Anda di halaman 1dari 87

Bedsite Teaching

PEMBESARAN KELENJAR SALIVA

PEMBIMBING: DR. KAMAL B. SIREGAR,


SP.B(K)ONK
1

DEPARTEMEN ILMU BEDAH UMUM


FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA / RSUP


H. ADAM MALIK MEDAN
2015

EMBRIOLOGI

Kelenjar liur
Mayor
Minor

berkembang lebih dulu

Perkembangan kelenjar liur


Tahap

1: pembentukan tunas duktus


Tahap 2: morfogenesis duktus dan lobulus
Tahap 3: pematangan acini dan duktus

Kelenjar parotis
berasal dari
stomodeum posterior
memanjang secara
lateral

mengalami kanalisasi
membentuk duktus
Acini berkembang di
ujung distal

Kelenjar submandibula
Tunas kecil di dasar
mulut, lateral lidah
meluas ke arah
posterior di sekitar
otot mylohyoid ke
segitiga
submandibular
berkembang
sempurna pada bulan
ke-3 gestasi

Kelnjar sublingual
Pada bulan ke-9 gestasi, anlage kelenjar
sublingual terbentuk.
Ketiadaan kapsul kelenjar sublingual
infiltrasi jaringan ikat sublingual.

ANATOMI KELENJAR SALIVA

Sepasang Kelenjar Parotid

Kelenjar
Submandibular

Kelenjar
Sublingual

Kelenjar saliva
minor di
sepanjang mukosa
oral dan
submukosa

KELENJAR PAROTID
Merupakan kelenjar saliva
terbesar
Berbentuk Segitia
Tiap buah dengan berat rata
rata 25 gram
Bentuk irregular, berlobus
lobus, berwarna kekuningan
Letak : dibawah meatus
akustik eksternal diantara
mandibular dan otot
sternocleidomastoid
20% kasus memiliki kelenjar
parotid aksesori :

Batas

atas : arkus zygomatikum


Batas bawah : duktus parotid

BATAS BATAS KELENJAR PAROTID


Berbentuk piramida
terbalik
Empat permukaan

Superior

(dasar

pyramid)
Superfisial
Anteromedial
Posteromedial

BATAS BATAS KELENJAR PAROTID

Permukaan Superior
Konkaf

Berhubungan

dengan

Kartilago bagian dari


meatus akustik eksternal
Bagian posterior sendi
temporomandibular
Nervus auriculotemporal

Apeks

Berhimpitan

dengan
digastric posterior dan
perluasan segitiga
karotid

Permukaan superfisial
Ditutupi

oleh

Kulit
Fascia superfisial yang
memikiki cabang fascial
nervus auricular
Kelenjar getah bening parotid
dan serat posterior platysma

Permukaan anteromedial
Dibatasi

oleh batas
posterior ramus mandibular

Berbatasan

dengan

Masseter
Permukaan lateral seni
temprormandibular
Medial pterygoid
Nervus fasial masuk melalui
permukaan ini

Permukaan
Posteromedial

Berhubungan

dengan

Prosesus mastoid,
sternocleidomastoid dan
posterior belly digastric
Arteri carotid eksterna
masuk melalui
permukaan ini
Arteri carotid interna dan
vena jugular interna
dipisahkan dari kelenjar
oleh prosesus styloid

STRUKTUR DI DALAM KELENJAR


PAROTID
Arteri carotid
eksterna
Vena retromandibular
Nervus fasial

cervical
Superficial temporal V
Maxillaryl V

Post Auricularl V

External jugular Common Facial V

KAPSUL PAROTID
Kelenjar parotid adalah massa berlobusyang
dikelilingi oleh kapsula jaringan ikat.
Selain itu glandula dibungkus olehkapsula
fibrosa padat yang berasal dari lamina
superficialis fasciacolli profunda

DUKTUS PAROTID
ductus parotideus;
Stensens duct
Panjang 5cm, lebar
3cm
Muncul dari batas
anterior kelenjar
Berjalan anterior dan
kebawah master
diantara cabang
buccal atas dan bawah
nervus fasial

