Anda di halaman 1dari 41

BAB III

STUDI KASUS
III. 1 Profil Pasien
Nama Pasien

: Tn. AM

Umur

: 47 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Pinrang

Cara bayar

: BPJS

No. Dokumen Medik

: 02xxx2

Masuk Rumah Sakit

: 16 Desember 2014

Terakhir pengambilan data : 6 Januari 2014


III.2. Profil Penyakit
Keluhan Utama

: Sesak napas

Anamnesis terpimpin

: Sesak dialami sejak 2 bulan yang lalu


tidak dipengaruhi oleh posisi dan
cuaca. Sesak bertambah jika pasien
banyak goyang dan beraktifitas.

Riwayat Penyakit

: Riwayat pasien dirawat di RS daerah


selama 3 minggu dan keluar rumah
sakit 3 hari yang lalu. Riwayat pasien
juga pernah dirawat Di RS UH 2
bulan lau dengan diagnosa tumor
mediastinum anterior. Sindrom Vena
Cava superior, Batuk, bengkak pada
leher dan wajah, sesak nafas.
12

13

Diagnosa

: Tumor mediastinum anterior

14

III.3 Data Klinik


Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter terhadap pasien, maka diperoleh data klinik seperti pada Tabel III.1.
Tabel III.1. Data Klinik Pasien
No

Data Klinik

Nilai Rujukan
Sistolik < =120
Diastolik < =80
16-24x/mnt
60-100x/mnt
36 - 37,50

16
110
70
38
78
36,7

17
100
70
24
80
36,4

Hasil Pengamatan (Desember 2014)


18
19
20
21
22
23
110
110
100
110
100
100
70
70
60
90
70
80
20
20
18
20
20
14
78
80
76
80
80
72
36,2
36,4
36
36,2
36
36,2

Kurang
lancar

24
90
60
20
72
36

25
120
70
20
80
36

Tekanan Darah

2
3
4
5
7
8
9
10
11

Pernapasan
Denyut Nadi
Suhu Badan
Demam
Batuk
Mual
Muntah
Lemah
Sesak Nafas

13

BAB

14

BAK

15
16

Sakit perut bagian


bawah
Nyeri dada

15

Lanjutan tabel III.1. Data Klinik Pasien


No

Data Klinik

Nilai Rujukan

Hasil Pengamatan (Desember 2014- Januari 2015)

Sistolik < =120

26
120

27
110

28
110

29
100

30
100

31
110

1
100

2
110

3
120

4
100

5
110

6
90

Diastolik < =80

70

80

70

70

70

70

70

70

80

70

70

60

Tekanan
Darah

Pernapasan

16-24x/mnt

15

20

18

20

18

20

20

26

20

20

20

20

Denyut Nadi

60-100x/mnt

78

80

70

72

78

78

80

80

82

84

80

84

Suhu Badan

36 - 37,50

36,7

36,5

36,5

36,1

36,5

36,2

36

35,8

36

36.5

36,8

36,7

5
7
8
9
10
11
12
13
14

Demam
Batuk
Mual
Muntah
Lemah
Sesak Nafas
Nyeri ulu hati
BAB
BAK

15

Sakit perut
Bagian bawah

16

Nyeri dada

Keterangan:

= Ada keluhan,

- = Tidak ada keluhan,

= menurun

16

III.4 Data Laboratorium


Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel darah
pasien, maka diperoleh data hasil pemeriksaan laboratorium seperti pada
tabel III.2 dan tabel III.3
Tabel III.2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium
No

Pemeriksaan

WBC

2
3
4
5
6
7

RBC
HCT
HGB
MCV
MCH
MCHC

PLT

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

RDW-SD
RDW-CV
PDW
MPV
P-LCR
PCT
NEUT
LYMPH
MONO
EOS
BASO
GDS
GDP
GD2PP
Ureum darah
Serum kreatinin
SGOT
SGPT
Protein
Albumin
Globulin
AsamUrat

32

CEA
Waktu
Protrombin (PT)

33

Nilai Normal
4,011,0x103/mm3
4,5-5,5x106/mm3
40,0-50,0 %
13,0-16,0 g/dL
80-100 fl
27,0-34,0 pg
31,0-36,0 g/dL
150450x103/mm3
37,0-54,0 fl
10,0-15,0 %
10-18 fl
6,00-13,0 fl
13-43 %
0,170-0,350 %
50,0-70,0x103/ml
20-40 %
2-8 %
1-3 %
0,00-0,10 %
80-180 mg/Dl
110 mg/Dl
80-140 mg/dL
0-53 mg/Dl
0,6-1,3 mg/Dl
< 35 /L
< 45 /L
6,6-8,7 g/Dl
3,3-5 g/Dl
1,5-5 g/dL
3,4-7,0 mg/Dl

16

Hasil Pemeriksaan (Desember 2014)


30
18
20
22
26

14,56

10,36

13,93

16,44

18,39

4,44
32,2
11,7
83,6
26,4
31,5

4,26
35,1
11,6
82,4
27,2
33,0

3,96
33,3
10,6
84,1
26,8
31,8

4,49
37,9
11,5
84,4
25,6
30,3

4,56
38,0
11,7
83,3
25,7
30,8

455

430

457

450

407

50,3
16,5
9,3
8,7
14,7
0,40
10,57
2,72
1,19
0,07
0,01
94

48,2
16,6
9,1
8,7
15,7
0,37
85,3
10,08
3,7
0,1
0,01

50,1
16,5
8,6
8,4
13,4
0,38
81,3
10,1
8,4
0,01
0,01

51,1
16,7
8,7
10,2
15,3
0,39
13,08
1,91
1,42
0,02
0,01

50,3
16,7
8,7
10,1
15,1
0,35
16,03
1,18
1,17
0,00
0,01

195

205

29
0,9
57
43

19
0,5
47
36
2,9

2,8
0,5
57
45
5,4
2,8
2,6

3,3

4,0

15,1

14,9

4,9

< 2,5 mg/ml

18,0

10,8-14,4detik

15,3

17

Keterangan:

