Pedigree
Pedigree
GENETIKA
PERCOBAAN VI
ANALISIS PEDIGREE (MENGGULUNG DAN MELIPAT LIDAH)
NAMA
: SELVIANI
NIM
: H41112334
HARI/TANGGAL
KELOMPOK
:II (DUA) B
ASISTEN
LABORATORIUM GENETIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam tahun 1932 Fox untuk pertama kali menemukan bahwa 71 % dari
orang-orang yang dites dengan PTC mengatkan bahwa zat itu terasa pahit,
sedangkan sisanya tidak merasakan apa-apa. Dalam tahun 1949 Harris dan
Kalmus, kemudian disusul oleh Saldanha dan Becak dalam tahun 1959
melaporkan bahwa 70 % dari orang kulit putih Amerika dan Eropa adalah tater,
sedangkan sisanya 30 % adalah non-taster. Sesudah tiu, banyak peneliti telah
mengerjakan tes PTC terhadap berbagai suku bangsa di dunia. Hasil penelitian
mereka menunjukkan bahwa frekuensi nontaster dapat dipakai sebagai salah satu
ciri dari bidang ontropologi. Misalnya frekuensi nontaster pada bangsa Cina dan
Jepang berkisar antara 7,1-10,6%, Malaysia dan Birma antara 7,77-9,17% dan
India paling tinggi antara 30,2-42,5% (Suryo, 2010).
Hal yang mendasar mengenai apa yang disebut penyakit autosom dominan
ialah bahwa sebenarnya semua individu yang terkena secara klinis adalah
heterozigot. Mereka membawa satu dosis gena abnormal yang berasal dari satu
orang tua, dan satu dosis alel yang berfungsi normal dari orang tua satunya.
Karena kebanyakan gena abnormal yang menghasilkan penyakit dominan
semacam ini jarang, maka keadaan homozigot umumnya tidak terlihat. Tetapi
dapat diduga bahwa keadaan ini biasanya akan tergambar dengan gangguan klinis
yang jauh lebih parah daripada yang terlihat pada heterozigot yang terkena, dan
sangat mungkin seringkali mematikan pada awal kehidupan (Harris, 1994).
Pada penyakit autosom resesif, individu yang terkena secara klinis
seringkali homozigot dan membawa dua dosis gena abnormal, satu berasal dari
masing-masing orang tuanya. Heterozigot dengan satu dosis gena abnormal dan
satu alel yang berfungsi normal, dalam kebanyakan keadaan tampaknya benarbenar sehat. Tetapi, mungkin ada dua macam atau lebih gena abnormal yang bisa
terdapat pada suatu lokus gena tertentu, yang masing-masing menghasilkan
penyakit resesif berbeda dalam kebanyakan keadaan homozigot. Individu
heterozigot untuk dua alel semacam ini biasanya menunjukkan suatu penyakit
serupa dengan apa yang terlihat pada dua kondisi homozigot yang bersangkutan,
dan apabila penyakit ini berbeda sifat atau keparahannya, heterozigot gabungan
ini umumnya akan menunjukkan ciri antara. Contoh terkenal penyakit ini adalah
penyakit sel sabit hemoglobin C (Harris, 1994).
BAB III
METODE PENELITIAN
I.1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah alat tulis-menulis.
I.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah lidah kepunyaan sendiri.
I.3. Cara Kerja
Adapun cara kerja adalah sebagai berikut:
1. Menggulung lidah sendiri dan mencatat hasilnya.
2. Melipat lidah sendiri dan mencatat hasilnya.
3. Melakukan kedua hal di atas pada seluruh keluarga dan membuat silsilah
keluarga.
4. Menentukan pola masing-masing karakter.