Anda di halaman 1dari 51

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

TENTANG

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA

DISUSUN OLEH:

DELA NURWANDA

NIM 2120242056

S1 KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING

Yendrizal Jafri, S.Kep,M.Biomed

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

KOTA BUKITTINGGI

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkankehadirattuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-
Nyakami dapat menyelesaikan makalah dengan judul“PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN MANUSIA”

Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman atas segala bantuan
dan dukungannya. Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yangmembangun dari semua pihak.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi.

Oleh karena itu mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen bidang studi Konsep Dasar
Keperawatan yang telah memberikan tugas kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan
menyelesaikan tugas ini. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi
berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan
menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.

Bukit Tinggi, 20 Oktober 2021

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Pembahasan

BAB II PEMBAHASAN

A.Defenisi pertumbuhan Dan perkembangan manusia


B.Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Dan perkembangan manusia
C.Tahap pertumbuhan Dan perkembangan manusia
D.Teori pertumbuhan Dan perkembangan manusia dari tahap konsepsi sampai
lansia

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan
B.Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak konsepsi dan
terus berlangsung sampai dewasa. Tercapainya tumbuh kembang optimal tergantung pada potensi
biologi. Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang merupakan hasil interaksi antara faktor
genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih, 2012).
Menurut Soetjiningsih (2005) istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang berbeda
sifat. Peristiwa tersebut saling berkaitan dan sangat sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah dalam perubahan besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ, maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat,
ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolis. Perkembangan (development) adalah
bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang kompleks dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan (Soetjiningsih, 2005).
Anak usia dini sebagaimana yang termaksud dalam Undangundang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1
ayat 14 menyatakan bahwa:

“Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut”.

Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa atau orang yang lebih tua di
lingkungannya dan anak sangat membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dan memenuhi
kebutuhan dasar dalam belajar mandiri anak (Mansur, 2009).

Perkembangan personal-sosial adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,


bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungan. Perkembangan personal meliputi berbagai
kemampuan yang di kelompokkan sebagai kebiasaan, kepribadian, watak dan emosional.
Perkembangan sosial adalah perkembangan kemampuan anak berinteraksi dan bersosialisasi dengan
lingkungannya (Soetjiningsih, 2012). Kemampuan sosialisasi anak pada usia 4 tahun anak mulai
mampu bermain dengan teman, usia 5 tahun anak sudah mulai mampu bermain dengan teman
sepermainan (Depdiknas DIY, 2007). Menurut Yusuf (2011) kemampuan sosialisasi pada usia ini
sudah tampak jelas karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebayanya.
Perkembangan bahasa adalah suatu sistem komunikasi yang digunakan dengan sukarela dan
dengan cara sosial, bahasa menggunakan simbol-simbol tertentu untuk menyampaikan dan menerima
pesan dari satu orang ke orang lain. Bahasa di bagi menjadi dua yaitu bahasa reseptif dan bahasa
ekspresif. Bahasa reseptif adalah kemampuan untuk mengerti, termasuk keterampilan visual dan
keterampilan auditory, sedangakan bahasa ekspresif adalah kemampuan untuk memproduksi simbol
komunikasi dan dapat berupa visual atau auditory. Kemampuan berbahasa dibagi menjadi 4 bidang,
yaitu fonology (phonology), tata bahasa (grammar), semantika (semantics), pragmatika (pragmatics).
(Soetjiningsih, 2012).

Melalui Denver Development Screening Test (DDST) mengemukakan untuk perkembangan


bahasa pada anak terdapat 4 paramenter yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan anak, yaitu
personal sosial (kepribadian/tingkah laku sosial), fine motor adaptive (gerakan motorik halus),
language (bahasa), gross motor (motorik kasar).

Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor
genetik, gangguan pendengaran, intelegasi rendah, kurangnya interaksi anak dan lingkungan,
maturasi yang terlambat, dan faktor keluarga (Adriana, 2011).

Menurut Pedoman Pemantauan Perkembangan Denver II 2004, personal sosial meliputi


komponen penilaian yang berkaitan dengan kemampuan penyesuaian diri anak di masyarakat dan
kemampuan anak dalam hal koordinasi mata-tangan, memainkan dan menggunakan bendabenda
kecil serta pemecahan masalah yang dih adapi anak. Sedangkan bahasa meliputi kemampuan
mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa.

Perkembangan anak akan berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan, terutama
pada masa kanak-kanak. Usia anak mulai mengalami perkembangan yang cukup pesat karena anak
diusia 4-6 tahun menunjukkan kemampuan aktifitas lebih banyak bergerak, mengembangakn rasa
ingin tahu, dan eksplorasi terhadap benda yang ada di sekelilingnya (Susanto, 2011)

Gangguan perkembangan bahasa dapat di akibatkan berbagai factor, yaitu adanya faktor genetik,
gangguan pendengaran, intelegensia rendah, kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi
yang terlambat, dan faktor keluarga (Soetjiningsih, 2014). Masalah perkembangan anak dapat
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Menurut Soetjiningsih (2012), faktor yang mempengaruhi
perkembangan ada 2 garis besar yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan
sendiri dibagi menjadi 3 yakni faktor lingkungan prenatal, faktor lingkungan perinatal, dan faktor
lingkungan pascanatal.

