Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KULIAH FALSAFAH TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI

INFORMATION AND GLOBAL APPROACH

Agus Friadi

(23415013)

Anies Sayyidatun Nisa

(23415023)

Desty Hapsari Kirana (23415017)


Juniwati

(23415011)

Yashinta Ade Priastari (23415009)

Program Magister Teknik dan Manajemen Industri


Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Bandung
2015

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................. 1
PENDAHULUAN....................................................................................................... 2
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI..............................................................3
1.

Era Premechanical........................................................................................ 3

2.

Era Mechanical............................................................................................. 4

3.

Era Electromechanical.................................................................................. 4

PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DUNIA INDUSTRI..........................................5


KAJIAN PENDEKATAN INFORMASI DAN GLOBALISASI..............................................7
STUDI KASUS....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 16

PENDAHULUAN
Sama seperti era-era sebelumnya, pendekatan informasi dan global bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi dari sistem integral, namun lingkup dari sistem
integral yang menjadi kajian pada pendekatan ini lebih luas dari era sebelumnya
(Systemic and Integrated Approach), yaitu lintas sistem. Lahirnya Era Information
dan Global Approach adalah untuk melengkapi kekurangan era sebelumnya yaitu
Era Sistem Integral. Pada era sistem integral, objek yang dikaji terbatas pada
satu sistem yang terintegrasi, yang terdiri atas hard system dan soft system,
sedangkan interaksi antar sistem belum dibahas. Era Information dan Global
Approach melengkapi Era sistem Integral karena memiliki objek berupa lintas
sistem/multi sistem yang membentuk suatu sistem industri, sehingga era ini
lebih luas cakupannya dan lebih makro dibanding era sebelumnya.
Pada era Global & Information terlihat bahwa suatu sistem selain berinteraksi
dengan

lingkungannya,

juga

harus

dipandang

memiliki

hubungan

dan

keterkaitan dengan sistem lain dalam bentuk aliran informasi dimana prinsip
utamanya adalah prinsip teknologi informasi. Tingkat manajemennya berada
pada tingkatan global dan strategis dimana fokus perbaikannya adalah
mengenai pembuatan keputusan dan action yang efektif. Komponen era ini
menyertakan komponen baru, yaitu komponen jaringan atau network.
Semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi tidak lagi dapat diatasi
hanya oleh sebuah sistem. Permasalahan lain yang dihadapi adalah kebutuhan
sistem bukan hanya untuk mengembangkan dirinya, tapi juga berkembang
bersama dan berinteraksi untuk memberikan nilai tambah yang maksimal
terhadap perusahaan. Pesatnya perkembangan teknologi menyebabkan batasbatas jarak dan waktu menjadi semakin sempit. Pesatnya perkembangan
teknologi terutama dalam teknologi informasi menyebabkan aliran informasi
semakin cepat dan mudah. Dengan aliran informasi yang cepat dan mudah
didapatkan, semakin terbuka pula kesempatan antar sistem untuk berkolaborasi
untuk menyelesaikan masalah dan mendapatkan keuntungan bersama. Oleh
karena itu, penggunaan sistem informasi menjadi alat bantu utama bagi
organisasi untuk dapat mempelajari dan memahami karakteristik permasalahan
yang ada.

Pendekatan informasi dan global berfokus pada pemanfaatan teknologi informasi


untuk menjalankan proses bisnis sebagian besar fungsi perusahaan. Aliran
informasi menjadi kunci terpenting di era ini, dan antar satu sub-sistem dengan
sub-sistem lainnya terintegrasi secara kesisteman sehinga kegagalan suatu
proses menjalankan secara optimal akan dapat diketahui secara cepat oleh
sistem dan dapat diambil tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Hubungan pendekatan informasi dan globalisasi dengan pendekatan pendekatan
sebelumnya bersifat melengkapi, tetap mengacu kepada usaha mencapai
efektivitas efisiensi dan produktivitas suatu organisasi. Ketika belum ada
teknologi informasi yang secanggih sekarang, kebutuhan pengolahan data
secara cepat dan dalam kapasitas besar ditangani secara manual dan
menimbulkan kejenuhan dan kelelahan. Hal ini berlaku jika ada pekerjaan yang
dikerjakan secara manual ataupun pekerjaan yang melibatkan hubugan antara
mesin dan manusia. Hal itu yang menjadi obyek kajian dalam era pendekatan
scientific

management.

