EPILEPSI
Oleh :
Auliya Syifa
Pembimbing:
dr. Desiana Dharmayani,
Sp.A
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : An. S
Usia
: 2 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat
: Jln. Siaga I
Tgl MRS : 18 agustus 2015 (pukul: 23:30 wib)
ANAMNESIS
KELUHAN
UTAMA
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
Os sudah pernah sakit seperti ini sebelumnya, dirawat di
PICU pada tanggal 1 agustus 2015 dengan diagnosa
kejang demam kompleks.
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
RIWAYAT
PENGOBATAN
RIWAYAT ALERGI
Tidak ada alergi makanan, obat, cuaca maupun debu
RIWAYAT KEHAMILAN
IBU
RIWAYAT POLA
MAKAN
ASI Ekslusif sampai 2 bulan, lalu diberikan susu formula
RIWAYAT
PERKEMBANGAN
- Personal Sosial
: belum bisa membuka pakaian
- Motorik halus
: membuat menara 4 kubus
- Perkembangan Bahasa : belum bisa menunjuk 4 gambar
- Motorik kasar
: belum bisa melompat
Kesan : Delayed development
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Program Studi Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2015
RIWAYAT IMUNISASI
KESAN:
Imunisasi Dasar
Lengkap
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM
Tampak sakit sedang
KESADARAN
Composmentis
TANDA VITAL
Suhu
: 37oC suhu Axilla
Nadi
: 111 x/mnt , teratur, kuat angkat
Pernapasan : 23x/mnt
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Program Studi Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2015
STATUS
ANTROPOMETRI
BB : 13 kg
TB : 83 cm
LK : 47 cm
STATUS GIZI
BB/U = 13/12,6 X 100 % = 103% Gizi baik
TB/U = 83/87 X 100 % = 95 % Normal
BB/TB = 13/12,6X100% = 103% Gizi baik
Kesan : Gizi Baik
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Program Studi Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2015
STATUS
GENERALIS
Kepala : Normochepal, Rambut Hitam
Wajah : Simetris, Luka (-), Pucat (-)
Mata : Mata cekung, Konjungtiva Anemis (-/-) ,Sklera
Ikterik (-/-),
Refleks Cahaya (+/+), Edema palpebra (-/-)
Hidung : Normonasi, Epitaksis ( -/-)
Telinga : Normotia, Sekret (-/-), Darah (-/-)
Mulut : mukosa bibir lembab(-), stomatitis(-), lidah kotor(-)
Leher : KGB (-), Pembesaran Tiroid (-)
Tenggorok: Faring tidak hiperemis, Tonsil (T1/T1)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Program Studi Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2015
Paru-Paru
Inspeksi
: Simetris, retraksi (-)
Palpasi : Tidak ada bagian dada yang tertinggal
Perkusi
: Sonor
Auskultasi : vesikuler (-/-), wheezing (-/-), ronkhi (+/+)
Jantung
Inspeksi
: Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi
: Tidak dilakukan
Auskultasi : BJ 1 & 2 reguler murni, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi
: Permukaan Datar
Auskultasi : BU (+)
Palpasi : Nyeri tekan (-), Tidak ada pembesaran hepar dan lien
Perkusi
: Timpani
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Program Studi Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2015
Ekstremitas atas
Akral : Hangat
Edema : -/Sianosis
: -/RCT
: <2 detik
Ekstremitas bawah
Akral : Hangat
Edema : -/Sianosis
: -/RCT
: <2 detik
Kelenjar inguinal
STATUS NEUROLOGIS
GCS
: E4 M6 V5 (15)
R. Meningens : Kaku Kuduk (-)
Lasegue & Kernig (-)
Brd I, II (-)
R. Fisiologis : Patella (+/+)
Bisep (+/+)
Trisep (+/+)
R. Patologis : Babinski (-/-)
Chaddok (-/-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Jenis
19-08-2015
Nilai normal
Hb
10,8
10,8-12,8g/dl
Leukosit
14,57
5,50-15,50 rb
Hematokrit
32 (L)
35-43 %
Trombosit
314
217-491 rb
Eritrosit
4.11
3.60-5.20 jt
MCV/VER
78
73-101 fl
MCH / HER
26
23-31 pg
MCHC /KHER
34
26-34 g/dL
Na
133 (L)
135-147
4.0
3.5-5.0
Cl
101
94-111
PEMERIKSAAN EEG
Resume:
Anak laki-laki 2 tahun datang dengan kejang 15
jam SMRS, kejang berlangsung 5 menit, hari ini
kejang 10 x, tangan dan kaki os kaku, mata mendelik
ke atas, setelah kejang os menangis, kejang tanpa
didahului dengan demam, batuk (+).
Pada pemeriksaan fisik; suhu : 37c, nadi:111x/menit,
RR:23x/menit , ronkhi (+), status neurologis dalam
batas normal.
Hasil pemeriksaan lab HT: 32 (L) Na: 133 (L)
Pada pemeriksaan EEG didapatkan hasil; EEG normal,
tidak terdapat gelombang epileptiform.
