Disusun Oleh :
Nama : Rahyuni
NIM : 2114301126
No Absen : 47
FAKULITAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM B
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN 2021/2022
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
Nama : NWR
No. RM : 19003556
Umur : 84 tahun
Agama : Islam
2. Anamnesis
Benjolan muncul sejak 4 bulan sebelum masuk rumah sakit. Benjolan tersebut
awalnya berukuran kecil sebesar kelereng, dan dalam waktu terakhir dirasakan
semakin membesar dan teraba keras. Pasien mengatakan benjolan tidak nyeri
ketika ditekan, tidak kemerahan, tidak ada luka terbuka maupun nanah. Riwayat
penurunan berat badan disangkal oleh pasien. Pasien tidak mengeluhkan adanya
sesak napas, demam, dan gangguan BAB serta BAK. Nafsu makan pasien
terkontrol
3. Pemeriksaan Fisik
oC, NRS
UG : BAK spontan
MS : Fleksi defleksi leher normal, Mallampati II, gigi geligi tidak utuh,
++--
4. Pemeriksaan Penunjang
• Darah Lengkap (15/04/19)
WBC 12,02x10µ/µL (4,1-11,0), HGB 11,23 g/dL (12,0-16,0), HCT
PPT 13,6 detik (10,8-14,4), APTT 31,9 detik (24-36), INR 1,1 (0,9-1,1)
SGOT 17,0 U/L (11,00-27,00), SGPT 9,0 U/L (11,0-34,0), BUN 12,20
• Elektrolit (15/04/19)
• Echocardiography (28/01/2019)
normal.
• Mammography (25/01/2019)
• EKG
Normal sinus rhythm, HR 70x/menit, axis normal, ST-T changes tidak ada
Permasalahan Aktual :
ditemukan)
Hipotermi
Sindrom Horner
Kesimpulan : Status Fisik ASA III
Pre operasi
Persiapan Anestesi
Persiapan di Ruang Perawatan:
• Persiapan psikis
− Anamnesis pasien
• Persiapan fisik
penunjang
Intra Operasi
Dipenhidramine 10 mg IV
Midazolam 0,5 mg IV
Durante operasi
Perawatan di Ruangan
DISKUSI KASUS
kontraindikasi untuk setiap intervensi bedah tetapi semakin banyak jumlah pasien
dengan usia terkait atau penyakit penyerta, dapat membawa risiko tinggi
manajemen atau perawatan pra operasi dan perioperatif harus dilakukan dengan
baik sehingga ahli anestesi harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang
untuk diperhatikan adalah jumlah kadar hemoglobin dan sel darah putih. Pada
pasien ini hanya ditemukan sedikit peningkatan pada sel darah putih dan
memberikan informasi mengenai fungsi ginjal karena secara bertahap ginjal akan
mengalami penurunan fungsi dengan bertambahnya usia. Pada kasus ini tidak
koagulasi dan elektrolit pada pasien ini masih dalam batas normal. Pasien
ditemukan. Dan elektrokardiogram (EKG) juga dilakukan pada pasien ini dan
Pada kasus ini digunakan teknik anestesi umum dan regional anestesi.
Pertimbangan pemilihan teknik anestesi umum pada pasien ini didasarkan pada
jenis operasi yang dilakukan. Analisis terhadap tindakan pembedahan atau operasi
(2) manipulasi operasi, dimana pada kasus ini membutuhkan relaksasi lapangan
operasi yang optimal. Dan kombinasi dengan regional anestesi diperlukan untuk
Selain itu dikatakan bahwa regional anestesi seperti teknik TEA (Thoracic
hemodinamik pasien durante operasi, serta profil pemulihan post operasi yang
lebih baik. Dikatakan bahwa dengan blok simpatis segmental sementara pada
TEA efektif dalam mengatasi respon stress yang terjadi pada tubuh pasien.
Blok secara segmental ini dikompensasi dengan aktivitas simpatis pada segmen yang
tidak terblok. Keuntungan dari berkurangannya respon stres ini adalah dilengkapi
dengan stabilitas miokardial dan hemodinamik oleh TEA. Pada TEA akan
melindungi terhadap aritmia, khususnya yang berasal dari ventrikel. Hasil studi
menunjukkan bahwa TEA menjaga demand dan supply oksigen dengan menjaga
perfusi koroner termasuk pada jaringan miokardium yang mengalami iskemi. Jadi
medikasi yang bertujuan untuk menimbulkan rasa nyaman pada pasien, dimana
Th5 dengan LOR (Loss of Resistance) 4 cm, panjang kateter 10 cm. Regimen
itu dilakukan pemasangan LMA. Sebagai langkah awal dimulainya proses induksi
dan anestesi umum, preoksigenasi dengan fraksi oksigen 100% diberikan pada
pada pasien ini dilakukan pemberian agen inhalasi berupa Sevoflurane 1,5 Vol%
sangat cocok untuk induksi inhalasi dan dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien
usia lanjut. Selain itu, Sevoflurane juga efektif dan optimal diberikan pada pasien
Kakkar 2017). Pada pasien ini juga dilakukan pemberian fentanyl sebelum
memadai. Oleh sebab itu, terapi pemeliharaan cairan yang cukup dapat
Pada pasien ini diberikan cairan berupa Ringer Laktat sebanyak 700 ml selama
operasi.