Ketika

di

dalam

organisasi

juga

sangat

sering

berlangsung proses hubungan komunikasi dan koordinasi antar pekerja yang


mengonsumsi waktu dan transpor karena berbeda tempat. Hal ini menyebabkan
efisiensi menjadi rendah bila dibandingkan dengan adanya suatu sistem
informasi. Yang paling banyak didukung adalah model model analisis dalam sains
manajemen seperti optimasi, simulasi, antrian, transportasi dan lain lain.
Teknologi IT sangat membantu untuk solusi analitik. Jadi dapat dikatakan bahwa
pendekatan informasi dan globalisasi menjadi pendekatan penyempurna dari
seluruh pendekatan sebelumnya. Namun pada masa yang akan datang tentu
akan muncul pendekatan baru untuk menghilangkan kelemahan kelemahan
yang saat ini masih terjadi.

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI


Lahirnya

pendekatan

Informasi

dan

Globalisasi

ini

juga

didorong

oleh

perkembangan teknologi informasi. Teknologi informasi ini merupakan teknologi


yang mempermudah manusia untuk melakukan komunikasi dan pertukaran
informasi sehinga sebenarnya teknologi informasi sudah ada sejak lama. Sejak
manusia itu ada dan berkomunikasi menggunakan teknologi yang ada pada saat
itu, maka di saat itu pula lah perkembangan teknologi informasi dimulai.

Berdasarkan prinsip teknologi yang digunakan, ada 4 era utama yang menjadi
sejarang perkembangan teknologi informasi. Sebenarnya hanya era elektronik
dan sebagian era electromechanical yang benar-benar mempengaruhi teknologi
informasi saat ini. Namun penting juga bagi kita untuk memahami bagaimana
teknologi informasi yang ada bisa sampai ke titik saat ini. Keempat era tersebut
ialah:

1.

Era Premechanical
Era Premechanical adalah era pertama dari teknologi informasi yaitu pada
3000 B.C. hingga 1450 A.D. Ketika manusia pertama kali mulai berkomunikasi
mereka akan mencoba untuk menggunakan bahasa atau gambar sederhana.
Gambar dikenal sebagai petroglyths yang biasanya diukir di batu. Huruf awal
yang dikembangkan seperti abjad Fenisia.
Ketika huruf alphabet ini mulai berkembang, maka pena dan kertas pun mulai
dikembangkan. Perkembangannya dimulai dari pembuatan kertas dari tanah
liat, kemudian berkembang dari tanaman papyrus, dan yang paling popular
adalah kertas buatan Cina yang terbuat dari kain.
Selain itu, orang pun mulai berfikir untuk menjaga apa yang mereka tulis dan
menyimpannya dalam penyimpanan permanen. Di sinilah buku pertama dan
perpustakaan dikembangkan. Hal ini terlihat dari munculnya gulungan Mesir
yang populer dan beberapa kelompok orang yang mengikat kertas yang telah
mereka tulis menjadi bentuk seperti buku.
Pada era ini juga berkembang proses penomoran. Hal ini diawali oleh orangorang dari India yang memulai penomoran dari 1-9 kemudian dari orang Arab
dengan angka 0 nya. Setelah ada penomoran maka muncullah kalkulator
sederhana di era ini. Kalkulator menjadi tanda pertama munculnya prosesor
informasi dan model yang populer adalah sempoa.

2.

Era Mechanical
Era ini terjadi pada tahun 1450 sampai 1840. Banyak teknologi yang
dikembangkan dalam era ini seperti slide rule (mistar geser) sebagai
komputer analog yang digunakan untuk mengkali dan membagi. Blaise Pascal
menemukan Pascaline yang merupakan komputer mekanis yang sangat
populer.

Charles

ditabulasikan

Babbage

banyak

mengembangkan

persamaan

dengan

differenc

menggunakan

engine
metode

yang
finite
4

differences. Pada era ini, mesin-mesin yang diciptakan ialah yang bisa
melakukan hanya satu jenis perhitungan. Di era ini belum bisa ditemukan satu
mesin yang dapat melakukan banyak perhitungan.

