SYOK
KARDIOGENIK
KARDIOGENIK
Syok
Kardiogenik
Angkamortalitas
mortalitasmasih
masihcukup
cukuptinggi,
tinggi,
Angka
namuninsidensi
insidensiyang
yangpasti
pastimasih
masih
namun
sulitdidapatkan
didapatkankarena
karenabanyaknya
banyaknya
sulit
penderitayang
yangmeninggal
meninggal
penderita
Untukmendapatkan
mendapatkanhasil
hasilyang
yangbaik
baik
Untuk
diperlukan
diperlukan
pendekatanterpadu
terpadupenegakan
penegakan
pendekatan
diagnosisyang
yangcepat
cepatdan
dan
diagnosis
penatalaksanaanawal
awalyang
yangtepat
tepat
penatalaksanaan
3
Defenisi
Defenisi klinis dari syok kardiogenik adalah adanya
penurunan curah jantung dan adanya bukti
hipoksia jaringan pada keadaan volum
intravaskular yang memadai.
Diagnosissyok
syokkardiogenik
kardiogenik
Diagnosis
ditegakkansetelah
setelahdidapatkan
didapatkanbukti
bukti
ditegakkan
disfungsimiokard
miokarddan
danfaktor-faktor
faktor-faktor
disfungsi
lainseperti
sepertihipovolum,
hipovolum,hipoksia
hipoksiadan
dan
lain
asidosistelah
telahdisingkirkan
disingkirkan
asidosis
Insidensi
Etiologi
Etiologi
SHOCK trial
Syok kardiogenik paling sering
dihubungkan dengan infark miokard
anterior. 55% merupakan infark anterior,
46% inferior, 21% posterior, dan 50%
pada lokasi yang multipel
75% penderita mengalami syok
kardiogenik dalam 24 jam setelah
presentasi awal, median keterlambatan
yaitu 7 jam dari onset infark
8
Patofisiologi
Disfungsi jantung pada
Efek
Sistemik
penderita syok kardiogenik
umumnya diawali dengan
infark miokard atau iskemi
miokard.
Ketika massa ventrikel kiri
mengalami iskemik atau
nekrotik dan mengalami
kegagalan untuk memompa
volum sekuncup dan curah
jantung menurun Perfusi
miokard mengalami gangguan 9
Efek Sistemik
Hollenberg, Steven M;
Kavinsky, Clifford J; Parrillo,
Joseph E. Cardiogenic Shock :
Review. Ann Intern Med.
1999;131:47-59.
10
Patologi Miokard
Penderita yang mengalami syok sering kali
memiliki perluasan infark akibat reoklusi,
perburukan trombus intrakoroner, ataupun
kombinasi dari penurunan tekanan perfusi
koroner dan penigkatan kebutuhan oksigen
miokard
Hybernating
Disfungsi Miokard myocardium
Gangguan fungsi
Reversibel miokard persisten
Myocardial
akibat aliran darah
stunning
koroner secara hebat
normal kembali
Disfungsi post
setelah memperbaiki
iskemik yang
aliran darah
persisten
Hibernasi respon
meskipun aliran
adaptif untuk fungsi
darah yang
kontraksi dari
normal telah
kembali
miokardium yang
Patogenesis dari
hipoperfusi
stunning belum
mengembalikan
sepenuhnya
keseimbangan aliran
dapat dijelaskan
dan fungsi
13
Disfungsi Miokard
Reversibel
Myocardial stunning dan
Hibernation
Berbeda secara konsep dan patofisiologi,
kedua kondisi ini sulit dipisahkan pada
keadaan klinis dan saling mendukung satu
sama lain
Miokard stunning dan hibernasi merupakan
hal yang vital, karena implikasi terapinya
pada kondisi syok kardiogenik
Hibernasi miokard lebih baik dengan
revaskularisasi
Stunning miokard respon terhadap
14
stimulasi inotropik
Gambaran Klinis
Syok Kardiogenik
Emerge
nsi
15
Hipoperfusi
organ /
jaringan
Pucat
Gangguan kesadaran (
clouded sensorium)
Perifer dingin Penurunan produksi urine
Kulit berbintik
Pemeriksaan
fisik
Nadi lemah
S3 dan S4
Distensi vena jugular
Murmur sistolik dari
MR
atau VSD
Rhonki paru
Pemeriksaan
penunjang
EKG
Radiografi dada
Laboratorium (AGDA, elektrolit, DL, enzim
jantung)
Ekokardiografi
Pemantauan
hemodinami
k
Penatalaksanaan
Terapi Obatobatan
Dobutamine :
17
Dopamine :
bekerja secara langsung pada reseptor miokard 1adrenergik dan bekerja tidak langsung dengan
melepaskan norepinephrin
Memiliki efek inotropik dan vasopresor
penggunaannya lebih dipilih pada keadaan tekanan
sistolik < 80 mmHg
Norepinephrine :
katekolamin alami dengan efek dan -adrenergik
yang kuat
untuk menjaga tekanan perfusi organ
Inhibitor Fosfodiesterase :
18
Third line of
action
Second line of
action
Systolic BP
> 100 mm Hg
Nitroglyceri
n
10 to 20
mcg/min IV
Systolic BP
Systolic BP
Systolic BP
< 70 mm Hg
70- 100 mm Hg 70-100 mm Hg
N0
Signs/symptoms Signs/symptoms
signs/symptoms
Norepinephrin
Dopamine
Dobutamine
e
5 to 15
2 to 20
0.5 to 30
mcg/kg per
mcg/kg per
mcg/min IV
minute IV
minute IV
Terapi
Trombolitik
21
OGara P.T; Kushner F.G; Ascheim D.D; Casey Jr D.E; Chung M.K; de Lemos J.A; et al. 2013 ACCF/AHA Guideline
for the Management of ST-Elevation Myocardial Infarction. J Am Coll Cardiol. 2013;61:e78-140
Revaskularisa
si
PCI
Revaskularisa
si
CABG
23
Kondisi Khusus
Infark Ventrikel
Kanan
Dapat terjadi sampai 30% pada penderita infark inferior
dan signifikan secara klinis pada 10%. Syok ventrikel kanan
secara umum hanya 5% dari kasus syok kardiogenik
Gejala: hipotensi, peningkatan vena jugularis, dan paru yang
bersih
EKG: peningkatan segmen ST pada prekordial kanan
Hemodinamik pada kateterisasi jantung kanan: tekanan
atrial kanan dan tekanan diastolik akhir ventrikel kanan,
PCWP normal atau rendah, curah jantung
Ekokardiografi dapat menunjukkan penurunan kontraktilitas
ventrikel kanan
24
25
Regurgitasi Mitral
Akut
Iskemi mitral regurgitasi umumnya dihubungkan
dengan infark miokard inferior dan iskemia atau
infark dari muskulus papilaris posterior
Ruptur muskulus papilaris biasanya terjadi 2 sampai
7 hari setelah IMA dengan edema paru yang
dramatis, hipotensi, dan syok kardiogenik
Penatalaksanaan:
penurunan afterload dengan nitropusside
Inotropik dan Vasopresor untuk menjaga CO dan
TD
IABP sebagai suportif
Operasi perbaikan/penggantian katup terapi
defenitif dilakukan sesegera mungkin
26
Ruptur Septum
Ventrikel
Penderita yang mengalami ruptur septal ventrikel akan
mengalami gagal jantung berat ataupun syok kardiogenik
Ruptur Free-Wall
Ruptur free-wall biasanya terjadi selama
minggu pertama setelah terjadinya IMA
Penderita umumnya memiliki usia tua,
perempuan, dan hipertensi
Penggunaan terapi trombolitik dapat menurunkan insidensi
ruptur kardiak, namun penggunaan yang terlambat dapat
meningkatkan resiko terjadinya ruptur
Dapat dilakukan perikardiosintesis untuk membebaskan
tamponade akut, dan torakotomi dengan perbaikan terhadap
28
ruptur free-wall
Terima
Kasih
29