Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan berkembangnya alat transportasi dalam kehidupan maka semakin
berkembangnya pula teknologi serta sistem-sistem dalam transportasi
tersebut, misalnya, sistem kelistrikan pada alat transportasi mobil. Sistem
kelistrikan pada mobil dibagi menjadi tiga, yaitu, sistem kelistrikan mesin,
sistem kelistrikan body, dan sistem kelistrikan asesoris.
Dari sedikit penjelasan tentang pendahuluan tersebut kita sebagai
pengguna atau konsumen setidaknya dituntut untuk mngetahui tentang
sistem-sistem yang ada akibat berkembangnya teknologi, oleh karena itu
disini penulis akan menjelaskan tentang sistem-sistem kelistrikan tersebut,
lebih tepatnya kelistrikan pada mobil sedan.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah:
1. Definisi tentang kelisitrikan mesin mobil sedan ?
2. Macam-macam kelistrikan pada mesin mobil sedan ?
3. Komponen-komponen pada kelistrikan mobil sedan ?
4. Prinsip kerja kelistrikan pada mesin mobil sedan ?
5. Kerusakan komponen yang sering terjadi ?
6. Perawatan komponen pada mesin mobil sedan ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 Tujuan dari makalah Ini adalah

Menjelaskan tentang sistem kelistrikan mobil sedan,

Menjelaskan macam-macam kelistrikan pada mobil sedan,

Menjelaskan komponen-komponen kelistrikan pada mobil sedan,

Menjelaskan kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada sistem


kelistrikan mobil sedan,

Menjelaskan perawatan komponen sistem kelistrikan mobil sedan.

1.3.2 Manfaat dari makalah ini adalah :

Pembaca dapat memahami tentang pengertian sistem kelistrikan.

Pembaca lebih memahami lagi tentang macam-macam kelistrikan,


komponen-komponen, kerusakan-kerusakan, serta perawatan sistem
kelistrikan mobil sedan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kelistrikan Mobil Sedan
Suatu sistem instalasi yang meliputi rangkaian pengapian, penerangan,
serta asesoris pada suatu kendaraan yang bertujuan untuk menunjang
keamanan serta kenyamanan pengguna atau konsumen dalam menikmati
suatu teknologi pada alat transportasi. Sistem kelistrikan pada mobil terbagi
menjadi tiga, yaitu :

Sistem kelistrikan pada mesin,

Sistem kelistrikan pada body, dan,

Sitem kelistrikan asesoris.

2.2 Macam-macam Kelistrikan


2.2.1 Sistem kelistrikan pada mesin
Sistem kelistrikan mesin yaitu suatu sistem kelistrikan yang mendukung
agar mesin dapat menyala dan sistem-sistem pada mesin dapat bekerja
dengan optimal, dari sistem pengapian (ignition system) dan sistem
pengisisan (charging system).
2.2.2 Sistem kelistrikan body

Sistem kelistrikan body adalah instalasi dari berbagai rangkaian yang


mengatur kinerja komponen-komponen seperti sistem penerangan, antara lain
sistem penerangan lampu kepala, lampu kota, lampu tanda belok,
lampu hazzard, lampu plat nomor, lampu rem, lampu mundur, dan indikatorindikator pada spidometer.
2.2.3 Sitem kelistrikan asesoris
Adalah sistem kelistrikan yang mengatur tentang perangkat kelistrikan
tambahan (assesoris), seperti tape/radio, air conditioner (ac), televisi, dan
perangkat tambahan lainnya.

2.3 Komponen-komponen pada kelistrikan mobil sedan


a. Baterai
Baterai berfungsi sebagai sumber arus searah DC (Dirrect Current)
pada sistem kelistrikan otomotif. Umumnya baterai yang digunakan
sebagai sumber tenaga pada sistem kelistrikan otomotif mempunyai
tegangan 12 Volt dan kapasitasnya berkisar 4070 AH (Ampere Hour).

