukan
pengkajian ulang untuk meminimalisir
ISSN 2302-2124
Observasi/Pengamatan Siklus
Observasi
dilakukan
dengan
memberikan tes yang berupa tes prestasi
belajar, Hasil pengamatan pada siklus I
penelitian disajikan pada tabel berikut.
ISSN 2302-2124
65
22
Frekuensi
Absolut
1
7
0
0
12
2
22
B. Siklus II
(1) Rencana Tindakan II
Hasil yang didapat dari kegiatan perencanaan
meliputi:
1. Merencanakan pembelajaran yang student
centered.
2. Merencanakan pembelajaran diskusi.
3. Merencanakan
pembelajaran
berpresentasi.
4. Merencanakan
pembelajaran
yang
membuat peserta didik giat bertanya.
5. Merencanakan merubah pembelajaran
yang didominasi guru.
(2) Pelaksanaan tindakan II
1. Melaksanakan
pembimbingan
yang
bervariasi.
66
2. Melaksanakan
menarik.
3. Melaksanakan
menyenangkan.
4. Melaksanakan
inovatif.
5. Melaksanakan
inovatif.
pembimbingan
yang
pembimbingan
yang
pembimbingan
yang
pembelajaran
yang
ISSN 2302-2124
Tabel 3. Data Hasil Belajar Peserta didik Kelas IV Semester 1 Pada Siklus II.
Nomor Subjek Penelitian
Nilai
Keterangan
1.
70
Tuntas
2.
75
Tuntas
3.
50
Belum Tuntas
4.
80
Tuntas
5.
80
Tuntas
6.
50
Belum Tuntas
7.
70
Tuntas
8.
80
Tuntas
9.
80
Tuntas
10.
80
Tuntas
11.
90
Tuntas
12.
90
Tuntas
13.
80
Tuntas
14.
80
Tuntas
15.
75
Tuntas
16.
70
Tuntas
17.
80
Tuntas
18.
80
Tuntas
19.
75
Tuntas
20.
80
Tuntas
21.
80
Tuntas
22.
80
Tuntas
Jumlah Nilai
1675
Rata-rata (Mean)
76,13
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
70
Jumlah Peserta didik yang Mesti
2
Diremidi
Jumlah Peserta didik yang Perlu Diberi
20
Pengayaan
Prosentase Ketuntasan Belajar
90,90
4. Refleksi Siklus II
Refleksi merupakan kajian secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan
berdasarkan data yang telah terkumpul,
kemudian
dilakukan
evaluasi
guna
menyempurnakan
tindakan.
Refleksi
menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian
terhadap hasil pengamatan atas tindakan
yang dilakukan (Hopkin, 1993 dalam
Arikunto, Suhardjono, Supradi, 2006: 80).
Analisis kuantitatif Prestasi belajar peserta
didik siklus II
1. Rata-rata (Mean)
Menghitung rata-rata kelas dilakukan
dengan cara :
jumlahnila i 1675
76,13
jumlahsiswa
22
2. Median (titik tengah)
Dalam analisis perlu ditentukan median.
Median dicari dengan cara mengurut
data/nilai peserta didik dari yang terkecil
sampai terbesar. Setelah diurut apabila
jumlah data ganjil maka mediannya
adalah data yang ditengah. Kalau
jumlahnya genap maka dua data yang
ditengah dijumlahkan dibagi 2 (dua).
Untuk median yang diperoleh dari data
siklus II dengan menggunakan cara
tersebut adalah : 80
3. Modus (angka yang paling
banyak/paling sering muncul)
67
Jurnal EMASAINS Volume Ill, Nomor 1, Maret Tahun 2014
ISSN 2302-2124
= 1 + 4,422 = 5,422 = 6
(2) Rentang kelas (r)= skor maksimum
skor minimum
= 90 50
= 40
(3) Panjang kelas interval (i)=
r 40
6,6 7
K
6
Frekuensi
Relatif
9
0
14
14
54
9
100
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu untuk
peningkatan proses pembelajaran, maka
upaya-upaya yang maksimal telah dilakukan
dengan sangat giat sehingga hasil yang
diharapkan sesuai perolehan data telah
mampu memberi jawaban terhadap rumusan
masalah dan tujuan penelitian ini.
