Anda di halaman 1dari 141

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN


Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki kotakota besar dengan pesona daya tarik tersendiri dimata setiap masyarakat. Pesona
yang dimiliki kota-kota besar mampu mendorong masyarakat yang ada di daerah
pedesaan atau kota-kota kecil yang ada di sekitarnya, melakukan urbanisasi ke
kota-kota besar.
Yang termasuk kota besar tersebut salah satunya adalah kota Surabaya
yang merupakan kota dengan jumlah kepadatan penduduk terbanyak ke dua di
Indonesia, serta sebagai kota metropolitan kedua setelah Jakarta. Inilah yang
mebuat daya tarik menuju kota Surabaya semakin kuat sehingga membuat
masyarakat ingin melanjutkan hidup di kota ini walaupun ada sebagian pendatang
yang tanpa memiliki keahlian khusus sekalipun berani untuk menetap disini.
Surabaya juga merupakan pelabuhan utama dan pusat perdagangan
komersial di wilayah Timur Indonesia, yang sekarang menjadi salah satu kota
terbesar di Asia Tenggara. Sebagai kota besar dan pusat perdagangan surabaya
juga merupakan rumah bagi banyak kantor dan pusat bisnis perekonomian.

Surabaya, yang dipengaruhi oleh pertumbuhan baru dalam industri asing


dan beberapa sekmen industri yang akan terus berkembang, serta yang di dukung
oleh berbagai multi etnis dan suku bangsa yang ada di Indonesia, seperti warga
tionghoa, suku jawa, suku batak, madura, bali, bugis, sunda dan masih banyak
lagi. Kehidupan di daerah perkotaan yang memiliki daya tarik bagi masyarakat
baik dari segi pembangunan maupun ekonomi membuat kegiatan-kegiatan lainnya
berkembang di daerah perkotaan, dimana tempat yang ditinggalkan tidak mampu
memberi harapan yang ingin dicapai unuk menjadi lebih baik.
Perpindahan penduduk dari desa ke kota menjadi salah satu proses
pembangunan. Pemukiman/Lahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
dan merupakan faktor penting dalam meningkatkan harkat dan martabat manusia
serta mutu kehidupan yang sejahtera dalam masyarakat yang adil dan makmur.
Masalah pemukiman/lahan merupakan masalah tanpa akhir (The ebdless
problems). Bagaimana tidak masyarakat urban yang berurbanisasi dari desa ke
kota membuat penyebaran penduduk masih belum merata, adanya kesenjangan
antara pedesaan dan perkotaan membuat masyarakat desa lebih tertarik untuk
menuju ke kota dengan segala bentuk pesona serta daya tariknya yang mendorong
masyarakat desa berbondong-bondong pergi ke kota. Surabaya merupakan kota
sejuta pesona yang menarik berbagai kalangan masyarakat untuk tinggal di kota
pahlawan ini. Semakin banyaknya penduduk yang berdatangan serta ingin
bertempat tinggal dan menetap di Surabaya, menimbulkan permasalahan baru
bagi kota ini yaitu pemukiman/lahan yang semakin menyempit.

Namun karena daya saing yang sangat tinggi pada daerah perkotaan
membuat pengaruh yang tidak seimbang antara lahan yang ada dengan penduduk
maupun masyarakat yang datang dari berbagai daerah diluar kota Surabaya,
sehingga lahan perkotaan semakin penuh dan sesak yang membuat pendatang
memilih untuk menempati lahan kosong yang dianggap lahan itu tidak ada yang
memiliki bahkan terkadang daerah rela bertempat tinggal dimana saja, asalkan
masih di lingkup kota.
Semakin banyak penduduk yang berdatangan semakin banyak pula
permasalahan pemukiman atau lahan yang ada diperkotaan. Pemukimanpemukiman liar tanpa ijin dan sertifikat mulai bermunculan sebagai tempat
masyarakat pendatang untuk bertahan hidup di kota. Berbagai konflik
permasalahan pemukiman semakin banyak bermunculan, perebutan lahan tidak
sedikit yang terjadi. Perebutan lahan juga terjadi di daerah kalimas surabaya
tepatnya pada jalan jakarta timur, dimana dalam sejarahnya kalimas merupakan
lokasi pelabuhan utama yang merupakan jantung perdagangan surabaya dimana
dalam pelabuhan tersebut digunakan sebagai sentral bisnis bongkar muat.
Dalam perkembanganya kalimas tidak hanya menjadi pelabuhan namun
sekarang telah berkembang menjadi stasiun kalimas, dimana dalam stasiun
kalimas tersebut digunakan sebagai tempat petikemas, dalalam perspektif konflik
lahan yang digunakan untuk petikemas tersebut merupakan lahan tempat tinggal
masyarakat urban atau masyarakat pendatang dari beberapa daerah luar surabaya,
dalam hal ini penguasaan materi terjadi antara PT KAI dan masyarakat urban
yang ada disana.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik sebuah topik penelitian yaitu tentang
konstruksi sosial masyarakat urban kalimas terhadap penggusuran lahan yang ada
di kalimas, untuk mempertajam analisis penelitian ini menggunakan teori migrasi
dari Everet S Lee yang menyatakan migrasi dalam arti luas adalah perubahan
tempat tinggal secara permanen atau semi permanen. Disini tidak ada
pembatasan, baik pada jarak perpindahan maupun sifatnya, yaitu apakah
perbedaan itu bersifat sukarela atau terpaksa dan Teori Migrasi Model Todaro
yaitu

migrasi

merupakan

suatu

proses

yang

sangat

selektif

mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi, sosial, pendidikan dan


demografi tertentu, maka pengaruhnya terhadap faktor-faktor ekonomi dan non
ekonomi dari masing-masing individu juga bervariasi. Dari penjelasan diatas
maka kelompok kami memfokuskan penelitian sebagai berikut.
1.2 FOKUS PENELITIAN
Penelitian ini difokuskan pada masyarakat urban kalimas dengan mengetahui
konstruksi warga kalimas yang terkena penggusuran lahan oleh PT.KAI Dari
penjelasan diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dan
diteliti didalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana konstruksi masyarakat urban kalimas terhadap penggusuran
lahan?
2. Bagaimana dampak penggusuran lahan bagi masyarakat urban kalimas?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


1. Untuk mengetahui konstruksi masyarakat urban di kalimas terhadap
penggusuran lahan.
2. Untuk mengetahui dampak yang terjadi akibat penggusuran lahan bagi
masyarakat urban di kalimas
3. Secara akademis untuk persyaratan kelulusan mata kuliah sosiologi perkotaan.
4. Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan mahasiswa/mahasiswi tentang
masyarakat urban.
5. Diharapkan juga hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan penelitian lain yang
berhubungan dengan penelitian ini.
1.4 TINJAUAN PUSTAKA
1.4.1 Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian tentang konstruksi sosial masyarakat urbanterhadap
penggusuran lahan, kami menggunakan teori migrasi dari everet s Lee dan model
migrasi todaro untuk mempertajam analisis hasil penelitian kami, dimana
dijelaskan bahwasanya faktor terpenting setiap individu dalam melakukan migrasi
adalah faktor individu itu sendiri, faktor individu memberikan penilaian apakah
suatu daerah dapat memenuhi kebutuhannya atau tidak. Dengan pertimbangan
rintangan yang akan dihadapi antara dapat berupa biaya pindah yang tinggi,
topografi daerah dan juga sarana transportasi.

Menurut Robert Norris (1972), diagram yang dibuat Evereet Lee perlu
ditambahi dengan tiga komponen yaitu migrasi kembali, kesempatan antara dan
migrasi paksaan. Norris berpendapat bahwa faktor terpenting dalam terjadinya
migrasi adalah daerah asal. Di dalam digram Norris, kesempatan antara
merupakan kota-kota kecil atau sedang yang terletak antara desa pengirim migran
dan kota tujuan migrasi.
Migrasi kembali adalah proses migrasi migran kembali ke daerah asal
karena berbagai alasan, semisal karena migran tersebut sudah sukses didaerah
tujuan dan karena daerah asal merupakan rumah pertama bagi mereka maka
mereka ingin menghabiskan masa hidupnya kembali di daerah asal. Sedangkan
alasan lainnya misalnya karena migran tersebut tidak dapat menyesuaikan dan
mendapatkan apa yang dia inginkan di kota tujuan maka migran tersebut akan
kembali ke daerah asal. Yang dimaksud dengan migrasi terpaksa adalah migrasi
yang dilakukan karena keadaan darurat semisal terjadinya perang ataupun bencana
alam. Sedangkan Model migrasi dari Todaro memiliki empat pemikiran dasar
sebagai berikut:
1. Model migrasi desa-kota dirangsang terutama sekali, oleh berbagai
pertimbanganekonomi yang rasional dan yang langsung berkaitan dengan
keuntungan atau manfaatdan biaya-biaya relative migrasi itu sendiri (sebagian
besar terwujud dalam satuanmoneter, namun ada pula yang terwujud dalam
bentuk-bentuk atau ukuran lain,misalnya saja kepuasan psikologis).

2. Keputusan untuk bermigrasi tergantung pada selisih antara tingkat


pendapatanyang diharapkan di kota dan tingkat pendapatan actual dipedesaan
(pendapatan yangdiharapkan adalah sejumlah pendapatan yang secara rasional
bisa diharapkan akantercapai di masa-masa mendatang).
3. Kemungkinan mendapatkan pekejaan di perkotaan berkaitan langsung
dengan tingkat lapangan pekerjaan di perkotaan, sehingga berbanding terbalik
dengan tingkat pengangguran di perkotaan.
4. Laju migrasi desa-kota bisa saja terus berlangsung meskipun telah
melebihi laju pertumbuhan kesempatan kerja. Kenyataan ini memliki landasan
yang rasional, karenaadanya perbedaan ekspetasi pendapatan yang sangat lebar,
yakni para migran pergi kekota untuk meraih tingkat upah lebih tinggi yang nyata.
Dengan demikian, lonjakan penggaruan di perkotaan merupakan akibat yang tidak
terhindarkan dari adanyakesempatan ekonomi berupa kesenjangan tingkat upah
antara di perdesaan dan perkotaan dan ketimpangan itu banyak ditemukan di
dunia ketiga. Terdapat Lima Implikasi kebijakan menurut Todaro
1. Ketimpangan kesempatan kerja antara kota dan desa harus dikurangi.
Karena para imigran diasumsikan tanggap terhadap adanya selisih-selisih
pendapatan, maka ketimpangan kesempatan ekonomi antara segenap sektor
perkotaan dan pedesaan harus dikurangi.

2. Pemecahan masalah penggaruan tidak cukup hanya dengan menciptakan


lapangan pekerjaan di kota. Pemecahan masalah pengangguran di perkotaan yang
dilakukan menurut saran-saran ilmu ekonomi Keynesian atau tradisional (yaitu,
melalui penciptaan lebih banyak lapangan kerja disektor modern perkotaan tanpa
harus meningkatkan penghasilan dan kesempatan kerja di pedesaan dalam waktu
bersamaan.
3. Pengembangan pendidikan yang berlebihan dapat mengakibatkan
migrasi dan pengangguran. Model Todaro juga memiliki implikasi kebijakan
penting untuk mencegah invetasi di bidang pendidikan yang berlebihan, terutama
pendidikan tinggi.
4. Pemberian subsidi upah dan penentuan harga faktor produksi
tradisional (tenaga kerja) justru menurunkan produktivitas.
5. Program pembangunan desa secara terpadu harus dipacu. Setiap
kebijakan yang hanya ditujukan untuk memenuhi sisi permintaan kesempatan
kerja di kota, seperti subsidi upah, rekrutmen pegawai lembaga-lembaga
pemerintah, penghapusan distorsi harga-harga faktor produksi dan penyediaan
insentif perpajakan bagi para majikan, dalam jangka panjang ternyata tidak begitu
efektif untuk meniadakan atau menanggulangi masalah pengangguran. Faktor
Pendorong Terjadinya UrbanisasiMenurut Todaro (1985: 75) karakteristik dasar
dalam migrasi adalah sebagai berikut :
1. Dorongan utama migrasi adalah pertimbangan ekonomi yang rasional
terhadap segala keuntungan dan kerugian.

2. Keputusan migrasi lebih bergantung kepada harapan daripada perbedaan


upah riil sesungguhnya yang terdapat di desa dan kota.
3. Kemungkinan seseorang mendapatkan pekerjaan di kota, berbanding
terbalik dengan tingkat pengangguran yang terdapat di kota itu.
4. Tingkat migrasi melebihi tingkat pertumbuhan lapangan kerja di kota
adalah suatu hal yang logis.
5. Keterbatasan fasilitas di desa.
Selain itu ada juga faktor-faktor yang mendorong terjadinya urbanisasi
khususnya di Indonesia, faktor-faktor tersebut antara lain adalah:
1. Lahan pertanian yang semakin sempit
2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5. Diusir dari desa asal
6. Didak tersedianya sekolah yang memadai di desa.
Pada dua dasawarsa yang akan datang masalah gelombang urbanisasi yang
cepat menjadi topik kebijakan kependudukan yang lebih penting daripada upaya
menghambat laju pertumbuhan penduduk di negara-negara Dunia Ketiga karena
adanya dampak negatif dari migrasi yaitu memperburuk keseimbangan stuktural
antara desa dan kota secara langsung.

Dan pada kenyataannya, dampak negatif yang ditimbulkan oleh migrasi


terhadap proses pembangunan ternyata lebih luas daripada sekedar memperburuk
kondisi maupun tingkat pengangguran di perkotaan, baik secara terbuka atau
terselubung dan sesungguhnya migrasi membawa implikasi negatif yang yang
selalu ditimbulkannya terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi dan upaya-upaya
pembangunan secara keseluruhan, terutama yang termanifestasikan dari proses
terus memburuknya distribusi pendapatan atau hasil-hasil pembangunan sehingga
topik masalah gelombang urbanisasi yang cepat lebih penting guna memperbaiki
pertumbuhan ekonomi yang mana dengan pertumbuhan ekonomi yang baik akan
membawa pengaruh pada pertumbuhan penduduk di negara-negara Dunia Ketiga.
1.4.2 Studi Penelitian Terdahulu
Dalam kajian pustaka, peneliti mengawali dengan menelaah penelitian
terdahulu yang memiliki keterkaitan serta relevansi dengan penelitian yang
dilakukan. Dengan demikian, peneliti mendapatkan rujukan pendukung,
pelengkap serta pembanding yang memadai sehingga penulisan laporan penelitian
ini lebih memadai. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat kajian pustaka berupa
penelitian yang ada. Selain itu, karena pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang menghargai berbagai perbedaan
yang ada serta cara pandang mengenai objek-objek tertentu, sehingga meskipun
terdapat kesamaan maupun perbedaan adalah suatu hal yang wajar dan dapat
disinergikan untuk saling melengkapi.

1..4.2.1 Tesis Analisis Faktor Pendorong Migrasi Warga Klaten ke Jakarta


oleh Siti Khatijah.
Dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Faktor Pendorong Migrasi
Warga Klaten ke Jakarta Siti Khatijah menjelaskan bahwasanya Migrasi warga
Klaten ke jakarta dari tahun ke tahun jumlahnya belum ada pengurangan yang
besar. Hal ini masih banyak faktor penarik yang membuat para migran masih
memilih kota besar untuk mencari penghidupan yang lebih baik serta mencari
pengalaman bekerja di kota tujuan. Dimana kota Jakarta masih menjadi prioritas
pertama didukung semakin banyak dan beragamnya sistem tranportasi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahu faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap
jumlah migrasi warga Klaten ke Jakarta periode tahun 1998-2006. data yang
digunakan adalah data sekunder dengan sistem pecacahan pada tiap triwulan dari
Dinas Tenaga Kerja& Transmigrasi kabupaten Klaten,
Biro pusat Statistik Klaten dan Jakarta, serta dinas terkait yang
memberikan informasi untuk penelitian ini. Analisis menggunkan model regresi
linier. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel luas lahan sawah,
pertumbuhan ekonomi, dan tingkat pengangguran di daerah migran berpengaruh
secara signifikan terhadap jumlah migrasi Warga Klaten ke Jakarta. Berdasarkan
hasil penelitian dan hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah migrasi warga
Klaten ke Jakarta adalah luas lahan,pertumbuhan ekonomi dan tingkat
pengangguran, di wilayah tersebut mendorong jumlah migrasi keluar.

2. Variabel yang tidak signifikan terhadap jumlah migrasi Warga Klaten ke Jakarta
adalah variabel selisih upah UMR dan kesempatan kerja di wilayah Klaten.
1.4.2.2 Makna Penggusuran Menurut Masyarakat Miskin Kota Surabaya
(Studi Kasus Pada Warga Miskin Pinggir Rel Korban Rencana Penggusuran
Double Track oleh PT. KAI Dalam Perspektif Konstruksi Sosial Berger di
Kelurahan Sidotopo) oleh Tiandi Zana Hetsy
Penelitian ini dilatar belakangi atas rencana penggusuran yang akan
dilakukan oleh PT.KAI dengan tujuan pembuatan double track. Alasan pemilihan
lokasi penelitian di Kelurahan Sidotopo khususnya warga pinggir rel karena
banyaknya jumlah penduduk pinggir rel, kondisi ekonomi yang rendah (miskin),
warga pinggir rel aktif mengikuti negosiasi dan diskusi dengan PT. KAI dan
Pemerintah Kota Surabaya.
Fokus penelitian adalah bagaimana warga pinggir rel di Kelurahan
Sidotopo memaknai rencana penggusuran yang akan terjadi di wilayah mereka
serta bagaimana reaksi dan usaha warga pinggir rel menghadapi rencana
penggsuran oleh PT. KAI. Penelitian ini menggunakan teori konstruksi sosial oleh
Peter Berger dan Luckman. Metode penelitian bersifat kualitatif dengan teknik
pengumpulan data melalui observasi lapangan dan wawancara mendalam. Hasil
penelitian dijelaskan secara deskriptif bahwa warga pinggir rel memaknai rencana
penggusuran sebagai hal yang negatif atau buruk, warga pinggir rel menghadapi
rencana penggusuran secara tenang namun juga melakukan usaha dengan bentuk
negosiasi dan diskusi dengan pihak PT. KAI dan Pemerintah Kota Surabaya.

Kesimpulan pada penelitian ini bahwa warga pinggir rel telah melakukan
berbagai usaha dalam menghadapi rencana penggusuran karena mereka berasumsi
bahwa penggusuran hanya akan merugikan pihak korban apabila tidak diimbangi
dengan relokasi ganti rugi. Berdasarkan teori konstruksi sosial oleh Berger, dapat
diketahui bahwa penolakan terhadap rencana penggusuran yang dilakukan warga
pinggir rel di Kelurahan Sidotopo terjadi karena adanya pengaruh dari lingkungan
yang didapat dari hasil interaksi sehari-hari.
Dialektika simultan berproses pada, penolakan terhadap rencana
penggusuran dimulai dari keadaan lingkungan sekitar dan dimana anggota
interaksi menunjukkan reaksi dan sikap tidak setuju terhadap rencana
penggusuran. Sikap individu tersebut disebabkan berbagai faktor internal dan
eksternal dan kemudian diobjektivasi oleh masing-masing individu terhadap
dirinya sendiri dan pada akhirnya di internalisasi bahwa warga pinggir rel sepakat
atas penolakan penggusuran yang akan dilakukan oleh PT.KAI.
Tahapan dialektika eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi akan terjadi
secara terus menerus dalam sepanjang kehidupan manusia dan membentuk
konstruksi-konstruksi baru karena pengetahuaan yang dimiliki manusia sifatnya
dinamis yaitu akan selalu berkembang. Warga menyatakan keberatan dan
penolakan atas rencana penggusuran yang akan dilakukan oleh PT. KAI. Alasan
keberatan dan penolakan masyarakat adalah karena faktor ekonomi, faktor
kehilangan tempat tinggal, peraturan pemerintah yang dipahami oleh warga
(Undang-Undang Agraria) dan pengetahuaan yang dimiliki masyarakat atas
hukum yang mereka akui benar keberadaannya.

Bentuk atas keberatan tersebut dituangkan oleh warga pinggir rel melalui
rapat, protes dan negosiasi antar warga masyarakat dengan PT. KAI. Warga
pinggir rel di Kelurahan Sidotopo khususnya korban penggusuran juga meminta
bantuan kepada walikota Surabaya sebagai penjamin keberadaan mereka di
wilayah Sidotopo agar tidak penggusuran tidak akan pernah terjadi.
Masyarakat miskin kota di Kelurahan Sidotopo (warga pinggir rel korban
penggusuran) tetap bersikeras bertahan di lokasi tempat tinggal mereka. Faktor
pertama karena menurut pemahaman masyarakat, rel di depan perkampungan
mereka merupakan rel mati sehingga tidak mungkin akan dibangun lebih lanjut
karena tidak berfungsi secara maksimal. Faktor kedua adalah masyarakat
mengakui bahwa tanah tersebut adalah tanah milik Negara dan setiap warga
Negara Indonesia berhak menempati. Tanah tersebut dipahami oleh masyarakat
bahwa bukan milik PT. KAI karena PT. KAI tidak mampu menunjukkan bukti
surat legalitas atas kepemilikan tanah. Faktor ketiga adalah tidak adanya tanggung
jawab dari PT. KAI terhadap korban penggusuran mengenai kebijakan ganti rugi.
Ganti rugi di inginkan oleh warga sebagai modal untuk mencari tempat
tinggal yang sifatnya permanen dapat dihuni hingga akhir hayat pemilik sebagai
pengganti tempat tinggal mereka yang akan digusur. Realitas tentang fenomena
penggusuran terbentuk melalui tiga tahapan yaitu eksternalisasi sebagai tahapan
awal dimana masyarakat mengetahui dan memahami tentang penggusuran yang
akan dilakukan oleh PT. KAI, mulai dari sejarah penggusuran, apa bentuk
penggusuran, tujuan penggusuran hingga akibat dari penggusuran. Dari proses
eksternalisasi tersebut, masyarakat telah menjadikan apa yang mereka ketahui
sebagai pengetahuan awal tentang fenomena penggusuran yang akan terjadi.

