Oleh:
Padlim Hanif
Pada era globalisasi ini, kualitas prima merupakan syarat mutlak yang
harus melekat pada suatu produk. Hal ini sesuai dengan kenyataan, bahwa
dengan semakin meluasnya akses keterbukaan informasi yang menjadi ciri
khas utama dari era globalisasi pada saat ini, sudah menjadi keniscayaan
yang dapat menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan untuk
melakukan tindakan selektif terhadap produk-produk yang tentunya
berkeunggulan kompetitif. Dan secara tidak langsung, kondisi ini pun
berdampak terhadap semakin tertantangnnya entitas-entitas pencipta suatu
produk, agar menciptakan produk yang tidak hanya mampu memenuhi
kebutuhan ekspektasi konsumennya saja, namun juga tentunya harus
memiliki kualitas prima. Karena dengan kualitas prima yang berkeunggulan
kompetitif tersebut, secara tidak langsung akan berdampak terhadap
kepentingan
utama
para
entitas-entitas
pencipta
produk
untuk
produk yang harus selalu terjaga akan kualitasnya. Sebagai salah satu
organisasi sektor publik, tentunya pemerintah harus memiliki produk-produk
yang selaras dengan visi dan misi utama pemerintah dan sesuai dengan
amanat Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Karena pada dasarnya produkproduk yang dihasilkan oleh pemerintah, baik itu berupa barang ataupun
layanan jasa, tertuntut harus mampu berdampak signifikan terhadap
peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat luas. Dan dengan
didasarkan keadaan tersebut, tentunya terdapat suatu kesinambungan antara
fakta dan realita yang menerangkan bahwasanya secara garis besar produk
yang dihasilkan pemerintah sebagai entitas organisasi sektor publik, dapat
tercerminkan pada kinerja pemerintah yang berkulitas, baik itu kinerja yang
berada pada dimensi finansial maupun non finansial. Hal ini pun sesuai
dengan pandangan Hansen & Mowen (2005), yang menyatakan bahwasanya
kinerja itu mengacu pada konsistensi seberapa baik fungsi-fungsi sebuah
produk. Sehingga berdasarkan hal tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bahwasanya melalui produk berupa kinerja yang berkualitas lah, pemerintah
dapat meningatkan kemakmuran dan kesejahteraan yang harus dirasakan
oleh masyarakat luas tersebut.
Selain itu, lebih lanjut lagi, dengan adanya kinerja pemerintah yang
berkualitas, maka tentunya hal tersebut juga dapat menjadi tolak ukur bagi
pemerintah atas karakteristik-karakteristik pelaksanaan good governance
yang melekat dan menjadi tuntutan dunia internasional dewasa ini.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Mardiasmo (2009), bahwasanya
berdasarkan pengertiannya, good governance sering diartikan sebagai
kepemerintahan yang baik. Sehingga berdasarkan hal tersebut maka dengan
melalui tata kepemerintahan yang baik, maka proses terciptanya kinerja
yang berkualitas bagi pemerintah dapat berkemungkinan besar untuk selalu
tercapai.
publik
(public
management
reform).
Selain
reformasi
dalam
rangka
memajukan
kesejahteraan
umum
dan
yang
menjadi ruh utama dari pelaksanaan good governance dapat dikawal secara
legal dan konstitutional. Namun, agar Badan Layanan Umum (Badan
tersebut, dengan dimensi konservatif dan kritis yang melekat pada elemen
Quality Cost (Biaya Kualitas), pemerintah, dalam hal ini Badan Layanan
Umum (BLU), yang merupakan entitas berproduk berupa kinerja, dapat
menggunakan Quality Cost (Biaya Kualitas) tersebut sebagai salah satu
rujukan untuk selalu menjaga dan mengukur produk-produknya, yang dalam
hal ini adalah kinerja yang telah dibangun, agar tetap berada dalam
kualifikasi yang diharapkan kualitas dan kebermanfaatannya serta
berkemungkinan untuk mengurangi kadar cacat produk atas kinerja tersebut
sesuai dengan karakteristik yang melekat pada dimensi Good Governance.
DAFTAR PUSTAKA
Hansen, Don R., & Mowen, Maryanne M. Mowen, 2009. Akuntansi
Manajemen, Terjemahan Dewi Fitriasari dan Deny Arnor Kwary, 7th
ed. Jakarta: Salemba Empat
Ray H. Garrison, Eric W. Noreen, Peter C. Brewer. 2008. Akuntansi
Manajerial, Terjemahan Nuri Hinduan, 12th ed. Jakarta: Salemba
Empat
Mardiasmo.2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi
Keputusan Bupati Musi Rawas Nomor 179/KPTS/II/2010. Tentang Status
Badan Layanan Umum (BLU) Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten
Musi Rawas.