Dampak dari masalah perkembangan anak sendiri akan sangat berpengaruh pada masa depan
anak dikemudian hari. Masalah perkembangan anak apabila tidak di tangani akan mengakibatkan
kecacatan pada aspek-aspek yang dinilai mengalami penyimpangan dan juga akan mempengaruhi
semua aspek yang berkesinambungan. Hal ini juga sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan anak
dan jika kesehatan anak tidak stabil atau serig terserang penyakit bahkan mengalami kecacatan dan
penyimpangan tumbuh kembang maka anak tersebut tidak akan lancer untuk hidup di masa
pertumbuhan selanjutnya.

Upaya untuk mengoptimalkan proses perkembangan pada masa anak tersebut diantaranya ialah
melalui penyelenggaraan pendidikan pada anak usia dini yang sering diistilahkan pendidikan anak
kelompok PAUD. Dalam kerangka ini, sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1997 tentang Pendidikan Prasekolah.

Sesuai dengan hal tersebut di atas maka sewajarnya bila peran Pendidikan Luar Sekolah yang
mencakup pendidikan nonformal dan informal dalam memberikan pelayanan pendidikan dini pada
anak-anak yang memperoleh pendidikan di jalur pendidikan formal sangatlah penting dan mendesak.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang tergolong formal yaitu Taman Kanak-kanak dibagi
menjadi dua jenis yaitu TK Umum dan TK Islam. Dari hasil study pendahuluan orang tua memilih
jenis TK yaitu TK Umum dan TK Islam bergantung pada biata dan jarak yang di tempuh. Dari
kebanyakan orang tua lebih memilih TK Umum dibandingkan TK Islam dikarenakan fasilitas dan
mutu yang disediakan lebih lengkap serta pendidikan yang diberikan tidak hanya pada pendidikan
dalam konteks umum.

Perbedaan pendidikan terlihat lebih jelas pada aspek penambahan pendidikan agama atau
spiritual yang di lakukan pada TK Islam. TK Islam lebih cenderung memiliki biaya yang relative
mahal dibandingkan TK Umum, oleh karena itu keluarga yang ekonomi menengah bawah lebih
memilih TK Umum dibandingkan TK Islam. Aspek sosialisasi pada anak yang berada di pendidikan
TK Umum dengan TK Islam akan berbeda karena di pengaruhi oleh status ekonomi keluarga dan
tingkatan keluarga dalam bersosialisasi dengan keluarga dengan ekonomi yang berada.

Pada Undang-undang nomer 20 tahun 2003 menyatakan tentang sarana dan prasarana pendidikan
yang harus dimiliki oleh pendidikan formal dan non formal termasuk Taman Kanak-kanak,
dinyatakan bahwa pada Pasal 45 ayat 1 dan 2 :

(1) Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang
memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.”

(2) “Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan
pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.”
Kurikulum pendidikan TK di Indonesia dari awal terbentuk mengalami beberapa perkembangan.
Kurikulum ini dapat merujuk pada PKB-TK 94 (Program Kegiatan Belajar TK) atau bisa juga
merujuk pada kurikulum terbaru, yakni KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) 2004 yang
disempurnakan menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006. Secara sederhana,
kurikulum dapat dimaknai sebagai perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga
penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta
pelajaran dalam satu periode pendidikan dan jenjang tertentu (Suyadi, 2011).

Terkait kurikulum yang dipakai oleh sejumlah TK terdapat beberapa dampak pendidikan usia
dini kepada tumbuh kembang anak antara lain bahwa banyaknya program yang diselenggarakan
umumnya meniru pendidikan sekolah dasar, sehingga mengadopsi metode pengajaran formal. Para
ahli menilai hal ini tidak sesuai untuk perkembangan anak di bawah usia 6 tahun. Program
pengajaran akan menimbulkan kompleksitas dalam pengajaran yang justru tidak merangsang anak
untuk berkembang karena belum sesuai dengan usia dan kepantasannya menerima materi ajar
(Hastuti, 2009).

Sehubung dengan gambaran permasalahan di latar belakang maka penulis tertarik untuk
membuat judul penelitian tentang “Gambaran Perkembangan Personal-sosial dan Bahasa Anak Usia
4 Sampai 6 Tahun di TK Islam dan TK Umum di Wilayah Kecamatan Kasihan”.

Penelitian ini sangat dianjurkan karena perkembangan anak sangatlah penting bagi kehidupan
anak di masa depan. Apabila deteksi dini tumbuh kembang pada anak tidak dilakukan maka
penyimpangan yang ada pada anak tidak akan terlihat dan apabila penyimpangan tersebut tidak
ditanggulangi akan mengakibatkan penyimpangan perkembangan motorik pada anak di masa depan,
seperti yang digambarkan oleh Hurlock (1998) yaitu anak tidak dapat menghibur diri karena
keterbatasan gerak fisik, kurangnya percaya diri pada anak, sulit berinteraksi dengan teman
sebayanya.

