isi; (c) tarif (a) dan (b) sudah termasuk pajak berlaku; dan (d) biaya pengurusan dokumen Rp.
100.000,- per B/L dan Rp. 100.000,- per DO.
Arahan Menteri berikutnya dengan surat No. PR.302/2/9. Phb-2008 tanggal 8 Agustus
2008 tentang penyesuaian tarif Pelayanan Jasa Keperluan sebagai persetujuan atas usul dari
Dirut PELINDO II, yakni besaran CHC di Pelabuhan Tanjung Priok FCL 20 naik dari US$
70 menjadi US$ 83 dan FCL 40naik dari US$ 105 menjadi US$ 124,5. Sedangkan tarif THC
FCL 20 tetap US$ 95 dan FCL 40 sebesar US$ 145.
c. Besaran THC dan CHC pelabuhan Kelas Utama
Besaran tarif THC dan CHC pada beberapa TPK di pelabuhan Indonesia sebagaimana
dikemukakan diatas, dapat ditunjukan dalam Tabel 15.6 di bawah ini.
THC dipungut dari pemilik barang (shipper) oleh perusahaan angkutan laut asing
melalui perusahaan angkutan laut nasional sebagai agen; sementara itu CHC adalah tarif
paket jasa bongkar muat peti kemas dibayarkan oleh perusahaan pelayaran asing melalui
agennya kepada operator pelabuhan.
6. Tarif Jasa Bongkar Muat
Perusahaan Bongkar Muat (PBM) sebagai perusahaan yang khusus didirikan untuk
melaksanakan kegiatan memindahkan barang dari atas kapal ke dermaga dan/atau dari
dermaga ke atas kapal mengenakan tarif yang dikenal terminologi OPP/OPT, yakni Ongkos
Pelabuhan Pemuatan dan Ongkos Pelabuhan Tujuan.
Pedoman untuk menentukan besaran biaya OPP/OPT ditentukan oleh pemerintah
seperti keputusan Menteri Perhubungan NO. KM. 25 tahun 2022 tentang pedoman Dasar
Perhitungan Tarif Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal di Pelabuhan.
a.
yang terdiri dari ; (a) Stevedoring (b) Cargodoring dan (c) Receiving dan Delivery
cargodoring,
dan
receiving/delivery
seperti
shifting,
Harga tersebut dalam tabel 15.7 (a) terbentuk dari rumusan yang disesuaikan dengan
pedoman dasar. Pengenaannya berdasarkan diferensiasi golongan barang, satuan, dan
kondisi/terms. Kondisi atau terms dibedakan 2 (dua) kategori, yakni (1) FIOS, dan (2) Liner.
Untuk
jelasnya
dapat
diperiksa
pada
Tabel
15.
1) Harga pada kolom FIOS dalam tabel 15.7 adalah penjumlahan STV + CD + RD;
sedangkan untuk FIOS T/L adalah penjumlahan STV + 50% CD + 50% RD
2) Harga pada kolom LINER dalam tabel 15.7 adalah penjumlahan CD + RD;
sedangkan untuk LINER T/L adalah penjumlahan 50% CD + 50% RD. Harga
STV pada kondisi LINER ditanggung operator kapal.
Contoh 1. Perhitungan OPP/OPT Kondisi FIOS
Diketahui : Dua partai barang dibongkar dari MV. Teratai 1. Partai A break bulk
80 Ton dan partai B bagging 110 Ton seluruhnya via gudang pada kondisi FIOS.
Masa penumpukan kedua partai 9 hari. Pada kegiatan CD dan RD dipakai FLT 3
Ton.
Ditanya : Hitunglah biaya bongkar di pelabuhan tujuan!
Hitungan : Pelaksanaan bongkar berlangsung sebagaimana Gambar 15.7 berikut
ini
Berdasarkan tarif dalam tabel 15.7 a dan b, dan gambar 15.7 maka,
Berdasarkan tarif dalam tabel 15.7 a dan b, dan Gambar 15.8 maka,
OPT kondisi LINER T/L = ((80 x Rp. 18.901) + (110 x Rp. 17.116)
= Rp. 3.394.840,Jasa dermaga sebesar = ((80 + 110) x Rp. 1.775) = Rp. 337.250,Jasa gudang/lapangan = 0
Jasa Mekanik
=0
Ongkos Pelabuhan Tujuan dalam pekerjaan pembongkaran 2 partai barang ex
MV. Teratai I adalah sebesar = Rp. 3.372.090,- sebelum pajak (PPN 10%), jasa
kebersihan, dan biaya administrasi.
7. Ringkasan
Prinsip-Prinsip penentuan jenis tarif yakni (a) Simplicity, jenis tarif harus terbatas
dalam jumlah serta mudah dimengerti (b) Differentiation, jenis tarif dibedakan menurut tipe
tipe pelayaran (c) Logical, jenis tarif harus terkait kepada pelayanan spesifik; dan (d)
Functional, jenis tarif terkait kepada tujuan dan target.
Tarif jasa kepelabuhan di pelabuhan yang diusahakan komersil ditetapkan Direksi
Badan Usaha Pelabuhan setelah menerima arahan dan pertimbangan menteri; sedangkan
dipelabuhan yang non-komersil diberlakukan tarif yang diatur pemerintah melalui kebijakan
perihal Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Perumusan
besaran
tarif
pelayanan
jasa
kapal
dan/atau
pelayaran
jasa