DUKTUS PAROTID

Pada batas anterior


masseter, duktus ini
melewati
Lemak

buccal
Otot buccinators
Fascia
buccopharyngeal

Duktus ini terbuka


pada vestibula mulut
bersebrangan dengan
molar atas kedua

VASKULARISASI

Arterial

Cabang

arteri carotid
eksterna

Vena

Drainase

munuju
vena jugularis
eksterna

Drasise Limfatik
Drainase menuju ke
kelenjar limfa sevikal
atas via kelenjar
limfa parotid

INERVASI

Nervus preganglion
Berjalan

di dalam
N.glossopharyngeal
dan bersinaps di
ganglion otic

Postganglion
Nervus

auriculotemporal

KELENJAR SUBMANDIBULAR
Berbentuk irregular
Dibagi menjadi bagian
superfisial dan profunda
yang berada pada posterior
mylohyoid
Bagian superfisial :

Anterior : berada di
segitiga digastric
Posterior : ligament
stylomandibular
Superior: Memanjang
sampai medial mandibular
Inferior : tendon intermedia
dan insersi stylohyoid

Bagian profunda
Anterior

: posterior
kelenjar sublingual
Berada diantara
mylohyoid, hypoglosus
dan styloglossus
Superior : nervus
lingual
Inferior : nervus
hypoglossal dan vena
lingual

VASKULARISASI

Cabang dari arteri


fasial dan lingual

Drainase limfatik
Drainase meunuju
nodus cervical melalui
nodus submandibular

INERVASI

Berasal dari cabang


ganglion
submandibular
Serabut

parasimpatik
berasal dari chorda
typani
Serabut simpatik
berasal dari pleksus
arteri fasial
Serabut sendori
berasal dari cabang
lingual nervus
mandibular

DUKTUS SUBMANDIBULAR
Duktus Wharton
Panjang 5cm
Dimulai dari pertengahan
bagian superfisial yagn sedikit
di batas posterior mylohyoid
Duktus berjalan keatas dan
kebelakang 4 5 mm dan
kedepan dan keatas melewati
kelenjar bagian profunda
diantara mylohyoid dan
hypoglossus dan berjalan
sampai diantara kelenjar
sublingual dan genioglussus
Terbuka pada lantai mulut di
frenulum lingual

KELENJAR SUBLINGUAL
Merupakan kelenjar
saliva terkecil
Berat kurang lebih 4
gram
Ukuran seperti
kacang almond
Berada di dalam
mukkosa oral
berdekatan dengan
fossa sublingual

BATAS KELENJAR SUBLINGUAL

Atas

Mukosa

dasar oral, lipatan


sublingual

Bawah

Didepan

muyelohyoid
Ujung anterior kelenjar
kontralateral

Posterior

Kelenjar

submandibular
bagian profunda

Lateral

Mandibula

yang berada di
atas garis mylohyoid

Medial

Genioglossus

VASKULARISASI

Berasal dari cabang


sublingual arteri lingual dan
cabang submental arteri fasial

Inervasi
Ganglion
submandibular
Drainase Limfatik
Menuju nodus
submental

DUKTUS SUBLINGUAL
Duktus Rivinus
8 20 duktus
Kebanyakan tebuka
pada dasar mulut
Beberapa bersama
dengan duktus
submandibula

KELENJAR SALIVA MINOR


Kelenjar labial
Kelenjar buccal
Kelenjar palatoglossal
Kelenjar palatal
Kelenjar lingual

FISIOLOGI OF KELENJAR SALIVA


0,5-0,6 liter air liur disekresikan sehari.
diminimalkan sewaktu tidur.
Sekresi saliva menunjukkan variasi dalam 24
jam dan puncak di sore hari.
Sekresi saliva normal di sekitar :

0,3-0,4

ml / menit ketika tidak distimulasi


1,5-2,0 ml / menit ketika dirangsang.

DISTRIBUSI SEKRESI SALIVE PADA


KELENJAR-KELENJAR SALIVA
kelenjar

tidak distimulasi

distimulasi

kelenjar parotis

25%

50%

kelenjar
submandibula

60%

35%

kelenjar sublingual

7-8%

7-8%

kelenjar mukosa
kecil

7-8%

7-8%

JALUR PRODUKSI SALIVA

FUNGSI SALIVA
membasahi mukosa mulut.
membasahi makanan kering dan mendinginkan
makanan panas.
media untuk makanan terlarut untuk merangsang
selera.
Buffers isi rongga mulut..
Pencernaan.
Kontrol flora bakteri rongga mulut.
Mineralisasi gigi baru dan perbaikan lesi email
genting.
Melindungi gigi dengan membentuk "pelindung
pellicle".

