Anda di halaman 1dari 5

A.

Fenomena
Pada tahun 2010 pergerakannya fenomena depresi naik. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mencatat angka bunuh diri di Indonesia
mencapai 1,61,8 tiap 100 ribu penduduk dengan kecenderungan terjadi
pada usia yang semakin muda. Bila tidak dilakukan antisipasi terhadap
fenomena tersebut, bukan tidak mungkin pada 2020 depresi naik jadi
pembunuh nomor dua terbanyak, setelah sebelumnya pada tahun 2000
menjadi pembunuh nomer empat.
Usia depresi yang semakin muda harus menjadi perhatian khusus.
Penyebab

depresi

bermacam-macam,

bisa

karena

faktor

ekonomi,

penyakit, keluarga, atau cinta. Fenomena masyarakat saat ini, orang sibuk
dengan dirinya sendiri.
B. Teori
Pengertian depresi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
keadaan tertekan dan perasaan semangat menurun dengan ditandai
muram, sedih, loyo; karena tekanan jiwa; keadaan merosotnya hal-hal
yang berkenaan dengan semangat hidup (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (Depdikbud), 1997).
Sedangkan menurut seorang ilmuwan yang bernama Rice, P. L. (1992)
dalam Sabilla (2010), menurutnya depresi adalah gangguan mood,
kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental
(berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang.
Menurut Kaplan dan Sadock (1998) dalam Sabilla (2010), depresi
merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan
dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk
perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi,
anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta gagasan
bunuh diri.
Menurut Hawari (2001) dalam Soep (2009), depresi adalah gangguan
alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan, kesedihan

yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup,


apatis dan pesimisme kemudian dapat dikuti gangguan perilaku.
Albin (1991) dalam Sabilla (2010), bahwa individu yang mengalami
depresi sering merasa dirinya tidak berharga dan merasa bersalah.
Mereka tidak mampu memusatkan pikirannya dan tidak dapat membuat
keputusan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Depresi adalah suatu gangguan
proses mental dengan ditandai dengan lemahnya kondisi fisik dan juga
timbulnya perasaan-perasaan yang mengganggu dirinya, seperti perasaan
bersalah atau takut. Depresi ini juga daat dipengaruhi oleh berbagai hal,
seperti mood, kondisi emosional, dan merosotnya semangat hidup.
Gejala-gejala pada Depresi :
1. Gangguan emosi:
Perasaan

sedih

atau

murung,

iritabilitas,

ansietas,

ikatan

emosi

berkurang, menarik diri dari hubungan interpersonal, preokupasi dengan


kematian.
2. Gangguan kognitif:
Distorsi kognitif seperti mengeritik diri sendiri, rasa bersalah, persaan tak
berharga, kepercayaan diri turun, pesimis, dan putus asa. Penurunan
fungsi kognitif seperti bingung, konsentrasi buruk, perhatian kurang, daya
ingat menurun, dan sering ragu-ragu.
3. Keluhan somatik:
Sakit kepala, keluhan saluran pencernaan, keluhan haid, dan lain-lain.
Gangguan

psikomotor:

Retardasi

psikomotor,

gerakan

lambat,

pembicaraan lambat, malas, dan merasa tidak bertenaga atau lesu.


4. Gangguan vegetatif:

Tidak bisa tidur atau terlalu banyak tidur, tidak ada nafsu makan atau
terlalu banyak makan, penurunan berat badan atau penambahan berat
badan, gangguan fungsi seksual.
Faktor yang Mempengaruhi Depresi :
1. Faktor Genetik
Genetik merupakan indikasi kuat dan signifikan yang terlibat pada
perkembangan gangguan suasana hati, tapi pola warisan genetik
komplek. Faktor yang bukan genetik juga berperan dalan perkembangan
gangguan suasana hati. Pada penelitian, genetik sebagai indikasi terjadi
depresi menunjukan pengaruh dari multiple gene dengan lingkungan atau
faktor yang lain
2. Faktor Biologikal
Bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengatur suasana hati,
pikiran, tidur, nafsu makan, tingkah laku memperlihatkan fungsi yang
abnormal.
3. Faktor Sosial dan Psikologikal
Psikososial stessor, khususnya rasa kehilangan, terkadang menjadi
pemicu depresi. Pada pengertian psikodinamik depersi dijelaskan oleh
Sigmund Freud dan dikembangkan oleh Karl Abraham yang
diklasifikasikan dalam 4 teori:
(1)

