Makalah Tentang BUMN
Makalah Tentang BUMN
Puji syukur ke hadirat Alah SWT, karena atas segala limpahan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pendirian, Pengurusan,
Pengawasan, dan Pembubaran BUMN. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami penulis
akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini,
tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan kerja
sama yang dari semua pihak yang telah membantu dalam terselesainya makalah ini
sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Iwan Sutiaji selaku dosen Pengelolaan Investasi Negara yang telah
memberikan tugas, petunjuk, dan bimbingan kepada penulis sehingga penulis
termotivasi dan dapat menyelesaikan tugas ini dengan sebaik-baiknya.
2. Teman-teman kelas 2-E Kebendaharaan Negara,Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara 2011/2012.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam penulisan paper ini.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan
menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Terima kasih.
Tangerang,
April 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I
BABII
BAB III
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................
C. Tujuan .........................................................................................
PEMBAHASAN
A. Dasar Hukum ..............................................................................
13
F. Pembubaran BUMN....................................................................
16
PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................
21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 23
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai salah satu dari pelaku
ekonomi dalam sistem perekonomian nasional dimana seluruh atau sebagian
besar modalnya berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan, ikut berperan
dalam menghasilkan barang dan/atau jasa yang diperlukan dalam rangka
mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat. Selain itu, BUMN
juga semakin berperan dalam hal sebagai pelopor dalam sektor-sektor usaha
yang belum diminati oleh swasta, pelaksana pelayanan publik, penyeimbang
kekuatan-kekuatan swasta besar dan turut membantu pengembangan usaha kecil
dan koperasi, serta sebagai salah stau sumber penerimaan Negara yang
signifikan dalam bentuk berbagai jenis pajak, dividen, dan hasil privatisasi.
Semakin besarnya peranan BUMN sebagai bagian dari sistem
perekonomian nasional menunjukkan betapa pentingnya kedudukan BUMN
sekarang ini. Untuk itu, maka perlulah kita untuk memahami bagaimana proses
pendirian, pengurusan, pengawasan, dan pembubaran BUMN.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan BUMN?
2. Apa dasar hukum yang mendasari pendirian, pengurusan, pengawasan, dan
pembubaran BUMN ?
3. Bagaimana proses pendirian, pengurusan, pengawasan, dan pembubaran
BUMN?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian, bentuk, dan tujuan dari BUMN
2. Mengetahui dasar hokum dan memahami proses dalam pendirian,
pengurusan, pengawasan, dan pembubaran BUMN
BAB II
Pembahasan
A. Dasar hukum
1. Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas
3. Undang -undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
5. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
6. Peraturan pemerintah Nomor 45 tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan,
Pengawasan, dan Pembubaran BUMN
B. Pengertian BUMN
Berdasarkan PP No. 45 tahun 2005, BUMN adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
Bentuk BUMN antara lain:
1. Persero
Persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang
modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima
puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang
tujuan utamanya mengejar keuntungan.
Organ persero terdiri dari RUPS, Direksi, dan Komisaris
2. Perum
Perum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak
terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus
mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan
Organ Perum terdiri dari Menteri, Direksi, dan Dewan Pengawas.
Tujuan pendirian BUMN :
a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional
pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya
b. Mengejar keuntungan
Oktaviana Safitri /2E Kbn/STAN 4
C. Pendirian BUMN
Sesuai dengan UU No. 19 tahun 2003 , BUMN didirikan dengan maksud :
1. Memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional pada umumnya dan
penerimaan Negara pada khususnya
2. Mengejar keuntungan
3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau
jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang
banyak
4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang dapat dilaksanakan oleh
sektor swasta dan koperasi
5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan
ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat
Pendirian BUMN ditetapkan dengan peraturan pemerintah, dimana dalam
peraturan pemrintah tersebut setidaknya memuat :
1. Penetapan pendirian BUMN
2. Maksud dan tujuan didirikan BUMN
3. Penetapan besarnya penyertaan besarnya kekayaan Negara yang dipisahkan
dalam rangka pendirian BUMN
Yang dimaksud pendirian BUMN meliputi :
1. Pembentukan Perum atau Persero baru
Dalam hal pendirian persero ini haruslah dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perseroan terbatas.
Khusus untuk pendirian Perum, Peraturan Pemerintah tersebut memuat pula
D. Pengurusan BUMN
Sekalipun BUMN adalah milik Negara, akan tetapi pembinaan dan
pengelolaan BUMN tetepa didasarkan pada prinsip prinsip perusahaan yang
sehat. Selain tunduk pada peraturan yang berlaku terhadap BUMN, para Direksi
BUMN juga berpegang teguh pada penerapan prinsip good corporate
governance, yaitu :
Oktaviana Safitri /2E Kbn/STAN 8
1. Transparansi
: Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan
keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan
mengenai perusahaan.
2. Kemandirian
: Keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang undangan dan prinsip prinsip korporasi
yang sehat.
3. Akuntabilitas
: Kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban organ
sehingga pengelolaan perusahaan dapat dilaksanakan secara efektif.
4. Pertanggungjawaban
: Suatu keadaan dimana stiap apa keputusan atau tindakan yang diambil
/ dilakukan dapat dipertanggungjawabkan, ada kejelasannya.
5. Kewajaran
: Kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan
perundang undangan dan prinsip prinsip korporasi yang sehat.
