Anda di halaman 1dari 17

RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS KESELURUHAN

A. Alasan Penetapan Target Produksi dari Pabrik

Target produksi produk ragum telah ditetapkan oleh perusahaan sebesar


239 unit per bulan. Jumlah target produksi yang diproduksi didapatkan dari omset
yang diharapkan oleh perusahaan. Omset pertahun yang diharapkan oleh
perusahaan adalah sebesar Rp 2.000.000.000 dengan harga jual ragum sebesar
Rp7 00.000 / unit. Sehingga dengan hari kerja selama 20 hari / bulan maka jumlah
produk yang harus diproduksi oleh perusahaan adalah sebanyak 239 unit / bulan
atau 12 unit/ harinya.

B. Struktur Produk dan Tabel Bill of Material

Struktur produk adalah suatu susunan hierarki dari komponen – komponen


pembentuk suatu produk akhir. Pada proses pembuatan ragum, produk akhir
ditempatkan di level 0 yaitu Ragum TI-300, komponen pembentuk berikutnya
ditempatkan di level 1 yaitu tutup samping, tutup atas, assembly dan assembly
tangkai. Komponen pembentuk berikutnya ditempatkan di level 2, level 3 dan
level yang dapat dilihat pada Gambar 1.

RAGUM TI-300
(A-4)
LEVEL 0

TUTUP SAMPING TUTUP ATAS ASSEMBLY ASSEMBLY


(12) (11) LANDASAN (A-1) TANGKAI (A-3) LEVEL 1
2 UNIT 1 UNIT 1 UNIT 1 UNIT

RAHANG GERAK RAHANG TETAP PENCEKAM TANGKAI TANGKAI TANGKAI


(SA-3) (SA-1) (SA-2) PART 3 (16) PART 1 (14) PART 2 (15)
1 UNIT 1 UNIT 1 UNIT 1 UNIT 1 UNIT 1 UNIT LEVEL 2

LANDASAN POROS PENYANGGA PLAT DUDUKAN RAHANG PLAT


RING (8) PLAT (SA - 4) PENEPAT (3) LEVEL 3
(SA - 3) TRANSPORTIR (13) TEKAN (7) RAHANG (6A) PENCEKAM (2)
1 UNIT 1 UNIT 1 UNIT
1 UNIT (9) 1 UNIT 1 UNIT TETAP (4) 1 UNIT 1 UNIT
1 UNIT 1 UNIT

LANDASAN BALOK ULIR RAHANG DUDUKAN RAHANG LEVEL 4


(1) (10) GERAK (6B) GERAK (5)
1 UNIT 1 UNIT 1 UNIT 1 UNIT

Gambar 1. Struktur Produk


Setelah mengetahui struktur produk, selanjutnya dibuat BOM (Bill of
Material). BOM dibuat sebagai bagian dari proses desain dan digunakan oleh
manufacturing engineering untuk menentukan item yang harus dibeli atau
diproduksi dalam pembuatan produk ragum dan mengetahui urutan level yang
telah dijelaskan pada struktur produk. Komponen yang diperlukan dalam
pembuatan ragum dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Bill of Material
PART QUANTITY MAKE OR
LEVEL NAME PART COMMENTS
NO / UNIT BUT
0 - Ragum TI-300 1 make
1 - Assembly Tangkai 1 make
1 - Assembly Landasan 1 make
1 11 Tutup Atas 1 make
2 12 Tutup Samping 2 make
2 14 Tangkai Part 1 1 make
2 15 Tangkai Part 2 1 make
2 16 Tangkai Part 3 1 make
2 - Pencekam 1 make
2 - Rahang Tetap 1 make
2 - Rahang Gerak 1 make
3 3 Penepat 1 make
3 2 Plat Pencekam 2 make
3 6 Rahang 1 make
3 4 Dudukan Rahang Tetap 1 make
3 - Plat 1 make
3 8 Ring 1 buy
3 7 Plat Tekan 1 make
3 13 Penyangga 1 make
3 9 Poros Transportir 1 make
3 - Landasan 1 make
4 5 Dudukan Rahang Gerak make
4 6 Rahang Gerak make
4 10 Balok Ulir 1 make
4 1 Landasan 1 make

Bill of Material adalah daftar dari material atau komponen yang


dibutuhkan untuk dirakit, dicampur dan dibuat produk akhir untuk memproduksi
barang jadi. Klasifikasi komponen produksi terdiri atas :

a. Komponen Manufaktur (MFG)


