Anda di halaman 1dari 18

DRY EYE SYNDROME

EPIDEMIOLGI

Sindrom Mata Kering menggambarkan suatu keadaan defisiensi air


mata baik secara kualitas maupun kuantitas, yang terjadi akibat
penurunan produksi air mata atau penguapan air mata yang
berlebihan

Insiden sindrom ini sering terjadi orang usia lanjut dan wanita
menopause.

Di Amerika Serikat, diperkirakan 3,23 juta perempuan dan 1,68 juta


laki laki, yang berusia 50 tahun keatas mengalami sindrom ini.

Faktor resiko terjadinya sindrom ini ialah peningkatan polusi udara,


penggunaan obat-obatan tertentu seperti obat alergi dan obat
hipertensi, peningkatan pengguna lensa kontak dan peningkatan
penggunaan komputer, serta penyakit sindrom syogren

DEFINISI

Sindrom Mata Kering (Keratokonjungtivitis


Sicca) didefinisikan sebagai suatu gangguan
pada permukaan mata yang ditandai dengan
keringnya permukaan kornea dan konjungtiva
yang terjadi akibat ketidakstabilan produksi
dan fungsi dari lapisan air mata (akueus,
musin, atau lipid)

ETIOLOGI
KONDISI

PENYAKIT

Hipofungsi kelenjar
lakrimal

- Kongenital : Aplasia kelenjar lakrimal (alakrima kongenital),


Aplasia nervus trigeminus, Dysplasia ektodermal
- Didapat :
a. Penyakit sistemik (Sindrom syorgen, sklerosis sistemik
progresif, sarkoidosis, leukemia, limfoma, amiloidosis,
hemokromatosis);
b. Infeksi (Trachoma, parotitis epidemica);
c. Cedera (Pengangkatan kelenjar lakrimal, iridiasi, luka bakar
kimia);
d. Medikasi (Antihistamin, antimuskarinik (atropin, skopolamin),
anestesi umum (halothane, nitous oxide), beta adrenergik
blocker (timolol)

Defisiensi musin

Defisiensi vitamin A, sindrom Stevens Johnson, pemfigoid okuler,


konjungtivitis menahun, luka bakar kimia, obat obatan
(antihistamin, agen antimuskarinik, beta blocker (practolol))

Defisiensi Lipid

Blepharitis menahun, jaringan parut di tepian palpebra

Evaporasi berlebihan

Keratitis neroparalitik, keratitis lagoftalmus

Defektif film air mata

a. Kelainan palpebra
(Coloboma, Ektropion atau entropion, Keratinisasi tepian palpebra,
Kedipan berkurang (gangguan neurologik, hipertiroid, lensa kontak,
keratitis herpes simpleks, lepra), Lagophthalmos )
b. Kelainan konjungtiva (Pterygium, Symblepharon)
c. Proptosis

ANATOMI DAN FISIOLOGI


1. APPARATUS LAKRIMAL

Kompleks lakrimalis terdiri atas glandula


lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal,
duktus nasolakrimal. Sistem lakrimal terdiri
atas 2 bagian, yaitu:
Sistem produksi atau glandula lakrimal
yang terletak di temporo antero superior
rongga orbita.
Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum
lakrimal,
kanalikuli
lakrimal,
sakus
lakrimal, duktus nasolakrimal. Sakus
lakrimal terletak di bagian depan rongga
orbita.

Glandula lakrimal
menerima pasokan
darah dari arteri
lakrimalis, dan
dipersarafi oleh
-nervus lakrimalis
(sensoris), sebuah
cabang pertama dari
nervus trigeminus;
-nervus petrosus
superfisialismagna,
yang datang dari
nukleus salivarius
superior,
nervus simpatis yang
menyertai arteri
lakrimalis dan nervus
lakrimalis

2. AIR MATA
Air

mata membentuk lapisan tipis


setebal 7 10 um yang menutupi
epitel kornea dan konjungtiva.
Isotonik dengan pH rata rata 7,35
Volum air mata normal : 7+/-2 uL
pada setiap mata
Fungi dari air mata :
1. Menghapus benda asing dari
permukaan kornea
2. Sumber oksigen terhadap epitel
kornea dan konjuntiva
3. Pelicin antara kelopak mata dan
permukaan kornea mata
4. Jalur untuk selsel leukosit menuju
ke bagian sentral kornea avaskuler
bila terjadi trauma kornea
5. Sebagai anti bakterial
6. Media untuk membuang debris dan
sel yang mengalami deskuamasi