Kepengurusan BUMN dilaksanakan oleh Direksi. Pengangkatan dan
pemberhentian Direksi dilakukan oleh RUPS untuk Persero dan Menteri unuk
Perum. Orang atau perseorangan yang dapat diangkat untuk menjadi direksi
adalah seseorang yang memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan, kejujuran,
pengalaman, perilaku yang baik serta memiliki dedikasi yang tinggi untuk
memajukan dan mengembangkan perusahaan. Selain itu, calon direksi BUMN
haruslah orang yang mampu melakukan perbuatan hukum (cakap hukum) dan
tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota direksi atau komisari atau
dewan pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan atau
perum dinyatakan pailit atau orang yang tidak pernah dihukum karena
melakukan tindak pidana yag merugikaan Negara.
Oktaviana Safitri /2E Kbn/STAN 9
2. Direksi
Direksi adalah orang/perseorangan yang diberikan wewenang untunk
mengurus BUMN.
Direksi wajib menyiapkan rancangan Rencana Jangka Panjang yang
merupakan rencana strategis yang memuat sasaran dan tujuan BUMN yang
hendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Selanjutnya, Rancangan
Rencana Jangka Panjang yang telah ditandatangani bersama dengan
Komisaris/Dewan Pengawas disampaikan kepada RUPS untuk Persero dan
Menteri untuk Perum untuk memperoleh pengesahan. Rencana Jangka
Panjang tersebut sekurang-kurangnya memuat:
a. Evaluasi pelaksanaan Rencana Jangka Panjang sebelumnya
b. Posisi BUMN pada saat penyusunan Rencana Jangka Panjang
c. Asumsi-asumsi yang dipakai dalam penyusunan Rencana Jangka Panjang
d. Penetapan misi, sasaran, strategi, kebijakan dan program kerja Rencana
Jangka Panjang.
Direksi juga wajib menyiapkan rancangan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan yang merupakan penjabaran tahunan dari Rencana Jangka
Panjang. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan ini sekurang-kurangnya
memuat:
a. Misi, sasaran usaha, strategi usaha, kebijakan perusahaan, dan program
kerja/kegiatan
b. Anggaran perusahaan yang dirinci atas setiap anggaran program
kerja/kegiatan
c. Proyeksi keuangan perusahaan dan anak perusahaannya
c. Laporan mengenai keadaan dan jalannya Perum, serta hasil yang telah
dicapai
d. Kegiatan utama Perum dan perubahan selama tahun buku;
E. Pengawasan BUMN
Pengawasan BUMN adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh
Komisaris/Dewan Pengawas untuk menilai BUMN dengan cara
membandingkan antara keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang
seharusnya dilakukan, baik dalam bidang keuangan dan/atau dalam bidang
teknis dan operasional.
Pengawasan Pesero dilakukan oleh Komisaris sedangkan untuk Perum
dilakukan oleh Dewan Pengawas. Pengangkatan dan pemberhentian Komisaris
dilakukan oleh RUPS sedangkan untuk Dewan Pengawas dilakukan oleh
Menteri.
Anggota Komisaris dan Dewan Pengawas dilarang memangku jabatan
rangkap sebagai :
1. Anggota Direksi pada BUMN, badan usaha milik daerah, badan usaha milik
swasta
Oktaviana Safitri /2E Kbn/STAN 13
F. Pembubaran BUMN
Sebagaimana pendiriannya, pembubaran BUMN juga ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah. Untuk pembubaran Persero, pembubarannya
harus dilakukan sesuai dengan ketentuan dan prinsip prinsip yang diatur
didalam peraturan perundang undangan yang mengatur tentang Perseroan
Terbatas.
Pembubaran Perseroan terjadi:
a. Berdasarkan keputusan RUPS
Usulan atas pembubaran Persero yang didasarkan pada keputusan
RUPS dapat diajukan baik oleh Menteri BUMN maupun Menteri teknis
:
1) Dalam hal usulan atas pembubaran BUMN ini diajukan oleh Menteri
BUMN, maka usulan ini disampaikan kepada Presiden disertai
dengan dasar pertimbangan yag telah dikaji bersama dengan Menteri
Keuangan. Pengkajian atas rencana pembubaran Persero ini juga
dapat mengikutkan Menteri Teknis, Menteri lain, dan/atau pimpinan
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Persero dan
Perum sebagai bentuk dari BUMN yang merupakan badan usaha yang seluruh
atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, memiliki tujuan
umum yaitu untuk memajukan kesejahteraan rakyat.
Dan karena tujuan dan sumber pendanaan BUMN ini maka pengelolaan
BUMN tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dan karena itu ditetapkanlah
Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan,
Pengawasan, dan Pembubaran BUMN.Dengan adanya Peraturan Pemerintah ini
maka dalam rrangka pengelolaan BUMN tidak boleh menyalahi aturan yang
sudah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah tersebut begitu juga aturan
hokum yang mengatur tentang BUMN ini sebagaimana telah disebutkan dalam
bab 2 Pembahasan bagian A. mengenai Dasar Hukum.
Daftar Pustaka
Bahan Ajar Pengelolaan Investasi Negara.2010.Jakarta : Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara
Undang -undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
Peraturan pemerintah Nomor 45 tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan,
Pengawasan, dan Pembubaran BUMN