Komponen yang diproduksi oleh perusahaan atau pabrik. Pada pembuatan
ragum komponen manufaktur adalah landasan, plat pencekam, penepat, dudukan
rahang tetap, dudukan rahang gerak, rahang, plat tekan, ring, poros transporter,
balok ulir, tutup atas, tutup samping (kiri), tutup samping (kanan), penyangga,
tangkai part 1, tangkai part 2 dan tangkai part 3. Dapat dilihat bahwa komponen
manufaktur merupakan komponen utama dalam memproduksi ragum.
b. Komponen Bought-Out (BO)
Komponen bought out merupakan komponen yang dibeli dari luar dan
tidak diproduksi oleh pabrik. Pada pembuatan ragum, komponen bought out
adalah baut karena baut dapat dipesan dari luar dan memiliki harga yang murah.

C. Tabel Ringkasan Flow Process Chart

Flow process chart merupakan diagram yang menunjukkan seluruh


langkah dalam suatu proses dan menunjukkan bagaimana langkah itu saling
interaksi satu sama lain. Pada pembuatan flow process chart, terdapat beberapa
simbol seperti proses, inspeksi, penyimpanan dan transportasi. Pada proses
pembuatan ragum, informasi yang didapat bahwa aktivitas proses sebanyak 124,
aktivitas inspeksi 7, aktivitas penyimpanan sebanyak 97 dan transportasi sebanyak
79 yang dapat dilihat pada Tabel 2 .
Tabel 2. Ringkasan Flow Process Chart
INFORMASI

PROSES 124

INSPEKSI 7

PENYIMPANAN 97

TRANSPORTASI 79

D. Tabel Ringkasan Hasil Perhitungan Kebutuhan Mesin dan Material

Mesin adalah komponen utama yang dibutuhkan dalam proses produksi


selain material. Dengan adanya mesin, proses produksi dapat dilakukan dengan
efektif dan efisien. Mesin berguna untuk membantu proses permesinan pembuatan
ragum. Jumlah mesin diperoleh dari perbandingan kapasitas yang dibutuhkan
dengan kapasitas yang tersedia. Pembuatan ragum ini menggunakan 7 buah
mesin. Tabel perhitungan dari jumlah kebutuhan mesin dapat dilihat pada Tabel
3.
Tabel 3 . Jumlah Kebutuhan Mesin
Total Kapasitas Efisiensi Jam kerja/Bulan Kapasitas Jumlah Jumlah mesin
Mesin Shift
yang tersedia Mesin (menit) yang tersedia mesin hasil round up
Mill Standar 116738,9 90% 2 19200 17280 6,08 7
Bor Frais AG32 221661,3 90% 2 19200 17280 11,54 12
Bor Bangku 81590,5 90% 2 19200 17280 4,25 5
Bubut BV20 21885,6 90% 2 19200 17280 1,14 2
Bubut Guang Zhou 50323,3 90% 2 19200 17280 2,62 3
Gerinda datar 12219,5 90% 2 19200 17280 0,64 1
kerja bangku 141636,3 90% 2 19200 17280 7,38 8

Dalam proses permesinan, setiap material akan diproses dan dalam setiap
proses akan menghasilkan scrap dalam jumlah tertentu tergantung dari persentase
scrap dalam setiap proses. Persentase scrap dalam setiap kegiatan dapat dilihat
pada Tabel 4 berikut. Perbedaan masing-masing persentase dipengaruhi oleh
kemungkinan tingkat kesulitan kegiatan dalam menghasilkan kualitas produk.
Kegiatan/ aktivitas yang memiliki kemungkinan menghasilkan kualitas rendah
akan memiliki tingkat persentase scrap yang rendah dan begitu pula sebaliknya.

Tabel 4 . Persentase Scrap Kegiatan


Aktifitas Scrap
Set up 0,00%
Buat balok 0,20%
Buat alur 0,25%
Gerinda permukaan 0,20%
Debured 0,05%
Marking lubang 0,00%
Buat chamfer 0,05%
Buat step 0,10%
Bubut permukaan 0,30%
Bubut lubang 0,30%
Bubut luar 0,30%
Bubut ulir 0,50%
Buat ulir 0,50%
Buat lubang 0,2%
Bubut/potong 0,30%

Berdasarkan tingkat persentase dari setiap kegiatan dalam proses


permesinan pada Tabel 4 diatas, maka jumlah material yang diperlukan untuk
menghasilkan komponen-komponen ragum harus melebihi dari output yang
diharapkan. Agar komponen yang dihasilkan mencapai spesifikasi yang
diharapkan. Jumlah kebutuhan dari masing-masing komponen ragum dapat dilihat
pada Tabel 5 berikut:
Tabel 5. Jumlah Kebutuhan Material pada Setiap Komponen
No Komponen Output Input
1 Landasan 239 242,37
2 Plat Pencekam 239,00 242,01
3 Penepat 239,00 240,08
4 Dudukan Rahang 239,00 242,13
5 Dudukan Rahang 239,00 241,53
6 Rahang 478,00 481,12
7 Plat Tekan 239,00 240,08
8 Ring 239,00 241,77
9 Poros Transportir 239,00 243,84
10 Balok Ulir 239,00 243,23
11 Tutup Atas 239,00 240,20
12 Tutup Samping 478,00 483,54
13 Penyangga 239,00 240,08
14 Tangkai Part 1 239,00 242,01
15 Tangkai Part 2 239,00 240,20
16 Tangkai Part 3 239,00 243,71 .

Berdasarkan Tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa pada setiap komponen


membutuhkan jumlah material yang berbeda untuk menghasilkan jumlah
komponen yang sama yaitu 239 unit komponen. Hal ini dikarenakan setiap
komponen mengalami proses permesinan yang berbeda dengan tingkat kesulitan
yang berbeda sehingga scrap yang dihasilkan oleh setiap komponen juga berbeda
dan berdampak pada jumlah material yang dibutuhkan.

E. Tabel Perencanaan Kebutuhan Luas Lantai Stasiun Kerja Mandiri

Perencanaan kebutuhan luas lantai stasiun kerja mandiri dibuat


berdasarkan luas tumpukan, luas area operator, luas meja, luas area mesin,
sehingga menghasilkan luas lantai per stasiun kerja mandiri. Berikut adalah tabel
rekapitulasi luas lantai per stasiun kerja madiri yang dapat dilihat pada Tabel 6:
Tabel 6. Rekapitulasi Luas Lantai SKM
Stasiun Kerja Ukuran SKM Total
No
Mandiri P (m) L(m) Luas
1 Mill Standar 2,08 1,99 4,1392
2 Bor Frais AG32 2,35 1,83 4,3005
3 Bor Bangku 2,08 1,95 4,056
4 Bubut BV20 2,58 2,15 5,547
5 Bubut Guang Zhou 2,83 2,49 7,0467
6 Gerinda Datar 2,08 1,67 3,4736
7 kerja bangku 2,59 2,10 5,439
8 Perakitan 2,18 2,10 4,578
Berdasarkan Tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa masing-masing SKM
memiliki luas yang berbeda, hal ini dikarenakan oleh luas dari masing-masing
mesin yang berbeda. Pada SKM bubut guang zhou memiliki luas area terbesar
karena ukuran mesin bubut guang zhou tersebut juga besar dan luas area
tumpukan pada SKM ini juga cukup besar.

F. Tabel Rekapitulasi Kebutuhan Luas Lantai Departemen Pemrosesan

Tata letak pabrik ada dua hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin
dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik. Didalam suatu departemen
terdapat gabungan dari stasiun kerja mandiri yang memiliki mesin yang sama.
Pada suatu departemen diperlukan allowance dari setiap stasiun kerja mandiri
untuk memudahkan material handling bekerja. Material handling yang digunakan
adalah hand truck karena memudahkan dalam proses pembuatan ragum. Pada
perhitungan departemen dibutuhkan jumlah mesin, lebar gang, Panjang stasiun
kerja madiri, lebar stasiun kerja mandiri, lebar, Panjang dan didapatkan luas
departemen. Berikut ada tabel perhitungan departemen yang terlampir pada Tabel
7.

Tabel 7. Perhitungan Departemen Pemrosesan


jumlah mesin lebar gang panjang skm lebar skm l (m) P (m) luas
unit m m m^2 m m m^2
Mill Standar 7 0,5 2,08 1,99 4,48 9,73 43,5904
Bor Frais AG32 12 0,5 2,35 1,83 4,16 16,6 69,056
Bor Bangku 8 0,5 2,08 1,95 4,4 7,11 31,284
Bubut BV20 2 0,5 2,58 2,15 2,58 4,8 12,384
Bubut Guang Zhou 3 0,5 2,83 2,49 5,48 5,82 31,8936
kerja bangku 8 0,5 2,59 2,10 4,7 11,86 55,742

Berdasarkan Tabel 7 diatas, perusahaan ini hanya memiliki 6 departemen


produksi. Karena SK perakitan dan gerinda datar hanya memiliki 1 SK sehingga
tidak dibentuk departemen tersendiri. SKM gerinda datar hanya membutuhkan 1
mesin untuk mencapai target produksi yang telah direncanakan perusahaan dan
jumlah komponen yang diproses dengan menggunakan mesin ini hanya landasasn
dan rahang dengan waktu proses masing-masing komponen selama 17 menit.
Sedangkan SKM perakitan tidak dibentuk departemen tersendiri karena
dalam proses produksinya perhari perusahaan hanya akan memproduksi 12
produk dan 6 produk pershift. Sehingga untuk merakit produk telah tercukupi
dengan hanya menggunakan satu SKM perakitan.

G. Tabel Rekapitulasi Kebutuhan Luas Lantai Departemen Perakitan

Rancangan departemen perakitan dibuat hanya 1 stasiun kerja dan


ditambahkan allowance dan material handling. Pada pembuatan ragum ini,
terdapat 2 shift jam kerja dan memproduksi 12 produk dalam sehari. Jadi hanya
dibutuhkan 1 stasiun kerja saja dengan luas 4.578 m2 seperti yang tertera pada
Tabel 6 sebelumnya. Oleh karena itu pada perusahaan ini tidak memiliki
departemen perakitan untuk meminimalisir biaya produksi dan luas area yang
dibutuhkan untuk perusahaan.

H. Tabel Rekapitulasi Kebutuhan Luas Lantai Gudang

Gudang yang dirancang terdiri atas 2 jenis, yaitu tempat penyimpanan


bahan baku (storage) dan tempat penyimpanan produk jadi (warehouse).

a. Gudang bahan baku


Setiap perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pasti memiliki
bahan baku atau raw material. Tentu saja, karena bisnis manufaktur menekankan
pada pengolahan sebuah bahan baku menjadi barang jadi yang siap dijual.
Karenanya, bahan baku adalah sebuah syarat mutlak untuk ada di dalam sebuah
perusahaan manufaktur. Setelah melakukan pembelian (procurement) bahan baku,
tidak semua bahan baku itu langsung diolah. Kebanyakan bahkan akan disimpan
dulu, sebelum diolah sesuai dengan production plan yang sudah dibuat oleh PPIC.
Lalu, selama bahan baku itu belum direncanakan untuk diolah, barang atau item
tersebut akan disimpan di gudang bahan baku. Berikut adalah perencanaan
kebutuhan luas lantai pada Gudang bahan baku yang terlampir pada Tabel 8.
Tabel 8. Perencanaan Kebutuhan Luas Lantai Pada Gudang Bahan Baku
Dimensi Fasilitas Total Dimensi Allowance Dimensi Ruangan
Fasilitas Jumlah Satuan
(m^2) (m^2) % (m^2)
P(m) L (m) P (m) L (m)
Gudang Bahan Baku
Rak bahan Baku (2 lantai) 2 unit 2,7 0,4 2,7 0,8 150% 3,24

Perencanaan luas fasilitas gudang bahan baku dibuat berdasarkan jumlah


pemesanan bahan baku. Perusahaan menetapkan untuk memesan bahan baku 1
bulan sekali. Dengan mempertimbangkan ukuran dari masing-masing komponen
ragum sebelum diproses maka perusahaan merancang sebuah gudang dengan
menggunakan fasilitas berupa rak dengan ukuran tertentu sebanyak 2 unit.
Penentuan jumlah fasilitas yang digunakan berdasarkan pada metode penyusunan
material pada gudang. Dengan menumpuk material dengan jenis dan ukuran yang
sama dengan tingkat tumpukan tertentu maka dapat meminimalisir luas area yang
dibutuhkan untuk menyimpan bahan.

b. Gudang barang jadi


Banyak aspek yang membuat tidak semua barang jadi bisa langsung
dikirimkan. Hampir tidak mungkin sebuah perusahaan tidak menyediakan gudang
barang jadi atau tempat penyimpanan produk. Berikut adalah perencanaan
kebutuhan luas lantai pada gudang bahan jadi yang terlampir pada Tabel 9.

Tabel 9. Perencanaan Kebutuhan Luas Lantai Pada Gudang Bahan Jadi


Dimensi Fasilitas Total Dimensi Allowance Dimensi Ruangan
Fasilitas Jumlah Satuan
(m^2) (m^2) % (m^2)
P(m) L (m) P (m) L (m)
Gudang Barang Jadi
Rak barang jadi (3 lantai) 4 unit 1,4 0,8 1,4 3,2 150% 6,72

Perancangan luas area yang dibutuhkan untuk gudang barang jadi juga
berdasarkan pada rancangan penyusunan produk pada rak yang digunakan.
Karena produk ragum yang diproduksi tidak dapat ditumpuk seperti material
bahan baku maka luas area yang digunakan lebih luas dengan menggunakan 4 unit
rak penyimpanan dengan 3 lantai pada masing-masing raknya.
I. Tabel Rekapitulasi Kebutuhan Luas Lantai Fasilitas Service (Non
Produksi)

Perencanaan fasilitas non produksi dilakukan untuk keperluan perencanaan


pabrik. Perencanaan fasilitas non produksi bertujuan untuk menghitung kebutuhan
luas lantai. Adapun pengertian luas lantai yang akan dipergunakan untuk
menentukan luas lantai kantor dan pabrik. Dalam melakukan perhitungan
kebutuhan luas lantai dibutuhkan peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam
fasilitas tersebut dan dibutuhkan kelonggaran. Berikut adalah fasilitas non
produksi yang ada pada pabrik ragum terlampir pada Tabel 10.

Tabel 10. Fasilitas Non Produksi

Fasilitas Dimensi Ruangan (m^2)

Ruang direktur 4.14


Ruang Sekretaris 2.83
Ruang Karyawan 77.25
Ruang Rapat 3.60
Kantor Satpam 3.01
Mushola 16.42
Toilet Kantor 5.33
Toilet Umum 7.69
Ruang Pembangkit Listrik 4.08
Pantri 2.88
Gudang Bahan Baku 3.24
Gudang Barang Jadi 6.72
Parkir 123.75

a. Ruang direktur
Ruang direktur dibutuhkan sebagai tempat beraktivitasnya seorang
direktur dalam menjalankan tugasnya yaitu menjalankan bisnis perusahaan,
memimpin seluruh karyawan dalam menjalankan bisnis perusahaan, menetapkan
kebijakan perusahaan, menetapkan kebijakan dan merumuskan strategi bisnis
perusahaan dan meningkatkan performance perusahaan.
Dalam menentukan kebutuhan luas lantai pada ruang direktur, terlebih
dahulu menentukan failitas apa saja yang diperlukan seperti meja kantor, kursi
kantor, lemari arsip, sofa tamu dan tong sampah. Setelah menentukan failitas yang
dibutuhkan, lalu mengukur dimensi fasilitas tersebut seperti Panjang dan lebar
fasilitas tersebut. Lalu diperhitungkan juga allowance yaitu sebesar 150 %.

b. Ruang sekretaris
Ruang sekretaris dibutuhkan sebagai tempat beraktivitasnya seorang
sekretaris dalam menjalankan tugasnya yaitu menyiapkan agenda rapat direktur,
menerima telepon untuk direktur, membuat janji dengan klien, menjadi notulen
rapat, dan menjadi perwakilan meeting dan menjadi relasi.
Dalam menentukan kebutuhan luas lantai pada ruang sekretaris, terlebih
dahulu menentukan failitas apa saja yang diperlukan seperti meja kantor, kursi
kantor dan tong sampah. Setelah menentukan failitas yang dibutuhkan, lalu
mengukur dimensi fasilitas tersebut seperti Panjang dan lebar fasilitas tersebut.
Lalu diperhitungkan juga allowance yaitu sebesar 150 %.

c. Ruang karyawan
Ruang karyawan dibutuhkan sebagai tempat beraktivitasnya seorang
karyawan dalam menjalankan tugasnya. Pada perusahaan ragum ini, jumlah
karyawan sebanyak 50 orang karyawan. Oleh karna itu ruang karyawan memiliki
luas lantai yang besar dari ruangan lainnya.
Dalam menentukan kebutuhan luas lantai pada ruang karyawan, terlebih
dahulu menentukan fasilitas apa saja yang diperlukan seperti meja kantor, kursi
kantor, tong sampah dan kursi tamu. Setelah menentukan failitas yang
dibutuhkan, lalu mengukur dimensi fasilitas tersebut seperti Panjang dan lebar
fasilitas tersebut. Lalu diperhitungkan juga allowance yaitu sebesar 150 %.

d. Ruang rapat
Ruang rapat dibutuhkan sebagai tempat berkumpulnya beberapa orang
untuk membicarakan dan memecahkan masalah tertentu, dimana melalui rapat
berbagai permasalahan dapat dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan organisasi
dapat dirumuskan.
Dalam menentukan kebutuhan luas lantai pada ruang rapat, terlebih dahulu
menentukan fasilitas apa saja yang diperlukan seperti satu set meja rapat. Setelah
menentukan failitas yang dibutuhkan, lalu mengukur dimensi fasilitas tersebut
seperti Panjang dan lebar fasilitas tersebut. Lalu diperhitungkan juga allowance
yaitu sebesar 150 %.

e. Kantor satpam
Kantor satpam dibutuhkan sebagai tempat beraktivitasnya seorang satpam
dalam menjalankan tugasnya yaitu dalam menjaga keamanan dan ketertiban di
lingkungan perusahaan ragum agar tidak terjadi segala ancaman atay gangguan
baik berasal dari luar maupun dari dalam perusahaan.
Dalam menentukan kebutuhan luas lantai pada kantor satpam, terlebih
dahulu menentukan fasilitas apa saja yang diperlukan seperti kursi tamu, meja dan
kursi. Setelah menentukan failitas yang dibutuhkan, lalu mengukur dimensi
fasilitas tersebut seperti Panjang dan lebar fasilitas tersebut. Lalu diperhitungkan
juga allowance yaitu sebesar 150 %.

f. Musholla
Musholla digunakan untuk tempat beribadahnya seluruh karyawan
perusahaan yang beragama islam. Fasilitas yang terdapat dalam musholla yaitu
sajadah mamkumu, sajadah imam, lemari alat sholat dan rak sepatu. Setelah
menentukan failitas yang dibutuhkan, lalu mengukur dimensi fasilitas tersebut
seperti Panjang dan lebar fasilitas tersebut. Lalu diperhitungkan juga allowance
yaitu sebesar 150 %.

g. Toilet kantor
Toilet kantor digunakan hanya untuk karyawan yang ada diperusahaan.
Toilet kantor terbagi atas dua yaitu toilet wanita daan pria yang memiliki fasilitas
seperti kloset, westafel, tempat sampah dan urinoir. Setelah menentukan failitas
yang dibutuhkan, lalu mengukur dimensi fasilitas tersebut seperti Panjang dan
lebar fasilitas tersebut. Lalu diperhitungkan juga allowance yaitu sebesar 150 %.
h. Toilet umum
Toilet umum digunakan hanya untuk orang luar yang bukan karyawan dari
perusahaan ragum. Toilet umum memiliki fasilitas seperti kloset, westafel dan
tempat sampah. Setelah menentukan failitas yang dibutuhkan, lalu mengukur
dimensi fasilitas tersebut seperti Panjang dan lebar fasilitas tersebut. Lalu
diperhitungkan juga allowance yaitu sebesar 150 %.

i. Ruang pembangkit listrik


Pembangkit listrik adalah bagian dari alat industry yang dipakai untuk
memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga.
Bagian utama dari pembangkit listrik adalah generator yaitu mesin yang berputar
yang mengubah energi mekanis menjadi energi listeik dengan menggunakan
prinsip penghantar listrik. Fasilitas yang ada pada ruang pembangkit listrik adalah
generator.

j. Pantry
Pantry merupakan tempat menyimpan perlengkapan masak serta
menyiapkan bahan – bahan makanan sebelum diolah. Pantry bukan hanya
berfungsi sebagai tempat makan saja namun juga sebagai tempat istirahat
karyawan sehingga pekerja ingin mendapat suasana yang lain dari rutinitas kerja.
Fasilitas yang ada pada pantry adalah westafel, meja dan kursi.

k. Parkir
Parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu
pendek atau lama, sesuai dengan kebutuhan pengendara. Fasilitas parkir dibangun
bersama-sama untuk memfasilitasi kendaraan oleh seluruh karyawan yang ada di
perusahaan maupun tamu dari perusahaan.
J. Uraian Sistem Pemindahan Bahan

Frekuensi pergerakan bahan diperoleh dari jumlah gerakan antara


kegiatan, yaitu jumlah komponen yang melewati setiap departemen produksi.
Perpindahan material berdasarkan kapasitas yang dapat ditampung oleh hand
truck dan besar kapasitas material yang akan diangkut ke masing – masing
departemen setiap harinya. Dalam 1 shift bekerja perpindahan yang dilakukan
sebanyak 1 kali antar departemennya, dan pada satu hari terdapat 2 shift dan
dalam 1 bulan memiliki 20 har kerja maka didapatkan perpindahan yang
dilakukan dalam sebulan sebanyak 40 kali perpindahan dari satu departemen ke
departemen sesuai urutan proses permesinan komponen ragum.
Berikut adalah frekuensi pergerakan bahan dalam satu bulan yang
terlampir pada Tabel 11.
Tabel 11. Frekuensi Pergerakan Bahan Dalam Satu Bulan
Frekuensi Perpindahan/ Bulan
Departemen Gudang Bahan Baku Dept Mill Standar Dept Gerinda Datar Dept Kerja Bangku Dept Bor Frais AG32 Dept Bor Bangku Dept Bubut BV 20 Dept Bubut Guang Zhou Dept Perakitan Gudang Produk Jadi
Gudang Bahan Baku 0 40 0 0 40 0 40 40 0 0
Dept Mill Standar 0 0 40 40 0 0 0 0 0 0
Dept Gerinda Datar 0 0 0 40 0 0 0 0 0 0
Dept Kerja Bangku 0 0 0 0 0 40 0 40 40 0
Dept Bor Frais AG32 0 0 0 40 0 0 0 0 0 0
Dept Bor Bangku 0 0 40 40 40 0 0 0 0 0
Dept Bubut BV 20 0 0 0 0 40 0 0 0 40 0
Dept Bubut Guang Zhou 0 0 0 40 40 0 0 0 0 0
Dept Perakitan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 40
Gudang Produk Jadi

From to chart dipakai untuk merancang pemindahan material dalam jarak


yang sependek – pendeknya. From to chart digunakan untuk menganalisis layout
yang diatur berdasarkan aliran proses yang digunakan. From to chart mempunyai
beberapa keuntungan dan kegunaan yaitu menganalisa perpindahan bahan,
perencanaan pola aliran, mengukur effesiensi pola aliran, menunjukkan
ketergantungan suatu aktivitas dengan aktivitas lainnya, merencanakan hubungan
antara sejumlah produk, bagian, item dan lainnya, menggambarkan jumlah
hubungan antara aktivitas dan pergerakkan diantaranya, memperpendek jarak
perjalanan dalam suatu proses (Apple, 1990). Berikut adalah from to chart dari
proses pembuatan ragum yang terlampir pada Tabel 12.
Tabel 12. From To Chart Dari Proses Pembuatan Ragum
Ke Dept Mill Dept Dept Kerja Dept Bor Frais Dept Bor Dept Bubut Dept Bubut Dept Gudang
Gudang Bahan Baku
Dari Standar Gerinda Bangku AG32 Bangku BV 20 Guang Zhou Perakitan Produk Jadi
Gudang Bahan Baku 40 0 0 40 0 40 40 0 0
Dept Mill Standar 0 40 40 0 0 0 0 0 0
Dept Gerinda Datar 0 0 40 0 0 0 0 0 0
Dept Kerja Bangku 0 0 0 0 40 0 40 40 0
Dept Bor Frais AG32 0 0 0 40 0 0 0 0 0
Dept Bor Bangku 0 0 40 40 40 0 0 0 0
Dept Bubut BV 20 0 0 0 0 40 0 0 40 0
Dept Bubut Guang Zhou 0 0 0 40 40 0 0 0 0
Dept Perakitan 0 0 0 0 0 0 0 0 40
Gudang Produk Jadi 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Dalam membuat from to chart dilakukan beberapa iterasi untuk


mendapatkan jumlah torsi yang minimal. Analisis formasi mesin yang digunakan
dengan menggunakan trial and error. Berdasarkan from to chart diatas dilakukan
3 iterasi. Telah didapatkan nilai optimum yang terdapat pada trial and error
ketiga dengan nilai total 2160.
Sistem pemindahan bahan dilakukan dengan menggunakan material
handling. Material handling yang digunakan adalah hand truck karena
memudahkan dalam proses pembuatan ragum. Pada proses pembuatan ragum,
terdapat 7 departemen yaitu pada mesin mill standar, mesin bor frais, mesin bubut
BV 20, mesin guang zhou, kerja bangku, bor bangku, dan perakitan. Pada mesin
gerinda datar tidak memiliki departemen karena hanya mmiliki satu buah mesin
pada stasiun kerja mandiri. Pada departemen proses pembuatan ragum, operator
berada di belakang mesin, dan tumpukanya berada di belakang operator. Para
operator bekerja di departemen saling membelakangi agar mudah dalam
membawa tumpukan dengan bantuan hand truck ke departemen selanjutnya. Dan
juga untuk mempercepat waktu lebih efektif dalam bekerja Berikut merupakan
departemen mesin mill standar.
Gambar 2. Manual Platform Truck

Pada proses pemindahan ini memiliki ongkos pemindahan material.


Metode yang digunakan untuk menghitung jarak antar departemen adalah metode
Rectilinear. Rekapitulasinya dapat dilihat pada Tabel 13

Tabel 13 . Rekapitulasi Ongkos Pemindahan Material


Frekuensi
Dari (i) Ke (j) xi yi xj yj jarak (dij) Perpindahan / OMH/m Total
Hari
Mill Standar 4.74 6.4 38.15 2 Rp 264 Rp 20,108.23
Bor Frais AG32 8.4 2.08 30.17 2 Rp 264 Rp 15,902.10
Gudang Bahan Baku 36.89 0.4
Bubut BV 20 33.14 1.29 4.64 2 Rp 264 Rp 2,445.67
Bubut Guang Zhou 1 19.95 7.44 23.98 2 Rp 264 Rp 12,639.46
Gerinda Datar 17.84 0.835 18.665 2 Rp 264 Rp 9,838.01
Mill Standar 4.74 6.4
Kerja Bangku 24.81 2.35 24.12 2 Rp 264 Rp 12,713.25
Bor Frais AG32 Kerja Bangku 8.4 2.08 24.81 2.35 16.68 2 Rp 264 Rp 8,791.75
Bor Frais AG32 8.4 2.08 25.53 2 Rp 264 Rp 13,456.44
Bubut BV 20 33.14 1.29
Perakitan 23.8 5.75 13.8 2 Rp 264 Rp 7,273.75
Gerinda Datar Kerja Bangku 17.84 0.835 24.81 2.35 8.485 2 Rp 264 Rp 4,472.30
Bor Bangku 13.335 6.36 15.485 2 Rp 264 Rp 8,161.89
Kerja Bangku Bubut Guang Zhou 1 24.81 2.35 19.95 7.44 9.95 2 Rp 264 Rp 5,244.48
Perakitan 23.8 5.75 4.41 2 Rp 264 Rp 2,324.44
Bor Frais AG32 8.4 2.08 9.215 2 Rp 264 Rp 4,857.07
Bor Bangku Kerja Bangku 13.335 6.36 24.81 2.35 15.485 2 Rp 264 Rp 8,161.89
Gerinda Datar 17.84 0.835 10.03 2 Rp 264 Rp 5,286.65
Bor Frais AG32 8.4 2.08 16.91 2 Rp 264 Rp 8,912.98
Bubut Guang Zhou 1 19.95 7.44
Kerja Bangku 24.81 2.35 9.95 2 Rp 264 Rp 5,244.48
Perakitan Gudang Barang Jadi 23.8 5.75 26.49 5.6 2.84 2 Rp 264 Rp 1,496.92
Total OMH/ Hari Rp 157,331.74
Total OMH/ Bulan Rp 3,146,634.79

Perhitungan OMH dihitung berdasarkan biaya investasi (harga material


handling), jumlah operator, jumlah hari kerja, dan gaji operator perbulannya
sehingga diperoleh nilai dari OMH sebesar Rp264 per meter perpindahan. Dengan
menggunakan metode rectilinear maka jarak antar departemen dapat dihitung
seperti yang tertera pada Tabel 13, dengan mengalikan antara frekuensi
perpindahan dengan OMH/m dan jarak antar departemen maka diperoleh OMH
sebesar Rp103.073 per hari. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin
besar jarak antar departemen, jumlah frekuensi dan OMH/m akan memperbesar
total ongkos material handling yang dikeluarkan.

K. Pola Aliran Bahan

Setelah nilai yang optimum, lalu dilakukan proses aliran material yang
digunakan. Aliran material yang lancar akan mengurangi biaya aliran sehingga
produktivitas akan meningkat. Pola aliran menggambarkan material masuk
sampai menjadi produk jadi. Pola aliran yang digunakan dalam proses pembuatan
ragum ini adalah pola aliran U. Pola aliran ini digunakan jika aliran masuk
material dan aliran keluarnya produk pada lokasi yang relative sama. Berikut
adalah pola aliran U pada proses pembuatan ragum.

Gambar . Pola Aliran U Pada Proses Pembuatan Ragum

L. Kelebihan dan Keterbatasan dari Rancangan


Dalam perancangan suatu layout tentu memiliki kelebihan dan
kekurangan. Karena rancangan layout terutama pada departemen produksi
menggunakan jenis layout proses yang mengelompokkan mesing-mesin yang
mempunyai fungsi sama sehinggga dapat memungkinkan utilitas mesin yang
tinggi, memungkinkan penggunaan mesin yang multi guna, mengurangi
kemungkinan terhentinya proses produksi karena kerusakan mesin dan fleksibel
dalam mengalokasikan peralatan dan operator.
Kekurangan dari layout yang dirancanga adalah total ongkos material
handling yang harus dibayarkan perbulan cukup besar sebesar Rp3,146,635
perbulannya. Selain itu, jarak antar departemen pada proses produksi cukup besar
sehingga meningkatkan nilai dari ongkos material handling.

Anda mungkin juga menyukai