ASSESMENT
Kejang
Ispa
Hiponatremia
DIAGNOSA KERJA
TERAPI
Asering 12 tpm makro
Terapi Injeksi:
Inj. Phenitoin/kutoin 2x30 mg
Inj. Novalgin 150 mg
Inj. Ondamcentron 3x1,5 mg
Terapi Oral:
Sanmol 175 mg
3x1 bks
Diazepam 1,5mg
Salbutamol 0,75 mg
Ambroxol tab
3 x 1 bks
Dexametason tab
Vit c 25 mg
Dilatin 3x1 bks
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Program Studi Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2015
Obat Lain
Trazep 5
mg
FOLLOW UP
Tangga
l
19/08/201
5
Kejang
(+) 1x,
<5
menit
Batuk
(+)
Demam
(-)
O
Kes : CM
GCS E4M6V5
(15)
Suhu :36,2C
Nadi : 110
x/m
RR : 24x/m
PF : DBN
A
Epilepsi
P
Infus assering
12 tpm makro
Inj phenitoin
2x30mg
Sanmol 175 mg
Diazepam 1,5mg
Salbutamol
0,75 mg
Ambroxol tab
Dexametason
tab
Vit c 25 mg
Rencana EEG
FOLLOW UP
Tangga
l
20/08/201
5
Kejang
(-)
Batuk
(-)
Demam
(-)
Kes : CM
GCS E4M6V5
(15)
Suhu :36,8C
Nadi : 90 x/m
RR : 28x/m
PF : DBN
A
Epilepsi
P
Inj kutoin diganti
oral
Besok
rencana
pulang apabila jika
sudah tidak ada
keluhan
FOLLOW UP
Tangga
l
21/08/201
5
Kejang
(-)
Batuk
(-)
Demam
(-)
Kes : CM
Epilepsi
GCS E4M6V5
(15)
Suhu :36,6C
Nadi : 100x/m
RR : 26x/m
PF : DBN
P
Os pulang
P.Batuk 3x1 bks
P.panas + dzp
3x1
P. Dilatin 2x1
Kontrol :
Senin 24-08-2015
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Epilepsi adalah terjadinya dua
atau lebih kejang tanpa adanya
provokasi yang dipisahkan oleh
interval lebih dari 24 jam.
Pada pasien di kasus, seluruh kejang tidak
didahului dengan demam
EPIDEMIOLOGI
70/100.000 penduduk per
tahun
74-10/1000 pada populasi
umum
Anak > orang dewasa
Laki-laki >perempuan.
ETIOLOGI
Penyebab epilepsi adalah multifaktorial, termasuk
genetik dan penyebab yang didapat
Genetik
Lesi di otak
Epilepsi
sekunder
Asfiksia
Trauma
kepala
Sklerosis
hipokampu
s
Infeksi
Tumor
Stroke
ETIOLOGI
Epilepsi idiopatik
Parsial
Parsial
Parsial
sederhana
komplek
dengan generalisasi sekunder
KEJANG
UMUM
Lena/absens
Mioklonik
Tonik
klonik
tonik-klonik
atonik
GEJALA KEJANG
Kejang parsial
pada kasus,
pasien
mengalami
kejang
berulang
10x/hr,
dengan lama
5 menit,
dengan
tangan dan
kaki kaku
dan mata
mendelik
keatas.
Anamnesis
Kejang
Tanpa demam/faktor pencetus
yang diketahui
Kejang
pertama
Kejang
berulang
Anamnesis
Pemfis
Lab
EEG
(pencitraan)
(pungsi lumbal)
Abnormal
Epilepsi
simtomati
k
Terapi
penyakit
yang
mendasari
Normal
Isolated first
seizure
Tanpa riwayat
keluarga
Tidak perlu
observasi
Normal
Kecuali EEG
Epilepsi
idiopatik
Sedang
mendapat terapi
antikonvulsan ?
YA
TIDAK
Periksa kadar
antikonvulsan
evaluasi
kepatuhan
pasien
Tentukan jenis
epilepsi beri terapi
berdasarkan jenis
epilepsi
Kontrol baik
Pemantauan berkala
Kadar anti konvulsan
Toksisitas obat
EEG atas indikasi
Kontrol buruk
Pertimbangan rawat inap
EEG lama & video monitoring
Sesuaikan kembali terapi
Pikirkan adanya penyakit yang
mendasari
PROGNOSIS
DAFTAR PUSTAKA
Behrman et al. 2014. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15. Diterjemahkan oleh:
A.Samik Wahab. Jakarta: EGC.
Mansjoer, A, dkk. 2012. Kapita Selekta Kedokteran, ed, 4. Jakarta: Medica
Aesculpalus. FKUI
Perhimpunan Dokter Saraf Indonesia. 2014. Edisi 5. Pedoman Tatalaksana Epilepsi.
Surabaya: Airlangga Universitas
Garna, Hary, dkk. 2012. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak.
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD. Bandung.
Panitia Penyusun Panduan Pelayanan Medis RSCM tahun 2007. 2007. Panduan
Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM. Jakarta
Pudjiadi, Antonius H, dkk. 2011. Pedoman Pelayanan Medis, Ikatan Dokter Anak
Indonesia Jilid I. IDAI. Jakarta
TERIMA KASIH