Gambar 1. Baterai
Baterai mempunyai 2 kutub, yaitu kutub (+) dan kutub (-). Kutub (+)
diberi kode 30 dan kutub (-) atau minus diberi kode 31.
b. Kunci Kontak (Switch)
Kelistrikan otomotif pada mobil menggunakan kunci kontak (Ignition
Swtch) sebagai saklar utama yang menghubungkan semua sistem
kelistrikan dengan sumber tenaga (baterai).

Gambar 2. Kunci kontak


Kunci kontak mempunyai beberapa posisi, yaitu ;
Off : terputus dari sumber tegangan (baterai)
ACC : terhubung dengan arus baterai , tetapi hanya untuk kebutuhan
accecoris
ON / IG : terhubung ke sistem pengapian (Ignition )
START : untuk start

c. Saklar

Gambar 3. Wirring saklar lampu kota (a) dan saklar lampu kepala (b)
Saklar di atas dapat dioperasikan dengan cara menekan dan melepas atau
menarik dan melepas sehingga kontak gerak akan berpindah dari 56a ke
56b atau sebaliknya. Bila saklar tersebut mempunyai 3 posisi berhenti,
pada posisi tidak ditarik (posisi 0), tidak ada kontak yang berhubungan
dengan 30 (+ baterai). Bila ditarik 2 kali (posisi 2), kontak 30 (+ Baterai)
akan berhubungan dengan 56 (ke saklar dim).
d. Sekring (fuse)
Sekring adalah suatu komponen kelistrikan yang berfungsi untuk
membatasi beban arus yang berlebihan. Selain itu, untuk menghindari
terjadinya kerusakan pada rangkaian saat terjadi konsleting atau
hubungan singkat. Dengan adanya sekring (fuse) rangkaian kelistrikan,
bola lampu, kabel-kabel, relay, fleser, dan yang lainnya tidak akan
rusak bila terjadi kelebihan arus atau terjadi hubungan singkat karena

sekring akan putus terlebih dahulu. Jenis sekring ada bermacammacam, baik bentuk (konstruksi) maupun jenis filamennya.

Gambar 4. Sekring jenis good (a) dan sekring jenis cartridge (b)

e. Pengedip (Flase)
Pengedip (flaser) digunakan untuk memutus dan menghubungkan arus
secara otomatis pada rangkaian lampu tanda belok sehingga lampu
akan berkedip. Jenis pengedip (flaser) ada dua, yaitu jenis bimetal dan
magnet.

Gambar 5. Detail flaser (a) dan foto flaser (b)


f. Relay
Relay adalah saklar elektrik yang digunakan untuk memutus dan
menghubungkan arus secara elektrik. Cara kerjanya, bila dialiri arus
listrik, kumparan akan menjadi magnet sehingga kontak poin tertarik
dan terhubung. Ada dua jenis relay, yaitu relay bila dialiri arus listrik
kontak poin akan terhubung dan relay bila dialiri arus listrik akan
terputus.

Gambar 6. Detail relay jenis terbuka (a), relay jenis tertutup (b) dan
foto relay (c)

g. Kabel Penghubung
Kabel adalah suatu komponen yang digunakan untuk menghubungkan
komponen satu dengan komponen yang lainnya yang terbuat dari
tembaga dan diberi isolasi supaya tidak terjadi konseleting. Diameter
kabel terdiri atas berbagai ukuran. Penggunaan kabel berbeda-beda
ukurannya, bergantung pada berapa besar arus yang mengalir. Bila arus
yang mengalir besar, berarti harus menggunakan kabel yang
berdiameter besar, tetapi bila arus yang mengalir kecil, cukup
menggunakan kabel yang berdiameter kecil.

Gambar 7. Jenis kabel


h. Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan
dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000
Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder
koil, rumah koil dan terminal koil.

Hubungan terminal Pada Kunci Kontak

Konstruksi Koil Pengapian


i. Distributor
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan induksi tegangan tinggi
sekunder koil ke busi sesuai dengan urutan pengapian motor atau FO
(firing order).
Distributor merupakan tempat sebagian besar sistem pengapian.
Komponen yang ada pada distributor antara lain: platina (kontak breaker),
kondensor, nok kontak pemutus arus, centrifugal advancer, vacum
advancer, rotor distributor dan tutup distributor.

2.4 Prinsip kerja kelistrikan pada mesin mobil sedan


Prinsip kerja sistem pengapian konvensional ada dua kondisi yaitu kondisi
saat kunci kontak ON platina menutup dan Aliran arus listrik pada saat platina
membuka.
1) Pada saat kunci kontak ON, Platina menutup

Aliran Arus Listrik Saat Konci Kontak ON, Platina Menutup


Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai -> Kunci kontak -> Primer koil -> Platina -> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.
2) Saat platina membuka

Alira
n Arus Saat Platina terbuka
Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi
induksi tegangan tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir
seperti dibawah ini:
Sekunder koil -> Kabel tegangan tinggi -> Tutup distributor -> Rotor
-> Kabel tegangan tinggi (kabel busi) -> Busi -> Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati
tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan
menimbulkan percikan bunga api.

2.5 Kerusakan komponen yang sering terjadi


10

Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap


kesempurnaan proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem pengapian
yang baik dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin
optimal dan pemakaian bahan bakar yang hemat, Gangguan sistem pengapian
konvensional pada motor bensin paling sering terjadi dibandingkan sistem
lain, Berikut akan diuraikan mengenai gejala dari gangguan pada sistem
pengapian konvensional beserta dengan kemungkinan penyebab dan cara
mengatasi gangguan yang terjadi pada sistem pengapian konvensional.

No.

GEJALA

KEMUNGKINAN
PENYEBAB

CARA
MENGATASI

Mesin tidak dapat


hidup (tidak ada
percikan api di
busi)

Busi mati atau deposit


berlebihan.

Ganti busi atau


bersihkan.

Kabel tegangan tinggi


bocor berlebihan.

Ganti kabel
tegangan tinggi.

Rotor tidak terpasang.

Pasang rotor.

Urutan pengapian tidak


benar.

Perbaiki urutan
pengapian.

Platina terganjal kotoran

Bersihkan
kotorannya.

Platina menutup terus


atau membuka terus.

Setel celah platina


atau sudut dwell

Koil mati

Ganti koil

Kondensor mati

Ganti kondensator

Konektor kabel lepas

Pasang konektor
kabel yang lepas

Kabel putus

Ganti atau perbaiki


kabel yang putus

Kontak rusak

Ganti kontak

Deposit (penumpukan
kerak) dibusi berlebihan.

Bersihkan atau ganti


busi.

Mesin sulit hidup


(percikan api

11

dibusi kecil)

No.

Terjadi ledakan di
knalpot

GEJALA

Kabel tegangan tinggi


bocor.

Ganti kabel
tegangan tinggi.

Tutup distributor kotor.

Bersihkan terminal
ditutup distributor.

Karbon ditutup
distributor hilang.

Pasang karbon atau


ganti tutup
distributor.

Tutup distributor retak.

Ganti tutup
distributor.

Urutan pengapian tidak


benar.

Perbaiki urutan
pengapian.

Kontak platina kotor.

Bersihkan kontak
atau ganti.

Setelan celah platina


tidak tepat.

Setel celah platina


atau sudut dwell.

Saat pengapian tidak


tepat.

Saat setel pengapian

Koil rusak.

Ganti koil.

Kondensor rusak.

Ganti kondensor.

Konektor kabel kotor.

Bersihkan terminal
konektor kabel.

Busi kotor.

Bersihkan busi atau


ganti busi

Platina kotor.

Bersihkan platina
atau ganti.

Saat pengapian terlalu


mundur.

Stel saat pengapian.

KEMUNGKINAN
PENYEBAB

CARA MENGATASI

Terjadi ledakan
di knalpot saat
pedal gas dilepas

Kerja vacum advancer


kurang sempurna.

Perbaiki mekanisme
vacum advancer.

Terjadi ledakan
di knalpot saat
pedal gas ditekan

Kerja centrifugal
advancer kurang
sempurna.

Perbaiki mekanisme
centrifugal advancer.

12

Busi cepat kotor

Elektroda busi
meleleh

Pemakaian busi yang


tidak tepat

Ganti busi dengan


tingkat panas yang
tepat.

Platina kotor.

Bersihkan atau ganti


platina.

Saat pengapian tidak


tepat.

Stel saat pengapian.

Pemakaian tingkat busi


yang terlalu panas.

Ganti busi dengan


tingkat panas busi
yang lebih dingin.

Posisi Platina

Hasil Pengukuran

Keterangan

Membuka

12 volt

Baik

0 volt

Platina hubung singkat


Kabel platina hubung singkat
Tidak ada arus ke koil pengapian

Menutup

0 volt

Baik

12 volt

Kontak platina terganjal kotoran


Kabel ke platina putus

2.6 Perawatan komponen pada mesin mobil sedan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Langkah kerja dalam merawat sistem pengapian adalah sebagai berikut:


Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem
pengapian.
Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah busi.
Memeriksa dan membersihkan kabel tegangan tinggi.
Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup distributor.
Memeriksa nok, centrifugal advancer dan vacum advancer.
Memeriksa koil pengapian.
Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah platina atau menyetel sudut
dwell.

13

Komponen sistem pengapian yang cepat kotor adalah busi, platina, ujung
rotor dan terminal pada tutup distributor. Bagian tersebut diatas perlu
diperiksa dan dibersihkan kotorannya menggunakan amplas, bagian dari
sistem pengapian yang perlu diberi pelumas adalah nok dan rubbing block,
poros nok dan centrifugal advancer, penyetelan sistem pengapianmeliputi
penyetelan celah busi, celah platina atau besar sudut dwell dan penyetelan
saat pengapian. Bagi pemilik kendaraan perawatan dapat dilakukan sendiri
dengan alat yang terdapat pada kelengkapan kendaraan, alat dan bahan yang
diperlukan, yaitu:
o
Bahan : Grease (pelumas); amplas.
o
Alat : Kunci busi; kunci ring nomor 10, 12, 19; obeng (+); obeng (-); feeler
gauge; lampu 12 volt dengan dua kabel; multimeter.
Selain alat diatas pada bengkel yang baik menggunakan beberapa alat,
diantaranya:
o
o
o
o
o

Spark plug cleaner and tester, merupakan alat untuk membersihkan dan
memeriksa busi.
Spark plug gauge, untuk mengukur dan menyetel celah busi.
Tune up tester, untuk mengukur putaran dan sudut dweel.
Timing tester, untuk mengetahui saat pengapian.
Condensor tester, berfungsi untuk memeriksa kapasitas kondensor.

14

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada dasarnya semua sistem kelistrikan pasti mengalami kerusakan. Dan
makalah ini membahas seluruh sistem kelistikan mobil sedan, termasuk sistem
pengapian, sistem penerangan, dan sisem tambahan assesoris mobil sedan lainnya,
serta kerusakan-keruskan sistem kelistrikan mobil sedan, dan cara mengatasi
komponen-komponen sistem kelistrikan.

15

DAFTAR PUSTAKA

http://gusmau.wordpress.com/2009/12/24/sistem_kelistrikan_mobil/
http://batucyber.com/yusuf77/sciencecenter/kelistrikan-body.html
http://www.anneahira.com/sistem-pengapian-konvesional.html

16

Anda mungkin juga menyukai