Merah = Diatas nilai normal, Biru = Dibawah Nilai Normal,

18

Tabel III.3. Data Pemeriksaan Elektrolit


Hasil Pengamatan (Desember 2014)
Nilai
No Pemeriksaan Normal
16
20
22
26
30
136-145
134
133
135
135
134
1 Natrium (Na)
mmol/L
97-111
98
97
97
99
100
2
Klorida (Cl)
mmol/L
3,5-5,1
4,4
4,9
3,9
4,0
3,6
3
Kalium (K)
mmol/L
Keterangan:
Merah = Diatas nilai normal, Biru = Dibawah Nilai Normal
III.5 Data Pendukung
1. Hasil pemeriksaan Radiologi ( 1 Januari 2015)
Klinis : Efusi pleura sinistra
Telah dilakukan pemeriksaan USG Thorax marker dengan hasil
sebagai berikut:
a) Pasien duduk tegak dengan kedua tangan disamping.
b) Tampak lesi hipechoic, batas tegas, permukaan regular kesan
berasal dari parenkim paru kiri.
c) Tampak echo cairan bebas bebas berseptasi pada vacuum pleura
kiri.
d) Dilakukan pemasangan marker untuk punksi cairan pleura pada
linea axillaris posterior dengan kedalaman titik puksi 5, 27 cm dan
3, 65 cm
2. Hasil Pemeriksaan Radiologi ( 2 Januari 2015)
Klinis : Tumor Mediastinum curiga metastasis
Telah dilakukan pemeriksaan MSCT scan leher tanpa kontras irisan
axial reformart dan sagital dengan hasil sebagai berikut:

19

a) Tampak massa densitas heterogen batas tegas tepi irregular pada


lobus superior paru kiri
b) Tampak pula lesi densitas 17 HU pada mediastinum superior
c) Tampak pembesaran pada region submandibula bilateral kesan
berasal dari kelenjar getah bening.
d) Airway baik
e) Echo cairan bebas vacuum pleura sinistra
f) Kedua Lobus thyroid dalam batas normal
g) Nasofaring dan Orofaring yang terscan dalam batas normal.
Kesan : Massa pulmo sinistra disertai efiusi plura, Lesi iso dens pada
mediatinum

superior

susp

suatu

Lymphadenophaty submandibula bilateral.

infiltrasi

tumor,

20

III.6 Profil Pengobatan


Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pasien, maka dilakukan intervensi pengobatan, seperti pada tabel III.4
Tabel III.4. Profil Pengobatan Pasien

No

Nama Obat

1
2

NaCl 0,9 %
Ceftriaxone injeksi

Levofloxacin

4
5

Nystatin drops
Methyl
prednisolon
Methyl
prednisolon

6
7
8
9
10

Omeprazole
Cernevit
Cardiomin
Nutriflam

Bentuk dan
kekuatan
Sediaan
Infus 500 ml
Vial 1 g
Tablet 500
mg
100.000 unit
Tablet 16 mg
Tablet 8 mg
Tablet 20 mg
Vial 3500 IU
Kapsul
Kapsul

Tanggal pemberian obat (Desember


2014)
Aturan pakai
20 tpm
1 vial/12jam/iv
1 tab/24
jam/oral
2 ml/8 jam/oral
1 tab/12
jam/oral
1 tab/12
jam/oral
1 tab/24
jam/oral
1 Vial/ 24
jam/iv
1 Kap/24
jam/oral
Kapsul/12jam/
oral

1
7

1
8

1
9

20

21

22

2
3

2
4

2
5

2
6

21

11
12
13
14
15
16
17

Codein
Valisanbe
Nonflamin
Patral
Vip albumin
Lactulax
Tracetat

Tablet 10 mg
Tablet 2 mg
Kapsul 500
mg
Kaplet
Kapsul 500
mg
Sirup 200 ml
Suspensi 200
ml

1 tab /8
jam/oral
1 tab/24
jam/oral
1
kap/12jam/oral
1 kap/8
jam/oral
2 kap/8
jam/oral
Syrup/12
jam/oral
20 ml/24
jam/oral

Lanjutan Tabel III.4. Profil Pengobatan Pasien


No

Nama Obat

1
2

NaCl 0,9 %
Ceftriaxone

Levofloxacin

Nystatin drops

Bentuk dan
Kekuatan
Sediaan
Infus 500 ml
Vial 1 g
Tablet 500
mg
100.000 unit

Aturan Pakai
20 tpm
1 vial/12jam/iv
1 tab/24
jam/oral
2 ml/8
jam/oral

Tanggal pemberian obat (Desember


2014- Januari 2015)
2 28 2 3
3
1
2 3 4
5
7
9 0
1

-

6
-

22

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Methyl
prednisolon
Methyl
prednisolon
Omeprazole
Cardiomin
Cernevit
Nutriflam
Codein
Valisanbe
Nonflamin
Patral
Vip albumin
Lactulax
Tracetat

Tablet 16 mg

1 tab/12
jam/oral
Tablet 8 mg
1 tab/12
jam/oral
Tablet 20 mg 1 tab/24
jam/oral
Kapsul
1 Kap/24
jam/oral
Vial 3500 IU 1 Vial/ 24
jam/iv
Kapsul
Kapsul/12jam/
oral
Tablet 10 mg
1 tab /8
jam/oral
Tablet 2 mg
1 tab/24
jam/oral
Kapsul 500
1
mg
kap/12jam/oral
Kaplet
1 kap/8
jam/oral
Kapsul 500
2 kap/8
mg
jam/oral
Sirup 200
Syrup/12
ml
jam/oral
Suspensi
20 ml/24
200 ml
jam/oral

