Anda di halaman 1dari 33

PROSES PANTAI

PROSES PANTAI
DEFORMASI GELOMBANG
KULIAH
2
KULIAH
2
bagian
1
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN FTK ITS
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN FTK-ITS
WAHYUDI CITROSISWOYO
wahyudictr@oe.its.ac.id

UMUM
Ketika gelombang (glb) menjalar mendekati pantai bbrp
parameter dlm gerakan glb akan berubah
glb mengalamiperubahan bentukperubahan bentuk
Jika glb melewati pantai yg merupakan dinding (mendekati)
vertikal tanpa perubahan kedalaman
refleksi
Karena energi flux konstan dan terjadi gesekan dg dasar
laut, maka tinggi glb (H) akan naik
shoaling
Jika glb mendekati pantai dg menyudut akan terjadi
Jika glb mendekati pantai dg menyudut, akan terjadi
perbedaan kecepatan penjalaran (C) pada puncak2 (crest)
glb dari dua ortogonal glb yg berdekatan, shg penjalaran glb
akan membelok
refraksi
akan membelok
refraksi
Jika glb melewati penghalang akan terjadi perbedaan H di
belakang penghalang dan di depannya
difraksi
Jika dasar laut sangat dangkal maka glb tidak lama akan
eksis
pecah

SHOALING dan REFRAKSI


Jika glb menjalar ke perairan dangkal dan diasumsikan
tidak ada energi yg hilang, maka fluks energi akan konstan.
Energy flux adalah kecepatan energi ditransmisikan pada
arah rambat glb melewati bidang vertikal (pd seluruh
kedalaman) tegak lurus arah rambat glb.
kedalaman) tegak lurus arah rambat glb.
Energy flux sering disebut sebagai tenaga gelombang (=P)
PP
=
EC
=
EC
EnC
ECg
1
.
4pd
/
L
.
n
=
1+
.
.
.
sinh(4ppd
/L)
)
.
4ppd
/
L
22
.
sinh(
4
d
/
L
.
4
d
/
L

di laut dalam
mendekati nol
Cg
=
nC
sinh(4pd
/L)

Cg = Co
gd
di laut dangkal Cg = L/T = C =

Shoaling
Di laut dalam energy flux yg ditransmisikan di antara 2 ortogonal glb
P = bboEC
Po EoCo
bo adalah jarak antara 2 ortogonal yg berdampingan di laut dalam
Di laut dangkal fluks energi
P = n b E C
b adalah jarak antara 2 ortogonal yg berdampingan di laut dangkal
Karena fluks energi konstan
boEoCo = n b E C
b
C
E
12
...
.
.
.
...
1
.
.
.
.
.
.
.
.
.
o
o

=
E
b
C
n
o

12
...
1
n
.
..
...
Co
C
...
18
2
gH
E
.

E
..Disebut sebagai
koefisien shoaling (Ks)
=
H

Eo
E
H
H
=
atau = H/
H
atau H/Ho
o
.
.
.
.
.
.

12
C
b
H

.
.
.
...
1
.
.
.
...
o
o
H
C
b
n
o
..Subscript o selalu menandakan kondisi laut dalam

REFRAKSI
REFRAKSI

bo
.
.
.
.

adalah koefisien refraksi = KKr


adalah koefisien refraksi
.
.
.
.
b

2
Ho
.
..
.
.
.

H
1
1

C
bo
.
.
.
.
.
.
.
.
.
...
o
=
H
2
C
b
n
.
nC
..
.
.
b
.

HH

= Ks Kr
H = KsKr Ho Ho
Perubahan arah dari ortogonal glb dapat didekati dg:
sin
a
= (C/Co) sin ao
Snell s Law
Dari ilustrasi lihat x = (b /cos ))=(b/cos = (b/cosa)), sehingga
Dari ilustrasi, lihat x = (bo/cosao
sehingga
Kr2 = bo/b = cosao/cosa

Snell s law untuk refraksi gelombang


puncak gelombang (crest)
ortogonal gelombang
bo
ao
ax do
aab
d

Garis pantai lurus dg kedalaman berubah scr gradual

Refraksi sepanjang pantai yg lurus


dkdg kontur kkeddallaman pararell
Refraksi bentuk pematang bawah laut (a),
dan canyon bwh laut (b)
Refraksi di sepanjang pantai yg tdk teratur
Beberapa wave rays yg tergantung dari topografi dasar laut

Pentingnya refraksi
dl liki
dalam aplikasi :
Perhitungan refraksi dan shoaling dapat untuk menentukan
Perhitungan refraksi dan shoaling dapat untuk menentukan
tinggi glb pd kondisi kedalaman tertentu dari glb laut
dalam. Refraksi berperan penting dalam distribusi tinggi
lbd
idij ti
gelombang dan energi di sepanjang pantai.
Perubahan arah gelombang dari bagian yg berbeda (dasar
laut) menghasilkan energi divergen dan konvergen dan
laut) menghasilkan energi divergen dan konvergen dan
menghasilkan energi berbeda yg mengenai struktur (lihat
ilustrasi)
RfRefrakksii bkberkontrib ibusii dldalam perubahan t fi dt bh topografi dasar
laut karena pengaruhnya thd erosi dan sedimentasi
Deskripsi scrscr regional thdthd batimetri pantaipantai dapatdapat dilakukan
Deskripsi regional batimetri dilakukan
dg melihat pola refraksi dari foto udara

Asumsi yg biasanya dibuat


dlm analisa refraksi:dlm analisa refraksi:
dlm analisa refraksi:
Energi gelombangg di antara ortogonal gglb ((wave
gg
g
rays) adalah konstan. (ortogonal glb adalah?..

Arah rambat glb (ortogonal) tegak lurus dengan


puncakk gellombbang ((wave crest) t)
Kecepatan glb pada lokasi dan dg periode tertentu
hanya tergantung pada kedalaman di lokasi tersebut
hanya tergantung pada
Perubahan topografi dasar laut adalah gradual
Glb adalah long-crested, monochromatic,periode
konstan dan amplitudo kecil
Pengaruh arus, angin dan refleksi dari pantai dan
variasi topografi dasar laut diabaikan
variasi topografi dasar laut diabaikan

Wave
Refraction
why are these curved?
Refraction
waves feel bottom here would be here
but it was slowed
down
Wave
Refraction
why are these curved?
Refraction
waves feel bottom here would be here
but it was slowed
down

PENENTUAN SHOALING & REFRAKS


PENENTUAN SHOALING & REFRAKSI
Grafis
lihat:
CEM,2002; p.II-3-12
CERC, 1984 (SPM, Vol. I p. 2-65 & 2-69); atau
terjemahannya di Bambang Triatmodjo (Teknik
terjemahannya di Bambang Triatmodjo (Teknik
Pantai)
Numeris:
Snell s law
Tabel hubungan shoaling coefficient Tabel hubungan shoaling coefficient, water d
epth,
water depth
wave length: Ks, d/L, 2pd/L, tanh(2pd/L),
sinh(2pd/L),d/Lo
lihat CERC, 1984 (SPM, Vol. II
Appendix C Tabel C-1 dan C-2) atau terjemahannya
Appendix C Tabel C 1 dan C 2) atau terjemahannya
di Bambang Triatmodjo (Teknik Pantai)

Nomogram penentuan Kr berdasar


kedalaman dan sudut datang glb (CEM,2002; p.II-3-12)

Nomogram penentuan KrKs berdasar pada


kedalaman dan sudut datang glb (CEM,2002; p.II-3-12)

Refraksi gelombang Laut


Tdk spt glb monokromatik, glb laut aktualadalah sangat
kompleks; panjang crest kecil, bentuk tdk permanen, speed,
periode, dan arah propagasi bervariasi dari glb yg satu dg glb
lainnya.
Pierson ((1951), ), Longguet-Higgggins ((1957),), & Kinsman ((1965))
memberi solusi refraksi pada ocean-waves:
glb di permukaan laut dalam terdiri dr sejumlah glb monokrom yg
masing2 memp. arah dan frekuensi berbeda.
Energi atau tinggi komponen dlm spektrum dapat ditemukan, kemudian
analisa refraksi konvensional dpt dilakukan
Cara ini sangat laborious & time consuming !!
Borgman (1969) dan Fan & Borgman (1970): mempunyai ide dg
arah spectra yg memberi teknik penyelesaian refraksi o-w lbh cepat
(lihat CEM, 2002; p. II-3-17)

LATIHAN
1
LATIHAN
1

FIND:
Wave height H
125, 110, 95,
5 d 4 f d t l
5 and 4 m for
and 30o.

and angle . at water depths of 150,


80, 70, 60, 50, 40, 30, 20, 16, 13, 11, 9, 7, 6,
f 0o, 1010oo, 20o
deepwater wave angles of 0o 20o

GIVEN:
A wave 1 m high and 10-sec period in 300 m of
water, with a plane, sloping beach.

DIFRAKSI

GELOMBANG PECAH
(BREAKING WAVES)
GELOMBANG PECAH
(BREAKING WAVES)
(BREAKING WAVES)
Glb pecah adalah ketidakstabilan glb, yg berarti glb yg
menjalar tidak lama lagi eksis. Terjadi saat kecepatan
partikel lebih besar kecepatan rambat (celerity) glb
..(u > C).
Umumnya ada 3 tipe glb pecah:
Umumnya ada 3 tipe glb pecah:
Spilling
Plunging
surging
Hubungan tipe glb pecah dg beach slope ():

Beberapa tipe gelombang pecah (CEM, 2002; p.II-4-2)

Tipe gelombang pecah:


foam
Dasar pantai hampir horisontal
Dasar pantai curam
foam
Dasar pantai Dasar pantai sangat curam
sangat curam
Spilling breakers
.oo< 0,,5
Plunging breakers
0,5 < .o < 3,3
Surging breakers
.o > 3,3

Gelombang pecah di laut dalam


Di laut dalam stabilitas bentuk glb dipengaruhi kecuraman
Di laut dalam stabilitas bentuk glb dipengaruhi kecuraman
glb (wave steepness) Ho/Lo. Scr teoritis Michell (1893)
menentukan batas harga Ho/Lo = 1/7 yg terjadi saat sudut
crest = 120o
Breaking waves
L
H120o
sudut puncak glb
Batas kecuraman (steepness) H/L = 0,142

Gelombang pecah
Munk (1949) menurunkan bbrp hubungan dari teori glb soliter yg
dimodifikasi yg dihubungkan dg Hb, db, H o (unrefracted wave
height), dan Lo. Korelasi tsb adalah:
dan
Hb
1
=
Ho
.
H
'
.
3
Hdbbb
1,28
'1
=128
3,3
o
.
.
L
.
.
.
.
oo
.
.
Rasio Hb/H o sering disebut sbg indeks tinggi glb pecah dan Hb/db atau .b (=0,78) d
isebut index kedalaman glb pecah
Iverson (1952, 1953); Galvin (1969); dan Goda (1970)
menyimpulkan bhw: Hb/H o dan db/Hb tergantung pada kemiringanpantai (beach slope)
dan steepness glb datang.
Subscript b menandakan kondisi gelombang pecah

PENENTUAN Gelombang pecah

Goda (1970) scr empiris menurunkan hubungan antaraHb/H o dan Ho/L o untuk bbrp slope
pantai (Fig.2-72,
SPM 1984 p 2 131) Kurva pd gb tsb menunjukkan
SPM, 1984 p.2-131). Kurva pd gb tsb menunjukkan
ketergantungan Hb/H o pada slope pantai (beach slope).
Weggel (1972) menurunkan relasi antara db/Hb dan
Hb/gT2 untuk bbrp variasi slope pantai (lihat Fig.2-73,
SPM,, 1984 pp.2-132)).
Untuk estimasi kedalaman glb pecah dan Hb
maksimum CERC 1984 (SPM Vol II)
maksimum, CERC, 1984 (SPM, Vol. II)
merekomendasikan untuk menggunakan kurva Fig.
2-72 dan 2-73 drpd menghitung dg formula Hb/H o
dan d /H di muka
dan db/Hb di muka

Fig. 2-72. Indeks tinggi gelombang pecah dan wave steepness, Ho/gT2.

Fig. 2-42. Dimensionless depth pd breaker dan beach slope, Hb/gT2


(CEM, 2002; p. II-4-5).

LATIHAN
2
LATIHAN
2

Given: Beach with a sloppe of 1:20;; a wave with


deepwater height Ho = 2 m and a period T = 10 seconds.
Assume that a refraction analysis gives a refraction
(bo/b)1/2
coefficient [K =(b /b)1/2] = 1 05 at the point where ] 1.05 at the point where
coefficient [Kr
breaking is expected to occur

Find: The breaker height Hb and the depth db at which


breaking occur!
b b
(Gunakan grafik pada Fig. 2-72 dan 2-73)

Anda mungkin juga menyukai