Dari hasil penelitian yang diperoleh
dari uraian sebelumnya agar proses belajar
mengajar di SD Negeri 5 Panji lebih efektif
dan lebih memberikan hasil yang optimal
bagi peserta didik, maka disampaikan saran
sebagai berikut (1) Untuk melaksanakan
pembinaan memerlukan persiapan yang
cukup matang, sehingga disarankan agar
guru mampu menentukan atau memilih topik
yang benar-benar bisa diterapkan dengan
model Pembelajaran Ekspositori sehingga
diperoleh hasil yang optimal. (2) Agar
mampu meningkatkan prestasi belajar, maka
guru hendaknya lebih sering melatih peserta
didik dengan kegiatan penemuan, walau
dalam taraf yang sederhana, agar para
peserta didik menjadi berminat terhadap
kegiatan yang dilakukan sehingga keaktifan
belajar akan meningkat. (3) Peneliti lain
diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut
untuk meneliti bagian-bagian yang belum
sempat diteliti.
ISSN 2302-2124
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi.
2006. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Depdikbud. 1994. Petunjuk Pelaksanaan
Proses Belajar-Mengajar. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Menengah
Umum.
Depdiknas. 2011. Membimbing Guru dalam
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Pusat
Pengembangan
Tenaga
Kependidikan Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan
dan Menjaminan Mutu Pendidikan.
Inten, I Gede. 2004. Pengaruh Model
Pembelajaran dan Pengetahuan Awal
Peserta didik Terhadap Prestasi
Belajar PKN dan Sejarah pada
Peserta didik Kelas II di SMU
Laboratorium IKIP Negeri Singaraja.
Tesis. Program Pascasarjana IKIP
Negeri Singaraja.
Paizaluddin dan Ermalinda. 2013. Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta.
ISSN 2302-2124
69
70
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
71
72
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
73
58,87
Jumlahsiswa
8
2. Median (titik tengahnya)
Dalam analisis perlu ditentukan media,
median dicari dengan cara mengurut data/nilai
siswa dari yang terkecil sampai terbesar.
Setelah diurut apabila jumlah data ganjil maka
mediannya adalah data yang ditengah. Kalau
jumlahnya genap maka dua data yang di
tengah dijumlahkan dibagi 2 (dua). Untuk
median yang diperoleh dari data siklus I
dengan menggunakan cara tersebut adalah: 58
3. Modus (angka yang paling banyak/paling
sering muncul)
Tabel 04. Interval Kelas Siklus I
No
Nilai
Interval
Urut
Tengah
1
52 57
54,5
2
58 63
60,5
3
64 - 69
66,5
Total
Frekuensi
Absolut
3
3
2
8
2. Siklus II
Rencana Tindakan II
Hasil yang didapat dari kegiatan
perencanaan meliputi, (1) Menentukan siswa
atau kelas yang akan dijadikan tempat
penelitian dengan mengacu pada presentasi
belajar yang belum memenuhi KKM. (2)
Melakukan analisis karakteristik siswa yang
telah dijadikan subjek penelitian dan mengkaji
secara seksama kendala dan alternatif tindakan
yang dapat digunakan untuk mengatasinya. (3)
Melakukan pengecekan mengenai jadwal
pelaksanaan penelitian yang telah direncanakan. (4) Menyusun secara rinci skenario
tindakan yang telah direncanakan dan
melakukan pengkajian ulang untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kesalahan.
(5) Melaksanakan kegiatan yang bervariasi
dalam menjelaskan seperti ada kegiatan
pemahaman
konsep,
ada
pemahaman
prosedur, ada kegiatan penalaran, ada kegiatan
berpikir sejenak, ada kegiatan bernalar, ada
74
ISSN 2302-2124
Tabel 02. Prestasi Belajar Siswa Kelas V Semester I Tahun Ajaran 2012/2013 Siklus II.
