Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN HASIL

KUNJUNGAN PERUSAHAAN
PT. ADI SATRIA ABADI
KELOMPOK III

KELOMPOK III
Dr. Rosalia Oktaviani

Dr. Cicilia Netti M

Dr. Suci Gemala Oktaria

Dr. Faesal Adi Sumansyah

Dr. Tantry Putri Hapsari

Dr. Fajar Ichwan Noor

Dr.Tryas Yulitha

Dr. Hannitya Aulia Putri

Dr. Wiwin Lestari Selawa

Dr. Hinsa Julian Rumahorbo

Dr. Yuanisa Pratita Devi

Dr. Indri Joviani Lumentut

Dr. Yulis Hanifah Putri

Dr. Intan Agustina Suroiyyah

Dr. Sheila Stephanie Chandra

Dr. Jalalludin

Dr. Ahmad Andi Sameggu

Dr. Joshua Parsaoran Partogi Pardede

Dr. Ahmad Fauzi

Dr. Justitia Novavita Lantu

Dr. Alstonia Marginata

Dr. Lyanda Watung

Dr. Bima Yuniar Mardiansyah

Dr. M. Suud

Dr. Caeceria Murninda Hermanda Putri

Dr. Mada Patabang Birana

Dr. Cholifatul Habiba

Dr. Maulida Rahmah

Dr. Christanty Sari Dewi Jacobus

Dr. Minda Wulandari Rizky Yuliana

PENDAHULUAN
Kemajuan
sektor industri

Peralatan
canggih

Kontribusi dan
meningkatkan
produktivitas
pekerja

Bahaya potensial di
lingkungan kerja

Kesehatan Kerja

Risiko PAK

Meningkatkan
efisien SDM

Tenaga kerja
produktif,
terampil dan
profesional

KESEHATAN KERJA

WHO

WHO

tahun 1950 kesehatan kerja


adalah kesehatan fisik maupun psikis
perkerja berhubungan dengan
pekerjaannya yang mencakup metode
kerja, kondisi kerja dan lingkungan
kerja yang mungkin dapat
menyebabkan kecelakaan, penyakit
maupun perubahan kesehatan pekerja

WHO-ILO

1995,
kesehatan kerja adalah cabang pelayanan
kesehatan untuk memenuhi kesehatan pekerja
semua tingkatan dengan mengutamakan
upaya yang bertujuan;
Pemeliharaan

dan promosi kesehatan pekerja serta


kapasitas kerja
Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan yang
bermanfaat bagi keselamatan dan kesehatan
Pengembangan organisasi kesehatan kerja

PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN
Dokter

Pemeriksa Kesehatan
Tenaga Kerja
UU

No. 1 tahun 1970 pasal 18


Permenaker No.01 tahun 1976
Permenaker No.02 tahun 1980
Dokter perusahaan: permenaker No.01
tahun 1976

UPAYA KESEHATAN KERJA


Promotif

Edukasi

Preventif

kepada pekerja tentang kesehatan

Melakukan

dan purna

pemeriksaan awal, berkala, khusus

Kuratif

Memberikan

Rehabilitatif

Pada

pengobatan bagi pekerja yang sakit

pasien dengan sakit parah atau cacat


diharapkan pekerja masih dapat memanfaatkan
kemampuannya secara maksimal

TUGAS POKOK PELAYANAN KESEHATAN KERJA


Pemeriksaan tenaga kerja
Pelayanan kesehatan kerja
Pencegahan terhadap penyakit umum dan PAK (Penyakit
Akibat Kerja)
Pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat di
tempat kerja
Pengkajian bahaya potensial di lingkungan kerja
Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk
kesehatan tenaga kerja
Memberikan laporan dan saran ke perusahaan atau
intstasi terkait mengenai kondisi kesehatan pekerja

PENGKAJIAN BAHAYA POTENSIAL

Recognition

Identification

Melakukan pengukuran dan survey ke ruang produksi

Evaluation

Menentukan potensi bahaya yang ada di perusahaan meliputi


faktor fisik,kimia,biologi, ergonomi dan psikologi

Measurenment

Mengetahui adanya potensi bahaya di perusahaan

Membandingkan hasil observasi dan pengukuran dengan NAB

Control Pengendalian
Eliminasi

Substitusi

Engineering

control
Administratif control
APD

ERGONOMI
Ergon : Kerja
Nomos : hukum alam
studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan
yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,
engineering, manajemen dan desain atau perancangan
(Nurmianto, 2008).
Sutalaksana (1979), egonomi adalah suatu cabang ilmu
yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi
mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia
untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang
dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik,
yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan
itu dengan efektif, aman, dan nyaman

MANFAAT ERGONOMI
Meningkatkan unjuk kerja, seperti : menambah
kecepatan kerja, ketepatan, keselamatan kerja,
mengurangi energi serta kelelahan yang berlebihan.
Mengurangi waktu, biaya pelatihan dan pendidikan
Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya
manusia melalui peningkatan ketrampilan yang
diperlukan.
Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan
meminimalkan kerusakan peralatan yang
disebabkan kesalahan manusia.
Meningkatkan kenyamanan karyawan dalam
bekerja

METODE ERGONOMI

Diagnosis,
melalui

wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja


penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan,ergonomic
checklistdan pengukuran lingkungan kerja lainnya.
Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana
sampai kompleks.

Treatment,

pemecahan

masalah ergonomi akan tergantung data


dasar pada saat diagnosis.

Follow-up evaluasi
subyektif

: menanyakan langsung pada karyawan kondisi


saat bekerja
Obyektif : angka kesakitan berkurang

HASIL OBSERVASI

PEMERIKSAAN KESEHATAN
TENAGA KERJA
Tidak ada pemeriksaan sebelum mulai bekerja di
perusahaan, hanya ada surat keterangan sehat dari
Puskesmas
Tidak ada pemeriksaan secara berkala
Tidak ada pemeriksaan khusus, kecuali ada
permintaan dari perusahaan
Tidak pemeriksaan purna kerja, namun jika ada
pekerja yang telah pensiun ditemukan PAK,
perusahaan akan bertanggung jawab.

PENYELENGGARAAN KESEHATAN KERJA

Poliklinik Perusahaan
Klinik buka 2x seminggu. Hari selasa dan jumat, selama 2
jam/hari (waktu bebas
Tidak Paramedis/ Perawat Perusahaan
Dokter Perusahaan
Tidak ada dokter perusahaan, hanya ada 1 dokter
poliklinik perusahaan
Kunjungan ke Poliklinik Perusahaan
6-7 pasien/hari, maksimal pasien yang ditangani 16
pasien.
Biaya pemeriksaan/ Obat
Tidak ada biaya pemeriksaan. Dokter hanya memberi
resep untuk ditebus diluar.

No. Keluhan / Sakit

Jumlah

1.

Dermatitis kontak iritan

Keluhan paling sering

2.

ISPA

3.

Hipertensi

4.

Diabetes mellitus

No.
1.

2.

Fisik

Kimia

Potensi Bahaya PAK


Bising
Hearing loss

Keluhan
Penurunan pendengaran

Getaran

White finger syndrome

Nyeri, kebas, pada jari tangan

Suhu Panas

Dehidrasi, dermatitis, luka Banyak berkeringat, Kulit


bakar
merah, gatal, terasa terbakar

pencahayaan

Penurunan visus,
penglihatan menurun

Debu

ISPA, Asma, PPOK

Batuk, pilek, sesak nafas

Uap
Zat pewarna

Bronkitis, PPOK
Dermatitis kontak
(DKI)

Sesak napas, batuk


iritan Gatal, kemerahan, perih dan
panas

3.
4.

Biologi
Ergonomi

Posisi tubuh saat LBP, atralgia, mialgia


bekerja

5.

Psikologis Kerja monoton

Stress kerja

tajam Pandangan kabur

Nyeri punggung bawah,


pegal pada otot dan sendi
Produktivitas turun,

Belum tersedia peralatan


untuk kondisi emergency
Perlu ditambahkan
alat-alat untuk
kondisi emergency

Sikap Pekerja : pekerja menunduk, tinggi meja yang lebih


rendah dari tinggi pekerja sehingga dapat menyebabkan
pekerja mengalami keluhan sakit punggung.
Saran
: memberikan ganjalan pada meja
supaya sesuai dengan tinggi para pekerja.

Tempat duduk pekerja yang tidak ergonomis. Tidak ada


sandaran punggung pada kursi menyebabkan risiko nyeri
punggung.
Saran:
Engineering control memberikan kursi yang ergonomis dengan
ada sandaran punggung
Administratif control melakukan rotasi antar karyawan atau
memberikan jeda untuk istirahat secara berkala

Sikap pekerja: dalam proses produksi ini posisi pekerja berdiri terus
menerus risiko kelelahan pada pekerja. Namun untuk mengatasi
hal ini pihak perusahaan telah memberikan jadwal rotasi antar
pekerja. Sehingga bagi pekerja yang telah berdiri nanti bertukar
dengan pekerja di proses lain yang bekerja dengan posisi duduk.

Sikap pekerja: Pekerja melakukan pekerjaan yang berulangulang menggunakan tangan. Risiko CTS.
Saran : sesekali pekerja perlu melakukan relaksasi

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Tugas pokok dokter perusahaan belum berjalan dengan baik hanya
berfungsi sebagai dokter poliklinik
Dokter perusahaan tidak terlibat dengan usaha kesehatan awal,
berkala, dan purna
Tidak ada feedback medical check up yang telah dilakukan antar dokter
perusahaan, stakeholder dan tenaga kerja
Belum ada paramedis yang membantu dokter dalam melakukan
pelayanan kesehatan
Tidak ada pendataan yang sistematis
Kasus PAK yang paling banyak ditemukan adalah DKI dan tidak
dilakukan pemecahan masalah
Secara umum antara tinggi alat dan tempat kerja belum ergonomis
Untuk pekerjaan yang butuh sikap kerja berdiri, tidak disiapkan kursi
untuk istirahat
Penggunaan APD belum maksimal
Jarak lalu lintas barang cukup

SARAN
Sebaiknya tugas dokter perusahaan tidak hanya sebagai dokter
poliklinik namun juga sebagai dokter perusahaan yang mengawasi
kondisi kesehatan para pekerja
Dokter perusahaan harus terlibat dalam usaha kesehatan awal,
berkala, dan purna
Harus ada feedback medical check up antar dokter perusahaan,
stake holder, dan tenaga kerja
Sebaiknya disediakan paramedis untuk membantu dokter
Harus ada pendataan kesehatan yang sistematis
Sebaiknya disediakan pemecahan masalah untuk setiap masalah
kesehatan
Sebaiknya disediakan kursi untuk istirahat bagi para pekerja yang
berdiri
Dihimbaukan kepada para pekerja untuk selalu menggunakan APD
Perlu diadakan penyuluhan kembali tentang APD sehingga untuk
meningkatkan pemahaman pekerja tentang APD

Anda mungkin juga menyukai