Anda di halaman 1dari 14

Kebutuhan Gizi dan Fungsi Dari Zat-zat Yang Dibutuhkan Tubuh

Abstrak
Asupan gizi sangat penting untuk tubuh kita , baik pada anak-anak maupun pada orang dewasa.
Tubuh kita memerlukan gizi yang cukup untuk melakukan pertumbuhan , produksi hormonhormon maupun hal-hal yang lain. Salah satu gizi penting yang diperlukan tubuh adalah
karbohidrat. Karbohidrat merupakan sumer energi utama bagi manusia . semua karbohidrat
berasal dari tumbuh-tumbuhan yang diperoleh melalui proses fotosintesis. Molekul karbohidrat
terdiri atas unsure-unsur karbon (C) , hidrogen (H) , dan oksigen (O) dengan rumus CH2O.
molekul karbohidrat ada yang tersusun dalam bentuk sederhana dan ada juga dalam bentuk
kompleks. Berdasarkan susunan molekulnya, karbohidrat dibedakan atas monosakarida ,
disakarida , dan polisakarida. Karbohidrat memiliki beberap fungsi yang tidak tergantikan oleh
zat makanan lain. Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi .
Kata kunci : gizi , karbohidrat

Abstract
Nutrient intake is essential for our bodies, both in children and in adults. Our bodies need
adequate nutrition to growth, the production of hormones and other things. One of the essential
nutrients that the body needs are carbohydrates. Carbohydrates are the main energy sumer for
humans. all carbohydrates come from plants obtained through the process of photosynthesis.
Carbohydrate molecule composed of the elements carbon (C), hydrogen (H), and oxygen (O)
with the formula CH2O.
No carbohydrate molecules are arranged in a simple form and some in the form of a complex.
Based on the structure of the molecule, carbohydrates divided into monosaccharides,
disaccharides, and polysaccharides. Carbohydrates have be some functions that are not

replaced by other food substances. The primary function of carbohydrates is as an energy


source.
Keyword : Nutrients , carbohydrates

Pendahuluan
Latar belakang
Asupan gizi sangat penting untuk tubuh kita , baik pada anak-anak maupun pada orang
dewasa. Tubuh kita memerlukan gizi yang cukup untuk melakukan pertumbuhan , produksi
hormon-hormon maupun hal-hal yang lain. Bila kita kekurangan gizi , tubuh kita tidak bisa
melakukan kerjanya dengan baik seperti pertumbuhan terhambat , tidak bisa memproduksi
hormon dan biasanya yang paling sering terjadi adalah kita terkena penyakit tertentu. Pada
makalah ini akan dibahas mengenai asupan gizi pada balita yang seimbang dan mengenai
fungsi-fungsi dari zat-zat yang dibutuhkan tubuh seperti karbohidrat , lemak atau lipid ,
protein , dan lain-lain .

Rumusan masalah
Seorang bayi perempuan usia 4 bulan dibawa ke klinik karena lemas karena tidak diberikan
asi sejak 1 bulan terakhir karena ibu tersebut harus bekerja.

Tujuan
Mempelajari gizi yang seimbang untuk balita dan fungsi-fungsi dari zat-zat yang dibutuhkan
tubuh.

Pembahasan

Pada bagian akan dibahas sesuai mind map yang telah kelompok kami buat , namun terlebih
dahulu mari kita lihat skenario kasus. Skenario kasus seperti berikut :
Seorang bayi perempuan berusia 4 tahun di bawa ke klinik karena lemas. Dari data
pemeriksaan awal , berat badan bayi tersebut di bawah kurva standar. Berdasarkan
pengakuan ibunya bayi tersebut sudah tidak diberikan asi sejak 1 bulan terakhir di karenakan
ibu tersebut haarus bekerja. Karena keterbatasan ekonomi, sebagai pengganti asi, bayinya
diberikan susu formula yang tidak sesuai dengan takaran yang dianjurkan dan tidak diberikan
makanan pengganti asi lainnya.
Sekian mengenai skenario kasus , sekarang mari kita lihat mind map skenario pada kasus ini :

Fungsi
kahrbohidrat ,
lemak , protein
dan benda keton
Hormonehormon yang
dihasilkan pada
saat kelaparan

Rumusan
masalah

Gizi seimbang
pada balita

Metabolisme
energi
Metabolisme
karbohidrat ,
protein, lemak ,
benda keton
Perubahan
metabolisme pada
keadaan kelaparan

Pertama-tama akan dijelaskan mengenai fungsi dari karbohidrat , lemak , protein dan benda
keton , namun sebelumnya mari kita lihat terlebih dahulu mengenai pengertian dari zat
tersebut . karbohidrat merupakan sumer energi utama bagi manusia . semua karbohidrat
berasal dari tumbuh-tumbuhan yang diperoleh melalui proses fotosintesis. Molekul
karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C) , hidrogen (H) , dan oksigen (O) dengan
rumus CH2O. molekul karbohidrat ada yang tersusun dalam bentuk sederhana dan ada juga
dalam bentuk kompleks. Berdasarkan susunan molekulnya, karbohidrat dibedakan atas
monosakarida , disakarida , dan polisakarida. Karbohidrat memiliki beberap fungsi yang
tidak tergantikan oleh zat makanan lain. Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber
energi . Adapun fungsi karbohidrat lainnya adalah memberi rasa manis pada makanan,
menghemat penggunaan protein, mengatur metabolisme lemak, dan membantu pengeluaran
feses.[1]
Protein merupakan bagian terbesar tubuh setelah air. Diperkirakan, seperlima bagian tubuh
adalah berupa protein. Protein dapat ditemukan di dalam otot, tulang , kulit , darah , enzim ,
hormon , dan matriks intraselular. Protein tersusun dari rantai-rantai panjang asam amino
yang terikat dalam ikatan peptida. Setiap asam amino terdiri atas unsure karbon , oksigen ,
dan nitrogen. Selain itu, pada beberapa asam amino juga ditemukan unsur-unsur lainnya,
seperti fosfor , besi , yodium , dan kobalt. Pada umumnya , terdapat 20 macam asam amino
yang diperlukan tubuh. Sebanyak sepuluh diantaranya sangat diperlukan untuk pertumbuhan
dan pemeliharaan tubuh. Asam amino demikian disebut asam amino esensial. Jika tubuh
mengandung cukup nitrogen, maka tubuh mampu membentuk asam amino lainnya. Asam
amino yang dapat dibuat di dalam tubuh disebut asam amino nonesensial. Fungsi utama
protein untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Fungsi protein lainnya untuk
mengatur keseimbangan air , memelihara netralitas tubuh , membentuk antibody ,
mengangkut zat-zat gizi (misalnya lipoprotein dan transferin) , biokatalisator , dan sumber
energi.[1]