Masyarakat melakukan objektivasi dimana masyarakat berinteraksi dengan


individu lainnya yang berada di dalam lingkungan maupun luar lingkungan.
Pertemuan dengan individu-individu baru mempengaruhi subjektifitas individu itu
sendiri. Dari interaksi tersebut, akan tercipta pandangan-pandangan baru tentang
penggusuran dari individu lainnya atau yang disebut sebagai realitas objektif.
Hasil dari eksternalisasi dan objektivasi menghasilkan pemaknaan penggusuran
yang seragam di kalangan masyarakat miskin pinggir rel korban penggusuran
Kelurahan Sidotopo.
1.4.2.3 Penggusuran sebagai implikasi kebijakan ruang terbuka hijau dalam
perspekti HAM: Studi Kasus Penggusuran taman bersih, manusia dan
berwibawa oleh Siti Manggar F.
This research lifts up issues on forced eviction as an impact of green
space policy, with the case study of forced eviction in BMWs Park. The research
views forced eviction in Taman BMW through human rights aspect,
where the notions of human rights is to make sure that every citizen
secures guarantee of human rights from the state. To find data of this research the
researcher did the field research by interacted with the subject and interviewed the
expert from National Commission of Human Rights and Jakartas Law Aid
Foundation. This research uses descriptive qualitative approach, where the data
were collected by using literature study, interview, observation and interaction to
whom are appropriate to this research. In conclusion, this research found that
forced eviction happened in BMWs Park gives a lot of victim of human rights
violation and the state is charge, of the human rights violation.

Penggusuran di taman BMW yang terjadi pada tanggal 24-25 Agusutus


dan 8 Oktober 2008 oleh Pemerintah Kota Jakarta Utara merupakan sebuah
tindakan yang tidak memandang penegakan hak asasi manusia. Dengan
penggusuran tersebut kurang lebih sejumlah 1.100 KK yang menghuni taman
BMW dan 347 KK yang menghuni Papanggo Ujung menjadi korban. Diantaranya
hak atas perumahan, kesehatan, keamanan, pekerjaan, pendidikan dan kehidupan
yang layak tidak mereka dapatkan.
Pemenuhan terhadap hak-hak warga negara dilindungi oleh negara melalui
Undang-undang, bahkan jaminan atas pemenuhan hak tersebut diakui oleh
berbagai perjanjian hak asasi manusia dalam tingkat internasional dan telah
diratifikasi ke dalam Undang-undang di Indonesia. Tetapi pemerintah Indonesia
masih saja melakukan pelanggaran HAM kepada warganya, dalam hal ini melalui
penggusuran yang dilakukan di lokasi Taman BMW.
Penggusuran sebagai implikasi dari kebijakan ruang terbuka hijau di
Taman BMW menjadi ironi karena sebelumnya taman tersebut tidak berfugsi
sebagaimana mestinya oleh karena kurangnya perhatian pemerintah, sehingga
menyebabkan warga menempati lahan tersebut untuk mendirikan tempat tinggal
dan mencari kehidupan yang layak bagi mereka. Hal ini terjadi selama bertahuntahun sampai akhirnya pemerintah melalui surat perintah bongkar melakukan
penggusuran paksa kepada warga penghuni Taman BMW, dan kepada warga
Papanggo Ujung yang bahkan tidak pernah mendapatkan sosialisasi perihal
penggusuran tersebut.

Pelanggaran hak asasi manusia adalah sebuah tindakan kejahatan terhadap


kemanusiaan. Pemerintah seharusnya menjadi pihak penjamin atas hak asasi
warganya, dalam hal penggusuran ini malah melakukan tindakan yang
menurunkan derajat kehidupan rakyatnya. Penggusuran dengan alasan untuk
pembangunan dengan mengesampingkan kebutuhan masyarakat ekonomi lemah
adalah pembangunan yang berorientasi pada kepemilikan modal.
1.4.2.4 Kebijakan Ruang terbuka Hijau dan Penggusuran Warga Miskin
Kota di Jakarta: Study Kasus Penggusuran Taman Bersih, Manusiawi dan
Berwibawa (BMW) Oleh : Khalisah Khalid
Dalam penelitiannya yang berjudul kebijakan Ruang Terbuka Hijau
dan Penggusuran Warga Miskin kota Jakarta Khalisah Khalid menjelaskan
bahwasanya sebagai kota besar, dengan kualitas lingkungan hidup yang semakin
buruk, Jakarta membutuhkan berbagai upaya untuk memulihkan kondisi
lingkungan hidup. Salah satunya adalah dengan mengalokasikan daerah ruang
terbuka hijau (RTH). Yang menjadi persoalan berikutnya adalah pemerintah
mengimplementasikan kebijakan pembangunan RTH tersebut, dengan cara
membuat kebijakan yang menyingkirkan rakyat miskin kota dari ruang hidupnya.
Konflik kepentingan, antara kepentingan lingkungan dengan hak dasar miskin
kota serta bagaimana penguasaan atas akses dan kontrol terhadap ruang hidup di
Jakarta oleh rakyat.

Konsistensi pemerintah DKI Jakarta dalam mengimplementasikan


kebijakan RTH-nya dianalisis sebagai sebuah basis argumentasi untuk melihat
bahwa seringkali kebijakan pemerintah tidak menyelesaikan akar permasalahan
yang dihadapi oleh kota besar seperti Jakarta. Studi kasus yang diambil adalah
penggusuran terhadap permukiman warga miskin yang berada di taman Bersih,
Manusiawi dan Berwibawa (BMW) yang dilakukan pada tanggal 24 Agustus
2008. Dari studi ini terlihat adanya ketidakkonsistenan kebijakan pemerintah DKI
untuk mengimplementasikan RTH. Pertarungan kepentingan juga terlihat dengan
adanya dominasi kelompok pemilik modal terhadap tata ruang wilayah,termasuk
RTH. Dapat disimpulkan bahwa penggusuran warga miskin untuk kepentingan
RTH atau apapun bukanlah solusi yang dapat menjawab akar persoalan
lingkungan dan problem perkotaan lainnya. Akses dan kontrol rakyat harus dibuka
secara adil, terhadap sumber-sumber kehidupan termasuk tanah. Selain itu,
problem lingkungan perkotaan juga tidak bisa dilihat begitu sederhana seperti laju
pertumbuhan penduduk, yang selalu dijadikan pembenaran untuk menggusur
orang miskin dengan label pendatang illegal.
Paradigma dan kebijakan ekonomi yang dipilih pemerintah yang bersifat
eksploitatif yang mendorong tingkat konsumsi di perkotaan, serta menempatkan
pemilik modal sebagai pemegang kekuasaan sudah harus diubah. Hal yang
mendorong laju migrasi dari desa ke kota juga harus diselesaikan melalui
kebijakan nasional. Konsekuensinya, problem perkotaan harus diselesaikan
bersamaan dengan penyelesaian krisis yang terjadi di pedesaan. Ini juga termasuk
penyelesaian konflik agraria, yang telah mengakibatkan rakyat kehilangan akses
dan kontrol terhadap sumber kehidupannya.

BAB II
PROSEDUR PENELITIAN

2.1 METODE PENELITIAN


Dalam penelitian ini digunakan Metode kualitatif, yang memiliki
karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data langsung, deskriptif,
proses lebih dipentingkan dari pada hasil, analisis dalam penelitian kualitatif
cenderung dilakukan secara analisa induktif. Ada 6 (enam) macam metodologi
penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu: etnografis, studi kasus,
grounded theory, interaktif, partisipatories, dan penelitian tindakan kelas. Dalam
hal ini penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus (case study), yaitu:
suatu penelitian yang dilakukan untuk mempelajari secara intensif tentang latar
belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: individu,
kelompok, lembaga, atau masyarakat. Dimana dalam studi kasus ini tentang
penggusuran lahan yang dilakukan oleh PT.KAI pada masyarakat urban kalimas.
Dengan digunakan metode kualitatif, maka data yang didapat lebih lengkap, lebih
mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan penelitian ini dapat dicapai.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologis. Dalam pendekatan
fenomenologis, peneliti dapat melihat interaksi yang dilakukan oleh obyek yang
ditelitinya.

2.2 SETTING PENELITIAN


Penelitian ini bertempat di Jalan Kalimas Baru, Kalimas, Kecamatan
Pabean Cantikan, Surabaya dikarenakan di jalan jakarta timur sudah tergusur dan
telah dibangun proyek double track. Dalam penelitian ini sasaran penelitiannya
pada informan yang terkena penggusuran lahan oleh PT.KAI dan informan berasal
dari luar kota surabaya. Sehingga informan menjadi masyarakat urban yang
berada didalam kota Surabaya. Sehingga kami mewawancarai 5 informan yang
kemudian kami bagi menjadi informan subjek, informan non subjek dan informan
kunci.
2.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah tambahan, seperti dokumen dan lainnya. Dengan demikian
sumber data dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tidakan sebagai sumber
utama, sedangkan sumber data tertulis, foto dan catatan tertulis adalah sumber
data tambahan. Ada dua jenis data yaitu data primer dan sekunder. Berikut
penejelasan data yang kami gunakan dalam penulisan laporan ini.
2.3.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat secara langsung dari lapangan
atau temuan data dilapangan melalui observasi dan wawancara mendalam
(Indepth-Interview) merupakan metode pengumpulan data yang sering digunakan
dalam penelitian kualitatif.

Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh


keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan
menggunakan pedoman (guide) wawancara. Dengan menggunakan wawancara
terstruktur maka peneliti akan lebih mudah mengkategorikan hasil penelitian.
2.3.2 Data Sekunder
Data sekunder berupa informasi berita dan kasus tentang penggusuran
lahan di situs internet yang kemudian kami temui bahwasanya berita diinternet
adalah benar adanya dan kami melakukan penelitian dari berita yang ada di
Internet. Kami juga menggunakan beberapa artikel ilmiah untuk membantu kami
dalam menjelaskan realitas sosial yang ada didalam masyarakat. Kami juga
menggunakan beberapa jurnal ilmiah sebagai referensi kami untuk penelitian dan
penulisan laporan ini. Dalam jurnal ilmiah tersebut kami memilih 4 jurnal ilmiah
yang bersangkutan dengan penggusuran lahan dan masyarakat urban.
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara, observasi
dan dokumentasi. Sebab bagi peneliti kualitatif fenomena dapat di mengerti
maknanya secara baik, apabila dilakukan interaksi dengan subyek melalui
wawancara mendalam dan observasi pada latar, dimana fenomena tersebut
berlansung dan di samping itu untuk melengkapi data diperlukan dokumentasi
(tentang bahan-bahan yang ditulis oleh atau tentang subyek).

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Maksud


digunakannya wawancara anatara lain adalah (a) mengkonstruksi
mengenai orang, kejadian, kegiatan organisasi, perasaan, motivasi,
tuntutan,

kepedulian

dan

lain-lain,

(b)

mengkonstruksikan

kebulatan-kebulatan demikian yang dialami masa lalu.


Dalam penelitian ini teknik wawancara yang peneliti gunakan
adalah wawancara mendalam artinya peneliti mengajukan beberapa
pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus
permasalahan. Sehingga data-data yang dibutuhkan dalam penelitian

dapat terkumpul secara maksimal.


Sedangkan karasteristik informan yang diambil terdiri dari:
a) Warga Kalimas yang terkena gusur oleh PT.
b) Warga yang masih tinggal di penampungan karena ganti rugi yang

belum dikucurkan.
c) Warga yang berasal dari luar kota surabaya dan terkena gusur.

Teknik Observasi, dalam penelitian kualitatif observasi


diklarifikasikan menurut tiga cara. Pertama, pengamat dapat
bertindak sebagai partisipan atau non partisipan. Kedua, observasi
dapat dilakukan secara terus terang atau penyamaran. Ketiga,
observasi yang menyangkut latar penelitian dan dalam penelitian ini
digunakan tehnik observasi yang pertama di mana pengamat

bertindak sebagai partisipan.


Tehnik Dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan data dari
sumber non insani, sumber ini terdiri dari Foto dan rekaman.

Rekaman sebagai setiap tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan oleh


atau untuk individual atau organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu
peristiwa atau memenuhi accounting.

Sedangkan Dokumen digunakan untuk mengacu atau bukan selain


rekaman, yaitu tidak dipersiapkan secara khusus untuk tujuan tertentu, seperti:
surat-surat, buku harian, catatan khusus, foto-foto dan sebagainya. Setelah semua
data terkumpul, maka langkah berikutnya adalah pengelolahan dan analisa data.
Yang di maksud dengan analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh dirinya sendiri atau orang lain. Analisis data dalam
kasus ini menggunakan analisis data kualitatif, maka dalam analisis data selama di
lapangan peneliti menggunakan model spradley, yaitu tehnik analisa data yang di
sesuaikan dengan tahapan dalam penelitian, yaitu:
a) Pada tahap penjelajahan dengan tehnik pengumpulan data grand tour
question, yakni pertama dengan memilih situasi sosial (place, actor,
activity),
b) Kemudian setelah memasuki lapangan, dimulai dengan menetapkan
seseorang informan key informant yang merupakan informan yang
berwibawa dan dipercaya mampu membukakan pintu kepada peneliti
untuk memasuki obyek penelitian. Setelah itu peneliti melakukan
wawancara kepada informan tersebut, dan mencatat hasil wawancara.

Setelah itu perhatian peneliti pada obyek penelitian dan memulai mengajukan
pertanyaan deskriptif, dilanjutkan dengan analisis terhadap hasil wawancara.

Berdasarkan hasil dari analisis wawancara selanjutnya peneliti melakukan


analisis domain.
c) Pada tahap menentukan fokus (dilakukan dengan observasi terfokus)
analisa data dilakukan dengan analisis taksonomi.
d) Pada tahap selection (dilakukan dengan observasi terseleksi) selanjutnya
peneliti mengajukan pertanyaan kontras, yang dilakukan dengan analisis
komponensial.
e) Hasil dari analisis komponensial, melalui analisis tema peneliti
menemukan tema-tema sosial. Berdasarkan temuan tersebut, selanjutnya
peneliti menuliskan laporan penelitian kualitatif.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data dengan
mengolah data menjadi 4 teknik yaitu observasi,scalling measurement,empirical
generalization,logical induction dengan penerapan open coding,axial coding,
selective coding. Namun pada penelitian ini menggunakan axial coding sebagai
teknik analisis datanya. Axial coding merupakan teknik analisis data dengan
kategori-kategori gejala yang berhasil diungkap akan dihubungkan satu sama lain.
Kategori-kategori itu ada yang dapat diposisikan sebagai kondisi yang dianggap
penyebab, ialah kejadian apapun yang menyebabkan terjadinya suatu gejala gejala
itu sendiri, ialah peristiwa sentral yang akan menggerakkan terjadinya serangkaian
aksi/tindakan atau juga interaksi.

BAB III
KONSTRUKSI SOSIAL MASYARAKAT URBAN KALIMAS

3.1 MASYARAKAT URBAN KALIMAS


Urbanisasi dekat dengan industrialisasi, modernisasi dan pembangunan
ekonomi, untuk membawa perubahan mendasar dalam masyarakat. Urbanisasi
merupakan suatu proses transformasi suatu masyarakat dari yang semula memiliki
dasar pedesaan menjadi dominan bersifat perkotaan (Yeates & Garner, 1980: 19).
Urbanisasi umumnya tampak pada pertumbuhan bentuk muka kota serta pada
perkembangan jumlah, ukuran, dan luas areanya. Perubahan secara fisik ditandai
dengan adanya peningkatan penggunaan lahan untuk kegiatan nonpertanian
seperti industri, permukiman, serta perdagangan dan jasa. Segi ekonomi
ditunjukkan melalui peningkatan produksi pada sektor-sektor nonpertanian.
Namun urbanisasi bukan hanya merupakan proses pertumbuhan kota, urbanisasi
merupakan proses yang kompleks dari berbagai perubahan ekonomi, sosial dan
politik, yang memunculkan nilai-nilai baru, pemikiran, perilaku, lembaga dan
organisasi dalam masyarakat (Yeates & Garner, 1980: 19). Urbanisasi dari segi
sosial dapat dilihat dari perubahan mental dan moral penduduk yang sebelumnya
bercirikan masyarakat agraris, menjadi masyarakat yang berciri perkotaan.
Adanya perubahan-perubahan sikap dan kebiasaan-kebiasaan sosial dalam
masyarakat juga dapat dijadikan indikator keberhasilan pembangunan dalam
upaya meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Perkembangan suatu wilayah telah menyebabkan inovasi, spesialisasi,
diversivitas, dan anonimitas yang dapat menciptakan cara hidup yang berbeda
yang disebut dengan istilah urbanisme (Louis Wirth dalam Bintarto, 1984). Istilah

urbanisme pada dasarnya mengandung pengertian yang berkaitan dengan ilmu


perkotaan dan ilmu perencanaan. Dikenal pula istilah new urbanism, yang
mengandung pengertian sebagai gerakan pertumbuhan antara arsitek, perencana
dan pengembang yang pada akhirnya menghasilkan produk perencanaan berupa
perancangan kota (urban design) dan menimbulkan reaksi berupa penyebaran
sprawl. Adapun menurut Bintarto, urbanisme dikaitkan dengan perilaku hidup
atau cara hidup di kota (Bintarto, 1984: 15). Urbanisme dapat disebut juga sebagai
suatu proses perubahan masyarakat dari yang semula berciri pedesaan menjadi
masyarakat berciri perkotaan.
Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya
merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta, dengan jumlah
penduduk

metropolisnya

yang

wilayah Gerbangkertosusila (Wilayah

mencapai

Metropolitan

juta

jiwa,

sedangkan

Surabaya)

merupakan

metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jabodetabek. Kota Surabaya juga


merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan
Indonesia bagian timur. Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena
sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan
bangsa Indonesia dari penjajah. Kata Surabaya konon berasal dari cerita mitos
pertempuran antara sura (ikan hiu) dan baya(buaya) dan akhirnya menjadi
kota Surabaya.

Menurut Sensus Penduduk Tahun 2010, Kota Surabaya memiliki jumlah


penduduk sebanyak 2.765.908 jiwa. Dengan wilayah seluas 333,063 km, maka

kepadatan penduduk Kota Surabaya adalah sebesar 8.304 jiwa per km. Dengan terdiri

dari beberapa suku yaitu Suku Jawa yang merupakan suku bangsa mayoritas di
Surabaya. Dibanding dengan masyarakat Jawa pada umumnya, Suku Jawa di
Surabaya memiliki temperamen yang sedikit lebihn keras dan egaliter. Salah satu
penyebabnya

adalah

jauhnya

Surabaya

dari

kraton

yang

dipandang

sebagai pusat budaya Jawa. Meskipun Jawa adalah suku mayoritas (83,68%),
tetapi Surabaya juga menjadi tempat tinggal berbagai suku bangsa di Indonesia,
termasuk suku Madura (7,5%), Tionghoa (7,25%), Arab (2,04%). Namun pada
wilayah kalimas tepatnya di jl.jakarta timur mayoritas penduduk adalah
pendatang. Berikut kutipan dari informan kunci kami :
mayoritas di,,, ow penduduk di sini, mayoritas ya jawa sama madura,
semuanyakan pendatang. Dulukan disini kosong semua gitu lo..., jadi mereka
datang itu ya ke sini. Artinyakan, lahan ini dulu memang kosong tapi ada rumah
gitu lo. .. ahh dulukan orang tua karyawannya kereta api. (RW)
Sebagai kota metropolitan, Surabaya menjadi pusat kegiatan perekonomian di
daerah Jawa Timur dan sekitarnya. Sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang
jasa, industri, dan perdagangan. Banyak perusahaan besar yang berkantor pusat di
Surabaya, seperti PT Sampoerna Tbk, Maspion, Wing's Group, Unilever, Pakuwon
Group, Jawa Pos Group dan PT PAL. Pusat perkantoran dan highrise building (CBD)
berada di sekitar Jalan Tunjungan, Basuki Rahmad, Darmo, Mayjen Sungkono, HR.
Muhammad dan Ahmad Yani. Kawasan industri di Surabaya di antaranya Surabaya
Industrial Estate Rungkut (SIER), Karangpilang dan Margomulyo.
Dewasa ini terdapat belasan mal-mal besar dan puluhan supermarket besar. Pusat
perbelanjaan modern ternama di antaranya: Ciputra World, Tunjungan Plaza, Pakuwon

Trade Center dan Supermall Pakuwon Indah (satu gedung),Len Marc,Pakuwon City
(Laguna), Mal Galaxy, Golden City Mall, Bubutan Junction (BG Junction), Royal Plaza,
City of Tomorrow (CiTo), Surabaya Town Square (Sutos), Hi Tech Mall, Grand City
Mall, Maspion Square, MEX Building, Pasar Atum Mall, ITC Surabaya.
Plaza Marina (dahulu Sinar Fontana), dan Plasa Surabaya yang oleh masyarakat
Surabaya lebih dikenal dengan Delta Plaza, serta Empire Palace, yang merupakan
wedding mall pertama di Indonesia. Sedangkan pusat perbelanjaan tradisional ternama di
antaranya Pasar Turi, Pasar Atom,Kapas Krampung Plaza dan Darmo Trade Center
(DTC) yang dahulunya adalah Pasar Wonokromo.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwasanya masyarakat urban akan


berubanisasi ke tempat-tempat yang mempunyai fasilitas yang lengkap dan semua
mudah didapat. Dengan banyaknya fasilitas membuat lahan menjadi semakin
sempit di kota surabaya, dengan banyaknya mall yang ada di surabaya, membuat
lahan menjadi sempit dan bahkan hanya tersisa hanya dipinggiran kota. Dari hal
tersebut masyarakat urban memanfaatkan lahan yang tersisa seperti yang terjadi
didaerah kalimas, dimana masyarakat urban ini menempati lahan/tanah tak
bertuan dipinggiran rel kereta api. Dalam hal ini ternyata lahan dan rumah tidak
bersertifikat. Pihak PT.KAI kesulitan dalam mencapai mufakat dengan warga
kalimas. Sehingga terjadi konflik dalam penggusuran lahan warga kalimas.
pernyataan ini didukung dari informan yang kami wawanacarai, berikut kutipan
pernyataan informan kunci yang berhasil kami dapatkan :
yang jelas bahwa terakhir karena tidak ada titik temu tahu-tahu tanpa pemberi
tahuan yang pasti, yang jelas dari KAI ini kurang lebih ada 1.500 aparat,

kemudian bawa alat macem-macem. Kemudian tanpa negosiasi artinya tanpa


dinegosiasi dulu langsung dari pihak mereka menggusur. (RW)
Dari konflik lahan yang disebutkan informan kunci kami, kami melakukan
wawancara secara berulang-ulang, 2 kali pengamatan langsung dan indepth 3 kali
dengan warga kalimas yang terkena gusur, ditemui bahwasanya informan subjek
yang kami wawancarai ternyata berada di alamat yang sama yaitu jalan jakarta
timur no.21, berikut bab selanjutnya kami akan menjelaskan alasan masyarakat
pendatang berurbanisasi di kalimas.
3.2 DAYA TARIK KALIMAS
Dalam pembahasan daya tarik kalimas ini dijelaskan bagaimana
masyarakat urban kalimas memilih tinggal dan bahkan menempati lahan yang
menurutnya tidak bertuan dan merupakan tanah hasil rampasan dari belanda.
Namun dari beberapa warga sudah ada yang mengetahui bahwasanya lahan yang
ditempatinya adalah lahan milik pemerintah. Dalam hal lama tinggal atau sejak
kapan informan menempati kalimas, beberapa informan subjek yang telah kami
wawancarai mengatakan bahwasanya ia tinggal selama 20 tahun lebih, dan dalam
undang-undang ketika ada lahan yang tak bertuan maka lahan tersebut telah
menjadi miliknya. Berikut kutipan wawancara dengan informan subjek kami :
saya asal dari Jombang mbak, sejak tahun 1990 saya di jl.jakarta timur,
sebelum tinggal di jl.jakarta timur saya tinggal di bama timbanagan. (01-SB)
Setelah kutipan wawancara dengan informan subjek tentang lama tinggal,
lalu kami mencoba menanyakan pada informan subjek alasan tinggal dikalimas
dan pindah dari tempat sebelumnya yang beliau tinggali sebelumnya. Berikut
kutipan wawancara dengan informan subjek kami :

dulu disitukan gak di kontrakan lagi terus saya nyari rumah dapat disini, sini
dulu kontrak mbak dulu disitukan gak di kontrakan lagi terus saya nyari rumah
dapat disini, sini dulu kontrak mbak. (01-SB)
Dari jawaban informan kami kemudian kami membuat tabel dari pernyataan
jawaban, berikut hasil wawancara yang kami dapat dari informan 01-SB:
Tabel 3.2.1
Materi Wawancara
Peneliti
Peneliti

Informan
Sebelum tinggal disini ibu tinggal dimana?

