Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA

PERCOBAAN VI
ANALISIS PEDIGREE (MENGGULUNG DAN MELIPAT LIDAH)

NAMA

: SELVIANI

NIM

: H41112334

HARI/TANGGAL

:KAMIS/ 4 APRIL 2013

KELOMPOK

:II (DUA) B

ASISTEN

:RR. DYAH RORO A.W.

LABORATORIUM GENETIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Berdasarkan kamus, pedigree artinya silsilah atau asal-usul. Sedangkan
analysis berarti pemeriksaan yang teliti. Jadi kalau diartikan secara harfiah (kata
demi kata), pedigree analysis berarti pemeriksaan yang teliti terhadap silsilah atau
asal usul (Laras, 2013).
Mempelahari genetika bukan merupakan hal yang mudah, karena
meskipun manusia di seluruh muka bumi ini sangat banyak, namun jumlah
anggota tiap keluarga umumnya sedikit. Selain itu jangka waktu antara generasi
cukup lama dan adanya faktor agama, moral, kode etik, yang tidak
memungkinkan untuk membuat suatu persilangan atau perkawinan yang dikontrol
seperti yang dilakukan Mendel pada kecang ercis (Agus dan Sjafaraenan, 2013).
Bila kita dapat menunggu generasi-generasi berikutnya untuk mempelajari
suatu sifat menurun pada manusia, maka kita harus melihat ke belakang, pada
generasi sebelumnya, yaitu dengan jalan mengumpulakn sebanyak mungkin
informasi tengtang sifat tersebut pada seluruh anggota keluarga, baik yang masih
hidup maupun yang sudah meninggal, kemudian menggambarkannya dalam satu
silsilah keluarga (pedigree). Kebanyakan analisis pedigree digunakan untuk
mempelajari karakter yang ditentukan oleh sepasang gen. Melalui analisi pedigree
kita dapat menurunkan pola penurunan suatu sifat (Agus, dan Sjafaraenan, 2013).
I.2. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagi berikut:


1. Untuk menganalisis silsilah keluarga karakter menggulung lidah
2. Mencoba untuk mengetahui genotip diri sendiri untuk masing-masing
karakter.
I.3. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 4 April 2013 pukul 14.00
16.30 WITA bertempat di Laboratorium Genetika, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Melipat dan menggulung lidah dipengaruhi oleh gen autosomal dominan.


Yang dimaksud sifat autosomal adalah sifat keturunan yang ditentukan oleh gen
pada autosom. Gen ini ada yang dominan, dan ada yang resesif. Oleh karena lakilaki dan perempuan mempunyai autosom yang sama , maka sifat keturunan yang
ditentukan oleh gen autosomal dapat dijumpai pada laki-laki maupun perempuan
(Suryo, 2010).
Hadirnya sebuah gen dominan di dalam genotip seseorang sudah
menyebabkan sifat itu tampak padanya. Polidaktili adalah salah satu kelainan
yang diwariskan oleh gen autosomal dominan P, sehingga orang mempunyai
tambahan jari pada satu atau dua tangan dan kakinya. Yang umum dijumpai
adalah terdapatnya jari tambahan pada satu atau kedua tangan. Tempatnya jari
tambahan itu berbeda-beda, ada yang terdapat di dekat ibu jaridan ada pula yang
terdapat di dekat jari kelingking. Orang normal adalah homozigotik resesif pp.
Pada individu heterozigotik Pp derajat ekspresi gen dominan itu dapat berbedabeda, sehingga lokasi tambahan jari dapat bervariasi. Bila seorang laki-laki
polidaktili heterozigotik menikah dengan orang perempuan normal, maka dalam
keturunan timbulnya polidaktili ialah 50 % (Suryo, 2010).
Bagi semantara orang, zat Phenylthiocarbamida (PTC) terasa pahit,
sehingga mereka disebut pengecap (taster). Orang lainnya tidak merasakan apaapa, sehingga mereka ini disebut buta kecap (Suryo, 2010).

Dalam tahun 1932 Fox untuk pertama kali menemukan bahwa 71 % dari
orang-orang yang dites dengan PTC mengatkan bahwa zat itu terasa pahit,
sedangkan sisanya tidak merasakan apa-apa. Dalam tahun 1949 Harris dan
Kalmus, kemudian disusul oleh Saldanha dan Becak dalam tahun 1959
melaporkan bahwa 70 % dari orang kulit putih Amerika dan Eropa adalah tater,
sedangkan sisanya 30 % adalah non-taster. Sesudah tiu, banyak peneliti telah
mengerjakan tes PTC terhadap berbagai suku bangsa di dunia. Hasil penelitian
mereka menunjukkan bahwa frekuensi nontaster dapat dipakai sebagai salah satu
ciri dari bidang ontropologi. Misalnya frekuensi nontaster pada bangsa Cina dan
Jepang berkisar antara 7,1-10,6%, Malaysia dan Birma antara 7,77-9,17% dan
India paling tinggi antara 30,2-42,5% (Suryo, 2010).
Hal yang mendasar mengenai apa yang disebut penyakit autosom dominan
ialah bahwa sebenarnya semua individu yang terkena secara klinis adalah
heterozigot. Mereka membawa satu dosis gena abnormal yang berasal dari satu
orang tua, dan satu dosis alel yang berfungsi normal dari orang tua satunya.
Karena kebanyakan gena abnormal yang menghasilkan penyakit dominan
semacam ini jarang, maka keadaan homozigot umumnya tidak terlihat. Tetapi
dapat diduga bahwa keadaan ini biasanya akan tergambar dengan gangguan klinis
yang jauh lebih parah daripada yang terlihat pada heterozigot yang terkena, dan
sangat mungkin seringkali mematikan pada awal kehidupan (Harris, 1994).
Pada penyakit autosom resesif, individu yang terkena secara klinis
seringkali homozigot dan membawa dua dosis gena abnormal, satu berasal dari
masing-masing orang tuanya. Heterozigot dengan satu dosis gena abnormal dan

satu alel yang berfungsi normal, dalam kebanyakan keadaan tampaknya benarbenar sehat. Tetapi, mungkin ada dua macam atau lebih gena abnormal yang bisa
terdapat pada suatu lokus gena tertentu, yang masing-masing menghasilkan
penyakit resesif berbeda dalam kebanyakan keadaan homozigot. Individu
heterozigot untuk dua alel semacam ini biasanya menunjukkan suatu penyakit
serupa dengan apa yang terlihat pada dua kondisi homozigot yang bersangkutan,
dan apabila penyakit ini berbeda sifat atau keparahannya, heterozigot gabungan
ini umumnya akan menunjukkan ciri antara. Contoh terkenal penyakit ini adalah
penyakit sel sabit hemoglobin C (Harris, 1994).

BAB III
METODE PENELITIAN

I.1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah alat tulis-menulis.
I.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah lidah kepunyaan sendiri.
I.3. Cara Kerja
Adapun cara kerja adalah sebagai berikut:
1. Menggulung lidah sendiri dan mencatat hasilnya.
2. Melipat lidah sendiri dan mencatat hasilnya.
3. Melakukan kedua hal di atas pada seluruh keluarga dan membuat silsilah
keluarga.
4. Menentukan pola masing-masing karakter.

Anda mungkin juga menyukai