Lemak merupakan senyawa organic yang tidak dapat larut di dalam air. Lemak hanya dapat
larut dalam pelarut organic, seperti etanol , eter , kloroforin , dan benzena. Berdasarkan
susunan kimianya , lemak dapat dikelompokkan atas lemak sederhana , lemak majemuk , dan
lemak turunan. Lemak sederhana meliputi lemak daging hewan dan minyak. Lemak
sederhana umumnya disusun oleh trigliserida , yaitu suatu ester gliserol yang tersusun dari
satu gliserol dan tiga asam lemak. Lemak majemuk merupakan gabungan antara lemak dan
senyawa bukan lemak (misalnya, fosfat dan protein). Salah satu lemak majemuk yang
terkenal adalah fosfolipid. Fosfolipid merupakan trigliserida yang posisi asam lemak pada
rantai karbon ketiganya ditempati oleh gugus fosfat , sedangkan basanya mengandung
nitrogen. Fosfolipid terdapat dalam tiap sel hidup dan dibentuk di dalam hati. Fosfolipid
bermanfaat dalam pembentukan membrane sel.[1]
Lemak turunan atau derivate lemak merupakan senyawa yang dihasilkan dari proses
hidrolisis lemak. Beberapa contoh derivate lemak adalah asam lemak , gliserol , kolestrol ,
dan steroid. Asam lemak merupakan asam organic yang terdiri atas rantai hidrokarbon (CH)
dan gugus karboksil (COOH). Gliserol merupakan senyawa yang terdiri atas tiga gugus
hidroksil yang masing-masing berinteraksi dengan gugus karboksil asam lemak. Kolestrol
merupakan komponen esensial pada membrane struktural semua sel dan komponen untuk
pembentukan sejumlah steroid penting, seperti asam empedu , asam folat , dan hormone seks.
Namun , dalam jumlah yang berlebihan dapat menjadi berbahaya bagi kesehatan tubuh. Di
dalam darah , kelebihan kolestrol dapat menyebabkan terbentuknya endapan pada pembuluh
darah sehingga menyebabkan penyempitan pada pembuluh tersebut. Peristiwa demikian
dikenal dengan istilah arteriosklerosis. Jika terjadi pada pembuluh darah jantung dapat
menyebabkan jantung koroner dan jika terjadi pada pembuluh darah otak menyebabkan
stroke.[1]

Berdasarkan ikatan kimianya, lemak dapat dibedakan atas lemak jenuh dan tidak jenuh.
Lemak jenuh merupakan lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap pada rantai karbon asam
lemaknya. Lemak jenuh bersifat nonesensial karena dapat dibentuk di dalam tubuh. Lemak
tidak jenuh merupakan lemak yang terdiri atas satu atau lebih ikatan rangkap. Lemak ini
bersifat esensial karena tidak dapat dibentuk di dalam tubuh. Lemak merupakan penghasil
energi paling besar bagi tubuh. Pembakaran 1 gram lemak mampu menghasilkan energi 2,5
kali lebih besar daripada pembakaran 1 gram karbohidrat atau 1 gram protein. Selain
penghasil energi , lemak juga berfungsi untuk memelihara suhu tubuh , melindungi tubuh ,
memberi rasa kenyang dan kelezatan , mengakut vitamin larut lemak , sebagai sumber asam
lemak esensial , dan sebagai bahan penyusun membran sel.[1]
Badan keton terdiri dari 3 senyawa, yaitu aseton, asam aseotasetat, dan asam hidroksibutirat, yang merupakan produk metabolisme lemak dan asam lemak yang
berlebihan. Badan keton diproduksi ketika karbohidrat tidak dapat digunakan untuk
menghasilkan energi yang disebabkan oleh : gangguan metabolisme karbohidrat (mis.
diabetes mellitus yang tidak terkontrol), kurangnya asupan karbohidrat (kelaparan, diet tidak
seimbang : tinggi lemak rendah karbohidrat), gangguan absorbsi karbohidrat (kelainan
gastrointestinal), atau gangguan mobilisasi glukosa, sehingga tubuh mengambil simpanan
asam lemak untuk dibakar.[1]
Sekarang kita akan masuk mengenai metabolisme . metabolisme adalah istilah yang
digunakan untuk menjelaskan interkonversi senyawa kimia di dalam tubuh, jalur yang
diambil oleh tiap molekul , hubungan antarmolekul , dan mekanisme yang mengatur aliran
metabolit melalui jalur-jalur metabolisme. Jalur metabolik digolongkan menjadi tiga kategori
: [2]
Jalur anabolik : yaitu jalur-jalur yang berperan dalam sintesis senyawa yang lebih
besar dan kompleks dari precursor yang lebih kecil , misalnya sintesis protein dari
asam amino dan sintesis cadangan triasilgliserol dan glikogen. Jalur anabolik bersifat
endotermik.
6

Jalur katabolik : berperan dalam penguraian molekul besar , sering melibatkan reaksi
oksidatif ; jalur ini bersifat eksotermik, menghasilkan ekuivalen pereduksi, dan ATP
terutama melalui rantai respiratorik.
Jalur amfibolik : berlansung di persimpangan metabolisme , bekerja sebagai
penghubung antara jalur katabolik dan anabolik, misalnya siklus asam sitrat.
Pengetahuan tentang metabolisme normal sangat penting untuk memahami kelainan yang
mendasari penyakit. Metabolisme normal mencakup adaptasi terhadap masa kelaparan, aktivitas
fisik, kehamilan, dan menyusui. Kelainan metabolisme dapat terjadi karena defisiensi gizi,
defisiensi enzim, sekresi abnormal hormone, atau efek obat dan toksin. Orang dewasa dengan
berat badan 70 kg memerlukan sekitar 10-12 MJ (2400-2900 kkal) dari bahan bakar metabolic
setiap hari; hewan yang lebih besar memerlukan simpanan yang lebh sedikit dan hewan yang
lebih kecil memerlukan lebih banyak, per kg berat badannya, serta hewan dan anak yang sedang
tumbuh memiliki kebutuhan yang secara proposional lebih besar untuk memenuhi pengeluaran
energi pertumbuhan. Bagi manusia kebutuhan ini terpenuhi dari karbohidrat (40-60%), lipid
(terutama triasilgliserol, 30-40%), dan protein (10-15%), serta alcohol. Campuran karbohidrat,
lipid, dan protein yang dioksidasi bergantung pada apakah subjek berada dalm keadaan puasa
atau kenyang, dan bergantung pada intensitas kerja fisik.[2]
Kebutuhan akan bahan bakar metabolic relative konstan sepanjang hari karena aktivitas fisik
rerata menigkatkan laju metabolic hanya sekitar 40-50% di atas laju metabolik basal. Namun,
kebanyakan orang mengonsumsi asupan harian bahan bakar metabolik mereka dalam dua atau
tiga kali makan sehingga terdapat kebutuhan untuk membentuk cadangan karbohidrat (glikogen
di hati dan otot) dan lipid (triasigliserol di jaringan adipose) pada periode setelah makan, yang
digunakan ketika belum terdapat asupan makanan. Jika asupan bahan bakar metabolic selalu
lebih besar daripada pengeluaran energi, kelebihan bahan bakar ini disimpan, umumnya sebagai
triasigliserol di jaringan adipose sehingga timbul obesitas dan berbagai masalah kesehatan yang
menyertainya. Sebalikmya, jika asupan bahan bakar metabolik terus menerus lebih sedikit
daripada pengeluaran energi, cadangan lemak dan karbohidrat nihil, asam amino yang berasal
dari pergantian (turn over) protein digunakan untuk metabolisme yang menghasilkan energi,
buka untuk sintesis protein sehingga terjadi emaciation (kurus kering), pengecila otot (wasting),
dan akhirnya kematian.[2]