23

24

III.7 Analisa Rasionalitas


Berdasarkan data profil pengobatan pasien, dibuat analisa
rasionalitas tentang pemberian obat kepada pasien, seperti yang
tertera pada tabel.III.5
Tabel III.5. Data Analisa Rasionalitas Pengobatan Pasien

Indikasi
No
Nama Obat
1 NaCl 0,9 %
R
Ceftriaxone
2 injeksi
R
3 Levofloxacin
R
4 Nystatin drops
R
Methyl
5 prednisolon
tab
R
Omeprazole
6
tablet
R
7 Cardiomin
R
8 Cernevit
R
9 Nutriflam
R
10 Codein
R
11 Valisanbe
R
Nonflamin
12
kapsul
R
13 Patral
R
Vip albumin
14
kapsul
R
15 Lactulax syrup
R
Tracetat
16
suspensi
R
Keterangan : R = Rasional, IR

Rasionalitas
Dosi Aturan
Obat
s
pakai
R
R
R

Penderit
a
R

Cara
pemberian
R

Lama
pemberian
R

R
R
R

R
R
R

R
R
R

R
R
R

R
R
R

R
R
R

IR

R
R
R
R
R
R

R
R
R
R
R
R

R
R
R
R
R
R

R
R

R
R
R
R

R
R
R
R

R
R

R
R

R
R

R
R

R
R

IR
R
R
R

IR

R
R

R
R

R
R

R
R

R
R

R
R

R
R

= Irasional

III. 8 Assessment and Plan


Dari analisa rasionalitas yang ada, dapat diberikan assessment and
plan terhadap problem medic yang ada. Selanjutnya akan diberikan

25

rekomendasi

yang

lebih

tepat

dan

monitoring

terhadap

pasien.

Assessment and plan lebih jelas dilihat pada tabel III.6.

Tabel. III.6 Data Assessment and Plan sesuai Analisa Rasionalitas Terapi
Problem
Medik
Efusi
Pleura

Batuk

Terapi

DRPs

Tidak ada
terapi

Codein

Pemberia
n vitamin

Cernevit

Bengkak
pada
wajah dan
leher

Methyl
Prednisolo
n

Karena obat ini


dapat
menyebabkan
ketergantungan
dalam
penggunaan
jangka panjang
Karena pasien ini
masih
bisa
mengkonsumsi
dalam
bentuk
oral
karena obat ini
dapat
menurunkan
daya tahan tubuh
dalam
penggunaan
jangka panjang

Ket: DRPs = Drug Related Problems

Rekomendasi

Monitoring

Penggunaan obat
diuretik untuk
mengurangi cairan

Kondisi
pasien

Untuk lama
pemberian codein
perlu dipantau.

Pemantauan
frekuensi
batuk

Sebaiknya vitamin
yang diberikan
dalam bentuk oral
saja

Kondisi
pasien

Sebaiknya diganti
dengan obat
antiinflamasi non
steroid

Kondisi
pasien

26

III. 9 Konseling pasien


Tabel III.7 Pemberian konseling, informasi dan edukasi kepada pasien
No

Tanggal
Konseling

Senin, 29
Desember
2014

Masalah / Keluhan
Pasien menjelaskan
tentang apa yang
dirasakan terkait
penyakit yang
dideritanya.
Pendamping Pasien
menanyakan indikasi
obat-obat yang
digunakannya.

Pasien mengeluh sesak


napas dan batuk

Konseling yang
Diberikan
Memberikan informasi
tentang waktu-waktu
penggunaan obat
yang diresepkan oleh
dokter kepada pasien.
Menganjurkan pasien
agar minum obat
secara teratur.
Menyarankan kepada
pasien untuk tidak
sering bergerak
sehingga
memudahkan pola
napas

Selasa, 30
Desember
2014

Nafsu makan pasien Menyarankan minum


berkurang dan mengeluh suplemen penambah
berat badan menurun.
nafsu makan

Jumat, 2
Januari
2015

Pasien mengeluh badan


terasa sakit setelah
radiasi

Menyarankan banyak
istirahat dan tidak
boleh terlalu banyak
beraktivitas

24

III. 10 Uraian Obat


1. NaCl (9,11)
a. Komposisi
Setiap 500 ml infus mengandung NaCl 4,5 g
b. Indikasi
Untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi.
c. Dosis
Intravena; Kecepatan alir yang dianjurkan 2,5 ml/kg BB/jam
atau 60 tetes/70 kg BB/menit atau 180 ml/70 kg BB/jam atau
disesuaikan dengan kondisi penderita.
d. Mekanisme Kerja
Merupakan garam yang berperanan penting dalam memelihara
tekanan osmosis darah dan jaringan.
e. Kontra Indikasi
Hipernatremia, asidosis, hipokalemia
f. Efek Samping
Reaksi-reaksi yang mungkin terjadi karena larutannya atau cara
pemberiannya, termasuk timbulnya panas, infeksi pada tempat
penyuntikan, thrombosis vena atau flebitis yang meluas dari
tempat penyuntikan, ekstravasasi.
Peringatan dan Perhatian:
Hati-hati bila diberikan kepada penderita gagal jantung kongestif,
gangguan fungsi ginjal, hipoproteinemia, udem peripheral atau

25

pulmonari. Hati-hati bila diberikan pada anak-anak dan penderita


usia lanjut, pada kasus hipertensi dan toksemia pada kehamilan.
Untuk

pemberian

jangka

panjang

sebaiknya

lakukan

uji

laboratorium secara periodik untuk memonitor serum ionogram,


keseimbangan asam basa dan cairan. Hindari pemberian yang
berlebihan untuk mencegah terjadinya hipokalemia.
2. Cernevit (11)
a. Komposisi
Setiap ml mengandung
Retinol

3500 IU

Colecalciferol

200 IU

Tokoferol

11,2 IU

Ascorbic acid

125 mg

Nicotinamide

46 mg

Pantotenic acid

17,25 mg

Pyridoxine

4,53 mg

Riboflavin

4,14 mg

Thiamin

3,51 mg

Asam folat

414 mcg

D-biotin

60 mcg

Cyanocobalamine

5,5 mcg

Bahan- bahan lain

26

Glisin

250 mg

Asam glikokolat

140 mg

Soybean lecithin

112,5 mg

Sodium hydroxide

q.s. pH = 5.9

b. Indikasi
Vitamin parenteral untuk dewasa dan anak > 11 tahun yang
tidak mungkin atau tidak cukup diberikan secara peroral.

c. Farmakologi
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan
dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat
dibentuk oleh tubuh. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur
pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin
mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh.
d. Dosis
Dewasa dan anak > 11 tahun 1vial/hari
e. Kontra Indikasi
Hipervitaminosis atau hipersensitif terhadap vit B1
f. Efek Samping

27

Ruam kulit, eritema, gatal,

sakit kepala, kaku otot, cemas,

diplopia, urtikaria, udem periorbital dan digital. Kemerahan dan


rasa terbakar dikulit.
g. Interaksi Obat
Fenitoin, garam Ca dan Vit K bisulfit
3. Levofloxacin (9,11)
a. Komposisi
Setiap tablet mengandung Levofloxacin 500 mg
b. Indikasi
Sinusitis maksilaris akut, bronchitis kronik dengan eksaserbasi
akut, pneumonia yang didapat dari masyarakat, infeksi kulit dan
struktur kulit tak terkomplikasi, ISK terkomplikasi, pielonefritis
akut.
c. Dosis
Bronkhitis kronik dengan eksaserbasi akut 500 mg. pneumonia
yang didapat dari dari masyarakat 500 mg 1x/hari selama 7-14
hari
d. Perhatian
Anak, remaja <.18 tahun. Hamil, laktasi, insufisiensi ginjal.
Fototoksisitas (hentikan penggunaan). Diketahui atau diduga
gangguan SSP.
e. Kontra Indikasi

28

Hipersensitifitas terhadap levofloxacin dan golongan kuinolon


lain
f. Efek Samping
Diare, mual, vaginitis, kembung, pruritis, ruam, kulit, nyeri
abdomen, monilialitas genital, pusing, dyspepsia, insomnia,
gangguan

pengecapan,

muntah,

anoreksia,

ansietas,

konstipasi, edema, lelah, sakit kepala, keringat berlebihan,


leukore, tidak enak badan, gelisah, gangguan tidur, tremor,
urtikaria.
g.

Interaksi Obat
Absorbsi berkurang oleh antacid yang mengandung Aluminium
dan Magnesium atau obat yang mengadung zat besi. Dengan
AINS dapat meningkatkan risiko rangsangan SSP dan
bangkitan kejang. Obat anti diabetes
4. Methyl Prednisolon (9,11)
a. Komposisi
Setiap tablet mengandung Methyl prednisolon 8 mg, 16 mg
b. Indikasi
Kelainan endokrin, Penyakit rheumatik, Penyakit kolagen,
Penyakit kulit, Alergi, Penyakit mata, Penyakit pernafasan,
Kelainan darah, Penyakit kanker (Neoplastic disease), Edema,
Gangguan saluran pencernaan, Sistem syaraf : eksaserbasi
akut pada mulitipel sklerosis, dan meningitis tuberkulosa.

29

c. Mekanisme Kerja
Methylprednisolone

adalah

suatu

glukokortikoid

alamiah

(memiliki sifat menahan garam (salt retaining properties)),


digunakan

sebagai

terapi

pengganti

pada

defisiensi

adrenokortikal. Analog sintetisnya terutama digunakan sebagai


anti-inflamasi pada sistem organ yang mengalami gangguan.
Glukokortikoid menimbulkan efek metabolisme yang besar dan
bervariasi. Glukokortikoid merubah respon kekebalan tubuh
terhadap berbagai rangsangan.
d. Dosis
Dosis awal bervariasi antara 448 mg/hari tergantung pada
jenis dan beratnya penyakit, serta respon penderita. Bila telah
diperoleh efek terapi yang memuaskan, dosis harus diturunkan
sampai dosis efektif minimal untuk pemeliharaan. Jika selama
periode terapi yang dianggap wajar respon terapi yang
diharapkan tidak tercapai, hentikan pengobatan dan ganti
dengan terapi yang sesuai. Setelah pemberian obat dalam
jangka lama, penghentian obat sebaiknya dilakukan secara
bertahap.
e. Kontra Indikasi
Methylprednisolone dikontraindikasikan pada infeksi jamur
sistemik dan pasien yang hipersentitif terhadap komponen obat.
f. Efek Samping

