Anda di halaman 1dari 16

Gejala kerusakan vertikal pada televisi terlihat sebagai berikut:

- Garis putih melintang dari kiri ke kanan layar.


- Gambar kurang pada bagian atas dan bawah
- Gambar melipat pada bagian atas layar
- Gambar kurang dan ada garis tebal ditengah layar.
Cara memperbaiki kerusakan pada bagian vertikal adalah sebagai berikut:

jika pada layar hanya ada garis melintang di tengah layar, maka periksalah tegangan kerja IC vertikal, jika tegangan
normal maka kemungkinan besar IC vertikal mengalami kerusakan, ini berarti anda harus menggantinya.

jika gambar pada layar kurang pada atas dan bawah saat televisi masih dingin dan terkadang gambar normal kembali,
periksalah capasitor electrolit (elco) output dari IC vertikal ke defleksi (konde), biasanya elco mengalami kebocoran.

jika gambar pada layar melipat pada bagian atas, anda harus memeriksa elco-elco yang berada di sekitar IC vertikal,
biasanya elco yang bernilai 100 uf 35 volt ( kebanyakan pada televisi merk China tapi ada juga merk lain yang sama)

jika gambar pada layar kurang pada bagian atas dan bawah tapi ada garis ditengah gambar, biasanya kerusakan ini terjadi
pada elco tegangan IC vertikal, elco ini mengalami kebocoran sehingga tegangan IC vertikal terpenggal atau kurang.

Cara ini hampir dapat diterapkan pada semua merk televisi, karena ini adalah cara yang mendasar. Cara kerja vertikal dan
tataletak komponen untuk televisi yang beredar dipasaran saat ini hampir sama, kecuali merk eropa atau merk terkenal lainnya.

Kerusakan defleksi vertikal (marsono tv)


1 Memahami cara kerja bagian Defleksi Vertikal
1.01 Bagian defleksi vertikal berfungsi untuk menyediakan arus gigi gergaji ke kumparan defleksi vertikal agar garisgaris horisontal yang dihasilkan oleh defleksi horisontal melakukan penyapuan mulai dari bagian atas layar dan
bergerak kearah bagian bawah layar. Penyapuan secara vertikal sistim PAL mempunyai frekwensi 50 Hz dan sistim
NTSC 60 Hz. Sirkit defleksi vertikal ada beberapa variasai, ini berbeda dengan sirkit defleksi horisontal yang pada
semua televisi hampir sama.
Secara garis besar bagian defleksi vertikal terdiri dari :

Vertikal osilator (vertikal countdown)

Ramp generator

Penguat vertikal drive

Penguat vertikal-out

Pum-up (flyback generator)

Sirkit umpan balik

Kumparan defleksi vertikal

1.02 Vertikal Countdown sebagai osilator vertikal. Vertikal count-down mendapat input dari frekwensi horisontal
count-down dan membaginya sehingga diperoleh frekwensi vertikal.
Pada bagian ini terdapat sirkit yang dinamakan "vertikal window-counter" yang berfungsi untuk mengatur secara
otomatis besarnya frekwensi vertikal. Tanpa ada sinyal video input, osilator vertikal berosilasi pada frekwensi bebas
sekitar 45 hingga 55Hz. Jika kemudian pesawat menerima sinyal video sistim PAL, vertikal window-counter akan
mengunci osilator vertikal pada frekwensi 50Hz. Dan jika menerima sinyal video sistim NTSC akan otomatis
mengunci frekwensi vertikal menjadi 60Hz
Jika karena sesuatu kerusakan sehingga frekwensi tidak dapat terkunci, maka akan meyebabkan :

Gambar rolling keatas jika frekwensi lebih rendah

Gambar rolling kebawah jika frekwensi lebih tinggi.

1.03 Ramp-generator Pulsa vertikal dari osilator masih berbentuk kotak, ramp-generator berfungsi untuk mengubah
bentuk sinyal kotak menjadi bentuk gigi gergaji. Bentuk sinyal gigi gergaji ditentukan oleh nilai filter resistor-kapasitor
yang terdapat pada bagian ini.
Sirkit vertikal count-down dan sirkit ramp-generator umumnya ada didalam IC jungel. Tetapi ada sirkit tertentu dimana
ramp generator ada didalam IC vertikal-out, misal pesawat yang menggunakan TA8690 dan TA8445.
1.04 Penguat Vertikal Drive - berfungsi untuk memperkuat sinyal vertikal sebelum diumpankan ke bagian penguat
vertikal-output. sikit umumnya menadi satu dengan penguat power vertikal out.
1.05 Penguat power Vertikal- Out - Sinyal vertikal gigi gergaji diperkuat oleh bagian ini agar mampu menyediakan
power arus gigi gergaji ke kumparan defleksi vertikal. Prinsisp kerja penguat vertikal-out tidak berbeda jauh dengan
penguat power-audio
1.06 Pump Up (flyback generator) - Sinar elektron melakukan penyapuan secara vertikal dari bagian atas layar ke
bagian bawah. Untuk melakukan penyapuan ulang selanjutnya maka sinar elektron harus kembali dengan cara yang
cepat ke bagian atas layer. Untuk melakukan hal ini diperlukan pulsa yang lebih kuat tetapi hanya sesaat saja yang
dinamakan pulsa vertikal-retrace, dimana untuk membentuk pulsa ini dibutuhkan tegangan suply yang lebih tinggi
pada bagian penguat vertikal-out.
Saat melakukan penyapuan-vertikal dari bagian atas layar ke bagian bawah layar sirkit vertikal-out umumnya
membutuhkan tegangan suply sekitar 25v. Dan pada saat vertikal-retrace atau kembali dari bagian bawah ke bagian
atas layar dengan cepat membutuhkan tegangan suply yang lebih besar yaitu sekitar 50v. Sirkit vertikal pump-up ada
didalam IC vertikal-out dan berfungsi untuk menghasilkan tegangan tinggi sesaat pada saat vertikal-retrace dan
membutuhkan komponen eksternal yang terdiri dari sebuah diode dan sebuah elko.
Sirkit vertikal-drive, pump-up dan penguat vertikal-out umumnya menjadi satu kemasan dalam IC vertikal-out.
Ada beberapa jenis IC vertikal-out yang tidak menggunakan sirkit pump-up. Sebagai penggantinya bagian vertikal-out
membutuhkan 2 macam suply Vcc, yaitu suply tegangan rendah dan suply tegangan tinggi.
1.07 Umpan balik (feedback) - Pengaruh panas menyebakan karakteristik komponen sedikit berubah. Oleh karena itu
untuk memperoleh bentuk gigi gergaji yang linear dan stabil digunakan sirkit umpan-balik dari keluaran vertikal-out ke
bagian ramp-generator.
Ada 2 macam jalur sirkit umpan balik, yaitu

Umpan balik dc merupakan umpan balik tegangan dc. Jika jalur umpan balik ini putus maka akan
menyebabkan defleksi vertikal tidak kerja

Umpan balik ac merupakan umpan balik pulsa-pulsa sinyal ac. Jika jalur umpan balik ini putus maka akan
menyebabkan raster vertikal tidak linear atau melipat.

1.08 Kumparan defleksi vertikal - Berbeda dengan kumparan defleksi horisontal, kumparan defleksi vertikal digulung
pada sebuah intiferit. Terdiri dari 2 buah kumparan yang dipasang pada kiri kanan leher tabung gambar dan umumnya
disambung secara parallel.
1.09 Macam-macam konfigurasi IC vertikal out.

Kopel ac huhungan dari bagian output ke kumparan def yoke disambung secara langsung.

Kopel dc hubungan dari bagian output ke kumparan def yoke melalui sebuah kapasitor elko (biasanya bernilai
1000u/35v). Konfigurasi ini membutuhkan 2 macam tegangan (tegangan miror plus-minus).

Kopel dc menggunakan input deferensial menggunakan 2 buah input driver dari IC jungel.

sampel gambar kopel ac

sampel gambar kopel dc

2. Melacak kerusakan bagian defeleksi vertikal


2.01 Raster satu garis
Disebabkan bagian defleksi vertikal tidak kerja.Kerusakan dapat disebabkan karena

Bagian vertkal tidak mendapat suply tegangan Vcc

IC Vertikal-Out tidak kerja (baca cara memeriksa bagian veretikal-out)

Sirkit umpan balik dc putus (baca memeriksa sirkit umpan balik)

Keruskan pada IC jungel (Vertikal osilator dan ramp generator

(TV model lama) switch N-S (normal-service) terpasang pada posisi service. Switch ini memang sengaja
dipasang untuk membuat vertikal menjadi satu garis horisontal untuk keperluan adjustmen white-balance.
Normal harus terpasang pada posisi NORMAL (N)

2.02 Memeriksa apakah bagian IC Vertikal-out apakah sudah bekerja.


IC vertikal out kerjanya dapat diperiksa dengan cara :

Open pin-input kaki IC vertikal-out

Sentuh-sentuh kaki pin-input yang telah diopen dengan probe meter dan amati layar tabung gambar.

Kalau bagian vertikal-out sudah bekerja normal, garis akan nampak lari-lari keatas-bawah ketika input
disentuh-sentuh.

Kalau garis tetap diam saja, atau gerak naik-turun hanya sedikit sekali, hal ini dapat menunjukkan kerusakan
pada bagian vertikal-out

2.03 Kerusakan yang dapat menyebabkan IC vertikal-out tidak bekerja :

Tidak ada tegangan supply Vcc

Konektor ke kumparan def yoke open atau putus

Def yoke rusak

IC vertikal rusak. IC vertikal rusak biasanya ditandai dengan tidak adanya tegangan pada pin-output IC
Vertikal-out (kira-kira sebesar Vcc pada konfigurasi kopel dc)

Elko 1000uF/35v rusak atau open

Resistor nilai kecil sekitar 1 ohm pada elko 100ouF/35v open.

2.04 Cara memeriksa umpan balik dc


Jika jalur umpan balik dc putus maka akan menyebabkan ramp generator tidak mendapat tegangan umpan balik dc
(tidak ada tegangan pada pin ramp generator)
Umpan balik tegangan dc. dapat dilacak mulai dari pin-output IC vertikal-out >>> kumparan defleksi vertikal >>>
melalui beberapa resistor >>> diumpankan balik ke bagian ramp-generator (pin-VNF = vertical negatif feedback)
2.05 Kerusakan pada IC jungel yang dapat meyebabkan vertikal tidak kerja.

Tidak ada suply pada Vcc pin-defleksi IC jungel

Tidak ada tegangan umpan balik dc pada pin-VNF

Kerusakan part pada sirkit Ramp-generator open atau short

Hubungan antara IC Jungel dengan IC Vertikal-out putus

IC Jungle rusak (sebelum mengganti IC Jungel maka periksa kemungkinan kerusakan-kerusakan lainnya
terlebih dahulu)

IC memori rusak (data vertikal size hilang)

2.06 Raster tidak penuh atas bawah


Kemungkinan dapat disebabkan antara lain karena :

Adjustmen V-Size

Elko kopel yang umumnya mempunyai nilai 1000uF/35v nilai kapasitansi-nya menurun

Resistor yang nilainya kecil yang menghubungkan kopel 1000uF/35V ke ground nilai molor

Kapasitor filter pada sirkit ramp generator nilai berubah atau bocor.

IC Vertikal out rusak.

Tegangan suply Vcc IC Vertikal Out drops. Biasanya disebabkan elko filter kering.

Tegangan suply IC Jungel drops.

IC vertkal -ou rusak

IC Jungel rusak

IC memori rusak (data vertikal size rusak)

2.07 Pada bagian atas layar ada gangguan beberapa garis blangking putih
Problem nampak jelas jika terima gambar kontras. Disebabkan pulsa vetikal blangking levelnya kurang.
Problem disebabkan karena salah part pada sirkit Pump Up rusak seperti elko kering atau diode bocor.
Untuk IC vertikal dengan 2 suply tegangan tinggi dan rendah. Cek tegangan untuk tegangan yang tinggi. Mungkin
tidak ada tegangan atau tegangan drops karena elko filter kering.
2.08 Gambar vertikal tidak linear atau melipat.
Problem dapat disebabkan antara lain karena ;

Ajustment V Lin

Kerusakan part-part pada bagian umpan balik acti elko atau resistor ada yang nilainya berubah. Oleh karena itu
perlu diperiksa satu demi satu nilai part-partnya

IC Vertikal rusak

Kerusakan def yoke.

IC Jungel rusak

2.09 Gambar bergetar secara vertikal naik-turun.

Kalau diamati frekwensi getaran sesuai dengan volume suara yang diterima. Coba cek dengan volume suara
minim dan coba dengan cek dengan vol besar. Jika dengan vol besar getaran bertambah parah, berarti problem
berhubungan dengan bagian suara.Disebabkan sirkit power suply untuk bagian vertikal IC jungel tegangannya
naik-turun terpengaruh oleh tegangan power audio yang naik-turun. Lacak hubungan antara suply bagian
vertikal dengan bagian audio-amplifier. Biasanya disebabkan ada diode yang bocor atau elko kering. Lakukan
solder ulang

Getaran tidak ada hubungan dengan volume suara, hal ini diapat disebabkan karena masalah yang kurang baik
atau konektor yang kurang baik. Umumnya diketemukan pada televisi model lama.

2.10 Gambar rolling


Kemungkinan dapat disebabkan karena :

Problem pada IC Jungel.

Jalur sinyal sinkronisasi-input ada yang putus atau part yang rusak.Cek part-part yang berhubungan dengan
bagian sinkronisasi.

Data korup pada EEPROM.

2.11 Cara memeriksa kerusakan def yoke bagian vertikal.

Def yoke vertikal umumnya terdiri dari 2 buah kumparan yang disambung parallel.

Pisahkan salah satu ujung sambungan parallel.

Ukur masing-masing nilai resistansinya (sebaiknya menggunakan meter digital)

Jika resistansi tidak sama, berarti yang mempunyai nilai resistansi lebih kecil ada yang short

2.12 Raster hidup normal, dibagian tengah ada garis putih horisontal
Kami pernah menemukan problem semacam ini, dan disebabkan karena tegangan B+ drops yang menyebabkan bentuk
arus gigi gergaji tidak linear.
2.13 Macam-macam adjustmen vertikal

Vertikal Size untuk koreksi lebar atas bawah

Vertikal Linear untuk koreksi jika bagian atas gambar tidak sama dengan bagian bawah

Vertikal Center (posisition) untuk oreksi jika gambar kurang tengah (naik-turun)

Vertikal S. Cor untuk koreksi jika bagian atas & bagian bawah layar sudah sama tetapi tidak sama dengan
bagian tengah layar

Kerusakan bagian SMPS (Switch Mode Power Suply)


1. Memahami prinsip kerja SMPS
1.01 Apakah yang dimaksud dengan SMPS
SMPS mempunyai dua buah arti kata, yaitu :

Power Supply Artinya suatu peralatan yang berfungsi untuk menyediakan sumber daya listrik yang cocok dengan suatu
peralatan. Pada umumnya sumber listrik yang tersedia adalah tegangan ac 220V sedangkan tegangan yang dibutuhkan
untuk suatu peralatan umumnya adalah tegangan dc.

Regulator Switching - adalah suatu sirkit elektronik yang berfungsi untuk membuat agar tegangan keluaran stabil
terhadap perubahan-perubahan seperti, tegangan masukan yang tidak konstan, arus beban yang tidak konstan,
temperature ruangan yang tidak konstan.

1.02 Prinsip dasar kerja SMPS


SMPS secara garis besar meliputi kerja :

Penyerahan - merubah tegangan masukan ac menjadi tegangan keluaran dc

Konverter - merubah tegangan dc menjadi tegangan keluaran yang sesuai dengan kebutuhan

Filtering - menghilangkan denyut (ripple) pada tegangan keluaran

Regulasi - membuat agar besarnya tegangan keluaran stabil terhadap perubahan tegangan masukan dan perubahan
beban.

Isolasi - mengisolasi bagian sekunder dari bagian primer, dengan tujuan agar chasis bagian sekunder kalau dipegang
tidak timbul bahaya kena sengatan listrik.

Proteksi mampu melindungi peralatan dari tegangan keluaran yang over dan melindungi power supply dari kerusakan
jika terjadi suatu kesalahan.

1.03 Alasan mengapa menggunakan SMPS.


Hampir semua power supply saat ini menggunakan SMPS, hal ini karena regulator switching mempunyai beberapa keuntungan
jika dibanding dengan regulator linear, seperti :

Lebih ringan dan ukuran lebih kecil. Regulator linear membutuhkan tranfo 50Hz yang mempunyai inti besi yang berat.
Makin besar daya (Watt) makin besar dan berat ukuran tranfonya. Sedang SMPS menggunakan frekwensi diatas 20Khz.
Makin tinggi frekwensi switching, maka ukuran tranfo dan kapasitor filter semakin kecil.

Lebih efisien pemakaian daya listrik. Regulator switching lebih sedikit menghasilkan panas, berarti lebih sedikit daya
listrik yang hilang.

Range tegangan masukan yang lebih lebar. SMPS mempunyai toleransi range tegangan masukan yang lebar. Dengan
tegangan masukan bervariasi antara dc 150~300V (atau tegangan ac antara 90~265V), switching regulator masih
mampu memberikan tegangan keluaran yang stabil.

1.04 Kelemahan atau kekurangan SMPS


Kelemahan-kelemahan yang dimiliki SMPS adalah :

SMPS membutuhkan sirkit elektronik yang sedikit komplek dan lebih rumit. Tetapi saat ini sirkit sirkit SMPS sudah
semakin lebih sederhana dengan adanya teknologi IC Hybrid Regulator seperti STR-Fxxxx, STR-Gxxxx, dimana
membutuhkan lebih sedikit komponen luar.

Menghasilkan gangguan noise frekwensi tinggi. Regulator linear bekerja pada frekwensi 50Hz dan menghasilkan
gangguan denyut frekwensi kelipatannya yang dinamakan gangguan Humming. Sedang SMPS karena bekerja pada
frekwensi diatas 30 Khz maka menghasilkan gangguan frekwensi tinggi harmonis yang dinamakan "noise" atau "EMI"
(electromagnetic interference).

Makin tinggi frekwensi switching, makin besar gangguan EMI dan makin besar kerugiannya daya. Oleh karena itu
frekwensi SMPS pada televisi awalnya masih dibatasi pada frekwensi dibawah 100Khz.

1.05 Topologi SMPS yang digunakn pada televisi.


Ada berbagai macam topologi sirkit SMPS, tetapi yang paling banyak digunakan pada televisi adalah :

Buck SMPS atau Forward SMPS seperti yang menggunakan STR50092, STR50115.

Flyback SMPS, merupakan SMPS yang sekarang dipakai hampir digunakan pada semua pesawat televisi dan
mempunyai karakteristik

Karakteristik Buck SMPS :

Tegangan masukan harus lebih besar dari tegangan keluaran. Oleh karena itu jika dipasang pada tegangan 110v harus
melewati sirkit pen-doubler terlebih dahulu, dimana tegangan ini akan dilipatkan menjadi 2x.

Chasis bagian primer berhubungan langsung dengan chasis bagian sekunder. Oleh karena itu chasis sekunder tidak
boleh dipegang, ada resiko kena sengatan listrik. Chasis semacam ini dinamakan hot chasis atau non isolated

Karakteristik Flyback SMPS :

Chasis bagian sekunder terisolasi dari chasis bagian primer. Chasis semacam ini dinamakan cold chasis atau off line.

1.06 Kenapa banyak macam sirkit SMPS.


Hal ini disebabkan karena teknologi SMPS saat ini terus dikembangkan dengan tujuan :

Agar sirkit elektronik makin sederhana dan komponen makin sedikit.

Agar ukuran dan beratnya semakin kecil

Efisiensi terus ditingkatkan dengan memperkecil kerugian daya.

Gangguan yang noise atau EMI sekecil mungkin.

Low audible noise, yaitu tidak mengeluarkan suara yang dapat mengganggu pendengaran.

Saat stand by membutuhkan daya listrik sekecil mungkin. Banyak negara maju sekarang ini men-syaratkan bahwa daya
listrik pesawat saat stand-by harus kurang dari 1 watt

Low cost, agar harga menjadi semurah mungkin.

Reability ditingkatkan agar lebih handal. Penyempurnaan sistim protektor - agar regulator lebih aman terhadap kesalahan
seperti, misalnya tegangan output over, arus beban output over, temperatur over, terjadi kerusakan pada rangkaian loop
umpan balik.

1.07 Bagian-bagian pokok dari sirkit SMPS


Bagian-bagian pokok dasar kerja sebuah SMPS adalah sebagai berikut :

Bagian penyearah. Disini tegangan masukan dari jala-jala listrik ac 220v disearahkan menjadi tegangan dc menggunakan
diode bridge dan sebuah elko filter besar.

Bagian pencacah atau power-switching. Tegangan masukan dc dicacah dengan menggunakan "power switch on-off "
sehingga menghasilkan tegangan pulsa-pulsa dc dengan frekwensi tinggi. SMPS televisi umumnya bekerja pada
frekwensi sekitar 30 hingga 80KHz. Sebagai power switch dapat digunakan power transistor bipolar atau power MOSFET.

SMPS kontroler driver sebagai pembangkit pulsa PWM (Pulse Wave Modulation). Sebagai sinyal drive untuk pencacah
digunakan sebuah ic yang berisi sirkit osilator dan PWM sebagai pembangkit pulsa-pulsa PWM. Ada sirkit SMPS yang
tidak menggunakan SMPS kontroler driver, dalam hal ini transistor power switching dibuat agar dapat bekerja dengan
cara ber-osilasi sendiri

Tranfo switching. Tegangan dc yang telah dicacah mempunyai karakteristik seperti tegangan ac sehingga dapat
dilewatkan sebuah tranfo atau induktor untuk dinaikkan ataupun diturunkan tegangannya.

Penyearahan dan filtering tegangan keluaran. Tegangan keluaran dari tranfo masih berupa pulsa-pulsa frekwensi tinggi
dan kemudian dirubah menjadi tegangan dc menggunakan diode penyearah dan filter elko.

Loop umpan balik untuk membuat tegangan keluaran agar stabil. Sirkit loop umpan balik dari tegangan keluaran B+ ke
bagian primer digunakan untuk mengendalikan PWM.

Sirkit komparator atau pembanding sebagai error detektor. Sebuah sirkit komparator pada bagian sekunder dipakai
untuk mendeteksi jika terjadi perubahan tegangan keluaran B+. Komparator bekerja dengan cara membandingkan
tegangan keluaran B+ dengan sebuah tegangan referensi (biasanya berupa tegangan diode zener 6.8v). Output
komparator berupa arus yang kemudian diumpan balikkan ke bagian primer melalui sebuah photo coupler. Kopling
menggunakan photocouler bertujuan untuk meng-isolagi ground bagian primer yang nyetrum jika dipegang (HOT chasis)
dengan ground bagian sekunder (COLD chasis).

1.08 Filter noise EMI (electro-magnetic interference)


Bagian masukan listrik ac terdapat filter EMI yang terdiri dari sebuah kumparan dan kapasitor khusus yang dinamakan kapasitor
X2 (dibaca eks-two) yang umumya berbentuk persegi. Kelemahan dari SMPS adalah dihasilkannya noise frekwensi tinggi yang
dibangkitkan, dimana noise ini dapat menimbulkan gangguan-gangguan pada peralatan elektronik lainnya. Oleh karena itu
dicegah agar noise tidak menjalar keluar lewat jaringan listrik maka dipasang filter EMI pada masukan sirkit SMPS.
Beberapa pengalaman yang pernah kami jumpai dengan masalah gangguan noise EMI ini dilapangan adalah :

Menyebabkan VCD/DVD tidak dapat baca TOC sehingga "no disk"

Menyebabkan radia AM tidak dapat terima siaran

Menyebabkan TV yang berdekatan ada gangguan gambar

1.09 Pembatas arus (surge current limiting)


Pada saat pesawat televisi dihidupkan pertama kali, elko besar pada sirkit SMPS yang masih kosong membutuhkan arus
pengisian sesaat yang sangat besar. Hal ini dapat merusak diode penyearah dan dapat meyebabkan listrik rumah jeglek jika
dayanya hanya 450 watt.

Pesawat lama biasanya menggunakan sebuah resistor jenis semen UFR (Unflameable resistor) sebagai pembatas arus.
Resistor ini kadang di-short menggunakan relay atau SCR jika pesawat telah hidup, hal ini bertujuan untuk menghemat
daya listrik.

Pesawat model-model baru sekarang hampir semuanya memasang sebuah NTC sebagai pembatas arus (berbentuk
bulat seperti pil dan berwarna hitam)

1.10 Konfigurasi sirkit bagian pencacah.


Ada beberapam macam konfigurasi sirkit bagian pencacah yang dapat dijumpai pada model-model pesawat televisi.

Pencacah menggunakan sebuah transistor power yang berosilasi on-off sendiri. Sirkit ini banyak digunakan pada televisi
klas ekonomis seperti merk-merk China, yaitu SMPS yang menggunakan 3 buah transistor yang terdiri atas sebuah
transistor power switching, sebuah transistor error driver C3807, dan sebuah transistor error detektor A1015.

Pencacah menggunanakan sebuah IC yang sebenarnya isinya mirip seperti sirkit 3 buah transistor. Contoh ic semacam
ini adalah STR50092, STR50115, STR54041, STR58041, STR51203

Pencacah menggunakan sebuah power transistor atau power MOSFET yang didrive menggunakan sebuah ic SMPS
kontroler sebagai pembangkit pulsa-pulsa. Contoh ic semacam ini adalah L6565, TEA1507, NCP1207, TDA4605,
MC44604

Pencacah menggunakan IC Hybrid yang sebenarnya berisi sebuah osilator PWM dan power transistor atau power
MOSFET dalam satu kemasan. Contoh ic semacam ini adalah STR6707, seri KA5Qxxxx, seri STR-Fxxxx, seri STRGxxxx

1.11 Sirkit CLAMP atau SNUBBER (transient absorber).


Disebabkan karena kumparan bagian primer tranfo switching dilalui arus on-off dengan frekwensi tinggi, hal ini menyebabkan
timbulnya tegangan induksi yang dinamakan transient atau ringing", dimana tegangan puncaknya dapat mencapai antara
900~1100v. Tegangan transient ini akan diterima power switching dan lama kelamaan dapat menyebabkan transistor atau
MOSFET rusak. Kecuali itu ringing menyebabkan timbulnya gangguan noise atau EMI. Oleh karena itu pada bagian primer tranfo
switching perlu dipasang sirkit yang dinamakan Clamp atau Snubber sebagai peredam tegangan transient ini.
1.12 Komparator dan PWM
Komparator digunakan untuk mendeteksi jika terjadi perubahan tegangan keluaran B+ dan merubahnya menjadi arus untuk
diinformasikan ke bagian SMPS kontroler PWM melalui ic photocoupler.
PWM akan mengatur agar tegangan keluaran B+ tetap stabil dengan cara sebagai berikut.

Jika tegangan keluaran turun maka arus yang melalui komparator akan turun arus yang melalui doiode photocoupler
akan turun periode on PWM akan berubah tambah panjang dan tegangan keluaran B+ akan dinaikkan.

Sebaliknya jika tegangan keluaran naik maka arus yang melalui komparator akan naik arus yang melalui diode
photocoupler akan naik periode on PWM akan diperpendek sehingga tegangan keluaran akan diturunkan.

Sirkit komparator ada yang menggunakan sebuah transistor dengan sebuah zener diode. Tetapi ada banyak macam sirkit
komparator lain yang sudah berbentuk ic, misalnya TLP431, SE115, S185.

1.13 Televisi dengan 2 macam power suply.


Televisi model lama yang sudah mempunyai kontrol remote "power" kadang ada yang memiliki 2 macam power suply :

Power suply khusus untuk menghasilkan tegangan mikrokontrol dan memori. Ada yag masih menggunakan power suply
linear dengan tranfo biasa, tetapi ada pula yang menggunakan SMPS

Power suply untuk menghasilkan tegangan B+. Power suply ini dikontrol on-off (hidup-mati) oleh bagian mikrokontol.
Oleh karena itu jika ada kerusakan pada bagian ini maka bagian mikrokontrol harus diperbaiki lebih dahulu. Kontrol on-off
dari mikrokontrol dapat dilakukan melalui relay kontrol atau melalui photocoupler

1.14 Tegangan yang keluaran yang dapat dirubah rendah dan tinggi (normal)
Ada beberapa model televisi dimana tegangan keluaran dirancang dapat berubah dari rendah ke tinggi (normal), yaitu :

Pada saat stand-by tegangan-tegangan keluaran SMPS masih rendah

Setelah power-on tegangan-tegangan keluaran SMPS berubah menjadi tinngi (normal).

Tujuan dari sirkit yang dibuat demikian adalah untuk efisiensi saat stand-by agar menggunakan daya listrik sekecil mungkin.
Rahasia cara kerja dari sirkit semacam ini adalah pada sebuah diode dan transistor yang dipasang pada photocoupler.

Pada saat stand-by - diode photocoupler dihubungkan langsung ke ground melalui sebuah diode dan transistor-drive
yang pada posisi on

Pada saat power-on transistor drive akan off sehingga hubungan diode ke ground akan terputus. Dan diode
photocoupler akan tersambung normal melalui komparator.

