Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATAKULIAH

BLOK EVALUASI SUMBERDAYA MANUSIA DAN EKONOMI


Dosen Pengampu : Agus Joko Pitoyo, S.Si, M.A.

Disusun oleh :
Dhoni Wicaksono
(09/284719/GE/6634)
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA 2012

TEORI MODAL MANUSIA


(HUMAN CAPITAL INVESTMENT)
Teori Modal Manusia pertama kali diperkenalkan oleh Theodore W.Schultz
(1961). Dialam teori ini dikatakan bahwa baik pengetahuan dan ketrampilan adalah
bentuk modal yang dapat digunakan sebagai investasi. Studi yang dia lakukan untuk
mencetuskan teori ini adalah kondisi di negara-negara barat dimana output nasional
merupakan akibat investasi dari modal manusia. Menurutnya, pendidikan, pelatihan
dan kesehatan merupakan bentuk investasi untuk membuka kesempatan dan pilihan
yang seharusnya tersedia bagi banyak individu.
Dalam prosesnya, Schultz membandingkan perolehan pengetahuan dan
ketrampilan untuk memperoleh alat-alat produksi. Pada jamannya, para ekonom
kurang memiliki evidence (kepercayaan) untuk melakukan investasi dalam bentuk
manusia dan dianggap tidak menguntungkan. Pekerja tidak lagi tergantung pada
belas kasihan orang lain, melainkan mereka dapat meningkatkan produktivitas
mereka sendiri dan pendapatan. Dengan kenaikan produktifitas pekerja, maka
otomatis akan terjadi kenaikan kemampuan alat-alat produksi (pekerja).
Di negara berkembang, mayoritas investasi dilakukan pada sektor yang
berhubungan dengan ekonomi secara langsung. Bentuk investasi yang umum adalah
untuk memenuhi kebutuhan dasar yang mana memiliki sifat jangka pendek. Namun

menurut Schultz, langkah tersebut kurang sesuai, modal berupa manusia perlu
dilakukan dengan menggiatkan pendidikan dan hal tersebut merupakan investasi
yang akan mendatangkan benefit jangka panjang.
Modal berupa manusia akan berimplikasi pada banyak sektor, terutama pada
sektor ekonomi. Feedback yang akan diperoleh berupa benefit memiliki nilai yang
lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan pendidikan
Tujuh asumsi dasar dalam Teori Modal Manusia
1.

Modal manusia merupakan investasi masa depan.


Investasi dalam bentuk manusia merupakan bentuk investasi yang lebih flesibel
dalam menghadapi berbagai kemungkinan di masa depan yang tidak pasti.

Investasi tersebut dipandang sebagai langkah yang paling aman dan prospektif.
2. Mengarah pada pelatihan keterampilan kerja yang lebih baik.
Keterampilan kerja yang baik tentu akan menguntungkan secara ekonomi.
Peningkatan produktifitas pegawai akan membuat perusahaan menjadi semakin
berkembang.
3. Lembaga pendidikan memainkan peran sentral dalam pengembangan
sumberdaya manusia.
Materi pembelajaran yang disampaikan di bangku pendidikan berperan sangat
penting dalam menghasilkan manusia-manusia terdidik. Materi yang relevan
dengan kondisi pasar kerja lebih menguntungkan karena akan mempermudah
proses adaptasi dari bangku pendidikan menuju pasar kerja.
4. Karyawan perlu meningkatkan ketrampilan mereka.
Didalam pasar kerja akan terjadi persaingan keterampilan diantara para pekerja
(karyawan). Karyawan dengan keterampilan yang unggul akan mendapatkan
posisi strategis dalam kegiatan ekonomi produktif.
5. Pelatihan meningkatkan keterampilan kerja.
Dengan pelatihan maka akan dapat dicapai profesionalitas kerja, yang pada
akhirnya akan bermuara ke keuntungan secara finansial.
6. Pelatihan dapat mengimbangi kekurangan keterampilan.
Ketimpangan antara kemapuan pekerja dengan lapangan pekerjaan yang
digelutinya (missmatch) akan mendatangkan kelemahan, dengan adanya
pelatihan maka pekerja akan dapat menutupi kekurangan tersebut, sehingga
lebih produktif dalam bekerja.
7. Pekerjaan dan pengangguran adalah konsep-konsep ekonomi.

