Nama
: Ny. R
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 63 tahun
Alamat
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Status
: Menikah
Agama
: Islam
Tanggal Masuk
: 19 oktober 2015
ANAMNESIS
Diperoleh dari pasien (Autoanamnesis)
Keluhan Utama :
Pasien datang dengan keluhan nyeri pinggang sejak 1 hari yang lalu,
nyeri dirasakan tiba tiba muncul setelah sujud shalat malam dan nyeri untuk
berdiri ataupun duduk. Nyeri dirasakan menjalar ke kedua kaki tetapi lebih
dirasakan pada kaki sebelah kiri. Pasien mengeluh tidak bisa berjalan karena
nyeri. Nyeri perut disangkal, BAK dan BAB tidak ada keluhan, riwayat jatuh
disangka.
Riwayat penyakit dahulu :
-
Hipertensi disangkal
Diabetes disangkal
Rheumatik disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kesadaran
: Composmentis
GCS
: 15
Tanda Vital
- Nadi
- Pernapasan
: 22 x/menit
- Suhu
: 37 0C
- TD
BB = 65 kg
TB = 160 cm
IMT`= 25,1 Obes 1
Kepala
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
Tiroid
: tidak teraba
Thorax
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: tidak dilakukan
Palpasi
Perkusi
: tidak dilakukan
Abdomen
Inspeksi
: bentuk datar
: Timpani
Palpasi
Ekstremitas
Atas
Bawah
STATUS NEUROLOGIK
-
Kesadaran
: Composmentis
Kuantitatif
: E4M6V5
Kualitatif
(orang) baik
(sekitar) baik
Daya ingat
Sikap tubuh
Cara berjalan
(lama) : baik
Saraf Kranial :
-
N. I Olfaktorius
Daya pembau
Kanan
kiri
N. II Optikus
:
Kanan
Kiri
Penglihatan
Pengenalan warna
Refleks Cahaya
Fundus Okuli
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Papil
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Retina
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
N. III Okulomotorius :
Kanan
Kiri
Medial
Atas
Bawah
Ukuran Pupil
2 mm
2 mm
Bentuk Pupil
isokor
isokor
Refleks Akomodasi
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Stabismus divergen
Diplopia
Ptosis
Gerakan Mata
N. IV Troklearis :
Kanan
Kiri
Lateral Bawah
Strabismus konvergen
Diplopia
Gerakan Mata
N. V Trigeminus
Menggigit
Membuka mulut
N
Kanan
Kiri
Atas
Tengah
Bawah
Sensibilitas
Refleks kornea
N. VI Abdusen
Tidak dilakukan
Kanan
Kiri
Stabismus kovergen
Diplopia
N. VII Fasialis
Kanan
Kiri
Normal
Normal
Kedipan Mata
Normal
Normal
Lipatan naso-labial
Normal
Normal
Sudut Mulut
Normal
Normal
Mengerutkan dahi
Normal
Normal
Mengerutkan alis
Normal
Normal
Menutup mata
Normal
Normal
Mengiris
Normal
Normal
Mengembangkan pipi
Normal
Normal
N. VIII Akustikus
Kanan
Kiri
Tes Rinne
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tes Weber
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tes Schwabach
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
N. IX Glosofaringeus
Arkus faring
Simestris
Tidak dilakukan
Refleks muntah
Tidak dilakukan
Tersendak
- N. X Vagus
Arkus faring
Simetris
Nadi
Reguler
Bersuara
Baik
Menelan
Baik
- N. XI Aksesorius
Memalingkan kepala
Kanan
Kiri
Sikap bahu
Mengangkat bahu
- N. XII Hipoglosus
Sikap lidah
Normal
Artikulasi
Baik
Tremor lidah
Menjulurkan lidah
Baik
Eutrofi
Kekuatan lidah
Tidak dilakukan
BADAN
Kanan
Kiri
Tegang
Tegang
Tidak Dilakukan
Tidak Dilakukan
Otot punggung
Nyeri membungkuk badan
Kolumna vertebralis
Normal
Nyeri tekan
Sensibilitas
Normal
NT (-)
Eutrofi
gerakan
Normal
Kiri
Drop and
Warna kulit
Sianosis (-)