Nomor Subjek
Nilai
Keterangan
1
60
Tuntas
2
65
Tuntas
3
62
Tuntas
4
62
Tuntas
5
52
Belum Tuntas
6
70
Tuntas
7
71
Tuntas
8
72
Tuntas
Jumlah Nilai
514
Rata-rata(mean)
64.25
KKM (kriteria Ketuntasan minimal)
60
Jumlah Siswa yang Mesti Remidi)
1
Jumlah siswa yang perlu diberi pengayaan
7
Prosentase ketuntasan Belajar
87,5%
1. Refleksi Siklus II
Apa yang dilakukan dalam refleksi adalah
mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
telah dilakukan berdasarkan data yang telah
terkumpul,kemudian dilakukan evaluasi guru
guna penyempurnaan tindakan. Refleksi
merupakan kajian secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan berdasarkan data yang
telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi
guna menyempurnakan tindakan.Refleksi
menyangkut analisis,sintesis,dan penilaian
terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang
dilakukan (Hopkin,1993 dalam Arikunto,
Suhardjono, Supardi, 2006:80).
ISSN 2302-2124
75
= 1+ 3,3 x log(N)
= 1+3,3 log8
= 1 +(3,3x0,9)
= 1+ 2,79=3,97 3
Rentang kelas (r)= skor maksimum skor
minimum
= 72-52
= 20
Frekuensi
Relatif
12,50
50,00
37,50
100
76
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
77
Saran
78
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
79
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
81
82
DAFTAR PUSTAKA
Nurbiana Dhieni. (2007). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas
Terbuka
Gunarti, Winda, dkk. (2008). Pengembangan Perilaku dan Kemampuan
Dasar. Anak Usia Dini. Jakarta :
Universitas Terbuka
Hajar, Ibnu. 1999. Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sabri Jamilah Sanan, dan H. Martinis
Yamin, 2010, Panduan Pendidikan
Anak Usia Dini, Jakarta: Gaung
Persada Press Group.
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
83
ISSN 2302-2124
Permasalahan Baru
Hasil refleksi
Apabila
Permasalahan belum
Terselesaikan
Perencanaan
Tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan I
Refleksi
Pengamatan/
Pengumpulan
Perencanaan
Tindakan II
Pelaksanaan
Tindakan II
Refleksi
Pengematan/
Pengumpulan data II
Dilanjutkan ke siklus
Berikutnya
ISSN 2302-2124
85
b.
86
ISSN 2302-2124
87
dalam menulis refleksi. Refleksi merupakan kajian secara menye luruh tindakan
yang telah dilakukan berdasarkan data
yang telah ter kumpul, kemudian
dilakukan eva luasi guna menyempurnakan tinda kan. Refleksi menyangkut
analisis, sintesis, dan penilaian terhadap
hasil pengamatan atas tindakan yang
dilakukan (Hopkin, 1993 dalam Suharsimi
Analisis kuan titatif Prestasi belajar siswa
siklus I
Gambaran data yang dianalisis pada siklus
I adalah dari 30 siswa yang ditulis ada 21
siswa yang sudah me menuhi KKM mata
pelajaran, dan ada 9 siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM. Apabila
dibuat dalam bentuk prosentase maka
siswa yang mencapai rata rata diatas KKM
adalah 70% dan yang masih dibawah
KKM adalah 30%
1. Ratarata (mean)
Ratarata (mean) dihitung dengan cara
Jumlah nilai 1980
66
Jumlah siswa
30
2. Median (titik tengah)
Tabel 2. Interval Kelas Siklus I
No
Nilai
Frekuensi
Interval
Unit
Tengah
Absolut
1
4551
48,0
7
2
5258
55,0
2
3
5965
62,0
0
4
6672
69,0
12
5
7379
76,0
7
6
8086
83,0
2
Total
30
Kekurangankekurangan/kelemahanke
lemahan yang ada dari pelaksanaan
tindakan siklus I adalah:
1. Kemampuan secara
maksi mal
mengarahkan siswa agar giat belajar
agak sulit diupayakan akibat kebiaasan
peserta didik yang masih lebih senang
santai.
2. Banyak siswa lain lain, mereka belum
terbiasa memu satkan perhatiannya
dalam belajar.
88
Frekuensi
Relatif
23,33
6,67
0,00
40,00
23,33
6,67
100
3.
4.
5.
kelebihan
yang
dite
ISSN 2302-2124
b.
c.
a.
b.
c.
d.
e.
d. Melakukan
pembelajaran
inti
elaborasi dengan cara:
Membiasakan peserta didik membaca
dan menulis yang beragam melalui
tugastugas tertentu yg bermakna;
Memfasilitasi peserta didik melalui
pemberian tugas, diskusi,dll untuk
memun culkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis;
Memberi kesempatan untuk berpikir,
menganalisis, me nyelesaikan masalah
dan bertindak tanpa rasa takut;
Memfasilitasi peserta didik dalam
pembelajaran
koope
ratif
dan
kolaboratif;
Fasilitasi peserta didik ber kompotisi
secara sehat untuk meningkatkan pres
tasi pembelajaran;
e. Melakukan pembelajaran inti konfirmasi
dengan cara:
Berfungsi sebagai nara sumber dan
fasilitator dalam menjawab pertanya an
ISSN 2302-2124
89
ISSN 2302-2124
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Jumlah Nilai
Ratarata (Mean)
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
Jumlah Siswa yang Mesti Diremidi
Jumlah Siswa yang Perlu Diberi
Pengayaan
Prosentase Ketuntasan Belajar
7. Refleksi Siklus II
Hasil yg diperoleh dari pelak sanaan
penelitian di Silkus II ini ada lah tingkat
kemajuan yg dicapai peser ta didik sudah
menunjukan perbaikan. Dari 30 orang anak
yg diteliti ternyata 27 orang anak hasilnya
sudah sesuai dengan harapan. Dari hasil
tersebut diketahui hampir semua siswa
sudah sangat mampu dalam meningkatkan
prestasi belajar mereka. Jika dijelas kan
dengan cara yang lain, maka 90% anak
mencapai katagori sangat mampu, sisanya
10% anak berada pada katagori tidak
mampu. Dengan dica painya hasil seperti
digambarkan diatas menyatakan indikator
keber hasilan yakni hanya sedikit anak yang
berada pada katagori tertinggal. Ana lisis
kuantitatif Prestasi belajar siswa siklus II
1. Rata-rata (mean) yang diperoleh
dihhung dengan menjumlahkan seluruh
nilai siswa kemudian dibagi dengan
jumlah siswa. Nilai tersebut adalah
Mean
73
Jumlah siswa
30
75
70
75
80
75
70
70
75
70
70
85
70
50
75
80
70
2190
73
68
3
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
27
90%
2. Median (titik tengah) yang diperoleh
dengan mengurut data/nilai siswa dari
yang ter kecil sampai terbesar. Sete lah
diurut apabila jumlah data ganjil maka
mediannya adalah data yang ditengah.
Kalau jumlahnya genap maka dua data
yang di tengah dijumlahkan dibagi 2
(dua). Unruk median yang diperoleh dari
data siklus II dengan menggunakan cara
tersebut adalah 75
3. Modus
(angka
yang
paling
banyak/paling sering muncul) 70
4. Untuk persiapan penyajian dalam bentuk
grafik maka hal-hal berikut dihitung
terlebih dahulu.
Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 x Log (N) =
1+3,3 log 30
= 1 +(3,3x1,48)
= 1 + 4,88 = 5,88 6
2. Rentang kelas (r) = skor maks- skor min
= 9050
= 40
r 40
3. Panjang interval (i) = 6,7 7
k 6
ISSN 2302-2124
91
menjanjikan
seperti
mengupayakan
bimbingan yang maksimal, mendemonstrasikan media secara baik, memusatkan
perhatian anak untuk giat dalam belajar,
memaksimalkan
motivasi,
arahan,
bimbingan. Kreativitas guru ditingkatkan
dengan cara menyiapkan bahan ajar dari
berbagai sumber, membaca teoriteori
sebagai upaya triangulasi, melaksanakan
proses sesuai langkah langkah model yang
dipilih agar memberikan hasil yang
maksimal. Hasil yang diperoleh dengan
kegiatan tindakan yang sudah giat
dilakukan ternyata belum sesuai harapan.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan tindakan
siklus I adalah ada 21 anak (70%) yang
mencapai nilai sudah di atas KKM,
sedangkan yang lain belum mencapai hasil
sesuai harapan. Jumlah mereka adalah 9
orang atau 30% yang masih memperoleh
nilai di bawah KKM. Untuk data ini belum
sesuai
dengan
harapan
indikator
keberhasilan penelitian yang dicanangkan
yaitu minimal 80% anak mampu melakukan
tanpa dibantu. Data tersebut menunjukan
bahwa
kemampuan
guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran
belum
maksimal, dan harus lebih giat lagi
diupayakan lewat pembelajaran yang
efektif, menyenangkan dan menantang serta
lebih diupayakan dengan pemberian
mediamedia yang menarik. Walaupun
motivasi, pengasuhan, demonstrasi, sudah
dilakukan secara maksimal namun subyek
yang belum termotivasi dengan media yang
digunakan merupakan masalah. Aspek
konsentrasinya adalah agar anak-anak
mampu menguasai materi pelajaran secara
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
93
94
Sukidin,
Basrowi,
Suranto.
2002.
Menajemen Penelitian Tindakan
Kelas. Penerbti: Insan Cendekia
ISBN: 979 9048 33 4.
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
95
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
97
98
DAFTAR RUJUKAN
Sukidin, Basrowi, dan Suranto. (2002).
Manajemen Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta : Insan Cendikia
Nur, Mohamad et al. 2001. Teori Belajar.
Surabaya: University Press.
Purwanto,
Ngalim.
1997.
Psikologi
Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Sardiman, A.M. 1988. Interaksi dan Motivasi
Belajar-Mengajar Pedoman bagi Guru
dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Slameto. 2000. Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Wardani, I. G. A. K Siti Julaeha. Modul
IDIK 4307. Pemantapan Kemampuan
Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
ISSN 2302-2124
ISSN 2302-2124
99
100
ISSN 2302-2124
TINDAKAN DAUR I
Tindakan perlu perbaikan
Penerapan
Definisi
masalah
DAUR 2
Penerapan
Redefine
problem
Evaluasi
tindakan
Need
assessement
Evaluate
action
Need
assessement
Implementasi
tindakan
Hipotesis Ide
Impl. Revise
plan
New
Hipotesis
ISSN 2302-2124
101
102
ISSN 2302-2124
a. Rata-rata (Mean)
Penentuan nilai rata-rata dihitung dengan :
jumlahnila i 1440
68.57
jumlahsiswa
21
b. Median (Titik tengahnya):
Median dihitung dengan cara mengurut data
/nilai peserta didik dari yang terkecil sampai
terbesar. Setelah diurut apabila jumlah data
ganjil maka mediannya adalah data yang
ditengah. Kalau jumlahnya genap maka dua
data yang ditengah dijmlahkan dibagi 2 (dua).
Untuk median yang diperoleh dari data siklus
I dengan cara tersebut adalah : 70
ISSN 2302-2124
103
45-50
51-56
57-62
63-68
69-74
75-80
47,5
53,5
59,5
65,5
71,5
77,5
5,83 6
Panjang Interval (i) =
K 6
Frekuensi
absolut
2
2
0
4
3
10
21
Frekuensi
relatif
9,52
9,52
0,00
19,05
14,29
47,62
100
2. Siklus II
Rencana Tindakan II, hasil yang didapat
dari kegiatan perencanaan meliputi :
1) Merencanakan alat pembelajaran yang
menarik minat peserta didik
2)
Merencanakan
merubah
situasi
belajar yang lebih baik
3)
Merencanakan materi ajar dari yang
mudah ke yang lebih
4)
Merencanakan pembelajaran yang
menggunakan diskusi kelompok kecil
yang dibantu dengan diskusi perorangan
5)
Merencanakan mengajar dengan
memberi penugasan sesuai kemampuan
peserta didik.