Informan

Di bama timbangan

Peneliti

Mengapa pindah kesini bu?

Informan

Dulu disitukan gak di kontrakan lagi terus saya nyari rumah


dapat disini, sini dulu kontrak mbak.

Peneliti

Ibu ada pikiran untuk kembali ke jombang lagi atau gak?

Informan

Gak saya,, gak ada keluarga

Peneliti

ibu tinggal di Surabaya enak gak sih bu menurut ibu?

Informan

Enakan disini bisa ada hiburannya, di rumah disana (Jombang)


gak ada hiburan, gak ada saudara-saudara

Dari jawaban informan kami kemudian kami membuat tabel dari pernyataan
jawaban, berikut hasil wawancara yang kami dapat dari informan 02-NK:

Tabel 3.2.2
Materi Wawancara
Peneliti
Peneliti

Informan
Sebelum tinggal disini ibu tinggal dimana?

Informan

Di Madura

Peneliti

Mengapa pindah kesini bu?

Informan

Karena sayai kut orang tua saya mbak, kan sebelum saya lahir
orang tua saya sudah tinggal disini. Yang jelas orang tua saya
tinggal disisni sejak jaman belanda dan tanah ini juga warisan
dari nenek saya saat perang lawan belanda dulu mbak

Peneliti

Sejak kapan tinggal disini

Informan

Sejak saya lahir, ya sudah 32 tahunan

Peneliti

Kenapa ibu gak balik ke Madura?

Informan

Asap kita sudah disini mbak, kalau kita balik kita mau kerja
apa?

Dari jawaban informan kami kemudian kami membuat tabel dari pernyataan
jawaban, berikut hasil wawancara yang kami dapat dari informan 03-KN :
Tabel 3.2.3
Materi Wawancara
Peneliti
Peneliti

Informan
apa alasan keluarga memilih tinggal dikalimas ini kan sejak

Informan
Peneliti

tahun 1982?
Kalau itu belum tahu mbak
Belum tahu?

Informan
Peneliti

Itukan orang tuanya


masnya tinggal di kalimas ini sudah berapa lama, sama
keluarga?

Informan

Tahun 82

Dari jawaban informan kami kemudian kami membuat tabel dari pernyataan
jawaban, berikut hasil wawancara yang kami dapat dari informan 04-AS :
Tabel 3.2.4
Materi Wawancara
Peneliti
Peneliti

Informan
alasannya apa pak ,kok tetap pilih tnggal di sini itu?

Informan

ya pekerjaan itu sulit di desa

Peneliti

ow,,, madura itu di desanya

Informan

di desa

Peneliti

ow,, lebih mudah di sini.

Informan

iya lebih mudah di sini. Di sana paling apa kerjanya,, bertani

Peneliti

menerut bapak untuk pemasukan sendiri, lebih banyak di mana


pak

Informan

ya di sini

Dari jawaban informan kami kemudian kami membuat tabel dari pernyataan
jawaban, berikut hasil wawancara yang kami dapat dari informan 05-HN:
Tabel 3.2.5
Materi Wawancara
Peneliti
Peneliti

Informan
Apa alasan bapak tinggal disini ?

Informan

Saya disini itu mencari pekerjaan mas.

Peneliti

Sudah berapa lama mas tinggal disini?

Informan

Saya di sini sudah 36 tahun mas,sampai mempunyai istri saya


bertempat tinggal disini mas.

Peneliti

Apa alasan mengapa bapak hasan masih bertempat tinggal disini


?

Informan

Saya tidak ingin mas,jauh-jauh dari orang tua.

Dari subbab ini dijelaskan bahwasanya Informan bertempat tinggal di


daerah kalimas Surabaya sudah sejak lama, lebih dari 20 tahun dan informan
berasal dari luar kota surabaya. Dimana pada wilayah kalimas tepatnya jalan
jakarta timur ini merupakan masyarakat pendatang sari berbagai daerah.
Masyarakat pendatang ini tentu mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan
dalam memilih wilayah kalimas. Pada beberapa informan mempertimbangkan
pekerjaan apa yang akan dia dapat, dari pekerjaan tersebut beberapa informan

mengatakan faktor ekonomi menjadi hal yang utama untuk berurbanisasi dari kota
ke desa. Contohnya saja informan 02-NK lebih memilih bertempat tinggal di
surabaya yang sudah menganggap bahwasanya kalimas adalah asap nya, berikut
kutipan wawancara yang kami lakukan pada informan 02-NK :
Asap kita sudah disini mbak, kalau kita balik kita mau kerja apa?.
Dari pernyataan tersebut informan 02-NK yang merupakan informan non
subjek kami mengatakan bahwasannya tanah yang ditempatinya adalah tanah
nenek moyangnya. Berikut kutipan wawancara yang kami lakukan :
Karena saya ikut orang tua saya mbak, kan sebelum saya lahir orang tua saya
sudah tinggal disini. Yang jelas orang tua saya tinggal disisni sejak jaman
belanda dan tanah ini juga warisan dari nenek saya saat perang lawan belanda
dulu mbak. (02-NK)
Dapat diketahui bahwanya tanpa berbekal kemampuan yang memadai
sertapendidikan yang tinggi membuat para masyarakat pendatang ini mengklaim
tanah yang tak bertuan dengan menggunakan nenek moyang sebagai dalih atas
tanah yang ditempatinya. Dalam perkembangannya masyarakat urban atau
masyarakat urban akan berkembang seiring sejalan pertumbuhan kota, dengan
memanfaatkan tanah tak bertuan dan mengklaim tanah sebagai milik pribadi.
Dimana dalam konstruksi masyarakat urban kalimas ini memilih kalimas
dikarenakan banyaknya lapangan kerja dan mudahnya mendapat fasilitas berupa
hiburan kota yang sangat berbeda sekali dengan daerah asalnya. Membuat
masyarakat urban kalimas yang tergusur tetap bertahan di kalimas, namun jika
proses ganti rugi selesai maka informan akan berpindah ketempat lain namun
masih berada di wilayah Kota Surabaya.
Konstruksi Masyarakat Urban dengan menggunakan Model Migrasi
Todaro dapat diketahui bahwasanya migrasi desa-kota dirangsang terutama sekali,
oleh berbagai pertimbangan ekonomi yang rasional dan yang langsung berkaitan
dengan keuntungan atau manfaat dan biaya-biaya relative migrasi itu sendiri
(sebagian besar terwujud dalam satuan moneter, namun ada pula yang terwujud
dalam bentuk-bentuk atau ukuran lain, misalnya saja kepuasan psikologis).

Keputusan untuk bermigrasi tergantung pada selisih antara tingkat


pendapatanyang diharapkan di kota dan tingkat pendapatan aktual dipedesaan
(pendapatan yang diharapkan adalah sejumlah pendapatan yang secara rasional
bisa diharapkan akan tercapai di masa-masa mendatang). Kemungkinan
mendapatkan pekejaan di perkotaan berkaitan langsung dengan tingkat lapangan
pekerjaan

di

perkotaan,

sehingga

berbanding

terbalik

dengan

tingkat

pengangguran di perkotaan. Laju migrasi desa-kota bisa saja terus berlangsung


meskipun telah melebihi laju pertumbuhan kesempatan kerja. Kenyataan ini
memliki landasan yang rasional, karenaadanya perbedaan ekspetasi pendapatan
yang sangat lebar, yakni para migran pergi kekota untuk meraih tingkat upah lebih
tinggi yang nyata. Dengan demikian, lonjakan penggaruan di perkotaan
merupakan akibat yang tidak terhindarkan dari adanyakesempatan ekonomi
berupa kesenjangan tingkat upah antara di perdesaan dan perkotaan dan
ketimpangan itu banyak ditemukan di dunia ketiga.

BAB IV
KONFLIK PENGGUSURAN LAHAN

4.1 KONSTRUKSI PENGGUSURAN LAHAN

Penggusuran adalah pengusiran paksa baik secara langsung maupun secara


tak langsung yang dilakukan pemerintah setempat terhadap penduduk yang
menggunaan

sumber-daya lahan untuk

keperluan hunian maupun

usaha.

Penggusuran terjadi di wilayah urban karena keterbatasan dan mahalnya lahan. Di


wilayah rural penggusuran

biasanya

terjadi

atas

nama

pembangunan

proyek prasarana besar seperti misalnya bendungan. Di kota besar, penggurusan


kampung miskin menyebabkan rusaknya jaringan sosial pertetanggaan dan
keluarga, merusak kestabilan kehidupan keseharian seperti bekerja dan bersekolah
serta melenyapkan aset hunian. Penggusuran adalah pelanggaran hak tinggal dan
hak memiliki penghidupan. Dialog dan negosiasi dengan pihak atau masyarakat
terkait dilakukan untuk menghindari penggusuran. Akan tetapi, penggusuran
adalah hal yang mutlak untuk menanggulangi penduduk liar. Hal ini karenakan
mereka sama sekali tidak membayar tanah. Seperti yang terjadi pada kasus
penggusuran lahan masyarakat urban kalimas, dimana dalam penggusuran terjadi
secara paksa karena tidak sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan. Dalam hal
ini penggusuran terjadi antara pihak PT.KAI dan masyarakat urban kalimas.
bnayaknya warga yang merasa dirugikan karena tidak sesuai dengan kesepakatan.

Berikut adalah kutipan wawancara yang berhasil kami dapatkan dari informan
kunci:
yang jelas bahwa terakhir karena tidak ada titik temu tahu-tahu tanpa pemberi
tahuan yang pasti, yang jelas dari KAI ini kurang lebih ada 1.500 aparat,
kemudian bawa alat macem-macem. Kemudian tanpa negosiasi artinya tanpa
dinegosiasi dulu langsung dari pihak mereka menggusur. (RW)

Dari pernyataan informan kunci yang berhasil kami dapatkan, kami


mencari data dengan warga yang terkena penggusuran lahan. Dalam
konstruksinya warga memang menyetujui untuk pindah namun pada tanggal 17
November 2013 waktu penggusurannya. Namun ada juga warga yang mendapat
ganti rugi dan tidak mendapat ganti rugi. Dalam hal ini warga yang tidak
mendapat ganti rugi dikarenakan tidak mempunyai surat bukti kepemilikan tanah
atau sertifikat tanah sehingga dalam ganti ruginya berlangsung alot dan bahkan
tidak mendapat ganti rugi.
Dalam konstruksi penggusuran lahan dijelaskan bagaimana konstruksi
masyarakat urban terhadap penggusuran lahan melalui proses terjadinya
penggusuran lahan yang dilakukan PT.KAI. dengan data dari informan yang kami
dapatkan bahwasanya dari informan subjek,informan non subjek menjelaskan
bahwasnya penggusuran lahan dilakukan karena adanya pembnagunan double
track namun pada kenyataanya PT.KAI bekerja sama dengan PELINDO, ternyata
membangun petikemas dimana digunakan sebagai tempat kontainer ataupun
kereta yang tidak dipakai. Berikut data yang telah kami dapatkan dari wawancara
yang kami lakukan bersama masyarakat urban kalimas.

Berikut data yang telah kami dapatkan dari wawancara yang kami lakukan
pada informan 01-SB:
Tabel 4.1.1
Peneliti
Peneliti

Materi Wawancara
Informan
Bagaimana penggusuran lahan bisa terjadi bu?

Informan

sebetulnya gini yah mbak ya,,, katanya loh ya ini cuma, saya
cuma ada lihatan. Sebetulnya sini nih gak di gusur cuma di bikin
pelebaran jalan
katanya gitu,,, terus habis itu kok, yang di
gusur itu pasar turi sama wonokromo gitu loh katanya.

Peneliti

biasanya konflik yang terjadi, atau bertengkar sama sama siapa


sih bu? pernah bertengkar gak sih bu selama penggusuran?

Informan

yah,, dorong-dorongan sama bapak polisi mbak masa rumah


sekian aja personilnya seribu lima ratus, kan gak pantas
dilihatnya gitu. Kita yah gak tau mau di gusur,, gak tau saya
katanya masi tanggal dua puluh gitu,, saya ya tenang-tenang
mbak sampai tangan adek saya sakit itu.

Peneliti

untuk ini bu, mau tanya lagi ibu inikan biasanya mau di gusur.
Kira-kira tanah yang di gusur ini di gunakan untuk apa sih bu??

Informan

depo kontener. Inikah sudah di tempati kontener (sambil


menujuk kearah kumpulan kontener-kontener)

Peneliti

terus bagaimana bu?

Informan

ow,, disini di tawar satu meternya dua ratus limah puluh mbak,
kita bisa apa orang rumah saya cuma enam meter mbak
lebarnya,, panjangnya,,
dapat hanya beberapa,, ya untuk makan aja gak cukup mbak,,
yah kita ya gak mau.

Berikut data yang telah kami dapatkan dari wawancara yang kami lakukan
pada informan 02-NK:
Tabel 4.1.2
Materi Wawancara
Peneliti
Peneliti

Informan
Bagaimana penggusuran lahan bisa terjadi bu?

Informan

Soalnya saya tidak punya sertifikat tanah, dan dari pihak PTKAI sendiri
kan juga tidak memiliki sertivikat . aslinya kan itu milik pemerintah,tapi
diaku-aku sama PTKAI trus saya merasa sudah tinggal disini selama
puluhan tahun ,dan di undang-undang agraria kalau sudah tinggal
beberapa puluh tahun berarti sudah otomatis menjadi warfa situ mbak.

Peneliti

Kapan buk penggusuran ini terjadi?

Informan

Kalau gak salah 17 Desember 2013 saya lupa mbak

Peneliti

Sebelum ada aksi penggusuran apa ada surat peringatan dulu buk?

Informan

Ya ada mbak ,tapi kan gak ketemu titik terange akhirnya pas itu turun
2000 aparat kepolisian beserta preman-preman . polisinya sambil bawa
anjing gedhe-gedhe

Berikut data yang telah kami dapatkan dari wawancara yang kami lakukan
pada informan 03-KN:
Tabel 4.1.3
Materi Wawancara
Peneliti
Peneliti

Informan
Warga disini kebanyakan pekerjaanya sebagai apa?

Informan

Pekerjaanyakebanyakan sih pekerjaannya pensiun PJKA

Peneliti

Pensiun PJKA?

Informan

Iya, PT KAI itu mbak

Peneliti

Kebanyakan kan pensiunan KAI tapi kenapa malah yang menggusur PT


KAI?

Informan

Ya itu mbak apa, inikan ada PT lain, PT lain ini kerjasama dengan KAI
gitu lho, lha terus habis itu, ya PT KAI itu mau merncanakan mau
menjual tanahnya.. lha terus sedangkan tanah ini tanah resmi
warga ya gitu lho, lha tapi sedangkan katanya kai itu, katanya.. itu

Peneliti

tanah milik Kereta Api, tapi sebenarnya tidak gitu lho


Tapi warga disini punya surat?

Informan

Punya, punya jadi itu ditunjukkin itu mba suratnya

Peneliti

Sebelumnya pernah ada sosialisasi masalah penggusuran lahan ini apa

Informan

tidak mas?
pada waktu itu mbak, pas tanggal 17 november 2013 itu, nhah itu
kejadian pemberontakan langsung,

Peneliti
Informan

Tapi kalau udah di gusur ini sudah ada ganti rugi atau belum?
Itu sampai sekarang itu belum ada ganti rugi, sepeserpun nggak ada

Peneliti

Terus kelanjutannya gimana?

Informan

Ya ini, cuma tadinya rundingan, rundingan tapi rundingannya itu kok


nggak ada hasilnya gitu lho, itukan tadi yang membuat rencana
pembongkaran ini dicari, dicari mbak, itu.. itu orangnya keadaan itu
ya orang KAI juga, orangnya itu..
sekarang kalau dinasnya itu biasanya di gubeng situ mbak

Pewawancara
Informan
Pewawancara
Informan

Masnya tahu nggak maksudnya kenapa gitu lho kok digusur?


Itu anu, kayaknya si.. mau.. mau membangun sebuah depo
Depo ?
Iya, depo itu kayak anu lho mbak.. emh kontainer-kontainer itu lho

Pewawancara

mbak
Rencana kedepan gimana mas kalau seandainya, atau berharapnya

Informan

gimana?
Berharapnya sih kalau bisa, ada ganti ruginya lho mbak, nah kalau

misalnya, rumah susun pokoknya tu bisa ditempati sehari hari gitu lho
mbak

Berikut data yang telah kami dapatkan dari wawancara yang kami lakukan
pada informan 04-AS:
Tabel 4.1.4
Peneliti
Peneliti

Materi Wawancara
Informan
Apa yang menyebabkan terjadinya penggusuran lahan di kalimas ini
pak?

Informan

Karena PT KAI ingin menguasai tempat yang saya tinggal mas,dan selain
itu sendiri PT KAI pun melanggar perjanjian mas,padahal katanya mau di
buat double trek mas,eh ternyata dibuat investasi lain mas

Peneliti

Sejak kapan penggusuran lahan di kalimas ini pak?

Informan

Ya sekitar bulan November tanggal 20, ya dari pertengahan bulan


november, ya pokoknya itu mas , ya penggusurannya terjadi tanggal 17
itu tadi

Peneliti

selain itu apa lagi pak. Mungkin berkaitan dengan gantirugi ?

Informan

Belum ada belum ada

Peneliti

kalau menurut bapak itu upaya negosiasi apa yang dilakukan warga
kalimas ini dengan pemerintah itu?

Informan

selama ini kami bernegosiasi dengan dewan. Sudah di tanggapi sama


dewan terus tanah itu akhirnya sama dewan dikasih surat. Gak di
perhatikan

Berikut data yang telah kami dapatkan dari wawancara yang kami lakukan
pada informan 05-HN:
Tabel 4.1.5

Peneliti
Peneliti

Materi Wawancara
Informan
Bagaimana penggusuran lahan bisa terjadi ?

Informan

Iya mas,karena pihak PT KAI ingin menguasai tempat yang dulunya yang
saya tempati.

Peneliti

Apa yang menyebabkan terjadinya penggusuran tersebut ?

Informan

Karena PT KAI ingin menguasai tempat yang saya tinggal mas,dan selain
itu sendiri PT KAI pun melanggar perjanjian mas,padahal katanya mau di
buat double trek mas,eh ternyata dibuat investasi lain mas.

Peneliti

Apa protes ganti rugi yang di alami oleh masyarakat tersebut ?

Informan

Ada mas, tapii sebagian ada yang dapat ganti rugi..

Peneliti

Apa ada ganti rugi dari pemerintah tersebut???

Informan

Uww adaa mas, Cuma yang dapat ganti ruginya sebesar 250 ribu mas
permeternya mas,padahal saya juga ikut bayar PBB dan pajak lain-

lainnya mas.

Dari subbab ini ditemui data yang kami dapatkan dari informan subjek dan
non subjek kami, bahwasanya informan tidak mendapat ganti rugi dan bahkan
ganti ruginya tak sepadan dengan apa yang dikeluarkan dulu ketika tinggal
ditanah sebelum tergusur. Dari pemaparan informan jelas terlihat masyarakat
urban kalimas tidak mempunyai legalitas untuk mempertahankan lahannya karena
lahan tersebut sah milik PT.KAI, namun pada pihak PT.KAI juga tidak berhasil
membujuk warga atau bernegoisasi dengan warga kalimas. sehingga dalam
konstruksinya masyarakat urban layak dan sah tinggal di lahan atau tanah yang
tak bertuan. Konstruksi pengusuran lahan i ni membuat konflik didalam proses
penggusuran

dimana

dalam

penyelesaiannya

belum

sepenuhnya

tuntas.

Masyarakat urban kalimas mempertanyakan akan dibuat apa tanah ini, dengan
konstruksi

akan

digunakan

untuk

double

track

nyatanya

digunakan

petikemas,tempat bongkar muat,tempat kontener,tempat investasi laiinya.

