Sejarah Karantina

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 42

PHEIC

(Public Health Emergency of International Concern) Kedaruratan

dr. Hannie Masyita

Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia

Sejarah Karantina
Karantina, Quarantine, Quadraginta,
Quaranta : berarti 40. Dulu semua
penderita diisolasi selama 40 hari.
Tindakan KARANTINA tersebut pertama
kali dilakukan di VENESIA
(1348)
terhadap kapal yang dicurigai terjangkit
penyakit PES (PLAGUE) 1348 : 60 juta
kematian disebabkan Pes (Black Death)
Venesia menolak kapal & penumpang
dari daerah terjangkit.

FLU SPANYOL (1918):


40 JUTA ORANG MENINGGAL DUNIA

- Pada jaman Belanda penanganan kesehatan di


pelabuhan di laksanakan oleh HAVEN ARTS (Dokter
Pelabuhan) dibawah HAVEN MASTER (Syahbandar)
- Saat itu di Indonesia hanya ada 2 Haven Arts yaitu
di Pulau Rubiah di Sabang & Pulau Onrust di Teluk
Jakarta
- Pada tahun 1949/1950 oleh Pemerintah RI
dibentuk 5 Pelabuhan Karantina, yaitu :
- 1. Pelabuhan Karantina Klas I : Tg. Priok dan
Sabang
- 2. Pelabuhan Karantina Klas II : Surabaya dan
Semarang
- 3. Pelabuhan Karantina Klas III : Cilacap

Tahun 2008 terbit Permenkes


No.356 tentang Organisasi dan
Tata Kerja KKP:
a. KKP Kelas I (eselon II B) : 7 KKP
b. KKP Kelas II (eselon III A) : 21 KKP
c. KKP Kelas III (eselon III B) : 20 KKP

SAFETY-PANDEMIC & BIOTERORISME

S
D
I
/A
V
I
H
TB
R
XD

E/
S
B JD
C
Nv

itis
g
nin
e
m

Ch

yl
b
o
ern

ah
p
i
N

a
ler
o
ch

ola
b
/E rg
V
u
VH arb
/M

st
Pe

t
An

RS
A
S

x
hra

l
ca
i
em ion
h
C llut
po

i
An

lF
a
m

lu

SARS
March 2003

May 2003
Mad Cow Disease in Canada
(Bovine Spongiform Encephalopathy)

PANDEMI FLU BABI

10

International Health Regulations


(2005)
merupakan
Peraturan Kesehatan Internasional
yang disetujui oleh 194 negara
anggota WHO dalam sidang WHA
(World Health Assembly) ke -58

International Health Regulations (IHR)


2005
Bertujuan mencegah, melindungi dan
mengendalikan penyebaran penyakit
lintas negara dengan melakukan
tindakan
sesuai
dengan
risiko
kesehatan
yang
dihadapi
tanpa
menimbulkan gangguan yang berarti
bagi lalu lintas dan perdagangan
internasional
Penyakit yang dimaksud: penyakit
menular yang sudah ada, baru dan
yang muncul kembali serta penyakit
tidak menular (contoh: bahan radionuklir dan bahan kimia) yang dapat
menyebabkan (PHEIC)

IHR 2005
Sesuai pasal 22 U.U WHO dan prgf 2 psl 59 IHR
2005 , IHR 2005 mulai efektif setelah 2 th dari tgl
pemberitahuan (15 Juni 2005), artinya mulai tgl 15
Juni 2007 setiap negara anggota harus sudah
memasukan IHR kedalam peraturan negaranya .
Sesuai psl 61 ,62 IHR 2005 Setiap negara
anggota WHO bisa menolak atau keberatan thd IHR
2005 yg disampaikan ke Dir Gen WHO selambatlambatnya 18 bln dari 15 Juni 2005, artinya batas
akhir pengajuan penolakan atau penundaan tgl 15
Des 2006 .
Indonesia sampai batas tgl 15 Desember tidak
mengajukan penolakan atau penundaan artinya
Indonesia dianggap menerima untuk
memberlakukan IHR mulai tgl 15 Juni 2007

TUJUAN IHR 2005 a


1. Mencegah, melindungi terhadap dan
menanggulangi penyebaran penyakit antar negara
tanpa pembatasan perjalanan dan perdagangan
yang tidak perlu.
2. Penyakit yang dimaksud ialah penyakit menular
yang sudah ada, baru dan yang muncul kembali
serta penyakit tidak menular (contoh: bahan radionuklear dan bahan kimia) yang bisa menyebabkan
Public Health Emergency of International Concern
(PHEIC ) / Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia.

TUJUAN IHR 2005 b


3. Jadi lebih luas dibandingkan dengan tujuan
IHR 1969 yang hanya menjamin tidak
terjadinya penularan penyakit kholera, pes
dan yellow fever dari satu negara ke negara
lain dengan seminimal mungkin gangguan
pada lalu lintas internasional.
4. Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC ) adalah KLB yang dapat
merupakan ancaman kesehatan bagi negara
lain dan kemungkinan membutuhkan
koordinasi internasional dalam

PERBEDAAN IHR 2005 DENGAN IHR


1969
IHR 1969
Penyakit kholera, pes dan yellow fever
Yang terlibat terutama Karantina di pintu masuk
(pelabuhan laut dan bandara udara Internasional)
IHR 2005
Penyakit yang bisa menyebabkan Public Health
Emergency of International Concern
(PHEIC)/Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yg
meresahkan dunia. Penyakit yg dimaksud ialah:
Penyakit menular yang sudah ada, baru dan yang
muncul kembali serta penyakit tidak menular
contohnya bahan radio-nuklear dan bahan kimia
Lintas sektor terkait mulai tk Pusat, Propinsi,
Kabupaten/Kota, Puskesmas sampai masyarakat
(lihat pada penjelasan Core Capacities)

PERUBAHAN DALAM IHR 2005


Memberitahu WHO semua PHEIC
National IHR Focal Points beserta pejabat
yg berwenang
Definisi core capacities/kemampuan utama
pada berbagai tingkatan administrasi
(+KKP,Pos lintas batas) untuk mendeteksi,
melapor dan menanggulangi risiko thdp
kesehatan atau munculnya PHEIC
Rekomendasi tindakan oleh WHO
Pertimbangan eksternal : Emergency
Committee, IHR Review Committee

PENETAPAN PHEIC
1. Direktur Jenderal WHO harus
menetapkan berdasarkan informasi
yang diterima, khususnya dari
Negara Peserta yang di dalam
wilayahnya kejadian itu berlangsung,
bahwa kejadian itu merupakan suatu
PHEIC menurut kriteria dan prosedur
yang ditetapkan dalam Peraturan ini.

PENETAPAN PHEIC
2. Bila Direktur Jenderal WHO
mempertimbangkan, berdasarkan suatu
penilaian menurut Peraturan ini, bahwa
suatu PHEIC sedang berlangsung, Direktur
Jenderal harus berkonsultasi dengan
Negara Peserta yang di dalam wilayahnya
kejadian tersebut muncul, tentang
penetapan awal itu. Bila Direktur Jenderal
dan Negara Peserta sepakat mengenai
penetapan itu, maka berdasarkan
prosedur yang ditetapkan dalam Pasal 49,
Direktur Jenderal harus meminta pendapat
dari Komite yang dibentuk menurut Pasal

PENETAPAN PHEIC
3. Jika, setelah konsultasi sesuai ayat 2 di
atas, Direktur Jenderal WHO dan
Negara Peserta yang di dalam
wilayahnya kejadian itu berlangsung,
tidak mencapai konsensus dalam
waktu 48 jam mengenai apakah
kejadian tersebut merupakan PHEIC,
maka harus diambil keputusan
berdasarkan prosedur yang ditetapkan
dalam Pasal 49.

PENETAPAN PHEIC d
4. Dalam menetapkan bahwa suatu kejadian
merupakan PHEIC, Direktur Jenderal WHO harus
mempertimbangkan:
(a) informasi yang diberikan oleh Negara Peserta;
(b) bagan keputusan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran 2
(c) saran dari Komite Kedaruratan;
(d) prinsip ilmiah dan bukti ilmiah yang ada, serta
informasi relevan lainnya;
(e) penilaian risiko terhadap kesehatan manusia,
risiko penyebaran penyakit secara internasional,
dan risiko gangguan terhadap lalu lintas
internasional.

PENETAPAN PHEIC
5. Bila Direktur Jenderal, setelah
berkonsultasi dengan Negara
Peserta yang di dalam wilayahnya
telah terjadi PHEIC,
mempertimbangkan bahwa PHEIC
telah berakhir, Direktur Jenderal
harus mengambil keputusan
menurut prosedur yang ditetapkan
dalam Pasal 49.

UNTUK MERESPONS KEJADIAN YANG


DAPAT MENIMBULKAN PHEIC
1. Menyediakan respon emergensi kesehatan
masyarakat yang memadai dengan menetapkan
dan memantapkan rencana kontingensi
emergensi kesehatan masyarakat, termasuk
penunjukan koordinator dan contact-point yang
berhubungan dengan pintu masuk, layanan
kesehatan masyarakat dan layanan agen
lainnya;
2. Melakukan penilaian dan perawatan bagi pelaku
perjalanan atau hewan yang terjangkit oleh
pengaturan yang tepat pada fasilitas medis dan
kesehatan hewan setempat dalam
pengisolasian, pengobatan dan layanan

UNTUK MERESPONS KEJADIAN YANG


DAPAT MENIMBULKAN PHEIC
3. Menyediakan ruangan yang memadai,
dan dipisahkan dari pelaku perjalanan
lain, untuk mewawancarai orang yang
terjangkit atau tersangka;
4. Menyediakan sarana diagnosis dan, bila
perlu, karantina terhadap pelaku
perjalanan yang diduga, lebih baik bila di
sarana kesehatan yang jauh dari pintu
masuk;

UNTUK MERESPONS KEJADIAN


YANG DAPAT MENIMBULKAN PHEIC
5. menerapkan tindakan yang direkomendasikan
bila perlu untuk hapus serangga, hapus tikus,
hapus hama, dekontaminasi atau penanganan
bagasi, kargo, peti kemas, alat angkut,
barang dan paket pos, di lokasi khusus yang
ditunjuk dan dilengkapi untuk keperluan ini.
6. menerapkan pengawasan masuk dan
keluarnya pelaku perjalanan; dan
7. menyediakan akses berupa peralatan yang
dirancang khusus dan personel terlatih
dengan alat pelindung diri yang memadai,
dalam merujuk pelaku perjalanan yang

SKEMA OPERASIONAL
Klaster ILI/ISPA
Sedang,Berat

Tidak ada sinyal Epid


Penyelidikan
Epidemilogi

Segera

ada sinyal Epid


Lapor
I x 24 jam

Penanggulangan
cepat termasuk
containment

Pusat

+
WHO

Verifikasi

Sinyal virologi -

pemeriksaan
sinyal virologi

Menetapkan
Telah terjadi
PHEIC

Dirjen WHO
Minta Saran
Emergency
Committe

WHO
Perwakilan
Indonesia

Lapor
2 x 24 jam

Focal Point IHR


( Dirjen PP&PL )

sinyal
virologi

LANGKAH-LANGKAH
ALGORITME
ANNEX 2

Instrumen Menentukan PHEIC


Terdeteksi oleh Sistem Surveilans dan Pelaporan
Lain
Smallpox,
Polio (VPL),
Influenza
( baru) dan
SARS

Poten
si
PHEIC
lain

Cholera; Pneumonic plague;


Yellow fever; Viral
haemorrhagic fevers (Ebola;
Lassa; Marburg); West Nile
fever; dan Prioritas nasional
(dengue fever)
Dampak kesehatan
masyarakat serius ?

KLB (unusual/unexpected
event)
Berisiko penyebaran
internasional ?
Pembatasan perjalanan dan perdagangan
internasional ?

Informasi WHO (IHR)

Negara anggota yang menjawab ya pada pertanyaan apakah


kejadiannya memenuhi 2 dari 4 kriteria (I-IV) diatas, harus
memberitahu WHO berdasarkan Pasal-6 dari Peraturan Kesehatan
Internasional.

Pengertian- Pengertian

Episenter adalah wilayah geografis yang menjadi

pusat/awal terjadinya Pandemi Influenza (PI).


Influenza Like Illness (ILI) adalah penyakit

dengan gejala demam mendadak (>=38 0C, suhu


aksila) disertai batuk dan atau sakit tenggorokan,
yang tidak didiagnosis sebagai penyakit lain.
Isolasi adalah pemisahan orang sakit, bagasi,

kontainer, alat angkut, atau barang bawaan


lainnya yang terkontaminasi dengan maksud
untuk mencegah penularan atau penyebaran
penyakit atau kontaminasi.

Kasus suspect ISPA adalah seseorang yang

menderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)


dengan gejala demam (temperatur > 38 C), batuk
dan atau sakit tengorokan dan beringus serta ada
riwayat kontak dengan unggas yang terjangkit flu
burung.
Karantina adalah pemisahan dan pembatasan

ruang gerak orang sehat yang diperkirakan terpapar


sumber infeksi.
Karantina rumah adalah pemisahan orang sehat

dari sumber penyakit atau seseorang yang


menderita penyakit yang berada dalam satu rumah.

Klaster (cluster) adalah kelompok kecil yang mempunyai

karakteristik yang sama (kasus, tempat,waktu) dalam satu


kumpulan yang heterogen.
Masa inkubasi adalah periode masuknya kuman/virus sampai

timbulnya gejala penyakit.


Pandemi influenza adalah penyebaran penyakit influenza

secara internasional.
Penatalaksanaan kasus adalah suatu rangkaian kegiatan

mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan


penunjang, diagnosa dan pengobatan.
Pembatasan/kontainmen adalah tindakan untuk membatasi

pergerakan orang dalam rangka mencegah penyebaran


penyakit.

Pembatasan cepat adalah tindakan pembatasan


yang dilakukan pada awal terjadinya pandemi.
Pengendalian
perimeter
adalah
tindakan
penyehatan yang dilakukan di wilayah pembatasan
sehingga tidak terjadi penyebaran Pandemi Influenza.
Personal Protective Equipment (PPE) adalah
peralatan yang harus dikenakan untuk melindungi
petugas dari kemungkinan kecelakaan dan atau
tertular penyakit menular.
Profilaksis adalah pemberian obat kepada
seseorang dengan tujuan mencegah tejangkitnya
penyakit.

Sinyal virologi adalah adanya gambaran antigenik dan


genetik baru (seperti penyusunan ulang genetik virus yang
berisi material genetik manusia dan hewan atau adanya
gambaran isolat virus influenza dari manusia yang
menunjukan beberapa mutasi yang tidak tampak pada isolat
virus dari hewan.)

Strategi adalah teknik atau cara yang dilakukan untuk


mencapai suatu keberhasilan dalam pencegahan Pandemi
Influenza.

Surveilans adalah pengamatan secara terus menerus dan


sistematis terhadap suatu penyakit yang di mulai dari
pengumpulan data, pengolahan data, analisa data, dan
interpretasi
data
untuk
mengambil
keputusan
penanggulangan.

Respon cepat (rutin) adalah tindakan yang dilakukan pada


saat kejadian luar biasa (Avian Influenza).
Ring II adalah wilayah perimeter yang dimulai dari area pintu
masuk bandara/pelabuhan.
Ring I adalah area publik di terminal bandara/pelabuhan
sampai pintu masuk penumpang ke ruang check-in.
Sinyal epidemiologis adalah peningkatan jumlah penderita
saluran pernapasan yang belum diketahui penyebabnya, pada
suatu daerah/kelompok masyarakat tertentu dalam periode
waktu yang singkat dan pola berbeda dari influenza manusia
yang biasa dikenal.

Suspek adalah seseorang dengan suhu 38C dengan


salah satu/lebih gejala: sakit tenggorokan, batuk, pilek, sesak
nafas. Dalam tujuh hari terakhir sebelum sakit ada kontak
dengan penderita influenza pandemic atau berkunjung ke
daerah terjadinya episenter pandemi influensa.

Wilayah penanggulangan adalah wilayah geografis dan


penduduknya yang ada klaster petunjuk dan dimana dilakukan
intervensi luas.

Zona karantina adalah tempat berlabuh bagi kapal yang


datang dari pelabuhan di daerah/negara terjangkit penyakit
yang berpotensi Public Health Emergency of International
Concern. Dengan jarak minimum 2 mil dari dermaga.

Anda mungkin juga menyukai