Terjadi oleh karena infeksi (meningitis), zat kimia (bahan kontras), darah (perdarahan
subarachnoid / SAH), atau invasi neoplasma (meningitis carcinomatosa).
Macam-macam Pemeriksaan Meningen dan Langkah-langkahnya
Pemeriksaan meningen atau meningeal sign terdiri dari :
1. Kaku Kuduk
merupakan kaku pada saat flesi buka kaku saat ekstensi atau rotasi. Kaki kuduk
positif bila terdapat tahanan saat fleksi kepala atau dagu tidak dapat menyentuh
dada karena tahanan tersebut. Pemeriksaan Meningeal sign yang paling peka
yaitu pemeriksaan kaku kuduk. Ketika melakukan pemeriksaan kaku kuduk bisa
dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan Brudzinski I caranya adalah:
a) Pasien tidur terlentang pada alas yang datar tanpa bantal
b) Pemeriksa berdiri di kanan penderita
c) Tangan kiri pemeriksa dibawah kepala, tangan kanan di atas dada agar
tidak terangkat
d) Ayunkan kepala kepala pasien kekiri kekanan untuk memastikan supaya
leher benar-benar relaksasi.
e) Kemudian fleksikan leher sampai menyentuh dagu.
2. Kernig
Pada pemeriksaan ini langkahlangkahnya sebagai berikut :
a) Minta pasien untuk tidur terlentang
b) Fleksikan sendi panggul tegak lurus (90)dengan tubuh, tungkai atas dan
bawah pada posisi tegak lurus pula.
c) Setelah itu tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut sampai
membentuk sudut lebih dari 135 terhadap paha.
d) Bila teradapat tahanan dan rasa nyeri sebelum atau kurang dari sudut 135,
karena nyeri atau spasme otot hamstring / nyeri sepanjang N.Ischiadicus,
sehingga panggul ikut flesi dan juga bila terjadi fleksi involuter pada lutut
kontralateral maka dikatakan Kernig sign positif.
Bila salah satu positif maka dikatakan meningeal sign positif meskipun pada
pemeriksaan yang lain negatif. Biasanya di mulai dengan pemeriksaan kaku kuduk, bila
positif berarti meningeal sign positif (paling peka). Bila negatif maka dapat di
konfirmasi dengan pemeriksaan yang lain seperti Kernig, Brudzinski.
ReviewofClinicalSigns
Sumber : Meningeal Signs: Kernigs Sign
and Brudzinskis Sign
Series Editors and Contributing Authors:
Asif Saberi, MD
Saeed A. Syed, MD, MRCP
Meningitis pada umumnya sebagai akibat dari penyebaran penyakit di organ atau jaringan
tubuh yang lain. Virus / bakteri menyebar secara hematogen sampai ke selaput otak, misalnya
pada penyakit Faringitis, Tonsilitis, Pneumonia, Bronchopneumonia dan Endokarditis.
Penyebaran bakteri/virus dapat pula secara perkontinuitatum dari peradangan organ atau
jaringan yang ada di dekat selaput otak, misalnya Abses otak, Otitis Media, Mastoiditis,
Trombosis sinus kavernosus dan Sinusitis. Penyebaran kuman bisa juga terjadi akibat trauma
kepala dengan fraktur terbuka atau komplikasi bedah otak.23 Invasi kuman-kuman ke dalam
ruang subaraknoid menyebabkan reaksi radang pada pia dan araknoid, CSS (Cairan
Serebrospinal) dan sistem ventrikulus.24 Mula-mula pembuluh darah meningeal yang kecil
dan sedang mengalami hiperemi; dalam waktu yang sangat singkat terjadi penyebaran sel-sel
leukosit polimorfonuklear ke dalam ruang subarakhnoid, kemudian terbentuk eksudat. Dalam
beberapa hari terjadi pembentukan limfosit dan histiosit dan dalam minggu kedua selsel
plasma. Eksudat yang terbentuk terdiri dari dua lapisan, bagian luar mengandung leukosit
polimorfonuklear dan fibrin sedangkan di lapisaan dalam terdapat makrofag. Proses radang
selain pada arteri juga terjadi pada vena-vena di korteks dan dapat menyebabkan trombosis,
infark otak, edema otak dan degenerasi neuronneuron. Trombosis serta organisasi eksudat
perineural yang fibrino-purulen menyebabkan kelainan kraniales. Pada Meningitis yang
disebabkan oleh virus, cairan serebrospinal tampak jernih dibandingkan Meningitis yang
disebabkan oleh bakteri.