Tajarrud Ukhuwah Dan Tsiqah
Tajarrud Ukhuwah Dan Tsiqah
TAJARRUD,
UKHUWAH dan
TSIQAH
Tak ada arti bagi upaya lobbi, sugesti dan mobilisasi yang
hanya mengandalkan kekuatan kerongkongan semata-mata,
karena dakwah yang suci ini adalah dakwah ruhiyah dan
bukan dakwah jasadiyah semata. Ia merangkum akal dan hati,
lebih dulu dari merangkum gerak dan jasad. Ia punya pusat
kendali yang merukunkan seluruh elemen, saat harta
Istiqo
kekayaan dunia sebesar apapun tak mampu merukunkan
mah
antar hati mereka. "Ia rukunkan antar hati mereka, yang
seandainya engkau belanjakan seluruh kekayaan bumi
seluruhnya, niscaya engkau takkan mampu merukunkan antar
hati mereka, akan tetapi Allah merukunkan antar mereka"
(QS.Al-Anfal : 63)
Defenisi
Menurut Bahasa. Lafal Al Juradah artinya sesuatu yang dikelupas dari
sesuatu yang lain. Lafal At-Tajrid artinya melepaskan pakaian. Lafal AtTajarrud artinya bertelanjang. Sedang Lafal Tajarrud lil Amri artinya
bersungguh-sungguh pada suatu urusan.
Menurut Syariat.
Menurut Imam Hasan Al Banna : Engkau harus tulus pada fikrahmu dan
membersihkannya dari prinsip-prinsip lain serta pengaruh orang lain.
Sebab ia adalah setinggi-tinggi dan selengkap-lengkap fikrah.
Tajarrud, menurut Al-Fadhil Ustaz Fathi Yakan di dalam karangannya Ma
Za Yani Intima Lil Islam: Tajarrud bermakna saudara mestilah ikhlas
terhadap fikrah yang saudara dukung.(Mahfuz Sidik) : Adalah totalitas
dan kesinambungan amal jihadi yang kita lakukan sehingga Allah
meringankan dakwah ini, dan hingga kita berjumpa dengan Nya kelak.
Bagi kader yang sudah menikah, tajarrud adalah melibatkan keluarga
dalam dakwah dan jihad. Bukan meninggalkan mereka, sehingga
terabaikan hak-haknya.
Jadi secara umum Tajarrud adalah : Mengkhususkan diri untuk Allah swt
dan berlepas diri dari segala sesuatu selain Allah. Yakni menjadikan gerak dan
diam serta yang rahasia dan yang terang-terangan untuk Allah swt semata, tidak
tercampuri oleh keinginan jiwa, hawa nafsu, undang-undang, kedudukan, dan
kekuasaan.
Ketika kita menyeru (mendakwahkan) Islam kepada manusia, kita
menyeru semata-mata hanya demi Allah swt. bukan untuk kelompok semata,
organisasi atau partai. Kita menginginkan umat untuk membawa pemikiran dan
ide-ide Islam. Kelompok hanya sebagai sarana bukan tujuan. Oleh karena itu kita
tidak seharusnya menyeru umat hanya demi kelompok yaitu dengan mengajak
mereka untuk bergabung dengan kelompok kita.
Ada kekeliruan persepsi mengenai makna totalitas dakwah (tajarrud) ini,
dimana kader dakwah harus meninggalkan semuanya untuk dakwah. Padahal
pengertian yang tepat adalah ketulusan pengabdian kader dakwah untuk
membawa semuanya demi kejayaan dakwah. Misalnya ketika kemampuan dan
kecenderungan seorang kader adalah analysis, synthesis, dan evaluasi bidang
ekonomi, maka kader tsb tidak diminta meninggalkan itu semua dan masuk
fakultas syariah sehingga bisa mengajarkan Islam. Tapi yang diinginkan adalah
bagaimana caranya agar kemampuan dan kecenderungan tsb dapat
dimanfaatkan se-optimal mungkin demi kejayaan dakwah.
Pada masa Rasulullah SAW, ketika sedang marak-maraknya berbagai
pertempuran, banyak kader yang ingin terjun dalam jihad qital ini, termasuk Zaid
bin Tsabit. Pemuda kecil ini ketika diuji kekuatan fisiknya, gagal, sehingga ia
kecewa sekali. Seolah ia tidak mampu memberikan kontribusi apa-apa demi
kejayaan dakwah Islam. Pada kesempatan test berikutnya, ia coba lagi. Namun
gagal lagi. Pada saat kekecewaannya memuncak, Rasulullah SAW
menganjurkannya untuk mempelajari bahasa. Ternyata disitulah bakatnya,
disitulah competitive advantage-nya sampai ia diangkat menjadi sekretaris
Rasulullah SAW. Disitulah ia menemukan jati dirinya karena bisa membawa
semua kemampuannya demi kejayaan dakwah meskipun bukan melalui sisi yang
populer. Dan masih banyak contoh lagi.
Orang yang Tajarrud mempunyai sifat :
2. Ukhuwah
Ukhuwah adalah terikatnya hati dan ruhani dengan ikatan aqidah. Aqidah
adalah sekokoh-kokohnya ikatan dan semulia-mulianya. Ukhuwah adalah
saudaranya keimanan, perpecahan adalah saudara kembarnya kekufuran. Tidak
ada persatuan tanpa cinta kasih. Minimal cinta kasih adalah kelapangan dada
dan maksimal adalah itsar (mementingkan orang lain dari diri sendiri). QS. Al
Hasyr : 9. Ibarat sebuah bangunan yang satu mengokohkan yang lain. orangorang mukmin laki-laki dan orang-orang mukmin perempuan, sebagian mereka
menjadi pelindung bagi lainnya.
Kita hidup di dunia ini tidak sendiri. Kita hidup dalam masyarakat yang
sangat majemuk. Perbedaan banyak kita temukan di sekitar kita. Karena itu, kita
harus dapat saling menjaga diri dalam menjalani hidup di tengah masyarakat
yang sangat heterogen.
Keberagaman yang ada membuat kita harus senantiasa menjalin
silaturahmi dengan orang lain. Jangan sampai perbedaan menghalangi kita untuk
menjalin persaudaraan, karena dengan persaudaraan, kita dapat lebih siap untuk
hidup bermasyarakat. Terlebih lagi persaudaraan yang terjalin antar sesama
muslim, yang biasa kita kenal dengan nama ukhuwah islamiyah. Hal ini sudah
diajarkan oleh Rasulullah saw.
Namun sayangnya, kepentingan dan ketamakan akan dunia telah
melemahkan, bahkan menghancurkan ukhuwah islamiyah yang ada. Lihat saja di
sekitar kita, berapa banyak orang yang rela menindas saudaranya sendiri demi
ambisinya untuk mengeruk kekayaan dunia. Bahkan tidak sedikit yang
ambisinya
tercapai,
termasuk
Ukhuwah tidak dapat berjalan apabila seseorang selalu ingin dipahami dan
tidak berusaha memahami org lain. Saling memahami keadaan dilakukan dgn
cara penyatuan hati, pikiran dan amal. Allah-lah yang menyatukan hati manusia.
Bila saling memahami sudah lahir maka timbullah rasa taawun. Taawun
dapat dilakukan dengan hati (saling mendoakan), pemikiran (berdiskusi dan
saling menasehati), dan ama( saling Bantu membantu).
Saling membantu dalan kebaikan adalah kebahagiaan tersendiri. Manusia
adalah makhluk social yang butuh berinteraksi dan butuhbantuan org lain.
Kebersamaan akan bernila bila kita mengadakan saling Bantu membantu
Melaksanakan
proses
sepenanggungan)
takaful
(saling
menanggung/senasib
Takaful adalah tingkatan ukhuwah yang tertinggi. Banyak kisah dan hadits
Nabi SAW dan para sahabat yang menunjukkan pelaksanaan takaful ini. Seperti
ketika seorang sahabat kehausan dan memberikan jatah airnya kepada sahabat
lainnya yang merintih kehausan juga, namun setelah diberi, air itu diberikan lagi
ek sahabat yang lain, terus begitu hingga semua mati dalam kondisi kehausan.
Mereka saling mengutamakan saudaranya sendiri dibandingkan dirinya (itsar).
Inlah cirri utama dari ukhuwah islamiyah.
Manfaat Ukhuwah Islamiyah
Banyak manfaat yang dapat kita nikmati dengan jalinan ukhuwah
islamiyah yang kuat. Kita akan merasakan kehidupan bermasyarakat yang lebih
harmonis. Perbedaan yang ada tidak akan menimbulkan pertentangan, justru
akan menjadikan kehidupan kita semakin indah. Tingkat kesenjangan sosial
dalam masyarakat juga akan terkikis dengan sendirinya. Hal ini karena semangat
ukhuwah islamiyah yang menyatukan kita semua.
Selain itu, ada juga manfaat lain yang berhubungan dengan iman kita.
Manfaat dari ukhuwah islamiyah yang kita terima sehubungan dengan tingkat
keimanan kita diantaranya adalah:
1. Merasakan lezatnya iman
2. Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7
golongan yang dilindungi)
3. Mendapatkan tempat khusus di surga (Q.S. 15:45-48)
Penguat Ukhuwah Islamiyah
Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk semakin menguatkan jalinana
ukhuwah islamiyah diantara kita. Apalagi di masa sekarang ini, kuatnya ukuwah
islamiyah menjadi hal yang sangat penting. Hal-hal yang dapat meningkatkan
ukhuwah islamiyah diantara kita adalah:
1.
Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda:
Ada seseorang berada di samping Rasulullah lalu salah seorang sahabat berlalu
di depannya. Orang yang disamping Rasulullah tadi berkata: Aku mencintai dia,
ya Rasullah. Lalu Nabi menjawab: Apakah kamu telah memberitahukan
kepadanya? Orang tersebut menjawab: Belum. Kemudian Rasulullah bersabda:
Beritahukan kepadanya. Lalu orang tersebut memberitahukan kepadanya
seraya berkata: Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah. Kemudian orang
yang dicintai itu menjawab: Semoga Allah mencintaimu karena engkau
mencintaiku karena-Nya.
2.
Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan
melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah. (H.R Abu Daud dari
Barra)
5.
6.
7.
8.
9.
Mengucapkan
keberhasilan
selamat
berkenaan
dengan
saat-saat
3. Tsiqah ( Kepercayaan )
Tsiqah / Kepercayaan adalah rasa puasnya seorang tentara atas
komandannya, dalam hal kapasitas kepemimpinan maupun keikhlasannya,
dengan kepuasan mendalam yang menghasilkan perasaan cinta, penghargaan,
penghormatan dan ketaatan. Dalam praktiknya, Tsiqah menjadi salah satu
parameter tingkat kesolidan sebuah Jamaah. Lebih spesifik lagi, dalam Gerakan
Harokah, ke-Tsiqah-an jundi kepada Qiyadah menjadi faktor penting dalam
Pengguncang Tsiqah
Gangguan terbesar tsiqah ialah kondisi yang meragukan. Secara internal
dapat berbentuk kemalasan menggali ilmu, berkonsultasi, meningkatkan kualitas
ruhiyah dan fikriyah. Secara eksternal, interfensi jorok media massa yang selalu
mencitrakan kesetaraan kejujuran dan profesionalisme, namun pada saatnya tak
ragu-ragu memfitnah dan berbuat curang terhadap dakwah. Seharusnya kita tak
mengandalkan belas kasihan pihak media luar, melainkan melangkah dengan
pasti dengan lisan hati dan lisan kata yang berbincang tangkas menangkal
semua fitnah, provokasi dan pencitraan buruk.
Terkadang junud, jamaah atau konstituen, menarik dukungannya kepada
qiyadah, bukan karena tidak tsiqah, melainkan karena kecenderungan hedonik,
taraf dan materialistik terlanjur memanjakan mereka. Karena itulah ada wilayah
yang tak dapat direnggut oleh seorang pemimpin dari rakyatnya, yaitu gaya
hidup yang tidak masuk dalam larangan syari. Dalam kesederhanaannya Umar
dicintai rakyat, seraya mereka yang cenderung mewah, masih melirik-lirik
peluang punya pemimpin yang kondusif. Ketika Abu Bakar Shiddiq ra wafat,
Khalid berucap: "Segala puji bagi Allah yang telah mewafatkannya, padahal dia
lebih kucintai daripada Umar dan segala puji bagi Allah yang mengangkat Umar
jadi Khalifah, padahal ia tidak lebih kucintai dari pada Abu Bakar."
Tsiqah telah mendorong Abu Bakar mengandalkan Khalid ra, padahal ia
menyimpan sekian banyak catatan dengannya dan tak kurang memarahinya
atas beberapa hal. Ia tsiqah kepada seseorang bagi kepentingan rakyat banyak
daripada kesalihan dirinya padahal kepadanya tergantung kepentingan banyak
rakyat.
Tak ada kekuatan yang menjadi pusat kendali tsiqah yang begitu kuat
melebihi tsiqah kepada Allah. Bila para hamba telah menyerahkan diri dan
menyerahkan amalnya dengan penuh tsiqah kepada Allah, tak ada sedikitpun
keraguan tersisa untuk bekerja dengan sesama dai, dengan ketajaman bashirah
dan proses pengenalan yang memadai. Kekuatan kontak kepada Allah, kejujuran,
amanah, cinta kasih, kehangatan ukhuwah adalah hal-hal yang menyuburkan
akar tsiqah dan menjadikan kerja seberat apapun, resiko perjuangan sepedih
apapun dan pengorbanan sebesar apapun tak ada arti. Tak ada gerutuan kepada
pemimpin atau bawahan, yang ada syukur, sabar dan sepenanggungan.
Alangkah rindunya dakwah hari ini kepada kondisi ideal yang bukan
mustahil, walaupun sukar difahami kecuali oleh mereka yang telah mengalami
dan menikmatinya. Rasulullah SAW menyatakan: Apabila Allah mencintai
seorang hamba, maka Ia panggil Jibril: "Wahai Jibril, sesungguhnya Aku
mencintai Fulan di bumi, maka hendaklah engkau mencintainya. Lalu Jibril
menyeru malaikat langit: "Sesungguhnya Allah mencintai Fulan hambanya di
bumi, maka hendaklah kalian mencintainya. Maka ia dicintai oleh penghuni langit
dan diberikan kepadanya sifat qabul (diterima) di bumi " (HR. Muslim).
Tak ada arti bagi upaya lobbi, sugesti dan mobilisasi yang hanya
mengandalkan kekuatan kerongkongan semata-mata, karena dakwah yang suci
ini adalah dakwah ruhiyah dan bukan dakwah jasadiyah semata. Ia merangkum
akal dan hati, lebih dulu dari merangkum gerak dan jasad. Ia punya pusat
kendali yang merukunkan seluruh elemen, saat harta kekayaan dunia sebesar
apapun tak mampu merukunkan antar hati mereka. "Ia rukunkan antar hati
mereka, yang seandainya engkau belanjakan seluruh kekayaan bumi seluruhnya,
niscaya engkau takkan mampu merukunkan antar hati mereka, akan tetapi Allah
merukunkan antar mereka" (QS.Al-Anfal : 63). Wallahualam
10
Tak ada artinya bagi segala lobbi, sugesti, dan mobilisasi yg hanya
mengandalkan kekuatan kerongkongan semata2, krn dakwah yg suci ini adalah
dakwah ruhiyah dan bukan dakwah jasadiyah semata. Ia merangkum akal dan
hati, lebih dulu dari merangkum gerak dan jasad. Ia punya pusat kendali yg
merukunkan seluruh elemen, saat harta kekayaan dunia sebesar apapun tak
mampu merukunkan antarhati mereka,Ia rukunkan antarhati mereka, yg
seandainya engkau belanjakan seluruh kekayaan bumi seluruhnya, niscaya
engkau takkan mampu merukunkan antarhati mereka, akan tetapi Allah
merukunkan antarmereka. Surat cinta-Nya, Al Anfal:63
Dan hadiah Allah untuk persaudaraan semacam ini begitu indah
sebagaimana HR Ahmad,Ada hamba2 Allah yg bukan nabi bukan syuhada
namun menjadikan iri para nabi dan syuhada krn kedudukan mereka di hadapan
Allah. Mereka adalah orang2 yg saling mencintai dgn Ruh Allah bukan krn
hubungan sedarah atau kepentingan memperoleh kekayaan. Demi Allah, wajah2
mereka cahaya. Mereka takkan merasakan ketakutan ketika banyak orang
ketakutan dan tidak bersedih saat ummat manusia bersedih.
Jika kebaikan yang kau kerjakan adalah amanah yang berat, maka jgn
sekali2 minta yang lebih ringan. Namun mintalah punggung yang kokoh untuk
bisa memikulnya,sahabat Umar berkata.
11
QS. Al Anfal : 63
Iman kepada baiat ini mengharuskan kita untuk menunaikan kewajibankewajiban berikut sehingga menjadi batu-bata yang kuat bagi bangunan :
1. Hendaklah memiliki wirid harian dari kitabullah tidak kurang dari satu juz.
Usahakan untuk menghatamkan Al Quran dalam waktu tidak lebih dari
sebulan dan tidak kurang dari tiga hari.
2. Hendaklah membaca Al Quran dengan baik, memperhatikannya dengan
seksama dan merenungkan artinya. Hendaknya juga mengkaji sirah Nabi
dan sejarah para salaf sesuai dengan waktu yang tersedia.Hendaknya
juga membaca hadits Rasul Allah saw., minimal hafal 40 hadits,
ditekankan pada Al Arbain An Nawawiyah. Dan hendaknya juga mengkaji
risalah tentang pokok-pokok aqidah dan cabang-cabang fiqih.
3. Hendaklah bersegera melakukan general check up secara berkala atau
berobat, begitu penyakit terasa. Perhatikanlah faktor-faktor penyebab
kekuatan dan perlindungan tubuh dan hindarilah factor-faktor penyebab
lemahnya kesehatan.
4. Hendaklah menjauhi berlebihan dalam mengkonsumsi kopi, teh dan
minuman perangsang semisalnya. Jangan meminum kecuali dalam
keadaan darurat dan hindari rokok.
5. Hendaklah memperhatikan urusan kebersihan dalam segala hal,
menyangkut : tempat tinggal, pakaian, makanan, badan dan tempat kerja
karena agama ini dibangun di atas dasar kebersihan.
6. Hendaklah jujur dalam berkata dan jangan sekali-kali berdusta.
7. Hendaklah menepati janji, jangan mengingkarinya, betapa pun kondisi
yang dihadapi.
8. Hendaklah berani dan tahan uji. Keberanian yang paling utama adalah
terus-menerus dalam mengatakan kebenaran, ketahanan menyimpan
rahasia, berani mengakui kesalahan, adil terhadap diri sendiri dan dapat
menguasainya dalam keadaan marah sekalipun.
9. Hendaklah senantiasa bersikap tenang dan berkesan serius. Namun
jangan keseriusan itu menghalangimu dari canda yang benar, senyum dan
tawa.
10.Hendaklah memiliki rasa malu yang kuat, berperasaan sensitif, peka
terhadap kebaikan dan keburukan yakni munculnya rasa bahagia untuk
yang pertama dan rasa tersiksa untuk yang kedua. Hendaklah rendah hati
tanpa menghina diri, bersikap taklid dan terlalu berlunak hati. Hendaklah
engkau menuntut dari orang lain lebih rendah dari martabatmu untuk
mendapatkan martabatmu yang sesungguhnya.
11.Hendaklah bersikap adil dan benar dalam memutuskan suatu perkara,
pada setiap situasi. Janganlah kemarahan melalaikanmu untuk berbuat
kebaikan, janganlah mata keridhoan engkau pejamkan dari perilaku yang
buruk, janganlah permusuhan membuatmu lupa dari pengakuan jasa baik
dan hendaklah engkau berkata benar meskipun itu merugikanmu atau
merugikan orang yang paling dekat denganmu.
12.Hendaklah menjadi pekerja keras dan terlatih dalam menangani aktivitas
sosial. Hendaklah merasa bahagia jika dapat mempersembahkan bakti
untuk orang lain, gemar membesuk orang sakit, membantu orang yang
12
13
datang dan pergi, serta gaya melampiaskan rasa suka dan duka.
Hendaknya menjaga sunah dalam setiap aktivitas tersebut.
25.Hendaklah memboikot peradilan-peradilan setempat atau seluruh
peradilan yang tidak Islami. Demikian juga gelanggang-gelanggang,
penerbitan-penerbitan,
organisasi-organisasi,
sekolah-sekolah
dan
segenap institusi yang tidak mendukung fikrahmu secara total.
26.Hendaklah senantiasa merasa diawasi oleh Allah, mengingat akhirat dan
bersiap-siap untuk menjemputnya, mengambil jalan pintas untuk menuju
ridha Allah dengan tekad yang kuat, mendekatkan diri kepadanya dengan
ibadah sunah seperti shalat malam, puasa tiga hari minimal setiap bulan,
memperbanyak dzikir (hati dan lisan) dan berusaha mengamalkan doa
yang diajarkan pada setiap kesempatan.
27.Hendaklah bersuci dengan baik dan usahakan untuk senantiasa dalam
keadaan berwudhu di sebagian besar waktumu.
28.Hendaklah shalat dengan baik dan senantiasa tepat waktu dalam
menunaikannya. Usahakan untuk senantiasa berjamaah di masjid jika itu
mungkin dilakukan.
29.Hendaklah berpuasa Ramadhan dan berhaji dengan baik, jika engkau
mampu melakukannya. Kerjakan sekarang juga jika engkau telah mampu.
30.Hendaklah senantiasa menyertai dirimu dengan niat jihad dan cinta mati
syahid. Bersiaplah untuk itu kapan saja kesempatannya tiba.
31.Hendaklah senantiasa memperbaharui taubat dan istighfarmu, berhatihatilah terhadap dosa yang kecil, apalagi dosa yang besar. Sediakan untuk
dirimu beberapa saat sebelum tidur untuk introspeksi diri terhadap apaapa yang telah engkau lakukan, yang baik maupun yang buruk. Perhatikan
waktumu, karena waktu adalah kehidupan itu sendiri. Jangan pergunakan
ia sedikit pun tanpa guna dan janganlah ceroboh terhadap hal-hal yang
syubhat agar tidak jatuh ke dalam kubangan yang haram.
32.Hendaklah berjuang meningkatkan kapasitasmu dengan sungguh-sungguh
agar engkau dapat menerima tongkat kepemimpinan. Hendaklah
menundukkan pandanganmu, menekan emosimu dan memotong habis
selera-selera rendah dari jiwamu, bawalah ia hanya untuk menggapai
yang halal dan baik, dan hijabilah ia dari yang haram dalam keadaan
bagaimanapun.
33.Hendaklah jauhi khamer dan seluruh makanan atau minuman yang
memabukkan sejauh-jauhnya.
34.Hendaklah menjauhkan diri dari pergaulan dengan orang jahat dan
persahabatan dengan orang yang rusak, serta jauhilah tempat-tempat
maksiat.
35.Hendaklah perangi tempat-tempat iseng, jangan sekali-kali mendekatinya
dan hendaklah jauhi gaya hidup mewah dan bersantai-santai.
36.Hendaklah mengetahui anggota katibahmu satu persatu dengan
pengetahuan yang lengkap, juga kenalkan dirimu kepada mereka dengan
selengkapnya. Tunaikan hak-hak ukhuwah mereka dengan seutuhnya. Hak
kasih sayang, penghargaan, pertolongan dan itsar. Hendaklah senantiasa
hadir di majelis mereka dan tidak absen, kecuali karena udzur darurat, dan
pegang teguhlah sikap itsar dalam pergaulanmu dengan mereka.
14
15