Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH ANGGARAN KOMPREHENSIF, ANGGARAN BAHAN BAKU,

ANGGARAN BIAYA PENJUALAN, DAN ANGGARAN KAS

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Anggaran
Pada Jurusan Akuntansi

Oleh :
1. Nama
NIM
2. Nama
NIM
3. Nama
NIM
4. Nama
NIM

:
:
:
:
:
:
:
:

Amalia Sukma Pratiwi


0613 3050 0373
Merly Arizka
0613 3050 0376
Prily Mustika Yana
0613 3050 0380
Zil Hifzahita
0613 3050 0384

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PALEMBANG
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada ALLAH SWT yang telah memberikan berkah dan karunia-Nya yang
melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah iniguna memenuhi tugas mata
kuliah Anggaran pada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya. Adapun judul makalah
ini adalah MAKALAH ANGGARAN KOMPREHENSIF, ANGGARAN BAHAN BAKU,
ANGGARAN BIAYA PENJUALAN, DAN ANGGARAN KAS.
Penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, mahasiswa, masyarakat dan
pihak-pihak terkait. Segala bentuk kekurangan yang mungkin ada mudah-mudahan dapat
direvisi dalam kesempatan berikutnya.

10 Oktober 2015

Penulis

ANGGARAN KOMPREHENSIF
Dalam penyusunan anggaran perusahaan ada 2 macam cara yakni dengan partial budgeting dan
comprehensive budgeting. comprehensive budgeting adalah penyusunan anggaran secara
keseluruhan ataumenyeluruh. Sedangkan partial budgeting artinya penyusunan anggaran
dengan cara sebagian demi sebagian.
Beberapa alasan perusahaan menyusun anggaran secara partial, diantaranya:
1.

Perusahaan tidak mempunyai kemampuan untuk membuat anggaran secara keseluruhan


karena terbatasnya skill yang dimiliki sehingga anggaran dibuat sebagian yang
diperlukan saja.

2.

Tidak tersedianya data yang lengkap tentang keseluruhan bagian dalam perusahaan.
Penyusunan anggaran perusahaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
tersedia atau tidaknya data serta ketepatan data.

3.

Kekurangan biaya untuk membuat anggaran yang lengkap sehingga disusun anggaran
yang perlu saja.

Isitilah Comprehensive dalam penganggaran dapat dapat diartikan sebagai berikut:


a.
Pemakaian secara lebih luas konsep-konsep penganggaran dalam setiap kegiatan.
b.
Pemakaian total system approach dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari.
Dalam penyusunan anggaran komprehensif ada beberapa pedoman yang perlu diperhatikan,
diantaranya:
1.
2.
3.

Mengadakan spesifikasi terhadap tujuan yang luas oleh perusahaan .


Mempersiapkan rencana-rencana pendahuluan secara keseluruhan.
Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek.

Pada dasarnya anggaran komprehensif dapat diuraikan menjadi komponen substantive plan dan
financial plan. Substantive plan adalah rencana yang mencerminkan apa yang akan ingin
dicapai oleh suatu perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, strategi yang
dipakai serta asumsinya. Sedangkan financial plan adalah penjabaran segala hal yang
direncanakan tersebutmenjadi suatu anggaran yangmemiliki prespektive financial, dengan kata
lain financial plan merupakan usaha untuk mengkuantifisir segala tujuan, rencana dan
kebijaksanaan perusahaan.
Financial plan merupakan penyajian secara lebih terperinci semua tujuan, rencana, strategi
tersebut untuk periode waktu tertentu. Sehingga dengan berdasarkan pada jangka waktunya
maka financial plan dikelompokkan menjadi: a. anggaran jangka panjang (strategic plan); b.
anggaran tahunan (tactical plan).

Anggaran Jangka Panjang, anggaran jangka panjang merupakan suatu perencanaan


perusahaan untuk jangka waktu yang lama, yakni lebih dari satu tahun bahkan lebih dari lima
atau sepuluh tahun. Seperti:
a. penjualan, biaya dan laba
b. penentuan besarnya modal
c. penentuan tambahan modal
d. perkiraan arus dana
e. perkiraan kebutuhan tenaga kerja
Anggaran Tahunan, anggaran tahunan merupakan perencanaan kegiatan-kegiatan tahunan
suatu perusahaan perusahaan.
Anggaran tahunan dikelompokkan menjadi :
a.
b.

Anggaran operasional
Anggaran keuangan

A. Anggaran Operasional
Anggatan operasional merupakan rencana seluruh kegiatan-kegiatan perusahaan untuk
mencapai tujuannya yakni memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Anggaran
operasional dibagi menjadi 2 :
1. Anggaran pryeksi rugi/laba, dalam anggaran ini dihitung atau ditaksir besarnya laba, baik
menurut bagian , menurut jenis produk maupun laba yang merupakan keseluruhan.
2. Anggaran pembantu rugi/laba (income statement supporting budget). Anggaran ini melipiputi
seluruh anggaran kegiatan-kegiatan yang menyokong penyusunan suatu laporan rugi/laba
(income statement) yakni:
a.
b.
c.
d.
e.

Angaran penjualan
Anggaran produksi
Anggaran biaya distribusi
Anggaran biaya umum dan administrasi
Anggaran type appropriasi

Anggaran penjualan
Anggaran ini meliputi data jenis produk yang dijual, volume produk yang dijual, harga produk
persatuan , wilayah pemasaran.

Anggaran produksi
Anggaran ini disusun dengan memperhatian segala kegiatan produksi, yang diperlukan untuk
menunjang anggaran penjualan yang telah disusun. Anggaran produksi ini terdiri dari beberapa
sub anggaran (sub budget) yakni:
a. Anggaran jumlah yang harus diproduksi
b.

Anggaran bahan mentah, yang terdiri dari: anggaran kebutuhan bahan mentah (dalam
unit) anggaran pembelian bahan mentah (dalam unit dan harga). Anggaran biaya bahan
mentah yang habis digunakan dalam produksi (dalam harga)

c.