1.15 Sirkit protektor.


SMPS yang menggunakan ic saat ini sudah diperlengkapi dengan beberapa macam protektor degan tujuan :

Jika loop umpan balik terputus tidak menyebabkan power-switching rusak.

Melindungi dari over current (OCP = over current protektor).

Mencegah tegangan keluaran B+ over (OVP = over voltage protektor).

Beberapa ic SMPS mempunyai fasilitas auto re-start mode. Artinya SMPS otomatis akan hidup kembali secara otomatis
jika mati. Oleh karena itu beberpa ic SMPS akan hidup-mati sendiri jika terjadi protek. Hal ini dapat dilihat dari lampu led
yang kedip-kedip atau tegangan keluaran yang goyang-goyang.

1.16 Kelebihan MOSFET dibanding transistor bipolar


Saat ini penggunaan MOSFET lebih banyak dibandingkan dengan penggunaan transistor power untuk sirkit SMPS.
Kelebihan MOSFET dibanding transistor adalah :

Saat on mempunyai resistansi yang lebih kecil sehingga lebih sedikit menghasilkan panas.

Membutuhkan sinyal driver yang kecil sehingga langsung dapat di-drive dari ic PWM kontroler.

Kerugian switching lebih kecil sehingga panas yang ditimbulkan lebih kecil dan pemakaian daya listrik lebih efisien.

Mampu bekerja pada frekwensi yang lebih tinggi.

1.17 SAFETY TIPS pada saat sedang memperbaiki sirkit SMPS


Demi keselamatan dan keamanan, maka hal-hal yang perlu diperhatikan sewaktu bekerja memperbaiki bagian SMPS adalah :

Anda telah memahami cara kerja SMPS.

Jangan telanjang kaki. Selalu pakai alas kaki yang kering.

Lepas jam tangan atau asesoris lain seperti kalung dari bahan logam dari tubuh Anda.

Gunakan penerangan yang cukup.

Jika lagi lelah atau kantuk, tunda dulu pekerjaan. Kesalahan kecil mungkin bisa mencelakkan atau menyebabkan
kerusakan lain yang lebih parah.

Gunakan Part asli untuk mengganti part-part yang kritis seperti misalnya fuse, fuse resistor.

Kalau mempunyai - pasang sebuah tranfo isolasi pada masukan listrik jala-jala yang ke tempat kerja dengan daya
200~500W. Tranfo isolasi adalah tranfo AC yang mempunyai kumparan dengan perbandingan 1 : 1 artinya masuk 220V
keluar juga 220v. Hal ini untuk mencegah terjadinya sengatan listrik ketubuh kita kalau kita pegang bagian primer (hot)
SMPS atau saat memperbaiki SMPS hot chasis.

Di-negara maju ada peraturan bahwa seorang tekisi tidak boleh bekerja sendirian. Minimal harus ada seseorang yang
menemani bekerja yang dapat menolong jika terjadi kecelakaan.

2. Kerusakan-kerusakan SMPS
2.01 SMPS tidak kerja sama sekali atau tidak ada tegangan B+

Periksa terlebih dahulu bagian sekunder B+ mungin ada yang short. Paling sering disebabkan transistor HOT rusak. Hal
ini dapat menyebabkan SMPS tidak mau berosilasi atau protek. Pada model tertentu kadang disertai adanya suara dari
bagain SMPS jika beban B+ short.

Periksa mungkin power transistor atau power MOSFET short.

Periksa semua elko-elko yang terdapat pada bagian primer maupun sekunder dengan ESR meter. Elko kering paling
sering menimbulkan problem pada sirkit SMPS

Periksa resistor start-up yang berfungsi untuk memicu agar osilator bekerja pada saat pesawat dihidupkan. Biasanya
terdiri dari buah resistor yang mempunyai nilai ratusan kilo ohm dari tegangan 300v elko besar. Pada SMPS dengan
menggunakan all transistor tegangan start-up berfungsi untuk memberikan tegangan bias pada transistor power. Sedang
pada SMPS yang menggunakan IC driver digunakan untuk memberikan tegangan start-up Vcc. Setelah SMPS bekerja
maka tegangan Vcc IC driver akan diambil alih dari tranfo switching melalui sebuah diode penyearah tegangan take over.

Pada SMPS all transistor periksa semua transistor lainnya

Pada SMPS dengan IC osilator driver mungin IC rusak setelah diperiksa tegangan start-up Vcc ada.

Komponen pada sirkit komparator pada bagian sekunder ada yang rusak

Photo coupler rusak. Kolektor-Emitor photo coupler kalau bocor dapat menyebabkan SMPS tidak mau berosilasi.

Periksa solderan-solderan, terutama pada kaki-kaki tranfo switching yang ada kemungkinan retak.

2.02 Tips dan trick memperbaiki SMPS mati.


Menjumpai kerusakan SMPS maka hal yang selalu kami lakukan adalah prosedur seperti dibawah ini, karena menurut kami hal
ini dapat mempercepat waktu pengerjaan.

Memeriksa apakah transistor HOT short dengan ohm meter

Memeriksa apakah power transistor atau MOSFET short dengan ohm meter

Memeriksa kemungkinan ada elko-elko kering pada bagaian primer maupun sekunder dengan ESR meter.

Memeriksa secara visual dengan penerangan yang cukup solderan-solderan.

Memasang lampu dop 100w/220v secara seri pada masukan listrik jala-jala untuk menghindari kerusakan transistor atau
MOSFET power switching jika ada masalah. Lampu seri dapat dipasang pada kaki-kaki dudukan fuse dan melepas fuse
untuk sementara. Jika tegangan keluaran sudah normal lampu boleh dilepas dan fuse dipasang kembali.

Jika elko besar masih menyimpan muatan, maka kami pasang sementara sebuah resistor 47k/2w antara kaki-kakinya.
Dengan demikian kita tidak perlu harus sering membuang muatan. Jangan membuang muatan dengan obeng karena
akan menimbulkan stres pada elko dan dapat menyebabkan kerusakan. Membuang muatan dengan cara menempelkan
solder ada resiko merusakan elemen solder. Ingat tegangan elko adalah sekitar 300v sedang tegangan kerja solder
adalah 220v.

2.03 Power transistor langsung rusak lagi


Pada SMPS dengan all transistor ada kemungkinan power transistor langsung rusak lagi setelah diganti baru. Hal ini
kemungkinan disebabkan karena loop umpan balik dari bagian sekunder ke bagian primer terputus atau kerusakan pada sirkit
komparator. Yang paling sering terjadi disebabkan karena resistor yang bernilai 47k nilainya molor.

2.04 Indikator LED kedip-kedip tegangan B+ drops dan goyang-goyang.


Problem sering terjadi pada SMPS yang menggunakan ic yang sudah diperlengkapi dengan protektor. Tegangan goyang-goyang
disebabkan karena SMPS mati protek-hidup kembali secara otomatis secara berulang terus menerus. Kerusakan biasanya
disebabkan karena :

Elko tegangan Vcc IC osilator driver ada yang kering.

Periksa diode pada sirkit tegangan take-over. Mungkin rusak atau solderan kendor.

Beban pada bagian sekunder over karena ada kerusakan part misalnya flyback, def yoke, atau IC vertikal.

Loop umpan balik ada masalah.

2.05 Tegangan keluaran B+ drops.


Tergangan B+ drops dapat disebabkan karena :

Elko tegangan B+ kering


Kerusakan pada sirkit komparator, misalnya zener yang bocor atau resistor yang molor.

Kerusakan photo-coupler.

Ada sirkit SMPS tertentu dimana pada saat stand-by tegangan B+ memang dibuat rendah. Dan tegangan B+ akan
normal jika power sudah di-on-kan. Jika tegangan tidak mau normal maka coba periksa sirkit kontrol on-off dari
mikrokontrol ke sebuah diode yang dipasang pada photo-coupler.

Solderan yang kurang kontak kadang juga menjadi penyebab masalah ini.

Kerusakan elko besar yang sedikit kering kecuali dapat menyebabkan tegangan B+ drops kadang ditandai dengan
timbulnya gangguan gambar yang berupa garis-garis horisontal ditengah layar disertai timbulnya gangguan suara yang
berisik.

2.06 Pada saat britnes gambar bertambah terang tegangan B+ drops


Pada pesawat China yang menggunakan SMPS all transistor kadang dijumpai problem :

Jika britnes gambar berubah terang, raster menjadi kecil

Jika tegangan screen dinaikkan, raster menjadi mengecil

Kedua problem diatas dapat disebabkan karena tegangan B+ drops. Penyebabnya adalah diode zener yang umumnya bernilai
7.5v yang ada pada bagian primer rusak bocor. Diode ini sebenarnya berfungsi sebagai protektor, untuk melindungi kerusakan
transistor power jika ada problem pada loop umpan balik.
2.07 Elko-elko pada bagian sekunder pada meletus pada SMPS China
Kami kadang menjumpai kerusakan beberapa elko pada bagian sekunder yang rusak meletus. Setelah elko-elko diganti,
diperiksa semua tegangan normal-normal saja. Tetapi setelah diambil konsumen beberapa hari kemudian kerusakan serupa
kembali terjadi. Elko-elko kami ganti lagi dan kami coba dirunning di kantor hingga seminggu lebih tidak ada masalah. Tetapi
begitu dikembalikan ke konsumen, terjadi problem serupa lagi.
Menghadapai masalah seperti ini hingga saat ini kami belum dapat menemukan akar penyebabnya. Dan solusi yang kami
terapkan adalah mengganti semua elko dengan tegangan yang lebih tinggi. Misalnya elko 35v kami ganti dengan 50v.
2.08 Saat stand-by timbul suara, saat hidup normal
Biasanya hal ini terjadi jika tegangan listrik jala-jala lebih dari 220v. Hal ini disebabkan beban SMPS yang terlalu minim. Solusinya
pasang resistor tambahan dengan nilai 12k/2w antara B+ dan ground.
2.09 Tegangan keluaran rendah tidak mau naik.
Pada televisi yang mempunyai sistim kerja tegangan rendah saat stand-by dan tegangan normal jika power "on", maka problem
bukan disebabkan kerusakan pada bagian SMPS.

Disebabkan karena kerusakan pada sirkit kontrol on-off dari mikrokontrol ke sebuah diode dan transistor yang dipasang
pada photocoupler. Lacak part-part pada sirkit tersebut.

Untuk memastikan coba open dulu diode atau transistor. Tegangan apakah dapat berubah naik menjadi normal.

Tips kerusakan SMPS China dengan 3 transistor


001 Penjelasan singkat
Sirkit ini merupakan self osilator dimana transistor power V513 sebagai main-switch akan ber-osilasi sendiri (on-off sendiri)

Resistor start-up R520 dan R521 untuk memberikan tegangan bias pada transistor power

R519 dan C514 merupakan komponen sirkit "umpan balik" posistip dari kolektor V513 >>> pin-1 tranfo switching >>>
C514 >>> R519 >>> basis V513 untuk membuat agar transistor V513 dapat berosilasi sendiri.

Transistor C3807 merupakan PWM kontrol

Transistor A1015 merupakan error detektor yang mendapat umpan balik dari sirkit komparator pada bagian sekunder
melalui photocoupler.

R502 merupakan "pembatas arus". Pada saat pertama kali pesawat dihidupkan elko besar C506 dalam keaadaan
kosong. Hal ini akan menyedot arus listrik yang sangat besar saat pengisian awal. Oleh karena itu perlu dipasang
pembatas arus agar tarikan daya listrik awal tidak terlalu besar, serta melindungi diode penyearah dari keruskan. Pada
model-model baru resistor pembatas arus biasanya sudah diganti menggunakan jenis NTC (bulat warna hitam) dengan n
ialai antara 20 hingga 30 ohm

R525 dan C516 merupakan sirkit snuber

Zener VD515, diode VD518 dan resistor R523 merupakan sirkit "protektor Over Voltage" tegangan B+. Jika tegangan B+
naik maka tegangan pada pin-1 tranfo switching juga ikut naik. Dengan membatasi tegangan pada pin-1 ini dengan zener
diode maka tegangan B+ yang over juga dapat dibatasi.

MACAM-MACAM KERUSKAN DAN SOLUSINYA


001. Tegangan B+ tidak keluar.
Lakukan pemeriksaan dengan urutan prioritas sebagai berikut :

Periksa mungkin transistor HOT short

Periksa diode penyearah tegangan B+ VD551 mungkin short

Periksa 3 TRANSISTOR smps

Periksa apakah sudah ada tegangan 300v pada elko besar C506

Periksa resistor start-up R520 dan R521

Periksa sirkit umpan-balik R519 dan C514. Cek nilainya mungkin berubah

Cek mungkin diode zener VD515 short atau bocor

Periksa nilai R552 dan R555 (bagian sekunder)

Mungkin kolektor-emitor photo coupler bocor (cek dengan ohm meter posisi x 1K)

Periksa solderan-solderan kaki-kaki tranfo switching, karena yang paling rentan retak.

Tranfo switching rusak (jarang terjadi)

002 Tegangan B+ drops, tidak dapat diajust naik.

Cek apakah dapat diajust

Periksa tegangan pada diode referens VD541 6.2v - tegangan harus tepat 6.2v

Periksa elko filter tegangan B+ C528

Periksa elko besar C506

Periksa diode D516 dan zener VD515 mungkin bocor.

Periksa R553 yang seri dengan VR - mungkin nilainya molor

003 Transistor power langsung rusak setelah diganti

Periksa R555 mungkin nilainya molor (bagian sekunder)

Dapat pulsa disebabkan karena loop sirkit umpan balik dari tegangan B+ >>> transistor V553 >>> photocoupler >>>
transistor A1015 ada jalur putus atau komponen rusak.

004 Transistor power rusak berulang setelah beberapa bulan


Periksa sirkit snuber pada bagian primer tranfo switching C516 dan R525. Sirkit ini kadang menggunakan sebuah diode, sebuah
resistor dan sebuah kapasitor.

005 Tegangan B+ over

Cek apakah dapat diajust

Periksa diode zener referens VD541 6.2v - mungkin open (putus)

Periksa nilai resistor R555 47k - mungki nilainya molor.

Periksa nilai R552 100k - mungkin nilainya molor

006 Elko-elko C563, C564, C565 sering meletus


Penyebab masalah ini hingga saat ini kami belum dapat menemukan secara pasti. Karena jika diukur semua tegangan normal.
Tetapi jika pesawat kembali ke konsumen selalu terjadi kerusakan berulang.
Solusi sementara yang sering kami lakukan adalah mengganti tegangan elko dengan nilai yang lebih tinggi. Misalnya 35v diganti
dengan 50v.
007 Kerusakan diode zener 7.5v pada bagian primer.
Kerusakan diode zener VD515 7.5v yang bocor dapat menyebabkan gejala-gejala :

Jika tegangan screen dinaikkan - raster menciut

Jika britnes gambar bertambah terang - raster menciut

008 Kerusakan elko besar C506.


Kerusakan elko besar C506 dapat menimbulkan gejala-gejala :

Timbul gangguan berupa garis-garis vertikal pada tengah layar

Timbul gangguan suara ngeter dari speaker

Raster menciut

Bagian pinggir raster kiri-kanan tidak lurus - tetapi bengkok-bengkok seperti leter "S"

009 Saat stand by tegangan B+ normal, saat dihidupkan tegangan B+ drops

Periksa R517 dan diode D516 - biasanya resistansinya molor.


Rahasia SMPS saat stand-by tegangan rendah
Rahasia SMPS dengan tegangan keluaran yang dapat berubah dari rendah ke tinggi
Ada beberapa model pesawat dimana pada saat stand-by tegangan keluaran B+ masih rendah, dan akan berubah menjadi tinggi
(normal) jika power-on.
Untuk membuat tegangan keluaran masih rendah rahasianya terletak pada photocoupler yang dihubungkan lansung ke ground
lewat diode dan transistor (lihat gambar.1) atau lewat transistor saja tanpa diode (lihat gambar.2)
Prinsip dasar bagaimana photocoupler dapat mengendalikan teganagan keluaran.

Jika arus yang melalui diode photocoupler makin besar, maka tegangan keluaran B+ akan makin rendah.

Jika arus yang melalui diode photocoupler makin kecil, maka tegangan keluaran B+ akan makin tinggi

gambar.1

Keterangan gambar.1

gambar.2

Pada saat stand-by basis transistor mendapat tegangan bias sekitar 0.5v dari mikrokontrol sehingga transistor on
(kolektor-emitor terhubung). Maka arus dari a akan melalui diode photocoupler >> diode D808 >> langsung ke ground
lewat transistor. Karena dihubungkan langsung ke ground maka arus yang melalui photocoupler akan relatip lebih besar
sehingga tegangan keluaran akan drops.

Pada saat power-on maka basis transistor akan berubah menjadi 0v sehingga transistor off (kolektor-emitor tidak
terhubung). Maka arus dari a akan melalui photocoupler >> melewati SE110 >> ke ground. Arus yang melalui diode
photocoupler akan turun kembali normal dan tegangan keluaran akan normal.

Catatan :
Jika meragukan apakah SMPS sudah dapat bekerja normal atau belum, maka coba lepas sementara transistor kontrol on-off.
Kalau SMPS sudah normal maka tegangan keluaran akan langsung tinggi (normal)

Toshiba bagian pinggir gambar bergerigi kecil-kecil


KASUS :

Toshiba 2806

Problem bagian pinggir-pinggir gambar ber-gerigi kecil-kecil

PENYEBAB :

Elko filter 100u/25v untuk tegangan suply bagian horisontal-start dari tranfo switching regulator kering.

Memahami bagian-2 sirkit Horisontal-out

Anda mungkin juga menyukai