Pekerjaan merupakan hasil dari apa yang dimiliki oleh manusia. Karakteristik
dari manusia itu sendiri, memegang peranan penting dalam upaya mendapatkan
pekerjaan, sebagai contoh adalah orang yang malas maka kemungkinan dia
akan sulit mendapatkan pekerjaan akibat faktor internal. Sementara itu untuk
orang yang rajin dalam mengakses sumber informasi mengenai pekerjaan,
maka dia cenderung lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan. Pendidikan
akan meningkatkan nilai jual dari seseorang dalam pasar kerja, dengan
demikian maka tenaga yang terdidik akan lebih meningkatkan minat seorang
investor untuk mempekerjakan seseorang.
REVIEW TEORI MODAL MANUSIA
Teori Modal Manusia memandang manusia hanya sebagai alat dalam
menjalankan perekonomian. Dalam kasus ini, terdapat paradigma yang merendahkan
hakikat dari manusia itu sendiri. Pendidikan yang diberikan hanya diorientasikan
untuk memperoleh hasil berupa pekerja untuk penggerak ekonomi. Sementara itu,
esensi dari pendidikan itu sendiri sesungguhnya dapat dijadikan sebagai media untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia menuju tingkat kehidupan masyarakat
madani.
Pembangunan yang terfokus pada manusia akan mengurangi proporsi
pembangunan di sektor lain. Pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata hanya
dipengaruhi oleh faktor sumberdaya manusia saja, namun merupakan hasil
akumulasi dari banyak faktor, termasuk pembangunan secara fisik berupa fasilitas
pendukung perekonomian. Sebagai contoh adalah pembangunan jaringan jalan,
pembangunan bangunan sebagai pusat kegiatan ekonomi atau Central Bussines
Distric (CBD) dan lain sebagainya. Dengan adanya sarana pendukung yang
memadai, maka kegiatan ekonomi akan semakin intensif. Konsep dasarnya adalah
bagaimana pendidikan dapat dilakukan secara optimum, jika suatu negara/daerah
belum memiliki modal berupa kemampuan finansial yang memadai.
Penerapan teori modal manusia dapat memunculkan ketimpangan pada
pembangunan di sektor lain. Sektor yang dikesampingkan dalam Teori Modal
Manusia adalah pembangunan pada sarana kebutuhan dasar masyarakat. Sementara
itu, kebutuhan dasar masyarakat sejatinya merupakan sektor yang lebih krusial,
dimana akan menentukan derajat kesehatan masyarakat atau derajat kondisi fisik

masyarakat. Dengan meningkatkan derajat hidup masyarakat (kesehatan), maka


langkah pembangunan lain seperti pendidikan akan lebih mudah untuk dilakukan.
Teori Modal Manusia terkesan mengesampingkan penyediaan lapangan
pekerjaan. Lapangan pekerjaan merupakan tujuan akhir dari investasi manusia itu
sendiri, namun dalam teori ini aspek tersebut terkesan dikesampingkan. Persoalan
mengenai bagaimana menampung sumberdaya manusia yang telah terdidik tersebut,
dan pada sektor apa saja mereka akan ditempatkan, tidak dijelaskan dalam teori ini.
Jika orientasi hanya ada pada pendidikan, maka kemungkinan akan ada banyak
tenaga akhli yang menganggur atau bermigrasi ke daerah lain yang memiliki
lapangan pekerjaan yang dapat menampung mereka. Dengan demikian maka daerah
yang menerapkan modal manusia akan merugi karena telah mengeluarkan biaya
besar untuk menghasilkan tenaga ahli namun pada akhirnya justru tidak dapat
memanfaatkannya secara maksimal.
Alokasi waktu dan penentuan skala prioritas merupakan kunci dari penerapan Teori
Modal Manusia. Teori ini mungkin dilakukan dengan kondisi tertentu yang
mendukung pengembangan manusia mulai dari tahap persiapan dikembangkannya
pendidikan sampai pada tahapan dimana akan menampung sumberdaya manusia
terdidik dan atau terlatih tersebut. Adapun sektor-sektor yang harus dikembangkan
untuk mendukung konsep Modal Manusia adalah peningkatan kesehatan masyarakat
dan pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana perekonomian dan
penyediaan lapangan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai