Anda di halaman 1dari 18

Patofisiologi Rinosinusitis

Syahdi 22010113120014
Recci 22010113120003

Rinosinusitis
proses inflamasi yang
melibatkan mukosa hidung dan sinus
paranasal (saling berhubungan)
Rinitis dan sinusitis umumnya terjadi
bersamaan, sehingga terminologi saat ini
yang lebih diterima adalah rinosinusitis
Rinosinusitis dibagi menjadi kelompok
akut, subakut dan kronik.

Anatomi

Secara histologi, mukosa kavum nasi dan


mukosa sinus mempunyai sejumlah
kesamaan;
mucous blanket sinus senantiasa
berhubungan dengan kavum nasi
pada studi dengan CT-Scan untuk
common cold ditunjukkan bahwa mukosa
kavum nasi dan sinus secara simultan
mengalami proses inflamasi bersamasama.

Kesehatan sinus setiap orang bergantung pada


sekresi mukus yang normal baik dari segi
viskositas, volume dan komposisi; transport
mukosiliar yang normal untuk mencegah stasis
mukus dan kemungkinan infeksi; serta patensi
kompleks ostiomeatal* untuk mempertahankan
drainase dan aerasi - Senior dan Kennedy
(1996)

*Kompleks ostiomeatal (KOM) merupakan


tempat drainase bagi kelompok sinus anterior
(frontalis, ethmoid anterior dan maksilaris) dan
berperan penting bagi transport mukus dan
debris serta mempertahankan tekanan oksigen
yang cukup untuk mencegah pertumbuhan
bakteri
Obstruksi ostium sinus pada KOM --> faktor
predisposisi rinosinusitis kronik

Pada rinosinusitis akut ( <12 minngu):


infeksi virus dan bakteri patogen telah
ditetapkan sebagai penyebab utama.
S.pneumoniae, H.influenzae dan
M.catarrhalis
Patofisiologi rinosinusitis kronik ( >12
minngu) bersifat multifaktorial,
merupakan sindrom yang terjadi karena
kombinasi etiologi yang multipel.

Patofisiologi Rinosinusitis Akut

Patologis:
kerusakan epitel mukosa
pengurangan jumlah sel silia
penigkatan aktivitas sel goblet --> mukus

Patofisiologi Rinosinusitis Kronik


Faktor Genetik / Fisiologik
Hipereaktivitas saluran napas (asma), ada asosiasi yang
kuat antara asma dengan rinosinusitis kronik.
Imunodefisiensi (bawaan atau dapatan)
Keadaan level imunoglobulin (IgG, IgA, IgM) yang
rendah dan kurangnya fungsi sel limfosit T, maka
kejadian sinusitis yang refrakter cenderung meningkat
Keadaan autoimun lain yang juga berhubungan dengan
rinosinusitis kronik adalah sistemik lupus eritematosus,
polikondritis relaps dan sindroma Sjogren.

Faktor Lingkungan
Pada pasien dengan rinosinusitis kronik,
prevalensi rinitis alergi berkisar antara 25-50 %
Udem mukosa nasal pada pasien rinitis alergi
yang terjadi pada ostium sinus dapat
mengurangi ventilasi bahkan mengakibatkan
obstruksi ostium sinus sehingga mengakibatkan
retensi mukus dan infeksi

Faktor Struktural
Mukosa cavum nasi dan sinus paranasal
memproduksi sekitar satu liter mukus per hari,
yang dibersihkan oleh transport mukosiliar.
Obstruksi ostium sinus KOM akan
mengakibatkan akumulasi dan stagnasi cairan,
membentuk lingkungan yang lembab dan
suasana hipoksia yang ideal bagi pertumbuhan
kuman patogen.
Obstruksi KOM dapat disebabkan oleh berbagai
kelainan anatomis seperti deviasi septum, konka
bulosa, sel Haier (ethmoidal infraorbital),
prosesus unsinatus horizontal, skar akibat bekas
operasi dan anomali kraniofasial

Anda mungkin juga menyukai