EMBRIOLOGI
Kelenjar liur
Mayor
Minor
Kelenjar parotis
berasal dari
stomodeum posterior
memanjang secara
lateral
mengalami kanalisasi
membentuk duktus
Acini berkembang di
ujung distal
Kelenjar submandibula
Tunas kecil di dasar
mulut, lateral lidah
meluas ke arah
posterior di sekitar
otot mylohyoid ke
segitiga
submandibular
berkembang
sempurna pada bulan
ke-3 gestasi
Kelnjar sublingual
Pada bulan ke-9 gestasi, anlage kelenjar
sublingual terbentuk.
Ketiadaan kapsul kelenjar sublingual
infiltrasi jaringan ikat sublingual.
Kelenjar
Submandibular
Kelenjar
Sublingual
Kelenjar saliva
minor di
sepanjang mukosa
oral dan
submukosa
KELENJAR PAROTID
Merupakan kelenjar saliva
terbesar
Berbentuk Segitia
Tiap buah dengan berat rata
rata 25 gram
Bentuk irregular, berlobus
lobus, berwarna kekuningan
Letak : dibawah meatus
akustik eksternal diantara
mandibular dan otot
sternocleidomastoid
20% kasus memiliki kelenjar
parotid aksesori :
Batas
Superior
(dasar
pyramid)
Superfisial
Anteromedial
Posteromedial
Permukaan Superior
Konkaf
Berhubungan
dengan
Apeks
Berhimpitan
dengan
digastric posterior dan
perluasan segitiga
karotid
Permukaan superfisial
Ditutupi
oleh
Kulit
Fascia superfisial yang
memikiki cabang fascial
nervus auricular
Kelenjar getah bening parotid
dan serat posterior platysma
Permukaan anteromedial
Dibatasi
oleh batas
posterior ramus mandibular
Berbatasan
dengan
Masseter
Permukaan lateral seni
temprormandibular
Medial pterygoid
Nervus fasial masuk melalui
permukaan ini
Permukaan
Posteromedial
Berhubungan
dengan
Prosesus mastoid,
sternocleidomastoid dan
posterior belly digastric
Arteri carotid eksterna
masuk melalui
permukaan ini
Arteri carotid interna dan
vena jugular interna
dipisahkan dari kelenjar
oleh prosesus styloid
cervical
Superficial temporal V
Maxillaryl V
Post Auricularl V
KAPSUL PAROTID
Kelenjar parotid adalah massa berlobusyang
dikelilingi oleh kapsula jaringan ikat.
Selain itu glandula dibungkus olehkapsula
fibrosa padat yang berasal dari lamina
superficialis fasciacolli profunda
DUKTUS PAROTID
ductus parotideus;
Stensens duct
Panjang 5cm, lebar
3cm
Muncul dari batas
anterior kelenjar
Berjalan anterior dan
kebawah master
diantara cabang
buccal atas dan bawah
nervus fasial
DUKTUS PAROTID
buccal
Otot buccinators
Fascia
buccopharyngeal
VASKULARISASI
Arterial
Cabang
arteri carotid
eksterna
Vena
Drainase
munuju
vena jugularis
eksterna
Drasise Limfatik
Drainase menuju ke
kelenjar limfa sevikal
atas via kelenjar
limfa parotid
INERVASI
Nervus preganglion
Berjalan
di dalam
N.glossopharyngeal
dan bersinaps di
ganglion otic
Postganglion
Nervus
auriculotemporal
KELENJAR SUBMANDIBULAR
Berbentuk irregular
Dibagi menjadi bagian
superfisial dan profunda
yang berada pada posterior
mylohyoid
Bagian superfisial :
Anterior : berada di
segitiga digastric
Posterior : ligament
stylomandibular
Superior: Memanjang
sampai medial mandibular
Inferior : tendon intermedia
dan insersi stylohyoid
Bagian profunda
Anterior
: posterior
kelenjar sublingual
Berada diantara
mylohyoid, hypoglosus
dan styloglossus
Superior : nervus
lingual
Inferior : nervus
hypoglossal dan vena
lingual
VASKULARISASI
Drainase limfatik
Drainase meunuju
nodus cervical melalui
nodus submandibular
INERVASI
parasimpatik
berasal dari chorda
typani
Serabut simpatik
berasal dari pleksus
arteri fasial
Serabut sendori
berasal dari cabang
lingual nervus
mandibular
DUKTUS SUBMANDIBULAR
Duktus Wharton
Panjang 5cm
Dimulai dari pertengahan
bagian superfisial yagn sedikit
di batas posterior mylohyoid
Duktus berjalan keatas dan
kebelakang 4 5 mm dan
kedepan dan keatas melewati
kelenjar bagian profunda
diantara mylohyoid dan
hypoglossus dan berjalan
sampai diantara kelenjar
sublingual dan genioglussus
Terbuka pada lantai mulut di
frenulum lingual
KELENJAR SUBLINGUAL
Merupakan kelenjar
saliva terkecil
Berat kurang lebih 4
gram
Ukuran seperti
kacang almond
Berada di dalam
mukkosa oral
berdekatan dengan
fossa sublingual
Atas
Mukosa
Bawah
Didepan
muyelohyoid
Ujung anterior kelenjar
kontralateral
Posterior
Kelenjar
submandibular
bagian profunda
Lateral
Mandibula
yang berada di
atas garis mylohyoid
Medial
Genioglossus
VASKULARISASI
Inervasi
Ganglion
submandibular
Drainase Limfatik
Menuju nodus
submental
DUKTUS SUBLINGUAL
Duktus Rivinus
8 20 duktus
Kebanyakan tebuka
pada dasar mulut
Beberapa bersama
dengan duktus
submandibula
0,3-0,4
tidak distimulasi
distimulasi
kelenjar parotis
25%
50%
kelenjar
submandibula
60%
35%
kelenjar sublingual
7-8%
7-8%
kelenjar mukosa
kecil
7-8%
7-8%
FUNGSI SALIVA
membasahi mukosa mulut.