Kandungan air mata:


Protein
Albumin (60% dari total
protein)
Globulin
Lisosim

Immunoglobulin IgA
(terbanyak), IgG, dan IgE.

konsentrasi K+, Na+, Cltinggi dibandingkan dalam


plasma

glukosa (5mg/dl) dan urea


(0,04mg/dl) yang rendah

Film Air Mata


1. Lapisan superfisial (lipid)
- dihasilkan oleh kelenjar meibom dan
kelenjar sebasea
- berfungsi mencegah evaporasi dan
memiliki ketebalan 0,1 um

2. Lapisan akueous (komponen terbesar)


- disekresi oleh kelenjar lakrimalis, glandula
lakrimal asesorius (kelenjar Krause dan
Wolfring),
- mengandung garamgaram inorganik,
glukosa, urea, protein dan glikoprotein
yang berfungsi dalam pengambilan
oksigen untuk metabolisme kornea.

3. Lapisan musin
- dihasilkan oleh

selsel

goblet

konjungtiva
- terdiri atas glikoprotein dan melapisi
sel sel epitel kornea dan konjungtiva.
Membran
sel
epitel
terdiri
atas
lipoprotein sehingga relatif hidropobik

Mekanisme Pengeluaran Air Mata


glandula lakrimal di anterior superolateral
pungtum lakrimal

kanalikuli lakrimal

sakus lakrimal
duktus nasolakrimal

interna meatus di rongga hidung

Patofisiologi

2 mekanisme yang menyebabkan mata


kering:

1. Hiperosmolaritas air mata


kurangnya aliran aqueous ataupun penguapan
air mata yang berlebihan
osmolaritas
cedera epitelium permukaan
okuler
dengan
Inflamasi akut
dapat
mengakibatkan
peningkatan
pengaktifan mediator inflamasi
ke dalam
air
refleks lakrimasi dan berkedip
mata
inflamasi kronis dapat
menyebabkan berkurangnya
sensitisasi pada kornea dan
penurunan refleks lakrimasi
yang berujung pada
peningkatan penguapan dan
ketidakstabilan lapisan air

2. Ketidakstabilan lapisan air mata


Ketidakstabilan lapisan air mata berakibat peningkatan
penguapan air mata yang berkontribusi pada hiperosmolaritas
air mata.

Kelainan lapisan aqueous


Kurangnya produksi lapisan aqueous disebabkan terjadinya
gangguan interaksi neuro humoral permukaan okuler yang
menyebabkan terinterupsinya impuls saraf sekretmotorik ke
kelenjar lakrimal yang berakibat terjadinya inflamasi dan
mensupresi sekresi aqueous sehingga menyebabkan jejas secara
tidak langsung pada permukaan okuler maka timbul gejala tidak
nyaman dan iritasi okuler.
Gangguan yang terjadi biasanya merupakan akibat dari
berkurangnya produksi air mata yang disebabkan oleh gangguan
sensitifitas kornea, adanya jejas pada kelenjar lakrimal, obat,
perjalanan penyakit atau faktor personal.

Kelainan musin
Gangguan produksi musin mengakibatkan penyebaran air
mata yang tidak merata pada permukaan mata. Gangguan
disebabkan oleh hilangnya sel goblet konjungtiva.

Kelainan lipid
Kekurangan lapisan lipid pada anatomi air mata
menyebabkan
evaporasi yang berlebihan.
Disfungsi kelenjar meibomia, meibomitis, infeksi kelopak
mata, blepharitis dapat menghambat lipid yang penting
untuk
mengurangi penguapan lapisan aqueous.

MANIFESTASI KLINIS
Gejala Subjektif
Mata Kering

Gejala Objektif Mata Kering

mata

terasa gatal
adanya sensasi
mata seperti
berpasir,
Sakit
Silau
Penglihatan kabur.

Sekresi mukus yang berlebihan

Sukar menggerakkan kelopak mata

Mata tampak
kornea

Pada pemeriksaan slit lamp, meniskus air


mata pada tepi palpebra inferior menghilang
atau terganggu

Konjungtiva bulbi tampak edema, hiperemik,


menebal, dan kusam (tidak tampak kilauan).
Kadang kadang terdapat benang mucus
kekuning-kunigan pada forniks konjungtiva
inferior.

Pada keadaan lanjut, biasa ditemukan


filament
(benang-benang)
yang
satu
ujungnya melekat di kornea sedangkan ujung
lainnya bergerak bebas. Pada keadaan ini
dapat ditemukan neovaskularisasi kornea

kering

dan

terdapat

erosi

DIAGNOSIS

Diagnosis bisa ditegakkan dengan anamnesis


berdasarkan keluhan pasien, pemeriksaan fisik mata
dengan slit lamp biomikroskopi, dan tes diagnostik.
Tes diagnostik:
1. Uji Schirmer
2. Tear Film Breakup Time (TBUT)
3. Pemulasan Fluorescein
4. Uji Rose Bengal
5. Pemeriksaan Lisozim air mata
6. Uji Ferning (Ocular Ferning Test)
7. Impresi Sitologi konjungtiva
8. Pemeriksaan osmolaritas air mata
9. Laktoferrin air mata

Derajat Keparahan Mata Kering

Mild
Hasil tes schirmer kurang dari 10 mm dalam
5 menit

Moderate
Hasil tes schirmer antara 5-10 mm dalam 5
menit

Severe
Hasil tes schirmer kurang dari 5 mm dalam 5
menit,

DIAGNOSIS
BANDING
1.
2.
3.
4.

KOMPLIKASI

Blepharitis
Konjungtivitis alergi
Keratokonjungtivitis
Superior Limbic
Komplikasi Lensa
Kontak

Pada awal perjalanan keratokonjungtivitis


sicca, penglihatan sedikit terganggu.
Pada kasus lanjut, dapat timbul ulkus kornea,
penipisan kornea, dan perforasi. Kadangkadang terjadi infeksi bakteri sekunder, dan
berakibat timbulnya jaringan parut dan
vaskularisasi pada kornea, yang sangat
menurunkan penglihatan.

PENATALAKSANAAN
Dasar

dari pengobatan sindrom mata kering ialah mencari penyebab dan


mengetahui jenis lapisan air mata yang mengalami defisiensi.
Simptomatic treatment
Pengobatan sindrom mata kering adalah sebagai berikut
1. Pemberian air mata buatan
Air mata buatan diberikan 1-2 tetes pada dewasa maupun anak - anak apabila
terjadi defisiensi komponen air. Air mata buatan ini berfungsi sebagai pelumas
pada permukaan mata.

2.

Salep / gel, sebagai pelumas jangka panjang, terutama saat tidur

3.

Kacamata pelembab bilik


apabila penyebabnya lingkungan yang terlalu panas atau dingin. Usahakan kaca
mata hitam yang dipakai adalah yang mempunyai bentuk yang cukup lebar dan
menutupi daerah samping mata, sehingga penguapan air mata dapat dihindari.

4.

Agen anti-inflamasi
- Siklosporin A topikal : diberikan 1 tetes pada setiap mata per 12 jam.
- Kortikosteriod topikal : Kortikosteroid topikal baik digunakan sendiri atau bersama
dengan Siklosporin, bisa mengurangi peradangan dan gejala mata kering.

PENATALAKSANAAN
5.

6.

7.

Topikal / sistemik tetrasiklin


Obat ini efektif apabila terdapat disfungsi kelenjar
meibom, obat yang bisa diberikan berupa:
Doxycycline 100 mg, Minoxycline 100 mg
Lensa kontak
Lensa kontak diberikan pada pasien dengan
defisiensi mucus dengan derajat berat yang gagal
diterapi menggunakan obat-obatan.
Bedah
- Punctal plug
- Tarsorrhaphy

PROGNOSIS

Secara umum, prognosis untuk ketajaman


visual pada pasien dengan sindrom mata
kering adalah baik.

Sebagian besar pasien dengan derajat


keparahan ringan hingga sedang dapat
diobati gejalanya dengan pemberian
lubricant, dan gejalanya bisa teratasi.

Pada mata kering yang berat, bisa


mengganggu kualitas hidup karena seringkali
pasien mengeluhkan penglihatan kabur, iritasi
berat sehingga mereka kesulitan membuka

Anda mungkin juga menyukai