30

1) Gangguan pada cairan dan elektrolit : Retensi sodium,


retensi cairan, gagal jantung kongestif, kehilangan kalium
pada pasien yang rentan, hipokalemia alkalosis, hipertensi.
2) Jaringan otot : steroid miopati, lemah otot, osteoporosis,
nekrosis aseptik, keretakan tulang belakang, keretakan
pathologi.
3) Saluran pencernaan : ulserasi peptik dengan kemungkinan
perforasi dan perdarahan, pankretitis, ulserasi esofagitis,
perforasi pada perut, perdarahan gastrik, kembung perut.
Peningkatan Alanin Transaminase (ALT, SGPT), Aspartat
Transaminase (AST, SGOT), dan Alkaline Phosphatase telah
diteliti pada pengobatan dengan kortikosteroid. Perubahan
ini biasanya kecil, tidak berhubungan dengan gejala klinis
lain, bersifat reversibel apabila pemberian obat dihentikan.
4) Dermatologi : mengganggu penyembuhan luka, menipiskan
kulit yang rentan, petechiae, ecchymosis, eritema pada
wajah, banyak keringat.
5) Metabolisme

Keseimbangan

nitrogen

yang

negatif

sehubungan dengan katabolisme protein. Urtikaria dan


reaksi

alergi

lainnya,

reaksi

anafilaktik

dan

reaksi

hipersensitif. dilaporkan pernah terjadi pada pemberian oral


maupun parenteral.

31

6) Neurologi : Peningkatan tekanan intrakranial, perubahan


fisik, pseudotumor cerebri, dan epilepsi.
7) Endokrin : Menstruasi yang tidak teratur, terjadinya keadaan
cushingoid, supresi pada pitutary-adrenal axis, penurunan
toleransi karbohidrat, timbulnya gejala diabetes mellitus
laten, peningkatan kebutuhan insulin atau hypoglikemia oral,
menyebabkan diabetes, menghambat pertumbuhan anak,
tidak adanya respon adrenokortikoid sekunder dan pituitary,
khususnya pada saat stress atau trauma, dan sakit karena
operasi.
8) Mata : Katarak posterior subkapsular, peningkatan tekanan
intrakranial, glaukoma dan eksophtalmus.
9) Sistem imun : Penutupan infeksi, infeksi laten menjadi aktif,
infeksi oportunistik, reaksi hipersensitif termasuk anafilaksis,
dapat menekan reaksi pada test kulit.
g. Interaksi Obat
1) Pemberian

methylprednisolone

meningkatkan

efek

bersama

penghambatan

siklosporin

metabolisme

dan

terjadinya konvulsi pernah dilaporkan.


2) Obat-obat

yang

phenobarbital,
Karbamazepin,

menginduksi
phenytoin,

Pirimidon,

dan

enzim

hepatik

rifampicin,

seperti
rifabutin,

aminogluthetimid

dapat

meningkatkan klirens methylprednisolone sehingga untuk

32

mendapatkan respon obat yang diharapkan diperlukan


peningkatan dosis.
3) Trolendomycin dan ketokonazole menghambat metabolisme
methylprednisolone, sekaligus menghambat klirensnya, akan
tetapi pengukuran terhadap dosis harus dilakukan untuk
menghindari toksisitas steroid.
4)

Methylprednisolone dapat meningkatkan klirens kronik


aspirin dosis tinggi, sehingga menurunkan kadar serum
salisat.

5) Pemberian aspirin bersama kortikosteroid harus diawasi


pada pasien hipoprothrombin.
6) Efek methylprednisolone terhadap antikoagulan bervariasi,
umumya dapat menurunkan efek dari antikoagulan.
7) Pernah dilaporkan steroid berinteraksi dengan bloking agen
neuromuskular seperti pankuronium dengan reversi parsial
dari blok neuromuskular.
8) Steroid dapat mengurangi efek antikolinesterase pada
myasthenia gravis. Efek yang diharapkan dari senyawa
hipoglikemik (termasuk insulin), anti hipertensi dan diuretik
antagonis dengan kortikosteroid dan efek hipokalemia dari
acetazolamide,

loop

diuretic,

carbenoxolone menjadi meningkat.


Perhatian :

thiazide

diuretic

dan

33

1) Pemberian obat dalam jangka lama dapat menyebabkan


katarak subkapsular, glaukoma, dan sekunder infeksi okular
yang berhubungan dengan jamur dan virus.
2)

Pemberian

methylprednisolone

dosis

tinggi

dapat

menyebabkan penurunan tekanan darah, retensi garam dan


air,

peningkatan

ekskresi

kalium

dan

kalsium,

serta

menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi jamur,


bakteri dan virus.
3) Penderita yang mendapat terapi methylprednisolone jangan
diberi vaksinasi cacar. Vaksinasi lain hendaknya tidak
diberikan terutama pada pasien yang mendapat terapi
methylprednisolone dosis tinggi karena adanya kemungkinan
bahaya dari komplikasi neurologik dan berkurangnya respon
antibodi.
4) Pemberian obat pada pasien tuberkulosa laten atau
reaktivitas tuberkulin, harus disertai observasi lanjutan
karena kemungkinan terjadi reaktivasi dari penyakit tersebut.
Selama

terapi

jangka

panjang,

pasien

harus

diberi

menyusui

harus

khemoprofilaksis.
5) Pemberian

pada

mempertimbangkan
resikonya.
5. Patral (12)

wanita

hamil

besarnya

dan

manfaat

dibandingkan

34

a. Komposisi
Setiap kaplet salut selaput mengandung tramadol 37,5 mg,
parasetamol 325 mg.
b. Indikasi
Nyeri sedang sampai berat
c. Dosis
1) Dewasa dan anak > 12 tahun : 1- 2 kaplet setiap 4-6 jam,
maksimal 8 kaplet per hari.
2) Gangguan fungsi ginjal dengan klirens kreatinin < 30
ml/menit : < 2 kaplet setiap 12 jam

d. Kontra Indikasi
1) Hipersensitivitas terhadap salah satu bahan obat
2) Pasien dengan intoksikasi alkohol akut atau gangguan
fungsi hati.
3) Penggunaan bersamaan dengan obat-obat hipnotiksedatif, analgesik, sentarl, opioid, psikotropik dan MAO
inhibitor.
e. Efek Samping
Mual, pusing, konstipasi, mulut kering, diare, sakit kepala dan
berkeringat.
6. Valisanbe (9,11)
a. Komposisi