Pelaksanaan tindakan II
1) Membawa semua persiapan ke kelas.
2) Bergiat menumbuhkan partisipasi peserta
didik.
3) Mendorong kreatifitas peserta didik.
Refleksi siklus II
Dalam siklus II peneliti menggunakan
refleksi kuantitatif. Refleksi merupakan
kajian secara menyeluruh tindakan yang telah
dilakukan berdasarkan data yang telah
terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi
guna menyempurnakan tindakan. Refleksi
104
Observasi/pengamatan siklus II
Untuk
dapat
menggambarkan
keberhasilan tindakan secara jelas, maka hasil
test yang telah didapatkan kemudian
direfleksikan dan hasilnya dikonfirmasi
dengan acuan indicator keberhasilan yang
ada. Hasil pengamatan pada siklus II
penelitian sampaikan pada tabel berikut.
ISSN 2302-2124
73.57
jumlahsiswa
21
b) Median (titik tengah). Ada perhitungan
sederhana dalaam analisis kuantitatif
seperti pencarian median. Median dicari
mengikuti langkah-langkah berikut yaitu
mengurut data nilai peserta didik dari
yang terkecil sampai terbesar. Setelah
diurut apabila jumlah data ganjil maka
mediannya adalah data yang ditengah
kalau jumlahnya genap maka dua data
yang di tengah dijumlahkan dibagi 2
(dua). Untuk median yang diperoleh dari
Tabel 3. Interval kelas siklus II
No
Interval
Nilai Tengah
Urut
1
50-55
52,5
2
56-61
58,5
3
62-67
64,5
4
68-73
70,5
5
74-79
76,5
6
80-85
82,5
Total
Deskripsi awal telah menunjukan
rendahnya prestasi belajar peserta didikyang
diakibatkanoleh faktor-faktor luar dan faktorfaktor dari dalam diri guru sendiri. Faktorfaktor tersebut telah difahami betul dan
pelan-pelan
diperbaiki
agar
proses
pembelajaran tidak dipengaruhi oleh faktorfaktor tersebut dengan cara membuat
perencanaan yang lebih baik pada siklus
berikutnya. Dari faktor peserta didik tentang
kurangnya motivasi orang tua dalam
mengarahkan anak-anak mereka untuk mau
Frekuensi
Frekuensi
Absolut
Relatif
1
4,76
1
4,76
2
9,25
3
14,29
8
38,10
6
28,57
21
100
giat belajar dilakukan dengan memberi
pengarahan lewat penyampaian yang
dilakukan kepala sekolah terhadap orang tua
peserta didik.
Dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan pada siklus I ini dalam upaya
pembenahan proses pembelajaran di kelas
dapat disampaikan bahwa ada kelebihankelebihan yaitu peneliti telah membuat
perencanaan yang matang terlebih dahulu
membaca teori yang ada, dalam pelaksanaan
pembelajaran peneliti sudah berpakaian rapi,
menggunakan bhasa yang santun menuntun
ISSN 2302-2124
105
peserta didik dengan baik. Hal ini menimbulkan interprestasi bahwa perjalanan
penelitian sudah cukup baik. Kelemahan
yang disampaikan perlu diberikan analisis
yaitu penggunaan waktu yang belum efektif,
konstruksi, kontribusi, peserta didik belum
maksimal, fakta ini akan dijadikan acuan
kebenaran data, validasi internal validitas
eksternal berupa penggunaan teori-teori yang
mendukung dan reliabilitas dat penelitian ini
dapat penulis yakini karena hal itu
merupakan ketepatan dalam memilih
instrument. Faktor-faktor yang berpengaruh
belum maksimalnya pembelajaran pada
siklus I ini sudah lebih baik dari hasil
awalnya yang baru mencapai nilai rata-rata
68,33 dengan ketuntasan belajar 71,42%.
Pada siklus I ini sudah mencapai peningkatan sedikit lebih tinggi yaitu dengan ratarata 68,57 dan ketuntasan belajar 61,90%.