membasahi makanan kering dan mendinginkan
makanan panas.
media untuk makanan terlarut untuk merangsang
selera.
Buffers isi rongga mulut..
Pencernaan.
Kontrol flora bakteri rongga mulut.
Mineralisasi gigi baru dan perbaikan lesi email
genting.
Melindungi gigi dengan membentuk "pelindung
pellicle".
INFEKSI
PAROTITIS
DEFINISI
Masa tular/infektiviti:
2-4 hari sebelum pembengkakan parotis &
9 hari sesudah pembengkakannya mulai.
(Isolasikan pasien!)
KOMPLIKASI
Meningoensefalitis gejala nyeri kepala ,
muntah-muntah, gelisah dan suhu tubu yang
tinggi
Tuli dapat terjadi unilateral
Orkitis post puber anak lelaki, mendadak nyeri
dan mual/muntah
Ooforits nyeri dibagian pelvis, pada penderita
wanita pasca pubertas
PENATALAKSANAAN
Istirahat
Makanan yang dikonsumsi cair dan lunak
Obat kumur untuk membersihkan selaput lendir
PENCEGAHAN
CMV
Beta herpesvirus yang hanya menginfeksi
manusia
Transimisinya melalu muntahan, urine, sekresi
pernapasan dan ASI
GEJALA KLINIS
Febris
Nyeri telan hebat dengan farinogensephalitis
Tonsilomegalo
Malaise
Splenomegali
Hepatomegali
ruam
DIAGNOSIS
Pemeriksaan igG dan igM
Pemeriksaan CPR
USG
CT Scan-MRI
Funduskopi
TERAPI
Immunoglobulin CMV
Acyclovir
Gancyclovir
Vaksin MCR
SIALADENITIS
Sialadenitis
Patogenesis
:
penurunan fungsi duktus oleh karena infeksi
atau penyumbatan Aliran saliva berkurang
bahkan berhenti penumpukan
infeksi/peradangan.
43
Etiologi
Dehidrasi
malnutrisi
terapi
Staphylococcus
aureus
Haemophilus influenzae
Streptococcus pneumonia
Eschericia coli
Bacteroides melaninogenicus
Streptocccus micros.
44
Klasifikasi:
Sialadenitis supuratif akut
Sialadenitis kronik
Diagnosis:
Gejala Klinis
Nyeri pada wajah
wajah bengkak
kemerahan pada leher atas
demam
mulut kering
kesulitan membuka mulut
Pemeriksaan fisik
Nyeri tekan (+)
Saliva purulen pada orifisium duktus saliva
Pemeriksaan
USG
Sialografi
Penunjang
45
Penatalaksanaan
Istirahat
Analgetik/antipiretik
Antibiotik
Terapi
pembedahan
Pencegahan
Pemeliharaan
Syndrom sjogren
-penyakit autoimun yang terdapatpembesaran
parotid,xerostomia dan sicca keratokonjungtivitis.
-Juga dapat disertaipenyakit lain seperti reumatoid
artritis atau lupus eritomatosa sistemik.
-Sindrom Sjgren terjadi 90% pada wanita
-biasanya sekitar usia 60tahun.
TUMOR PAROTID
FAKTOR RISIKO
Paparan radiasi,
Merokok
Infeksi
Pekerjaan (penata rambut dan pekerja salon)
faktor lingkungan (paparan serbuk gergaji, pestisida,
dan bahan kimia untuk industri kulit)
Genetik
Malignant
Lymphoepithelial lesion
Adenocarcinoma
Oncocytoma
monomorphic adenoma
TUMOR BENIGNA
JENIS JENIS TUMOR BENIGNA
1.
Pleomorphic Adenoma
2.
Warthin Tumor
3.
Onkositoma
4.
Monomorphic Adenoma
ANAMNESIS
timbulnya massa pada daerah wajah (parotis),
pada angulus mandibula (parotis dan
submandibula), leher (submandibula) atau
pembengkakan pada dasar mulut (sublingual)
Benjolan berupa massa yang tidak nyeri dengan
pertumbuhan lambat
Apabila tumor ini di jumpai pada kelenjar saliva
minor dapat timbul gejala seperti : dysphagia,
dyspnea, suara serak ,susah mengunyah, dan
epistaksis
ANAMNESIS
Riwayat Paparan Radiasi pada daerah kepala leher
Operasi yang pernah dilakukan pada kelenjar ludah
Obat-obatan yang menurunkan fungsi kelenjar ludah
sehingga dapat menyebabkan pembengkakan : opiate,
derivat fenotiazin, diazepam, dan klordiazepoksid
Pekerjaan, perokok, riwayat keluarga
Inspeksi :
dapat ditentukan apakah ada pembengkakan
abnormal, jumlah dan lokasinya, bagaimana keadaan
kulit dan selaput lendir di atasnya dan bagaimana
keadaan fungsi nervus fasialis
Pada tumor jinak benjolan berupa massa tunggal dan
90% berlokasi di lobus superfisialis di bagian kaudal
kelenjar parotid, pada kelenjar liur minor lokasi
tersering di lateral palatum
tumor jinak yang berasal dari parotis tidak terdapat
gangguan fungsi nervus fasialis
Palpasi :
Palpasi yang dilakukan dengan teliti dapat mengarah
ke penilaian lokalisasi tumor dengan tepat, ukuran
(dalam cm), batas, pergerakan dan konsistensi
Tampilan klinis yang khas adalah berupa masa padat
tunggal tanpa nyeri dengan pertumbuhan lambat,
mobile jika kecil, batas tegas, nodul tunggal dan dapat
terfiksir jika sudah lanjut.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Sitologi (FNAB) belum bisa dijadikan
pegangan untuk menentukan terapi definitif
Foto rontgen kepala dan leher
CT-Scan
MRI dapat diperoleh gambaran mengenai sifat
pembatasan dan hubungan ruang tumornya: ukuran
dan lokalisasi
rontgen kontras (sialografi) dapat mempunyai arti
untuk diagnosis diferensial.
TERAPI
Jika tumor terletak lateral dari cabang nervus
fasialis, dilakukan parotidektomi superfisial.
Jika terletak medialnya, biasanya dilakukan
parotidektomi total dengan preservasi n.fasialis.
Radioterapi tidak diindikasikan pada tumor
kelenjar saliva yang jinak.
ADENOMA PLEOMORFIK
Jenis tumor terbanyak dari tumor kelenjar liur
70 % dari tumor parotis, 50 % dari tumor
submandibula, 45 % dari tumor kelenjar liur
minor dan 6 % dari tumor sublingual
Sering terjadi pada usia dekade 4 sampai 6 dan
jarang pada anak-anak
Insiden wanita > pria (4 : 1)
ADENOMA PLEOMORFIK
Tampilan klinis yang khas adalah berupa masa
padat tunggal tanpa nyeri dengan pertumbuhan
lambat, mobile jika kecil, nodul tunggal dan
dapat terfiksir jika sudah lanjut.
simian virus (SV 40) memainkan peranan
penting dalam perkembangan Adenoma
Pleomorfik.
ADENOMA PLEOMORFIK
Gambaran makroskopis smooth, lobulated, wellencapsulated batas tegas dari jaringan sekitar.
Mikroskopis; tumor tersususun oleh gland like
epithel dan stroma mesenchymal dengan
proporsi yang bervariasi. Juga terlihat adanya
pertumbuhan encapsulation dan transcapsular
dari tumor pseudopod
WARTHIN TUMOR
Prevalensi:
6-10% dari tumor parotis
Sering terjadi pada usia 40-70 tahun
Pria : Wanita = 5 : 1
Secara klinis, tumor ini bersifat lambat
pertumbuhannya, berbatas tegas, tidak nyeri
kecuali terjadi superinfeksi. Konsistensi cenderung
padat atau kenyal dan terkadang noduler.
WARTHIN TUMOR
Makroskopis tumor warthins memiliki permukaan
yang halus dan lobulated dan kapsul yang tipis tapi
kasar. Kista multiple yang mengandung cairan viscous
dengan diameter yang bervariasi juga terlihat. Kapsul
kista tampak kasar dan irregular.
Gambaran mikroskopis yang patognomonik adalah
sel-sel epitel yang membentuk proyeksi papiler ke
dalam rongga kista dengan latar belakang stroma
lymphoid.
ONKOSITOMA
Prevalensi:
2,3% dari tumor kelenjar liur
78% onkositoma terjadi pada parotis, diikuti
palatum, lidah dan bukal. Pada kelenjar
submandibula 9%
Sering mengenai usia dekade 6. Pria dan wanita
kejadiannya serupa
ONKOSITOMA
Tampilan klinis identik dengan tumor jinak lain berupa
tumor yang tumbuh berlahan, padat, khususnya di
lobus superficial kelenjar parotis. Konsistensi padat,
multilobulated dan mobile.
Onkositoma dan Tumor Warthin uptake terhadap anion
pertechnetate dapat dibedakan dengan neoplasma
lain dengan scintigraphy technetium-99m
pertechnetate
ONKOSITOMA
Makroskopis, berupa tumor homogen dengan
permukaan halus yang terkadang dipisahkan ke
dalam lobulus oleh jaringan fibrous.
Mikroskopis, terdapat uniform oncocytes dengan
sel yang besar dengan batas jelas dan diisi oleh
sitoplasma yang granular dan acidophilic.
MONOMORPHIC ADENOMA
Prevalensi:
1,8% dari tumor kelenjar liur
Sering terjadi pada usia dekade 6
Mayoritas lokasinya di kelenjar parotis dengan tumor
yang tumbuh perlahan dan konsistensi padat.
Makroskopis, well-encapsulated dan smooth tumor.
nonaggressive dan adekuat dengan eksisi bedah.
KLASIFIKASI
HISTOPATHOLOGI
TATA LAKSANA
Tatalaksana yang paling baik adalah eksisi
bedah
Dapat
disertai
dengan
postoperative
radiotherapy
Untuk
kasus yang tidak cocok dilakukan
pembedahan maka pilihan terbaik adalah
radiotherapy saja.
Tidak ada kemoterapi yang dianjurkan untuk
tumor kelenjar saliva
PROGNOSIS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Dompak Silalahi
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 69 tahun
No. Rekam Medik : 00.64.48.12
Ruangan
: RB2A
Tanggal masuk
: 10 Juni 2015
79
ANAMNESIS
Keluhan utama
Telaah
: Benjolan di bawah telinga kanan dialami penderita
sejak kurang lebih 8 tahun sebelum masuk rumah sakit. Awalnya
benjolan hanya sebesar biji jagung, namun lama kelamaan
benjolan mulai membesar sampai sebesar telur ayam. Benjolan
tidak nyeri, tidak pernah bengkak, merah, atau panas. Riwayat
pekerjaan sebagai PNS. Riwayat keluarga menderita penyakit
kelainan yang sama atau keganasan lain disangkal. Pasien kurang
memperhatikan makanan yang dikonsumsinya, pasien lebih suka
mengkonsumsi makanan dari luar rumah. Hampir setiap hari
pasien mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG baik
makanan di rumah maupun makanan diluar rumah. Tidak
dijumpai riwayat alergi makanan ataupun obat-obatan pada
pasien. Riwayat merokok dijumpai, jumlah 2 bungkus per hari.
Riwayat konsumsi alkohol tidak dijumpai. Riwayat mengkonsumsi
obat narkotika disangkal pasien. Sebelumnya pasien tidak pernah
dirawat di rumah sakit selain karena keluhannya ini. Riwayat
80
operasi kelenjar liur sebelumnya disangkal. Dalam keluarga, hanya
penderita yang sakit seperti ini.
STATUS PRESENS
Sensorium
: Compos Mentis
Tekanandarah : 160/70 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu
: 37,0C
81
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Mata: konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), sklera ikterik (+/+)
Telinga/ hidung/ mulut: lihat status lokalisata
Leher
: TVJ R-2 cm H2O
Toraks
Inspeksi : simetris fusiformis
Palpasi
: stem fremitus kanan=kiri, kesan normal
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : suara pernapasan vesikuler, suara tambahan (-)
Abdomen
Inspeksi : simetris, pelebaran vena (-)
Palpasi
: dalam batas normal
Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas
: dalam batas normal
82
Status Lokalisata
Inspeksi: wajah asimetris, tampak benjolan di
sebelah pipi kanan. Mulut asimetris, tertarik ke
kanan.
Palpasi: benjolan berukuran 7x5 cm dan berwarna
sama seperti daerah sekitarnya. Benjolan keras,
bulat, tidak nyeri tekan, permukaan licin, tidak
terdapat ulserasi, mobile.
Fungsi
Nervus
Fasialis:
Penderita
dapat
mengernyitkan dahi, mengangkat kening,
menutup
mata.
Namun
bersiul,
dan
menggembungkan kedua pipi tidak dapat
dilakukan.
83
84
85
86
TERIMAKASIH