35

Setiap tablet mengandung : Diazepam 2 mg


b. Indikasi
Untuk pengobatan jangka pendek pada gejala ansietas.
Sebagai terapi tambahan untuk meringankan spasme otot
rangka

karena

inflamasi

atau

trauma;

nipertdnisitairotot

(kelaTrian motorik serebral, paraplegia). Digunakan juga untuk


meringankan gejala-gejala pada penghentian alkohol akut dan
premidikasi anestesi.
c. Mekanisme kerja
Diazepam merupakan turunan bezodiazepin. Kerja utama
diazepam yaitu potensiasi inhibisi neuron dengan asam
gamma-aminobutirat (GABA) sebagai mediator pada sistem
syaraf pusat. Dimetabolisme menjadi metabolit aktif yaitu Ndesmetildiazepam dan oxazepam.
d. Dosis
1)

Ansietas 2-10 mg, 2-4 kali sehari


2) Terapi tambahan pada spasme otot rangka : 2 -10 mg. 3-4
kali sehari dalam dosis bagi
3) Penghentian alkohol akut 10 mg. 3-4 kali sehari selama 24
jam pertama, kemudian dikurangi menjadi 5 mg. 3 4 kali
sehari
4) Premidikasi: dewasa: 10 mg: anak-anak diatas 2 tahun: 0,25
mg/kg

36

5) Usia lanjut dan pasien yang lemah : 2 2,5 mg, 1 2 kali


sehari dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai kebutuhan.
6) Pada

penderita

dengan

gangguan

pulmoner

kronik,

penderita hati dan ginjal kronik dosis dikuTarigT.


7) Anak-anak 0.12 0.8 mg/kg sehari dibagi dalam 3 atau 4
dosis.
e. Kontraindikasi
Penderia hipersensitif, Bayi dibawah 6 bulan, Wanita hamil dan
menyusui, Depress pernapasan, Glaucoma sudut sempit,
Gangguan pulmoner akut, Keadaan Phobia.

f. Efek samping
Mengantuk,ataksia. kelelahan Erupsi pada kulit. edema, mual
dan konstipasi, gejala-gejala ekstra pirimidal. jaundice dan
neutropenia.

perubahan

libido,

sakit

kepala,

amnesia,

hipotensi. gangguan visual dan retensi urin, incontinence.


g. Interaksi Obat
Penggunaan bersama obat-obat depresan Susunan Syaraf
Pusat atau alkohol dapat meningkatkan efek depresan.
Cimetidin
diazepin.

dan

Rifampisin

benzodiazepin.
7. Codein (9,11)

Omeprazol

mengurangi

dapat

bersihan

meningkatkan

benzobersihan

37

a. Komposisi
Setiap tablet mengandung Codein 10 mg
b. Indikasi
Kodein digunakan untuk terapi simptomatis batuk non produktif.
Dalam dosis antitusif biasa, kodein memiliki efek analgesik
ringan dan efek sedatif. Efek analgesik kodein ini dapat
dimanfaatkan untuk batuk yang disertai dengan nyeri dan
ansietas.
c. Mekanisme kerja
Kodein merupakan analgesik agonis opoid. Efek kodein terjadi
apabila kodein berikatan secara agonis dengan reseptor opioid
di berbagai tempat di susunan saraf pusat. Efek analgesik
kodein tergantung afinitas kodein terhadap reseptor opioid
tersebut. Kodein dapat meningkatkan ambang rasa nyeri dan
mengubah reaksi yang timbul di korteks serebri pada waktu
persepsi nyeri diterima dari thalamus.
Kodein juga merupakan antitusif yang bekerja pada susunan
saraf pusat dengan menekan pusat batuk di medula oblongata.
d. Dosis
Sebagai analgesik Dewasa : 30 60 mg, tiap 4 6 jam,
maksimum 300 mg per hari.
Anak : 0,5 mg/kg BB, 4 6 kali
sehari

38

Sebagai antitusif

Dewasa : 10 20 mg, tiap 4 6 jam,


maksimum 300 mg/hr.

Anak 6-12 thn : 5 10 mg, tiap 4 6 jam.


Anak 2-6 thn : 1 mg/kg BB perhari dalam dosis terbagi,
maksimum 30 mg perhari
Sebagai antitusif tidak dianjurkan untuk anak di bawah 2 tahun.
e. Kontraindikasi
Asma bronkial, emfisema paru-paru, trauma kepala, tekanan
intrakrania yang meninggi, alkoholisme akut, setelah operasi
saluran empedu.

f. Efek samping
Dapat

menimbulkan

ketergantungan,

Mual,

muntah,

idiosinkrasi, pusing, sembelit, Depresi pernapasan terutama


pada penderita asma, depresi jantung dan syok.
g. Interaksi obat
1) Hendaknya hati-hati dan dosis dikurangi, apabila digunakan
bersama-sama dengan obat-obat depresan lain, anastetik,
tranquilizer, sedatif, hipnotik dan alkohol.
2) Tranquilizer terutama fenotiazin bekerja antagonis terhadap
analgesik opiat agonis.
3) Dekstroamfetamin dapat menghambat efek analgesik opiat
agonis

39

4) Jangan diberikan bersama-sama dengan penghambat MAO


dan dalam jangka waktu 14 hari setelah pemberian
penghambat MAO.
8. Cardiomin (14)
a. Komposisi
Setiap

kapsul

mengandung

Pyridoxine

HCL

25

mg,

cyanocobalamin 25 mcg, Folic acid 500 mcg, dan - tocopherol


400 iu.

b. Indikasi
Sebagai antihomosistein, sebagai suplemen untuk membantu
kebutuhan vitamin B6 (Piridoksin). B12 (Sianokobalamin),
asam folat dan Vitamin E.
c. Dosis
1 kapsul lunak/ hari
9. Omeprazol (9,11)
a. Komposisi
Setiap kapsul mengandung omeprazole 20 mg
b. Indikasi

40

Merupakan terapi pilihan untuk kondisi yang tidak dapat


menerima pengobatan per oral; ulkus duodenum, ulkus gaster,
esofagitis ulseratif dan sindrom Zollinger-Ellison.
b.

Mekanisme kerja
Omeprazole secara reversibel mengurangi sekresi asam
lambung dengan menghambat secara spesifik enzim lambung
pompa proton H+/K+-ATPase dalam sel parietal. Omeprazole
sodium

95%

terikat

pada

protein

plasma.

Omeprazole

dimetabolisme secara sempurna, terutama di hati, sekitar 80%


metabolit diekskresi melalui urin dan sisanya melalui feses.
c.

Dosis
Dewasa :
Kapsul : 1 kali sehari 20 mg
Ampul : Omeprazole IV 40 mg, sekali sehari.

d.

Kontraindikasi
Dikontraindikasikan untuk pasien yang diketahui hipersensitif
terhadap obat ini.

e.

Efek samping
Omperazole injeksi umunya dapat ditoleransi dengan baik. Efek
samping yang dilaporkan pernah terjadi berupa; sakit kepala,
nyeri abdomen, mual, muntah, vertigo, ruam, konstipasi, nyeri
tulang belakang, dan lain-lain.
f. Interaksi obat

41

Diazepam:

Omeprazole

dapat

meningkatkan

konsentrasi

plasma diazepam yang bermakna, harus dipertimbangkan


untuk mengurangi dosis diazepam bila diberikan bersamaan
dengan omeprazole.
Fenitoin: Omeprazole

dapat

mengurangi

kadar

fenitoin,

sehingga dianjurkan untuk memantau konsentrasi fenitoin bila


digunakan bersama omeprazole.
10. Ceftriaxone (9,11)
a. Komposisi
Setiap 10 ml injeksi mengandung Ceftriaxone Disodium 1000
mg.

b. Indikasi
Infeksi yang disebabkan oleh patogen yang sensitif terhadap
ceftriaxon, seperti : infeksi saluran napas, infeksi THT, saluran
kemih, sepsis, meningitis, tulang, sendi dan jaringan lunak.
Infeksi intra abdominal, genital (termasuk gonore), profilaksis
pra operasi dan pada pasien dengan gangguan sistem
pertahanan tubuh.
c. Dosis
1) Dewasa dan anak > 12 tahun : 1-2 gram satu kali sehari.
Pada infeksi berat atau kasus berat dapat dinaikkan sampai

42

4 gram satu kali sehari. Bayi 14 hari : sekali sehari 20-50


mg/kg BB, tidak boleh melebihi 50 mg/kg BB. Bayi 15 hari-12
tahun: sekali sehari 20-80 mg/kg BB. Anak-anak dengan
berat badan 50 kg atau lebih dapat digunakan dosis dewasa.
Dosis intravena 50 mg/kg BB atau lebih harus diberikan
melalui infus paling sedikit 30 menit.
2) Untuk

pengobatan

gonore

dosis

tunggal

250

mg

intramuskular
3) Pencegahan preoperatif: Tergantung dari resiko infeksi :
1-2 gram dosis tunggal diberikan 30-90 menit sebelum
operasi
4) Gangguan fungsi ginjal dan fungsi hati: Pada kasus
payah ginjal preterminal (bersihkan kreatinin , 10
ml/menit), dosis tidak boleh melampaui 2 gram sehari
d. Mekanisme kerja
Ceftriaxon merupakan sefalosporin generasi ke 3 dengan
spektrum aktivitas anti bakteri yang luas dan masa kerja yang
panjang. Spektrum aktivitasnya mencakup bakteri gram negatif
dan gram positif, antara lain H. Influenzae, E.coli, Klebsiell sp,
Enterobactersp, Shigella sp, Neisseria meningitidis. Dengan
pemberian secara parenteral, ceftriaxon dapat berdifusi ke
dalam jaringan dan cairan tubuh, dimana kadar bakterisid obat
akan bertahan selama 24 jam. Ikatan proteinnya adalah 80-

43

95%. Ceftriaxon dapat menembus sawar darah otak sehingga


dapat dicapai kadar obat yang cukup tinggi dalam cairan
serebrospinal.
e. Kontraindikasi
Hipersensitif

terhadap

sefalosporin

Pada

pasien

yang

hipersensitif terhadap penisilin, kemungkinan terjadinya reaksi


alergi harus diperhatikan.
f. Efek samping
1) Gastro intestinal: feses encer/diare, mual, muntah,
stomatitis dan glositis
2) Kulit : pruritus, urticaria, dermatitis alergika, udema,
eksantem, eritema multiforme
3) Hematologi:

esinofilia,

trombositopenia,

hematoma/

leukopenia,

perdarahan,

granulositopenia

dan

anemia hemolitik
4) Lain-lain : sakit kepala, pusing, reaksi anafilaktik, nyeri
di tempat suntikan (IM), flebitis (IV).
g. Interaksi obat
Kombinasi dengan aminoglikosida dapat menghasilkan efek
aditif atau sinergis.
11. Nutriflam (16)
a. Komposisi

44

Setiap kapsul mengandung Lecithin 100 mg, Serratiopeptidase


5 mg, pancreatin 25 mg
b. Indikasi
Inflamasi pada semua kondisi pembedahan dan infeksi
c. Dosis
3 kali sehari 1 tablet.
12. Lactulax syrup (11)
a. Komposisi
Setiap 5 ml syrup mengandung 3,333 gr Lactulosa.

b. Indikasi
Konstipasi kronik, enselofati portal-sistemik, termasuk keadaan
pra koma hepatic dan koma hepatic.
c. Dosis
Konstipasi kronik Dosis awal untuk 3 hari pertama
Terapi: Dewasa 15-45 ml, anak 5-14 tahun 15 ml, 1- 5 tahun 510 ml, bayi < 1 tahun 5 ml. Dosis Pemeliharaan harian :
Dewasa 10-25 ml, anak 5-14 tahun 10 ml, 1-5 tahun 5-10 ml,
bayi < 1 tahun 5 ml.
d. Perhatian
Diabetes mellitus dan galaktosemia
e. Efek samping

45

Penggunaan jangka panjang: rasa tidak enak pada abdominal


dan gastric, diare, kejang perut, rasa haus.
13. Tracetate Suspensi (15)
a. Komposisi
setiap ml mengandung : Megestrol acetate 40 mg
b. Indikasi
Untuk mengatasi anorexia, cachexia, atau penurunan berat
badan yang tidak diketahui sebabnya pada penderita AIDS.

c. Dosis
Dosis awal yang dianjurkan untuk dewasa adalah : 800 mg /
hari (20 ml / hari). Untuk dosis selanjutnya antara 400-800 mg /
hari. Kocok dahulu sebelum digunakan
d.

Kontraindikasi
Kehamilan & mempunyai riwayat hipersensitifitas terhadap
megestrol acetate.

e.

Perhatian
Dapat berbahaya terhadap janin bila dikonsumsi oleh wanita
hamil. Wanita menyusui yang ingin mengkonsumsi tracetate
sebaiknya menghentikan dulu pemberian ASI nya

f.

Efek samping

46

Nyeri

perut

&

dada,

infeksi,

moniliasis

&

sarkoma,

kardiomiopati & palpitasi, sembelit, mulut kering, hepatomegaly,


meningkatnya produksi air ludah, leukopenia, edema, kejang,
depresi,

bingung,

dyspnea,

batuk,

alopecia,

herpes,

albuminuria, inkontinensia urin


14. Enystin (9,11)
a. Komposisi
Setiap ml mengandung Nystatin 100.000 iu
b. Indikasi
Kandidiasisis oral.

c. Dosis
Dewasa, anak dan bayi 1 ml (100.000 iu) 4x/hari
d. Kontraindikasi
Pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap nistatin.
e. Efek samping
Dosis besar kadang-kadang mengakibatkan diare, gangguan
GI, mual, muntah jarang, ruam, urtikaria sangat jarang, sindrom
stevens jhonson.
f. Perhatian
Tidak boleh digunakan untuk mengobati mikosis sistemik. Iritasi
8 sensitisasi (hentikan terapi), pemeriksaan apus dengan KOH,
kultur, atau metode diagnostic lain harus dilakukan untuk

47

menegakkan diagnose kandidiasis dan untuk menyingkirkan


kemungkinan adanya infeksi karena kuman patogen lain.
15. Nonflamin (11)
a. Komposisi
Setiap kapsul Nonflamin mengandung : Tinoridini HCl 55,8 mg
yang setara dengan basanya 50,0 mg.
b. Indikasi
Untuk anti-peradangan dan analgetik pada gejala-gejala:
peradangan karena luka setelah pembedahan, luka-luka pada
saluran kemih, peradangan akut pada jalan pernapasan bagian
atas (faringitis, laringitis, tonsilitis), otitis, artritis, uretritis,
epididimitis.
Untuk analgetik pada gejala-gejala sebagai berikut: lumbago,
nyeri punggung, artralgia, nyeri setelah pencabutan gigi, dan
rasa nyeri pada rematik menahun.
c. Dosis
dewasa sehari 3 x 1-2 kapsul. Pada penyakit-penyakit infeksi,
dianjurkan pemakaiannya bersama-sama dengan obat-obat
kemoterapi.
d. Mekanisme kerja
Tinoridini adalah non-steroid (NSAID) dan mempunyai daya
anti-peradangan dan analgetik. Mekanisme kerja dari Tinoridini
untuk menstabilkan biomembran terutama pada lisosom yang

48

berhubungan dengan sel atau jaringan yang rusak sewaktu


terjadinya peradangan, yaitu dengan cara melepaskan enzim
hidrolisis.
e. Kontraindikasi
Kontraindikasi Nonflamin adalah pasien yang hipersensitif
terhadap komponen obat.
f. Efek samping
Walaupun jarang terjadi, ada juga efek samping Nonflamin
seperti nausea, anoreksia, diare, dan konstipasi.

16. Vip Albumin (11)


a. Komposisi
Setiap kapsul mengandung ekstrak ikan gabus 500 mg
b. Indikasi
Meningkatkan
Mempercepat

kadar
proses

albumin

dan

daya

penyembuhan

tahan

Pasca

tubuh,
Operasi,

Mempercepat penyembuhan luka dalam/ luka luar dan


membantu proses penyembuhan pada penyakit : Hepatitis,
Infeksi Paru, Nephrotic Syndrome, Tonsilitis, Thypus, Diabetes,
Patah Tulang, Gastritis, HIV, Sepsis, Stroke, Thalasemia Minor.
c. Dosis
3 x sehari 2 kapsul, Pasca operasi, hipoalbumin & luka bakar :
3 x sehari 4 kapsul, Sebagai Suplemen 1 kali sehari

49

Anda mungkin juga menyukai