INFEKSI
PAROTITIS
DEFINISI

Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis) adalah


suatu penyakit menular dimana sesorang terinfeksi
oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar
ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang
sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher
bagian atas atau pipi bagian bawah.

SANGAT MUDAH MENULAR

Masa tunas/inkubasi: 12-26 hari (18 hari)

Masa tular/infektiviti:
2-4 hari sebelum pembengkakan parotis &
9 hari sesudah pembengkakannya mulai.
(Isolasikan pasien!)

KOMPLIKASI
Meningoensefalitis gejala nyeri kepala ,
muntah-muntah, gelisah dan suhu tubu yang
tinggi
Tuli dapat terjadi unilateral
Orkitis post puber anak lelaki, mendadak nyeri
dan mual/muntah
Ooforits nyeri dibagian pelvis, pada penderita
wanita pasca pubertas

PENATALAKSANAAN

Simptomatis, ibuprofen, paracetamol untuk nyeri


dan febris

Istirahat
Makanan yang dikonsumsi cair dan lunak
Obat kumur untuk membersihkan selaput lendir

Kompres pembengkakan dengan hangat atau


dingin

PENCEGAHAN

Vaksin hidup attenuated/


dilemahkan. >90%
menghasilkan antibodi.
Reaksi: jarang sekali.
Diberi sebagai MMR pada umur 15 bulan, dan
booster pada umur 4-6 tahun atau 12 tahun.
Kontraindikasi sama dengan yang berlaku untuk
Vaksin Measles & Rubella (vaksin hidup)

CMV
Beta herpesvirus yang hanya menginfeksi
manusia
Transimisinya melalu muntahan, urine, sekresi
pernapasan dan ASI

GEJALA KLINIS
Febris
Nyeri telan hebat dengan farinogensephalitis
Tonsilomegalo
Malaise
Splenomegali
Hepatomegali
ruam

DIAGNOSIS
Pemeriksaan igG dan igM
Pemeriksaan CPR
USG
CT Scan-MRI
Funduskopi

TERAPI
Immunoglobulin CMV
Acyclovir
Gancyclovir
Vaksin MCR

SIALADENITIS
Sialadenitis

adalah pembesaran kelenjar liur


yang disebabkan karena reaksi inflamasi.

Patogenesis

:
penurunan fungsi duktus oleh karena infeksi
atau penyumbatan Aliran saliva berkurang
bahkan berhenti penumpukan
infeksi/peradangan.

43

Etiologi

Dehidrasi

malnutrisi
terapi

obat (misalnya, diuretik, antihistamin,


antidepresan, dan antihipertensi)
Obstruksi mekanik karena sialolithiasis
Penyakit auto imun
Bakteri:

Staphylococcus

aureus
Haemophilus influenzae
Streptococcus pneumonia
Eschericia coli
Bacteroides melaninogenicus
Streptocccus micros.

44

Klasifikasi:
Sialadenitis supuratif akut
Sialadenitis kronik

Diagnosis:
Gejala Klinis
Nyeri pada wajah
wajah bengkak
kemerahan pada leher atas
demam
mulut kering
kesulitan membuka mulut
Pemeriksaan fisik
Nyeri tekan (+)
Saliva purulen pada orifisium duktus saliva
Pemeriksaan

USG
Sialografi

Penunjang
45

Penatalaksanaan
Istirahat

Analgetik/antipiretik
Antibiotik
Terapi

pembedahan

Pencegahan

Pemeliharaan

Oral Hygiene yang baik


Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut secara
teratur
46

PEMBESARAN KELANJAR SALIVA


EC. PENYAKIT INFLAMASI NONINFEKSI
Sialolitiasis

-Sialolitiasis adalah penyebab yang paling sering pada


penyakit kelenjar liur
-Dapat terjadi pada semua usia

-predileksi tinggi pada laki-laki.

-Faktor resiko terjadinya obstruksi batu kelenjar


liurtermasuk sakit yang lama disertai dehidrasi. -Kadang
disertai jugadengan gout, diabetes dan hipertensi.

