Oleh :
1. Nama
NIM
2. Nama
NIM
3. Nama
NIM
4. Nama
NIM
:
:
:
:
:
:
:
:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada ALLAH SWT yang telah memberikan berkah dan karunia-Nya yang
melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah iniguna memenuhi tugas mata
kuliah Anggaran pada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya. Adapun judul makalah
ini adalah MAKALAH ANGGARAN KOMPREHENSIF, ANGGARAN BAHAN BAKU,
ANGGARAN BIAYA PENJUALAN, DAN ANGGARAN KAS.
Penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, mahasiswa, masyarakat dan
pihak-pihak terkait. Segala bentuk kekurangan yang mungkin ada mudah-mudahan dapat
direvisi dalam kesempatan berikutnya.
10 Oktober 2015
Penulis
ANGGARAN KOMPREHENSIF
Dalam penyusunan anggaran perusahaan ada 2 macam cara yakni dengan partial budgeting dan
comprehensive budgeting. comprehensive budgeting adalah penyusunan anggaran secara
keseluruhan ataumenyeluruh. Sedangkan partial budgeting artinya penyusunan anggaran
dengan cara sebagian demi sebagian.
Beberapa alasan perusahaan menyusun anggaran secara partial, diantaranya:
1.
2.
Tidak tersedianya data yang lengkap tentang keseluruhan bagian dalam perusahaan.
Penyusunan anggaran perusahaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
tersedia atau tidaknya data serta ketepatan data.
3.
Kekurangan biaya untuk membuat anggaran yang lengkap sehingga disusun anggaran
yang perlu saja.
Pada dasarnya anggaran komprehensif dapat diuraikan menjadi komponen substantive plan dan
financial plan. Substantive plan adalah rencana yang mencerminkan apa yang akan ingin
dicapai oleh suatu perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, strategi yang
dipakai serta asumsinya. Sedangkan financial plan adalah penjabaran segala hal yang
direncanakan tersebutmenjadi suatu anggaran yangmemiliki prespektive financial, dengan kata
lain financial plan merupakan usaha untuk mengkuantifisir segala tujuan, rencana dan
kebijaksanaan perusahaan.
Financial plan merupakan penyajian secara lebih terperinci semua tujuan, rencana, strategi
tersebut untuk periode waktu tertentu. Sehingga dengan berdasarkan pada jangka waktunya
maka financial plan dikelompokkan menjadi: a. anggaran jangka panjang (strategic plan); b.
anggaran tahunan (tactical plan).
Anggaran operasional
Anggaran keuangan
A. Anggaran Operasional
Anggatan operasional merupakan rencana seluruh kegiatan-kegiatan perusahaan untuk
mencapai tujuannya yakni memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Anggaran
operasional dibagi menjadi 2 :
1. Anggaran pryeksi rugi/laba, dalam anggaran ini dihitung atau ditaksir besarnya laba, baik
menurut bagian , menurut jenis produk maupun laba yang merupakan keseluruhan.
2. Anggaran pembantu rugi/laba (income statement supporting budget). Anggaran ini melipiputi
seluruh anggaran kegiatan-kegiatan yang menyokong penyusunan suatu laporan rugi/laba
(income statement) yakni:
a.
b.
c.
d.
e.
Angaran penjualan
Anggaran produksi
Anggaran biaya distribusi
Anggaran biaya umum dan administrasi
Anggaran type appropriasi
Anggaran penjualan
Anggaran ini meliputi data jenis produk yang dijual, volume produk yang dijual, harga produk
persatuan , wilayah pemasaran.
Anggaran produksi
Anggaran ini disusun dengan memperhatian segala kegiatan produksi, yang diperlukan untuk
menunjang anggaran penjualan yang telah disusun. Anggaran produksi ini terdiri dari beberapa
sub anggaran (sub budget) yakni:
a. Anggaran jumlah yang harus diproduksi
b.
Anggaran bahan mentah, yang terdiri dari: anggaran kebutuhan bahan mentah (dalam
unit) anggaran pembelian bahan mentah (dalam unit dan harga). Anggaran biaya bahan
mentah yang habis digunakan dalam produksi (dalam harga)
c.
d.
Anggaran biaya overhead pabrik yakni anggaran semua jenis biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan produk, selain biaya materi dan biaya tenaga kerja langsung.
Anggaran biaya distribusi
Anggaran ini mencakup semua biaya-biaya yag akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam
hubungannya denga kegiatan memasarkan produk, diantaranya adalah : biaya untuk salesman,
supervisor dan tenaga-tenaga penjual lainya, ongkos pengangkutan dan lain sebagainya.
Anggaran biaya umum dan administrasi
Yaitu anggaran yang berisi semua biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk direksi
dan stafnya, bagian keuangan dan bagian administrasi.
Anggaran type apropriasi
Anggaran ini merupakan anggaran biaya yang tidak dapat dikategorikan sebagai bagian dari
anggaran-anggaran sebelumnya, seperti:
Anggaran pemeliharaan
Anggaran penelitian
Angaran iklan dan promosi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Anggaran kas
Anggaran piutang
Anggaran utang
Anggaran penambahan modal
Anggaran penyusutan aktiva
Anggaran persediaan
Anggaran biaya finansial
Anggaran operasional dan anggaran financial adalah bagian dari planning atau forecasting
budget, selain forecasting maka selanjutnya dalam angaran comprehensive anggaran dikenal
pula:
6. Budget biaya overhead yang telah dibuat menunjukan tarif overhead per unit
Merk Judas
Merk Mentas
Departemen Pemotongan
Rp. 2000
Rp. 1000
Departemen finishing
Rp. 1750
Rp. 750
7. Biaya biaya
Distrubusi Rp. 50.000.000 (termasuk biaya non cash Rp. 10.000.000)
Administrasi Rp. 30.000.000 (termasuk biaya non cash Rp. 5.000.000). Kelebihan biaya lain
lain di atas pendapatan lain lain Rp. 2.825.000. rata rata tarif pajak penghasilan 30 %
8. Saldo awal laba di tahan Rp. 110.000.000
9. Deviden yang direncanakan akan di bayar selama tahun depan Rp. 30.000.000
10. Rencana penerimaan kas
Penjualan Tunai Rp. 475.000.000
Penerimaan piutang Rp. 225.000.000
Pendapatan lain lain Rp. 175.000
Pinjaman dari bank Rp. 10.000.000
Penjualan saham treasury Rp. 15.000.000
11. Rencana pengeluaran kas
a. Utang (dianggap semua bahan dibeli dengan kredit Rp. 105.000.000 penambahan kapital Rp.
40.000.000
b. Hal hal yang actual yang ditangguhkan (dianggap tidak ada gaji yang belum di bayar Rp.
15.000.000
c. Biaya lain lain Rp. 3.000.000
d. Taksiran pembayaran pajak penghasilan sepanjang tahun Rp. 23.932.500
e. Pembayaran wesel jangka panjang Rp. 50.000.000
12. Saldo awal kas Rp. 360.000.000
13. Biaya non kas dalam budget biaya overhead Rp. 10.380.000
Diminta :
Buatlah budget berikut dengan menggunakan informasi diatas :
1. Budget penjualan menurut produk dan daerah
2. Budget produksi menurut produk
3. Budget bahan langsung dalam unit menurut bahan dan produk
4. Budget pembelian menurut bahan
5. Budget harga pokok bahan baku
6. Skedul persediaan awal dan akhir
7. Budget tenaga kerja langsung menurut produk dan departemen
8. Ringkasan biaya overhead yang dibebankan menurut produk dan departemen
9. Ringkasan harga pokok produksi dan penjualan
10. Ringkasan laba rugi
Daerah
Penjualan
Total
562,500,000
.290,000,000
.852,500,000
.-
Judas
1500
0
500
1550
0
200
1530
0
Mentas
30000
400
30400
500
29900
3 Budget Kebutuhan bahan baku langsung dalam unit menurut bahan dan produksi
Barang
Judas
Mentas
Produksi
15300
29900
Kain
SUR Kebutuhan
1
15300
15300
Benang
SUR Kebutuhan
2
30600
2
59800
90400
Cat
SUR Kebutuhan
2
59800
59800
Keterangan
Kain
15,300.0
Keperluan
0
2,000.0
0
17,300.0
0
600.0
Rencana Pembelian
16,700.0
1,500.0
Harga Per Unit
0
25,500,000.0
Nilai Pembelian
Benang
90,400.0
0
4,000.0
0
94,400.0
0
3,000.
00
91,400.0
0
750.0
0
68,550,000.0
0
Cat
59,800.0
0
4,000.0
0
63,800.0
0
3,000.0
0
60,800.0
0
500.0
0
30,400,000.0
0
Q
15,30
Kain
0
30,60
Benang 0
Merk Mentas
Total
Q
1,500 22,950,000
..750 22,950,000
..59.800
Total
Total
44,850,000
0
.500.0 29,900,000
59.800 0
,45,900,000
74,750,000
.119600
,-
Cat
45,90
0
Rp
15,300
22,950,000.-
90,400
67,800,000.-
59800
167,50
0
29,900,000.120,650,000
.-
750.0
Persediaan Awal
Q
P
1,500.
600 00
300
750.
0
00
300
500.
0
00
Kain
Benang
Cat
Sub Total
Produksi
Proses
Dlm
Persediaan Akhir
Total
Q
P
900,000. 200
1,500
00
0
.00
2,250,000. 400
750
00
0
.00
1,500,000. 400
500
00
0
.00
4,650,000.
00
Total
3,000,000.
00
3,000,000.
00
2,000,000.
00
8,000,000.
00
Produksi Jadi
Merk Judas
Merk Mentas
200
500
Sub Total
Total
11,000.
2,200,000.
00
00
500
4,000,000.
8000.00
00
400
6,200,000.
00
10,850,000.
00
13,000
.-
6,500,000.
00
9,000
3,600,000.
.00
00
10,100,000.
00
18,100,000.
00
Produksi Tarif
Judas
15.300
4,000.-
Mentas
29.900
3,000.-
Departemen Finishing
Total
Tarif
61,200,000.
5,000.0
0
89,700,000.
3,000.0
0
150,900,000.
-
Total
Jumlah
76,500,000.
138,700,000.89,700,000.
179,400,000.166,200,000.
317,100,000.-
Departemen Finishing
Produksi Tarif
Total
Tarif
2,000.
30,600,000.
1,000.0
15.300
00
00
0
1,000.
29,900,000.
750.0
29.900
00
00
0
60,500,000.
00
Total
Jumlah
15,300,000.
45,900,000.0
00
0
22,425,000.
52,325,000.0
00
0
37,725,000.
00
98,800,000.00
Merk Judas
Merk Mentas
Jumlah
22,950,000.0
Kain
22,950,000.0
0
22,950,000.0
Benang
67,300,000.0
44,850,000.00
0
29,900,000.0
Cat
29,900,000.00
45,900,000.0
Sub Total
Tenaga kerja langsung
123,650,000.0
74,750,000.00
61,200,000.0
Dep. Pemotongan
154,900,000.0
89,700,000.00
89,700,000.0
Dep. Finishing
171,200,000.0
89,700,000.00
146,700,000.0
Sub Total
Biaya Overhead Pabrik
326,100,000.0
179,400,000.00
32,600,000.0
Dep. Pemotongan
62,500,000.0
29,900,000.00
16,300,000.0
Dep. Finishing
38,725,000.0
22,425,000.00
48,900,000.0
Sub Total
101,225,000.0
52,325,000.00
244,500,000.0
Total harga Pokok Produksi
550,975,000.0
306,475,000.00
2,200,000.0
Persediaan Awal (+)
6,200,000.0
4,000,000.00
246,700,000.0
Produck Available for Sale
557,175,000.0
310,475,000.00
13,000,000.0
Persediaan Akhir (-)
22,000,000.0
9,000,000.00
233,700,000.0
Harga Pokok Penjualan
535,175,000.0
301,475,000.00
Jumlah
Merk Judas
Merk Mentas
562,500,000.0
Daerah Sukabumi
300,000,000.0
262,500,000.00
290,000,000.0
Daerah Bogor
150,000,000.0
140,000,000.00
402,500,000.00
852,500,000.0
Sub Total
450,000,000.0
535,175,000.0
Harga Pokok Penjualan
301,475,000.0
233,700,000.00
317,325,000.0
Laba Kotor
0
Biaya - biaya
Biaya
Administrasi
Rp.
30.000.000
Biaya Distribusi Rp. 50.000.000
Lain - lain Rp. 2.825.000
148,525,000.0
168,800,000.00
82,825,000.0
Total Biaya Operasi
Laba Perusahaan
Pajak
0
Sebelum
234,500,000.0
0
70,350,000.0
Pajak Penghasilan 30 %
0
164,150,000.0
PENGERTIAN
Penjabaran lebih lanjut dari anggaran produksi adalah anggaran baku yang mencakup
lebih rinci mengenai jumlah dan jenis baku yang digunakan dalam proses produki.
Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi terdiri dari dua macam,yaitu bhan
baku langsung (direct material) dan bahan baku tidak langsung (indirect material).Bahan baku
langsung adalah bahan baku yang secara langsung berperan dalam proses produksi dan
mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah produk yang dihasilkan.Bahan Baku tidak
langsung adalah bahan baku yang secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi.
Anggaran bahan baku merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan baku langsung,
sedangkan kebutuhan bahan baku tidak langsung akan direncanakan dalam anggaran biaya
overhead pabrik.
Berdasarkan uraian diatas, dapat digaris bawahi bahwa anggaran bahan baku adalah
semua anggaran yang berhubungan dengan perencanaan secara lebih terperinci mengenai
penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode yang aka datang.
TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKU
Penyusunan anggaran bahan baku sangat membantu manajemen dalam mengambil
langkah kebijakan yang berkaitan dengan:
a.
b.
c.
d.
Anggaran bahan baku meliputi empat sub anggaran yaitu, anggaran kebutuhsn bahan
baku,anggaran pembelian bahan baku, anggaran persediaan bahan baku, dan anggaran biaya
pemakaian bahan baku.
1. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Anggaran ini disususn sebagai perencanaan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk
keperluan produksi pada periode mendatang ini harus merinci:
a. Jenis barang jadi yang dihasilakan
b. Jenis bahan baku yang digunakan
c. Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi
d. Standar penggunaan bahan baku (standard usage rate/SUR)
e. Waktu penggunaan bahan baku
f. Jumlah masing-masing jenis barang jadi
2. Anggaran Pembelian Bahan Baku
Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan baku yang harus dibeli pada
periode mendatang. Anggaran ink harus merinci:
a. Jenis barang baku yang digunakan dalam proses produksi
b. Jumlah yang harus dibeli
c. Harga per Satuan (unit) bahan baku
EOQ=
2. R . S
P. I
EOQ =
2. R . S
C / per unit
Dalam menerapkan konsep ini perlu diperhatiakan asumsi yang mendasarinya yaitu
permintaan barang dimasa yang akan datang dapat diketahui dengan pasti dan konstan dari
waktu ke waktu.
Model dasar EOQ menganggap bahwa penjualan dapat diramalkan, pemakaian
sepanjang tahun tetap, dan persediaan bisa segera diperoleh. Agar kegiatan penjualan tidak
terganggu perusahaan harus memiliki persediaan selama tenggang waktu. Selanjutnya demi
menjaga kelancaran proses produksi, tidak cukup hanya menentukan jumlah bahan baku yang
dibeli saja, Namun harus ditentukan pula waktu pemesanan bahan baku agar dapat datang tepat
pada waktu dibutuhkan, karena bahan baku yang terlambat kadang-kadang harus dicarikan
bahan penggantinya agar proses produksi tidak berhenti.
3. Anggaran PERSEDIAAN Bahan Baku
Anggaran persediaan bahan baku disusun sebagai suatu perencanaan yang terperinci
atas kuantitas bahan baku yang disimpan sebagai persediaan, yang meliputi:
a. Jenis bahan baku yang digunakan
b. Jumlah masing-masing bahan baku yang tersisa sebagai persediaan
c. Harga per unit masing-masing jenis bahan baku
d. Nilai bahan baku yang disimpan sebagai peralatan
Adapun besarnya bahan baku yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi
tergantung pada beberapa faktor, seperti:
a. Volume produksi selama satu periode waktu tertentu
b. Volume bahan baku minimal (safety stock)
c. Besarnya pembeliaan yang ekonomis
d. Estimasi tentang naik turunya harga bahan baku pada waktu-waktu mendatang
e. Biaya-biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku
f. Tingkat kecepatan bahan baku menjadi rusak
4. Anggaran BIAYA PEMAKAIAN Bahan Baku
Bahan baku yang dibeli oleh perusahaan terdiri dari bahan baku yang digunakan dalam
proses produksi dan bahan baku yang tersimpan digudang sebagai persediaan.
Anggaran biaya pemakaian bahan baku akan merencanakan nilai bahan baku yang
digunakan dan dihitung dalam satuan moneter. Manfaat disusunya anggaran ini adalah
sebagai perhitungan harga pokok produksi yang dihasilkan, dan sebagai pengawasan
penggunaan bahan baku.
Dengan demikian dalam anggaran biaya bahan baku yang habis pakai harus diperinci
mengenai:
a. Jenis bahan baku yang digunakan
b. Jumlah masing-masing jenis bahan baku yang habis pakai untuk proses produksi
c. Harga per unit masing-masing jenis bahan baku
d. Nilai masing-masing bahan baku yang habis digunakan untuk proses produksi
e. Jenis produk yang dihasilkan
f. Waktu penggunaan bahan baku
CONTOH SOAL:
PT. MAJU merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi Barang X. Untuk
memproduksinya, perusahaan membutuhkan 2 jenis bahan baku, yaitu Bahan Baku A dan
Bahan Baku B. Di bawah ini tersedia data yang diperlukan untuk menyusun anggaran bahan
baku.
** Perkiraan Penjualan
Skala
waktu
(Quarter)
Q1
Penjualan
(unit)
9000 unit
Price
(unit
)
2500
Q2
Q3
Q4
9500 unit
10000 unit
10500 unit
2500
2500
2500
Persediaan awal
Persediaan akhir
A
B
4500
5000
1500
2000
Harga
Rp. 200/unit
Rp.250/unit
B
** Data pendukung lainnya:
KETERANGAN
Bahan baku A
2
Bahan Baku
B
1
Rp 1000,-
Rp 1100,-
Biaya penyimpanan/unit
Rp 25,-
Rp 75,-
Rp 75,-
Rp 100,-
5000 unit
3000 unit
Safety stock
Keterangan Lead Time ( Tenggang Waktu Menunggu) diterimanya bahan baku tersebut sejak
tanggal pemesanan dan tingkat probabilitas adalah sbb:
LEAD
Probabilitas
TIME
4 Hari
15%
5 Hari
30%
6 Hari
25%
7 Hari
30%
6. Lead time yang paling ekonomis dengan menentukan besarnya penyimpanan tambahan
(ECC0 dan biaya kekurangan bahan (SOC) yang dapat terjadi untuk keperluan pemesanan.
7. Titik pemesanan kembali bahan baku (ROP).
Jawab :
** Anggaran Produksi
Keterangan
Quarter 1
Quarter 2
Quarter 3
Quarter 4
Total
Penjualan
Pesediaan
Akhir
Kebutuhan
Persediaan Awal
9000
9500
10000
10500
39000
2625
11625
2750
12250
2875
12875
3000
13500
3000
42000
2500
9125
2625
9625
2750
10125
2875
10625
2500
39500
Produksi
Skala waktu
Bahan Baku
Produksi
SUR
Kebutuhan
Quarter 1
A
B
9125
18250
9125
9125
A
B
9625
19250
9625
9625
A
B
10125
20250
10125
10125
A
B
10625
21250
10625
10625
A
B
39500
79000
39500
39500
Quarter 2
Quarter 3
Quarter 4
Total
Keterangan
Q1
A
Kebutuhan
Persed akhir
Jml keb
Persed awal
Pembelian
Harga(satuan)
Nilai
pembelian
Q2
B
Q3
A
Q4
B
Total
18.250 9125
19250
9625
20250 10125
21250
10625
79000
39500
5000
23250
2000
1125
5000
24250
5000
26250
2000
12625
5000
84000
2000
41500
4500
18750
1500
9625
5000
19250
2000
9625
5000 2000
20250 10125
5000
21250
2000
10625
4500
79500
1500
40000
200
3750
250
2406
200
3850
250
2406
200
4050
250
2531
200
4250
250
2656
200
15900
250
10000
000
250
000
250
000
250
000
250
000
000
Bahan
Baku
Kebutuhan ( unit)
A
79.000 unit
39500 unit
Barang
X
Harga
Jumlah
Rp 200
Rp 158.000.000
Rp 250
Rp 9.875.000
Bahan Baku B
EOQ = 2. R. S
C / unit
= 2(79500)(Rp1000)
= 2(40000)(Rp1100)
Rp25
= 159000000
25
= 6.360.000
Rp75
=88.00000
75
= 1.173.333.34
= 79500/2.521.9
= 40.000/ 1.083.2
= 36.92
31.52
360
SOC= Rp 14.088,75
360
SOC= Rp9435
Pengertian
Anggaran Biaya Penjualan merupakan anggaran yang merencanakan secara rinci
biaya-biaya penjualan yang akan dikeluarkan pada satu periode yang akan datang. Biaya
Penjualan sering juga disebut biaya distribusi adalah semua biaya yang dikeluarkan
dalam rangka menyampaikan barang kepada konsumen.
B.
Proporsi
40%
10%
15%
20%
15%
Jawab :
1) Anggaran Biaya Penjualan= 30% x Rp. 100.000.000,00
= Rp. 30.000.000,00
2) Anggaran Biaya Penjualan per Triwulan
TW I
: 25% x Rp. 30.000.000,00 = Rp. 7.500.000,00
TW II
: 20% x Rp. 30.000.000,00 = Rp. 6.000.000,00
TW III
: 35% x Rp. 30.000.000,00 = Rp 10.500.000,00
TW IV
: 20% x Rp. 30.000.000,00 = Rp 6.000.000,00
3) Rincian Anggaran Triwulan I
a. Promosi
: 40% x Rp. 7.500.000,00 = Rp. 3.000.000,00
b. Komisi : 10% x Rp. 7.500.000,00 = Rp. 750.000,00
c. Gaji Pegawai : 15% x Rp. 7.500.000,00 = Rp. 1.125.000,00
d. Transportasi: 20% x Rp. 7.500.000,00 = Rp. 1.500.000,00
e. Lain-lain
: 15% x Rp. 7.500.000,00 = Rp. 1.125.000,00
Tabel 2
Anggaran Biaya Penjualan Tahun 2011
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Biaya-biaya
Promosi
Komisi
Gaji Pegawai
Transportasi
Lain-lain
Jumlah
2.
TW I
3.000.000
750.000
1.125.000
1.500.000
1.125.000
7.500.000
TW II
2.400.000
600.000
900.000
1.200.000
900.000
6.000.000
TW III
4.200.000
1.050.000
1.575.000
2.100.000
1.575.000
10.500.000
TW IV
2.400.000
600.000
900.000
1.200.000
900.000
6.000.000
Jumlah
12.000.000
3.000.000
4.500.000
6.000.000
4.500.000
30.000.000
Misalnya pada tahun 2011 perusahaan memproduksi dan menjual 2 macam produk
yakni produk merah dan produk hijau. Anggaran penjualan kedua produk adalah :
Tabel 3
Anggaran Penjualan
Triwulan
TW I
TW II
TW III
TW IV
Jumlah
Kedua produk tersebut masing-masing dijual dengan harga Rp. 10.000,00 untuk
produk merah dan Rp. 20.000,00 untuk produk hijau. Pada harga tersebut sudah
diperhitungkan biaya penjualan sebesar Rp. 1.500,00 untuk produk merah dan Rp.
2.000,00 untuk produk hijau.
Anggaran biaya penjualan tahun 2011 dapat disusun sebagai berikut :
(Komposisi biaya sebagaimana contoh sebelumnya).
Jawab :
1) Produk Merah
TW I
Penjualan = 1.000 unit
Biaya Penjualan = 1.000 x 1.500 = 1.500.000
TW II
Penjualan = 2.000 unit
Biaya Penjualan = 2.000 x 1.500 = 3.000.000
TW III
Penjualan = 3.500 unit
Biaya Penjualan = 3.500 x 1.500 = 5.250.000
TW IV
Penjualan = 4.000 unit
Biaya Penjualan = 4.000 x 1.500 = 6.000.000
2) Produk Hijau
TW I
Penjualan = 750 unit
Biaya Penjualan = 750 x 2.000 = 1.500.000
TW II
Penjualan = 1.250 unit
Biaya Penjualan = 1.250 x 2.000 = 2.500.000
TW III
TW IV
Biaya-biaya
Promosi
Komisi
Gaji Pegawai
Transportasi
Lain-lain
Jumlah
TW I
1.200.000
300.000
450.000
600.000
450.000
3.000.000
TW II
2.200.000
550.000
825.000
1.100.000
825.000
5.500.000
TW III
3.300.000
825.000
1.237.500
1.650.000
1.237.500
8.250.000
TW IV
4.400.000
1.100.000
1.650.000
2.200.000
1.650.000
11.000.000
Jumlah
11.100.000
2.775.000
4.162.500
5.550.000
4.162.500
27.750.000
ROI adalah suatu tingkat pengembalian investasi yakni seberapa besar keuntungan
yang diperoleh dari penanaman investasi tertentu.
Laba
ROI = ---------------Investasi
Bila ROI periode sebelumnya lebih besar maka biaya penjualan yang dianggarkan
relative besar.
5. Berdasarkan Tingkat Persaingan
Bila persaingan usaha dirasa relatif ketat, maka biaya penjualan pada periode yad
akan dianggarkan lebih besar.
ANGGARAN KAS
a. Memberikan taksiran posisi kas akhir setiap periode sebagai akibat darioperasional
perusahaan.
b. Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya, sekaligus untukmenentukan
kebutuhan pembiayaan atas kelebihan kas mengangsur untukinvestasi.
c. Menyelaraskan kas dengan total modal kerja, pendapatan penjualan, biaya, danutang.
d. Dapat pakai sebagai alat pemantau posisi kas secara terus-meneru
C. Manfaat Budget Kas
Menurut Riyanto (1982:89), manfaat anggaran kas adalah sebagai berikut:
1. kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasi perusahaan
2. kemungkinan adanya surplus atau defisit karena rencana operasi perusahaan.
3. besarnya dana beserta saat-saat kapan dana itu dibutuhkan untuk menutup defisit kas.
4. kapan saat kredit itu dibayar kembali.
Dari pernyataan tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa kegunaan dari anggaran kas
adalah untuk menyeimbangkan arus kas masuk dan arus kas keluar dalam suatu periode
tertentu dalam menjalankan operasi kegiatan suatu perusahaan.
D. Penyusunan Anggaran Kas
Penyusunan anggaran ini mencakup dua sektor yaitu :
- . Sektor Penerimaan kas yang pada umumnya berasal dari:
a. Penjualan tunai barang jadi yang diproduksi
b. Penagihan Piutang
c. Penjualan Aktiva tetap
d.Penerimaan lain-lain (Non Operating), seperti misalnya penghasilan
bunga,penghasilan sewa, penghasilan dividend, dan sebagainya.
- . Sektor pengeluaran kas yang pada umumnya bempa pengeluaran untuk beayabeaya, baik beaya-beayautama (operating), maupun beaya-beaya bukan utama (non
Operating), sepertimisalnya :
a. Pembelian tunai bahan mentah
b. Pembayaran utang
c. Pembayaran upah tenaga kerja langsung
d. Pembayaran beaya pabrik tidak langsung
e. Pembayaran beaya administrasif.
f. Pembayaran beaya penjualan
g. Pembelian aktiva tetap
c. Posisi perusahaan dalam persaingan cukup kuat akan memperbesar penerimaan Syarat
pembayaran (term of payment) yang ditawarkan perusahaan.
d. Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang. Penagihan piutang yanglebih
aktif akan mempercepat penerimaan kas. Sedangkan sebaliknya, penagihanpiutang
yang kurang aktif akan memperlambat penerimaan kas
e. Budget perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang pengurangan(penjualan)
aktiva tetap.
f. Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan-penerimaan kas dari sumberlain-kin
(Non Operating), seperti misalnya penghasilan bunga, penghasilan sewa,penghasilan
dividend, dan sebagainya.
2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Kas antara lain
a. Budget pembelian bahan mentah, khususnya rencana tentang jenis (Kualitas)dan
jumlah (kuntitas) bahan mentah yang akan dibeli dari waktu-kewaktuselama
Periode yang akan datang.
b. Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar persaingan yang
lebihkeras akan memperkecil pengeluaran kas.
c. Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah. Bilamana posisi
sahaancukup kuat, maka perusahaan lebih dapat "memaksakan" pembelian
secarakredit, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas.
d. Syarat pembayaran (tenn of payment) yang ditawarkan oleh supplier
bahanmentah.
e. Budget upah tenaga kerja langsung. Semakin besar upah tenaga kerja
langsungyang akan dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang
akandilakukan.
f. Budget beaya pabrik tidak langsung. Semakin besar beaya pabrik tidak
langsungyang harus dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang
akandilakukan.
g. Budget beaya administrasi. Semakin besar beaya administrasi yang harusdibayar,
akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.
h. Budget perusahaan aktiva tetap, khususnya rencana tentang penambahan
aktivatetap. Penambahan aktiva tetap memperbesar pengeluaran kas.i. Rencanarencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas untukkeperluan lain-
lain (Non perating), seperti misalnya untuk beaya bunga, beayasewa, dan
sebagainya
F. Bentuk Anggaran Kas
Bentuk standard yang harus dipergunakan masing-masing perusahaan mempunyai
kebebasan untuk menentukan bentuk serta formatnya. Oleh karena budget kas mencakup
dua sektor, yaitu sektor penerimaan kas dan sector pengeluaran kas, maka sebelum
disusun budget kas, terlebih dahulu perlu disusun skedul tentang penerimaan kas (Cash
Inflow Schedule) dan skedul tentang pengeluaran kas (Cash Outflow Schedule) tersebut.
Contoh soal Perhitungan Anggaran Kas
1. Saldo piutang tanggal 1 juli 2008 = 0
Saldo kas tanggal 1 Juli 2008 Rp. 200.000
Saldo Kas minimun di tetapkan Rp. 180.000
2. Penjualan
Juli
Rp. 1000.000
Agustus
Rp. 1.200.000
September
Rp. 1.400.000
Oktober
Rp. 1.200.000
November
Rp. 1.400.000
Desember
Rp. 1.000.000
Dengan pola sebagai berikut :
60 % dari padanya adalah penjualan tunai, sedangkan sisanya penjualan kredit
dengan cara
40 % diterima pada bulan terjadinya penjualan
40 % diterima satu bulan sesuadahnya
20 % diterima dua bulan sesuadhnya
3. 10 % dari penjualan kredit di cadangkan untuk piutang yang diduga tidak dapat di
tagih
4. Bulan
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Pengeluaran kas
Rp. 350.000
Rp. 400.000
Rp. 500.000
Rp. 800.000
Rp. 950.000
Rp. 1.900.000
Diminta :
a. Susunlah anggaran pengumpulan piutang periode juli sampai dengan Desember 2008
b. Susunlah anggaran kas periode juli sampai dengan Desember 2008
c. Bagaimana nampaknya pada neraca per 1 Juli 2008 dan pada neraca 31 desember 2008
mengenai kas dan piutang
d. Jika kelebihan kas apa yang saudara usulkan kepada pimpinan perusahaan uraikanlah
setiap bulannya (berapa kelebihan kas dan lain lain
Jawaban
a. Anggaran pengumpulan piutang periode juli sampai dengan Desember 2008
Perhitungan
Penjualan
Penj. Tunai 60 %
Penjualan Kredit
Penyusutan Piutang 10
%
Piutang Netto
Juli
100000
0
600000
400000
Agustus
120000
0
720000
480000
40000
360000
48000
432000
Septembe
r
1400000
840000
560000
Oktober
120000
0
720000
480000
56000
504000
48000
432000
Novembe
r
Desembe
r
1400000
840000
560000
1000000
600000
400000
56000
504000
40000
360000
Pola Pelunasan
Juli
40 % x 360.000 = 144.000
Agustus
40 % x 360.000 = 144.000
September
20 % x 360.000 = 72.000
Oktober
November
Desember
40 % x 432.000 = 172.800
40 % x 432.000 = 172.800
20 % x 432.000 = 86.400
Agustus
September
Oktober
40 % x 432.000 = 172.800
40 % x 432.000 = 172.800
20 % x 432.000 = 86.400
November
Desember
Januari
40 % x 504.000 = 201.600
40 % x 504.000 = 201.600
20 % x 432.000 = 100.800
September
Oktober
November
40 % x 504.000 = 201.600
40 % x 504.000 = 201.600
20 % x 504.000 = 100.800
Desember
Januari
Pebruari
40 % x 360.000 = 144.000
40 % x 360.000 = 144.000
20 % x 360.000 = 72.000
Juli
Agustu
s
Sept
144000
144000
72000
172000
172000
Bulan
Penjualan
Juli
Piutang
Netto
360000
Agustus
432000
September
504000
Oktober
432000
172800 172800
November
504000
201600
Desember
360000
Jumlah
2592000
144000
316000
Okt
Nov
Des
Thn
Yad
86400
86400
20160
0
14400
0
43200
0
100800
216000
316800
c. Nampak pada neraca per 1 Juli 2008 dan pada neraca 31 Desember 2008 mengenai kas
dan piutang
Neraca Awal 1 Juli
Kas
200.000
Piutang
-
d. Jika ada kelebihan kas apa yang akan saudara usulkan kepada pimpinan perusahaan
Kelebihan uang kas ialah selisih antara saldo akhir kas dengan kas minimum (misalkan
kas minimun untuk akhir juli 650.000 180.000 = Rp. 470.000 ) sebaiknya ditanamkan
dalam investasi sementara berupa ,arkeatble securities
DAFTAR PUSTAKA
http://exurchin.blogspot.com/2010/12/anggaran-komprehensif.html
https://paknurcahyo.wordpress.com/2010/11/19/pengertian-dan-penyusunan-anggarankomprehensif/
http://blogs.unpad.ac.id/ratnakomara11/files/2012/02/Anggaran-BIAYA-BAHAN-BAKU.pdf
http://manabisnis.blogspot.com/2013/05/anggaran-biaya-penjualan_14.html