Anda di halaman 1dari 2

Patofisiologi sinusitis terkait pada 3 faktor:

1. Obstruksi jalur drainase sinus


Hal ini akan mencegah drainase mukus normal. Ostium bisa tertutup oleh
pembengkakan mukosa, ataupun penyebab lokal (cth, trauma, rhinitis). Penyakit
sisitemik yang mengakibatkan berkurangnya mukosilia, termasuklah cystic fibrosis,
alergi respiratori, dan diskinesia silia primer (Sindrom Kartagener), bisa menjadi
faktor predisposisi akut sinusitis pada kasus yang jarang. Pasien dengan
immunodefisiensi juga akan meningkatkan resiko munculnya sinusitis akut. Obstruksi
mekanis disebabkan oleh polip nasal, benda asing, deviated septa, atau tumor bisa
menyebabkan penyumbatan ostium. Ostium sinus paranasalis adalah kunci dari
patologi pada area sinus. Faktor yang mempredisposisikan obstruksiostium bisa
disebabkan oleh pembengkakan mukosa dan bisa dikarenakan obstruksi mekanik.
Ketika sudah muncul obstruksi komplit dari ostium, akan ada peningkatan transien
dalam tekanan intrasinus diikuti oleh pembentukan tekanan negative intrasinus.
Pertukaran gas dalam kavitas sinus juga akan terganggu jika ostium obstruksi. Dalam
hal ini, maka aparatusmukosiliar cukup kuat berkaitandengan perubahan
pasokandalam oksigen.
2. Rusaknya fungsi silia
Berdasarkan fisiologi sinus, drainase sinus bukan bergantung pada gravitasi
melainkan pada mekanisme transport silia. Fungi silia yang buruk bisa disebabkan
berkurangnya sel epitel silia, aliran udara yang tinggi, virus,bakteri atau siliatoxin dari
lingkungan, mediator inflamasi,berdempetannya 2 permukaan mukosa, luka, dan
sindrom Kartagener. Kerja silia dipengaruhi oleh faktor genetik,seperti sindrom
Kartagener. Sindrom Kartagener terkait dengan silia immobile,menyebabkan retensi
dari sekresi sehingga menjadi faktor predisposisi infeksi sinus. Fungsi sinus juga akan
menurun dengan adanya pH yang rendah, anoxia, rokok, racun kimia, dehidrasi, dan
obat-obatan (antikolinergik dan antihistamin). Terpapar dengan toxin bakteri juga bisa
menyebabkan menurunnya fungsi silia. Abses dental ataupun prosedur yang
menghubungkan antara kavitas oral dan sinus bisa menyebabkan sinusitis dengan
mekanisme ini. Sebagai tambahan, kerja silia bisa dipengaruhi apabila habis kontak
dengan virus. Udara dingin juga menghentikan epithelium silia, mengakibatkan pada
kerusakan gerakan silia, serta retensi sekresi pada kavitas sinus. Pada kebalikannya,
menginhalasi udara yang kering menyebabkan penggumpalan mukus sinus, dan
menyebabkan sekresi berkurang. Kelainan dari apparatus mukosiliari dalam
hubungannya berkurang patensi dari ostia sinus adalah patofisiologi utama bahkan
pada sinusitis akut. Faktor yang bisa mengganggu transport mukosiliari normal
termasuk udara dingin dan panas; perubahan mukus; obat-obatan dan kimiawi; infeksi
virus;kelainan kongenital seperti immotil cilia syndrome. Silia dengan pola
mikrotubular abnormal merupakan yang paling sering selama periode akut, dengan
kedua tambahan di sentral mikrotubular dan mikrotubular supernumeri terkait dengan
struktur perifer. Motilitas normal dari silia dan adhesivitas dari lapisan mukosa
biasanya melindungi peitelium respirasi dari invasi bakteri.
3. Berubahanya kualitas dan kuantitas mukus
Sekresi sinonasal memiliki peran yang penting pada rhinosinusitis. Mukus
menyelimuti garis sinusparanasal tersebut, mengandung mukoglikoprotein,
immunoglobulin, dan sel inflammatori. Ini terdiri dari 2 lapisan, yaitu lapisan serosa
dimana silia recover dari active beat mereka, kemudian lapisan viskos dimana sebagai
transportasi silia. Jika komposisi mukus berubah, sehingga mukus memproduksi
viskos lebih banyak (cth,cycstic fibrosis), transport ke ostium akan lebih pelan, dan
lapisan gel menjadi lebih tebal.18 Silia bisa dikalahkan hanya jika di medium fluida.
Perubahan pada mukus,seperti cystic fibroseatau asthma, bisa mengganggu aktivitas
silia. Adanya material purulen pada infeksi sinus akut bisa mengganggu gerakansilia
dan efeknya akan diperparah dengan penutupan ostium.

Smber:

Fauzy, M. R. (2017). Karakteristik Sinusitis Di Smf Tht-Kl Rsup Haji Adam Malik
Medan Tahun 2013. Skripsi. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatra Utara. Medan.
Diakses pada tanggal 21 Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai