Leaflet Hidrosephalus
Leaflet Hidrosephalus
Shunting, juga disebut ventrikuloperitoneal shunting, diperlukan untuk dapat menyalurkan kelebihan
cairan dan meringankan tekanan pada
otak.
Kateter dimasukkan dalam otak untuk
menyalurkan CSF untuk sistem ventrikuler dalam rongga perut ketika
pasien tertidur di bawah bius total
Prognosiis
Prognosis tergantung pada kondisi
awal pasien dan kondisi penyerta
(penyakit lain)
Pada kelompok yang dioperasi, angka
kematian adalah 7%. Setelah operasi
sekitar 51% kasus mencapai fungsi
normal dan sekitar 16% mengalami
retardasi mental ringan.
Hidrocephalus
pada Dewasa
HIDROSEPHALUS
Apa Itu Hidrosephalus?
Hidrosefalus
adalah
akumulasi CSS dalam ventrikel serebral ,
ruangsubarachnoid atau ruang subdural
Cairan serebrospinalis adalah
cairan jernih yang mengisi ruang
subarachnoid.
Fungsi utama cairan serebrospinalis
adalah untuk melindungi otak dalam
kubahnya yang padat.
Pada prinsipnya hidrosefalus terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara produksi, obstruksi dan absorpsi dari CSS.
Penyebab:
1. Produksi CSS yang berlebihan
2. Obstruksi aliran CSS
3. Absorbsi CSS berkurang
Pada dewasa gejala yang paling sering dijumpai adalah nyeri kepala.
Sementara itu gangguan visus, gangguan motorik/berjalan, dan kejang
terjadi pada 1/3 kasus hidrosefalus
pada usia dewasa. Pemeriksaan neurologik pada umumnya tidak menunjukkan kelainan, kecuali adanya
edema papil dan/atau adanya paralisis n.abdusens
OBSTRUKTIF
Tatalaksana Hidrosepalus
Terapi medikamentosa
Hidrosefalus dengan progresifitas rendah dan
tanpa obstruksi pada umumnya tidak memerlukan
tindakan operasi. Dapat diberi azetazolamide
dengan dosis 25-50mg/kgBB, tetapi hasil
jangka panjangnya mengecewakan.
Operasi
Penatalaksanaan hidrosefalus yang paling sering dilakukan dan paling efektif adalah dengan pembuatan shunt. Drainase CSS menggunakan
shunt dapat mencegah akumulasi CSS sehingga
dapat mengurangi tekanan intrakranial dan
akibatnya mengurangi injuri pada otak. Shunt
yang paling sering dibuat adalah dengan menghubungkannya
dengan
rongga
peritoneum
(Ventriculo-Peritoneal Shunt). Shunt juga
dapat dibuat dengan menghubungkannya dengan
atrium
kanan
jantung
(ventriculoatrial
shunt), ventriculopleural shunt, lumboperitoneal shunt dan third ventriculostomy.
Metode Ventriculo-Peritoneal (VP) shunt merupakan metode yang paling sering dipakai
karena memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan
metode
shunt
yang
lainnya.
Komplikasi yang terjadi akibat pembuatan
shunt
tersebut
dapat
berupa
komplikasi
mekanik seperti obstruksi, diskoneksi, migrasi serta komplikasi infeksi.
sakit kepala,
kesadaran menurun,
kejang,
kelemahan saraf,
inkontinensia
urin
buang air kecil),
(sulit
menahan