Namun hasil tersebut belum maksimal karena
tuntutan indicator keberhasilan penelitian
adalah agar peserta didik mampu memperoleh rata-rata 70 dengan ketuntasan belajar
61,90%. Oleh karenanya penelitian ini masih
perlu untuk dilanjutkan.
Perolehan hasil dari dari kegiatan
penelitian pada siklus II ini terbukti telah
menunjukan bahwa kemampuan peserta didik
dalam mengikuti pelajaran sudah cukup baik.
Ini terbukti dari rat-rata nilai peserta didik
mencapai 73,57 dengan ketuntasan belajar
80.95% hasil ini menunjukan bahwa model
pembelajaran kooperatif melalui bimbingan
kelompok telah berhasil meningkatkan
kemampuan peserta didik menempa ilmu
sesuai harapan. Model pembelajaran kooperatif
metode teman sebaya merupakan
metode
yang cocok bagi peserta didik
apabila guru menginginkan mereka kemampuan melakukan analisis, sisntesis, berargumentasi, mengeluarkan pendapat secara
lugas, model pembelajaran kooperatif melalui
bimbingan kelompok mampu memupuk
kemampuan intelektual peserta didik, mendorong peserta didik untuk mampu
106
ISSN 2302-2124
Saran
ISSN 2302-2124
107
1. Memuat naskah ilmiah bidang Edukasi Matematika dan Sains dengan kajian masalah
pendidikan matematika, sains dan lingkungan hidup.
2. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia baku sesuai ejaan yang disempurnakan dan atau bahasa
inggris baku.
3. Tulisan dari hasil penelitian, kajian teoretis dan aplikasi teori. Naskah harus asli (belum pernah
dipublikasikan) dan ditulis oleh peneliti maupun tim peneliti menggunakan bahasa Indonesia
atau bahasa Inggris. Naskah ilmiah yang telah diseminarkan dalam pertemuan ilmiah nasional
dan internasional, hendaknya disertai dengan catatan kaki.
4. Naskah dicetak pada kertas ukuran A4, diketik dengan spasi ganda menggunakan program
olah kata word for windows, huruf times new roman ukuran 12.
5. Tatacara penulisan hasil penelitian hendaknya disusun menurut urutan berikut: Judul, Identitas
penulis, Abstrak, Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil dan Pembahasan, Simpulan dan
saran, Ucapan Terimakasih, dan Daftar Rujukan. Upayakan naskah dicetak hitam-putih, dan
keseluruhan naskah tidak lebih dari 15-20 halaman.
6. Judul : Singkat dan jelas (tidak lebih dari 14 kata), ditulis dengan huruf Kapital.
7. Identitas Penulis: Nama ditulis lengkap (tidak disingkat) tanpa gelar. Bila alamat instansi
penulis berbeda, maka di belakang setiap nama diberi indeks atas angka arab. Alamat penulis
ditulis di bawah nama penulis, mencakup laboratorium, lembaga, dan alamat lengkap dengan
nomor telpon/faksimili dan e-mail. Indeks tambahan diberikan pada penulis yang dapat diajak
berkorespondensi (corresponding author).
8. Abstrak: Ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, bila naskah berbahasa Indonesia,
begitu pula sebaliknya. Abstrak dilengkapi kata kunci (key words) yang diurut berdasarkan
kepentingannya. Abstrak memuat ringkasan naskah, mencakup seluruh tulisan tanpa mencoba
merinci setiap bagiannya. Hindari menggunakan singkatan. Hanya abstrak berbahasa Inggris
yang akan dimuat.
9. Pendahuluan: Memuat tentang ruang lingkup, latar belakang tujuan dan manfaat penelitian.
Bagian ini hendaknya memaparkan latar belakang agar pembaca dapat memahami dan menilai
hasil penelitian tanpa membaca laporan-laporan sebelumnya yang berkaitan dengan topik.
Manfaatkanlah pustaka yang dapat mendukung pembahasan.
10. Metode Penelitian: Hendaknya diuraikan secara rinci dan jelas mengenai bahan yang digunakan
dan cara kerja yang dilaksanakan, termasuk metode statistika. Cara kerja yang disampaikan
hendaknya memuat informasi yang memadai sehingga memungkinkan penelititan tersebut
dapat diulang dengan berhasil.
