Anda di halaman 1dari 17

GANGGUAN

PERSYARAFAN DAN
INFEKSI ( MENENGITIS)

KELOMPOK 15 :
1. JUANITA T. CAEIRO
2. PRISKA D. WEOL
1. MENENGITIS

 Meningitis adalah suatu penyakit yang terjadi karena peradangan atau infeksi pada sistem
selaput-selaput pelindung otak dan sumsum tulang belakang. Meningitis dapat disebabkan
oleh berbegai agen seperti bakteri, mikrobakteria, jamur, dan virus. Meningitis merupakan
masalah yang serius sehingga dibutuhkan cara yang akurat dan efisien untuk menegakkan
diagnosis
2. Etiologi Meningitis

 mengatakan meningitis dapat disebabkan oleh berbagai macam organisme:


Haemophilus influenza, Neisseria meningitis (Meningococus), Diplococus
pneumonia, Streptococcus group A, Pseudomonas, Staphylococcus aureus,
Escherichia coli, KleProteus. Paling sering klien memiliki kondisi predisposisi
seperti: fraktur tengkorak, infeksi, pembedahan otak atau spinal, dimana akan
meningkatkan terjadinya meningitis.
Ada dua penyebab terjadinya meningitis, antara lain:

 Meningitis bakteri
 Meningitis virus
3. Patofisiologi Meningitis
 Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh tiga lapisan meningen yaitu pada bagian paling
luar adalah duramater, bagian tengah araknoid dan bagian dalam piamater.Cairan
serebrospinalis merupakan bagian dari otak yang berada dalam ruang subaraknoid yang
dihasilkan dalchoroid yang kemudian dialirkan melalui system ventrikal.
 Organisme penyebab meningitis masuk melalui sel darah merah pada blood brain barrier.
Cara masuknya dapat terjadi akibat trauma penetrasi, prosedur pembedahan atau pecahnya
abses serebral. Meningitis juga dapat terjadi bila adanya hubungan antara cairan
serebrospinal dan dunia luar. Masuknya mikroorganisme menuju ke susunan saraf pusat
melalui ruang subarakhoid dapat menimbulkan respon peradangan pada pia, araknoid,
cairan serebrospinal dan ventrikel. Eksudat yang dihasilkan dapat menyebar melalui saraf
kranial dan spinal sehingga menimbulkan masalah neurologi.
Pemeriksaan penunjang menengitis

1. Analisis CSS dari fungsi lumbal


a. Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih
dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri.
b. Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih
meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus
biasanya dengan prosedur khusus.
lanjutan

2. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )


3. LDH serum
4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan
peningkatan neutrofil (infeksi bakteri)
5. Elektrolit darah : Abnormal .
6. ESR/LED : meningkat pada meningitis
7. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi
atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
8. Rontgen dada/kepala/sinus; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.
Pengobatan atau Terapi Medis Meningitis

 Pemberian cairan intravena


 Pemberian diazepam apabila anak mengalami kejang
 Pemberian antibiotik yang sesuai dengan mikroorganisme penyebab
 Penempatan pada ruang yang minimal rangsangan seperti rangsangan suara, cahaya dan rangsangan
polusi
 Pembebasan jalan napas dengan menghisap lendir melalui suction dan memposisikan anak pada posisi
kepala miring hiperekstensi
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengekajian Keperawatan
 Keluhan Utama
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Pengkajian Psikososial-Spiritual
 Pemeriksaan Fisik :
Tanda- tanda vital
B1 (Breathing)
B2 (Blood)
B3 (Brain)
Pengkajian sistem Selebral
Pengkajian saraf kranial :
…lanjutan
• Saraf I : biasanya pada klien meningitis tidak ada kelainan funsi penciuman.
• Saraf II : Tes ketajaman penglihatan dalam batas normal
•  
• Saraf III, IV, dan VI : Pemeriksaan funsi dan reaksi pupil pada klien meningitis yang tidak disertai
penurunan kesadaran biasanya tanpa kelainan.
• Saraf V : Pada klien meningitis umumnya tidak didapatkan paralisis pada otot wajah dan reflek kornea
biasanya tidak ada kelainan.
• Saraf VII : Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah simetris.
• Saraf VIII : Tidak ditemukan adanya tuli konduktif atu tuli persepsi.
• Saraf IX dan X : Kemampuan menelan baik
•  
• Saraf XI : Tidak ada atrofi otot sternokledomastoideus dan trapezius.
• Saraf XII : Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi
…lanjutan
 Pengkajian Sistem Sensorik
 B6 (Bone)
 Pemeriksaan Diagnostik
 Pengkajian Penatalaksanaan Medis
Diagnosa Keperawatan
• Perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan infeksi otak (SDKI : D.0017)
•  Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan dibuktikan dengan batuk
tidak efektif, ronchi (SDKI : D.0001)
• Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas dibuktikan dengan pola nafas abnormal
(SDKI :D.0005)
• Resiko infeksi b.d penyakit kronis (SDKI : D.0142)
• Resiko cedera b.d perubahan fungsi kognitif (D. 0136)
• Resiko ketidakseimbangan cairan b.d trauma/perdarahan (SDKI : D.0036)
• Hipertermi b.d proses penyakit dibuktikan dengan suhu tubuh diatas normal (SDKI : D.0130)
• Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dibuktikan dengan kekuatan
otot menurun (SDKI : D. 0001)

Anda mungkin juga menyukai