Sianosis (-)
Claw hand
Kontraktur
Palpasi
Lengan Atas
Lengan Bawah
Tangan
Gerakan
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Kekuatan
Tropi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Tonus
Bisep
Trisep
Radius
Ulna
Ka
Ki
Ka
Ki
Ka
Ki
Ka
Ki
Refleks Fisiologik
++
++
++
++
++
++
++
++
Perluasan Refleks
Refleks silang
Refleks Patologi
Kanan (-)
Kiri (-)
Tungkai Bawah
Kaki
Ka
Ki
Ka
Ki
Ka
Ki
Gerakan
bebas
bebas
bebas
bebas
bebas
bebas
Kekuatan
Tdk dpt
Tdk dpt
Tdk dpt
Tdk dpt
Tdk dpt
Tdk dpt
dinilai
dinilai
dinilai
dinilai
dinilai
dinilai
Tonus
Trofi
eu
Eu
eu
eu
eu
eu
Nyeri
Termis
tdl
tdl
tdl
tdl
tdl
tdl
Taktil
Diskriminisasi
tdl
tdl
tdl
tdl
tdl
tdl
Posisi
Vibrasi
tdl
tdl
tdl
tdl
tdl
tdl
Sensibilitas
Patela
Achiles
Ka
Ki
Ka
Ki
Refleks Fisiologik
++
++
++
++
Perluasan Refleks
Refleks Silang
Kanan
Kiri
Babinski
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Schaeffer
Kanan
Kiri
< 450
< 450
Tes Brudzinski I
Tes Brudzinski II
Tes Kernig
TDL
TDL
Tes Patrick
Tes Laseque
Cara berjalan
: Tidak dilakukan
Tes Romberg
: Tidak dilakukan
Ataksia
Nistagmus
Tes hidung-telunjuk-hidung
: Tidak dilakukan
Tes telunjuk-telunjuk
: Tidak dilakukan
Gerakan abnormal :
Tremor
:-
Khorea
:-
Atetose
Balismus
:-
Mioklonik
:-
:-
Fungsi vegetatif :
Miksi
Inkontinensia urin
:-
Retensi Urin
:-
Poliuria
:-
Anuria
:-
Defekasi
Inkontinensia alvi
:-
Retensio alvi
:-
RESUME
Ny. N, 72 tahun dengan nyeri pinggang sejak 1 hari SMRS, nyeri menjalar ke kedua kaki.
Tes Lasegue (<450/<400), Tes Patrick (+/+), Tes Counter Patrick (+/+).
DIAGNOSIS AKHIR
Diagnosis klinik :
Diagnosis topik :
Susp. HNP dd
Spondilosis Lumbal dd
Diagnosis patologis:
PENATALAKSANAAN :
Farmakoterapi:
Ketorolac
Ranitidin
Myonal
Methycobal
10
Nonfarmakoterapi:
Bedrest
Fisioterapi
PROGNOSIS :
Ad vitam
: Dubia ad Bonam
Ad functionam
: Dubia ad Bonam
Ad sanactionam
: Dubia ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah
lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah
tungkai dan kaki. LBP atau nyeri punggung bawah termasuk salah satu dari
gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari mobilisasi yang
salah. LBP akut akan terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu, sedangkan LBP
kronik
terjadi dalam waktu 6 bulan.
Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang
termasuk dalam low back pain terdiri dari :
a) Lumbar Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi:
Superior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus
dari vertebra thorakal terakhir, inferior oleh garis transversal imajiner yang
melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra sakralis pertama dan lateral oleh
garis vertikal tangensial terhadap batas lateral spina lumbalis.
b) Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis
transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra sakralis
pertama, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui sendi
sakrokoksigeal posterior dan lateral oleh garis imajiner melalui spina iliaka
superior posterior dan inferior.
c) Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan
1/3 atas daerah sacral spinal pain. Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3
bawah daerah lumbar spinal pain dan 1/3 atas daerah sacral spinal pain.
12
ETIOLOGI
Organ yang mendasari
Berdasarkan organ yang mendasari, Low Back Pain dapat dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu :
a) LBP Viserogenik
Disebabkan oleh adanya proses patologik di ginjal atau visera didaerah pelvis,
serta tumor retroperitoneal. Nyeri yang dirasakan tidak bertambah berat
dengan aktivitas tubuh, juga tidak berkurang dengan istirahat. Penderita LBP
viserogenik yang mengalami neri hebat akan selalu menggeliat untuk
mengurangi nyeri, sedang penderita LBP spondilogenik akan lebih memilih
berbaring diam dalam posisi tertentu untuk menghilangkan nyerinya.
b) LBP vaskulogenik
Aneurisma atau penyakit vaskuler perifer dapat menimbulkan nyeri punggung
atau nyeri menyerupai iskialgia. Insufisiensi arteria glutealis superior dapat
menimbulkan nyeri di daerah bokong, yang makin memberat saat jalan dan
mereda saat berdiri. Nyeri dapat menjalar ke bawah sehingga sangat mirip
dengan iskialgia, tetapi rasa nyeri ini tidak terpengaruh oleh presipitasi
tertentu misalnya: membungkuk, mengangkat benda berat yang mana dapat
menimbulkan tekanan sepanjang kolumna vertebralis. Klaudikatio intermitten
nyerinya menyerupai iskialgia yang disebabkan oleh iritasi radiks.
c) LBP neurogenik
o Neoplasma:
13
o Araknoiditis:
Nyeri
d) LBP spondilogenik
o Nyeri yang disebabkan oleh berbagai proses patologik di kolumna
vertebralis yang terdiri dari osteogenik, diskogenik, miogenik dan proses
patologik di artikulatio sacroiliaka.
e) LBP psikogenik
o Biasanya disebabkan oleh ketegangan jiwa atau kecemasan dan depresi
atau campuran keduanya.
f) LBP osteogenik
o Radang atau infeksi misalnya osteomielitis vertebral dan spondilitis
tuberculosa,
trauma
yang
dapat
mengakibatkan
fraktur
maupun
o Spondilosis
h) LBP miogenik
o Ketegangan otot
sikap tegang yang berulang ulang pada posisi yang sama akan
memendekkan otot yang akhirnya akan menimbulkan rasa nyeri.
Rasa nyeri timbul karena iskemia ringan pada jaringan otot,
regangan yang berlebihan pada perlekatan miofasialterhadap
tulang, serta regangan pada kapsula.
o Defisiensi otot
batuk dan saat posisi supine. Pada pemerikasaan, lassague symptom positif
dan pergerakan kaki pada hip joint terbatas.
o Perubahan pada sendi Lumba Sacral
Trauma dapat menyebabkan perubahan antara vertebra lumbal V dan
sacrum, dan dapat menyebabkan robekan ligamen atau fascia. Keadaan ini
dapat menimbulkan nyeri yang hebat di atas vertebra lumbal V atau sacral
I dan dapat menyebabkan keterbatasan gerak.
b) Infeksi
Infeksi pada sendi terbagi atas dua jenis, yaitu infeksi akut yang disebabkan
oleh bakteri dan infeksi kronis, disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Infeksi
kronis ditandai dengan pembengkakan sendi, nyeri berat dan akut, demam
serta kelemahan.
Artritis rematoid dapat melibatkan persendian sinovial pada vertebra. Artritis
rematoid merupakan suatu proses yang melibatkan jaringan ikat mesenkimal.
Penyakit Marie-Strumpell, yang juga dikenal dengan nama spondilitis
ankilosa atau bamboo spine terutama mengenai pria dan teruta mengenai
kolum vertebra dan persendian sarkoiliaka. Gejala yang sering ditemukan
ialah nyeri lokal dan menyebar di daerah pinggang disertai kekakuan
(stiffness) dan kelainan ini bersifat progresif.
c) Neoplasma
Tumor vertebra dan medula spinalis dapat jinak atau ganas. Tumor jinak dapat
mengenai tulang atau jaringan lunak. Contoh gejala yang sering dijumpai pada
tumor vertebra ialah adanya nyeri yang menetap. Sifat nyeri lebih hebat dari
pada tumor ganas dari pada tumor jinak. Contoh tumor tulang jinak ialah
osteoma osteoid, yang menyebabkan nyeri pinggang terutama waktu malam
hari. Tumor ini biasanya sebesar biji kacang, dapat dijumpai di pedikel atau
lamina vertebra. Hemangioma adalah contoh tumor benigna di kanalis spinal
yang dapat menyebabkan nyeri pinggang. Meningioma adalah tumor
18
intradural dan ekstra medular yang jinak, namun bila ia tumbuh membesar
dapat mengakibatkan gejala yang besar seperti kelumpuhan.
d) Low Back Pain karena Perubahan Jaringan
Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat perubahan jaringan pada
tempat yang mengalami sakit. Perubahan jaringan tersebut tidak hanya pada
daerah punggung bagian bawah, tetapi terdapat juga disepanjang punggung
dan anggota bagian tubuh lain. Beberapa jenis penyakit dengan keluhan LBP
yang disebabakan oleh perubahan jaringan antara lain:
o Osteoartritis (Spondylosis Deformans)
Dengan bertambahnya usia seseorang maka kelenturan otot-ototnya juga
menjadi berkurang sehingga sangat memudahkan terjadinya kekakuan
pada otot atau sendi. Selain itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar
tulang vetebra yang menyebabkan tulang belakang menjadi tidak fleksibel
seperti saat usia muda. Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada tulang
belakang hingga ke pinggang.
o Penyakit Fibrositis
Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism Muskuler. Penyakit ini
ditandai dengan nyeri dan pegal di otot, khususnya di leher dan bahu. Rasa
nyeri memberat saat beraktivitas, sikap tidur yang buruk dan kelelahan.
e) Kongenital
Kelainan kongenital tidak merupakan penyebab nyeri pinggang bawah yang
penting. Kelainan kongenital yang dapat menyebabkan nyeri pinggang bawah
adalah :
o Spondilolisis dan spondilolistesis
19
memberikan
dan lumbal, sehingga pada saat facet joint lepas dan disertai tarikan dari samping,
terjadi gesekan pada kedua permukaan facet joint menyebabkan ketegangan otot
di daerah tersebut yang akhirnya menimbulkan keterbatasan gesekan pada tulang
belakang. Obesitas, masalah postur, masalah struktur, dan perengangan berlebihan
pendukung tulang dapat berakibat nyeri punggung.
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia
bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartilago
dengan matrik gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan
tak teratur.
Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1, menderita stress mekanis paling
berat dan perubahan degenerasi terberat. Penonjolan faset akan mengakibatkan
penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang menyebabkan
nyeri menyebar sepanjang saraf tersebut.
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko terjadinya Low Back Pain adalah sebagai berikut :
-
Usia
Secara teori, nyeri pinggang atau LBP dapat dialami oleh siapa saja, pada
umur berapa saja. Namun demikian keluhan ini jarang dijumpai pada kelompok
umur 0-10 tahun. Biasanya nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang berumur
dekade kedua dan insiden tertinggi dijumpai pada dekade kelima. Bahkan keluhan
nyeri pinggang ini semakin lama semakin meningkat hingga umur sekitar 55
tahun.
Jenis Kelamin
Laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama terhadap keluhan
nyeri pinggang sampai umur 60 tahun, namun pada kenyataannya jenis kelamin
seseorang dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri pinggang, karena pada
22
wanita keluhan ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus
menstruasi, selain itu proses menopause juga dapat menyebabkan kepadatan
tulang berkurang akibat penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan
terjadinya nyeri pinggang.
Pekerjaan
Keluhan nyeri ini juga berkaitan erat dengan aktivitas mengangkat beban
berat, sehingga riwayat pekerjaan sangat diperlukan dalam penelusuran penyebab
serta penanggulangan keluhan ini. Pada pekerjaan tertentu, misalnya seorang kuli
pasar yang biasanya memikul beban di pundaknya setiap hari. Mengangkat beban
berat lebih dari 25 kg sehari akan memperbesar resiko timbulnya keluhan nyeri
pinggang.
DIAGNOSIS
-
Anamnesis
, yaitu:
a) Nyeri pinggang lokal
Jenis ini paling sering ditemukan. Biasanya terdapat di garis tengah dengan
radiasi ke kanan dan ke kiri. Nyeri ini dapat berasal dari bagian-bagian di
bawahnya seperti fasia, otot-otot paraspinal, korpus vertebra, sendi dan
ligamen.
b) Iritasi pada radiks
24
25
Harus dibedakan antara LBP dengan nyeri tungkai, mana yang lebih
dominan dan intensitas dari masing-masing nyerinya, yang biasanya merupakan
nyeri radikuler. Nyeri pada tungkai yang lebih banyak dari pada LBP dengan rasio
80-20% menunjukkan adanya radikulopati dan mungkin memerlukan suatu
tindakan operasi. Bila nyeri LBP lebih banyak daripada nyeri tungkai, biasanya
tidak menunjukkan adanya suatu kompresi radiks dan juga biasanya tidak
memerlukan tindakan operatif.
Gejala LBP yang sudah lama dan intermiten, diselingi oleh periode tanpa
gejala merupakan gejala khas dari suatu LBP yang terjadinya secara mekanis.
Herniasi diskus bisa membutuhkan waktu 8 hari sampai resolusinya. Degenerasi
diskus dapat menyebabkan rasa tidak nyaman kronik dengan eksaserbasi selama
2-4 minggu.
Harus diketahui pula gerakan-gerakan mana yang bisa menyebabkan
bertambahnya nyeri LBP, yaitu duduk dan mengendarai mobil dan nyeri biasanya
berkurang bila tiduran atau berdiri, dan setiap gerakan yang bisa menyebabkan
meningginya tekanan intra-abdominal akan dapat menambah nyeri, juga batuk,
bersin dan mengejan sewaktu defekasi.
Selain nyeri oleh penyebab mekanik ada pula nyeri non-mekanik. Nyeri
pada malam hari bisa merupakan suatu peringatan, karena bisa menunjukkan
adanya suatu kondisi terselubung seperti adanya suatu keganasan ataupun infeksi.
Suatu radikulopati tanpa nyeri menandakan kemungkinan adanya suatu
penyakit metabolik seperti polineuropati diabetik, namun juga harus diingat
bahwa hilangnya nyeri tanpa terapi yang adekuat dapat menandakan adanya suatu
penyembuhan, namun dapat pula berarti bahwa serabut nyeri hancur sehingga
perasaan nyeri hilang, walaupun kompresi radiks masih ada.
Suatu nyeri yang berkepanjangan akan menyebabkan dan dapat diperberat
dengan adanya depresi sehingga harus diberi pengobatan yang sesuai. Terdapat 5
tanda depresi yang menyertai nyeri yang hebat, yaitu anergi (tak ada energi),
anhedonia (tak dapat menikmati diri sendiri), gangguan tidur, menangis spontan
dan perasaan depresi secara umum.
-
Pemeriksaan fisik
26
b) Palpasi :
27
d) Pemeriksaan Sensorik
28
Special Test
o Tes Lasegue:
29
o Tes kernig:
terdapat
spasme
involunter
otot
semimembraneus,
o Tes valsava:
30
o Spasme m. psoas:
o Tes Gaenselen:
Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium:
Pada pemeriksaan laboratorium rutin penting untuk melihat; laju endap darah
(LED), kadar Hb, jumlah leukosit dengan hitung jenis, dan fungsi ginjal.
b) Pungsi Lumbal (LP) :
LP akan normal pada fase permulaan prolaps diskus, namun belakangan akan
terjadi transudasi dari low molecular weight albumin sehingga terlihat albumin
yang sedikit meninggi sampai dua kali level normal.
c) Pemeriksaan Radiologis :
31
Foto rontgen biasa (plain photos) sering terlihat normal atau kadangkadang dijumpai penyempitan ruangan intervertebral, spondilolistesis,
perubahan degeneratif,
32
MRI (akurasi 73-80%) biasanya sangat sensitif pada HNP dan akan
menunjukkan berbagai prolaps. Namun para ahli bedah saraf dan ahli bedah
33
ortopedi tetap memerlukan suatu EMG untuk menentukan diskus mana yang
paling terkena.
34
Elektroneurografi (ENG)
Pada elektroneurografi dilakukan stimulasi listrik pada suatu saraf perifer
tertentu sehingga kecepatan hantar saraf (KHS) motorik dan sensorik (Nerve
Conduction Velocity/NCV) dapat diukur, juga dapat dilakukan pengukuran dari
refleks dengan masa laten panjang seperti F-wave dan H-reflex. Pada gangguan
radiks, biasanya NCV normal, namun kadang-kadang bisa menurun bila telah
ada kerusakan akson dan juga bila ada neuropati secara bersamaan
Potensial Cetusan Somatosensorik (Somato-Sensory Evoked Potentials/SSEP)
Kadang-kadang pemeriksaan SSEP diperlukan untuk membuat diagnosis lesilesi yang lebih proksimal sepanjang jaras-jaras somatosensorik.
PENATALAKSANAAN
-
35
Sebagian besar pasien dapat diatasi secara efektif dengan kombinasi dari
pemberian informasi, saran, analgesia, dan jaminan yang tepat. Pasien juga harus
disemangati untuk segera kembali bekerja. Penjelasan dan saran dapat juga dalam
bentuk tertulis. Kronisitas low back pain dapat dihindari dengan: memperhatikan
aspek psikologis gejala yang ada, menghindari pemeriksaan yang tidak perlu dan
berlebihan, menghindari penatalaksanaan yang tidak konsisten, serta memberikan
saran untuk mencegah rekurensi (seperti: menghindari pengangkatan beban yang
berat).
Faktor yang berhubungan dengan hasil dan kronisitas low back pain :
tentang nyeri.
Faktor perilaku: menghindari gerakan-gerakan yang memperberat.
dikatakan.
Empati terhadap perasaan pasien.
Memotivasi agar pasien tidak merasa takut.
Memperbaiki kesalahpahaman yang mungkin terjadi dalam konsultasi dokter-
pasien.
Menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak membantu (atau bahkan merusak).
Mengerti kondisi sosial ekonomi pasien.
biasanya.
Tirah baring: tidak dianjurkan sebagai terapi, tetapi pada beberapa kasus dapat
dilakukan
tirah baring 2-3 hari pertama untuk mengurangi nyeri.
Medikasi: obat anti-nyeri diberikan dengan interval biasa dan digunakan
hanya jika diperlukan. Mulai dengan parasetamol atau NSAID. Jika tidak ada
perbaikan, coba campuran parasetamol dengan opioid. Pertimbangkan
36
bahaya ketergantungan.
Olahraga : harus dievaluasi lebih lanjut jika pasien tidak kembali ke aktivitas
walaupun
DAFTAR PUSTAKA
37
Mardjono, Mahar. dan Priguna sidharta. Neurologi Klinis Dasar. Penerbit PT dian
Rakyat, Jakarta. 2003
Sengkey L., Angliadi LS, Mogi TI., Gessal J. Low Back Pain. Dalam : Bahan
Kuliah Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Bagian Ilmu Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi FK UNSRAT. Manado. 2006. Hal: 79-90.
Rakel
D.
Low
Back
Pain.
http://www.clinicalevidence.com Mei 2013.
Barr KP, Harrast MA. Low Back Pain. In : Braddom, RL. Physical Medicine and
Rehabilitation. Edisi ke-4. Philadelpia: Elsevier Inc. 2011. Hal: 187.
2003.
Downloaded
from:
38