108
ISSN 2302-2124
11. Hasil dan Pembahasan: Disajikan secara bersama dan membahas dengan jelas hasil-hasil
penelitian. Dapat disajikan dalam bentuk tertulis di dalam naskah, tabel, atau gambar. Kurangi
penggunaan grafik jika hal tersebut dapat dijelaskan dalam naskah. Batasi pemakaian foto,
sajikan foto yang jelas menggambarkan hasil yang diperoleh. Gambar dan tabel harus diberi
nomor dan dikutip dalam naskah. Foto dapat dikirim dengan ukuran 4R. Biaya pemuatan foto
berwarna akan dibebankan kepada penulis. Grafik hasil pengolahan data dikirim dalam file
yang terpisah dari file naskah ilmiah dan disertai nama program dan data dasar penyusunan
grafik. Pembahasan yang disajikan hendaknya memuat tafsir atas hasil yang diperoleh dan
bahasan yang berkaitan dengan laporan-laporan penelitian sebelumnya. Akan lebih baik
jika rujukan yang digunakan berasal dari Jurnal. Hindari mengulang pernyataan yang telah
disampaikan pada metode, hasil dan informasi lain yang telah disajikan pada pendahuluan.
12. Simpulan dan Saran : Disajikan secara terpisah dari hasil dan pembahasan.
13. Ucapan terima kasih : Dapat disajikan bila dipandang perlu. Ditujukan kepada yang mendanai
penelitian dan untuk memberikan penghargaan kepada lembaga maupun perseorangan yang
telah membantu penelitian atau proses penulisan ilmiah.
14. Daftar Rujukan: Disusun secara alfabetis menurut nama dan tahun terbit. Singkatan majalah/
jurnal bedasarkan tata cara yang dipakai oleh masing-masing jurnal, daftar rujukan jurnal/
majalah ilmiah (10 tahun terkahir) sedikitnya 60% dan text books 40%. Contoh penulisan
daftar rujukan:
Jurnal/Majalah : Nama, tahun, judul artikel, nama jurnal, Vol. Nomor, halaman, Tahun.
Contoh: Yoger, R.E., Tamir, Pinchas, 1993 STS Aproach: Reasons, Intention, Accomplisment,
and Outcomes. Journal Science Education Vol. 77(6), 11-17
Buku: nama pengarang, tahun terbit,judul, edisi, nama dan tempat penerbit.
Contoh: Holman, J. 1986, Science-Technology In Society, General Guide, The Associationfor
Science Education.
Makalah Seminar: Nama, Tahun, Judul Makalah, Thema Seminar, Tanggal Pelaksanaan,
Tempat.
Contoh: Arinasa, I.B.K. 1998. Kontribusi Kebun Raya Eka Karya Bali dalam Melestarikan Flora
Langka yang ada di Bali Beserta Permaslahannya. Makalah Seminar Hari Puspa dan Satwa
Nasional, Tanggal 5 Nopember 1998 di STKIP Singaraja.
Prosiding: Nama pengarang, tahun, judul, nama Prosiding, tanggal, halaman
Contoh: Muzzarelli R. 1990. Chitin and chitoson : Unique cationic polysaccharides, In: Procceding
Symposium Toward Carbohydrate Based Chemistry. Amies,France,23-26 Oct 1989. Pp 199-231
Tesis/disertasi: nama pengarang, tahun, judul thesis/desertasi, nama universitas/Perguruan
Tinggi.
Contoh: Said S. 2003. Studies on fertilization of rat oocytes by intracytoplasmic sperm injection.
(Disertation). Okayama: Okayama University.
Internet: Nama Pengarang, tahun, judul artikel, sumber, tanggal diunduh.
Contoh: Okezone, 2008. Dampak Buruk Emisi Kendaraan. Diperoleh dari URL: http;//antos.
Jurnal EMASAINS Volume Ill, Nomor 1, Maret Tahun 2014
ISSN 2302-2124
109
110
ISSN 2302-2124