Kesimpang siuran akan digunakan apa lahan yang yang digusur itu membuat
konstruksi warga yang terkena gusur berbeda-beda karena ketidakpastian akan
tanah dan perjanjian yang disepakati atau dinegoisasikan. Hal itu dapat dibuktikan
jawaban para informan ketika kami menanyakan proyek apa yang akan dibangun
PT.KAI. beriukut hasil kutipan wawancara yang kami lakukan pada salah satu
informan kami untuk mendukung gagasan dari kelompok kami :
Karena PT KAI ingin menguasai tempat yang saya tinggal mas,dan selain itu
sendiri PT KAI pun melanggar perjanjian mas,padahal katanya mau di buat
double trek mas,eh ternyata dibuat investasi lain mas. (05-HN)

4.2 DAMPAK PENGGUSURAN LAHAN


Penggusuran merupakan pengusiran paksa baik secara langsung ataupun tidak
langsung yang dilakukan pemerintah setempat terhadap penduduk yang
menggunakan sumber daya lahan untuk keperluan hunian maupun usaha.
Penggusuran tersebut kerap terjadi di wilayah urban, dengan dalih karena
keterbatasan dan mahalnya lahan, sedangkan di wilayah rural penggusuran
biasanya terjadi atas nama pembangunan proyek prasarana besar seperti
bendungan dan lainnya. Berikut pola-pola penggusuran paksa yang kerap terjadi,
antara lain :
1. Kekerasan dan penggunaan kelompok urban dan organisasi kepemudaan
oleh pemerintah. Dalam hal ini warga biasanya akan bertahan bilamana
terjadi penggusuran, bentrok fisik antara pihak penggusur dan warga
seringkali terjadi dan mengakibatkan korban fisik dan jiwa. Oleh karena
seringnya aparat-aparat seperti trantib, polisi dan militer biasanya dibantu

oleh kelompok-kelompok preman, maka memaksa warga yang bertahan


untuk terlibat dalam kekerasan;
2. Penggusuran dan kriminalisasi. Dalam hal ini penggusuran dapat
menyebabkan kriminalisasi, salah satu contoh dalam hal terjadi
penggusuran, setelah dilakukan penggusuran maka akan dilakukan
pemagaran terhadap lokasi yang ditertibkan. Dan warga merespon dengan
dara merusak pagar yang kemudian dilanjutkan dengan kriminaslisasi;

3. Korupsi dan penggusuran bersiklus proyek. Dalam hal ini penggusuran


erat kaitannya dengan penggunaan anggaran dasar belanja daerah yang
dialokasikan untuk biaya penentraman dan penertiban. Keadaan ini
menjadikan penggusuran yang dilakuakan oleh pemerintah tidak sesuai
dengan keinginannnya untuk menertibkan pemukiman ilegal, akan tetapi
untuk membayar tenaga penggusur.
Penggurusan wilayah penduduk miskin di kota besar memang menyebabkan
rusaknya jaringan sosial pertetanggaan dan keluarga, merusak kestabilan
kehidupan mereka sehari-hari. Namun, penggusuran juga merupakan hal yang
mutlak untuk menanggulangi penduduk liar. Hal ini kerap terjadi karena mereka
tidak memiliki hak legal formal atas tanah yang didiaminya. Terkait hal tersebut
diatas, maka dalam hal terjadi kasus penggusuran terdapat 2 (dua) pelanggaran
yang terjadi yakni :
1. Pelanggaran terhadap hak sipil dan politik; dan

2. Pelanggaran terhadap hak ekonomi, sosial serta budaya.


Pembebasan tanah sendiri diatur sesuai dengan Surat Edaran Badan Pertanahan
Nasional Nomor 508.2-5568-D.III tanggal 6 Desember 1990 dan

Surat

Keputusan Menteri Agraria/ Kepala BPN Nomor 22 Tahun 1993 tanggal 4


Desember 1993, yang mengatur bahwa pembebasan hak atas tanah demi
kepentingan swasta dapat dilakukan secara musyawarah langsung dengan
masyarakat, serta mengikutsertakan pihak BPN.

Namun, surat keputusan menteri tersebut, seringkali tidak dihiraukan,


sehingga pihak swasta lebih sering menempuh jalan memakai jasa pihak ketiga,
seperti camat, lurah dan kepala desa, serta preman, untuk mengintimidasi para
pemilik tanah agar mau menerima ganti rugi yang lebih kecil daripada yang
seharusnya, atau bahkan sangat kecil. Penekanan dan intimidasi ini biasanya
mendapatkan perlawanan dari pihak pemilik tanah sehingga sering terjadi gejolak
kekerasan dan menimbulkan korban jiwa, sebagaimana yang kerap terjadi akhirakhir ini. Beberapa dampak negatif dari sebuah penggusuran paksa pun
mengakibatkan terciptanya tunawisma-tunawisma baru, ketidakamanan masa
depan termasuk tetiadaan keamanan atas lahan, kehilangan tempat tinggal dan
terisolasi dari komunitas, keluarga dan teman-teman, penderitaan ekonomi,
kehilangan pekerjaan atau peluang pekerjaan, kekerasan terhadap perempuan, dan
lain-lain.
Dari penjelasan tersebut kami melakukan wawancara dengan informasn
subjek dan non subjek kami dimana dalam subbab ini akan dijelaskan perihal

dampak penggusuran lahan bagi masyarakat urban kalimas. Dari salah satu
informan kami mendapatkan keuntungan, dimana dalam penggusuran lahan
tersebut dengan rumah yang ditempatinya sebagai kontrakan akhirnya mendapat
tampungan tempat tinggal dari tetangganya. Informan 01-SB yang sudah tidak
mempunyai sanak saudara dan hanya sebatang kara memilih tetap tinggal
ditempat penampungan dan tidak kembali kedaerah asalnya.

Berikut data yang kami dapatkan dari hasil wawancara dengan informan
01-SB:
Tabel 4.2.1
Materi Wawancara
Peneliti
Peneliti

Informan
Berapa kerugian yang dialami, saat ada kerugian ibu?

Informan

Iyaa rumah sendiri,,, saya bangun rumah habis seratus tujuh puluhlah.
Belinya empat puluh lima terus saya bangun.

Peneliti

terus gimana ibu sertifikat tanah udah ada terus kenapa kok masih di
persulit ibu?

Informan

sebetulnya itu, katanya loh mau ada ganti sampai sekarang kok gak ada
gitu makanya saya itu nunggu disini sampai dapat ganti gitu mbak
sampai sekarang.

Peneliti

semua dulu yang tinggal di jalan Jakarta timur mayoritas kerja sebagai
apa ibu?

Informan

kurang tau saya mbak,, cuma saya yang sama adek saya yang kerja tadi di
pabrik indomie. Dulu teluk kumaikan ada indomie terus sekarang
mungkin dia kontrknya mahal pindah di pasuruan.

Peneliti

jadinya sekarang tidak bekerja lagi ya bu ya,,,?

Informan

enggak,,,

Peneliti

begini bu untuk fasilitas umum, sekarangkan ibu di tumpangi bu untuk


fasilitas kamar mandi, bagaimana ibu sudah layak gak sih menurut ibu?

Informan

semua di tampungan sini,, ndak layak.

Berikut data yang kami dapatkan dari hasil wawancara dengan informan
02-NK:
Tabel 4.2.2

Peneliti
Peneliti

MateriWawancara
Informan
BagaimanaDampak Penggusuran Lahan?

Informan

Saya sebenere tidak ikut digusur mbak, tapi saya ikut-ikut mempertahankan
penggusuuran itu. Karena saya takut rumah saya ikut tergusur. Saya takut
lama kelamaan penggusuran itu akan menjalar kemana-mana dan saya ikut
kegusur. Selain itu banyak korban dari penggusuranlahan ini yang mata
pencahariannya terputus, dan mereka menjadi pengangguran.

Peneliti

Apa tidak ada ganti rugi dari pihak PTKAI nya bu?

Informan

Ya ada mbak tapi Cuma 500.000 per meter. Apa dikira rumah kambing?

Peneliti

Selain karena PTKAI penggusuran lahan ini tidak ada karena faktor pihak
lain buk?

Informan

Kayaknya sih perusahaan asing mbak, apa itu namanya bukan menyenangkan
pihak asing dan menyengsarakan warga mbak?

Berikut data yang kami dapatkan dari hasil wawancara dengan informan
03-KN:
Tabel 4.2.3

Peneliti
Peneliti

Materi Wawancara
Informan
Terus masnya inikan sekarang kan ngekos, menurut mas bagaimana
dengan fasilitas yang mas tempati sekarang? Lebih nyaman di rumah

Informan

sendiri atau..
Iya lebih nyaman di rumah sendiri sih mbak (semua enak dirumah
sendiri mbak, nggak menegeluarkan uang buat bulanan sahut ibuibu yang tadi) Kalau bisa sih, kalau ada ganti ruginya warga kan biar
enak biar nggak kepikiran terus, kan takunya sebagian ada yang

Peneliti

stresslha itu..
Kalau misalkan nggak kunjung ada hasilnya gimana mas?

Informan

Ya, kalau saya sih.. saya ini kurang tahu mbak saya ini apa kata
orang tua, kalau saya inikan sebagai anak nunutkan mbak, lha apa
kata orang tua kalau ngomongnya gini ya gini kalau gitu ya gitu,
cuma orang tua ini mau hasilnya doang, cuma tahu hasilnya doang
gitu aja, gimana, rundingannya itu gimana hasilnya gimana gitu aja

Berikut data yang kami dapatkan dari hasil wawancara dengan informan
04-AS:
Tabel 4.2.4

Peneliti
Peneliti

Materi Wawancara
Informan
Menurut bapak itu penggusuraan lahan di kalimas itu terjadi konfik?

Informan

wo sering,

Peneliti

konfliknya seperti apa?

Informan

kalau PT KAI itu, door to door dia itu, maksudnya yang takut di takuttakuti. Kalau ada warga itu dia lari bersama aparatnya juga, banyak
aparatnya. Lha yang terjadi di nomer berapa itu polisinya, mask polisinya
maksa. Memaksa untuk tanda tangan.

Peneliti

apakah waktu terjadinya penggusuran itu kondisinya seperti apa pak?

Informan

ow,, sudah siap. Siap bertempur, ada adu fisik, adu fisiknya itu dengan
aparat. Nah kira-kira itu 1.500

Peneliti

trus apakah waktu terjadi selisih dengan preman,aparat sama warga itu
apakah ya ada adu mulut atau gimana itu

Informan

dorong-dorongan, a,, itu wakil Rtnya itu sempat di gigit anjing

Berikut data yang kami dapatkan dari hasil wawancara dengan informan
05-HN:
Tabel 4.2.5

Peneliti
Peneliti

Materi Wawancara
Informan
Setelah penggusuran terjadi,bagaimana masyarakat yang terkena
penggusuran untuk tetap bertahan hidup atau survival?

Informan

Ya itu mas,kalau yang punya banyak uang bisa pindah di daerah lain
mas,tetapi seperti saya ini masih tetap tinggal disini mas,untuk menagih
janji kepada pemerintah mas.

Peneliti

Apa dampak yang terjadi setelah penggusuran itu telah terjadi ?

Informan

Dampaknya itu banyak mas,seperti kesehatan itu kurang mas,karena


sebelum ada penggusuran itu ada puskesmas keliling mas,jadi kalau ada
orang sakit itu mudah untuk di obati mas.

Peneliti

Apa ada kerugian dengan adanya penggusuran lahan tersebut?

Informan

Kerugiannya banyak mas,dan selain itu saya sekarang bertempat tinggal


tidak seperti dulu mas,seperti memulai hidup dari awal lagi mas.

Dari subbab ini ditemui data bahwasanya sebagian warga yang tergusur
belum mendaptkan ganti rugi dan bahkan ganti rugi berlangsung alot. Namun
pada kenyataanya banyak warga yang tergusur pindah ke tempat dan lain dan ada
pula yang kembali kedaerah asal. Dalam hal ini banyak warga kalimas yang
tergusur dirugikan secara ekonomi berupa kehilangan barang dan uang dalam
penggusuran yang tidak sesuai dengan tanggal yang ditetapkan.
Dampak penggusurann lahan kalimas membuat warga yang belum
mendapat ganti rugi harus

tinggal ditempat penampungan warga lain yang

simpatik denganterjadinya penggusuran lahan yang dilakukan PT.KAI. Fasilitas


untuk kehidupan sehari-hari belum layak untuk digunakan sebagai tempat tinggal.
Penampungan memang identik dengan orang banayak yang hidup dalam satu
tempat dengan kondisi yang tidak memungkinkan dari fasilitas MCK,bentuk
bangunan, tempat tidur dan laiinya.
Dari penampungan tersebut warga kalimas yang tidak mempunyai biaya
dan ganti rugi harus bertahan hidup dengan pemberian warga ataupun terus
melanjutkan

kehidupannya

sembari

menunggu

ganti

rugi

selesai.

Dampakpenggusuran lahan sangatlah berdampak pada kehidupan informan yang


kami wawancarai, dan dampak itu bersikap negatif dalam segiekonomi,sosial
dan bahkan budaya yang selama terjalin lebih dari 20 tahun harus sirna karena
penggusuran lahan yang terjadi padatanggal 17 November 2013. Dalam
menyebutkan tanggal terjadinyapenggusuran lahan, informan bahkan sudah agak
lupadengan terjadinya penggusuran lahan.

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dari pemaparan dan keterangan serta data yang telah kami dapat dari hasil
wawancara yang kami lakukan pada tanggal 24 Mei 2014, ditemui bahwasanya
konstruksi masyarakat urban kalimas didapati kesimpulannya bahwa masyarakat
urban akan berubanisasi ke tempat-tempat yang mempunyai fasilitas yang lengkap
dan semua mudah didapat. Dengan banyaknya fasilitas membuat lahan menjadi
semakin sempit di kota surabaya, dengan banyaknya mall yang ada di surabaya,
membuat lahan menjadi sempit dan bahkan hanya tersisa hanya dipinggiran kota.
Dari hal tersebut masyarakat urban memanfaatkan lahan yang tersisa seperti yang
terjadi didaerah kalimas, dimana masyarakat urban ini menempati lahan/tanah tak
bertuan dipinggiran rel kereta api. Dalam hal ini ternyata lahan dan rumah tidak
bersertifikat. Pihak PT.KAI kesulitan dalam mencapai mufakat dengan warga
kalimas. Sehingga terjadi konflik dalam penggusuran lahan warga kalimas. dari
subbab daya tarik kalimas ditemui bahwasnya. Pada fokus penelitian tentang
dampak penggusuran lahan diperoleh kesimpulan bahwasanya penggusuran yang
tidak sesuai dengan tanggal yang ditetapkan.

Dampak penggusurann lahan kalimas membuat warga yang belum


mendapat ganti rugi harus

tinggal ditempat penampungan warga lain yang

simpatik denganterjadinya penggusuran lahan yang dilakukan PT.KAI. Fasilitas


untuk kehidupan sehari-hari belum layak untuk digunakan sebagai tempat tinggal.
Penampungan memang identik dengan orang banayak yang hidup dalam satu
tempat dengan kondisi yang tidak memungkinkan dari fasilitas MCK,bentuk
bangunan, tempat tidur dan laiinya.
Dari penampungan tersebut warga kalimas yang tidak mempunyai biaya
dan ganti rugi harus bertahan hidup dengan pemberian warga ataupun terus
melanjutkan

kehidupannya

sembari

menunggu

ganti

rugi

selesai.

Dampakpenggusuran lahan sangatlah berdampak pada kehidupan informan yang


kami wawancarai, dan dampak itu bersikap negatif dalam segiekonomi,sosial
dan bahkan budaya yang selama terjalin lebih dari 20 tahun harus sirna karena
penggusuran lahan yang terjadi pada tanggal 17 November 2013. Dalam
menyebutkan tanggal terjadinyapenggusuran lahan, informan bahkan sudah agak
lupadengan terjadinya penggusuran lahan.
5.2 SARAN
Dalam penelitian ini hendaknya mmasyarakat urban kalimas bahwasanya
kami sebagai peneliti bukan sebagai penyalur aspirasi atau suara penggusuran
lahan. Kami sebagai peneliti bersikap senetral-netralnya. Dalam hal ini PT.KAI
juga hendaknya memberi kejelasan terkait ganti rugi. Dari kami sebagai peneliti
dengan laporan sosiologi perkotaan dengan topik penggusuran lahan bertempat di
jalan kalimas baru, kalimas, kecamatan Pabean Cantikan berharap bisa digunakan
sebagai referensi untuk penelitan dan peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://notaris-sidoarjo.blogspot.com/2012/11/penggusuran-lahan.html
Penggusuran Tanah dalam Perspektif Sosial
www.scribd.com
Penggusuran - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
id.wikipedia.org
Tesis Analisis Faktor Pendorong Migrasi Warga Klaten ke Jakarta oleh Siti
Khatijah.
Makna Penggusuran Menurut Masyarakat Miskin Kota Surabaya (Studi
Kasus Pada Warga Miskin Pinggir Rel Korban Rencana Penggusuran
Double Track oleh PT. KAI Dalam Perspektif Konstruksi Sosial Berger di
Kelurahan Sidotopo) oleh Tiandi Zana Hetsy
Penggusuran sebagai implikasi kebijakan ruang terbuka hijau dalam
perspekti HAM: Studi Kasus Penggusuran taman bersih, manusia dan
berwibawa oleh Siti Manggar F.

Kebijakan Ruang terbuka Hijau dan Penggusuran Warga Miskin Kota di


Jakarta: Study Kasus Penggusuran Taman Bersih, Manusiawi dan
Berwibawa (BMW) Oleh : Khalisah Khalid

LAMPIRAN

A. Pengklasifikasian Informan
TRANSKRIP OBSERVASI

No.
Koding
Tanggal Pengamatan
Jam
Kegiatan yang Diobservasi

: 01
: Ob-01/24-05/2014
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Setting Wawancara dengan Informan

Wawancara dengan Ibu Subiah ini dilakukan tanggal 24 Mei 2014 di sore hari di
penampungan di salah satu rumah warga penggusuran lahan PT KAI, keadaan di sekitar sedikit
kurang mendukung karena suasana sekitar lumayan ramai akibat banyak aktivitas warga yang
terjadi dan berdekatan dengan teman-teman yang melakukan wawancara juga, namun tidak
terlalu mengganggu hasil indept interview yang di lakukan bersama ibu subiah.

TRANSKRIP WAWANCARA
No.
Kode
Nama Informan
Tanggal Pengamatan
Jam
Tempat Wawancara
Topik Wawancara

: W-01/q-1/24-05/2014
: 01-SB
:Subiah
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Kalimas, Kec.Pabean Cantikan
: Identitas Diri

Materi Wawancara
Peneliti
Peneliti

Informan
Nama

Informan

Subiah

Peneliti

Usia?

Informan

49 tahun

Peneliti

Jenis kelamin?

Informan

Perempuan

Peneliti

Agama?

Informan

Islam

Peneliti

Asal daerah?

Informan

Jombang

TRANSKRIP WAWANCARA
No.
Kode
Nama Informan
Tanggal Pengamatan
Jam
Tempat Wawancara
Topik Wawancara

: W-01/q-2/24-05/2014
: 01-SB
:Subiah
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Kalimas, Kec.Pabean Cantikan
: Alasan Tinggal di Kalimas

Peneliti
Peneliti

Materi Wawancara
Informan
Sebelum tinggal disini ibu tinggal dimana?

Informan

Di bama timbangan

Peneliti

Mengapa pindah kesini bu?

Informan

Dulu disitukan gak di kontrakan lagi terus saya nyari rumah dapat disini,
sini dulu kontrak mbak.

Peneliti

Ibu ada pikiran untuk kembali ke jombang lagi atau gak?

Informan

Gak saya,, gak ada keluarga

Peneliti

ibu tinggal di Surabaya enak gak sih bu menurut ibu?

Informan

Enakan disini bisa ada hiburannya, di rumah disana (Jombang) gak ada
hiburan, gak ada saudara-saudara

TRANSKIP WAWANCARA
No.
Kode
Nama Informan
Tanggal Pengamatan
Jam
Tempat Wawancara
Topik Wawancara

: W-01/q-3/24-05/2014
: 01-SB
:Subiah
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Kalimas, Kec.Pabean Cantikan
: Konstruksi Penggusuran Lahan
Materi Wawancara

Peneliti
Peneliti

Informan
Bagaimana penggusuran lahan bisa terjadi bu?

Informan

sebetulnya gini yah mbak ya,,, katanya loh ya ini cuma, saya
cuma ada lihatan. Sebetulnya sini nih gak di gusur cuma di bikin
pelebaran jalan
katanya gitu,,, terus habis itu kok, yang di
gusur itu pasar turi sama wonokromo gitu loh katanya.

Peneliti

biasanya konflik yang terjadi, atau bertengkar sama sama siapa


sih bu? pernah bertengkar gak sih bu selama penggusuran?

Informan

yah,, dorong-dorongan sama bapak polisi mbak masa rumah


sekian aja personilnya seribu lima ratus, kan gak pantas
dilihatnya gitu. Kita yah gak tau mau di gusur,, gak tau saya
katanya masi tanggal dua puluh gitu,, saya ya tenang-tenang
mbak sampai tangan adek saya sakit itu.

Peneliti

untuk ini bu, mau tanya lagi ibu inikan biasanya mau di gusur.
Kira-kira tanah yang di gusur ini di gunakan untuk apa sih bu??

Informan

depo kontener. Inikah sudah di tempati kontener (sambil


menujuk kearah kumpulan kontener-kontener)

Peneliti

terus bagaimana bu?

Informan

ow,, disini di tawar satu meternya dua ratus limah puluh mbak,
kita bisa apa orang rumah saya cuma enam meter mbak

lebarnya,, panjangnya,,
dapat hanya beberapa,, ya untuk makan aja gak cukup mbak,,
yah kita ya gak mau.

TRANSKIP WAWANCARA
No.
Kode
Nama Informan
Tanggal Pengamatan
Jam
Tempat Wawancara
Topik Wawancara

: W-01/q-4/24-05/2014
: 01-SB
:Subiah
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Kalimas, Kec.Pabean Cantikan
: Dampak Penggusuran Lahan
Materi Wawancara

Peneliti
Peneliti

Informan
Berapa kerugian yang dialami, saat ada kerugian ibu?

Informan

Iyaa rumah sendiri,,, saya bangun rumah habis seratus tujuh puluhlah.
Belinya empat puluh lima terus saya bangun.

Peneliti

terus gimana ibu sertifikat tanah udah ada terus kenapa kok masih di
persulit ibu?

Informan

sebetulnya itu, katanya loh mau ada ganti sampai sekarang kok gak ada
gitu makanya saya itu nunggu disini sampai dapat ganti gitu mbak
sampai sekarang.

Peneliti

semua dulu yang tinggal di jalan Jakarta timur mayoritas kerja sebagai
apa ibu?

Informan

kurang tau saya mbak,, cuma saya yang sama adek saya yang kerja tadi di
pabrik indomie. Dulu teluk kumaikan ada indomie terus sekarang
mungkin dia kontrknya mahal pindah di pasuruan.

Peneliti

jadinya sekarang tidak bekerja lagi ya bu ya,,,?

Informan

enggak,,,

Peneliti

begini bu untuk fasilitas umum, sekarangkan ibu di tumpangi bu untuk


fasilitas kamar mandi, bagaimana ibu sudah layak gak sih menurut ibu?

Informan

semua di tampungan sini,, ndak layak.

TRANSKRIP OBSERVASI

No.
Koding
TanggalPengamatan
Jam
Kegiatan yang Diobservasi

: 02
: Ob-02/24-05/2014
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Setting Wawancara dengan Informan

Wawancara dengan nurul khasanah dilakukan tanggal 24 Mei 2014 di sore hari di rumah
ibu nurul, pada saat itu ibu nurul sedang mencuci piring. Disitu ada anaknya juga yang
sedangbermain.
Suami ibu nurul juga keluar masuk rumah dengan membawa sangkar burung
peliharaannya. Namun keadaan itu tidak terlalu mengganggu hasil indept interview yang di
lakukan bersama ibu nurulkhasanah.

TRANSKRIP WAWANCARA

No.
Kode
NamaInforman
TanggalPengamatan
Jam
TempatWawancara
TopikWawancara

: W-02/q-1/24-05/2014
: 02-NK
: Nurul Khasanah
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Kalimas, Kec.Pabean Cantikan
: Identitas Diri
MateriWawancara

Peneliti
Peneliti

Informan
Nama

Informan

Nurul khasanah

Peneliti

Usia?

Informan

32 tahun

Peneliti

Jenis kelamin?

Informan

Perempuan

Peneliti

Agama?

Informan

Islam

Peneliti

Asal daerah?

Informan

Madura

TRANSKIP WAWANCARA

No.
Kode
NamaInforman
TanggalPengamatan
Jam
TempatWawancara
TopikWawancara

: W-02/q-2/24-05/2014
: 02-NK
: Nurul Khasanah
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Kalimas, Kec.Pabean Cantikan
: Alasan Tinggal di Kalimas

Materi Wawancara
Peneliti
Peneliti

Informan
Sebelum tinggal disini ibu tinggal dimana?

Informan

Di Madura

Peneliti

Mengapa pindah kesini bu?

Informan

Karena sayai kut orang tua saya mbak, kan sebelum saya lahir orang tua
saya sudah tinggal disini. Yang jelas orang tua saya tinggal disisni sejak
jaman belanda dan tanah ini juga warisan dari nenek saya saat perang
lawan belanda dulu mbak

Peneliti

Sejak kapan tinggal disini

Informan

Sejak saya lahir, ya sudah 32 tahunan

Peneliti

Kenapa ibu gak balik ke Madura?

Informan

Asap kita sudah disini mbak, kalau kita balik kita mau kerja apa?

TRANSKIP WAWANCARA

No.
Kode
NamaInforman
TanggalPengamatan
Jam
TempatWawancara
TopikWawancara

: W-02/q-3/24-05/2014
: 02-NK
: Nurul Khasanah
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Kalimas, Kec.Pabean Cantikan
: Konstruksi Penggusuran Lahan
Materi Wawancara

Peneliti
Peneliti

Informan
Bagaimana penggusuran lahan bisa terjadi bu?

Informan

Soalnya saya tidak punya sertifikat tanah, dan dari pihak PTKAI sendiri
kan juga tidak memiliki sertivikat . aslinya kan itu milik pemerintah,tapi
diaku-aku sama PTKAI trus saya merasa sudah tinggal disini selama
puluhan tahun ,dan di undang-undang agraria kalau sudah tinggal
beberapa puluh tahun berarti sudah otomatis menjadi warfa situ mbak.

Peneliti

Kapan buk penggusuran ini terjadi?

Informan

Kalau gak salah 17 Desember 2013 saya lupa mbak

Peneliti

Sebelum ada aksi penggusuran apa ada surat peringatan dulu buk?

Informan

Ya ada mbak ,tapi kan gak ketemu titik terange akhirnya pas itu turun
2000 aparat kepolisian beserta preman-preman . polisinya sambil bawa
anjing gedhe-gedhe

TRANSKIP WAWANCARA
No.
Kode
NamaInforman
TanggalPengamatan

: W-02/q-4/24-05/2014
: 02-NK
:Nurul Khasanah
: 24 Mei 2014

Jam
TempatWawancara
TopikWawancara
Peneliti
Peneliti

: 17.25-18.00
: Kalimas, Kec.Pabean Cantikan
: Dampak Penggusuran Lahan

MateriWawancara
Informan
BagaimanaDampak Penggusuran Lahan?

Informan

Saya sebenere tidak ikut digusur mbak, tapi saya ikut-ikut mempertahankan
penggusuuran itu. Karena saya takut rumah saya ikut tergusur. Saya takut
lama kelamaan penggusuran itu akan menjalar kemana-mana dan saya ikut
kegusur. Selain itu banyak korban dari penggusuranlahan ini yang mata
pencahariannya terputus, dan mereka menjadi pengangguran.

Peneliti

Apa tidak ada ganti rugi dari pihak PTKAI nya bu?

Informan

Ya ada mbak tapi Cuma 500.000 per meter. Apa dikira rumah kambing?

Peneliti

Selain karena PTKAI penggusuran lahan ini tidak ada karena faktor pihak
lain buk?

Informan

Kayaknya sih perusahaan asing mbak, apa itu namanya bukan menyenangkan
pihak asing dan menyengsarakan warga mbak?

TRANSKRIP OBSERVASI
No.
Koding
Tanggal Pengamatan

: 03
: Ob-03/24-05/2014
: 21 Mei 2014

Jam
Kegiatan yang Diobservasi

: 17.25-18.00
: Setting Wawancara dengan Informan

Wawancara dengan kurniawan ini dilakukan tanggal 21 Mei 2014 di sore hari di
penampungan di salah satu rumah warga penggusuran lahan PT KAI, keadaan di sekitar sedikit
kurang mendukung karena suasana sekitar lumayan ramai akibat banyak aktivitas warga yang
terjadi dan berdekatan dengan teman-teman yang melakukan wawancara juga, namun tidak
terlalu mengganggu hasil indept interview yang di lakukan bersama kurniawan.

TRANSKIP WAWANCARA
No.
Kode
Nama Informan
Tanggal Pengamatan
Jam

: W-03/q-4/24-05/2014
: 03-KN
: Kurniawan
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00

Tempat Wawancara
Topik Wawancara

: Kalimas, Kec.Pabean Cantikan


: Identitas Diri
Materi Wawancara

Peneliti
Peneliti

Informan
Nama

Informan

Kurniawan

Peneliti

Usia?

Informan

19 tahun

Peneliti

Jenis kelamin?

Informan

Laki-laki

Peneliti

Agama?

Informan

Islam

Peneliti

Asal daerah?

Informan

Gresik, desa Gunung Anyar

TRANSKIP WAWANCARA
No.
Kode
Nama Informan
Tanggal Pengamatan
Jam

: W-03/q-4/24-05/2014
: 03-KN
: Kurniawan
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00

Tempat Wawancara
Topik Wawancara

: Kalimas, Kec.Pabean Cantikan


: Alasan Tinggal di Kalimas

Materi Wawancara
Peneliti
Peneliti
Informan
Peneliti

Informan
apa alasan keluarga memilih tinggal dikalimas ini kan sejak tahun 1982?
Kalau itu belum tahu mbak
Belum tahu?

Informan
Peneliti

Itukan orang tuanya


masnya tinggal di kalimas ini sudah berapa lama, sama
keluarga?

Informan

Tahun 82

TRANSKIP WAWANCARA
No.
Kode
Nama Informan
Tanggal Pengamatan
Jam
Tempat Wawancara
Topik Wawancara

: W-03/q-4/24-05/2014
: 03-KN
:Kurniawan
: 21 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Kalimas, Kec.Pabean Cantikan
: Konstruksi Penggusuran Lahan
Materi Wawancara

Peneliti
Peneliti

Informan
Warga disini kebanyakan pekerjaanya sebagai apa?

Informan

Pekerjaanyakebanyakan sih pekerjaannya pensiun PJKA

Peneliti

Pensiun PJKA?

Informan

Iya, PT KAI itu mbak

Peneliti

Kebanyakan kan pensiunan KAI tapi kenapa malah yang menggusur PT


KAI?

Informan

Ya itu mbak apa, inikan ada PT lain, PT lain ini kerjasama dengan KAI
gitu lho, lha terus habis itu, ya PT KAI itu mau merncanakan mau
menjual tanahnya.. lha terus sedangkan tanah ini tanah resmi
warga ya gitu lho, lha tapi sedangkan katanya kai itu, katanya.. itu

Peneliti

tanah milik Kereta Api, tapi sebenarnya tidak gitu lho


Tapi warga disini punya surat?

Informan

Punya, punya jadi itu ditunjukkin itu mba suratnya

Peneliti

Sebelumnya pernah ada sosialisasi masalah penggusuran lahan ini apa

Informan

tidak mas?
pada waktu itu mbak, pas tanggal 17 november 2013 itu, nhah itu
kejadian pemberontakan langsung,

Peneliti
Informan

Tapi kalau udah di gusur ini sudah ada ganti rugi atau belum?
Itu sampai sekarang itu belum ada ganti rugi, sepeserpun nggak ada

Peneliti

Terus kelanjutannya gimana?

Informan

Ya ini, cuma tadinya rundingan, rundingan tapi rundingannya itu kok


nggak ada hasilnya gitu lho, itukan tadi yang membuat rencana
pembongkaran ini dicari, dicari mbak, itu.. itu orangnya keadaan itu
ya orang KAI juga, orangnya itu..
sekarang kalau dinasnya itu biasanya di gubeng situ mbak

Pewawancara
Informan
Pewawancara
Informan

Masnya tahu nggak maksudnya kenapa gitu lho kok digusur?


Itu anu, kayaknya si.. mau.. mau membangun sebuah depo
Depo ?
Iya, depo itu kayak anu lho mbak.. emh kontainer-kontainer itu lho

Pewawancara

mbak
Rencana kedepan gimana mas kalau seandainya, atau berharapnya

Informan

gimana?
Berharapnya sih kalau bisa, ada ganti ruginya lho mbak, nah kalau
misalnya, rumah susun pokoknya tu bisa ditempati sehari hari gitu lho
mbak

TRANSKIP WAWANCARA
No.
Kode
Nama Informan
Tanggal Pengamatan
Jam
Tempat Wawancara
Topik Wawancara

: W-03/q-4/24-05/2014
: 03-KN
: Kurniawan
: 21 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Kalimas, Kec.Pabean Cantikan
: Dampak Penggusuran Lahan
Materi Wawancara

Peneliti
Peneliti

Informan
Terus masnya inikan sekarang kan ngekos, menurut mas bagaimana
dengan fasilitas yang mas tempati sekarang? Lebih nyaman di rumah

Informan

sendiri atau..
Iya lebih nyaman di rumah sendiri sih mbak (semua enak dirumah
sendiri mbak, nggak menegeluarkan uang buat bulanan sahut ibuibu yang tadi) Kalau bisa sih, kalau ada ganti ruginya warga kan biar
enak biar nggak kepikiran terus, kan takunya sebagian ada yang

Peneliti

stresslha itu..
Kalau misalkan nggak kunjung ada hasilnya gimana mas?

Informan

Ya, kalau saya sih.. saya ini kurang tahu mbak saya ini apa kata
orang tua, kalau saya inikan sebagai anak nunutkan mbak, lha apa
kata orang tua kalau ngomongnya gini ya gini kalau gitu ya gitu,

cuma orang tua ini mau hasilnya doang, cuma tahu hasilnya doang
gitu aja, gimana, rundingannya itu gimana hasilnya gimana gitu aja

TRANSKRIP OBSERVASI
No.
Koding
Tanggal Pengamatan
Jam
Kegiatan yang Diobservasi

: 04
: W-04/q-4/24-05/2014
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Setting Wawancara dengan Informan

Wawancara dengan Bapak Abdul Salam ini dilakukan tanggal 24 Mei 2014 di
sore hari di penampungan di salah satu rumah warga penggusuran lahan PT KAI,
keadaan di sekitar sedikit kurang mendukung karena suasana sekitar lumayan ramai
akibat banyak aktivitas warga yang terjadi dan berdekatan dengan teman-teman yang
melakukan wawancara juga, namun tidak terlalu mengganggu hasil indept interview
yang di lakukan bersama Bapak Abdul Salam

TRANSKRIP WAWANCARA
No.
Kode
Nama Informan
Tanggal Pengamatan
Jam
Tempat Wawancara
Topik Wawancara

: W-04/q-1/24-05/2014
: 04-AS
: Abdul Salam
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Kalimas, Kec.Pabean Cantikan
: Identitas Diri
Materi Wawancara

Peneliti
Peneliti

Informan
Nama

Informan

Abdul Salam

Peneliti

Usia

Informan

41 Tahun

Peneliti

Jenis Kelamin

Informan

Laki-Laki

Peneliti

Agama

Informan

Islam

Peneliti

Asal Daerah

Informan

Surabaya

TRANSKIP WAWANCARA
No.
Kode
Nama Informan
Tanggal Pengamatan
Jam
Tempat Wawancara
Topik Wawancara

Peneliti
Peneliti

: W-04/q-2/24-05/2014
: 04-AS
: Abdul Salam
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Kalimas, Kec.Pabean Cantikan
: Konstruksi Penggusuran Lahan

Materi Wawancara
Informan
Apa yang menyebabkan terjadinya penggusuran lahan di kalimas ini
pak?

Informan

Karena PT KAI ingin menguasai tempat yang saya tinggal mas,dan selain
itu sendiri PT KAI pun melanggar perjanjian mas,padahal katanya mau di
buat double trek mas,eh ternyata dibuat investasi lain mas

Peneliti

Sejak kapan penggusuran lahan di kalimas ini pak?

Informan

Ya sekitar bulan November tanggal 20, ya dari pertengahan bulan


november, ya pokoknya itu mas , ya penggusurannya terjadi tanggal 17
itu tadi

Peneliti

selain itu apa lagi pak. Mungkin berkaitan dengan gantirugi ?

Informan

Belum ada belum ada

Peneliti

kalau menurut bapak itu upaya negosiasi apa yang dilakukan warga
kalimas ini dengan pemerintah itu?

Informan

selama ini kami bernegosiasi dengan dewan. Sudah di tanggapi sama


dewan terus tanah itu akhirnya sama dewan dikasih surat. Gak di
perhatikan

TRANSKIP WAWANCARA
No.
Kode
Nama Informan
Tanggal Pengamatan
Jam
Tempat Wawancara
Topik Wawancara

: W-04/q-3/24-05/2014
: 04-AS
: Abdul Salam
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Kalimas, Kec.Pabean Cantikan
: Alasan Tinggal di Kalimas

Peneliti
Peneliti

Materi Wawancara
Informan
alasannya apa pak ,kok tetap pilih tnggal di sini itu?

Informan

ya pekerjaan itu sulit di desa

Peneliti

ow,,, madura itu di desanya

Informan

di desa

Peneliti

ow,, lebih mudah di sini.

Informan

iya lebih mudah di sini. Di sana paling apa kerjanya,, bertani

Peneliti

menerut bapak untuk pemasukan sendiri, lebih banyak di mana pak

Informan

ya di sini

TRANSKIP WAWANCARA
No.
Kode
Nama Informan
Tanggal Pengamatan
Jam
Tempat Wawancara
Topik Wawancara

: W-04/q-4/24-05/2014
: 04-SB
: Abdul Salam
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Kalimas, Kec.Pabean Cantikan
: Dampak Penggusuran Lahan

Materi Wawancara
Peneliti
Peneliti

Informan
Menurut bapak itu penggusuraan lahan di kalimas itu terjadi konfik?

Informan

wo sering,

Peneliti

konfliknya seperti apa?

Informan

kalau PT KAI itu, door to door dia itu, maksudnya yang takut di takuttakuti. Kalau ada warga itu dia lari bersama aparatnya juga, banyak
aparatnya. Lha yang terjadi di nomer berapa itu polisinya, mask polisinya
maksa. Memaksa untuk tanda tangan.

Peneliti

apakah waktu terjadinya penggusuran itu kondisinya seperti apa pak?

Informan

ow,, sudah siap. Siap bertempur, ada adu fisik, adu fisiknya itu dengan
aparat. Nah kira-kira itu 1.500

Peneliti

trus apakah waktu terjadi selisih dengan preman,aparat sama warga itu
apakah ya ada adu mulut atau gimana itu

Informan

dorong-dorongan, a,, itu wakil Rtnya itu sempat di gigit anjing

TRANSKRIP OBSERVASI
No.
Koding
Tanggal Pengamatan
Jam
Kegiatan yang Diobservasi

: 05
: W-05/q-4/24-05/2014
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Setting Wawancara dengan Informan

Wawancara dengan bapak hasan ini dilakukan tanggal 24 Mei 2014 di sore hari di
penampungan di salah satu rumah warga penggusuran lahan PT KAI, keadaan di sekitar
sedikit kurang mendukung karena suasana sekitar lumayan ramai akibat banyak aktivitas
warga yang terjadi dan berdekatan dengan teman-teman yang melakukan wawancara
juga, namun tidak terlalu mengganggu hasil indept interview yang di lakukan bersama
Bapak Hasan.

TRANSKRIP WAWANCARA
No.
Kode
Nama Informan
Tanggal Pengamatan
Jam
Tempat Wawancara
Topik Wawancara

: W-05/q-4/24-05/2014
: 05-HN
:Bapak Hasan
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Kalimas, Kec.Pabean Cantikan
: Identitas Diri

Materi Wawancara
Peneliti
Peneliti

Informan
Nama

Informan

Hasan

Peneliti

Usia?

Informan

36 tahun

Peneliti

Jenis kelamin?

Informan

Laki-laki

Peneliti

Agama?

Informan

Islam

Peneliti

Asal daerah?

Informan

Surabaya

TRANSKIP WAWANCARA
No.
Kode
Nama Informan
Tanggal Pengamatan
Jam
Tempat Wawancara
Topik Wawancara

: W-05/q-4/24-05/2014
: 05-HN
:Bapak Hasan
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Kalimas, Kec.Pabean Cantikan
: Alasan Tinggal di Kalimas

Materi Wawancara
Peneliti
Peneliti

Informan
Sebelum tinggal disini bapak hasan tinggal dimana?

Informan

Sejak kecil saya ikut orang tua ,tinggal disini mas.

Peneliti

Apa alasan bapak tinggal disini ?

Informan

Saya disini itu mencari pekerjaan mas.

Peneliti

Sudah berapa lama mas tinggal disini?

Informan

Saya di sini sudah 36 tahun mas,sampai mempunyai istri saya bertempat


tinggal disini mas.

Peneliti

Apa alasan mengapa bapak hasan masih bertempat tinggal disini ?

Informan

Saya tidak ingin mas,jauh-jauh dari orang tua.

TRANSKIP WAWANCARA
No.
Kode
Nama Informan
Tanggal Pengamatan
Jam
Tempat Wawancara
Topik Wawancara

: W-05/q-4/24-05/2014
: 05-HN
: Bapak Hasan
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Kalimas, Kec.Pabean Cantikan
: Konstruksi Penggusuran Lahan
Materi Wawancara

Peneliti
Peneliti

Informan
Bagaimana penggusuran lahan bisa terjadi ?

Informan

Iya mas,karena pihak PT KAI ingin menguasai tempat yang dulunya yang
saya tempati.

Peneliti

Apa yang menyebabkan terjadinya penggusuran tersebut ?

Informan

Karena PT KAI ingin menguasai tempat yang saya tinggal mas,dan selain
itu sendiri PT KAI pun melanggar perjanjian mas,padahal katanya mau di
buat double trek mas,eh ternyata dibuat investasi lain mas.

Peneliti

Apa protes ganti rugi yang di alami oleh masyarakat tersebut ?

Informan

Ada mas, tapii sebagian ada yang dapat ganti rugi..

Peneliti

Apa ada ganti rugi dari pemerintah tersebut???

Informan

Uww adaa mas, Cuma yang dapat ganti ruginya sebesar 250 ribu mas
permeternya mas,padahal saya juga ikut bayar PBB dan pajak lainlainnya mas.

TRANSKIP WAWANCARA
No.
Kode
Nama Informan
Tanggal Pengamatan
Jam
Tempat Wawancara
Topik Wawancara
Peneliti
Peneliti

: W-05/q-4/24-05/2014
: 05-HN
: Bapak Hasan
: 24 Mei 2014
: 17.25-18.00
: Kalimas, Kec.Pabean Cantikan
: Dampak Penggusuran Lahan

Materi Wawancara
Informan
Setelah penggusuran terjadi,bagaimana masyarakat yang terkena
penggusuran untuk tetap bertahan hidup atau survival?

Informan

Ya itu mas,kalau yang punya banyak uang bisa pindah di daerah lain
mas,tetapi seperti saya ini masih tetap tinggal disini mas,untuk menagih
janji kepada pemerintah mas.

Peneliti

Apa dampak yang terjadi setelah penggusuran itu telah terjadi ?

Informan

Dampaknya itu banyak mas,seperti kesehatan itu kurang mas,karena


sebelum ada penggusuran itu ada puskesmas keliling mas,jadi kalau ada
orang sakit itu mudah untuk di obati mas.

Peneliti

Apa ada kerugian dengan adanya penggusuran lahan tersebut?

Informan

Kerugiannya banyak mas,dan selain itu saya sekarang bertempat tinggal


tidak seperti dulu mas,seperti memulai hidup dari awal lagi mas.

B. Informan
INFORMAN KUNCI
Identitas informan :
Nama

: Misdi

Umur

: 58 tahun

Alamat

: jln. Kalimas baru no 28 rt 05 rw 01

Pekerjaan

: swasta.

Pada hari kamis tanggal lima juli 2014 tepatnya jam setengah enam saya
dan teman saya melakukan indepth interview kepada informan kunci yaitu bapak
RW.
Peneliti

: assalamualaikum

Informan

: waalaikumsalam,,,

Peneliti

: maaf pak, jam segini baru sampai sini. Langsung saja ya pak
saya mulai wawancaranya

Informan

: ow,, iya gak papa, silahkan mau tanya apa..

Peneliti

: sejak kapan bapak tinggal di sini?

Informan

: sejak tahun enam puluhan gitu. Sejak tahun enam puluhan.

Peneliti

: alasan bapak tinggal di sini?

Informan

: ya ikut orang tua, orang tua kan disini dulu. Jadi Sejak kecil

Peneliti

: apa itu, menurut bapak itu mayoritas penduduk di kalimas itu


berasal dari daerah mana pak?

Informan

: mayoritas di,,, ow penduduk di sini, mayoritas ya jawa sama


madura.

Peneliti

: itu mayoritas...,pendatang atau,,,,

Informan

: endak,,,ya semuanyakan pendatang. Dulukan disini kosong semua


gitu lo..., jadi mereka datang itu ya ke sini. Artinyakan, lahan ini
dulu memang kosong tapi ada rumah gitu lo. .. ahh dulukan orang
tua kariyawannya kereta api

Peneliti

: trus bapak sendiri bekerja sebagai apa?

Informan

: sekarang..., saya swasta. Di basuki rahmat

Peneliti

: terus kalau menurut bapak itu di kalimas apa sering terjadi


konflik pak?

Informan

: penggusuran ini kan ada tahapan gitu, awal itu memang ya sudah
ada pembicaraan. Cumakan konfliknya itukan yang digusur itu
maunya gak mau digusur. Dia punya keinginan ingin memiliki,
ingin memiliki tempat itu gitu lo. Karena apa dia kan di undangundang agraria 20 tahun menempat, ini bisa di, diminta kan gitu.

Peneliti

: itu asal muasalnya tanahnya itu milik siapa ya pak?

Informan

: yang jelas kalau disini itu tanahnyakan punyanya PELINDO.


Tapi disini orang-orangkan menempati di sini diakan karna
karyawan kereta api, dia punya surat penunjukan untuk
menempati. Jadi rumah ini punyanya KAI.

Peneliti

: jadi sayakan pernah melakukan wawancara terhap salah satu


informan di jalan jakarta timur, yang lokasinya berdekatan dengan
stasiun kalimas itu pak. Itu mereka itu menganggap bahwa tanah
itu dulunya itu bekas rampasan perang, itu apa betul pak?

Informan

: gini, tanah itu yang jelas awal itu yo tek e negoro kabeh kan gitu.
Awal itu,, awal itu kita gak tau awal itu siapa, tapi yang jelas disini
sudah ada tanahnya PT kereta api , jadi sudah ada gedung itu juga
sudah ada, jadi apa itu istilahnya,, mulai jaman beland. Orang
nganggep, ini dianggep bekas rampasan itu. Tapi yang jelas bahwa
tempat ini bekasnya Orang-orang belanda yang di stasiun ini.

Peneliti

: rencananya kedepannya itu dibangun untuk apa pak?

Informan

: itu ya ndak tahu,yang jelas itu formasi ee realitas sampai sekarang


itukan pt petikemas itu lo

Peneliti

waktu terjadinya penggusuran lahan ituapakan ada tindak

kekerasan terhadap para warga atau sebaliknya dari aparat, dari


warga kepada aparat itu pak

Informan

: yang jelas bahwa terakhir karena tidak ada titik temu tahu-tahu
tanpa pemberi tahuan yang pasti, yang jelas dari KAI ini kurang
lebih ada 1.500 aparat, kemudian bawa alat macem-macem.
Kemudian tanpa negosiasi artinya tanpa dinegosiasi dulu langsung
dari pihak mereka menggusur.

Penelit

: sebelumnya apakah tidak ada dari aparat bahwa sebelum ada


penggusuran itu

Informan

: gak ada, jadi memang tanpa ada mediasi tanpa ini,oleh karena itu
gak ada

Peneliti

: itu sejak kapan pak konflik itu terjadi?

Informan

: awal tahun lalu. Artinya awal itu ee2013 kalau gak salah.

Peneliti

: Menurut bapak ketika terjadi konflik itu siapa saja yang terlibat

Informan

: yang jelas warga, jadi yang gusur itukan dari PT. KAI. Artinya
PT. KAI yang punya kaya gitu. Tapi pada sat terjadi itukan aparat
ini yang melakukan

Peneliti

: yang mengalami konflik itu aparat, warga,

Informan

: yang jelas yang gusur PT.KAI gitu lo

Peneliti

: terus katanya juga ada sejumlah preman-preman untuk membantu


aparat.

Informan

: artinyakan gini, informasi ada preman ini rombongannya dari


PT.KAI

Peneliti

: kalau menurut bapak itu negosiasi apa yang dilakukan warga


kalimas dengan pemerintah pak?

Informan

: yang jelas itu sampai hari ini, itukan baru beberapa rumah yang
mendapat biyaya ganti rugi masih ada beberap yang belum selesai.
Jadi itu kita upayakan untuk , kemudian kalau ndak salah itu.
Makannya dalam bulan-bulan ini akan diselesaikan gitu untuk
ganti rugi.

Peneliti

: tapi nyatanya sudah selesi semua atau masih ada yang belum

Informan

: belum, jadi masih yang rumah dinas. Ada tujuh, tujuh rumah
dinas. Kemudian ada delapan yang di sekitar rumah dinas, lalu ada
sekitar dua tiga yang berada diluar rumah dinas.

Peneliti

: yasudah, sekian wawancara dari kami terimakasih atas informasi


yang telah diberikan.

Informan

: iya sama-sama.

INFORMAN NON SUBJEK


Identitas Responden
Nama lengkap

: Nurul Khasanah

Umur

: 32 tahun

Bekerja

:Ibu Rumah Tangga

Pendidikan terakhir :S1


Peneliti

: Permisi buk mau tanya

Informan

: Iya mbak ada apa? (bergegar meninggalkan cuciannya kemudian


berjalan kearah peneliti)

Peneliti

: Di daerah baru saja terjadi penggusuran yaa buk?

Informan

: Iya mbak saya juga kena gusur

Peneliti

: oh begitu buk. Kalo ibu berkenan apakah kita boleh minta


waktunya sebentar untuk wawancara buk?

Informan

:ya tentu saja bisa mbak. Tapi mbak-mbak nya ini dari mana ya?
Kok pada pakek jas warna biru-biru?

Peneliti

:ooh begini buk. Kami dari Universitas Airlangga jurusan


Sosiologi. Disini kami ada tugas kuliah lapangan mengenai
penggusuran lahan.

Informan

:jadi kayak KKN gitu tah mbak

Peneliti

: iya buk kurang lebihnya seperti itu.

Ibu sejak kapan buk

menempati lahan yang digusur itu?


Informan

: ya sejak saya lahir mbak. Ya udah 32 tahunan lah mbak.

Peneliti

: kenapa buk kok tinggal didaerah sini?

Informan

: la saya ikut orang tua saya mbak kan dari sebelum saya lahir
orang tua saya sudah tinggal disini.

Peneliti

: sebelum orang tua ibu tinggal didaerah sini tinggal dimana buk?

Informan

: ya dimadura mbak

Peneliti

: loh kok bisa pindah ke sini kenapa buk?

Iinforman

: wah kurang jelas mbak. Yang jelas orang tua saya tinggal disini
sejak jaman belanda dan tanah ini juga warisan dari nenek saya
saat perang lawan belanda dulu mbak.

Peneliti

:oh jadi kebanyakan warga sini juga dari madura juga buk?

Informan

: ya enggak semua mbak tapi emang banyak yang dari madura. Ada
juga mbak ibu-ibu yang duduk disebelah sana itu (sambil
menunjuk ke ibu-ibu yang duduk disebelah warung)

Peneliti

: iya buk kenapa?

Informan

: ibu itu dri jombang mbak

Peneliti

: warga didaerah sini itu kebanyakan bekerja sebagai apa buk?

Informan

: kebanyakan sih dagang mbak. Tapi setelah lahan ini di gusur gak
tau lagi ya mbak orang-orangnya pada pergi kemana.

Peneliti

: dagang apa aja buk?

Informan

: ya dulu yang punya rumah sebelah situ (sambil menunjuk lahan


yang telah digusur) itu jual martabak terus yang sebelah situ juga
jualan bakso tapi gak tau mbak mereka sekarang pada kemana.

Peneliti

: penggusuran lahan seperti ini sering terjadi ya buk di sini?

Informan

: ya enggak mbak baru kali ini saja

Peneliti

:oh jadi baru terjadi kali ini ya buk?

Informan

: iya mbak sebelum sebelumnya gak pernah kok.

Peneliti

: kapan buk penggusuran ini terjadi?

Informan

: tanggal berapa ya mbak saya lupa. Kalo gak salah sih tanggal
tujuh belas desember dua ribu tiga belas itu mbak.

Peneliti

: sebelum ada aksi penggusuran apa ada surat peringatan dulu buk?

Informan

: ya ada mbak tapi kan gak temu titik terang akhirnya pas itu
langsung turun aparat polisi 2000 aparat mbak sama premanpreman gitu. Iya kalo polisi aja gak papa mbak tapi ini polisinya
sambil bawa anjing gede-gede mbak.

Peneliti

: emang lahan ini mau dibuat apa buk?

Informan

: ya katanya sih doubeltrak mbak tapi setelah dikonformasi ke


pihak pusat yang ada di bandung katanya gak ada. La sebenarnya
bisa dikatakan tanah ini itu tanah tak bertuan mbak.

Peneliti

: maksudnya gimana buk? Apa ibu gak punya sertifikat tanahnya


buk?

Informan

:ya kami emang gak punya serifikatnya mbak tapi kan menurut
undang-undang kamin udah tinggal disini puluhan tahun jadi kami
memang penduduk sini. La kami juga punya KSK sama KTP sini
juga kok mbak.

Peneliti

: oh gitu ya buk

Informan

: iya mbak tapi dari pihak PT KAI nya juga gak punya surat-surat
kepemilikan lahan ini mbak

Peneliti

: pengusuran ini terjadi antara siapa dengan siapa buk?

Informan

: ya kami sama PT KAI mbak

Peneliti

: tidak ada pihak-pihak lain buk?

Informan

: ya mestinya sih ada mbak. Kayaknya perusahan asing mbak. La


buktinya bukan dibuat doubeltrak malah dibuat tempat box-box itu
mbak. Apa itu bukannya menyenangkan pihak asing mbak tapi
warganya jadi kayak gini (berkata dengan penuh emosi).

Peneliti

:apa tidak ada ganti rugi yang ditawarkan dari pihak PT KaI buk?

Informan

: ya ada mbak tapi cumak Rp500.000 per meter apa di kira rumah
kambing.

Peneliti

:emang warga minta ganti rugi berapa buk?

Informan

: kami hanya minta harga yang sewajarnya saja mbak

Peneliti

: jika diberi ganti rugi apakah semua warga disini mau pindah buk?

Informan

: ya gak semua mbak ada yang mau ada yang tidak. Jadi lokasinya
bolong-bolong gitu mbak.

Peneliti

: buk kenapa ibu gak balik ke madura saja buk?

Informan

: asap kita sudah disini mbak kalau balik kemadura kita mau kerja
apa.

Peneliti

:oh lalu sampai kapan buk kasus ini akan berlanjut?

Informan

: ya kita masih menunggu pemilu presiden mbak

Peneliti

:kenapa buk kok nunggu pemilu?

Informan

: ya kan anggota DPR DPR ini masih sibuk ngurusin pemilu mbak.
Saya rasa ya mbak ini tuh sudah banyak yang disogok soalnya
abah saya kan termasuk tokoh di waraga-warga sekitar sini nah
abah saya mau disogok mbak sama PT KAI biar gak ikut-ikut
masalah ini mbak tapi abah saya gak mau.

Peneliti

: wah ditawari berapa buk?

Informan

: berapa M gitu mbak tapi lupa mbak pastinya berapa. Saya itu
kecewa mbak kenapa pada saat itu tidak ada satu pun mahasiswa
seperti kalian ini. Padahal pada saat itu kami itu membutuhkan
sang pencerah seperti mahasiswa kayak kalian ini mbak.

Peneliti

:ya kami mohon maaf buk. Disini kami bukan sebagai aktifis
mahasiswa untuk membantu konflik disini namun kami sebagai
mahasiswa yang sedang melakukan penelitian sosial demi
kebutuhan tugas kuliah buk.

Informan

: ya meskipun kalian bukan aktifis tapi kalian kan punya teman


aktifis ya setidaknya saya mohon dengan sangat sampaikan lah
pesan saya kepada mereka bahwa kami sanyat membutuhkan
pertolongan kalian. Kalo tidak daripada penelitian ini hanya
menjadi

sebuah

laporan

ke

dosen

ya

alangkah

baiknya

menyampaikan hal ini kepada pihak media dalam bentuk tulisan.


Peneliti

: ya maaf buk sebelumnya kami tidak bisa menjanjikan apa-apa.


Kami hanya dapat memberikan souvenir ini kepada ibu sebagai
bentuk terima kasih kami karena berkenan untuk dijadikan
informan (sambil memberikan souvenir kepada informan).

INFORMAN NON SUBJEK


Identitas Informan
Nama lengkap

: kurniawan

Umur

: 19 tahun

Pekerjaan

: belum bekerja baru lulus Sma tahun 2014

Pendidikan terakhir : SMK, lulusan SMK 7 Surabaya


Alamat

: Jalan Jakarta Timur/21A

RW/RT

: 1/3

Tempat wawancara

: salah satu rumah warga kalimas di sebelah daerah yang


terkena gusur
yang merupakan rumah anak yang orang tuanya menjadi
korban
penggusuran

Tanggal wawancara

: Rabu, 21 Mei 2014

Durasi wawancara

: 21 menit 44 detik

Suasana rumah

: suasana saat wawancara sedikit kurang kondusif karena


wawancara
yang dilakukan bersebelahan dengan beberapa teman yang
lain yang
juga melakukan wawancara dan suasana diluar rumah
lumayan ramai
banyak anak-anak kecil yang bermain, serta kendaraan
berlalu-lalang

di depan rumah tempat wawancara.


Salah satu teman menunjukkan pada kami untuk mewanwancarai salah
satu korban penggusuran lahan yang terjadi di Kalimas. Wawancara yang kami
lakukan duduk di kursi di depan rumah salah satu warga dekat lokasi penggusuran
lahan. Pritya memegang HP buat merekam pembicaraan duduk di samping kiri
informan serta sesekali mengajukan pertanyaan sedangkan Suci yang mengajukan
pertanyaan, posisi duduk di depan informan.

Peneliti

: Maaf mas, namanya siapa?

Informan

: Kurniawan (suara kendaraan lewat)

Peneliti

: Lengkapnya, nama lengkapnya?

Informan

: Iya, Kurniawan (terdengar teriakan anak kecil di jalan)

Peneliti

: Bekerja sebagai apa mas?

Informan

: Saya masih anu, barusan lulusan

Peneliti

: Umurnya berapa? (pritya)

Informan

: Umurnya 19

Peneliti

: Sekarang bekerja atau gimana?

Informan

: Iya mau nyari mbak

Peneliti

: Masih mau nyari?

Informan

: iya

Peneliti

: Jadi lulusnya 2014 ini?

Informan

: Iya, lulusan ini

Peneliti

: Mas, ini alamatnya mana?

Informan

: Ini, iya Jalan Jakarta Timur, Jalan Jakarta Timur (kurang


jelas)

Peneliti

: Jalan Jakarta Timur? (sambil mencatat)

Informan

: Iya, nomor 21A

Peneliti

: Nomor?

Informan

: 21A

Peneliti

: RT/RW nya mas?

Informan

: RW 3 e, RW 1/RT 3

Peneliti

: Penggusurannya disini dilakukan tanggal berapa mas


kemaren?

Informan

: penggusurannya ituuu sekitaran Tahun kemaren bulan


November (pegang jidat sambil mengingat-ngingat)

Peneliti

: Malah tahun kemaren?

Informan

: Iya

Peneliti

: Sekarang mas nya tinggal dimana?

Informan

: Ini masih ngekos di tetangga

Peneliti

: Kos di tetangga?

Informan

: Iya

Peneliti

: Begini mas, masnya tinggal di kalimas ini sudah berapa


lama, sama keluarga?

Informan

: Tahun 82 (maksudnya 1982)

Peneliti

: Sama keluarga?

Informan

: Iya

Peneliti

: Terus sekarang keluarganya dimana? Disini semua atau


(sudah disahut dijawab)

Informan

: Keluarganya ada yang disini, ada yang sebagian di desa

Peneliti

: Desanya mana?

Informan

: Gresik

Peneliti

: Gresik yang mana mas?

Informan

: Di gresik nyaDesa Gurang Anyar

Peneliti

: Itu yang mana mas?

Informan

: Anu.. ikut apa sih(sedikit berpikir sambil pegang jidat),


pokoknya ikut gresiknya itu lho mbak, ya ikut gresiknya
cuma desanya, tapi bukan di kotanya

Peneliti

: Bukan kota?

Informan

: Iya, desanya

Peneliti

: Terus ini apa alasan keluarga memilih tinggal dikalimas


ini kan sejak tahun 1982?

Informan

: Kalau itu belum tahu mbak

Peneliti

: Belum tahu?

Informan

: Itukan orang tuanya (mah terdengar teriakan anaka


kecil memanggil orang tuanya dijalan depan rumah saat
wawancara)

Peneliti

: Warga disini kebanyakan pekerjaannnya sebagai apa?

Informan

: Pekerjaannya kebanyakan sih pekerjaanya pensiun


PJKA

Peneliti

: Pensiun PJKA?

Informan

: Iya, PT KAI itu mbak

Peneliti

: Kebanyakan kan pensiunan KAI tapi kenapa malah yang


menggusur PT KAI?

Informan

: Ya itu mbak apa, inikan ada PT lain, PT lain ini kerjasama


dengan KAI gitu lho, lha terus habis itu, ya PT KAI itu
mau merncanakan mau menjual tanahnya.. lha terus
sedangkan tanah ini tanah resmi warga ya gitu lho, lha tapi
sedangkan katanya kai itu, katanya.. itu tanah milik Kereta
Api, tapi sebenarnya tidak gitu lho

Peneliti

: Tapi warga disini punya surat? (pritya)

Informan

: Punya, punya jadi itu ditunjukkin itu mbak suratnya

Peneliti

: Iya, heeh

Informan

: Sama ditujukin ke aparat itu masih tetep saja maksa

Peneliti

: Tapi PT KAI nya punya surat apa tidak?

Informan

: Lha itu dimintain tapi nggak anu anu apa nggak

Peneliti

: Nggak kunjung dikasih? (pritya)

Informan

: Iya, nggak kunjung dikasih

Peneliti

: Jadi nggak ada kejelasannya, yang sini punya tapi PT


KAInya nggak mau tahu?

Informan

: Iya, iya

Peneliti

: Tidak kunjung dikasih?

Informan

: Iya, iya.. warga itu cuma minta buktinya kalau tanah ini
punyaknya KAI itu suratnya mana, kok nggak diberikan ke
warga gitu lho mbak, warga mintanya cuma itu doang.

Peneliti

: Lahannya yang habis di gusur itu masih nggak dinagunbangun atau masih diapakan? (kurang terdengar)

Informan

: Ini, apanya mbak? (mengulang pertanyaan)

Peneliti

: Lahannya ini?

Informan

: Lahannya ini masih apa.. kayak dirapiin gitu lho mbak, ya


sebagian masih ada yang kurang ini baru 80% yang sudah
jadi, cuma daerah situ(mengulang perkataan) nunggu
daerah situ (sambil menunjuk tempat yang sudah terlebih
dahulu dilakukan penggusuran)

Peneliti

: Luas nya berapa mas lahannya? (pritya)

Informan

: Ya ini, muter ini mbak sampek jalan raya itu

Peneliti

: Berapa jumlah kepala keluarga?

Informan

: Saya?

Peneliti

: Bukan, warga yang terkena gusur

Informan

: ow, sini.. kira kira

Peneliti

: Kurang lebih?

Informan

: Kira kira itu 150 lebih mbak, kurang lebih 150

Peneliti

: Kepala keluarganya 150?

Informan

: Iya

Peneliti

: Ada RT/RW nya nggak kira-kira mas?

Informan

: Nggak ada

Peneliti

: Nggak ada RT/RW nya?

Informan

: Ow, ada

Peneliti

: Terus sekarang RT nya dimana?

Informan

: Ada, ow ada ada di gang barat sebelahnya Pak RT nya


ada (makasih ya mbak, terdengar suara ibu-ibu yang telah
selesei diwawancarai teman kami disebelah)

Peneliti

: Sebelumnya pernah ada sosialisasi masalah penggusuran


lahan ini apa tidak mas?

Informan

: Maksudnya? (kurang paham)

Peneliti

: Maksudnya kan, datang tiba-tiba PT KAI meminta


lahannya kan?

Informan

: Iya

Peneliti

: Nah, itu gimna? Sebelumnya pernah ada negosiasi atau?

Informan

: pada waktu itu mbak, pas tanggal 17 november 2013 itu,


hah itu kejadian pemberontakan langsung,

Peneliti

: Langsung

Informan

: Iya, langsung demo.. langsung di gusur setelah itu di


bongkar

Peneliti

: Yang demo?

Informan

: Yang demo ya warga sini mbak

Peneliti

: Pemberitahuan sebelumnya sehari atau sebelumnya


pernah ada negosiasi?

Informan

: Iya sudah, terus habis gitu demonya itu datangnya pas


waktu perencanaan bongkar itu mendadak, dadakan.. habis
gitu, warga inikan warga yang demo yang bongkaran itu
pas hari kerja, nah..wargakan sebagian nggak ada, habis
gitu ya.. ya aparat ya maksa gitu lho mbak.

Peneliti

: Langsung?

Informan

: Iya, pada waktu itu, terus warga mau minta waktu, mau
minta waktu itu nggak dikasih

Peneliti

: Nggak dikasih?

Informan

: Iya gitu

Peneliti

: Sebenarnya bagaimana tanggapan warga disini?

Informan

: Warga, ada yang mau dan ada yang nggak mau

Peneliti

: Jadi waktunya itu 17 November?

Informan

: Iya

Peneliti

: Sebelumnya sudah ada peringatan atau sosialisasi masalah


lahan ini?

Informan

: Iya, iya sih iya, cuma itu kurang lebih dua bulanan mbak?

Peneliti

: Dua bulan?

Informan

: Iya sebulan dua bulan, iya

Peneliti

: Tetapi belum ada kejelasan?

Informan

:Iya,

sini..

warga

sini

cuma

kepengen

anu..

mempertahankan doang gitu lho mbak


Peneliti

: Tapi kalau udah di gusur ini sudah ada ganti rugi atau
belum?

Informan

: Itu sampai sekarang itu belum ada ganti rugi, sepeserpun


nggak ada

Peneliti

: Belum ada ganti rugi sama sekali?

Informan

: Belum

Peneliti

: Terus kelanjutannya gimana? (pritya)

Informan

:Ya

ini,

cuma

tadinya

rundingan,

rundingan

tapi

rundingannya itu kok nggak ada hasilnya gitu lho, itukan


tadi yang membuat rencana pembongkaran ini dicari, dicari
mbak, itu.. itu orangnya keadaan itu ya orang KAI juga,
orangnya itu.. sekarang kalau dinasnya itu biasanya di
gubeng situ mbak.
Peneliti

: Ow, di gubeng?

Informan

: Iya di gubeng

Peneliti

: Namanya siapa?

Informan

: Namanya Pak Jainuri

Peneliti

: Pak Jainuri?

Informan

: Iya

Peneliti

: Rumahnya dimana mas?

Informan

: Kalau gak salah rumahnya itu di daerah anu.. (diam


sejenak sambil berpikir) Sidotopo situ mbak

Peneliti

: Jadi tinggalnya di Sidotopo?

Informan

: Iya, anu.. itu kan orang KAI juga mbak

Peneliti

: Kan pekerjaan warga disini sebagian tadi kan pensiunan


PJ KAI?

Informan

: Iya

Peneliti

: Terus warga yang lain pekerjaannya sebagai apa?

Informan

: Iya

Peneliti

: Dari kepala keluarga yang lain?

Informan

: ow, iya ada yang kuli, ada yang kuli.. terus kebanyakan
sini sih emhh.. pensiunan KAI

Peneliti

: Berarti sudah lama mas tinggal disini?

Informan

: Kisaran itu itu mbak, kisaran itu kurang lebih 20

Peneliti

: 20 tahun?

Informan

: Iya, itu minimal 20 tahun

Peneliti

: Minimal 20 tahun, yang paling lama berapa kira-kira mas?

Informan

: Ow, ada.. yang 40 tahun

Peneliti

: 40 tahun?

Informan

: Iya, 40 tahun

Peneliti

: Kalau disini kebanyakan berasal dari daerah mana mas?

Informan

: Owh, kurang tahu mbak

Peneliti

: Disini?

Informan

: Sini Jawa-Madura

Peneliti

: Kalau yang digusur?

Informan

: Iya, Jawa-Madura

Peneliti

: Kan ini sudah digusur, jadi masnya ngekos, dan ada yang
kembali ke daerah asal, kira-kira dareah asalnya itu
dimana?

Informan

: Itu.. kebanyakan sih ada yang ngekos ya..daerah


Surabaya, ya sisanya
ada yang pulang ke desanya

Peneliti

: Kira-kira desanya mana aja?

Informan

: Ow, kurang tahu mbak

Peneliti

: Tapi kebanyakan jawa-madura?

Informan

: Iya, Jawa-Madura Sempat berhenti sebentar (Dessy lewat)

Peneliti

: Sebelum-sebelumnya pernah ada sosialisasi nggak, kayak


tahun kemaren 2011 atau 2012, atau kemudian ada isu-isu?
(sahut pritya)

Informan

: Ya pernah sih pernah, cuma warga kalau mau rundingan


bersama itu

lho nggak bisa soalnya dia/warga ini kan

bareng-bareng sama kerja gitu lho mbak, jadikanjadikan


warga itu maunya semuanya warga kumpul jadi gimana
setuju atau nggak setidaknya itu tau kan mbak, cuma itu
warga, terus pada waktu itu warga itu ndak tahu orang
suami-suaminya ibuk ibuk itu lho, nggak tahu kalau
rumahnya sudah habis mbak
Peneliti

: Berarti posisi kerja?

Informan

: Iya, itu posisinya masih kerja mbak

Peneliti

: Kalau masnya sendiri ini, orang tuanya masih ada?


(pritya)

Informan

: Masih ada

Peneliti

: Pekerjaan orang tuanya sebagai apa mas?

Informan

: Jualan

Peneliti

: Ow, peracangan gitu?

Informan

: Iya, kayak warung gitu lho mbak (suara motor lewat)

Peneliti

: Saat penggusuran posisi mas nya dimana? Masih sekolah


atau

Informan

: iya, masih sekolah

Peneliti

: Masih sekolah berarti?

Informan

: Itu pas liburan mbak,

Peneliti

: Pas liburan?

Informan

: Ya pas liburan habis gitu ya gitu demo itu mbak

Peneliti

: Liburan, berarti masnya tahu?

Informan

: Iya, iya tahu

Peneliti

: Apakah warga disekitar sini juga tahu?

Informan

: Sebagian lah, kita sebagai warga sini lho mbak sekarang


Cuma beberapa dan aparatnya beribu terus warganya
seratusan

Peneliti

: Jadi kayak dipaksa?

Informan

: Iya, dipaksa memeng dipaksa gitulah mbak (terdengar


suara bapak sebelah yang di wawancarai teman lain)

Peneliti

: Selama ini negosiasi atau perundingannya sudah ada atau


belum?

Informan

: Belum, belum

Peneliti

: Sebelum penggusuran ada?

Informan

: Belum belum

Peneliti

: Walaupun sudah di bongkar?

Informan

: Apanya?

Peneliti

: Negosiasi atau perencanaan?

Informan

: Ini yang pertamakali yang dibongkar itu sebelah situ


mbak, sebelahnya stasiun ya itu dulukan ada rumah, dulu
ada rumah sudah dua tahun.. (ragu) setahunan itu terus ini,
nyalurnya kesini

Peneliti

: Jadi disana tahun berapa?

Informan

: Kurang tahu mbak, pokoknya tu disini tu, situ sama sini


kaceknya itu satu dua tahun mbak

Peneliti

: Rumahnya banyak nggak mas?

Informan

: Itu kurang lebih cuma 20 rumah (30 ta wan? sahut ibu-ibu


yang mendengarkan pembicaraan)

Peneliti

: Terus masnya inikan sekarang kan ngekos, menurut mas


bagaimana dengan fasilitas yang mas tempati sekarang?
Lebih nyaman di rumah sendiri atau..(pritya)

Informan

: Iya lebih nyaman di rumah sendiri sih mbak (semua enak


dirumah sendiri mbak, nggak menegeluarkan uang buat
bulanan sahut ibu- ibu yang tadi) Kalau bisa sih, kalau
ada ganti ruginya warga kan biar enak biar nggak kepikiran
terus, kan takunya sebagian ada yang stresslha itu..

Peneliti

: Apa ada warga yang stres?

Informan

: Kalau kejadian sih, ya.. belum ada, cuma warga ini kan
kepikiran doang gitu lho mbak, kepikiran terus

Peneliti

: Masnya tahu nggak maksudnya kenapa gitu lho kok


digusur? (pritya)

Informan

: Itu anu, kayaknya si.. mau.. mau membangun sebuah depo

Peneliti

: Depo?

Informan

: Iya, depo itu kayak anu lho mbak.. emh kontainerkontainer itu lho mbak

Peneliti

: Iya?

Informan

: Heemh dia itu membangun kontainer itu mbak

Peneliti

: Yang buat bongkar muat itu mas?

Informan

: Iya, bongkar muat itu (terdengar suara adzan magrib)

Peneliti

: Itukan katanya milik kereta api, tetapi kenapa padahal itu


kan menjadi kepentingan publik?

Informan

: Itukan kerjasama mbak

Peneliti

: Kerjasama ya?

Informan

: Ya, KALOG itu anak buahnya PT Kereta Api mbak, gitu.


Jadi KALOG sama PT Kereta Api ini adik kakak gitu lho
mbak, ya itu, dia itu kerjasama dengan kai, yaitu alasannya
ini..kalog ini mau minta lahan buat yaitu kontainer depo itu
tadi

Peneliti

: Alasannya yang tadi?

Informan

: iya, lha trus kai kesini, ini yang mau jadi sasaran

Peneliti

: Ada warga yang tau ada yang nggak, responnya warga


yang nggak di gusur itu gimana?

Informan

: Ya bantu, bantu cuma sini itu pas waktu kerja itu lho
mbak, ya kurang gitu lho mbak, RT 2 sini juga bantuin gitu
lho mbak.

Berhenti sejenak dan masih terdengar suara adzan magrib


Peneliti

: Berarti belum ada kejelasan?

Informan

: Belum, belum ada kejelasan cuma ini dari warga mau


nyari bapak jainuri itu, mau minta tanggungjawabnya gitu

Peneliti

: Itu yang apa, memang yang menjanjiin? (pritya)

Informan

: Iya

Peneliti

: Disini ada ketuanya misalkan yang mewakili dari warga?

Informan

: Ada, Bapak Abdul .(kurang jelas) tapi orangnya masih


sholat

Peneliti

: yang mewakili?

Informan

: Iya, itu dari awal sampai akhir itu yang membantu

Peneliti

: Apakah bapaknya juga menjadi korban penggusuran?

Informan

: Iya, ikut digusur

Peneliti

: Dimana rumahnya sekarang?

Informan

: Ya ini rumahnya, rumah anaknya ini (rumah dimana


tempat kami wawancara)

Peneliti

: Ow, rumah anaknya?

Informan

: Iya

Peneliti

: Kedepan gimana?

Informan

: Gimana

Peneliti

: Rencana kedepan gimana mas kalau seandainya, atau


berharapnya gimana?

Informan

: Berharapnya sih kalau bisa, ada ganti ruginya lho mbak,


nah kalau

misalnya, rumah susun pokoknya tu bisa

ditempati sehari hari gitu lho mbak


Peneliti

: Rencana kedepan gimana, inikan masih ngekos rencana


kedepan gimana?

Informan

: Ya cuma nunggu ini aja mbak, nunggu anu.. ganti ruginya


itu sampai kapan gitu lho

Peneliti

: Berarti nanti yang mewakili yang mengurus?

Informan

: Iya, iya warga ini Cuma menunggu hasilnya doang gitu


lho mbak

Peneliti

: Kalau warga yang sudah pergi ini gimana mas?

Informan

: Ow bisa di konsultasikan lagi mbak, bisa dipanggil

Peneliti

: Tapi ada kontaknya?

Informan

: Ada, pasti ada

Peneliti

: Berarti ada semua ya?

Informan

: Ada.. iya ada

Peneliti

: Masnya rencananya mau cari kerja atau gimana?

Informan

: Iya ini mau nyari kerja mbak

Peneliti

: Hasil ujiannya apakah sudah keluar?

Informan

: apanya, udah.. inikan mau nyari ya itu orangnya (sambil


menunjuk bapak sebagai perwakilan orban yang digusur?

Peneliti

: Masnya kuliah, ee.., sekolahnya dimana?

Informan

: SMK 7

Peneliti

: SMK 7?

Informan

: SMK 7 Surabaya

Peneliti

: Kalau misalkan nggak kunjung ada hasilnya gimana mas?


(pritya)

Informan

: Ya, kalau saya sih.. saya ini kurang tahu mbak saya ini
apa kata orang tua, kalau saya inikan sebagai anak
nunutkan mbak, lha apa kata orang tua kalau ngomongnya
gini ya gini kalau gitu ya gitu, cuma orang tua ini mau
hasilnya doang, cuma tahu hasilnya doang

gitu aja,

gimana, rundingannya itu gimana hasilnya gimana gitu aja


Peneliti

: Masnya berapa saudara?

Informan

: Saya empat, empat sama saya

Peneliti

: Masnya anak keberapa?

Informan

: Saya terakhir

Peneliti

: Jadi kakak-kakaknya?

Informan

: Kakak-kakaknya sudah anu, pergi semua, sudah nikah


semua, Cuma kakaknya ini yang ketiga ini masih kerja
(terdengar suara motor lewat) cuma pulangnya kesini tu
jarang gitu mbak di desa terus

Peneliti

: Kalau boleh tahu nama orang tuanya siapa? Ayah sama


ibunya?

Informan

: Ibuknya Bu Kasmi

Peneliti

: Usianya?

Informan

: Usianya, tahun berapa ya 65 mungkin

Peneliti

: Kalau bapaknya?

Informan

: Kalau bapaknya kurang tahu, tapi sudah almarhum

Peneliti

: Sudah almarhum, kapan?

Informan

: Iya, pas kelas 2 SMP

Peneliti

: Berarti tinggal disini cuma sama ibu dan kakak yang


nomor tiga?

Informan

: Iya, iya

Peneliti

: Jadi yang menopang biaya hidup siapa mas?

Informan

: Ibuknya

Peneliti

: Ibuk yang kerja peracangan tadi?

Informan

: Iya

Peneliti

: Kakaknya cewek apa cowok yang no tiga tadi?

Informan

: Cowok

Peneliti

: Sering kesini?

Informan

: Ya sering kesini, sering ya setiap harinya ya kedesa itu

mbak
Peneliti

: Sehabis penggusuran ini pernah di liput atau didatangi

wartawan?
Informan

: Apanya?

Peneliti

: Diliput sama wartawan masuk Koran atau TV?

Informan

: iya pernah dulu, masuk anu.. BBS itu lho mbak

Peneliti

: ada yang lain nggak?

Informan

: TVRI udah

Peneliti

: Koran nggak pernah?

Informan

: Nggak

Peneliti

: Kalau menurut masnya beritanya ini nggak banyak orang


yang tahu atau gimana?

Informan

: Ada yang tahu, tapi cuma nggak semuanya gitu lho, ini
kalau ada pasangannya Bapak Abdul Ghoni Bapak Agung
ada, ini orangnya barusan datang itu orangnya tahu, itu
pengurusan-pengurusan samaKAI itu orangnya tahu

Peneliti

: Terus, kelurahan itu ada apa nggak?

Informan

: Ya itu mbak, pas waktu ada pembongkaran itu dulu itu


sama warga pertama kali yang dipertahankan ya kelurahan
itu, kalau kelurahan sudah dibongkar warga juga sudah
nggak ada nganu.. nggak ada harapan gitu, warga ini
mintaknya satu aja itu kelurahan itu

Peneliti

: Cuma kelurahan?

Informan

: Ya dari dulu itu warga cuma memepertahankan kelurahan


aja mbak, kalau kelurahan belum di bongkar warga juga
nggak mau

Peneliti

: Terus barang-barangnya hilang semua mas, atau sempat


diambil?

Informan

: Ya, waktu itu dulukan waktu itu sama orang-orangnya


kelurahan itu kurang dua hari itu sudah diberitahukan, terus
habis itu ya kalau ilang gak hilangnya saya kurang tahu
tapi kalau setahu saya sih sudah soalnya pada waktu itu
sudah diberitahukan

Peneliti

: Terus petugas kelurahannya sekarang dimana?

Informan

: Di Teluk Kumai, pindah di Teluk Kumai, sebelah situ


mbak

Peneliti

: Deket sini?

Informan

: Iya deket, mbak ini.. keluar ya lurus keluar habis gitu


nglewati rel kereta api itu panahnya pintu nya kereta api itu
sebelah kanan itu

Peneliti

: Petuganya kan sudah pindah, berarti apakah ikut


kelurahan lain atau gimana?

Informan

: Kalau itu kurang tahu mbak

Peneliti

: Tapi pindah aja?

Informan

: Iya satahu saya pindah aja

Peneliti

: Sekian, terimakasih ya mas, maaf sudah ngrepoti

Informan

: Iya iya

Memberikan souvenir dilanjutakan dengan berjabat tangan dan berpamitan

INFORMAN SUBJEK
Identitas Informan
Nama lengkap

: Subiah

Umur

: 49 tahun

Pekerjaan

: pengangguran

Pendidikan terakhir :

tidak sekolah

Alamat

: Jalan Jakarta Timur

RW/RT

: 1/3

Nomor rumah

: 21 A

Tempat wawancara : Didepan salah satu rumah warga kalimas yang merupakan
tempat tampungan korban pergusuran lahan
Tanggal wawancara

: Rabu, 21 Mei 2014

Durasi wawancara

: 13 menit 41 detik

Suasana rumah

: keadaan di sekitar sedikit kurang mendukung karena


suasana sekitar

lumayan ramai akibat banyak aktivitas

warga yang terjadi dan berdekatan dengan teman-teman


yang melakukan wawancara juga, namun tidak terlalu
mengganggu hasil indept interview yang di lakukan
bersama ibu.

Setelah pembagian informan, wawancara kami lakukan di depan halaman


rumah yang terdapat bebrapa bangku untuk dapat melakukan wawancara agar
lebih nyaman, dalam wawancara ini Dessy yang melakukan pertanyaan kepada
informan dengan posisi saling berhadapan sedangkan Angel yang memegang HP
untuk merekap pembicaraan.
Peneliti

:permisi ibu ada waktu,, bisa saya wawancarai ibu?

Informan

:ia bisa, dimana?

Peneliti

: disini tidak apapa bu? Kalau boleh tau nama ibu siapa?

Informan

: Subiah

Peneliti

: bu,, umur berapa ibu sekarang?

Informan

: saya umur empat sembilan

Peneliti

: ow, umur empat puluh sembilan tahun. Bekerja apa ibu sekarang?

Informan

: sekarang saya nganggur

Peneliti

: ow, tidak bekerja ya,, bu ya. pendidikan terakhir ibu, apa bu?

Informan

: saya gak sekolah mulai kecil gak punya orang

Peneliti

: sekarang untuk penghasilan perbulan ibu carinya dimana?

Informan

: yah,, ada yang bantu sedikit-dikit ngutang

Peneliti

: dari tetangga, anak atau orang

Informan

: saudara ndak ada,,

Peneliti

: saudara gak ada, berate ada yang membantu tetangga yah bu ya,,

Informan

: ia yah

Peneliti

: dulu rumah ibu alamatnya mana bu? Atau sekarang alamat, alamat
disini dimana bu?

Informan

: ini rumah di kasih umi ini (sambil menujuk rumah tempat kami
melakukan wawancara) ia di tamping.

Peneliti

: dulu alamatnya dimana ibu ?

Informan

: jalan Jakarta timur no 21 a

Peneliti

: RW berapa ibu?

Informan

: wan RW dewe, RW piro? (informan menanyakan alamat RW


kepada

salah satu tetangganya yang dulu merupakan koraban

penggusuran)
Peneliti

: RW satu

Informan

: RW satu ya ibu ?

Salah satu warga informan membantu menjawab RT 3 / RW 1


Peneliti

: nomor rumah?

Informan

: nomor rumah saya 21 A

Peneliti

: ini bu mau Tanya, sejak kapan sih ibu tinggal di rumah


Jakarta timur ini?

Informan

: sejak tahun sebilan puluhan

Peneliti

: tahun sebilan puluan ya,, ibu daerah tinggal dimana


sebelum tinggal di Jakarta timur ibu?

Informan

: disini,,,, di Bama. Timbangan di Bama timbangan

Peneliti

: sebelum di kalmias di timbangan mana ya bu yah??

Informan

: empat tahun saya disitu

Peneliti

: di timbangan empat tahun ibu ya,, daerah mana itu bu?

Informan

: kalmias, eh,,, boa itu bama, bama sini.

Peneliti

: terus dulu itu juga di dekat rel itu?

Informan

: ia dulu dekat, kontrak saya

Peneliti

: kemudian sejak tahun pindak itu tahun 1990 ibu tinggal


disini, kemudian tahun 1990 bersama siapa saja ibu?

Informan

: bersama adek saya, meninggal adek saya sekarang.

Peneliti

: kenapa bu, meninggalnya ibu?

Informan

: yah,, kemarin tu,, tahun apa,,,(sambil berpikir) bulan dua

Peneliti

: bulan dua ya ibu?

Informan

: ia bulan dua kemarin tanggal,,, (informan kemudian menanyakan


tanggal meninggal adek nya kepada salah satu kerabatnya) tanggal
10 mungkin

Peneliti

: pokoknya bulan dua ya bu yah,, sakit atau bagaimana bu?

Informan

: sebetulnya gak sakit, dia mungkin mikir rumah sama kehilangan


uang lima belas juta mbak.

Peneliti

: kok bisa ibu kehilangan ?

Informan

: itukan,, saya cuma orang dua aja. Yang ngurus-ungurus rumah itu
gak ada teman, sebenarnyakan disini belum kena tanggal sepuluh,,
tanggal

dua puluh di tempat saya tapi kata rumah dinas tanggal

tujuh belas.
Peneliti

: adanya keluh ibu sama bapak

Informan

: gak, yah,, satu kampong. Satu gang

Peneliti

: berapa orang ibu yang tinggal disini, di penampungan ini?

Informan

: di penampungan cuma saya aja

Peneliti

: yang lainnya ibu mungkin, yang lain kan masih banyak toh bu
yang tinggal di sekitar jalan Jakarta timur ?

Informan

: gak tau saya, mungkin sebelah sana juga ada

Peneliti

: ibukan sebenarnya asal dari bama tadi ya ibu kemudian ibu kesini
mempertimbangkan untuk ke sini ke jalan Jakarta timur

Informan

: dulu disitukan gak di kontrakan lagi terus saya nyari rumah dapat
disini, sini dulu kontrak mbak.

Peneliti

: ow, dulu disini kontrak

Informan

: ia yang ditempati bapak ini dulu saya kontrak

Peneliti

: ibukan kontrak ya ibu, terus gimana orang yang punya kontrakan


di Jakarta timur?ow,,, orangnya sudah di Madura, ibu juga asli
orang Madura?

Informan

: gak saya asli orang jawa, orang jombang saya.

Peneliti

: ow,, dari jombang ibu ya. Jadi gini bu, ibu disini menuntut ganti
rugi gak sih bu?

Informan

: yah,, menuntut kalau gak gitu apa yang itu saya bikin kontrak,
saya bikin kos.

Peneliti

: ibu disini kontrak ya bu,,?

Informan

: gak,, saya disini ditampung umi ini.

Peneliti

: yang di jalan Jakarta timur?

Informan

: yang di jalan Jakarta timur rumah saya sendiri mbak.

Peneliti

: oh,, rumah sendiri ibu ya.

Informan

: iyaa,,, saya bangun rumah habis seratus tujuh puluhlah. Belinya


empat puluh lima terus saya bangun.

Peneliti

: dapat sertifikat tanah juga ibu ya, dari pemilik rumah tersebut
yang pindah ke Madura sekarang.

Informan

: ia dapat,

Peneliti

: terus sekarang ibu gak tanya orangnya?

Informan

: enggak,, anaknya tinggal di bama sini, di dekatnya mau ke


sekolah alamin itu ke sana.

Peneliti

: terus gimana ibu sertifikat tanah udah ada terus kenapa kok masih
di persulit ibu?

Informan

: sebetulnya itu, katanya loh mau ada ganti sampai sekarang kok
gak ada gitu makanya saya itu nunggu disini sampai dapat ganti
gitu mbak sampai sekarang.

Kemudian pewawancara meminta izin kepada informan untuk membagi


informan kepada teman yang belum mendapatkan informan sehingga wawancara
berhenti beberapa menit.
Peneliti

: biasanya konflik yang terjadi, atau bertengkar sama sama siapa


sih bu?pernah bertengkar gak sih bu selama penggusuran?

Informan

: yah,, dorong-dorongan sama bapak polisi mbak masa rumah


sekian aja personilnya seribu lima ratus, kan gak pantas dilihatnya
gitu. Kita yah gak tau mau di gusur,, gak tau saya katanya masi
tanggal dua puluh gitu,, saya ya tenang-tenang mbak sampai adek
saya sakit itu.

Peneliti

: jadi konvirmasinya tanggal sepuluh ya bu?

Informan

: ia, sama PT KAI langsung di sikat.

Peneliti

: sebelum tanggal berapa itu bu?

Informan

: ya itu tanggal tujuh belas itu,,, konvirmasinya tanggal dua puluh

Peneliti

: ibu ada pikiran untuk kembali ke jombang lagi atau gak?

Informan

: gak saya,, gak ada keluarga

Peneliti

: di jombang gak keluarga kemudian untuk disini sendirian juga

Informan

: ia sendirian juga.

Peneliti

: kemudian ibu mungkin tinggal di Surabaya enak gak sih bu


menurut ibu?

Informan

: enakan disini bisa ada hiburannya, di rumah disana gak ada


hiburan, gak ada saudara-saudara

Peneliti

: meskipun di tampung tinggal disini aja ibu ya? Kalau umpama


ada ganti rugi baru bangun lagi ibu ? sendiri bisa menjalaninya?

Informan

: saya kalau niat bangun gak ada mbak, saya mau kontrak
aja saya sendiri nanti kalau dapat uang ini untuk saya
kontrak agak lama.

Peneliti

: kira-kira menurut ibu dapat bantuan gak sih bu?

Informan

: kurang tau saya,

Peneliti

: ibu tidak memiliki bentuk bantuan?

Informan

: ada yang menguruskan nanti, yah muda-mudaan kita ada


yang bantu ngurus yah.

Peneliti

: untuk ini bu, mau tanya lagi ibu inikan biasanya mau di
gusur. Kira-kira tanah yang di gusur ini di gunakan untuk
apa sih bu??

Informan

: katanya untuk buat depo,,

Peneliti

: depo apa itu bu?

Informan

: depo kontener. Inikah sudah di tempati kontener


(sambil menujuk kearah kumpulan kontener-kontener)

Peneliti

: kontener apa ini bu?

Informan

: kurang tau saya, punya orang cina

Peneliti

: ow,, punya orang cina

Informan

: sebetulnya gini yah mbak ya,,, katanya loh ya ini cuma


saya cuma ada lihatan. Sebetulnya sini nih gak di gusur
cuma di bikin pelebaran jalan

katanya gitu,,, terus habis

itu kok, yang di gusur itu pasar turi sama wonokromo gitu
loh katanya.
Peneliti

: yang wonokromo juga sudah di gusur namun juga yah gini

Informan

: ow,, disini di tawar satu meternya dua ratus limah puluh


mbak, kita bisa apa orang rumah saya cuma enam meter
mbak lebarnya,, panjangnya,,

Peneliti

: terus bagaimana bu?

Informan

: dapat hanya beberapa,, ya untuk makan aja gak cukup


mbak,, yah kita ya gak mau.

Peneliti

: kemudian biasanya, untuk ini bu yang dulu di jalan


Jakarta timur kalimas

dulu kebanyakan bekerja sebagai

apa sih bu?


Informan

: saya dulu bekerja di indomie di teluk kumai sini mbak,


saya dulu dapat pesangon.

Peneliti

: semua dulu yang tinggal di jalan Jakarta timur mayoritas


kerja sebagai apa ibu?

Informan

: kurang tau saya mbak,, cuma saya yang sama adek saya
yang kerja tadi di pabrik indomie. Dulu teluk kumaikan ada
indomie terus sekarang

mungkin dia kontrknya mahal

pindah di pasuruan .
Peneliti

: jadinya sekarang tidak bekerja lagi ya bu ya,,,?

Informan

: enggak,,,

Peneliti

: begini bu untuk fasilitas umum, sekarangkan ibu di


tumpangi bu untuk fasilitas kamar mandi, bagaimana ibu
sudah layak gak sih menurut ibu?

Informan

: semua di tampung sini,, ndak layak

Peneliti

: kenapa ibu,, kok bisa ndak layak bu,, mungkin kotor


atau..?

Informan

: ndak kalau sayakan punya pendirian sendiri ya mbak,


memang numpang. Kita numpang harus kita punya pikiran
ikut bantu bersih-bersih

Peneliti

: berati ikut semuanya ibu ya,, berati gak ada anggota


keluarga lagi ibu ya.

Informan

: ia ndak ada.

Peneliti

: sudah selesai ibu terimakasih atas informasinya (sambil


memberikan souvenir).

INFORMAN SUBJEK

Identitas Informan
Nama Lengkap

: Hasan

Umur

: 36 Tahun

Bekerja

: Wiraswasta

Pendidikan Terakhir: Sma


Penghasilan Perbulan

: 5 juta >

Alamat

: Jalan Jakarta Timur No.21


RT 03/RW 01

Peneliti

: Sejak kapan pak hasan tinggal di kalimas ini ?

Informan

: Saya sejak kecil mas tinggal di sini,sudah 36 tahun mas tinggal


di sini .

Peneliti

: Apa Alasan Pak hasan tinggal di kalimas ?

Informan

: saya ikut orang tua mas tinggal disini itu sejak mulai tahun 1962
mas.

Peneliti

:Menurut pak hasan,mayoritas penduduk kalimas dari daerah mana


pak ?

Informan

:Banyak

mas

dulu

itu

mas

,campuran.seperti

orang

batak,Banjarmasin,jawa dan orang Madura juga ada mas.tetapi


sekarang

udah

pisah

semua

mas,berhubung

habis

terjadi

penggusuran lahan mas.

Peneliti

: o,,iya pak hasan,,jumlah keluarga dari orang batak dan banjar


masin itu sekitar berapa pak ?

Informan

: setahu saya orang bataknya itu ada tiga keluarga mas,yang orang
banjarmasinya dan orang jawanya saya lupa mas,ada berapa.

Peneliti

: Menurut pak hasan,mayoritas penduduk kalimas ini bekerja


sebagai apa ?

Informan

: banyak mas campuran,ada yang bekerja sebagai guru,pedagang


dan

wiraswasta

mas,tapi

mayoritasnya

bekerjanya

sebagai

pedagang mas.
Peneliti

: Menurut pak hasan,penggusuran lahan di kalimas,apakah sering


terjadi konflik ?

Informan

: jarang mas,konfliknya itu sama PT.KAI nya mas biasanya


konfliknya,lhaa pada waktu penggusuran lahan itu mas,masyarakat
di sekitar sini yang dulunya terkena gusuran itu tidak dapat surat
pemberitahuan mas,dan penggusuran itu secara paksa mas,padahal
ini tanah milik harta rampasan mas,sejak itu PT KAI itu
memanggil preman-preman mas dan preman itu di bawakan oleh
PT KAI sebanyak 2 gerbong mas,dan anggota preman itu memakai
baju anggota PT KAI mas,kan jadi masyarakat sekitar sini itu
bingung mas,kenapa penggusuran seperti ini saja sampai
memanggil preman sebanyak 2 gerbong mas.dan intinya kalau
sama warga sekitar sini itu tidak pernah terjadi konflik
mas,konfliknya itu biasanya sama PT KAI.

Peneliti

: Sejak kapan konflik Penggusuran lahan terjadi?

Informan

: Sejak bulan mei tahun 2013 mas,padahal pada waktu itu beberapa
teman saya sampai mengadu ke dirjen PT KAI ,dan dari Dirjennya
itu bilang sendiri mas kalau tidak ada penggusuran pada daerah sini
mas,kan otomatis saya dan teman-temannya saya masih bingung
mas dengan kepastian ini.

Peneliti

: Menurut pak hasan,antara siapa dengan siapa yang mengalami


konflik ?

Informan

: yang mengalami konflik itu mas,masyarakat sekitar sini dengan


anggota PT KAI mas,dan PT KAI itu menurut saya ingin
mempunyai

wilayah

atau

kekuasaan

mas,dan

sehingga

mengakibatkan penggusuran pada tempat yang kita tempati itu


mas,padahal saja juga bayar pajak mas,lhaa kok di gusur secara
paksa mas,dan pada waktu itu kan PT KAI itu mengganti rugikan
rumah masyarakat sekitar sebanyak 250 ribu mas per meter
bangunannya mas,dang anti rugi itu tidak adil mas,banyak
merugikan masyarakat sini mas.
Penelitil

: Menurut pak hasan,kalimas kan sudah di gusur pak,isunya akan di


buat atau di buat bangunan apa pak di kalimas itu sendiri ?

Informan

: itu mas isunya dulu itu sebelum ada penggusuran itu


mas,Anggota PT KAI itu menerangkan atau bisa di sebut juga
Sosialisasi mas ke masyarakat sekitar mas,setelah mendengarkan
penjelasanya akan di buat Duble track lintasan Kereta Api
mas,padahal setelah saya dan teman-teman saya ke Dirjen PT KAI
dari pihak sana itu mas,tidak ada penggusuran dan tidak ada
lintasan double track mas di daerah kalimas,dan orang Dirjen itu
bilang bengini mas,double track itu mulai dari Jakarta dan
Surabaya mas,kalau dari Surabaya itu double tracknya itu di pasar
turi mas,jadi beritanya dari PT KAI ini ternyata mengecewakan
mas,dan coba mas lihat di depan ini,kan sekarang di buat container
mas,bukan double track mas.dan ini adalah proyek antara PT KAI
dengan investornya mas yang membuat Kontainer ini mas,dan ini
sangat merugikan warga kalimas ,karena beritanya dulunya tidak
sesuai dengan kenyataan yang sekarang mas.

Peneliti

: Menurut pak hasan,upaya negoisasi apa yang akan di lakukan


oleh warga kalimas dengan pemerintah ?

Informan

: negoisasinya itu masyarakat di sekitar sini sudah datang ke DPRD


Surabaya ini dan dari anggota DPRD ini sudah menyetujui mas,lha
gimana lagi mas DPRDnya itu ada yang kenal dengan warga
sekitar sini mas yang terkena gusuran ini mas,dan polisi pun ikut
membela mas,tetapi mas polisi ini harus ada imbalan untuk
membayarnya

mas,sedangkan

warga

kita

itu sudah tidak

mempunyai apa apa mas,jadi yang saya harapkan itu peran


pemerintah mas,peran pemerintah saya katakana itu gagal
memimpin mas,padahal anggota DPRDnya sudah menyetujui
tinggal pemerintahnya saja mas,yang kurang tegas dalam tindakan
ini.
Peneliti

: Menurut Pak hasan,bagaiana dengan fasilitas umum yang ada di


pemukiman baru sekarang ?

Informan

: Menurut saya,itu masih kurang nyaman mas beda sama dulu


mas,soalnya masih nyaman mas tinggal di daerah yang terkena
gusuran yang dulu mas,dan sekarang seperti pelayanan kesehatan
atau puskesmas keliling itu tidak ada mas sekarang,sedangkan
yang sebelum ada penggusuran itu ada mas,dan selain itu
pendidikan juga agak berkurang mas di tempat yang baru ini beda
sama yang dulu mas,dan tetapi air disini juga sama bersihnya kok
mas,sama tempat yang dulu yang habis di gusur itu mas.

Peneliti

: sekian dulu ya pak,wawancaranya pak,maaf kalau menggangu


waktunya pak.

Informan

: iya mas tidak masalah.

INFORMAN SUBJEK
Identitas Informan
Nama Informan: Abdussalam
Alamat: jl. Jakarta Timur No. 21
Usia: 41
Pekerjaan: kuli bangunan
Pendidikan terakhir: SD

Peneliti

: bapak itu sejak kapan tinggal di kalimas ini?

Informan

: kalau saya sekitar 20 tahun

Peneliti

: 20 tahun, itu sejak tahun berapa ya pak.

Informan

: itu waktu dulukankan saya kontrakkan rumah itu, saya pindah di


sini ya tahun 89

Peneliti

: tahun 89 ya pak. Bapak itu, bapak sendiri alasan bapak


menempati tempat tinggal di kalimas sendiri apa pak?

Informan

: ini kan beli, saya beli

Peneliti

: beli, maksudnya beli tanah atau..

Informan

: beli rumah

Peneliti

: beli rumah, beli rumah trus bapak menempatinya sejak tahun 89


sampai..

Informan

: iya sampai sekarang.

Peneliti

: rumahnya itu belinya melalui siapa pak?

Informan

: ya tuan rumah, bapak abdullah. Ya yang punya itu bapak


abdullah

Peneliti

: terus kalau menurut bapak sendiri , mayoritas penduduk kalimas


sini dari daerah mana

Informan

: kebannyakan ya jawa madura.

Peneliti

: jawa madura, kebanyakan dari

Informan

: madura

Peneliti

: dia itu, apa itu bekerja sebagai apa pak?

Informan

: yang lainnya

Peneliti

: iya yang lain-lainya

Informan

: lainnya itu ada yang pensiun PT KAI

Peneliti

: alasan apa itu, pendatang mayoritas madura yang datang


bertempat tinggal di kalimas ini atas dasar apa pak,

Informan

: cari pekerjaan

Peneliti

: ow,, cari pekerjaan. Menurut bapak itu penggusuraan lahan di


kalimas itu terjadi konfik

Informan

: wo sering,

Peneliti

: konfliknya seperti apa

Informan

: kalau PT KAI itu, door to door dia itu, maksudnya yang takut di
takut-takuti. Kalau ada warga itu dia lari.

Peneliti

: ada warga dia lari

Informan

: bersama aparatnya juga, banyak aparatnya. Lha yang terjadi di


nomer berapa itu polisinya, mask polisinya maksa. Memaksa untuk
tanda tangan.

Peneliti

: maksanya dengan sikap yang bagai mana pak?

Informan

: ya pokoknya....

Ditengah-tengah wawancara kami dengan bpk tiba-tiba saudara yang berada di


dekat kami yang sekaligus juga merupakan anak dari korbanpenggusuran lahan
ikut menjawab pertanyaan dari kami
Informan

: ya di apa. Pokoknya satu rumah itu di datangi.

Informan

: di datangi di rumahnya. Ya seperti di paksa itu.

Peneliti

: anu, apa itu . apakah waktu terjadinya penggusuran itu


kondisinya seperti apa pak.

Informan

: ow,, sudah siap. Siap bertempur

Peneliti

: apakah ada adu fisik atau...

Informan

: ada adu fisik

Peneliti

: adu fisiknya itu dengan aparat

Informan

: adu fisiknya itu dengan aparat. Nah kira-kira itu 1.500

Peneliti

: 1.500 aparat

Informan

: iya

Peneliti

: untuk melawan warga sini ya pak

Informan

: iya

Tiba-tiba mas yang berada di dekat kami tadi ikut menjawab lagi
Informan

: kurang lebih 34 kontainer

Peneliti

: untuk menghadapi warga sini

Informan

: iya

Informan

: warga itu Cuma ada sekitaran 150 orang

Peneliti

: 150 orang melawan aparat,,

Informan

: 150. Belum, belum termasuk preman.

Informan

: itu ada premannya mas. Kesininya itu tadinya kepasar turi trus
kesini naik kereta.

Informan

: premannya itu 4 gerbong

Peneliti

: trus apakah waktu terjadi selisih dengan preman,aparat sama


warga itu apakah ya ada adu mulut atau gimana itu.

Informan

: dorong-dorongan

Peneliti

: selai dorong-dorongan trus apa lagi

Informan

: a,, itu wakil Rtnya itu sempat di gigit anjing

Peneliti

: berarti itu juga melibatkan hewan juga.

Informan

: iya,water kanon

Peneliti

: sejak kapan pak penggusuran lahan itu terjadi


Iagi-lagi mas yang berada di dekat kami ikut menjawab

Informan

: bulan nofember

Informan

: tanggal 20, ya dari pertengahan bulan november

Peneliti

: apakah ada ancaman-ancaman nanti kalau ada yang gak mau


digusur seperti ini- seperti ini..

Informan

: ndak,ndak ada. Dia bilang itu yang deal ya di bongkar yag gak
deal ya gak di bongokar.

Peneliti

: tanggal 17 itu masih terjadi konflik belum ada penggusuran gitu.

Informan

: lupa saya

Pada saat kami menanyakan hal ini informan lupa sehingga mas yang berada di
dekat kami yang menjawab
Informan

: pokoknya itu mas , ya penggusurannya terjadi tanggal 17 itu tadi

Peneliti

: itu termasuk pemberontakan warga dengan aparat itu langsung di


gusur apa,,

Informan

: langsung di gusur, gak dikasih tenggang, sebenarnya warga minta


waktu, tapi gak di kasih. langsung di gusur,banyak barang-barang
warga itu hancur semua.

Peneliti

: terus menurut bapak konflik itu terjadi antara siapa dan siapa,
yang terlibat

Informan

: ya warga dengan aparat.

Peneliti

: menurut bapak di kalimas ini mau dibangun apa

Informan

: petikemas

Peneliti

: maksudnya petikemas

Informan

: kontainer

Peneliti

: pemberhentian atau

Informan

: pemberhentian

Peneliti

: itu mengangkut apa

Informan

: logistik

Peneliti

: kalau menurut bapak itu upaya negosiasi apa yang dilakukan


warga kalimas ini dengan pemerintah itu

Informan

: selama ini kami bernegosiasi dengan dewan. Sudah di tanggapi


sama dewan terus tanah itu akhirnya sama dewan dikasih surat.
Gak di perhatikan.

Peneliti

: selain itu apa lagi pak. Mungkin berkaitan dengan gantirugi

Informan

: belum ada, belum ada

Peneliti

: kalau menerut bapak sendiri, bagaimana dengan fasilitas umum


yang ada di pemukiman sekarang. Yang bapak tempati.

Informan

: yang saya tempati sekarangkan punya mertua, saya memang ya


bagai mana lagi ya nak. Kalau sudah ginikanTerpaksa ikut mertua.
Tapi sebenarnya saya gak suka, saya mau mandiri.

Peneliti

: apa itu disini untuk mendapatkan air bersih

Informan

: waktu tinggal di sini ya gak layak. Saya sebelum bertempat di


rumah mertua itu mandiri bersama tetangga.

Peneliti

: jadi bersama warga di sini yang tidak terkena gusuran itu ya pak.

Informan

: iya.

Peneliti

: ow,, jadi warga yang di sini yang tidak terkena penggusuran ya.

Informan

: tidak, sukarela itu.

Peneliti

: jadi warga di sini mengutamakan gotong royong.

Informan

: iya gotong royong.

Peneliti

: ya saling mengerti, saling berbagi gtiu.

Informan

: ya. Kena musibah

Peneliti

: saling merasakan gitu

Informan

: makan saja di sumbang supermie, beras. Dulukan ada dapur


umum. Kan ada itu

Peneliti

: dekatnya masjid, sebelahnya masjid.

Informan

: ow,, bukan . sana yang terbuat dari pring, ya itu.

Peneliti

: sekarang masih berfungsi pak

Informan

: sudah tidak. Soalnya sumbangan juga sudah tidak,,

Peneliti

: bapak Abdussalam ini aslinya dari mana

Informan

: kalau saya kelahiran asli sura baya.

Peneliti

: ow,, asli surabaya terus.

Informan

: Cuma orang tua madura.

Peneliti

: itu bapak tidak ada rencana buat pindah ke madura gitu?

Informan

: o,, gak ada.

Peneliti

: alasannya apa pak ,kok tetap pilih tnggal di sini itu?

Informan

: ya pekerjaan itu sulit di desa.

Peneliti

: ow,,, madura itu di desanya.

Informan

: di desa

Peneliti

: ow,, lebih mudah di sini.

Informan

: iya lebih mudah di sini. Di sana paling apa kerjanya,, bertani.

Peneliti

: menerut bapak untuk pemasukan sendiri, lebih banyak di mana


pak.

Informan

: ya di sini.

Peneliti

: ya udah pak saya akhiri sampai disini, terimakasih atas waktunya


yang di berikan. Kami dari universitas airlangga mengucapkan
banyak terimakasih. Maaf telah mengganggu waktu bapak. Sekali
lagi terimakasih atas waktu dan informasi yang telah di berikan.

C. Dokumentasi

Pada tanggal 24 Mei 2014 sore anggota kelompok kami yaitu pitara dan riza
mostofa sedang mewawancarai bapak abdul salam (berbaju putih) yang sebagai
informan subyek di tempat penampungan warga yang terkena gusur.

Pada sore itu juga anggota kelompok kami yaitu dessy dwi dan angel sedang
mewawancari ibu Subiah yang sebagai informan subyak di tempat penampungan
warga yang terkena penggusuran.

Pada tanggal 24 Mei 2014 sore hari anggota kelompok kami yaitu Dina dan
Desianasari sedang mewawancarai ibu Nurul Khasanah yang sebagai informan
non Subyek di tempat penampungan warga yang tergusur.

Pada tanggal 24 Mei 2014 sore anggota kelompok kami yaitu pritya dan suci
sedang mewawancarai Kurniawan sebagai Informan Non Subyek di Tempat
penampungan warga yang terkena gusur.

Dalam kedua foto ini anggota kelompok kami yaitu faisal haq sedang
mewawancarai bapak Hasan yang sebagai Informan subyek di tempat
penampungan warga yang terkena penggusuran.

Kedua foto tersebut kelompok kami telah melakukan wawancara untuk memenuhi
tugas kuliah lapangan sosiologi perkotaan yang berjudul Konstruksi Sosial
Masyarakat Urban Kalimas Terhadap Penggusuran Lahan yang berada di Jalan
Kalimas Baru, Kalimas, Kec.Pabean Cantikan- Surabaya. Kelompok kami
mewawancarai beberapa Informan yang telah ditentukan pada masyarakat urban
yang tergusur.

Pada foto diatas terlihat bawasannya warga yang tergusur tidak menerima atau
tidak mempercayai janji-janji para caleg-caleg yang hanya memanfaatkan suara
masyarakat urban kalimas yang terkena penggusuran lahan.

Pada gambar diatas terlihat lahan warga yang sudah tergusur dan telah dibangun
proyek bongkar muat dan kontaner diatas lahan jalan jakarta timur.

Pada gambar diatas merupakan tempat penampungan warga kalimas yang


tergusur. Dimana dalam gambar diatas informan Nurul Khasanah ssebagai
informan non subjek sedang mencuci baju.

Pada gambar diatas tergambar jelas bawasannya para warga sangat tidak setuju
pada penggusuran lahan yang terjadi karena warga beranggapan bahwa
penggusuran disama dengankan seperti penghapusan budaya mereka.

Anda mungkin juga menyukai