PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering
dikenal dengan usia dini merupakan masa yang sangat tepat untuk
meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan anak, karena
usia nol sampai enam tahun merupakan periode atau masa
keemasan (the golden age) bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak, selain gizi yang cukup, beragam stimulus juga harus di
berikan (Riyanto, 2005, dalam Mustamiroh, 2012)). Oleh karena itu
dalam proses pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
sampai usia Sekolah Dasar (SD), pemahaman terhadap keunikan
dan tingkat pertumbuhan serta perkembangan diri pada setiap anak
merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan oleh para
orangtua dan pendidik (Semiawan, 2008, dalam Mustamiroh,
2012)). Karena diperlukan persiapan khusus bagi anak sebelum
memasuki sekolah, sehingga anak juga dapat menunjukkan potensi
yang dimilikinya dalam proses belajar. (Rahmawati, ____)
Pendidikan sejak usia dini dapat mendukung keberhasilan
wajib belajar sembilan tahun. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari
sembilan
tahun
dan
dapat
meningkatkan
Indeks
pentingnya
Berbagai
hasil
PAUD
telah
penelitian
menjadi
perhatian
menyimpulkan
bahwa
peran yang cukup besar dan penting untuk memberikan stimulasi dan sentuhansentuhan. Stimulasi dan kasih sayang yang diberikan kepada anak usia dini akan
menumbuhkan rasa percaya diri dan kelak kalau dewasa mampu mandiri dan
berprestasi. Jadi dapat dipahami bahwa pendidikan pada anak usia dini merupakan
dasar yang penting untuk ke jenjang selanjutnya.
Banyak anak yang ditemukan masih belum mengerti dengan konsep sekolah,
seperti bagaimana untuk memulai membaca buku atau dimana untuk memulai ketika
mau membaca. Banyak guru yang menekankan seharusnya anak memiliki banyak
pengalaman bersama dengan orang tua. Karena orang tua memegang peran yang
penting pada keberhasilan anak dalam perkembangan pendidikan nya. Sehingga anak
memiliki kesiapan dalam memasuki sekolah. (dalam Wright, 2000).
Kesiapan
sekolah
harus
dipahami
tidak
hanya
sekedar
berbagai
ketrampilan
dan
neuropathways
dkk.,
bereksplorasi
2007
dan
dalam
Febryanti,
bertanya,
2014).
kemampuan
Seperti
senang
memegang
pensil,
perkembangan
bahasa
dan
kognitif,
keterampilan
2000
dalam
Febryanti,
2014).
Keterampilan
dan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian
belakang
diatas,
maka
yang
telah
permasalahan
dipaparkan
penelitian
pada
ini
latar
dapat
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
bagaimana
beberapa
penelitian
sebelumnya
yang
membahas
anak
yang
orangtua
nya
berpendidikan
tinggi
dan
dan
perlakuan
yang
lebih
menguntungkan
berpengaruh
terhadap
perkembangan
intelektual
anak,
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Rahmawati
ini
menyatakan
memiliki
kesiapan
konsep
yang
dukungan
dari
lingkungan,
karakteristik
anak
dan
maupun dari luar diri anak. Metode pembelajaran, baik fun learning
maupun konvensional masing-masing dapat menghasilkan kesiapan
sekolah yang baik dalam diri anak usia dini.
Selain itu ada A Comparison of Preschool and First Grade Teachers
Views about School Readiness penelitian yang dilakukan oleh SAHIN, SAK,
TUNCER (2013) menyatakan bahwa kesiapan sekolah berhubungan
dengan kesiapan fisik, sosial/emosional, kesiapan kogntif, bahasa,
dan keterampilan membantu diri sendiri. Berdasarkan fenomena
yang
peneliti
temui
dilapangan,
peneliti
menetapkan
fokus
sebagai
bahan
masukan
empiris
untuk
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kesiapan Sekolah
1. Pengertian Kesiapan
Menurut Yusnawati (2007:11), kesiapan merupakan suatu
kondisi dimana seseorang telah mencapai pada tahapan
tertentu
atau
dikonotasikan
dengan
kematangan
fisik,
kesiapan
adalah
suatu
kompetensi
berarti
(2010:13),
kesiapan
adalah
situasi.
Penyesuaian
kondisi
pada
suatu
saat
akan
maupun
fisik
untuk
mencapai
tujuan
yang
dikehendaki.
2. Pengertian Kesiapan Sekolah
Kesiapan sekolah (school readiness) memiliki kesiapan
konsep yang menggambarkan empat kategori dalam diri
anak, yaitu kematangan anak, dukungan dari lingkungan,
karakteristik anak dan pengalaman anak di lingkungan, serta
pandangan
masyarakat
terhadap
makna
dari
kesiapan
kematangan
anak.
Kesiapan
sekolah
berkaitan
behaviorist,
dan
constructivist.
Para
berpendirian
bahwa
pertumbuhan,
maturational
behaviorist
adalah
berpendapat
teori
para
bahwa
behaviorist.
pertumbuhan
Para
dan
manusia
secara
timbal
balik.
Peran
98)
anak-anak
bahasa
serta
kognisi
dalam
rangka
terdapat
faktor
yang
menjadi
pendukung
atau
berada
dalam
proses
pertumbuhan
dan
Menurut
berbagai
penelitian
di
bidang
anak
(TPA),
sedangkan
PAUD
pada
jalur
yang
sedang
mengalami
pertumbuhan
dan
oleh
Sofia
Hartati
dapat
diketahui
bahwa
anak
usia
5-6
tahun
secara
langsung,
perkembangan
fisik
akan
bagaimana
anak
memandang
dirinya
rambut,
mengikat
tali
sepatu
sendiri,
diketahui
bahwa
pada
anak
usia
5-6
tahun
Anak
memiliki
banyak
tenaga
untuk
sudah dapat
(Mansur,
2005:
33).
Keatmenyatakan
bahwa
mencakup
pemahaman
pengetahuan,
pembuatan
tentang
dunia,
perbandingan,
penemuan
berfikir
dan
sistematis,
anak
dapat
melakukan
permainan
dengan
kata-kata,
bayangan
dan
gambar-
Dalam
sub
tahap
ini
anak
mulai
dapat
Caroll
Seefelt
dan
Barbara
A.Wasik
(2008:
81)
benda
menyortir
dan
dari
kategori
yang
mengelompokan,
berbeda,
senang
pemahaman
konsep
motoriknya.
Namun
perkembangan
sehari-hari.
Suhartono
(2005:
13-14)
dapat
menyampaikan
keinginan
dan
kosakata.
Mereka
dapat
membuat
kalimat
yang
berbeda.
Namun
sejalan
dengan
anak
usia
tahun
semakin
pintar
dalam
bahasa
untuk
menceritakan
gagasan,
menjelaskan
hasil
gambar
yang
dibuatnya.
Dengan
yang
inferiority
(Slamet
Suyanto,
2005:
72).
Ismail
lingkungan.
mengembangkan
perilaku
Mereka
yang
dituntut
untuk
diharapkan
dalam
1) Dapat
mengatur
emosi
dan
mengungkapkan
memisahkan
perasaan
dengan
tindakan mereka.
3) Mengahayati perilaku sosial yang pantas.
4) Kekerasan emosi dan ledakan fisik mulai berkurang
karena anak telah mampu mengungkapkan perasaan
melalui kata-kata.
5) Dapat melucu atau membuat lelucon
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa
dengan perkembangan motorik dan bahasanya, anak usia
5-6
tahun
(TK
kelompok
B)
sudah
mampu
dapat
digunakan
C. Kerangka Berfikir
untuk
mengembangkan
DAFTAR PUSTAKA
Nuryati.
2012.
Studi
Komparasi
Kesiapan
Anak
Keguruan
dan
Muhammadiyah Magelang.
Ilmu
Pendidikan
Magelang :
Universitas
Mendapatkan
Metode
Fun
Learning
Dan
Metode