Gangguan pada hubungan bayi dan ibu selama fase oral (10-

18 bulan awal kehidupan) sehinga bisa terjadi depresi;


(2)
Depresi dapat dihubungkan dengan kehilangan objek secara
nyata atau imajinasi;
(3)
Introjeksi dari kehilangan objek adalah mekanisme pertahanan
dari stress yang berhubungan dengan kehilangan objek tersebut
(4)
Karena kehilangan objek berkenaan dengan campuran cinta
dan benci, perasaan marah berlangsung didalam hati.
Macam-macam Depresi :

Ada beberapa macam dari gangguan depresi, yaitu (NIMH, 2008):


a. Major depressive disorder (gangguan depresi berat), karakteristik
dari

gangguan

ini

adalah

adanya

beberapa

gejala

yang

mengganggu seseorang untuk bekerja, tidur, belajar, makan dan


menikmati kegiatan yang seharusnya menyenangkan.
b. Dysthymic disorder (dysthymia), ditandai dengan waktu yang lama
dua tahun atau lebih) tidak terdapat gejala-gejala yang dapat
mengganggu kemampuan seseorang tetapi dapat mengganggu
fungsinya secara normal seperti perasaan yang nyaman.
c. Psychotic depression, terjadi ketika gangguan depresi dibarengi
dengan

gangguan

psikosis,

seperti

memungkiri

kenyataan,

halusinasi dan delusi.


d. Postpartum depression (depresi postpartum), yang terjadi pada
seorang ibu yang baru melahirkan.
e. Seasonal affective disorder/SAD, ditandai dengan gangguan depresi
selama musim dingin, dimana pada musim tersebut tidak ada
cahaya matahari. Depresi ini secara umum akan menghilang selama
musim gugur dan musim semi. SAD biasanya diberi perlakuan
berupa terapi cahaya.
C. Analisis
Dari fenomena yang telah ada, dan dikatakan pula oleh WHO bahwa
fenomena depresi akan terus meningkat pada setiap tahunnya, bahkan di
Indonesia sendiri fenomena ini menjadi penyakit pembunuh nomer empat
pada tahun 2000. Apalagi dengan stetmen yang dikelurkan oleh WHO
bahwasanya umur yang mengidap depresi ini semakin muda. Telah kita
ketahui gejala-gejala serta faktor yang dapat memengaruhi terjadinya
depresi pada individu, bukan hanya dari faktor diri sendiri, tapi juga dapat
dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor lingkungan ini termasuk dalam
lingkup yang sempit dan juga yang luas. Pada lingkup sempit ini adalah
keluarga, misalnya, masalah perceraian, masalah ini dapat memengaruhi
tingkat depresi pada anak. Sedangkan pada lingkup yang luas adalah
pertemanan,

misalnya,

memiliki

teman

disekolah

yang

mengganggu, mengolok-olok akan memengaruhi tingkat depresi.

selalu

Untuk

acuan

pasti

atau

mendiagnosis

dalam

menyatakan

bahwa

seseorang mengidap depresi yang membutuhkan pertolongan dapat


menggunakan kriteria DSM-IV-TR. Selain itu, di Indonesia terdapat juga
pedoman diagnosis menurut PPDGJ III.
D. Sumber
Mayasari, Ni Nyoman Wistya Tri.Gambaran Umum Depresi. Sanglah
Denpasar: Bagian/SMF Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat


Hidayat, Yanuar.2010. Faktor Penyebab Tingkat Depresi pada Usia
Lanjut. Univeritas Muhammadiyah Semarang.
From
:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-

yanuarhida-5482-3-babii.pdf
Riyanti, B.P. Dwi, & Prabowo, Hendro. (1998). Seri Diktat Kuliah:

Psikologi umum 2. Jakarta: Gunadarma


Syamsu Yusuf. 2009. Mental Hygiene. Bandung : Maestro

Anda mungkin juga menyukai