Syndrom sjogren
-penyakit autoimun yang terdapatpembesaran
parotid,xerostomia dan sicca keratokonjungtivitis.
-Juga dapat disertaipenyakit lain seperti reumatoid
artritis atau lupus eritomatosa sistemik.
-Sindrom Sjgren terjadi 90% pada wanita
-biasanya sekitar usia 60tahun.

Lesi Limfoempitelial Benigna


-dikenali sebagai sebagai sindrom Mikulicz.
-predileksi padawanita terutama pada usia 50-60
tahun
-Biasanya pada pasien dengan infeksi HIV.

TUMOR PAROTID

Sebagian besar tumor kelenjar ludah terjadi


pada kelenjar parotis (80%), sekitar 10-15%
terjadi pada kelenjar submandibula, dan sisanya
pada sublingual maupun pada kelenjar ludah
minor.
Sekitar 80% tumor terjadi pada usia dewasa.
Tumor pada anak-anak biasanya terletak pada
kelenjar parotis.
Kemungkinan terkena tumor kelenjar ludah
pada laki-laki sama dengan wanita

FAKTOR RISIKO
Paparan radiasi,
Merokok
Infeksi
Pekerjaan (penata rambut dan pekerja salon)
faktor lingkungan (paparan serbuk gergaji, pestisida,
dan bahan kimia untuk industri kulit)
Genetik

KLASIFIKASI DAN JENIS


Klasifikasi Histopatologi WHO/ AJCC
Benign

Malignant

plemorphic adenoma ( mixed benign mucoepidermoid carcinoma


tumor)
Warthins tumor

adenoid cystic carcinoma

Lymphoepithelial lesion

Adenocarcinoma

Oncocytoma

acinic cell carcinoma

monomorphic adenoma

Malignant mixed tumor


epidermoid carcinoma
Other ananplastic carcinoma

TUMOR BENIGNA
JENIS JENIS TUMOR BENIGNA
1.

Pleomorphic Adenoma

2.

Warthin Tumor

3.

Onkositoma

4.

Monomorphic Adenoma

ANAMNESIS
timbulnya massa pada daerah wajah (parotis),
pada angulus mandibula (parotis dan
submandibula), leher (submandibula) atau
pembengkakan pada dasar mulut (sublingual)
Benjolan berupa massa yang tidak nyeri dengan
pertumbuhan lambat
Apabila tumor ini di jumpai pada kelenjar saliva
minor dapat timbul gejala seperti : dysphagia,
dyspnea, suara serak ,susah mengunyah, dan
epistaksis

ANAMNESIS
Riwayat Paparan Radiasi pada daerah kepala leher
Operasi yang pernah dilakukan pada kelenjar ludah
Obat-obatan yang menurunkan fungsi kelenjar ludah
sehingga dapat menyebabkan pembengkakan : opiate,
derivat fenotiazin, diazepam, dan klordiazepoksid
Pekerjaan, perokok, riwayat keluarga

Inspeksi :
dapat ditentukan apakah ada pembengkakan
abnormal, jumlah dan lokasinya, bagaimana keadaan
kulit dan selaput lendir di atasnya dan bagaimana
keadaan fungsi nervus fasialis
Pada tumor jinak benjolan berupa massa tunggal dan
90% berlokasi di lobus superfisialis di bagian kaudal
kelenjar parotid, pada kelenjar liur minor lokasi
tersering di lateral palatum
tumor jinak yang berasal dari parotis tidak terdapat
gangguan fungsi nervus fasialis

Palpasi :
Palpasi yang dilakukan dengan teliti dapat mengarah
ke penilaian lokalisasi tumor dengan tepat, ukuran
(dalam cm), batas, pergerakan dan konsistensi
Tampilan klinis yang khas adalah berupa masa padat
tunggal tanpa nyeri dengan pertumbuhan lambat,
mobile jika kecil, batas tegas, nodul tunggal dan dapat
terfiksir jika sudah lanjut.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Sitologi (FNAB) belum bisa dijadikan
pegangan untuk menentukan terapi definitif
Foto rontgen kepala dan leher
CT-Scan
MRI dapat diperoleh gambaran mengenai sifat
pembatasan dan hubungan ruang tumornya: ukuran
dan lokalisasi
rontgen kontras (sialografi) dapat mempunyai arti
untuk diagnosis diferensial.

TERAPI
Jika tumor terletak lateral dari cabang nervus
fasialis, dilakukan parotidektomi superfisial.
Jika terletak medialnya, biasanya dilakukan
parotidektomi total dengan preservasi n.fasialis.
Radioterapi tidak diindikasikan pada tumor
kelenjar saliva yang jinak.

ADENOMA PLEOMORFIK
Jenis tumor terbanyak dari tumor kelenjar liur
70 % dari tumor parotis, 50 % dari tumor
submandibula, 45 % dari tumor kelenjar liur
minor dan 6 % dari tumor sublingual
Sering terjadi pada usia dekade 4 sampai 6 dan
jarang pada anak-anak
Insiden wanita > pria (4 : 1)

ADENOMA PLEOMORFIK
Tampilan klinis yang khas adalah berupa masa
padat tunggal tanpa nyeri dengan pertumbuhan
lambat, mobile jika kecil, nodul tunggal dan
dapat terfiksir jika sudah lanjut.
simian virus (SV 40) memainkan peranan
penting dalam perkembangan Adenoma
Pleomorfik.

ADENOMA PLEOMORFIK
Gambaran makroskopis smooth, lobulated, wellencapsulated batas tegas dari jaringan sekitar.
Mikroskopis; tumor tersususun oleh gland like
epithel dan stroma mesenchymal dengan
proporsi yang bervariasi. Juga terlihat adanya
pertumbuhan encapsulation dan transcapsular
dari tumor pseudopod

WARTHIN TUMOR
Prevalensi:
6-10% dari tumor parotis
Sering terjadi pada usia 40-70 tahun
Pria : Wanita = 5 : 1
Secara klinis, tumor ini bersifat lambat
pertumbuhannya, berbatas tegas, tidak nyeri
kecuali terjadi superinfeksi. Konsistensi cenderung
padat atau kenyal dan terkadang noduler.

WARTHIN TUMOR
Makroskopis tumor warthins memiliki permukaan
yang halus dan lobulated dan kapsul yang tipis tapi
kasar. Kista multiple yang mengandung cairan viscous
dengan diameter yang bervariasi juga terlihat. Kapsul
kista tampak kasar dan irregular.
Gambaran mikroskopis yang patognomonik adalah
sel-sel epitel yang membentuk proyeksi papiler ke
dalam rongga kista dengan latar belakang stroma
lymphoid.

ONKOSITOMA
Prevalensi:
2,3% dari tumor kelenjar liur
78% onkositoma terjadi pada parotis, diikuti
palatum, lidah dan bukal. Pada kelenjar
submandibula 9%
Sering mengenai usia dekade 6. Pria dan wanita
kejadiannya serupa

ONKOSITOMA
Tampilan klinis identik dengan tumor jinak lain berupa
tumor yang tumbuh berlahan, padat, khususnya di
lobus superficial kelenjar parotis. Konsistensi padat,
multilobulated dan mobile.
Onkositoma dan Tumor Warthin uptake terhadap anion
pertechnetate dapat dibedakan dengan neoplasma
lain dengan scintigraphy technetium-99m
pertechnetate

ONKOSITOMA
Makroskopis, berupa tumor homogen dengan
permukaan halus yang terkadang dipisahkan ke
dalam lobulus oleh jaringan fibrous.
Mikroskopis, terdapat uniform oncocytes dengan
sel yang besar dengan batas jelas dan diisi oleh
sitoplasma yang granular dan acidophilic.

MONOMORPHIC ADENOMA
Prevalensi:
1,8% dari tumor kelenjar liur
Sering terjadi pada usia dekade 6
Mayoritas lokasinya di kelenjar parotis dengan tumor
yang tumbuh perlahan dan konsistensi padat.
Makroskopis, well-encapsulated dan smooth tumor.
nonaggressive dan adekuat dengan eksisi bedah.

TUMOR MALIGNAN PADA


KELENJAR SALIVA

KLASIFIKASI

WHO membagi berdasarkan histologi dari tumor

KLASIFIKASI KLINIS MENURUT TNM


T - Tumor primer
TX Tumor primer tidak dapat diperiksa
T0 Tidak ada bukti tumor primer
T1 Tumor 2 cm atau kurang tanpa perluasan ke ekstraparenkim
T2 Tumor lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 4 cm tanpa perluasan ke
ekstraparenkim
T3 Tumor lebih dari 4 cm dan/atau tumor dengan perluasan ekstraparenkim
T4a
Tumor menginvasi kulit, mandibula, rongga telinga, atau saraf fasialis
T4b
Tumor menginvasi dasar tengkorak, pterygoid, atau menekan arteri karotis
N Kelenjar limfa regional
NX
Kelenjar limfa regional tidak dapat diperiksa
N0 Tidak terdapat metastasis kelenjar limfa
N1 Metastasis pada satu kelenjar limfa yang ipsilateral, 3 cm atau kurang
N2a
Metastasis pada satu kelenjar limfa yang ipsilateral, lebih dari 3 cm, kurang
dari 6 cm
N2b
Metastasis pada berbagai kelenjar limfa yang ipsilateral, kurang dari 6 cm
N2c
Metastasis pada kelenjar limfa bilateral atau kontralateral, kurang dari 6
cm
N3 Metastasis pada kelenjar limfa lebih dari 6 cm
M Metastasis jauh
MX
Metastasis jauh tidak dapat diperiksa

HISTOPATHOLOGI

TATA LAKSANA
Tatalaksana yang paling baik adalah eksisi
bedah
Dapat
disertai
dengan
postoperative
radiotherapy
Untuk
kasus yang tidak cocok dilakukan
pembedahan maka pilihan terbaik adalah
radiotherapy saja.
Tidak ada kemoterapi yang dianjurkan untuk
tumor kelenjar saliva

PROGNOSIS

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Dompak Silalahi
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 69 tahun
No. Rekam Medik : 00.64.48.12
Ruangan
: RB2A
Tanggal masuk
: 10 Juni 2015

79

ANAMNESIS

Keluhan utama

: Benjolan di bawah telinga kanan

Telaah
: Benjolan di bawah telinga kanan dialami penderita
sejak kurang lebih 8 tahun sebelum masuk rumah sakit. Awalnya
benjolan hanya sebesar biji jagung, namun lama kelamaan
benjolan mulai membesar sampai sebesar telur ayam. Benjolan
tidak nyeri, tidak pernah bengkak, merah, atau panas. Riwayat
pekerjaan sebagai PNS. Riwayat keluarga menderita penyakit
kelainan yang sama atau keganasan lain disangkal. Pasien kurang
memperhatikan makanan yang dikonsumsinya, pasien lebih suka
mengkonsumsi makanan dari luar rumah. Hampir setiap hari
pasien mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG baik
makanan di rumah maupun makanan diluar rumah. Tidak
dijumpai riwayat alergi makanan ataupun obat-obatan pada
pasien. Riwayat merokok dijumpai, jumlah 2 bungkus per hari.
Riwayat konsumsi alkohol tidak dijumpai. Riwayat mengkonsumsi
obat narkotika disangkal pasien. Sebelumnya pasien tidak pernah
dirawat di rumah sakit selain karena keluhannya ini. Riwayat
80
operasi kelenjar liur sebelumnya disangkal. Dalam keluarga, hanya
penderita yang sakit seperti ini.

STATUS PRESENS
Sensorium
: Compos Mentis
Tekanandarah : 160/70 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu
: 37,0C

81

PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Mata: konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), sklera ikterik (+/+)
Telinga/ hidung/ mulut: lihat status lokalisata
Leher
: TVJ R-2 cm H2O

Toraks
Inspeksi : simetris fusiformis
Palpasi
: stem fremitus kanan=kiri, kesan normal
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : suara pernapasan vesikuler, suara tambahan (-)
Abdomen
Inspeksi : simetris, pelebaran vena (-)
Palpasi
: dalam batas normal
Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas
: dalam batas normal

82

Status Lokalisata
Inspeksi: wajah asimetris, tampak benjolan di
sebelah pipi kanan. Mulut asimetris, tertarik ke
kanan.
Palpasi: benjolan berukuran 7x5 cm dan berwarna
sama seperti daerah sekitarnya. Benjolan keras,
bulat, tidak nyeri tekan, permukaan licin, tidak
terdapat ulserasi, mobile.
Fungsi
Nervus
Fasialis:
Penderita
dapat
mengernyitkan dahi, mengangkat kening,
menutup
mata.
Namun
bersiul,
dan
menggembungkan kedua pipi tidak dapat
dilakukan.

83

84

85

FOTO KLINIS PASIEN

86

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai