Anda di halaman 1dari 29

TUGAS 1

CAD/CAM

Oleh:
Afwan Heru Cahya
061001500557

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik Industri
Universitas Trisakti
Oktober 2015

Datar Isi
Daftar Isi...................................................................................................................i
Daftar Gambar.........................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup Materi......................................................................................1
BAB II Landasan Teori...........................................................................................2
2.1 CAD ................................................................................................................2
2.2 CAM ................................................................................................................5
2.3 CAE..................................................................................................................6
2.4 CIM (Computer Integrated Manufacturing).....................................................7
2.5 Concurrent Engineering ..................................................................................8
BAB III PEMBAHASAN .....................................................................................12
3.1 CAD/CAM dengan CIM ................................................................................12
3.2 Sistem Produksi ..............................................................................................16
3.3 PLM pada CIM ..............................................................................................18
BAB IV Kesimpulan .............................................................................................24
Daftar Pustaka .......................................................................................................25
Lampiran ...............................................................................................................26

Daftar Gambar
Gambar 1. Computer Aided Design .......................................................................2
Gambar 2. Contoh Penggunaan CAD ....................................................................4
Gambar 3. Computer Aided Manufacturing ...........................................................5
Gambar 4. Computer Aided Manufacturing ...........................................................6
Gambar 5. Perangkat CIM ......................................................................................7
Gambar 6. Concurrent Engineering .......................................................................8
Gambar 7. Perbedaan Manufaktur Konvensional dengan Concurrent Engineering
..............................................................................................................10
Gambar 8. CAD CAM .........................................................................................12
Gambar 9. Contoh simulasi CIM ..........................................................................13
Gambar 10. Tantangan dalam industri manufaktur ..............................................14
Gambar 11. CIM system control ...........................................................................15
Gambar 12. Production System ............................................................................16
Gambar 13. Processing Cycle in Manufacturing Support System........................17
Gambar 14. Product Lifecycle Management ........................................................20
Gambar 15. Outsourcing Chain ............................................................................22

ii

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Computer-Aided Design (CAD) digunakan secara luas di perangkat yang
berbasis komputer yang membantu engineer, arsitek, profesional perancangan
yang banyak bekerja dengan aktivitas rancangan. Perangkat otoritas utama
geometri dalam proses siklus hidup manajemen produksi yang meliputi perangkat
lunak dan perangkat keras. Perancangan yang dibuat dari vektor 2 dimensi ke
permukaan parametrik 3 dimensi berdasarkan gambaran sistem dan pemodelan
perancanga. Penggunaan Computer Aided Manufacturing (CAM) membantu
operator dan teknisi di pabrik atau pembuatan prototyping komponen produk.
CAM memungkinkan untuk pembuatan model fisik menggunakan desain dibantu
komputer (CAD) program. CAM menciptakan tampilan nyata komponen yang
dirancang dalam suatu perangkat lunak.
Penggunaan Computer Integrated Manufacturing (CIM) dalam metode
produksi di mana keseluruhan proses produksi tidak lepas dari komputer.
Biasanya, ia bergantung pada yang ditutup-loop proses kontrol, berdasarkan realtime input dari sensor. Computer Aided Manufacturing dirancang bagi mereka
yang memiliki dasar menggambar dan pengalaman yang ingin mengembangkan
pengetahuan dalam industri terbaru standar CAD software aplikasi yang
digunakan hari ini.
1.2 Tujuan
1. Memenuhi syarat matakuliah CAD/CAM
2. Mengenal fungsi dan manfaat teknologi CAD/CAM
3. Mengenal PLM pada CIM
4. Mengetahui Concurrent Engineering
1.3 Ruang Lingkup Materi
1. Korelasi CAD/CAM dengan CIM
2. PLM pada CIM
3. Pengenalan Concurrent Engineering
1

BAB II
Landasan Teori
2.1 CAD (Computer Aided Design)
Adalah sebuah sistem desain/ rancang bangun menggunakan perangkat
komputer dan software desain tertentu, yang memungkinkan para engineer
merencanakan, memodelkan, dan mengevaluasi suatu model produk/ barang
dengan akurat sebelum diproduksi (manufacturing).

Gambar 1. Computer Aided Design


(Sumber: https://www.scribd.com/doc/51146195/cadcam)

Fungsi CAD
1. Pengembangan design
2. Analisis design
3. Simulasi design
4. Evaluasi design
5. Automatisasi pembuatan konsep
6. Perbaikan dan modifikasi design

Unsur - unsur CAD


1. Hardware : berupa perangkat keras komputer dan perangkat pendukung
lainnya.
2. Software : merupakan program aplikasi yang dijalankan oleh komputer
3. Data : berupa struktur informasi atau data yang dikelola oleh software.
4. Manusia : adalah unsur utama ada kemajuan teknologi. Karena teknologi
bersumber dari pemenuhan kebutuhan manusia.
Kemampuan sistem Computer Aided Design meliputi :
a) Pembuatan frame kabel geometri
b) Fitur Parametrik 3D berdasarkan pemodelan
c) Pemodelan permukaan dengan bentuk bebas
d) Perancangan perakitan otomatis. Yang mengumpulkan bagian-bagian
komponen dan atau perakitan lain.
e) Membuat gambar teknik dari model-model yang solid.
f) Pemakaian ulang rancangan komponenkomponen
g) Memudahkan modifikasi perancangan model dan produksi bermacam
versi.
h) Menghasilkan komponen standard perancangan otomatis.
i) Validasi/verifikasi perancangan terhadap aturan spesifikasi dan
perancangan.
j) Simulasi perancangan tanpa membangun satu prototipe fisik.
k) Keluaran dokumentasi fisik, seperti gambar manufaktur, dan pembayaran
material yang menggambarkan kebutuhan untuk membangun produk.
l) Rutin-rutin Impor/Ekspor pertukaran data dengan paket perangkat lunak
yang lain.
m) Keluaran rancangan data secara langsung untuk fasilitas manufaktur.
n) Keluaran secara langsung prototype secara cepat atau Mesin Manufaktur
secara cepat untuk prototype industri.
o) Mengelola dan memelihara pustaka bagianbagian dan perakitan.
p) Menghitung bagian-bagian properti secara masal dan perakitan.
q) Membantu menvisualisasi dengan bayangan, rotasi, penyembunyian garis,
dan lain sebagainya.
3

r) Parametrik Bi-Directional (modifikasi dari beberapa fitur yang


direfleksikan di semua informasi bersandarkan pada fitur, gambar, properti
masal, perakitan, dan lain sebagainya)
s) Kinematika, interferensi dan pengecekan rakitan.
t) Paket komponen elektrik.
u) Pencantuman kode pemrograman dalam satu model untuk pengendalian
dan menghubungkan attribut-attribut model yang berhubungan.
v) Programmable studi perancangan dan optimasi

Gambar 2. Contoh Penggunaan CAD


(Sumber: http://www.aewservices.co.uk/images/cad-1.jpg &
http://www.aycdigital.com.uy/wp-content/uploads/aycd_zwcad2.jpg)

Ruang Lingkup Pemakaian CAD/CAM


1) Arsitektur, Teknik, dan Konstruksi
2) Mekanik
3) Automotif
4) Penerbangan
5) Consumer Goods
6) Mesin-mesin
7) Bangunan Kapal
8) Elektronika dan Listrik
9) Perencanaan Proses Manufaktur
10) Rancangan Rangkaian Digital
11) Aplikasi Perangkat Lunak

2.2 CAM (Computer Aided Manufacturing)


Adalah sebuah sistem yang secara otomatis mampu menghasilkan produk/
benda kerja (finish product) melalui penggunaan perangkat permesinan yang
dikendalikan oleh komputer.

Gambar 3. Computer Aided Manufacturing


(Sumber: http://www.edjprecision.com/cad.JPG)

Computer-Aided

Manufacturing

(CAM)

menunjuk

ke

pemakaian

komputer yang mengkonversi rancangan teknik sampai produk akhir. Proses


produksi memerlukan pembuatan perencanaan proses dan penjadwalan
produksi, yang menjelaskan bagaimana suatu produk dibuat , sumberdaya
apa yang diperlukan dan kapan serta dimana sumberdaya ini akan
dikirimkan. Proses produksi juga memerlukan pengendalian dan koordinasi
yang diperlukan untuk proses fisik, peralatan, material, dan tenaga kerja.
Dengan CAM, komputer membantu manajer, insinyur teknik/manufakturing,
dan pekerja produksi dengan tugas-tugas produksi secara otomatisasi.
Computer membantu untuk mengembangkan proses perencanaan, order, dan
jalur

material,

serta

memonitor

jadwal

produksi.

Juga

membantu

mengendalikan mesin, industri robot, pengujian peralatan, dan sistem yang


yang memindahkan dan menyimpan material di dalam pabrik.

Cakupan keahlian dalam CAM


1) CAPP (Computer Aided Process Planing )
2) Pemrograman NC (Numerical Control) dan pemrograman robot
3) Pembuatan instruksi pekerjaan (peraturan kerja)
4) Perencanaan material dan penyediaan perkakas potong dan alat-alat
penjepit
5) FMS (sistem komputer untuk pengontrolan sistem produksi yang fleksibel
2.3 CAE (Computer Aided Engineering)
Merupakan proses design, analisa, simulasi dan perbaikan dengan
menggunakan media komputer. Sesuai dengan nama dan fungsinya,
Computer Aided Engineering, selalu berkaitan dengan masalah teknik.
Program Computer Aided Engineering, merupakan kumpulan kode kode
pemodelan matematika yang dibentuk oleh algoritma dengan menggunakan
bahasa program.

Gambar 4. Computer Aided Manufacturing


(Sumber: https://r1ck.files.wordpress.com/2009/11/cats.jpg)

Pemodelan dalam CAE pun beragam, dapat berupa bentuk part ataupun
assembly. Dengan adanya program CAE, beberapa analisa teknik dapat di
hasilkan, antara lain :
1. Analisa tegangan regangan,
2. Analisa Perpindahan Panas dan aliran fluida dalam suatu media,
3. Kinematik,
6

4. Proses optimisasi, faktor keamanan, dan lifetime,


5. Simulasi Mekanikal, elektrikal, sipil, kedokteran, dan lain sebagainya.
2.4 CIM (Computer Integrated Manufacturing)
CIM merupakan konsep untuk mengintegrasikan berbagai fungsi bisnis
(marketing, design, distribusi, dan lain-lain) dengan fungsi otomasi di dalam
sebuah sistem manufaktur. Fungsi otomasi yang dimaksud adalah integrasi
otomasi proses dengan komunikasi data yang menggunakan jaringan
komputer. CIM bukan merupakan sebuah upaya untuk mendirikan pabrik
yang terotomasi penuh tanpa intervensi sama sekali oleh operator, melainkan
upaya untuk melakukan perbaikan sinergi dari komponen-komponennya
secara terus-menerus. Sesuai dengan semangat otomasi dari CIM, maka
komponen-komponennya pun didominasi oleh perangkat yang dibantu oleh
penggunaan komputer.

Gambar 5. Perangkat CIM


(Sumber : https://yudhaprase.files.wordpress.com/2011/03/cimoverall.jpg)

Contoh aplikasi CIM


a. FMS (Flexible Machining Systems)
b. ASRS (Automated Storage And Retrieval Systems)
c. AGV (Automated Guided Vehicles)
d. Robotics and Automated Conveyor
e. Computerized Scheduling and Production Control
f. A business system integrated by a common data base
7

2.5 Concurrent Engineering


Concurrent Engineering adalah sebuah produk dan metodologi proses
desain yang mencakup partisipasi simultan oleh rekayasa, operasi, akuntansi,
perencanaan, pelanggan, vendor dan fungsi lainnya. Model perkembangan
konkuren disebut juga rekayasa konkuren. Model proses yang konkuren
dapat disajikan secara skematis sebagai sederetan aktivitas teknis mayor,
tugas-tugas dan keadaannya yang lain.
Definisi lain dari Concurrent Engineering menurut Broughton (1990) adalah
suatu upaya untuk mengoptimalkan suatu desain produk dan proses
pelaksanaannya agar dapat mengurangi waktu pengerjaan dan biaya serta
meningkatkan kualitas produk dengan cara mengintegrasikan kegiatan desain
dan pelaksanaan serta memaksimalkan paralelisme dalam praktek kerja.

Gambar 6. Concurrent Engineering


(Sumber: http://mechmecca.blogspot.co.uk/2013/11/concurrent-engineering.html)

Aspek utama concurrent engineering


1. Aspek Manajerial dan Manusia
Aspek

manajerial

dan

manusia

mencakup

pengembangan

tim,

kepemimpinan dan filosofi organisasi.


2. Aspek Teknologi
Aspek teknologi mencakup teknologi untuk mendesain, melaksanakan,
komunikasi, koordinasi dan mengembangkan suatu standar. Hal tersebut
termasuk dalam penggunaan Computer Aided Design (CAD), simulasi,
penggunaan database dan protokol standar yang terhubung pada seluruh
anggota tim.

Tujuan dari concurrent engineering adalah untuk mengurangi rekayasa


desain/ pengenalan lead time dan

mengurangi atau menghilangkan

perubahan nanti dan masalah kualitas dengan melibatkan lintas fungsional


tim di awal.
Terdapat tiga alasan diperlukanya pendesainan proses ke dalam concurrent
process :
1. Deras dan cepatnya perkembangan teknologi
Dengan kondisi ini, efek yang ada adalah setiap produk terutama produk
berbasis teknologi akan memiliki life cycle yang pendek. Maka dari itu,
dibutuhkan suatu metode desain proses tertentu agar proses developement
produk mulai dari ide hingga produk berhasil dibuat bisa seoptimal mungkin,
sehingga memperpendek Time to Market
2. Tekanan Siklus Desain yang terpisah
Input Komponen produk dari fungsi-fungsi lain terkadang dapat
menyebabkan jadwal menjadi kacau sering diabaikan. Jadi, terkadang bagian
pemasaran belajar lebih banyak tentang kebutuhan dan harapan konsumen,
dan insinyur manufaktur belajar lebih banyak tentang biaya untuk
menghasilkan produk dan masalah manufakturabilitas, dan beberapa
rekomendasi

mereka

dapat

dimasukkan

ke

dalam

desain

dalam

pengembangan.
3. Memunculkan Teknologi Informasi Dan Metodologi-metodologi
Teknologi informasi dan landasan metodologi yang terstruktur diperlukan
untuk membentuk kembali proses pembangunan menjadi proses rekayasa itu
muncul bersamaan.
Adapun manfaat dari penerapan Concurrent Engineering
a. Speed

: waktu pengerjaan proyek yang jauh lebih cepat

b. Cost

: biaya yang dikeluarkan lebih rendah

c. Predictability : Akurasi yang tinggi terhadap rencana dan


penjadwalan proyek serta anggaran
9

d. Quality : Kualitas hasil akhir yang lebih tinggi melalui penggunaan


teknologi secara efektif.
e. Complexity : Kemampuan dalam melaksanaan sistem/proyek yang lebih
tinggi level kerumitan/ kesulitannya.
f. Customer Satisfaction : dapat ditingkatkan untuk pengembangan yang
lebih mengacu pada kepuasan pengguna.

Gambar 7. Perbedaan Manufaktur Konvensional dengan Concurrent Engineering


(Sumber: http://www.ewh.ieee.org/soc/es/Aug1996/030/cd/en495w03/images/fig5.gif)

Penerapan

Concurrent

Engineering

dapat

dicapai

dengan

cara

mempertimbangkan seluruh aspek dari tiap fase proses pada proyek secara
bersama-sama. Menggabungkan data-data untuk keperluan konstruksi, operasi
maupun fase maintenance pada saat tahap awal proyek pasti akan mengarah pasa
peningkatan kinerja pada proyek secara keseluruhan.

10

Menurut Love dan Gunasekaran (1997) dalam Khalfan, beberapa unsur penting
dari concurrent engineering adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi aspek-aspek yang berasa di bawah proses desain dan konstruksi,
pemilihan material, biaya dan waktu penyelesaian.
2. Mengurangi atau menghilangkan kegiatan non value adding (rework,
pembongkaran, maintenace yang tidak terduga,dsb).
3. Pengembangan dan pemberdayaan tim multidisipliner (multi-diciplinary
team).
Adapun hambatan dalam penerapan concurrent engineering adalah
sebagai berikut:
1. Proses pengembangan proyek yang tidak jelas
2. Perencanaan yang tidak reliabel dan terpisah-pisah
3. Strategi yang tidak jelas dalam penerapan Concurrent engineering
4. Kurangnya komunikasi antar tim multidisipliner
5. Perbedaan budaya dalam tim
6. Kurangnya integrasi dalam tim
7. Arsitektur proyek yang tidak jelas
8. Permintaan klien yang terlalu berlebihan
9. Kurangnya kemampuan teknis dari anggota tim
10. Kurangnya Pengertian yang jelas tentang resiko-resiko yang ada
11. Pemimpin tim yang terlalu dominan

11

BAB III
Pembahasan
3.1 CAD/CAM dengan CIM
Integrasi Computer Aided Manufacture (CAM) dengan sistem ComputerAided Design menghasillan proses manufaktur yang lebih cepat dan lebih efisien.
Metodologi ini digunakan di area manufaktur yang berbeda. Dalam manufaktur
sistem CAM, Computer Numeric Control (CNC) digunakan untuk melakukan
proses permesinan dan perancangan. Hal ini tidak dapat dilakukan pada
manufaktur konvensional, dan inilah yang menjadi perbadaannya.

Gambar 8. CAD CAM


(Sumber: https://khamdiutm.files.wordpress.com/2012/04/sismanflex-12-cim1.pdf)

Computer Integrated Manufacturing (CIM) mencakup seluruh rentang


produk pengembangan dan manufaktur kegiatan dengan semua fungsi yang
dilakukan dengan bantuan paket perangkat lunak khusus. Sebagai contoh, produk
Data dibuat selama desain. Data ini harus ditransfer dari perangkat lunak
pemodelan untuk perangkat lunak manufaktur tanpa kehilangan data. CIM
menggunakan database umum dimana teknologi dapat komunikasi untuk
mengintegrasikan

desain,

manufaktur

dan

fungsi

bisnis

menggabungkan segmen otomatis pabrik atau fasilitas manufaktur.

12

terkait

yang

Gambar 9. Contoh simulasi CIM


(Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/File:NIST_Manufacturing_Systems_Integration_Program.jpg)

CIM mengurangi proses yang lambat, komponen mahal dan rawan


kesalahan di aktivitas manufaktur. CIM mewakili pendekatan holistik dan
metodologis untuk kegiatan perusahaan manufaktur dalam rangka mencapai
kemajuan besar dalam kinerjanya. Pendekatan metodologis ini diterapkan untuk
semua kegiatan dari desain produk untuk mendukung pelanggan secara terpadu,
dengan menggunakan berbagai metode, sarana dan teknik untuk mencapai
peningkatan produksi, pengurangan biaya, pelaksanaan jadwal pengiriman,
peningkatan kualitas dan fleksibilitas total dalam sistem manufaktur. CIM juga
meliputi banyak teknologi yang memungkinkan termasuk kualitas total
manajemen, rekayasa ulang proses bisnis, concurrent engineering, alur kerja
otomatisasi, perencanaan sumber daya perusahaan dan manufaktur fleksibel. Ini
berarti bahwa meskipun produk yang diproduksi dalam jumlah besar, produk
harus memasukkan perubahan yang diinginkan pelanggan untuk memenuhi
beragam kebutuhan pelanggan.

13

Gambar 10. Tantangan dalam industri manufaktur


Industri manufaktur berusaha untuk mengurangi biaya produk terus menerus,
meningkatkan tingkat kualitas serta kinerja, dan ketepatan waktu pengiriman
dalam untuk tetap kompetitif dalam menghadapi persaingan global. CIM
memiliki beberapa perangkat lunak untuk mengatasi kebutuhan penanganan
konteks global outsourcing.
Insinyur manufaktur memerlukan hal berikut untuk menjadi kompetitif dalam
konteks global.
1) Pengurangan persediaan
2) Turunkan biaya produk
3) Mengurangi sampah
4) Meningkatkan kualitas
5) Meningkatkan fleksibilitas dalam manufaktur untuk mencapai tanggapan
langsung dan cepat ke:
perubahan Produk
perubahan Produksi
Proses perubahan
perubahan Peralatan
Perubahan personil
Computer Integrated Manufacturing (CIM) dianggap sebagai evolusi
alami dari teknologi CAD / CAM yang dengan sendirinya berkembang dengan
integrasi CAD dan CAM. Inovasi besar pertama di mesin kontrol adalah kontrol
14

numerik (NC), ditunjukkan di MIT pada tahun 1952. Evolusi Computer Aided
Design (CAD), di sisi lain adalah untuk memenuhi pemodelan geometris
kebutuhan industri aeronautika dan mobil. Contoh penggunaan CIM terdapat pada
diagram di bawah.

Gambar 11. CIM system control


(Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/File:Computer_Integrated_Manufacturing_control_system.jpg)

Sub sistem di CIM


Beberapa hal berikut dapat diptemui pada operasi CIM:
Computer-aided techniques:

CAD (computer-aided design)

CAE (computer-aided engineering)

CAM (computer-aided manufacturing)

CAPP (computer-aided process planning)

CAQ (computer-aided quality assurance)

PPC (production planning and control)

ERP (enterprise resource planning)

A business system integrated by a common database.

15

Devices and equipment yang dibutuhkan:

CNC, Computer numerical controlled machine tools

DNC, Direct numerical control machine tools

PLCs, Programmable logic controllers

Robotics

Computers

Software

Controllers

Networks

Interfacing

Monitoring equipment

Technologies:

FMS, (flexible manufacturing system)

ASRS, automated storage and retrieval system

AGV, automated guided vehicle

Robotics

Automated conveyance systems

3.2 Sistem Produksi


Sistem produksi adalah suatu gabungan dari beberapa unit atau elemen
yang saling berhubungan dan saling menunjang untuk melaksanakan proses
produksi dalam suatu perusahaan tertentu. Sedangkan proses produksi adalah
cara, metoda maupun teknik-teknik untuk pelaksanaan hal tertentu, dalam hal ini
pelaksanaan penambahan manfaat dari suatu barang.

Gambar 12. Production System


16

Sistem produksi terdiri atas fasilitas produksi dan Manufacturing Support


System. Keduanya saling berperan untuk menghasilkan suatu sistem produksi.
Fasilitas produksi termasuk pabrik, mesin-mesin produksi dan perkakas, peralatan
penanganan material, peralatan inspeksi, dan sistem komputer yang
mengendalikan operasi manufaktur
a) Plant layout - cara peralatan secara fisik diatur di pabrik
b) Manufacturing systems - pengelompokan logis dari peralatan dan pekerja
di pabrik.

Production line

Stand-alone workstation and worker

Manufacturing Support System melibatkan siklus kegiatan pemrosesan informasi


yang terdiri dari empat fungsi:
1. Fungsi Bisnis - penjualan dan pemasaran, order entry, akuntansi biaya,
penagihan pelanggan
2. Desain Produk - penelitian dan pengembangan, rekayasa desain, toko prototipe
3. Perencanaan Manufactur - perencanaan proses, perencanaan produksi, MRP,
perencanaan kapasitas
4. Manufacturing control- floor shop control, inventory control, quality control

Gambar 13. Processing Cycle in Manufacturing Support System

17

3.3 PLM pada CIM


PLM (Product Life cycle Management)
PLM adalah kesatuan pengontrolan dan pengelolaan semua data dan
proses yang berhubungan dengan produk atau jasa sepanjang siklus hidup
produknya (dari tahap desain sampai pejualan dan pemakaian oleh konsumen).
Secara teknis, PLM menyatukan semua aplikasi tunggal yang menunjang proses
pembuatan produk seperti CAD, CAE, CAM dan PDM dan aplikasi-aplikasi
terkait seperti Enterprise Resource Planning (ERP), Manufacturing Execution
Systems (MES), atau Supply Chain Management (SCM) di dalam sebuah sistem
yang lengkap.
Manufaktur, sering didasarkan pada konsep membuat untuk menyimpan.
Hal ini terus terjadi dalam kasus banyak produk seperti peralatan mesin, produk
elektronik hiburan, dan sejenisnya. Namun, preferensi pelanggan menjadi
perhatian yang lebih penting. Banyak produsen mengikuti konsep assembly untuk
memesan atau direkayasa untuk memesan. Sebelumnya produsen merakit produk
untuk kebutuhan spesifik pelanggan. Sebagai contoh, asumsikan bahwa pelanggan
memesan mobil dengan wiper yang bisa merasakan hujan dan secara otomatis
mulai atau berhenti. Persyaratan ini diteruskan ke jalur perakitan mobil untuk
merakit mobil sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Dalam kasus tersebut,
produsen menawarkan sekeranjang pilihan dan merakit produk untuk memenuhi
spesifikasi pembeli. Dalam kasus rekayasa untuk pemesanan produk, langsung
dari desain, produk direkayasa untuk memenuhi spesifikasi pelanggan.
Apapun menjadi kasus, produsen harus mempertimbangkan isu-isu berikut:
(i) Cost effieciency: Kemampuan untuk memproduksi produk dengan biaya yang
telah

ditetapkan

bahwa

hal

itu

bisa

menguntungkan

dijual.

(ii) Product quality: Mempertahankan tingkat kualitas yang sebanding, jika tidak
lebih baik dari produk pesaing dan terus meningkatkan kualitas.
(iii) Design for manufacture and assembly: Desain produk sedemikian rupa
sehingga

produk

dapat

diproduksi,

dan

dirakit

sesuai

kasus.

(iv) Time to market: Kelincahan merasakan kebutuhan pasar dan membawa


produk baru ke pasar sebelum pesaing. Ini berarti bahwa produsen harus

18

mampu mendapatkan yang benar pertama kali setiap kali. Ada sangat
sedikit ruang untuk iterasi yang mahal.
(v) Service: Merekayasa produk sedemikian rupa bahwa dalam kasus ada
kerusakan, dapat dengan mudah diperbaiki. Hal ini juga harus mungkin
untuk membarui jika diperlukan setelah selang beberapa tahun, mendaur
ulang bagian dari produk dan retune produk pada tahap yang tepat ketika
teknologi usang.
Berdasarkan pengalaman, sebuah peruasahaan yang tidak mengaplikasikan
PLM maka ia akan membutuhkan waktu tigal kali lebih lama (bahkan lebih,
tergantung hafalan atau ingatan engineer) untuk mengakses gambar produk
dibanding perusahaan yang meimplementasikan PLM. Peluang untuk terjadinya
kesalahan informasi sangat besar. Ini bukan sekedar teori tetapi benar-benar
terjadi, sebuah perusahaan elektronik dari Jepang salah membuat mold karena
gambar yang dikirim ke moldmaker ternyata bukan versi terbaru sehingga ada
perbedaan dimensi produk sebesar 5 mm. Akibatnya harus dibuat core-cavity baru
pada mold sehingga proyek mengalami kemunduran dan terkena biaya tambahan
dari moldmaker. Masih di perusahaan yang sama, terjadi kesalahan dimensi radius
pada pada pembuatan mold kedua ternyata radius produk yang dihasilkan dari
mold hanya 6 mm padahal produk aktual dari mold pertama radiusnya 12 mm.
Pada kasus lain, seorang engineer merevisi gambar sebuah komponen
tetapi hasil revisi tersebut hanya disimpan di folder PC-nya bukan di sebuah
folder bersama yang biasa dijadikan tempat menyimpan gambar-gambar
komponen. Pada saat engineer tersebut tidak masuk dan dibutuhkan revisi pada
komponen tersebut maka engineer lain mengakses gambar komponen dari folder
bersama yang sebenarnya tidak terupdate. Setelah gambar tersebut dikirim ke
suplier lalu dicoba pada lini assembly maka terjadilan masalah ketidaksesuaian
assembly.
Semua permasalahan di atas terjadi karena perusahaan terebut mengelola
gambar produknya secara manual. Mereka masih memakai gambar 2D meskipun
proses desainnya memakai gambar 3D. Alasannya gambar 2D lebih mudah
direvisi dibanding gambar 3D. Sebuah alasan yang tidak pas sebenarnya. Karena
pada perangkat CAD 3D mereka memiliki sifat asosiatif, artinya perubahan pada
19

gambar 3D akan terimplementasikan secara otomastis pada gambar 2D. Jadi


proses desain pada perusahaan tersebut adalah gambar 3D -> gambar 2D
(memakai aplikasi Creo Element) -> gambar 2D (memakai aplikasi Auto CAD).
Dari proses tersebut bisa kita lihat dengan mudah terjadi pemborosan akuisisi
perangkat lunak. Jika mereka memakai perangkat lunak 3D Creo sebenarnya tidak
diperlukan lagi perangkat lunak 2D AutoCAD.
Dalam perjalanan produksi masal, gambar terakhir dalam format Auto
CAD 2D inilah yang dijadikan data dan direvisi. Padahal kita tahu saat membuat
mold kita membutuhkan gambar 3D. Bisa kita bayangkan seandainya telah terjadi
revisi gambar sebanyak lima kali dan itu semua hanya dilakukan pada gambar 2D
AutoCAD tanpa menyentuh sama sekali gambar 3D maka gambar 3D tidak
terupdate sama sekali. Pada saat dibutuhkan mold kedua karena kapasitas mold
pertama tidak mencukupi maka kita akan kelimpungan karena revisi-revisi
gambar tidak dilakukan pad gamar 3D. Maka data gambar 3D menjadi usang .

Gambar 14. Product Lifecycle Management


(Sumber: http://www.vui-inc.com/vui/consultingServicesBus.php)

Jika perusahaan tersebut mengimplementasikan PLM atau minimal PDM


kesalahan seperti itu tidak akan terjadi karena pada saat mengakses gambar,
sistem PLM atau PDM akan memastikan bahwa gambar yang ditampilkan atau
diunduh adalah versi terbaru.

20

Dengan sistem PLM pula dipastikan hanya ada sebuah data tunggal untuk
setiap komponen (sistem check-in dan check-out memastikan hanya ada satu
orang yang bisa mengedit data pada waktu yang sama). Tidak akan terjadi kasus
di mana revisi terakhir ada di sebuah PC lokal sementara pada folder data bersama
tidak terrevisi. Dengan sistem PLM pula setiap engineer yang mengakses bill of
materials bisa langsung mendapatkan gambar sebuah komponen tanpa harus
menyusuri folder demi folder secara manual. Cukup dengan klik dua kali pada
nomer komponen pada bill of materials.
PLM memungkinkan data produk yang akan divisualisasikan dalam beberapa
bentuk:

3D CAD Models

Bill of Materials

Schematic Diagrams

Schedules

Forecasts.

Ada sejumlah vendor perangkat lunak PLM saat ini


a) PTC

b) SDRC/EDS
c) Matrix One

d) SmarTeam
e) Agile Software

f) Co-Create
g) Frame Work Technologies

h) IBM/Dassault systems
i)

Alventive

j) Centric software
k) BOM COM

l) Baan
m) SAP

n) People Soft/JD Edwards/Oracle

21

Outsourcing hari ini dianggap sangat penting untuk menjaga biaya


produksi yang rendah. Produsen outsourcing dari tingkat 1 pemasok yang pada
gilirannya outsourcing dari tier 2 pemasok dan sebagainya. Gambar di bawah
menunjukkan rantai outsourcing. Solusi perangkat lunak PLM memungkinkan
produsen mengelola outsourcing mereka secara efisien.

Gambar 15. Outsourcing Chain


Terlepas dari berkembang model bisnis baru, PLM telah memungkinkan
produsen untuk mengurangi waktu untuk memasarkan produk baru, produk desain
yang bisa tampil lebih baik dan dengan demikian memfasilitasi inovasi produk
meningkatkan manufakturabilitas dan kualitas, mengurangi biaya melalui
pengurangan pemborosan dan membuat desain kolaboratif dan efisien dalam dan
di luar organisasi. Kepuasan pelanggan dijamin dengan menangkap harapan
produk terkait dan preferensi pelanggan sasaran dan menyelaraskan desain untuk
memenuhi persyaratan ini. Hal ini juga membantu untuk memberikan peningkatan
produk yang membentang siklus hidup produk.

22

Komponen Software PLM


Sebuah perangkat lunak PLM Suite terdiri dari sejumlah modul sebagai berikut.
(i)

Engineering Design: Beberapa software CAD / CAE / CAM digunakan


oleh desainer untuk membuat desain.

(ii)

Knowledge management and process automation: PLM memungkinkan


pengguna

untuk

menangkap,

mengintegrasikan,

aman

dan

mengendalikan semua produk, proses manufaktur dan pengetahuan


layanan dalam satu repositori.
(iii)

Product Visualization: Estetika dan ergonomi memainkan peran penting


dalam penerimaan pasar produk.

(iv)

Real Time Collaboration: Aman, adaptif dan user friendly real time
lingkungan kolaboratif diperlukan untuk memfasilitasi sourcing yang
cepat, melaksanakan studi konsep, ulasan Program, ulasan desain, dan
untuk menggabungkan perubahan rekayasa.

(v)

Managing life cycle projects: Menciptakan, memelihara dan memantau


jadwal proyek yang mencerminkan tugas, ketergantungan, tonggak dan
mulai untuk menyelesaikan tanggal sangat penting untuk melaksanakan
sebuah proyek yang sukses.

(vi)

Assessing

and

capturing

customer

requirements:

target

pasar

Memahami dan kebutuhan pelanggan merupakan elemen kunci dalam


keberhasilan suatu produk.
(vii)

Supply chain management: Sourcing merupakan kegiatan penting dan


manajemen yang efisien dari sumber memainkan peran penting dalam
produktivitas, pengendalian biaya dan memperpendek waktu ke pasar.

(viii) Manufacturing: Selain pabrik fisik PLM membantu untuk membangun


sebuah perusahaan pabrik digital dan menciptakan data untuk memberi
makan semua sistem eksekusi manufaktur hilir menggunakan data dari
proses definisi produk.
(ix)

Servicing capability: The proses yang terkait dengan pemeliharaan,


perbaikan dan overhaul mesin dan peralatan secara digital diaktifkan
oleh modul ini.

23

BAB IV
Kesimpulan
Saat ini industri manufaktur maupun jasa menghadap tantangan dan
persaingan yang sangat besar. Siklus hidup produk yang semakin pendek, produk
yang makin bervariasi dan terkustomisasi, pesaing yang semakin kompetitif,
regulasi yang semakin ketat dan operasi yang yang mencakup berbagai negara
membuat kebutuhan akan sebuah sistem yang mampu mengelola timbunan data
dari setiap tahap pembuatan produk maupun aplikasi-aplikasi pendukung menjadi
sangat mendesak.
Menggambar dengan menggunakan aplikasi CAD/CAM merupakan salah
satu cara untuk membantu meringankan pekerjaan proses penggambaran sebuah
objek, dengan ini kita bisa mempercepat kinerja. Gambar juga merupakan salah
satu alat untuk menyatakan maksud dari seseorang sebagai penerus informasi
karenanya gambar harus disertai dengan keterangan secara tepat dan objektif.
Penggunaan CAD/CAM sangat mempermudah pengguna dan antar pengguna
dalam malakukan penyampaian data dan pembuatan produk secara skala besar,
sedangkan dalam manufaktur konvensional membutuhkan waktu yang relatif
lebih banyak yang menjadi kerugian dalam sistem produksi. Metode CIM
melibatkan CAD/CAM dan komponen lainnya menghasilkan sistem terintegritas
dari berbagai hal dalam perusahaan.
PLM (Product Life cycle Management) merupakan cara sebuah
perusahaan untuk bertahan dalam persaingan global, kebutuhan konsumen
diproses menjadi produk yangdiintegrasikan dengan CIM sehingga sistem
manufaktur bersifat fleksibel baik dalam produk custom ataupun perubahan
jumlah permintaan. Concurrent engineering mengoptimalkan suatu desain produk
dan proses pelaksanaannya agar dapat mengurangi waktu pengerjaan dan biaya
serta meningkatkan kualitas produk dengan cara mengintegrasikan kegiatan
desain dan pelaksanaan serta memaksimalkan paralelisme dalam praktek kerja.
Pada akhirnya CAD/CAM/CIM, PLM dan Concurrent Engineering merupakan
hal

penting

dalam

industri

manufaktur

agar

mempertahakan, dan berkembang pada skala global.


24

dapat

mengoptimalkan,

Daftar Pustaka
Adityo, Sutrisno. 2013. "Sistem Produksi". pada
https://www.academia.edu/5841388/Sistem_Produksi_Just_in_Time_ [15
Oktober 2015]
Bektie. 2011. "CAD CAM". pada https://www.scribd.com/doc/51146195/cadcam
[14 Oktober 2015]
Dalimunthe, Zulfirmansyah A. 2014. "Concurrent Engineering". pada
https://www.scribd.com/doc/233013287/CONCURRENTENGINEERING-docx [14 Oktober 2015]
Darmawan , Zefry. 2011. "Pengantar CAD CAM". pada
http://tiub.blogspot.co.id/2011/04/pengantar-cadcam.html [14 Oktober
2015]
Hidayat, Irawan A. 2014. "Product Life Cycle Management di Industri
Manufaktur". pada https://irawanah.wordpress.com/2014/07/06/apakahproduct-life-cycle-management-plm-itu-kenapa-industri-manufaktu-danjasa-sangat-membutuhkannya/ [14 Oktober 2015]
Prasetyawan, Yudha. 2011. "Computer Integrated Manufacturing". pada
https://yudhaprase.wordpress.com/2011/03/15/computer-integratedmanufacturing/ [14 Oktober 2015]
Radhakrishnan, P., Subramanyan, dan S., Raju, V., 2008. CAD/CAM/CIM. New
Delhi: New Age International Publishers.
Riko, Jefrisensius H. 2014. "CAD CAM Toritorial". pada
https://www.academia.edu/9071280/CAD_CAM_Toritorial [14 Oktober
2015]
Simangunsong, Ricky. 2009. "Computer Aided Engineering". pada
https://r1ck.wordpress.com/2009/11/22/computer-aided-engineering/ [14
Oktober 2015]

25

Lampiran

26

Anda mungkin juga menyukai