3.

Era Electromechanical
Era ini sudah mendekati beberapa teknologi yang menyerupai teknologi
modern saat ini. Era ini terjadi di tahun 1840 sampai 1940. Ini adalah awal dari
perkembangan telekomunikasi. Telegraf diciptakan pada awal 1800-an. Kode
Morse diciptakan oleh Samuel Morse pada tahun 1835. Telepon, salah satu
bentuk alat komunikasi yang paling populer diciptakan oleh Alexander Graham
Bell pada tahun 1876. Radio pertama kali dikembangkan oleh Guglielmo
Marconi pada tahun 1894. Semua ini adalah teknologi yang sangat penting
yang menyebabkan kemajuan besar di bidang teknologi informasi.
Komputer skala besar otomatis digital pertama pada era ini dibuat di Amerika
Serikat, yaitu Mark 1 yang dibuat oleh Universitas Harvard sekitar tahun 1940.
Komputer ini memiliki tinggi 8 kaki, panjang 50 kaki, lebar 2 kaki, dan berat 5
ton dan diprogram menggunakan kartu punch.

4. Era Electronic
Era elektronik merupakan era teknologi saat ini, yaitu dari tahun 1940 sampai
sekarang. ENIAC adalah komputer digital pertama yang memiliki kecepatan
tinggi dan mampu memecahkan berbagai masalah komputasi. Komputer ini
dirancang untuk digunakan oleh Angkatan Darat AS. Mesin ini bahkan lebih
besar dari Mark 1 yaitu berukuran 680 kaki persegi dan berat 30 ton. Pada
mesin ini digunakan tabung vakum untuk melakukan perhitungan.
Ada 4 bagian utama dari komputasi digital. Yang pertama adalah era tabung
vakum dan punch card seperti ENIAC dan Mark 1. Rotating drum magnetic
digunakan untuk penyimpanan internal. Generasi kedua ialah mengganti
tabung vakum dengan transistor, punch card diganti dengan pita magnetik,
dan

rotating

drum

magnetic

digantikan

oleh

core

magnetik

untuk

penyimpanan internal. Pada masa ini, bahasa tingkat tinggi pemrograman


diciptakan seperti FORTRAN dan COBOL. Generasi ketiga, transistor diganti
dengan integrated circuit, pita magnetik digunakan di seluruh komputer, dan
5

inti magnetik berubah menjadi semikonduktor oksida logam. Sebuah sistem


operasi muncul sekitar waktu ini yaitu bahasa pemrograman BASIC. Pada
generasi keempat lahirlah CPU (central processing unit) yang berisi memori,
logika, dan kontrol sirkuit semua pada satu chip. Komputer personal (Apple II)
dan graphical user interface (GUI) mulai dikembangkan.

PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DUNIA INDUSTRI


Tidak dapat disangkal bahwa salah satu penyebab utama terjadinya era
globalisasi yang datangnya lebih cepat dari dugaan semua pihak adalah karena
perkembangan pesat teknologi informasi. Implementasi internet, electronic
commerce, electronic data interchange, virtual office, telemedicine, intranet, dan
lain sebagainya telah menerobos batas-batas fisik antar negara. Penggabungan
antara teknologi komputer dengan telekomunikasi telah menghasilkan suatu
revolusi di bidang sistem informasi. Penggunaan komputer pertama di dunia
diawali pada awal tahun 1960-an. Menurut James (1992), terdapat empat era
penting sejak diketemukannya komputer sebagai alat pengolah data sampai
dengan

era

internet

dimana

komputer

menjadi

senjata

utama

dalam

berkompetisi. Yang akan dibahas pada kali ini adalah era yang pertama yaitu era
komputerisasi. Periode ini dimulai sekitar tahun 1960-an ketika mini computer
dan mainframe diperkenalkan perusahaan seperti IBM ke dunia industri.
Kemampuan menghitung yang sedemikian cepat menyebabkan banyak sekali
perusahaan yang memanfaatkannya untuk keperluan pengolahan data (data
processing). Pemakaian komputer di masa ini ditujukan untuk meningkatkan
efisiensi, karena terbukti untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, mempergunakan
komputer jauh lebih efisien (dari segi waktu dan biaya) dibandingkan dengan
mempekerjakan berpuluh-puluh SDM untuk hal serupa. Pada era tersebut, belum
terlihat suasana kompetisi yang sedemikian ketat. Jumlah perusahaan pun masih
relatif sedikit. Kebanyakan dari perusahaan-perusahaan besar secara tidak
langsung memonopoli pasar-pasar tertentu, karena belum ada pesaing yang
berarti. Hampir semua perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang
infrastruktur (listrik dan telekomunikasi) dan pertambangan pada saat itu
membeli perangkat komputer untuk membantu kegiatan administrasinya seharihari. Keperluan organisasi yang paling banyak menyita waktu komputer pada
saat itu adalah untuk administrasi back office, terutama yang berhubungan
dengan akuntansi dan keuangan. Di pihak lain, kemampuan mainframe untuk
6

melakukan perhitungan rumit juga dimanfaatkan perusahaan untuk membantu


menyelesaikan problem-problem teknis operasional, seperti simulasi-simulasi
perhitungan pada industri pertambangan dan manufaktur.
Sumber: James Cash et.al., 1992.
Menurut Turner (1987), seorang teknik industri adalah orang-orang pertama
yang menggunakan komputer menjadi ekstensif. Teknik Industri di masa depan
akan menggunakan komputer dengan cara berikut:
1. Pemecahan masalah
Mengembangkan dan menggunakan rutinitas statistik dan matematika
untuk menganalisis data dan sebaliknya membantu dalam memecahkan
masalah spesifik.
2. Optimasi
Mengembangkan dan menggunakan pemrograman dan pencarian teknik

matematika untuk mendapatkan dan nilai-nilai optimal dari variabel


keputusan untuk masalah khusus yang diformulasikan.
3. Proses Control
Pemrograman peralatan mesin kontrol numerik untuk mencapai dimensi
geometris spesifik bagian mesin, dan penggunaan pengendali yang dapat
diprogram untuk mengarahkan aliran material dan aspek lain dari
pekerjaan pabrik.
4. Manajemen Pabrik
Mengembangkan dan menggunakan model simulasi komputer untuk
memberikan manajer di semua tingkatan dengan kemampuan untuk
bertanya "bagaimana jika" pertanyaan tentang alternatif kebijakan dan
masalah keputusan lainnya.
5. Sistem Informasi Manajemen

Mengembangkan dan menggunakan sistem informasi manajemen untuk


mendukung ranah lengkap struktur keputusan sebuah organisasi.
6. Sistem komunikasi terpadu
Mengembangkan
dan
menggunakan
jaringan
komunikasi
meningkatkan aliran efektif dari semua jenis komunikasi

yang
sebuah

organisasi.
7. Kecerdasan Buatan
Mengembangkan dan menggunakan basis pengetahuan yang merupakan
dasar untuk prosedur kecerdasan buatan, bertujuan untuk meningkatkan
proses keputusan manusia dalam lingkungan keputusan yang kompleks.
Beberapa kategori ini sedang dalam pengembangan dan akan tetap begitu
selama bertahun-tahun yang akan datang.

KAJIAN PENDEKATAN INFORMASI DAN GLOBALISASI


Pendekatan global dan informasi, dalam kaitannya dengan keilmuan Teknik
Industri, berfokus pada perkembangan teknologi dan perubahan yang ada
dewasa ini. Pada era ini, perkembangan sistem informasi menjadi salah satu hal
penting untuk melakukan kajian efisiensi lintas sistem, seperti Supply Chain
Management (SCM).
Aplikasi pendekatan global dan informasi dalam SCM adalah pada proses aliran
informasi dari setiap komponen yang terlibat, mulai dari supplier, proses
manufaktur, sampai ke customer. Untuk mengalirkan informasi dibutuhkan
teknologi informasi agar semua informasi dapat tersampaikan secara efektif dan
efisien. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengalirkan informasi di
suatu perusahaan adalah Enterprise Resource Planning (ERP).
ERP merupakan sistem informasi yang mengkoordinasikan informasi dalam
setiap area bisnis di suatu perusahaan menggunakan suatu common database.
ERP membantu proses bisnis menjadi lebih efisien dengan mengintegrasikan
tugas-tugas yang terkait dengan sales, marketing, manufacturing, logistics,
accounting, and staffing, dalam suatu area bisnis (Monk & Wagner, 2013).
SCM didefinisikan sebagai sekumpulan tiga atau lebih entitas (organisasi atau
individu) yang secara langsung terlibat dalam aliran downstream dan upstream
produk, layanan finansial, dan atau informasi dari sumber ke customer (Mentzer
dkk, 2001). Sedangkan menurut Stevens (1989), SCM atau manajemen rantai
8

pasok melakukan sinkronisasi kebutuhan customer dengan aliran material atau


bahan dari supplier, dengan tujuan untuk membuat keseimbangan antara
kualitas pelayanan customer, low inventory management, dan low unit cost.
Dengan kata lain,

tujuan dari SCM adalah untuk memastikan sebuah produk

berada pada tempat dan waktu yang tepat untuk memenuhi permintaan
konsumen tanpa menciptakan stok yang berlebihan atau kekurangan.
Secara singkat, SCM dapat diilustrasikan pada gambar berikut:

Supply Chain Management (Sumber: Croxton dkk, The Supply Chain


Management Process)

Berdasarkan gambar tersebut, terdapat 8 proses yang menjadi inti dari SCM,
yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Customer Relationship Management


Customer Service Management
Demand Management
Order Fulfillment
Manufacturing Flow Management
Supplier Relationship Management
Product Development and Commercialization
9

8. Returns Management
Untuk menjalankan 8 proses tersebut, SCM membutuhkan informasi berupa input
dari area bisnis fungsional lain seperti Sales&Marketing, Accounting&Finance,
dan Human Resources. Data input yang dibutuhkan SCM antara lain adalah:

Data penjualan produk


Perencanaan produksi
Inventory levels
Kebijakan layoff dan recall perusahaan

Kemudian dari pertukaran informasi tersebut, SCM akan menghasilkan data


output berupa:

Raw material orders


Packaging orders
Resource expenditure data
Production and inventory reports
Hiring information

10

Pertukaran informasi SCM dengan area bisnis fungsional lain (Monk & Wagner,
2013)

Dalam

proses

pertukaran

informasi

tersebut,

ERP

membantu

dalam

menyediakan suatu single common database yang mengintegrasikan data


bersama atau shared data untuk setiap area fungsional dalam suatu bisnis
secara cepat dan akurat, sehingga dengan adanya pertukaran informasi
tersebut, tujuan dari SCM dapat tercapai.

STUDI KASUS

Judul : Integrasi Teknologi RFId dengan Teknologi ERP untuk Otomatisasi Data
(Studi Kasus Pada Gudang Barang Jadi Perusahaan Furniture)
Penulis : Zeplin Jiwa Husada Tarigan
Sumber : JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 6, NO. 2, DESEMBER 2004: 134 141
1. Identifikasi Masalah
Munculnya era pendekatan informasi dan globalisasi menuntut perusahaan
untuk dapat mengelola informasi, sehingga kebutuhan informasi masing masing pihak yang berkepentingan dapat terpenuhi dengan cepat dan tepat.
Salah satu cara untuk menumbuhkan kekuatan persaingan perusahaan ialah
dengan mengadopsi suatu teknologi informasi guna dapat memantapkan dan
memastikan kecepatan informasi sampai pada level top manajemen. Informasi
yang didapatkan harus cepat, tepat dan efisien sehingga mendukung kebijakankebijakan

strategis

yang

diputuskan

oleh

top

manajemen.

Pengambilan

keputusan dilakukan dengan mengetahui kondisi nyata perusahaan dari semua


unit kerja dan fungsi bisnis proses. Fungsi bisnis proses dalam perusahaan dapat
menggunakan sumber data yang sama yakni single data entry. Untuk dapat
menggunakan single data entry, maka diperlukan sebuah sistem komputer
tunggal yang dapat memberikan informasi secara spesifik yang didiferensiasikan
untuk kebutuhan departemen-departemen terkait. Dalam hal ini diperlukan
sebuah sistem yang terintegrasi antara semua unit yang berhubungan di dalam
proses bisnis perusahaan.
Studi kasus ini diambil dari permasalahan pada gudang barang jadi
perusahaan

furniture.

Masalah

yang

ada

yaitu

bagaimana

cara

untuk
11

mengurangi lead time waktu pencarian produk/material digudang barang jadi


dengan menerapkan FIFO (first in first out) dan waktu entry data yang relatif
cukup lamban karena dilakukan secara manual yang dapat

berpengaruh

terhadap ketepatan tutup buku, pengiriman produk tidak menerapkan sistem


first in first out karena kesulitan mengidentifikasi produk, dan memerlukan
karyawan administrasi lapangan yang relatif banyak. Oleh karena kondisi yang
demikian maka diperlukan suatu sistem pencarian material/produk di gudang
barang jadi dengan sistem entry data yang cepat, tepat dan efisien. Kecepatan
hasil

pencarian

keabsahannya

material/produk

akan

dan

diintegrasikan

ke

entry
dalam

data

yang

sebuah

sudah

sistem

terjamin

yang

telah

mempunyai integrasi semua unit proses bisnis.


2. Sistem yang diterapkan
Teknologi Enterprise Resources Planning (ERP) merupakan sebuah sistem
yang mengintegrasikan seluruh proses bisnis/departemen-departemen serta
unit-unit bisnis dalam suatu perusahaan dengan menggunakan single data entry.
Berdasarkan

tujuannya,

implementasi

teknologi

ERP

di

dalam

sebuah

perusahaan antara lain melakukan integrasi antara perencanaan penjualan dan


perencanaan produksi, mengoptimalkan jumlah persediaan guna meningkatkan
cash flow perusahaan, dan meningkatkan nilai kepuasan terhadap pelanggan
dengan melalui sistem pengiriman, distribusi gudang dan fungsi administrasi
lainnya.

Dan yang utama yaitu meningkatkan efisiensi perusahaan dengan

ketelitian yang baik.


Struktur data base dari sistem ERP terlihat pada Gambar 1 dimana pada
gambar tersebut terlihat adanya integrasi antara proses bisnis satu dengan
lainnya.

12

Gambar 1 . Struktur Data Base ERP (Hamilton, 2002)


Persoalan yang dihadapi dalam penerapan teknologi ERP adalah adanya
input data yang masih dilakukan secara manual. Proses pemasukan data ini
sering mengalami keterlambatan pada saat entry data dan di sisi lain diadakan
cek persediaan pada gudang barang jadi guna disesuaikan dengan persediaan
pada sistem. Proses alur informasi data pada gudang ERP secara manual entry
manual terlihat pada Gambar 2.

.
Gambar 2. Alur Informasi Gudang Barang Jadi dengan ERP Secara
Manual
Untuk mengatasi kesulitan ini maka diperlukan suatu teknologi identifikasi
objek melalui Radio Frecuency Identification (RFId) sehingga secara otomatis
data terentry ke dalam sistem. Teknologi Radio Frequency Identification (RFId)
adalah sebuah pengembangan teknologi pengambilan data secara otomatik atau
pengenalan atau identifikasi obyek. Selama ini sistem otomatik yang dikenal
adalah sistem bar code. Sistem bar code mempunyai keterbatasan dalam
penyimpanan data serta tidak dapat dilakukan program ulang atas data yang
tersimpan di dalamnya. Namun pada teknologi RFId, proses mengambil atau
mengidentifikasikan obyek atau data dilakukan secara contacless (tanpa kontak
langsung).
13

Identifikasi obyek atau data pada teknologi RFId dilakukan dengan


mencocokkan data yang tersimpan dalam memori tag/transponder dengan data
yang dikirimkan oleh reader. RFId dibentuk oleh komponen utama tag
(transponder), reader dan antenna. Tag dapat menggunakan daya (tag aktif)
atau tidak (tag pasif) serta diletakkan pada obyek yang akan diidentifikasi. Pada
tag pasif sinyal dikirimkan oleh reader melalui gelombang elektromagnetik,
kemudian tag akan merespon dan mengirimkan data/informasi di dalamnya (AIM
Frequency Forums). Reader juga memiliki kemampuan untuk melakukan
perubahan data pada tag selain membaca dan mengambil data informasi yang
tersimpan dalam tag. Sedangkan antenna pada sistem RFId berpengaruh
terhadap jarak jangkauan pembacaan atau identifikasi obyek. Dalam konteks
permasalahan pada artikel ini, tag diletakkan pada bagian luar box produk
sehingga setiap perpindahan produk dapat dimonitor melalui RFId. Apabila
pengiriman produk dilakukan maka dengan mudah diketahui produk mana yang
dimuati terlebih dahulu sehingga dapat diterapkan FIFO produk dari kiriman
sinyal kode pada tag. Sinyal yang dikirim transponder akan dibaca RFId dan
dicocokkan dengan data yang tersimpan dalam media rekam yakni harddisk
yang terinstal pada komputer.
Integrasi antara teknologi ERP dengan teknologi RFId dapat terlihat pada
Gambar

dan

alur

informasi

datanya

terlihat

pada

Gambar

4.

Pada

tag/transponder, pemasukan produk ke gudang jadi ditentukan atau diprogram


melalui kode yang terdapat pada produk, yang terdiri atas tanggal proses, waktu
masuk ke gudang barang jadi, kode produk, lokasi peletakan, nama penanggung
jawab. Bila dianalisa dari sisi keuangan maka didapatkan potensi keuntungan
perusahaan, antara lain: pengendalian inventori yang lebih baik, waktu
pengiriman yang lebih cepat, terjamin keamanan produk dan penggunaan
tenaga kerja yang efektif.

14

Gambar 3. Integrasi Teknologi RFId dengan Teknologi ERP

Gambar 4. Alur Informasi Gudang Barang Jadi Integrasi ERP dengan


RFId
Setelah adanya integrasi teknologi RFId dengan teknologi ERP, maka dapat
dilihat dari perbandingan Gambar 2 dengan Gambar 4 diketahui banyak aktivitas
yang hilang apabila diterapkan integrasi RFId dengan teknologi ERP. Dengan
berkurangnya aktivitas, dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja dan waktu
serta data yang didapatkan real-time (tepat waktu).
3. Kesimpulan
Integrasi teknologi RFId dengan teknologi ERP pada gudang barang jadi
mempunyai banyak manfaat terhadap kecepatan dan ketepatan data, serta
meningkatkan efisiensi tenaga kerja. Selain itu integrasi ini dapat mengurangi
aktivitas pada gudang barang jadi, sehingga ketepatan pengiriman dapat
15

dilaksanakan. Integrasi sistem ini dapat merespon atau memonitor setiap waktu
terhadap area jangkauan atau kejadian sekitar gudang barang jadi, tepatnya
apabila terjadi transaksi atau pergerakan produk dan secara otomatis data akan
terentry pada sistem ERP.

Model sistem ini dapat menumbuhkan

atau

meningkatkan kemampuan persaingan perusahaan. Hal ini terlihat dengan


adanya pengurangan aktivitas pada gudang barang jadi sebesar 50% (dari 10
aktivitas menjadi 5 aktivitas).

16

DAFTAR PUSTAKA
__________________________________________________________________________________
Hicks, P. E. (1994). Industrial Engineering and Management. Singapore: McGraw
Hill.
Applegate, L. M., F. W. McFarlan, and J. L. McKenney. (1999). Corporate
Information Systems Management: Text and Cases. 5th ed. Homewood,
IL: Irwin/McGraw-Hill.
Tuner, Wayne.C., Joe H. Mize, Kenneth E. Case. (1987). Introduction To Industrial
And Systems Engineering. New Jersey: Prentice-Hall.
JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 6, NO. 2, DESEMBER 2004: 134 141. Zeplin Jiwa
Husada Tarigan. Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri
Universitas Kristen Petra
Hamilton, S., 2002. Maximizing Your ERP System a Practical Guide Manager,
Mcgraw-Hill.
Monk, Ellen F., Wagner, Bret J. (2013). Concept In Enterprise Resource Planning.
United States of America: Course Technology.
Journal of Business Logistics, Vol.22, No.2, 2001. Defining Supply Chain
Management. John T. Mentzer, William DeWitt, James S. Keebler, Soonhong
Min, Nancy W. Nix, Carlo D. Smith, Zach G. Zacharia.
The International Journal of Logistics Management Volume 12, Number 2,
2001.The Supply Chain Management Processes.

Keely L. Croxton,

Sebastin J. Garca-Dastugue and Douglas M. Lambert, Dale S. Rogers

17

Anda mungkin juga menyukai