Pada keadaan kenyang, setelah makan , pasokan karbohidrat berlimpah, dan bahan bakar
metabolic untuk kebanyakan jaringan adalah glukosa. Pada keadaan puasa glukosa harus dihemat
untuk digunakan oleh sistem saraf pusat dan sel darah merah. Jadi, jaringan yang menggunakan
bahan bakar selain glukosa dapat menggunakan bahan bakar alternative; otot dan hati
mengoksidasi asam lemak dan hati membentuk badan keton dari asam lemak untuk diekspor ke
otot dan jaringan lain. Sewaktu cadangan glikogen menyusut, asam-asam amino yang berasal
dari pergantian protein digunakan untuk glukoneogenesis. Pembentukan dan pemakaian
cadangan triasilgliserol dan glikogen, serta tingkat penyerapan dan oksidasi glukosa oleh
jaringan , sebagian besar dikontrol oleh hormone insulin dan glucagon. Pad diabetes mellitus,
terjadi gangguan sintesis dan sekresi insulin atau gangguan sensitivitas jaringan terhadap kerja
insulin yang menyebabkan gangguan metabolik berat. Pada hewan ternak, kebutuhan akan
laktasi yang besar dapat menyebabkan ketosis, demikian juga kebutuhan untuk kehamilan
kembar pada domba.[2]
Sifat alamiah makanan menentukan pola dasar metabolisme. Terdapat kebutuhan untuk
mengolah produk pencernaan dari karbohidrat, lipid, dan protein makanan. Produk-produk ini
masing-masing terutama adalah glukosa, asam lemak dan gliserol, serta asam amino. Pada
hewan pemamah biak / ruminansia selulosa dari makanan difermentasi oleh mikroorganisme
simbiotik menjadi asam lemak rantai pendek , dan metabolisme pada hewan-hewan ini
diadaptasikan guna pemakaian asam lemak sebagai substrat utama. Semua produk pencernaan di
metabolisme menjadi suatu produk umum, asetil-KoA yang kemudian dioksidasi oleh siklus
asam sitrat menjadi ATP.[2]
Metabolisme karbohidrat berpusat pada penyediaan dan nasib glukosa. Glukosa adalah bahan
bakar utama bagi kebanyakan jaringan. Glukosa dimetabolisme menjadi piruvat melalui jalur
glikolisis. Jaringan aerob memetabolisme piruvat menjadi asetil-KoA yang dapat memasuki
siklus asam sitrat untuk dioksidasi sempurna menjadi CO2 dan H2O yang berkaitan dengan
pembentukan ATP dalam proses fosforilasi oksidatif. Glikolisis juga dapat berlangsung secara
anaerob, dengan produk akhir berupa laktat. Glukosa dan metabolitnya juga ikut serta dalam
proses lain, misalnya :[2]
8

Sintesis polimer simpanan glikogen di otot rangka dan hati.


Jalur pentose fosfat , suatu alternatif sebagian jalur glikolisis. Jalur ini adalah sumber
ekuivalen pereduksi untuk sintesi asam lemak dan sumber ribose untuk membentuk
nukleotida dan asam nukleat.
Triosa fosfat membentuk gugus gliserol triasilgliserol.
Piruvat dan zat-zat antara siklus asam sitrat menyediakan kerangka karbon untuk sintesis
asam amino, dan asetil-KoA adalah precursor asam lemak dan kolestrol.
Glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari precursor nonkarbohidrat , misalnya
laktat, asam amino, dan gliserol.[2]
Metabolisme lipid terutama berpusat pada asam lemak dan kolestrol. Sumber asam lemak rantai
panjang adalah lipid makanan atau melalui sintesis de novo dari asetil-KoA yang berasal dari
karbohidrat atau asam amino. Asam lemak dapat dioksidasi menjadi aseti-KoA atau diesterifikasi
dengan gliserol, yang membentuk triasilgliserol sebagai cadangan bahan bakar utam tubuh.
Asetil-KoA yang dibentuk oleh oksidasi- dapat mengalami beberapa proses , seperti berikut:[2]
Seperti asetil-KoA yang berasal dari glikolisis, dan senyawa ini dioksidasi menjadi CO2 +
H2O melalui siklus asam sitrat.
Menjadi precursor untuk membentuk kolestrol dan steroid lain.
Di hati, senyawa ini digunakan untuk membentuk badan keton yang merupakan bahan
bakar penting pada keadaan puasa lama.
Asam-asam amino diperlukan untuk membentuk protein. Sebagian harus dipasok dari makanan
karena tidak dapat dibentuk di tubuh. Sisanya adalah asam amino nonesensial, yang berasal dari
makanan, tetapi juga dapat dibentuk dari zat-zat antara metabolik melalui transminasi dengan
menggunakan nitrogen amino dari asam amino lain. Setelah deaminasi, nitrogen amino
diekskresikan sebagai urea, dan kerangka karbon yang tersisa setelah transaminasi dapat
dioksidasi menjadi CO2 melalui siklus asam sitrat; digunakan untuk membentuk glukosa
(glukoneogenesis) ; atau untuk membentuk badan keton.[2]

Asam amino yang berasal dari pencernaan protein makanan dan glukosa yang berasal dari
pencernaan protein makanan dan glukosa yang berasal dari pencernaan karbohidrat diserap
melalui vena porta hati. Hati memiliki peran mengatur konsentrasi berbagai metabolit larut-air
dalam darah. Pada kasus glukosa, hal ini dicapai dengan menyerap glukosa yang melebihi
kebutuhan saat ini dan mengubahnya manjadi glikogen (glikogenesis) atau asam lemak
(lipogenesis). Di antara waktu makan , hati bekerja mempertahankan kadar glukosa darah dari
glikogen (glikogenolisis), dan bersama dengan ginjal, dengan mengubah metabolit
nonkarbohidrat, seperti laktat, gliserol, dan asam amino menjadi glukosa (glukoneogenesis).
Pemeliharaan kadar glukosa darah yang memadai sangat penting bagi jaringan yang memakai
glukosa sebagai bahan bakar utama (otak) atau bahan bakar satu-satunya (eritrosit). Hati juga
membentuk berbagai protein plasma utama dan mendeaminasi asam amino yang melebihi
kebutuhan dan membentuk urea yang diangkut ke ginjal untuk diekskresikan.[2]
Otot rangka menggunakan glukosa sebagai bahan bakar, baik secara aerob yang membentuk CO2
maupun anaerob, yang membentuk laktat. Otot rangka menyimpan glikogen sebagai bahan
bakar untuk digunakan dalam kontraksi otot dan membentuk sekitar 50% massa tubuh dan
karenanya merupakan simpanan protein yang cukup besar dan dapat digunakan untuk menyuplai
asam amino untuk glukoneogenesis pada keadaan kelaparan. Lipid dalam makanan terutama
berupa triasilgliserol, dan mengalami hidrolisis menjadi monoasilgliserol dan asam lemak di
usus, yang kemudian mengalami re-esterifikasi di mukosa usus. Di sini, lipid ini dikemas
bersama protein dan disekresikan ke dalam sistem limfe lalu ke aliran darah sebagai kilomikron,
yaitu lipoprotein plasma terbesar. Kilomikron juga mengandung nutrient larut-lipid lainnya.
Tidak seperti glukosa dan asam amino, triasilgliserol kilomikron tidak diserap langsung oleh
hati. Senyawa ini mula-mula dimetabolisme oleh jaringan yang mengandung lipoprotein lipase
yang menghidrolisis triasilgliserol, dan membebaskan asam lemak yang kemudian masuk ke
dalam lipid jaringan atau dioksidasi sebagai bahan bakar. Sisa kilomikron dibersihkan oleh hati.
Sumber utama lain asam lemak rantai-rantai panjang adalah sintesis(lipogenesis) dari
karbohidrat, di jaringan adipose dan hati.[2]

10

Triasilgliserol jaringan adipose adalah cadangan bahan bakar utama tubuh. Senyawa ini
dihidrolisis (lipolisis) untuk melepaskan gliserol dan asam lemak bebas ke dalam sirkulasi.
Gliserol adalah suatu substrat untuk glukoneogenesis. Asam lemak diangkut dalam keadaan
terikat pada albumin serum; asam-asam ini diserap oleh sebagian besar jaringan (kecuali otak
dan eritosit) dan diesterifikasi menjadi asilgliserol atau dioksidasi sebagai bahan bakar. Di hati,
triasilgliserol yang berasal dari lipogenesis, asam lemak bebas, dan sisa kilomikron disekresikan
ke sirkulasi dalam bentuk lipoprotein berdensitas sangat rendah. Triasilgliserol ini mengalami
nasib serupa dengan nasib yang dialami oleh kilomikron. Oksidasi parsial asam lemak di hati
menyebabkan terbentuknya badan keton (ketogenesis). Badan-badan keton diangkut ke jaringan
ekstrahepatik, tempat badan-badan keton ini bekerja sebagai bahan bakar dalam keadaan puasa
lama dan kelaparan.[2]
Sekian mengenai metabolisme dan sekarang kita akan melihat perubahan metabolisme dalam
keadaan puasa / kelaparan. Pada keadaan puasa / kelaparan terjadi penurunan ringan kadar
glukosa plasma, kemudian perubahan kecil sewaktu puasa berlanjut menjadi kelaparan. Asam
lemak bebas plasma bertambah pada keadaan puasa, tetapi kemudian bertambah sedikit pada
keadaan kelaparan ; sewaktu puasa berlanjut, kadar plasma badan keton (asetoasetat dan hidroksibutirat) sangat meningkat. Pada keadaan puasa / kelaparan , ketika kadar glukosa di
darah porta menurun, sekresi insulin menurun dan otot rangka serta jaringan lemak menyerap
lebih sedikit glukosa. Perningkatan sekresi glucagon oleh sel pancreas menghambat glikogen
sintetase, dan mengaktifkan glikogen fosfolirase di hati. Glukosa 6-fosfat yang terbentuk
kemudian dihidrolisis oleh glukosa 6-fosfatase, dan glukosa dibebaskan ke dalam aliran darah
untuk digunakan oleh otak dan eritosit.[3]
Glikogen otot tidak dapat memberi kontribusi lansung bagi glukosa plasma karena otot tidak
memiliki glukosa 6-fosfatase, dan kegunaan utama glikogen otot adalah menyediakan suatu
sumber bagi glukosa 6-fosfat untuk metabolisme penghasil energi di otot itu sendiri. Namun ,
asetil-KoA yang terbentuk melalu oksidasi asam lemak di otot menghambat piruvat
dehidrogenase yang menyebabkan akumulasi piruvat. [3]

11

Sebagian besar piruvat ini mengalami transaminasi menjadi alanin, dengan mengorbankan asamasam amino yang berasal dari penguraian cadangan protein labil yang terbentuk pada keadaan
kenyang. Alanin , dan sejumlah besar asam-asam keto yang dihasilkan dari transaminasi ini
dikeluarkan dari otot, dan diserap oleh hati tempat alanin mengalami transaminasi untuk
menghasilkan piruvat. Asam-asam amino yang terbentuk sebagian besar diekspor kembali ke
otot, dan menyediakan gugus amino untuk membentuk lebih banyak alanin, sementara piruvat
adalah substrat utama untuk glukoneogenesis di hati. Di jaringan adipose penurunan insulin dan
peningkatan glukagon menyebabkan terhambatnya lipogenesis, inaktivasi lipoprotein lipase, dan
pengaktifan lipase peka hormon intrasel. Hal ini menyebabkan peningkatan pelepasan gliserol
dan asam lemak bebas dari jaringan adipose yang digunakan oleh hati, jantung, dan otot rangka
sebagai bahan bakar metabolic yang lebih disukai sehingga glukosa dapat dihemat.[3]
Meskipun dalam keadaan puasa / kelaparan , otot cenderung menyerap dan memetabolisme
aasam lemak bebas, namun jaringan ini tidak dapat memenuhi semua kebutuhan energinya
melalui oksidasi-. Sebaliknya, hati memiliki kapasitas lebih besasr untuk oksidasi- daripada
kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energinya sendiri, dan ketika keadaan
puasa/kelaparan berlanjut, hati membentuk lebih banyak asetil-KoA daripada yang dapat
dioksidasinya. Asetil-KoA ini digunakan untuk membentuk badan keton, yaitu bahan nakar
metabolik utama untuk otot rangka dan jantung serta dapat memenuhi sebagian kebutuhan energi
otak. Dalam keadaan kelaparan berkepanjangan , glukosa membentuk kurang dari 10%
keseluruhan metabolisme penghasil energi tubuh. Jika tidak ada sumber glukosa lain, glikogen
hati dan otot akan habis setelah puasa sekitar 18 jam. Jika berpuasa berlanjut, semakin banyak
jumlah asam amino yang dibebaskan akibat katabolisme protein yang digunakan oleh hati dan
ginjal untuk glukonegenesis.[3]
Sekarang mengenai hormon yang berperan pada saat kelaparan . Bila Kelaparan Otak Mengatur
Strategi .Yang berperan utama pada tubuh manusia saat merasa lapar adalah pusat rasa lapar di
hypotalamus. Pusat metabolisme di otak menjadi aktif segera setelah tingkat kadar gula dalam
darah menurun. Bagian otak ini terutama berfungsi mengaktifkan produksi hormon stress
adrenalin, agar manusia melakukan segala cara untuk berhasil mencari makanan. Jika tidak ada
makanan yang masuk, otak melakukan strategi kedua.[4]

12

Agar dapat berfungsi, otak memerlukan zat gula yakni glukosa. Meskipun volume otak hanya
meliputi dua persen berat tubuh manusia, otak memerlukan sekitar separuh dari kebutuhan
glukosa seluruh tubuh. Jadi otak berusaha mengamankan seluruh persediaan glukosa bagi
kebutuhannya. Tanpa insulin, glukosa tidak dapat sampai ke otot. Jadi otak memberi isyarat
untuk menghentikan produksi insulin. Hasilnya otot tidak memperoleh insulin. Otak
mengendalikan metabolisme sedemikian rupa agar otak itu sendiri dapat bertahan hidup.[4]
Setiap organ tubuh pada saat kelaparan , menurun beratnya sekitar 50 persen dari berat
sebelumnya sampai akhirnya mati. Tapi tidak demikian halnya dengan otak. Ia hanya menurun
beratnya dua sampai empat persen. Tidak heran jika otak menyimpan secara istimewa cadangan
glukosa. Jika kurang makan berlangsung terus-menerus tubuh akan merambah protein untuk
memproduksi energi. Tindakan ini juga merugikan otot-otot yang sebagian besar terdiri dari
protein. Otot tidak lain adalah penyimpan protein. Mula-mula orang masih dapat mentolerir
dengan berkurangnya volume otot.[4]
Sekarang mengenai gizi yang seimbang pada balita . bayi memerlukan zat gizi untuk mencapai
tumbuh kembang yang baik dan secara teoritis sampai usia 4 bulan zat gizi dari ASI cukup untuk
bayi. Setelah usia 4 bulan, ASI tetap diberikan namun harus ditambah dengan makanan padat
lain seperti buah dan bubur susu. Pada umur 6 bulan , bayi memerlukan variasi makanan yang
lebih padat dalam bentuk nasi yang ditim. Untuk permulaan nasi tim harus di sasring dahulu.
Baru pada usia 8-9 bulan mulai diberikan nasi tim tanpa disaring. Dengan sendirinya pada
pemberian nasi tim , perlu diperhatikan pedoman 4 sehat 5 sempurna dan menu seimbang yang
terdiri dari sumber hidrat arang, protein dan lemak. Variasi bahan makanan untuk bayi sangat
penting karena tidak ada satu jenis makanan yang cukup mengandung zat gizi untuk kebutuhan
bayi. [5]

13

Kesimpulan
Seorang bayi perumpuan berusia 4 bulan lemas karena kekurangan asupan gizi

Daftar pustaka

1. Sudjadi B , laila S . biologi : sains dalam kehidupan . Jakarta : yudhi tira ; 2006 . h . 13-7
2. Murray RK , Granner DK , Mayes PA , Rodwell VW . Biokimia harper . Edisi ke 27 .
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2009 .h.139-144
3. Marks DB , Marks AD , Smith CM Biokimia kedokteran dasar : Sebuah pendekatan
klinis . Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC ; 1996 . h . 140
4. Guyton AC . Fisiologi kedokteran . Edisi ke 12 . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC ; 2011 . h . 956
5. Wiryo H . Peningkatan gizi bayi, anak, ibu hamil, dan menyusui dengan bahan makanan
local . Jakarta : sagung seto ; 2002 . h . 26

14

Anda mungkin juga menyukai