Anggaran tenaga kerja langsung

d.
Anggaran biaya overhead pabrik yakni anggaran semua jenis biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan produk, selain biaya materi dan biaya tenaga kerja langsung.
Anggaran biaya distribusi
Anggaran ini mencakup semua biaya-biaya yag akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam
hubungannya denga kegiatan memasarkan produk, diantaranya adalah : biaya untuk salesman,
supervisor dan tenaga-tenaga penjual lainya, ongkos pengangkutan dan lain sebagainya.
Anggaran biaya umum dan administrasi
Yaitu anggaran yang berisi semua biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk direksi
dan stafnya, bagian keuangan dan bagian administrasi.
Anggaran type apropriasi
Anggaran ini merupakan anggaran biaya yang tidak dapat dikategorikan sebagai bagian dari
anggaran-anggaran sebelumnya, seperti:

Anggaran pemeliharaan
Anggaran penelitian
Angaran iklan dan promosi

B. Anggaran Kueuangan (Financial budget)


Anggaran ini disusun sebagai akibat terjadinya perubahan kekayaan, utang dan piutang
perusahaan. Anggaran keuangan ini meliputi:
1. Anggaran Proyeksi Neraca
Anggaran proyeksi neraca yaitu aktiva dan pasiva yang dimiliki perusahaa pada akhir suatu
periode produksi
2. Anggaran Pembantu Proyeksi Neraca
Anggaran ini merinci masing-masing pos yang ada dalam neraca, terutama pospos yang
berhubungan dengan masalah likuiditas perusahaan, pos-pos tersebut antara lain:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Anggaran kas
Anggaran piutang
Anggaran utang
Anggaran penambahan modal
Anggaran penyusutan aktiva
Anggaran persediaan
Anggaran biaya finansial
Anggaran operasional dan anggaran financial adalah bagian dari planning atau forecasting
budget, selain forecasting maka selanjutnya dalam angaran comprehensive anggaran dikenal
pula:

Anggaran variable untuk berbagai biaya/pengeluaran (variable expenses budget)

Data statistic pembantu (supplementary statistic)

Laporan anggaran kepada manajemen tentang pelaksanaan anggaran (internal report)


CONTOH SOAL:
PT. Indocipta memproduksi Baju merk Judas dan Mentas. Barang tersebut di jual di daerah
Sukabumi dan Bogor. Bahan yang digunakan adalah Kain, Benang, dan Cat Sablon . Rencana
produksi kebutuhan barang disusun sebagai berikut :
1. Rencana penjualan Baju merk judas di kota Sukabumi 15.000 unit dan di kota Bogor
8000 unit, sedangkan merk mentas rencana penjualan di kota Sukabumi sebesar 30.000
unit dan di kota Bogor 15.000 unit. Harga masing masing Baju merk judas Rp. 17.500
dan merk mentas Rp. 10.000
2. Persediaan Bahan
Persediaan
Harga
Persediaan
Harga
Awal
Akhir
Kain
600 Bal
Rp. 1500
2000 Bal
Rp. 1500
Benang
3000 Rol
Rp. 750
4000 Roll
Rp. 750
Cat Sablon
3000 Galon Rp. 500
4000 Galon Rp. 500
Produk jadi Judas
200 unit
Rp. 11.000
500 unit
Rp. 13.000
Produk jadi Mentas
500 unit
Rp. 8000
400 unit
Rp. 9000
Penilaian persediaan menggunakan FIFO
3. Keperluan bahan tiap unit barang yang di produksi ( Standard Usage Rate / SUR )
Merk Judas membutuhkan bahan Kain = 1, Benang = 2
Merk Mentas membutuhkan bahan benang = 2 dan Cat = 2
4. Taksiran biaya bahan Kain = Rp. 1500, Benang Rp. 750 dan Cat Rp. 500
5. Taksiran biaya kerja perunit
Merk Judas
Merk Mentas
Departemen Pemotongan
Rp. 4000
Rp. 3000
Departemen finishing
Rp. 5000
Rp. 3000

6. Budget biaya overhead yang telah dibuat menunjukan tarif overhead per unit
Merk Judas
Merk Mentas
Departemen Pemotongan
Rp. 2000
Rp. 1000

Departemen finishing

Rp. 1750

Rp. 750

7. Biaya biaya
Distrubusi Rp. 50.000.000 (termasuk biaya non cash Rp. 10.000.000)
Administrasi Rp. 30.000.000 (termasuk biaya non cash Rp. 5.000.000). Kelebihan biaya lain
lain di atas pendapatan lain lain Rp. 2.825.000. rata rata tarif pajak penghasilan 30 %
8. Saldo awal laba di tahan Rp. 110.000.000
9. Deviden yang direncanakan akan di bayar selama tahun depan Rp. 30.000.000
10. Rencana penerimaan kas
Penjualan Tunai Rp. 475.000.000
Penerimaan piutang Rp. 225.000.000
Pendapatan lain lain Rp. 175.000
Pinjaman dari bank Rp. 10.000.000
Penjualan saham treasury Rp. 15.000.000
11. Rencana pengeluaran kas
a. Utang (dianggap semua bahan dibeli dengan kredit Rp. 105.000.000 penambahan kapital Rp.
40.000.000
b. Hal hal yang actual yang ditangguhkan (dianggap tidak ada gaji yang belum di bayar Rp.
15.000.000
c. Biaya lain lain Rp. 3.000.000
d. Taksiran pembayaran pajak penghasilan sepanjang tahun Rp. 23.932.500
e. Pembayaran wesel jangka panjang Rp. 50.000.000
12. Saldo awal kas Rp. 360.000.000
13. Biaya non kas dalam budget biaya overhead Rp. 10.380.000
Diminta :
Buatlah budget berikut dengan menggunakan informasi diatas :
1. Budget penjualan menurut produk dan daerah
2. Budget produksi menurut produk
3. Budget bahan langsung dalam unit menurut bahan dan produk
4. Budget pembelian menurut bahan
5. Budget harga pokok bahan baku
6. Skedul persediaan awal dan akhir
7. Budget tenaga kerja langsung menurut produk dan departemen
8. Ringkasan biaya overhead yang dibebankan menurut produk dan departemen
9. Ringkasan harga pokok produksi dan penjualan
10. Ringkasan laba rugi

1. Budget Penjualan menurut


produk dan daerah

Daerah
Penjualan

Baju Merk Judas


Unit
Harga
1500
17.500.
Sukabumi 0
17.50
Bogor
8000 0.2300
0

Baju Merk Mentas


Jumlah
Unit
Harga
Jumlah
262.500.000
10,000. 300,000,000.
30000 140.000.000
10,000. 150,000,000.
.15000 402.500.000
450,000,000.
.45000
-

Total
562,500,000
.290,000,000
.852,500,000
.-

2 Budget produksi menurut produk


Keterangan
Rencana Penjualan
Persediaan Akhir (+)
Jumlah
Persediaan Awal (-)
Rencana Produksi

Judas
1500
0
500
1550
0
200
1530
0

Mentas
30000
400
30400
500
29900

3 Budget Kebutuhan bahan baku langsung dalam unit menurut bahan dan produksi

Barang
Judas
Mentas

Produksi
15300
29900

Kain
SUR Kebutuhan
1
15300
15300

4 Budget pembelian bahan baku menurut bahan

Benang
SUR Kebutuhan
2
30600
2
59800
90400

Cat
SUR Kebutuhan
2

59800
59800

Keterangan

Kain
15,300.0

Keperluan

0
2,000.0

Persediaan Akhir (+)

0
17,300.0

Bahan yang tersedia

0
600.0

Persediaan Awal (-)

Rencana Pembelian

16,700.0
1,500.0
Harga Per Unit

0
25,500,000.0

Nilai Pembelian

Benang
90,400.0
0
4,000.0
0
94,400.0
0
3,000.
00
91,400.0
0
750.0
0
68,550,000.0
0

Cat
59,800.0
0
4,000.0
0
63,800.0
0
3,000.0
0
60,800.0
0
500.0
0
30,400,000.0
0

5 Budget Harga Pokok Bahan Baku


Merk Judas
Bahan

Q
15,30
Kain
0
30,60
Benang 0

Merk Mentas

Total
Q
1,500 22,950,000
..750 22,950,000
..59.800

Total
Total

44,850,000
0
.500.0 29,900,000
59.800 0
,45,900,000
74,750,000
.119600
,-

Cat
45,90
0

Rp

15,300

22,950,000.-

90,400

67,800,000.-

59800
167,50
0

29,900,000.120,650,000
.-

750.0

6 Skedul persediaan awal dan akhir


Elemen
Bahan

Persediaan Awal
Q
P
1,500.
600 00
300
750.
0
00
300
500.
0
00

Kain
Benang
Cat
Sub Total
Produksi
Proses

Dlm

Persediaan Akhir
Total
Q
P
900,000. 200
1,500
00
0
.00
2,250,000. 400
750
00
0
.00
1,500,000. 400
500
00
0
.00
4,650,000.
00

Total
3,000,000.
00
3,000,000.
00
2,000,000.
00
8,000,000.
00

Produksi Jadi
Merk Judas
Merk Mentas

200
500

Sub Total
Total

11,000.
2,200,000.
00
00
500
4,000,000.
8000.00
00
400
6,200,000.
00
10,850,000.
00

13,000
.-

6,500,000.
00

9,000
3,600,000.
.00
00
10,100,000.
00
18,100,000.
00

7. Budget Tenaga Kerja Langsung menurut Produk dan


Departemen
Departemen Pemotongan
Sepatu

Produksi Tarif

Judas

15.300

4,000.-

Mentas

29.900

3,000.-

Departemen Finishing

Total
Tarif
61,200,000.
5,000.0
0
89,700,000.
3,000.0
0
150,900,000.
-

Total
Jumlah
76,500,000.
138,700,000.89,700,000.
179,400,000.166,200,000.
317,100,000.-

8. Ringkasan biaya overhead yang dibebankan menurut produk dan


departemen
Departemen Pemotongan
Sepatu
Judas
Mentas

Departemen Finishing

Produksi Tarif
Total
Tarif
2,000.
30,600,000.
1,000.0
15.300
00
00
0
1,000.
29,900,000.
750.0
29.900
00
00
0
60,500,000.
00

Total
Jumlah
15,300,000.
45,900,000.0
00
0
22,425,000.
52,325,000.0
00
0
37,725,000.
00
98,800,000.00

9. Ringkasan harga pokok produksi dan penjualan


Keterangan
Harga Pokok Produksi
Bahan

Merk Judas

Merk Mentas

Jumlah

22,950,000.0
Kain

22,950,000.0

0
22,950,000.0

Benang

67,300,000.0
44,850,000.00

0
29,900,000.0

Cat

29,900,000.00

45,900,000.0
Sub Total
Tenaga kerja langsung

123,650,000.0
74,750,000.00

61,200,000.0
Dep. Pemotongan

154,900,000.0
89,700,000.00

89,700,000.0
Dep. Finishing

171,200,000.0
89,700,000.00

146,700,000.0
Sub Total
Biaya Overhead Pabrik

326,100,000.0
179,400,000.00

32,600,000.0
Dep. Pemotongan

62,500,000.0
29,900,000.00

16,300,000.0
Dep. Finishing

38,725,000.0
22,425,000.00

48,900,000.0
Sub Total

101,225,000.0
52,325,000.00

244,500,000.0
Total harga Pokok Produksi

550,975,000.0
306,475,000.00

2,200,000.0
Persediaan Awal (+)

6,200,000.0
4,000,000.00

246,700,000.0
Produck Available for Sale

557,175,000.0
310,475,000.00

13,000,000.0
Persediaan Akhir (-)

22,000,000.0
9,000,000.00

233,700,000.0
Harga Pokok Penjualan

535,175,000.0
301,475,000.00

10. Ringkasan Laba rugi


Keterangan
Penjualan

Jumlah

Merk Judas

Merk Mentas

562,500,000.0
Daerah Sukabumi

300,000,000.0
262,500,000.00

290,000,000.0
Daerah Bogor

150,000,000.0
140,000,000.00

402,500,000.00

852,500,000.0
Sub Total

450,000,000.0

535,175,000.0
Harga Pokok Penjualan

301,475,000.0
233,700,000.00

317,325,000.0
Laba Kotor
0
Biaya - biaya
Biaya
Administrasi
Rp.
30.000.000
Biaya Distribusi Rp. 50.000.000
Lain - lain Rp. 2.825.000

148,525,000.0
168,800,000.00

82,825,000.0
Total Biaya Operasi
Laba Perusahaan
Pajak

0
Sebelum

234,500,000.0
0
70,350,000.0

Pajak Penghasilan 30 %

0
164,150,000.0

Laba setelah Pajak

ANGGARAN BAHAN BAKU

PENGERTIAN

Penjabaran lebih lanjut dari anggaran produksi adalah anggaran baku yang mencakup
lebih rinci mengenai jumlah dan jenis baku yang digunakan dalam proses produki.
Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi terdiri dari dua macam,yaitu bhan
baku langsung (direct material) dan bahan baku tidak langsung (indirect material).Bahan baku
langsung adalah bahan baku yang secara langsung berperan dalam proses produksi dan
mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah produk yang dihasilkan.Bahan Baku tidak
langsung adalah bahan baku yang secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi.
Anggaran bahan baku merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan baku langsung,
sedangkan kebutuhan bahan baku tidak langsung akan direncanakan dalam anggaran biaya
overhead pabrik.
Berdasarkan uraian diatas, dapat digaris bawahi bahwa anggaran bahan baku adalah
semua anggaran yang berhubungan dengan perencanaan secara lebih terperinci mengenai
penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode yang aka datang.
TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKU
Penyusunan anggaran bahan baku sangat membantu manajemen dalam mengambil
langkah kebijakan yang berkaitan dengan:
a.
b.
c.
d.

Perkiraan jumlah kebutuhan bahan baku


Perkiraan jumlah pembelian bahan baku yang diperlukan
Dasar perkiraan kebutuhan dana dalam pembeliaan bahan baku
Dasar penentuan komponen harga pokok produk karena pemakaian bahan baku unutk
proses produksi
e. Dasar pengawasan bahan baku
4.3

ELEMEN-ELEMEN ANGGARAN BAHAN BAKU

Anggaran bahan baku meliputi empat sub anggaran yaitu, anggaran kebutuhsn bahan
baku,anggaran pembelian bahan baku, anggaran persediaan bahan baku, dan anggaran biaya
pemakaian bahan baku.
1. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Anggaran ini disususn sebagai perencanaan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk
keperluan produksi pada periode mendatang ini harus merinci:
a. Jenis barang jadi yang dihasilakan
b. Jenis bahan baku yang digunakan
c. Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi
d. Standar penggunaan bahan baku (standard usage rate/SUR)
e. Waktu penggunaan bahan baku
f. Jumlah masing-masing jenis barang jadi
2. Anggaran Pembelian Bahan Baku
Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan baku yang harus dibeli pada
periode mendatang. Anggaran ink harus merinci:
a. Jenis barang baku yang digunakan dalam proses produksi
b. Jumlah yang harus dibeli
c. Harga per Satuan (unit) bahan baku

Adapun fakto-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran pembeliaan


bahan baku, adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Anggaran unit kebutuhan bahan baku


Biaya pengadaan(setup cost)
Biaya-biaya penyimpanan dan resiko penyimpanan
Fluktuasi harga bahan baku
Tersediannya bahan baku di pasar
Modal kerja yang tersedia
Kebijakan perusahaan terhadap persediaan bahan baku yang pada umumnya
dipengaruhi oleh: fliktuasi produksi,fasilitas tempat penyimpanan, resiko
kerugian,biaya-biaya penyimpanan, tingkat perputaran persediaan bahan baku, leadtime dan modal kerja yang dimiliki.
Dalam penyusunan pembeliaan bahan baku, hal penting lainnya yang harus
diperhatikan adalah jumlah pembelian yang paling ekonomis(Economical Order
Quantity), dimana untuk menghitungnya biasanya dipertimbangkan dua jenis biaya
yang bersifat variabel yaitu:

1. Biaya pemesanan(Ordering Cost) yang selalu berubah-ubah sesuai dengan frekuensi


pemesanan.
2. Biaya penyimpanan (Carrying Cost) yang berubah-ubah sesuai dengan jumlah bahan
baku yang disimpan.
Jumlah pembelian yang paling ekonomis(EOQ) dapat diformulasikan sebagai berikut:

EOQ=

2. R . S
P. I

Dalam hal ini :


R = Jumlah bahan baku yang akan waktu tertentu
S = Biaya Pemesanan
P = Harga per unit bahan baku
I = Biaya penyimpanan (persentase dari persediaan rata-rata)
Atau dapat juga dihitung dengan rumus:

EOQ =

2. R . S
C / per unit

Dalam hal ini :


C = Biaya Penyimpanan setiap unit bahan mentah

Dalam menerapkan konsep ini perlu diperhatiakan asumsi yang mendasarinya yaitu
permintaan barang dimasa yang akan datang dapat diketahui dengan pasti dan konstan dari
waktu ke waktu.
Model dasar EOQ menganggap bahwa penjualan dapat diramalkan, pemakaian
sepanjang tahun tetap, dan persediaan bisa segera diperoleh. Agar kegiatan penjualan tidak
terganggu perusahaan harus memiliki persediaan selama tenggang waktu. Selanjutnya demi
menjaga kelancaran proses produksi, tidak cukup hanya menentukan jumlah bahan baku yang
dibeli saja, Namun harus ditentukan pula waktu pemesanan bahan baku agar dapat datang tepat
pada waktu dibutuhkan, karena bahan baku yang terlambat kadang-kadang harus dicarikan
bahan penggantinya agar proses produksi tidak berhenti.
3. Anggaran PERSEDIAAN Bahan Baku
Anggaran persediaan bahan baku disusun sebagai suatu perencanaan yang terperinci
atas kuantitas bahan baku yang disimpan sebagai persediaan, yang meliputi:
a. Jenis bahan baku yang digunakan
b. Jumlah masing-masing bahan baku yang tersisa sebagai persediaan
c. Harga per unit masing-masing jenis bahan baku
d. Nilai bahan baku yang disimpan sebagai peralatan
Adapun besarnya bahan baku yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi
tergantung pada beberapa faktor, seperti:
a. Volume produksi selama satu periode waktu tertentu
b. Volume bahan baku minimal (safety stock)
c. Besarnya pembeliaan yang ekonomis
d. Estimasi tentang naik turunya harga bahan baku pada waktu-waktu mendatang
e. Biaya-biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku
f. Tingkat kecepatan bahan baku menjadi rusak
4. Anggaran BIAYA PEMAKAIAN Bahan Baku
Bahan baku yang dibeli oleh perusahaan terdiri dari bahan baku yang digunakan dalam
proses produksi dan bahan baku yang tersimpan digudang sebagai persediaan.
Anggaran biaya pemakaian bahan baku akan merencanakan nilai bahan baku yang
digunakan dan dihitung dalam satuan moneter. Manfaat disusunya anggaran ini adalah
sebagai perhitungan harga pokok produksi yang dihasilkan, dan sebagai pengawasan
penggunaan bahan baku.
Dengan demikian dalam anggaran biaya bahan baku yang habis pakai harus diperinci
mengenai:
a. Jenis bahan baku yang digunakan
b. Jumlah masing-masing jenis bahan baku yang habis pakai untuk proses produksi
c. Harga per unit masing-masing jenis bahan baku
d. Nilai masing-masing bahan baku yang habis digunakan untuk proses produksi
e. Jenis produk yang dihasilkan
f. Waktu penggunaan bahan baku

CONTOH SOAL:
PT. MAJU merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi Barang X. Untuk
memproduksinya, perusahaan membutuhkan 2 jenis bahan baku, yaitu Bahan Baku A dan
Bahan Baku B. Di bawah ini tersedia data yang diperlukan untuk menyusun anggaran bahan
baku.
** Perkiraan Penjualan
Skala
waktu
(Quarter)
Q1

Penjualan

(unit)
9000 unit

Price
(unit
)
2500

Q2
Q3
Q4

9500 unit
10000 unit
10500 unit

2500
2500
2500

Jika diketahui persediaan


tahun 2003 :
Persediaan awal :
2000 Unit Persediaan
Akhir : 2500 Unit
Untuk tahun 2004, manajemen perusahaan menginginkan adanya persediaan akhir sebanyak
3000 Unit.
** Jumlah persediaan masing-masing bahan baku
Jenis Bahan baku

Persediaan awal

Persediaan akhir

A
B

4500

5000

1500

2000

** Perkiraan harga bahan baku

Jenis Bahan baku

Harga

Rp. 200/unit
Rp.250/unit

B
** Data pendukung lainnya:

KETERANGAN

Bahan baku A
2

Bahan Baku
B
1

Biaya pemesanan /order

Rp 1000,-

Rp 1100,-

Biaya penyimpanan/unit

Rp 25,-

Rp 75,-

Stock out cost/unit

Rp 75,-

Rp 100,-

5000 unit

3000 unit

Standar kebutuhan bahan baku/unit

Safety stock

Keterangan Lead Time ( Tenggang Waktu Menunggu) diterimanya bahan baku tersebut sejak
tanggal pemesanan dan tingkat probabilitas adalah sbb:
LEAD
Probabilitas
TIME

4 Hari

15%

5 Hari

30%

6 Hari

25%

7 Hari

30%

1 tahun = 360 hari


Berdasarkan data diatas, susunlah :
1. Anggaran produksi
2. Anggaran kebutuhan bahan baku
3. Anggaran pembelian bahan baku
4. Anggaran Biaya pemakaian bahan baku yang habis digunakan.
5. Jumlah pemesanan bahan baku yang paling ekonomis (EOQ)

6. Lead time yang paling ekonomis dengan menentukan besarnya penyimpanan tambahan
(ECC0 dan biaya kekurangan bahan (SOC) yang dapat terjadi untuk keperluan pemesanan.
7. Titik pemesanan kembali bahan baku (ROP).
Jawab :

** Anggaran Produksi

Keterangan

Quarter 1

Quarter 2

Quarter 3

Quarter 4

Total

Penjualan
Pesediaan
Akhir
Kebutuhan
Persediaan Awal

9000

9500

10000

10500

39000

2625
11625

2750
12250

2875
12875

3000
13500

3000
42000

2500
9125

2625
9625

2750
10125

2875
10625

2500
39500

Produksi

** Anggaran Kebutuhan bahan baku

Skala waktu

Bahan Baku

Produksi

SUR

Kebutuhan

Quarter 1

A
B

9125

18250

9125

9125

A
B

9625

19250

9625

9625

A
B

10125

20250

10125

10125

A
B

10625

21250

10625

10625

A
B

39500

79000

39500

39500

Quarter 2

Quarter 3

Quarter 4

Total

**Anggaran Pembelian Bahan baku

Keterangan

Q1
A

Kebutuhan
Persed akhir
Jml keb
Persed awal
Pembelian
Harga(satuan)
Nilai
pembelian

Q2
B

Q3
A

Q4
B

Total

18.250 9125

19250

9625

20250 10125

21250

10625

79000

39500

5000
23250

2000
1125

5000
24250

2000 5000 2000


11625 25250 12125

5000
26250

2000
12625

5000
84000

2000
41500

4500
18750

1500
9625

5000
19250

2000
9625

5000 2000
20250 10125

5000
21250

2000
10625

4500
79500

1500
40000

200
3750

250
2406

200
3850

250
2406

200
4050

250
2531

200
4250

250
2656

200
15900

250
10000

000

250

000

250

000

250

000

250

000

000

** Anggaran Biaya Bahan Baku Yang Habis Digunakan

Bahan
Baku
Kebutuhan ( unit)
A

79.000 unit
39500 unit

Barang
X
Harga

Jumlah

Rp 200

Rp 158.000.000

Rp 250

Rp 9.875.000

** Economic Order Point


Bahan Baku A
EOQ = 2.R.S
C / unit

Bahan Baku B
EOQ = 2. R. S
C / unit

= 2(79500)(Rp1000)

= 2(40000)(Rp1100)

Rp25
= 159000000
25
= 6.360.000

Rp75
=88.00000
75
= 1.173.333.34

EOQ = 2.521,9 unit

EOQ = 1.083.2 unit

Frekwensi pemesana = R / EOQ

Frekwensi pemesana = R / EOQ

= 79500/2.521.9

= 40.000/ 1.083.2

= 36.92

31.52

**Extra Caryring Cost Bahan Baku A

** Extra carrying Cost Bahan baku B

Biaya penyimpanan per hari per order:

Biaya penyimpanan perhari perOrder

ECC = EOQ x C = 2.521.9 x 25 = 175.14


360
360

ECC = EOQ x C = 1.083.2 x 75 = 225.63


360
360

a). Bila Lead Time 4 hari


ECC = Rp 0,b). Bila Lead Time 5 Hari
(Rp175,14)=Rp26,271
c). Bila Lead Time 6 Hari
(0.150+1.(0.30).(Rp175,14)]
ECC=Rp105,08

a) Bila Lead Time 4 hari


ECC = Rp 0,b) Bila Lead Time 5 Hari ECC=1(0.15).
ECC=1.(0.15).(Rp225,63)=Rp33,84
c) Bila Lead Time 5 Hari ECC=[2.
ECC=[2.(0.15)+1.(0.30).(Rp225,63)]
ECC=Rp 135,38

d). Bila Lead Time 7 hari


e). ECC=[3(0.15)+2(0.30)+1(0.25).(Rp175,14)]
ECC=Rp227,68

** Stok Out Cost Bahan Baku A

d). Bila Lead Time 7 hari


ECC=[3(0.15)+2(0.30)+1(0.25)(Rp225,14)]
ECC=Rp 292,68

** Stock Out Cost Bahan Baku B

Kebutuhan bahan baku per hari

Kebutuhan bahan Baku per hari

79500 = 220,83 ~ 221 Unit

40.000 = 111,11 ~111 Unit

360

a). Bila Lead Time 4 hari


SOC=[1(0.30)+2(0.25)+3(0.30).(75).(221)]
SOC =Rp28.177,5
b). Bila Lead Time 5 hari
SOC=[1(0.25)+2(0.30).(75).(221)]

SOC= Rp 14.088,75

360

a). Bila Lead Time 4 hari


SOC=[1(0.30)+2(0.25)+3(0.30).(100).(111)]
SOC= Rp 18.870
b). Bila Lead Time 5 Hari
SOC=[1(0.25)+2(0.30).(100).(111)]

SOC= Rp9435

c). Bila Lead Time 6 hari


SOC=[1(0.30).(75).(221)]
SOC=Rp4.972,5

c). Bila Lead Time 6 hari


SOC=[1(0.30).(100).(111)]
SOC= Rp 3330

d). Bila Lead Time 7 hari


hari SOC= 0

d). Bila Lead Time 7


SOC=0

ANGGARAN BIAYA PENJUALAN


A.

Pengertian
Anggaran Biaya Penjualan merupakan anggaran yang merencanakan secara rinci
biaya-biaya penjualan yang akan dikeluarkan pada satu periode yang akan datang. Biaya
Penjualan sering juga disebut biaya distribusi adalah semua biaya yang dikeluarkan
dalam rangka menyampaikan barang kepada konsumen.

B.

Pendekatan Penentuan Anggaran Biaya Penjualan


Untuk menentukan berapa besarnya anggaran biaya penjualan pada suatu periode
dapat digunakan beberapa pendekatan :
1.

Persentase Tertentu dari Penjualan


Dalam pendekatan ini besarnya biaya penjualan ditentukan berdasarkan persentase
tertentu dari total penjualan. Penentuan besarnya persentase tersebut sangat tergantung
pada keputusan Manajemen, kas yang tersedia, dan biaya penjualan pada periode
sebelumnya.
Misalnya pada tahun 2011 manajemen sudah menetapkan besarnya biaya
penjualan sebesar 30% dan persentase tersebut sudah dijadikan dasar untuk
menetapkan harga jual.
Pada tahun 2011 penjualan TW I 25%, TW II 20%, TW III 35% dan TW IV 20%
dengan total penjualan Rp. 100.000.000,00. Sedangkan besarnya setiap biaya
proporsinya ditetapkan sama dengan tahun sebelumnya, yaitu :
Tabel I
Biaya Penjualan Tahun 2010
Biaya - biaya
Promosi
Komisi
Gaji Pegawai
Transportasi
Lain-lain

Proporsi
40%
10%
15%
20%
15%

Jawab :
1) Anggaran Biaya Penjualan= 30% x Rp. 100.000.000,00
= Rp. 30.000.000,00
2) Anggaran Biaya Penjualan per Triwulan
TW I
: 25% x Rp. 30.000.000,00 = Rp. 7.500.000,00
TW II
: 20% x Rp. 30.000.000,00 = Rp. 6.000.000,00
TW III
: 35% x Rp. 30.000.000,00 = Rp 10.500.000,00
TW IV
: 20% x Rp. 30.000.000,00 = Rp 6.000.000,00
3) Rincian Anggaran Triwulan I
a. Promosi
: 40% x Rp. 7.500.000,00 = Rp. 3.000.000,00
b. Komisi : 10% x Rp. 7.500.000,00 = Rp. 750.000,00
c. Gaji Pegawai : 15% x Rp. 7.500.000,00 = Rp. 1.125.000,00
d. Transportasi: 20% x Rp. 7.500.000,00 = Rp. 1.500.000,00
e. Lain-lain
: 15% x Rp. 7.500.000,00 = Rp. 1.125.000,00

Tabel 2
Anggaran Biaya Penjualan Tahun 2011
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Biaya-biaya
Promosi
Komisi
Gaji Pegawai
Transportasi
Lain-lain
Jumlah
2.

TW I
3.000.000
750.000
1.125.000
1.500.000
1.125.000
7.500.000

TW II
2.400.000
600.000
900.000
1.200.000
900.000
6.000.000

TW III
4.200.000
1.050.000
1.575.000
2.100.000
1.575.000
10.500.000

TW IV
2.400.000
600.000
900.000
1.200.000
900.000
6.000.000

Jumlah
12.000.000
3.000.000
4.500.000
6.000.000
4.500.000
30.000.000

Jumlah Tertentu Untuk Setiap Unit Penjualan


Dalam pendekatan ini setiap produk dibebani sejunlah tertentu yang jumlahnya
tidak sama untuk produk yang berbeda.

Misalnya pada tahun 2011 perusahaan memproduksi dan menjual 2 macam produk
yakni produk merah dan produk hijau. Anggaran penjualan kedua produk adalah :

Tabel 3
Anggaran Penjualan
Triwulan
TW I
TW II
TW III
TW IV
Jumlah

Produk Merah (Rp)


10.000.000
20.000.000
35.000.000
40.000.000
105.000.000

Produk Hijau (Rp)


15.000.000
25.000.000
30.000.000
50.000.000
120.000.000

Kedua produk tersebut masing-masing dijual dengan harga Rp. 10.000,00 untuk
produk merah dan Rp. 20.000,00 untuk produk hijau. Pada harga tersebut sudah
diperhitungkan biaya penjualan sebesar Rp. 1.500,00 untuk produk merah dan Rp.
2.000,00 untuk produk hijau.
Anggaran biaya penjualan tahun 2011 dapat disusun sebagai berikut :
(Komposisi biaya sebagaimana contoh sebelumnya).
Jawab :
1) Produk Merah
TW I
Penjualan = 1.000 unit
Biaya Penjualan = 1.000 x 1.500 = 1.500.000
TW II
Penjualan = 2.000 unit
Biaya Penjualan = 2.000 x 1.500 = 3.000.000
TW III
Penjualan = 3.500 unit
Biaya Penjualan = 3.500 x 1.500 = 5.250.000
TW IV
Penjualan = 4.000 unit
Biaya Penjualan = 4.000 x 1.500 = 6.000.000
2) Produk Hijau
TW I
Penjualan = 750 unit
Biaya Penjualan = 750 x 2.000 = 1.500.000
TW II
Penjualan = 1.250 unit
Biaya Penjualan = 1.250 x 2.000 = 2.500.000

TW III
TW IV

Penjualan = 1.500 unit


Biaya Penjualan = 1.500 x 2.000 = 3.000.000
Penjualan = 2.500 unit
Biaya Penjualan = 2.500 x 2.000 = 5.000.000

3) Biaya Penjualan tahun 2011 untuk kedua produk sebagai berikut :


TW I
= 1.500.000 + 1.500.000 = 3.000.000
TW II
= 3.000.000 + 2.500.000 = 5.500.000
TW III
= 5.250.000 + 3.000.000 = 8.250.000
TW IV
= 6.000.000 + 5.000.000 = 11.000.000
4) Rincian Anggaran Triwulan I
a. Promosi
: 40% x Rp. 3.000.000,00 = Rp. 1.200.000,00
b. Komisi
: 10% x Rp. 3.000.000,00 = Rp. 300.000,00
c. Gaji Pegawai : 15% x Rp. 3.000.000,00 = Rp 450.000,00
d. Transportasi : 20% x Rp. 3.000.000,00 = Rp. 600.000,00
e. Lain-lain
: 15% x Rp. 3.000.000,00 = Rp. 450.000,00

Tabel 4 Anggaran Biaya Penjualan


No.
1.
2.
3.
4.
5.

Biaya-biaya
Promosi
Komisi
Gaji Pegawai
Transportasi
Lain-lain
Jumlah

TW I
1.200.000
300.000
450.000
600.000
450.000
3.000.000

TW II
2.200.000
550.000
825.000
1.100.000
825.000
5.500.000

TW III
3.300.000
825.000
1.237.500
1.650.000
1.237.500
8.250.000

TW IV
4.400.000
1.100.000
1.650.000
2.200.000
1.650.000
11.000.000

Jumlah
11.100.000
2.775.000
4.162.500
5.550.000
4.162.500
27.750.000

3. Berdasarkan Keuntungan Periode Sebelumnya


Besarnya anggaran biaya penjualan periode yad tergantung pada keuntungan yang
diperoleh pada periode sebelumnya.

4. Berdasarkan Return On Investment (ROI)

ROI adalah suatu tingkat pengembalian investasi yakni seberapa besar keuntungan
yang diperoleh dari penanaman investasi tertentu.
Laba
ROI = ---------------Investasi
Bila ROI periode sebelumnya lebih besar maka biaya penjualan yang dianggarkan
relative besar.
5. Berdasarkan Tingkat Persaingan
Bila persaingan usaha dirasa relatif ketat, maka biaya penjualan pada periode yad
akan dianggarkan lebih besar.

ANGGARAN KAS

A. Pengertian Anggaran Kas


Sebelum menyusun cash budget maka terlebih dahulu diketahui pengertian dari cash
budget. Berikut beberapa pendapat tentang pengertian cash budget.
Bambang Riyanto (1996 : 97) menyatakan bahwa cash budget adalah estimasi
terhadap posisi kas untuk periode tertentu yang akan datang.
Sedangkan menurut Erich a. Helfert (1997 : 128 ) menyatakan bahwa anggaran kas
adalah sarana perencanaan bulan demi bulan atau minggu demi minggu yang sangat
spesifik, biasanya disusun oleh staf keuangan suatu perusahaan.
M. Munandar (2001 : 311) mengemukakan bahwa cash budget adalah budget yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya
dari waktu kewaktu selama periode yang akan dating, baik perubahan yang berupa
pengeluaran kas, maupun yang berupa penerimaan kas.
Dari ketiga pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa cash budget adalah
suatu perencanaan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas untuk mengetahui
kapan akan terjadi surplus dan deficit untuk suatu periode yang akan datang.
Anggaran kas adalah Anggaran yang merencanakan secara lebih terperincitentang
kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu-kewaktu selama periodeyang datang,
baik perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yangberupa pengeluaran
kas. Penyusunan anggaran kas bagi suatu perusahaan sangatlahpenting artinya bagi
penjagaan likuiditasnya.
Dengan menyusun anggaran kas akan dapat diketahui kapan perusahaan dalam
keadaan defisit kas atau surplus kaskarena operasi perusahaan. Dengan mengetahui
adanya defisit kas jauhsebelumnya, maka dapatlah direncanakan sebelumnya penentuan
sumber dana yangakan digunakan untuk menutupi defisit tersebut. Karena masih
cukupnya waktumaka terdapat lebih banyak alternatif sumber dana, dan rnakin banyaknya
alternatif sumber dana berarti, kita dapat mengadakan pemilihan sumber dana yang
biayanyapaling rendah. Sebaliknya dengan mengetahui jauh sebelumnya bahwa
akanterdapat surplus kas yang besar, maka jauh sebelumnya sudah dapat
direncanakanbagaimana menggunakan kelebihan dana secara efisien.

B. Tujuan utama budget kas adalah untuk :

a. Memberikan taksiran posisi kas akhir setiap periode sebagai akibat darioperasional
perusahaan.
b. Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya, sekaligus untukmenentukan
kebutuhan pembiayaan atas kelebihan kas mengangsur untukinvestasi.
c. Menyelaraskan kas dengan total modal kerja, pendapatan penjualan, biaya, danutang.
d. Dapat pakai sebagai alat pemantau posisi kas secara terus-meneru
C. Manfaat Budget Kas
Menurut Riyanto (1982:89), manfaat anggaran kas adalah sebagai berikut:
1. kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasi perusahaan
2. kemungkinan adanya surplus atau defisit karena rencana operasi perusahaan.
3. besarnya dana beserta saat-saat kapan dana itu dibutuhkan untuk menutup defisit kas.
4. kapan saat kredit itu dibayar kembali.
Dari pernyataan tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa kegunaan dari anggaran kas
adalah untuk menyeimbangkan arus kas masuk dan arus kas keluar dalam suatu periode
tertentu dalam menjalankan operasi kegiatan suatu perusahaan.
D. Penyusunan Anggaran Kas
Penyusunan anggaran ini mencakup dua sektor yaitu :
- . Sektor Penerimaan kas yang pada umumnya berasal dari:
a. Penjualan tunai barang jadi yang diproduksi
b. Penagihan Piutang
c. Penjualan Aktiva tetap
d.Penerimaan lain-lain (Non Operating), seperti misalnya penghasilan
bunga,penghasilan sewa, penghasilan dividend, dan sebagainya.
- . Sektor pengeluaran kas yang pada umumnya bempa pengeluaran untuk beayabeaya, baik beaya-beayautama (operating), maupun beaya-beaya bukan utama (non
Operating), sepertimisalnya :
a. Pembelian tunai bahan mentah
b. Pembayaran utang
c. Pembayaran upah tenaga kerja langsung
d. Pembayaran beaya pabrik tidak langsung
e. Pembayaran beaya administrasif.
f. Pembayaran beaya penjualan
g. Pembelian aktiva tetap

h. Pembayaran lain-lain (non Opearting), seperti misalnya pembayaran beaya


bunga,pembayaran beaya sewa, dan sebagainya.
Menurut Riyanto (1980:90), tahap-tahap dalam penyusunan anggaran kas adalah
sebagai berikut:
1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional
perusahaan, transaksi-transaksi disini merupakan operasi (operation transaction)
pada tahun ini dapat diketahui adanya defisit/surplus karena rencana operasi
perusahaan.
2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau
sumber-sumber dana lainnya yang operasi perusahaan juga disusun estimasi
pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayaran kembali, transaksitransaksi di sini merupakan transaksi finansial (financial transactions)
3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah
adanya transaksi finansial, dan anggaran kas yang final merupakan gabungan dari
transaksi operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi
penerimaan dan pengeluaran kas secara keseluruhan.
Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa apabila di dalam
menyusun transaksi operasi terjadi defisit maka untuk menutup defisit tersebut
diperlukan suatu transaksi keuangan.

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyusunan Anggaran Kas


1) Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun anggaran kas adalah:
a. Anggaran penjualan, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah(kuantitas)
barang yang akan dijual dari waktu-kewaktu selama periode yangakan datang.
Semakin besar jumlah penjualan akan memperbesar penerimaan kas.
b. Keadaan persaingan di pasar. Persaingan yang lebih keras akan memperkecil
pulapenerimaan kas. Persaingan yang lebih lunak akan memungkinkan
perusahaanmemperbesar pula penerimaan kas

c. Posisi perusahaan dalam persaingan cukup kuat akan memperbesar penerimaan Syarat
pembayaran (term of payment) yang ditawarkan perusahaan.
d. Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang. Penagihan piutang yanglebih
aktif akan mempercepat penerimaan kas. Sedangkan sebaliknya, penagihanpiutang
yang kurang aktif akan memperlambat penerimaan kas
e. Budget perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang pengurangan(penjualan)
aktiva tetap.
f. Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan-penerimaan kas dari sumberlain-kin
(Non Operating), seperti misalnya penghasilan bunga, penghasilan sewa,penghasilan
dividend, dan sebagainya.
2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Kas antara lain
a. Budget pembelian bahan mentah, khususnya rencana tentang jenis (Kualitas)dan
jumlah (kuntitas) bahan mentah yang akan dibeli dari waktu-kewaktuselama
Periode yang akan datang.
b. Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar persaingan yang
lebihkeras akan memperkecil pengeluaran kas.
c. Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah. Bilamana posisi
sahaancukup kuat, maka perusahaan lebih dapat "memaksakan" pembelian
secarakredit, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas.
d. Syarat pembayaran (tenn of payment) yang ditawarkan oleh supplier
bahanmentah.
e. Budget upah tenaga kerja langsung. Semakin besar upah tenaga kerja
langsungyang akan dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang
akandilakukan.
f. Budget beaya pabrik tidak langsung. Semakin besar beaya pabrik tidak
langsungyang harus dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang
akandilakukan.
g. Budget beaya administrasi. Semakin besar beaya administrasi yang harusdibayar,
akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.
h. Budget perusahaan aktiva tetap, khususnya rencana tentang penambahan
aktivatetap. Penambahan aktiva tetap memperbesar pengeluaran kas.i. Rencanarencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas untukkeperluan lain-

lain (Non perating), seperti misalnya untuk beaya bunga, beayasewa, dan
sebagainya
F. Bentuk Anggaran Kas
Bentuk standard yang harus dipergunakan masing-masing perusahaan mempunyai
kebebasan untuk menentukan bentuk serta formatnya. Oleh karena budget kas mencakup
dua sektor, yaitu sektor penerimaan kas dan sector pengeluaran kas, maka sebelum
disusun budget kas, terlebih dahulu perlu disusun skedul tentang penerimaan kas (Cash
Inflow Schedule) dan skedul tentang pengeluaran kas (Cash Outflow Schedule) tersebut.
Contoh soal Perhitungan Anggaran Kas
1. Saldo piutang tanggal 1 juli 2008 = 0
Saldo kas tanggal 1 Juli 2008 Rp. 200.000
Saldo Kas minimun di tetapkan Rp. 180.000
2. Penjualan
Juli
Rp. 1000.000
Agustus
Rp. 1.200.000
September
Rp. 1.400.000
Oktober
Rp. 1.200.000
November
Rp. 1.400.000
Desember
Rp. 1.000.000
Dengan pola sebagai berikut :
60 % dari padanya adalah penjualan tunai, sedangkan sisanya penjualan kredit
dengan cara
40 % diterima pada bulan terjadinya penjualan
40 % diterima satu bulan sesuadahnya
20 % diterima dua bulan sesuadhnya
3. 10 % dari penjualan kredit di cadangkan untuk piutang yang diduga tidak dapat di
tagih

4. Bulan
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

Penerimaan yang lainnya


Rp. 56.000
Rp. 202.000
Rp. 192.000
Rp. 58.000
Rp. 164.400
Rp. 168.000

Pengeluaran kas
Rp. 350.000
Rp. 400.000
Rp. 500.000
Rp. 800.000
Rp. 950.000
Rp. 1.900.000

Diminta :
a. Susunlah anggaran pengumpulan piutang periode juli sampai dengan Desember 2008
b. Susunlah anggaran kas periode juli sampai dengan Desember 2008
c. Bagaimana nampaknya pada neraca per 1 Juli 2008 dan pada neraca 31 desember 2008
mengenai kas dan piutang
d. Jika kelebihan kas apa yang saudara usulkan kepada pimpinan perusahaan uraikanlah
setiap bulannya (berapa kelebihan kas dan lain lain
Jawaban
a. Anggaran pengumpulan piutang periode juli sampai dengan Desember 2008
Perhitungan

Penjualan
Penj. Tunai 60 %
Penjualan Kredit
Penyusutan Piutang 10
%
Piutang Netto

Juli
100000
0
600000
400000

Agustus
120000
0
720000
480000

40000
360000

48000
432000

Septembe
r
1400000
840000
560000

Oktober
120000
0
720000
480000

56000
504000

48000
432000

Novembe
r

Desembe
r

1400000
840000
560000

1000000
600000
400000

56000
504000

40000
360000

Pola Pelunasan
Juli
40 % x 360.000 = 144.000
Agustus
40 % x 360.000 = 144.000
September
20 % x 360.000 = 72.000

Oktober
November
Desember

40 % x 432.000 = 172.800
40 % x 432.000 = 172.800
20 % x 432.000 = 86.400

Agustus
September
Oktober

40 % x 432.000 = 172.800
40 % x 432.000 = 172.800
20 % x 432.000 = 86.400

November
Desember
Januari

40 % x 504.000 = 201.600
40 % x 504.000 = 201.600
20 % x 432.000 = 100.800

September
Oktober
November

40 % x 504.000 = 201.600
40 % x 504.000 = 201.600
20 % x 504.000 = 100.800

Desember
Januari
Pebruari

40 % x 360.000 = 144.000
40 % x 360.000 = 144.000
20 % x 360.000 = 72.000

Daftar Penerimaan Dari Piutang

Juli

Agustu
s

Sept

144000

144000

72000

172000

172000

Bulan
Penjualan
Juli

Piutang
Netto
360000

Agustus

432000

September

504000

201600 201600 100800

Oktober

432000

172800 172800

November

504000

201600

Desember

360000

Jumlah

2592000

144000

316000

Okt

Nov

Des

Thn
Yad

86400

445600 460800 475200

86400
20160
0
14400
0
43200
0

100800
216000
316800

b. Susunlah Anggaran Kas periode Juli sampai Dengan Desember 2008


Juli
Agust
Sept
Okt
Nov
Des
1.488.80 2.467.20 2.906.00 3.435.60
Saldo Awal
200.000 650.000
0
0
0
0
Penjualan Tunai
600.000 720.000 840.000 720.000 840.000 600.000
Piutang
144.000 316.800 446.400 460.800 475.200 432.000
Penerimaan Lain
56.000 202.000 192.000
58.000 164.400 168.000
1000.00 1.888.80 2.967.20 3.706.00 4.385.60 4.635.60
Tersedia
0
0
0
0
0
0
Pengeluaran
1.900.00
Lain
350.000 400.000 500.000 800.000 950.000
0
1.488.80 2.467.20 2.906.00 3.435.60 2.735.60
Saldo Akhir
650.000
0
0
0
0
0

c. Nampak pada neraca per 1 Juli 2008 dan pada neraca 31 Desember 2008 mengenai kas
dan piutang
Neraca Awal 1 Juli
Kas
200.000
Piutang
-

Neraca Akhir 31 Desember


Kas
2.735.600
Piutang
352.000
Penyisihan
35.200
Piutang Netto
316.800

d. Jika ada kelebihan kas apa yang akan saudara usulkan kepada pimpinan perusahaan
Kelebihan uang kas ialah selisih antara saldo akhir kas dengan kas minimum (misalkan
kas minimun untuk akhir juli 650.000 180.000 = Rp. 470.000 ) sebaiknya ditanamkan
dalam investasi sementara berupa ,arkeatble securities

DAFTAR PUSTAKA

http://exurchin.blogspot.com/2010/12/anggaran-komprehensif.html
https://paknurcahyo.wordpress.com/2010/11/19/pengertian-dan-penyusunan-anggarankomprehensif/
http://blogs.unpad.ac.id/ratnakomara11/files/2012/02/Anggaran-BIAYA-BAHAN-BAKU.pdf
http://manabisnis.blogspot.com/2013/05/anggaran-biaya-penjualan_14.html

Anda mungkin juga menyukai