Anda di halaman 1dari 11

BIOSKOP

PROGRAM PASCA SARJANA


MAGISTER ARSITEKTUR
UNIVERSITAS SAM RATULANGI

PENDAHULUAN
BANGUNAN BERSEJARAH (Historic Building, eng) adalah bangunan yang memberi kita rasa keajaiban dan
membuat kita ingin tahu lebih banyak tentang manusia dan kultur yang memproduksinya.
(Feilden B.M, Conservation of Historic Building,page 1)

BANGUNAN BERSEJARAH dapat dikategorikan sebagai bangunan cagar budaya melalui penetapan.
BANGUNAN CAGAR BUDAYA adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan
manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding dan beratap dan telah melalui
penetapan.
(Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 11 Tahun 2011 tentang Cagar Budaya)

Syarat dan kriteria BANGUNAN CAGAR BUDAYA antara lain :


- Berusia 50 (lima puluh tahun) atau lebih
- Mewakili masa gaya paling singkat 50 (lima puluh tahun)
- Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan,
pendidikan, agama dan/atau kebudayaan
- Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.
(Undang-undang Republik Indonesia Nomor :
11 Tahun 2011 tentang Cagar Budaya BAB III pasal 5)

BIOSKOP
BENTENG

DATA LOKASI

Dengan batas-batas sebagai berikut :


Sebelah Utara berbatasan dengan POLSEK MANADO
Sebelah Selatan berbatasan dengan PT. PERTAMINA
Sebelah Timur bebatasan dengan JALAN SAM RATULANGI
Sebelah Barat berbatasan dengan JALAN PIERE TENDEAN

BIOSKOP
BENTENG

LATAR BELAKANG SEJARAH


STUDIO BENTENG atau lebih dikenal saat
ini sebagai BIOSKOP BENTENG
merupakan salah satu bangunan jaman
dulu yang masih ada sampai saat ini.
bangunan ini memiliki desain arsitektur yang
khas, bergaya ART DECO. Merupakan
bangunan permanen dengan menggunakan
struktur baja komposit. Bioskop ini menjadi
salah satu saksi sejarah pertumbuhan
kota Manado. Bangunan ini memiliki fungsi
sebagai Bioskop (Lt.1) dan sebagai
hunian tempat tinggal pemilik (LT.2).
seiring perjalanan waktu pada awalnya
bangunan ini sebagai bioskop (1960an90an), diskotik (1999), bengkel
(2004/2007), sekarang hanya sebagai
gudang.

BIOSKOP
BENTENG

LATAR BELAKANG OBJEK


BIOSKOP BENTENG merupakan bangunan milik pribadi dari
warga Manado keturunan Tionghoa bernama OEI HONG HIE
yang pembangunannya dimulai pada tahun 1952. Dibuat atas
nama seorang kerabat mereka yang bernama Bpk.Hong Imbar,
yang juga adalah seorang pemborong/kontraktor pada waktu itu
dengan perjanjian akan diberikan saham sebesar 25%. Dan
seiring berjalannya waktu, tahun 1975 saham tersebut dibeli
kembali oleh anak-anak dari OEI HONG HIE. Hingga saat ini
Bangunan itu masih milik dari keluarga yang bersangkutan.
Kenyataan yang ada saat ini sangat tragis bahwa tidak adanya
perhatian dari pemerintah kota, tidak ada intensifikasi terhadap
pemilik bangunan kenyataannya bangunan ini masih harus
membayar pajak sebesar Rp.13.000.000 per tahun.
Sumber : Ci Yen (cucu dari Oei Hong Hie)
Pengelola/pemilik Bioskop
Benteng sekarang.

BIOSKOP
BENTENG

LATAR BELAKANG OBJEK


BIOSKOP BENTENG merupakan bioskop papan atas di
Manado. Bioskop ini pernah merasakan masa keemasan
bisnis film layar lebar, karena saat itu orang dari kampungkampung di Minahasa datang ke ibu kota Sulut, hanya
untuk menonton film bioskop.
Dan gedung eks BIOSKOP BENTENG hingga saat ini
masih berdiri di kompleks Pasar 45. Tempat ini dari tahun
1960-an hingga 1990-an merupakan bioskop yang
menayangkan film-film Hollywood (barat) dan film nasional
terbaik.
Studio Benteng dibuka sekitar tahun 60-an. Memiliki layar
yang besar sekitar enam meter, Studio Benteng juga
dilengkapi dengan kursi yang terbuat dari kayu. Kursi yang
ada di dalam studio tidak terlalu tinggi, tapi dibuat dari
tempat duduk paling rendah hingga paling tinggi. harga
tiket pernah Rp 500, kemudian naik hingga Rp 2.500,
pertahun.
(http://manado.tribunnews.com/2014/11/21/wow-nonton-bioskopcuma-bayar-rp-500-kenangan-tak-terlupakan)

BIOSKOP
BENTENG

LATAR BELAKANG OBJEK


Bioskop Benteng Manado pernah menjadi
Inspirasi Komikus Belanda yaitu PETER VAN
DONGEN tahun 1990-an.
Dia adalah Komikus BELANDA komik INDIE
yang mengambil tema ceritanya Indonesia
tempo doeloe. semacam memberikan sebuah
kisah perjalanan waktu ke masa lampau, yaitu
masa kolonial Hindia Belanda. Dua komik
karya Peter van Dongen pun mengambil tema
dan judul dari Indonesia masa lampau, yaitu
Rampokan Java dan Rampokan
Celebes. Sayangnya kedua komik tersebut
tidak terlalu populer di Indonesia.
Dalam proses berkaryanya, Peter van Dongen
juga membuat semacam gimmick berupa kartu
pos yang bergambar bangunan masa kolonial
di Indonesia, salah satu yang menjadi
perhatiannya adalah BIOSKOP BENTENG di
Manado. Dalam gambarnya, Peter memberi
nama bioskop ini menjadi Capitool, ketika
ditanya, ternyata nama itu hanya rekaannya
saja. Nama aslinya adalah BIOSKOP
BENTENG, yang ia temukan dari sebuah
gambar lama tahun 1990-an.

BIOSKOP
BENTENG

KEADAAN OBJEK

BIOSKOP BENTENG ini pada akhirnya ditutup sejak ada kasus pembunuhan dengan korban HASLINDA
MARJUN, mahasiswa Fakultas Teknik Unsrat yang dibunuh di WC Studio Benteng, akhirnya tempat ini ditutup
pada tahun 1990-an. Sangat disayangkan, kini bangunan BIOSKOP BENTENG dialihfungsikan sebagai toko-toko
kecil, rumah makan, dan salon. Bangunannya pun nampak tidak terawat. Bagian depannya pun sudah tertutup
banyak pedagang di tepi jalan. Sebenarnya bangunan tersebut
harus dilestarikan kalau perlu dibuat sebagai tempat wisata.
Karena itu adalah bioskop pertama yang didirikan di Kota Manado.

BIOSKOP
BENTENG

Eksterior

BIOSKOP

DOKUMENTASI OBJEK

Interior
BIOSKOP
2 buah
projektor rol
film buatan
cina, masih
terletak pada
posisinya.

DOKUMENTASI OBJEK

TERIMA KASIH

BIOSKOP
BENTENG

Anda mungkin juga menyukai