Berbagai fenomena permasalahan di TK (Taman Kanak-kanak) maupun RA (Raudhatul Athfal)


ditemui guru dalam memberikan pelayanan pendidikan di sekolah, khususnya dalam perkembangan
personal-sosial anak usia dini misalnya tulisan siswa yang kurang rapi sehingga sulit untuk dipahami,
sehingga hal ini menimbulkan hambatan dalam proses belajar. Di ASEAN fenomena yang terjadi
juga sama, Indonesia tergolong rendah dibandingkan Vietnam, Filipina, Thailand dan Malaysia. Dan
saat ini sudah mulai tampak adanya perkembangan yang positif dalam pertumbuhan anak di
Kelompok Bermain dan di Tempat Penitipan Anak yang berada di sekitaran masyarakat (Rahman,
2009).

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “bagaimana
gambaran perkembangan personal-sosial dan perkembangan bahasa pada anak usia 4-6 tahun di TK
Islam dan TK Umum di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul?”

C. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui gambaran perkembangan personal-sosial dan perkembangan bahasa pada anak
umur 4-6 tahun di TK Islam dan TK Umum.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep Dasar Tumbuh Kembang Anak


1) Definisi
Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang kompleks dari perubahan morfologi,
biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi sampai maturitas/dewasa.

1. Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu


bertambahnya jumalah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu. Anak
tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ-
organ tubuh dan otak.

2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya yang bersifat kuantitatif dan


kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan hasil dari
proses pematangan/maturitas. Perkembangan menyangkut berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan
kognitif, bahasa, motorik, emosi dan perkembangan prilaku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya. Perkembangan merupakan progresif, terarah, dan
terpadu/kohelen..Progresif mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi mempunyai
arah tertentu dan cenderung maju ke depan, tidak mundur kebelakang. Terarah dan
terpadu menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang pasti antara perubahan yang terjadi
saat ini, sebelumnya dan berikutnya.

2) Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan


1) Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran utama dalam mencapai hasil
akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui intruksi genetik yang terkandung dalam sel telur
yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.Pertumbuhan ditandai
dengan intensitas kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur
pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor
bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa.

2) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai tidaknya potensi genetik.
Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya potensi genetik, sedangkan potensi yang
tidak baik akan menghambatnya. Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi:

A. Faktor lingkungan prenatal


Berhubungan dengan berbagai cirri pertumbuhan janin selama dalam kandungan dan
msalah-masalah yang mungkin dapat terjadi, maka masa prenatal dibagi:

1) Masa embrionik/masa mudigah : sampai 8/12 minggu

2) Masa fetal/masa janin : 12 sampai dengan 40 minggu

a) Periode praviabel : sebelum 24/26 minggu

b) Periode viabel : dari 27/28 sampai dengan 40 minggu

Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi:

1) Gizi ibu pada waktu hamil


Kenaikan berat badan wanita selama kehamilan harus mencapai sekitar 10-12 kg
agar tidak terjadi BBLR.Untuk mencapai itu ibu hamil dianjurkan untuk
meningkatkan kalori yang dimakan dengan menambah 300 kkal/hari atau sekitar satu
porsi makan lebih banyak dari pada sebelum hamil.Suplemen zat besi juga harus
diberikan pada ibu hamil untuk mencegah anemia pada ibu, yang berdampak negatif
pada janin, seperti BBLR dan anemia pada bayi.

2) Obat-obatan, toksin, atau zat kimia


Pengaruh obat yang diberikan kepada ibu hamil terhadap janin sangat tergantung
pada umur kehamilan, jumlah obat, serta waktu dan lamanya pemberian. Bila pada
kehamilan trimester I (masa organogenesis) ibu minum obat teratogenik, akan terjadi
keguguran atau cacat bawaan. Beberapa obat mempunyai efek sinergistik dengan obat
lainnya mungkin akan mempunyai efek teratogenik. Obat tertentu diberikan pada
beberapa minggu terakhir kehamilan atau pada waktu persalinan dapat mengetahui
fungsi organ/sistem enzim tertentu pada bayi baru lahir.

3) Endokrin
Bayi dari ibu penderita diabetes militus dapat menderita organomegali, berat lahir di
atas 4000 gram, hipertrofi dan hiperplasia sel beta parenkes janin, dan gangguan
metabolik pada neonatus. Diabetes yang tidak dipantau dengan seksama sering
menyebabkan janin mati dalam kandungan bahkan cacat bawaan.

Demikian pula, angka kejadian cacat bawaan lebih tinggi pada ibu yang
mendapat terapi hormon, pada ibu yang waktu hamil usianya lebih dari 35 tahun, dan
pada kelainan hormon tiroid.

4) Mekanis
Kelainan posisi janin dan kekurangan cairan ketuban dapat mengakibatkan cacat
bawaan, misal kelainan talipes, mikrognatia, dan 24 lainnya. Kesalahan implementasi
ovum dapat mengakibatkan gangguan nutrisi sehingga terjadi retardasi pertumbuhan
janin.

5) Penyakit pada ibu


i. Infeksi
Hampir semua infeksi berat yang diderita ibu pada waktu hamil dapat
mengakibatkan keguguran, lahir mati, atau BBLR. Beberapa mikroorganisme
tertentu dapat menyebabkan infeksi pada janin, gangguan pertumbuhan janin,
bahkan cacat bawaan.

ii. Bukan infeksi

Pada ibu yang menderita hipertensi yang tidak diobati, mungkin terjadi retardasi
pertumbuhan intrauteri dan lahir mati. Pada ibu penderita goiterendemik, bayinya
bisa menderita hipotiroid kongenital. Fenilketouria pada ibu hamil yang tidak diobati
akan mengakibatkan keguguran, cacat bawaan, cedera otak pada janin yang tidak
menderita fenilketonuria.

6) Radiasi
Sebelum fase organogenesis, radiasi dengan dosis 10 rd dapat menyebabkan
kematian janin. Sebaiknya, hindari penyinaran waktu hamil muda karena dapat
mengakibatkan malformasi janin, seperti mikrosefali, spina fibida, dan retardasi
janin.

7) Imunitas
Antagonisme rhesus dan ABO sering mengakibatkan hydrops foetalis, bayi lahir yaitu
mati. Pada umumnya, kematian terjadi setelah plasenta 25 terbentuk, yaitu pada
trimester II kehamilan. Penatalaksanaannya adalah melahirkan bayi sebelum
waktunya untuk menjaga jangan sampai terjadi hydrops foetalis, atau melakukan
tranfusi sel darah merah dan Rh negatif intraperioneal, agar janin dapat tumuh
sempurna dan mempunyai kemungkinan hidup lebih besar.

8) Anoreksia
Menurunnya oksigenasi janin karena ganggauan pada plasenta dan tali pusat dapat
mengakibatkan BBLR. Keadaan ini dapat terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi,
kehamilan serotinus, kehamilan dengan penyakit jantung, ginjal, asma, diabetes
militus. Ibu yang menderita toksemia pada waktu hamil akan melahirkan bayi KMK,
prematur, atau terjadi kematian intrauterin.

9) Stres
Keadaan kejiwaan ibu selama hamil dapat mempengaruhi janin yang dikandungnya.
Suatu kehamilan sebaiknya adalah kehamilan yang benar-benar dikehendaki.

B. Faktor Lingkungan Perinatal


1) Asfiksia
Asfiksia neonatus adalah suatu keadaan ketika bayi tidak dapat bernafas secara
spontan, teratur, dan adekuat. Keadaan ini akan menyebabkan perubahan
biokimiawi dalam darah bayi, yang dapat menyebabkan kematian atau kerusakan
permanen pada SSP, sehingga bayi bisa cacat seumur hidup. Akibatnya, bayi-
bayi ini 26 mempunyai IQ rendah dan bahkan ada yang menderita retardasi
mental.
2) Trauma lahir
Beberapa faktor resiko tinggi terjadinya trauma lahir antara lain adalah
primigravida, letak janin abnormal, penilaian feto-pelvik yang meragukan, dan
oligohidramnion. Demikian pula dengan jenis prsalinan akan turut menentukan
berat ringannya trauma pasca lahir.
3) Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi bila kadar mukosa darah kurang dari 20 mg% pada BBLR
30 mg% pada bayi cukup bulan.keadaan ini dapat disertai dengan oleh gejala
klinik dan, bila tidak diobati dengan segera, dapat menyebabkan kematian atau
kerusakan berat pada otak. Kadar glukosa setiap bayi beresiko tinggi yang baru
lahir harus dimonitor.
4) Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia akan berpengaruh buruk apabila bilirubin indirek telah
melewati sawar otak, sehingga bisa terjadi kern ikterus atau esenfalopati bilarialis
yang bisa menyebabkan atetosis yang disertai dengan gangguan pendengaran dan
retardasi mental di kemudian hari.
5) Bayi berat lahir rendah (BBLR = berat badan kurang dari 2500 gram)
BBLR tergolong bayi dengan resiko tinggi, karena angka kesakitan dan
kematiannya tinggi. Oleh sebab itu, pencegahan BBLR sangat penting, yaitu
pemeriksaan pranatal yang baik dan memperhatikan gizi ibu.
6) Infeksi
Bayi baru lahir, terutama BBLR, sangat peka terhadap infeksi. Infeksi pada bayi
baru lahir ini pada umumnya menyebabkan mortalitas yang tinggi, sehingga
pencegahan sangat penting. Pencegahan dititiberatkan pada cara kerja aseptik,
misalnya alatalat minum, alat-alat resusitasi, alat pemberian oksigen yang steril,
perawatan tali pusat yang baik, dan kebiasaan mencuci tangan oleh petugas di
ruang perawatan bayi, baik sebelum maupun sesudah memeriksa bayi. Ibu perlu
diberi kesempatan untuk menyusui seawal mungkin (inisiasi dini) dan rawat
gabung sehingga morbiditas dan mortalitas perinatal dapat diturunkan.

C. Faktor Lingkungan Pascanatal


1) Gizi anak
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Karena
anak sedang tumbuh, kebutuhannya akan makanan berbeda denganorang
dewasa. Kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retardasi
pertumbuhan anak. Makanan berlebih 28 juga tidak baik, karena akan
menyebabkan obesitas. Kedua-duanya ini dapat meningkatkan morbiditas
dan mortalitas anak.
2) Kesehatan anak
Kesehatan anak harus mendapatkan perhatian dari para orangtua dengan
cara segera membawa anaknya yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan
yang terdekat. Jangan sampai penyakit anak sudah menjadi parah, yang bisa
membahayakan jiwa anak.
Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik. Berbeda
dengan anak yang biasanya sering sakit, biasanya pertumbuhannya akan
terganggu. Pada umumnya anak, anak yang berpenyakit kronis disertai
dengan gangguan kejiwaan akibat stres yang berkepanjangan karena
penyakitnya.
3) Imunisasi
Pemberian imunisasi pada anak penting untuk mengurangi morbilitasi dan
mortalitas terhadap penyakit=penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi,
misalnya penyakit TBC (imunisasi BCG), rotavirus, diphteria, tetanus,
pertusis, polio, campak, hepatitis B, MMR, HIB, Influenza, demam tifoid,
hepatitis A, cacar air, IPD (invasive pneumococal disease), dan HPV (human
papilloma virus). Dengan dilaksanakannya imunisasi yang lengkap, kita
harapkan dapat dicegah timbulnya penyakit-penyakit yang menyebabkan
cacat dan kematian.
4) Perumahan
Keadaan perumahan yang layak, dengan kontruksi pembangunan yang tidak
membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan penghininya.
Misalnya rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup, yang tidak
sesak dan cukup leluasa bagi anak untuk bermain serta bebas polusi akan
menjamin tumbuh kembang anak
5) Sanitasi lingkungan
Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun kesersihan lingkungan,
memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan
perorangan yng kurang akan memudahkan terjadinya penyakit kulit dan
saluran pencernaan (diare, cacing, dan lainya). Sementara itu kebersihan
lingkungan erat hubungan dengan penyakit saluran pernafasan, saluran
pencernaan serta penyakit akibat nyamuk sebagai vektornya (seperti malaria
dan demam berdarah). Oleh karena itu pendidikan kesehatan kepada
masyarakat harus ditunjukkan untuk membuat lingkungan menjadi layak
untuk tumbuh kembang anak, sehingga menciptakan rasa aman bagi
ibu/pengasuh anak dalam menyediakan kesempatan bagi anaknya untuk
mengeksporasi lingkungan.
6) Stimulasi
Perkembangan memerlukan suatu rangsangan/stimulasi khususnya dalam
keluarga, misalnya penyediaan alat permainan, sosialisasi 30 anak dan
keterlibatan ibu dan anggota keluarga lainnya terhadap kegiatan anak. Peran
orang tua dalam kegiatan bermain anak sangat penting sehingga anak akan
mendapat stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi. Stimulasi
adalah salah satu perangsangan yang datang dari lingkungan luar anak.
Stimulasi merupakan hal-hal yang sangat penting untuk tumbuh
kembang anak. Anak yang mandapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau bahkan tidak
mendapat stimulasi. Stimulasi juga berfungsi sebagai penguat yang
bermanfaat dan bermanfaat bagi perkembangan anak. Berbagai macam
stimulasi sensori seperti stimulasi visual, verbal, auditif, taktil, dan ras (taste)
dapat mengoptimalkan perkembangan anak. Perhatian dan kasih sayang juga
merupakan stimulasi yang penting pada awal perkembangan anak, misalnya
dengan mengajak anak bercakapcakap, membelai, mencium, bermain dan
sebagainya.
Morley (1986) mengatakan bahwa perioritas untuk anak adalah
makanan, kesehatan dan bermain. Makanan yang baik, pertumbuhan yang
adekuat, dan kesehatan yang terpelihara memang penting, tetapi
perkembangan intelektual jug perlu. Bermain merupakan “sekolah” yang
berharga bagi anak, sehingga perkembangan intelektualnya optimal.
Untuk perkembangan motorik serta pertumbuhan otot-otot tubuh,
diperlukan stimulasi yang terarah dengan bermain, latihanlatihan, atau
olaraga yang teratur, anak perlu diperkenalkan olahraga sedini mungkin,
karena olahraga tidak hanya membentuk fisik anak, tetapi juga membentuk
mentalnya. Olahraga yang baik bagi anak harus juga memiliki nilai bermain.
Olaraga untuk balita antara lain adalah melempar/menangkap bola,
melompat/main tali, main “dengkleng/engklek” (bermain dengan
menggunakan satu kaki untuk berjalan), naik sepeda roda tiga. Harus dijaga
kemungkinan terjadi cedera pada saat bermain/melakukan aktivitas.
7) Keluarga berencana
Dengan keluarga berencana (KB), sebuah keluarga dapat merencana kapan
mulai punya anak, berapa jumlah anak yang diinginkan, berapa tahun jarak
antara anak satu dengan anak lainnya, dan kapan berhenti tidak hamil lagi.
Pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan kawin muda, pasangan suami-
istri dianjurkan untuk menunda kehamilannya sampai paling sedikit ibu
berumur 18 tahun. Karena, kehamilan pada umur kurang dari 18 tahun sering
melahirkan BBLR dengan angka kematian tinggi. Disamping itu, resiko
terhadap ibunya juga tinggi. Demikian pula, perlu dianjurkan ibu tidak hamil
sesudah usia 35 tahun, karena resiko terhadap bayi maupun ibunya
meningkat.
8) Keluarga
Suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga sangat penting dalam
tumbuh kembang anak. Interaksi orangtua-anak merupakan suatu proses
majemuk yang dipengaruhi banyak faktor, yaitu kepribadian orangtua, sifat
bawaan anak, kelahiran anak yang lain, tingkah laku setiap anggota keluarga,
interaksi antar anggota keluarga, dan pengaruh luar. Beberapa faktor yang
memiliki dampak negatif terhadap pola interaksi keluarga adalah perkawinan
yang tidak harmonis, penyakit menahun yang diderita salah satu anggota
keluarga, dan gangguan jiwa pada salah satu anggota keluarga.

3) Tahan pertumbuhan dan perkembangan


a. Masa sebelum lahir (PRANATAL) selama 280 hari.
Masa Pranatal ini berlangsung dari sejak terjadinya konsepsi sampai bayi lahir
kira-kira lamanya 9 bulan 10 hari atau 280 hari. Masa periode ini terbagi kepada
3 periode,yaitu :

i. Periode telur. Berlangsung sejak pembuahan sampai akhir minggu kedua.


ii. Periode embrio. Dari akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua.
iii. Periode janin. Dari akhir bulan kedua sampai bayi lahir.
Ada 6 ciri-ciri kondisi Pranatal yang penting,yaitu :

 pada masa ini potensi sifat-sifat bawaan dan jenis kelamin setiap individu
ditentukan.
 pada masa ini kondisi si ibu sangat menetukan pola pertumbuhan Pranatal.
 secara Prporsional pertumbuhan pada fase ini lebih besar dan lebih luas dari fase
lain nya.
 pada saat orang-orang yang berarrti dalam keluarga dapat membentuk sikap
kepada si janin.
 pada masa ini terdapat banyak bahaya fisik maupun psikologis.

b. Masa bayi baru lahir (NEW BORN) 0-2 minggu


Masa ini dimulai sejak lahir sampai bayi berumur kira-kira 15 hari. Masa ini
merupakan fase pemberhentian,artinya masa tidak terjadi pertumbuhan atau
perkembangan. Masa ini juga dikenal dengan masa “resting age”yaitu masa istirahat,
guna menyesuaikan diri dengan keadaan baru didunia ini. Periode ini dibagi menjadi
2 tahap,yaitu :

 Pertama disebut periode parunate, yaitu sejak janin baru keluar dari Rahim sampai
tali pusar dipotong.
 Kedua disebut peride neonate sampai sekitar akhir minggu kedua setelah kelahiran.
Ciri – ciri yang penting pada masa ini adalah :

a) Periode ini merupakan fase perkembangan yang tersingkat dari seluruh periode
perkembangan manusia.
b) Periode ini merupakan saat penyesuaian diri untuk kelangsungan hidup janin.
c) Periode ini ditandai dengan terhentinya perkembangan.
c. Masa bayi (BABYHOOD) 2 Minggu-2 tahun.
Masa ini berlangsung dari umur 2 minggu-2 tahun. Ciri-ciri masa ini adalah :

a) Masa bayi merupakan masa dasar yaitu masa pembentukan dasar-dasar kehidupan yang
sesungguhnya,karena pada saat ini banyak pola prilaku,sikap dan pola ekspresi emosi
terbentuk.
b) Bayi berkembang pesat baik fisik maupun psikologisnya sehingga penampilan dan
kemampuan nya pada masa ini mengalami banyak perubahan.
c) Masa bayi selain meningkatnya individualitas,juga merupakan masa pemrmulaan
sosialisasi.
d) Masa bayi adalah masa permulaan penggolongan seks atau jenis kelamin.
e) Masa bayi adalah masa yang menarik sehingga semua orang suka kepada bayi.
f) Masa bayi adalah permulaan masa kreatifitas,pada bulan-bulan pertama bayi mulai
belajar mengembangkan minat dan sikap yang merupakan dasar bagi kreatifitasnya
kemudian,dan untuk penyesuaian diri nya dengan pola-pola yang diletakkan orang lain
atau orang tua.

d. Masa kanak-kanak awal (EARLY CHILDHOOD) 2-6 tahun.


Masa kanak-kanak awal ini berlangsung dari umur 2-6 tahun. Masa ini sering disebut
usia sulit atau problematis, karena memellihara atau mendidik mereka sulit. Masa ini
juga disebut sebagai usia main karena sebagian besar hidup anak dihabiskan untuk
bermain. Masa kanak-kanak awal merupakan saat yang tepat untuk belajar mencapai
berbagai keterampilan. Karena anak senang mengulang-ngulang,hal ini penting artinya
dalam belajar keterampilan. Selain itu anak pada masa ini juga berani dan senang
mencoba hal-hal baru. Pada masa ini mereka juga belum banyak memiliki leterampilan
sehingga tidak ada gangguan untuk mendapatkan keterampilan-keterampilan baru.

e. Masa kanak-kanak akhir (LATER CHILDHOOD) 6-12 Tahun


Masa kanka-kanak akhir atau disebut juga masa anak sekolah ini berlangsung dari
umur 6-12 tahun.Masa ini disebut orang tua dengan masa “tidak rapi”, masa “bertengkar”
dan masa “menyulitkan”Pada masa keserasian bersekolah ini anak=anak relatif lebih
mudah untuk dididik disekolah dari masa sebelum dan sesudahnya nanti. Masa ini dapad
dibagi dalam 2 fase,yaitu : a. Masa kelas sekolah dasar umur 6 atau 7 ampai 9atau 10
tahun. b. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar umur kira-kira 9 atau 10 sampai 12 atau
13 tahun.

f. Masa puber (PUBERTY)


Masa puber merupakan periode tumpang tindih karena mencakup akhir masa
kanak-kanak dan awal masa remaja,yaitu dari umur 12 atau 13 sampai umur 16 atau 17.
Perubahan pada masa puber mempengaruhi keadaan fisik,sikap dan prilakku. Karena
kaibat perubahan nya cenderung buruk, terutama sselama awal masa puber, maka masa
puber sering disebut“masa negatif”.

Pada masa puber ini,bahay fisik tampaknya lebih ringan dibandingkan dengan
bahaya psikologis. Bahaya psikologis yang paling umum terjadi adalah kecenderungan
mengembangkan konsep diri yang kurang baik,berprestasi rendah,tidak mau menerima
perubahan jasmani atau peran seks yang memperoleh dukungan sosial dan penyimpangan
pematangan seksual.

g. Masa remaja (ADOLESCENCE) 15-21 Tahun.


Pada masa remaja ini berlangsung dari umur 15-21 tahun atau berlangsung saat
individu matang secara seksual sampai mencapai usia matang menurut hukum. Masa
remaja ini dibagi 2 bagian yaitu :

a) Masa remaja awal yang berlangsung hingga 17 tahun.


b) Masa remaja akhir yang berlangsung hingga mencapai usia kematangan resmi secra
hukum yaitu 21 tahun.
c) Masa remaja merupakan periode perubahan yang sangat pesat baik dalam perubahan
fisik nya maupun perubahan sikap dan perilakunya.ada 4 perubahan yang bersifat
Universal selama masa remaja yaitu : a. Menigkatnya emosi. b. Perubahan fisik.
Dengan berubahnya minat dan prilaku. d. Bersikap ambivalensi.
Di akhir masa remaja, si remaja umumnya mengalami ambang dewasa, yaitu para
remaja menjadi gelisah untk meninggalkan tingkah laku remaja belasan tahun dan untuk
memberikan kesan bahwa dirinya telah hampir dewasa, merka berpakaian dan bertindak
seperti orang dewasa.

h. Masa dewasa awal-usia lanjut (21-........)


Masa pematangan diri dalam tahap ini,perkembangan fungsi kehendak mulai
dominan. Orang mulai dapat membedakan adanya 3 macam tujuan hidup
pribadi,yaitupemuasan keiinginan pribadi,pemuasan keinginan kelompok,dan pemuasan
keinginan masyarakat.
Semua ini akandirealisasi oleh individu dng belajar mengandalkan daya kehendaknya.
Dengan kemmpuannya,orang melatih diri uuntuk memilih keinginan yang akan
direalisasi dalam tindakan nya. Realisasi setiap keinginan ini menggunakan fungsi
penalaran,sehingga orang dalam masa perkembangan ini mulai mampu melakukan
pengoreksian dan pengontrolan diri.

4) Teori pertumbuhan dan perkembangan manusia dari tahap konsepsi sampai


lansia
 Fase prenatal (dalam kandungan)
Fase prenatal merupakan periode di antara pembuahan dan kelahiran.Dari hasil
pembuahan, terbentuk zigot yang berkembang menjadi janin.Organ dan seluruh anggota
tubuh janin pun terus tumbuh dan berkembang dalam kandungan kurang lebih selama 9
bulan.

 Fase bayi
Fase bayi dibagi berdasarkan usianya
Newborn : 0 hari – 1bulan
Infant : 1 bulan – 1 tahun
Toddler : 1 – 3 tahun
Pada tahapan pertumbuhan manusia ini, bayi sangat bergantung pada orangtua dan mulai
belajar memercayai orang-orang di sekitarnya.
 Fase kanak-kanak awal
Fase kanak-kanak awal disebut juga sebagai pra sekolah yaitu usia 5-6 tahun. Dalam
tahap pertumbuhan manusia ini, anak belajar melakukan banyak hal sendiri, seperti
makan, buang air di toilet, dan bermain bersama teman.Anak juga mulai mengembangkan
keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan kesiapan sekolah, seperti belajar
membaca dan menulis.
 Fase kanak-kanak tengah dan akhir
Fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah masa pertumbuhan manusia yang berlangsung
sejak umur 6-11 tahun.Pada tahapan ini, anak umumnya sudah menguasai keterampilan
dalam membaca, menulis, dan berhitung.Ia juga terlibat dalam kegiatan akademis,
interaksi sosial dengan teman di sekolah, dan mulai memerhatikan pencapaian prestasi.
Ketika dipuji, Si Kecil akan mengembangkan rasa bangga dan kompeten. Namun, ketika
gagal, ia akan merasa rendah diri.
 Fase remaja
Fase remaja adalah tahapan pertumbuhan manusia yang merupakan masa transisi dari
masa kanak-kanak ke dewasa. Sebenarnya pre pubertas sudah terjadi pada usia pada usia
7-8 tahun dan sudah masa pubertas akan selesai pada usia 14-15 tahun lalu masa remaja
akan berakhir pada usia 18 tahuDalam fase ini, terjadi proses yang disebut sebagai
pubertas. Proses ini mendorong perubahan fisik yang sangat cepat, misalnya tinggi dan
berat badan bertambah, membesarnya alat kelamin dan payudara, tumbuhnya rambut
pada area tertentu, menstruasi atau mimpi basah, hingga perubahan pada suara.Remaja
juga mulai mandiri dan mencari jati dirinya sendiri. Ia akan berpikir secara lebih logis,
tapi memiliki perasaan yang sensitif. Selain itu, remaja umumnya lebih senang
menghabiskan waktunya bersama teman.

 Fase dewasa muda


Fase dewasa muda berlangsung sekitar usia 19-40 tahun. Pada tahap pertumbuhan
manusia ini, telah tercapai kematangan dalam berbagai aspek. Fokus kehidupan di masa
dewasa muda terletak pada pekerjaan, pernikahan, dan keluarga.Orang-orang dalam fase
ini juga lebih prima, mandiri, dapat bertindak secara bertanggung jawab untuk diri sendiri
ataupun orang lain, dan mempertimbangkan konsekuensi yang akan dihadapi atas
perbuatan Anda.

 Fase dewasa tengah


Fase dewasa tengah adalah tahap pertumbuhan manusia yang terjadi di usia 40-60 tahun.
Pada masa ini, Anda berfokus untuk membesarkan anak, bekerja, dan ikut berkontribusi
dalam masyarakat.Namun, kondisi Anda tidak seprima sebelumnya.Wanita juga
cenderung mengalami menopause di fase ini.
 Fase lansia (dewasa akhir)
Fase dewasa akhir adalah masa pertumbuhan dan perkembangan manusia yang
mengalami kemunduran. Tahap ini terjadi pada usia 60 tahun ke atas. Anda akan
mengalami proses penuaan, yang ditandai dengan kulit menjadi keriput, massa tubuh
berkurang, sampai menurunnya daya tahan fisik.Fungsi kognitif dan psikomotorik lansia
juga mengalami kemunduran. Anda mungkin tidak mudah memahami perkataan
seseorang, aktivitas menjadi terbatas, dan kurang cekatan.Selain itu, lansia cenderung
berfokus pada spiritual untuk bersiap menghadapi kematian.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas penulis dapat menyimpulkan perubahan dalam diri manusia
terdiri dari perubahan kualiatif akibat dari perubahan psikis, dan perubahan kuantitatif akibat
perubahan fisik. Perubahan kualitatif terserbut sering disebut dengan”PERKEMBANGAN”
seperti perubahan dari tidak mengetahui jadi mengetahuinya, dari kekanak-kanakan menjadi
dewasa sedangkan perubahan kuantitatif seing disebut dengan “PERTUMBUHAN”, seperti
perubahan tinggi dan berat badan.

Perkembangan dapat diartikan sebagai”perubahan progresif dan


kontinyu(berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati. Pengertian lain
dari perkembangan adalah “ perubahan-perubahan yang alami individu atau orgasnisme menuju
tingkat kedewasaanya atau kematangannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan baik menyakut fisik (jasmani )maupu pisikis (rohani)”

Saran

Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.
DAFTAR PUSTAKA

Drs.H.M. AliSabri,psikologipendidikan. pedomanilmu Jaya Jakarta:1996

Dr.H. Syamsul Yusuf LN.,M.Pd,psikologi perkembangan anak dan remaja.PT.Remaja


Rosda Karya Bandung:2000

Ki Fudyaratana,psikologi umum, Pustaka Pelajar, Yogyakarta:2011

https:// angga-hardianto 1994.blogspot.com

https://harpagaulnyabios12.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai