Hal ini akan mencegah drainase mukus normal. Ostium bisa tertutup oleh pembengkakan mukosa, ataupun penyebab lokal (cth, trauma, rhinitis). Penyakit sisitemik yang mengakibatkan berkurangnya mukosilia, termasuklah cystic fibrosis, alergi respiratori, dan diskinesia silia primer (Sindrom Kartagener), bisa menjadi faktor predisposisi akut sinusitis pada kasus yang jarang. Pasien dengan immunodefisiensi juga akan meningkatkan resiko munculnya sinusitis akut. Obstruksi mekanis disebabkan oleh polip nasal, benda asing, deviated septa, atau tumor bisa menyebabkan penyumbatan ostium. Ostium sinus paranasalis adalah kunci dari patologi pada area sinus. Faktor yang mempredisposisikan obstruksiostium bisa disebabkan oleh pembengkakan mukosa dan bisa dikarenakan obstruksi mekanik. Ketika sudah muncul obstruksi komplit dari ostium, akan ada peningkatan transien dalam tekanan intrasinus diikuti oleh pembentukan tekanan negative intrasinus. Pertukaran gas dalam kavitas sinus juga akan terganggu jika ostium obstruksi. Dalam hal ini, maka aparatusmukosiliar cukup kuat berkaitandengan perubahan pasokandalam oksigen. 2. Rusaknya fungsi silia Berdasarkan fisiologi sinus, drainase sinus bukan bergantung pada gravitasi melainkan pada mekanisme transport silia. Fungi silia yang buruk bisa disebabkan berkurangnya sel epitel silia, aliran udara yang tinggi, virus,bakteri atau siliatoxin dari lingkungan, mediator inflamasi,berdempetannya 2 permukaan mukosa, luka, dan sindrom Kartagener. Kerja silia dipengaruhi oleh faktor genetik,seperti sindrom Kartagener. Sindrom Kartagener terkait dengan silia immobile,menyebabkan retensi dari sekresi sehingga menjadi faktor predisposisi infeksi sinus. Fungsi sinus juga akan menurun dengan adanya pH yang rendah, anoxia, rokok, racun kimia, dehidrasi, dan obat-obatan (antikolinergik dan antihistamin). Terpapar dengan toxin bakteri juga bisa menyebabkan menurunnya fungsi silia. Abses dental ataupun prosedur yang menghubungkan antara kavitas oral dan sinus bisa menyebabkan sinusitis dengan mekanisme ini. Sebagai tambahan, kerja silia bisa dipengaruhi apabila habis kontak dengan virus. Udara dingin juga menghentikan epithelium silia, mengakibatkan pada kerusakan gerakan silia, serta retensi sekresi pada kavitas sinus. Pada kebalikannya, menginhalasi udara yang kering menyebabkan penggumpalan mukus sinus, dan menyebabkan sekresi berkurang. Kelainan dari apparatus mukosiliari dalam hubungannya berkurang patensi dari ostia sinus adalah patofisiologi utama bahkan pada sinusitis akut. Faktor yang bisa mengganggu transport mukosiliari normal termasuk udara dingin dan panas; perubahan mukus; obat-obatan dan kimiawi; infeksi virus;kelainan kongenital seperti immotil cilia syndrome. Silia dengan pola mikrotubular abnormal merupakan yang paling sering selama periode akut, dengan kedua tambahan di sentral mikrotubular dan mikrotubular supernumeri terkait dengan struktur perifer. Motilitas normal dari silia dan adhesivitas dari lapisan mukosa biasanya melindungi peitelium respirasi dari invasi bakteri. 3. Berubahanya kualitas dan kuantitas mukus Sekresi sinonasal memiliki peran yang penting pada rhinosinusitis. Mukus menyelimuti garis sinusparanasal tersebut, mengandung mukoglikoprotein, immunoglobulin, dan sel inflammatori. Ini terdiri dari 2 lapisan, yaitu lapisan serosa dimana silia recover dari active beat mereka, kemudian lapisan viskos dimana sebagai transportasi silia. Jika komposisi mukus berubah, sehingga mukus memproduksi viskos lebih banyak (cth,cycstic fibrosis), transport ke ostium akan lebih pelan, dan lapisan gel menjadi lebih tebal.18 Silia bisa dikalahkan hanya jika di medium fluida. Perubahan pada mukus,seperti cystic fibroseatau asthma, bisa mengganggu aktivitas silia. Adanya material purulen pada infeksi sinus akut bisa mengganggu gerakansilia dan efeknya akan diperparah dengan penutupan ostium.
Smber:
Fauzy, M. R. (2017). Karakteristik Sinusitis Di Smf Tht-Kl Rsup Haji Adam Malik Medan Tahun 2013. Skripsi. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatra Utara. Medan. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2021