Daftar Isi
Daftar Isi ....................................................................................................................................... 2
Ringkasan Sederhana (atawa Executive Summary) ...................................................................... 3
SPAN, Uji Nyali Para Perintis ...................................................................................................... 7
Leo Sukoco
Sekilas tentang SPAN ................................................................................................................... 9
Nurul Laili
SPAN: Suatu Pengantar ............................................................................................................. 12
Aji Yudanto
Tantangan Utama Seputar SPAN .............................................................................................. 14
Isnendi Yakub
Menilik Implementasi SPAN ..................................................................................................... 17
Ibnu Pujiono
SPAN: Fiturnya Itu ..................................................................................................................... 22
Hilman Hamka
SPAN: Pandangan Naif Seorang Mahasiswa ............................................................................. 24
Husein Fagih
SPAN: Sebuah Transformasi Proses Bisnis dan Teknologi Informasi ..................................... 26
M Choirus Soleh
SPAN ?? ..................................................................................................................................... 30
Susi Sulistilawati
SPAN: Ditinjau dari Sistem Keamanan ..................................................................................... 32
Michael Angelo HS
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 2
"Setelah dasar-dasar hukum yang baru di bidang keuangan negara disahkan, Menteri Keuangan
secara resmi mengusulkan kepada Bank Dunia tentang modernisasi manajemen keuangan
publik yang di kemudian hari dikenal sebagai SPAN melalui mekanisme GFMRAP
(Government Financial Management and Revenue Administration Project). Konsep GFMRAP
pada awalnya digagas untuk mengintegrasikan pengelolaan keuangan negara, baik dari sisi
pendapatan maupun dari sisi belanja. Secara institusional, GFMRAP melibatkan lembaga
legislatif di satu sisi dan lembaga eksekutif di sisi lain karena pada prinsipnya penyusunan
APBN menjadi tanggung jawab bersama antara lembaga legislatif dan eksekutif, sedangkan
pelaksanaannya lebih pada internal eksekutif. Bank Dunia mendukung kegiatan tersebut
melalui Perjanjian Pinjaman No. LN 4762 IND tanggal 22 December 2004."
Tulisan di atas merupakan pembukaan dari Progress Report SPAN per Maret 2010. Di sisi
lain, banyak pihak yang mempertanyakan SPAN. Secara kebetulan, mahasiswa tingkat II
Kebendaharaan Negara ditugaskan oleh pengajar mata kuliah Sistem Informasi Keuangan
(SIMKEU), yaitu Rudy M. Harahap, untuk menulis perenungan mereka tentang SPAN, yang
diambil dari hasil suatu kunjungan tidak resmi ke Proyek SPAN tahun lalu dan dari berbagai
sumber. Untuk itulah kumpulan tulisan ini disusun. Secara sederhana. Untuk menjawab
keingintahuan publik dan, bisa dibilang juga, sebagai bentuk komunikasi publik.
Pada dasarnya, hal terpenting yang akan dikerjakan proyek SPAN ini adalah bagaimana
mengintegrasikan seluruh proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, hingga
pertanggungjawaban keuangan publik dengan menggunakan teknologi informasi. SPAN akan
menjadi tonggak pelaksanaan penganggaran berbasis teknologi informasi pertama di Indonesia
yang diharapkan akan meringankan beban kerja seluruh pegawai Kementerian Keuangan dan
instansi lain dalam melaksanakan tugasnya.
SPAN adalah bagian dari proses reformasi dan transformasi perbendaharaan yang
memperhatikan 3 aspek penting, yaitu proses bisnis, penggunaan teknologi informasi, dan
SDM yang menjalankan sistem. Sistem ini memiliki beberapa kelebihan yang tentu menjadi
cita-cita sederhana: less paper, otomatisasi, audit trail, single database, dan beberapa kelebihan
lainnya.
Nyatanya, SPAN seolah-olah menjadi suatu momok yang menakutkan. Pada awal
pelaksanaannya, pasti akan menyebabkan ketidaknyamanan dan ketidakpuasan atas kinerja
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 3
Pengembangan SPAN juga harus memperhatikan hubungan antara SPAN itu sendiri dengan
sistem-sistem lainnya. Namun, dengan proses pembangunan sistem yang hanya sekitar 5 tahun,
apakah SPAN akan mampu mengatasi semua permasalahan yang sudah lama muncul?
Akankah SPAN menjadi sebuah sistem yang dapat mengsinergikan aplikasi-aplikasi yang sudah
ada di Kementerian Keuangan, seperti PINTAR, SAKTI, SIMAK BMN, dan aplikasi instansi
lainnya, seperti MPN pada DJP, dan EDI pada DJBC? Atau hanya pepesan kosong?
Positifnya, SPAN, sebagaimana yang disebutkan, berbasis teknologi informasi. Iya. teknologi
sebagai bagian dari modernisasi dan perkembangan zaman tentu tidak boleh diabaikan begitu
saja. Kita pun harus senantiasa mengupayakan agar selalu berjalan beriringan dengan
perkembangan zaman. Teknologi memang sangat membantu kegiatan manusia menjadi lebih
efektif dan efisien. Namun, di sisi lain akan muncul permasalahan baru yang dihadapi oleh
suatu organisasi yang dalam hal ini adalah pemerintah.
Menjadi suatu ketakutan tersendiri bagi para pegawai dengan munculnya suatu sistem
terkomputerisasi yang akan secara perlahan menggantikan peran mereka dalam pekerjaannya
selama ini. Bukan hanya sekedar takut bahwa dirinya tidak akan mampu mengoperasikan
sistem dengan baik karena kurang familiarnya dengan TI, tetapi ketakutan akan tersisihkan dari
dunia pekerjaannya mengingat dengan adanya SPAN akan mengurangi jumlah tenaga kerja
yang terlibat dalam suatu pekerjaan.
Sedikit ringkasan rekomendasi ditulis di sini. Pertama, kemudahan akses SPAN di mana saja.
Artinya, teknologi ini tersedia secara merata di seluruh republik ini serta kemudahan
penggunaannya. Tidak semua penggunanya memiliki kemampuan yang sama dalam
menggunakan teknologi informasi. Sistem ini harus bisa melayani semua penggunanya. Jangan
sampai teknologi ini memperlambat tugas penggunanya yang harus beradaptasi secara radikal
dengan sistem ini.
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 4
Kedua, sebelum memperlihatkan ke masyarakat luar kinerja yang bagus dengan sistem baru
(SPAN), sebaiknya para perintis SPAN memberikan pengertian yang cukup terhadap para
pengguna dan calon pengguna sistem. Penting agar proses aklimatisasi sistem tidak berlarutlarut. Sebaik apapun software dan hardware-nya kalau brainware-nya masih nyaman dengan
kondisi yang lalu, pastinya program perubahan akan tidak sukses.
Ketiga, para perintis SPAN memberikan pemahaman lebih terhadap mahasiswa baru lewat
kuliah umum atau pertemuan khusus untuk mengenalkan SPAN semenjak dini, yaitu melalui
sosialisasi, workshop, atau bimbingan teknis lainnya.
Keempat, hendaknya SPAN dapat "mengglobalkan" aplikasi pada satker- satker yang ada di
seluruh Indonesia, hingga tidak ada lagi penyesuaian diri terhadap perangkat lunak yang
selalu berubah dan terlalu beragam.
Rekomendasi lengkap, yang sangat sederhana, silahkan dibaca bagian berikutnya. Kalau Anda
tidak sepakat atau tidak puas atau ada yang salah di tulisan ini, silahkan membuat buku baru
lagi untuk mengoreksi kumpulan tulisan ini. Kalau ada yang salah di tulisan ini, semua
tanggung-jawab diambil alih oleh editornya. Jangan salahkan mahasiswa yang sedang dalam
proses belajar.
Jakarta, akhir September 2012
Editor
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 5
Kumpulan Essay:
Mengenal Lebih Jauh Sistem
Perbendaharaan dan
Anggaran Negara (SPAN)
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 6
Sepertinya akan menjadi tidak biasa bila orang yang belum mengerti apa-apa ataupun mengerti
tetapi tidak paham diberi tugas untuk memberi rekomendasi terhadap sesuatu yang amat baru
bagi mereka. Ya, bukan ingin menghindar, tetapi saya yakin yang kami tulis akan
mencerminkan kepolosan -- ketidaktahuan -- kami atau malah hal ini disengaja untuk
membuktikan bahwa orang awam pun tahu bahwa yang menjadi obyek rekomendasi memiliki
kekurangan yang memerlukan rekomendasi dari kami.
Yang saya utarakan dalam resume dan rekomendasi SPAN kali ini adalah dari sudut pandang
mahasiswa, yang pastinya mungkin penuh ke-sok tahu-an dan sudut pandang polos yang hanya
melihat sesuatu dari satu sudut pandang saja. Jadi, saya minta maaf dan mohon dimaklumi
tentang kondisi kami. Mari kita mulai!
SPAN, asing. Insting dasar manusia bila menemui hal asing maka akan terjadi dua
kemungkinan: 1) ingin tahu dan cari tahu, atau 2) whatever atau belum mau tahu karena belum
berpikir apakah hal asing itu mempunyai pengaruh terhadapnya. Saya pilih yang nomor satu,
oleh karena itu saya memilih untuk jadi orang sok tahu. Saya baru tahu bahwa dalam usia 66
tahun minus beberapa minggu lagi ini republik kita, ketika pendapat ini ditulis, belum memiliki
sistem (mother system) terpusat keuangannya. Yang baru ada adalah sistem sendiri-sendiri dari
tiap elemen keuangan. Pajak memiliki MP3 dan MPN, bea cukai memiliki EDI dan lain-lain.
Efisienkah? Mungkin ya untuk negara sekelas Singapura yang bila dilihat dari luasnya hanya
sebesar satu kabupaten di Indonesia. Tapi apakah efisien bagi Indonesia dengan luas sampai
bisa dibagi dengan tiga daerah waktu dengan PDB lebih dari 6000 trilyun rupiah? Tentu belum.
Buktinya, kesempatan fraud masih tinggi, kesenjangan pelayanan keuangan juga tinggi antara
daerah yang dekat dengan pusat dan daerah yang ada di pojok-pojok republik. Untuk itulah
orang-orang yang bosan dengan status quo tersebut ingin mengimplementasikan sebuah sistem
aturan main beserta paketnya yang disebut SPAN. Wow, nyali hebat, nyali perintis.
Masih teringat dalam ingatan saya bahwa katanya SPAN ini akan menjadi sistem yang
terhubung dengan semua sistem internal dari Kementerian Keuangan. Saat ini memang masih
terpisah-pisah existing system-nya.Bukan pekerjaan dalam semalam untuk menjadikan hal
tersebut menjadi nyata. Mulai dari penyediaan TI pengelolaan keuangan negara, penyediaan
hardware, pembangunan interface dengan sistem lain, pembangunan service desk dalam rangka
SPAN dan penyempurnaan TI pengelolaan keuangan satker sebagai sistem pendukung SPAN.
Hal ini adalah pekerjaan besar dan menyedot dana yang besar pula (hampir sama dengan
anggaran pembuatan gedung DPR yang baru, hehehehe). Oleh karena itu, butuh dukungan
yang besar pula. Ayo dukung SPAN! Hal itu rekomendasi pertama saya.
Yang pertama adalah kemudahan. Poinnya adalah mempermudah tugas kami. Kemudahan
akses SPAN di mana saja kami akan ditempatkan. Artinya, teknologi ini tersedia secara merata
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 7
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 8
Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) merupakan proyek besar. SPAN akan
mewujudkan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara yang transparan dan
akuntabel, aman dan mudah diterapkan dengan dukungan sistem informasi yang terintegrasi.
Jadi, SPAN ini akan mengintegrasikan seluruh proses pengelolaan keuangan negara yang ada
saat ini.
Untuk mencapai tujuan itu, SPAN melaksanakan beberapa langkah, yaitu dengan
mengembangkan proses bisnis secara berkelanjutan dengan mendasarkan pada praktik
penyelenggaraan yang sesuai dan terbaik; dengan menerapkan praktik solusi yang terintegrasi
untuk mendukung sistem yang aman, akurat, dan handal; serta dengan memastikan
diterimanya perubahan oleh pemangku kepentingan dan memberikan solusi lengkap terhadap
dampak perubahan. Dasar pembuatan proyek SPAN ini adalah tiga paket undang-undang yang
merupakan tonggak dari reformasi keuangan negara, yaitu UU 17 Tahun 2003, UU 1 Tahun
2004, dan UU 15 Tahun 2004.
Siklus pengelolaan keuangan negara meliputi budget preparation, budget authorization
management, commitment of funds, payment and receipt management, debt and aids
management, cash management, budget review and fiscal reporting, serta audit and evaluation.
Dalam pengelolaan keuangan negara, SPAN diharapkan mampu meningkatkan keterbukaan
dalam alokasi sumber daya masyarakat, efisiensi belanja pemerintah, dan pemberdayaan
melalui informasi.
Dalam pengembangannya, terdapat tiga pilar yang mendukung proyek SPAN, yaitu process,
people, dan technology. Dalam proses, SPAN menelaah dan memperbaiki treasury model
dengan mengacu pada best practices dan kekhasan dari Kementerian Keuangan. Mengenai
people, harus dipersiapkan organisasi dan sumber daya manusia untuk menerima mindset dan
cara kerja baru. Sedangkan dalam hal teknologi, solusi COST memfasilitasi dan mengotomasi
implementasi treasury model.
SPAN ini mulai digagas pada tahun 2009 dan direncanakan sudah mulai dipakai tahun 2013.
Pada tahun 2011, SPAN sudah dalam tahap pengembangan detail proses bisnis untuk
pengembangan proses bisnis. Untuk sistem IT, sudah dalam pengembangan aplikasi.
Sedangkan untuk perubahan manajemen dan komunikasi sudah dalam pengembangan project
management tools. Direncanakan pula bahwa SPAN ini awalnya akan diujicobakan pada
beberapa KPPN yang untuk selanjutnya akan digunakan untuk seluruh KPPN di Indonesia.
Untuk saat ini, terdapat beberapa permasalahan mengenai kondisi perbendaharaan. Beberapa
di antaranya adalah mengenai perencanaan penarikan dana, di mana sampai saat ini, penarikan
dana terbesar terjadi pada akhir tahun anggaran. Setelah penerapan SPAN nantinya,
diharapkan tidak terjadi penumpukan realisasi anggaran di akhir tahun anggaran. Selain
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 9
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 10
accounting dengan SPAN, di mana SPAN mulai diterapkan pada tahun 2013, sedangkan
program accrual accounting mulai diterapkan pada tahun 2014. Selain itu, ada keraguan akan
komitmen pucuk pimpinan Kementerian Keuangan pada implementasi SPAN serta adanya
kekhawatiran pegawai akan ketidakpastian pekerjaan pasca implementasi SPAN juga menjadi
tantang utama penerapan SPAN.
Penerapan SPAN merupakan langkah lanjut pengelolaan keuangan menuju ke arah yang lebih
baik. Setidaknya sosialisasi SPAN tidak hanya dilakukan kepada entitas-entitas yang nantinya
berkecimpung dengan SPAN, tetapi juga masyarakat yang nantinya akan dekat dengan SPAN.
Sosialisasi ini dilakukan untuk memperkenalkan suatu sistem yang nantinya akan mereka
hadapi ketika di lapangan.
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 11
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 12
Berbagai keunggulan SPAN, seperti otomatisasi dan audit trail, single database, paperless,
mendukung accrual accounting, dan lain sebagainya semestinya dibarengi juga dengan
mempersiapkan user, yakni para pegawai perbendaharaan dan anggaran yang akan
menggunakan sistem ini kelak tahun 2013 nanti. Langkah langkah yang perlu dilakukan, antara
lain:
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 13
Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara atau yang lebih akrab kita kenal sebagai SPAN
merupakan suatu sistem terkomputerisasi yang sedang dirancang oleh Tim pada Ditjen
Perbendaharaan Negara dalam rangka menjalankan proses pemutakhiran teknologi
perbendaharaan dan anggaran negara. Sistem ini diproyeksikan akan mencakup seluruh tugas
dalam rangka perbendaharaan dan anggaran negara dari Sabang hingga Merauke yang mampu
meng-cover seluruh aktivitas yang berkaitan dengan permintaan pembayaran, pencairan dana,
dan segala macam aktivitas yang berkaitan langsung dengan satker di seluruh Indonesia.
Dalam perjalanan sebuah Mega Proyek (bisa saya katakan demikian) ini rasanya sangatlah tidak
mungkin dapat berjalan semulus yang diperkirakan atau yang didengung-dengungkan oleh
panitia yang tergabung dalam Tim Development SPAN. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
aspek yang akan saya angkat di sini, di antaranya, perubahan mindset pegawai DJPBN serta
timeline dan tenggat waktu SPAN.
Baik, yang sangat awal yang akan saya bahas di sini adalah mengenai perubahan mindset yang
perlu dilakukan kepada 40.000 pegawai Kementerian Keuangan yang berhubungan langsung
dengan sistem terkomputerisasi ini.
Perubahan mindset tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Bisa saya katakan
demikian karena tidak semua pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan adalah pegawai
yang sudah melek teknologi sejak dini, bahkan mungkin banyak di antara pegawai tersebut
yang sudah sangat nyaman dengan sistem pekerjaan yang selama ini mereka lakukan. Para
pegawai yang mayoritas terbiasa berada pada posisi nyaman ini jumlahnya pun tidaklah sedikit,
sehingga apabila SPAN ini terbentuk dan harus terrealisasi bukan hal yang mustahil apabila
SPAN ini hanya akan mempersulit proses kerja mereka dan justru memperlambat alur yang
selama ini sudah berjalan cukup baik (meskipun juga ada kendala). Perubahan mindset
mengenai alur pekerjaan seseorang akan menghambat kerja pegawai dan akan terjadi
kelambatan aktivitas dalam perbendaharaan dan anggaran negara yang mungkin akan
berdampak pada menurunnya tingkat opini BPK sebagai pemeriksa independen Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).
Perubahan mindset juga tidak hanya tentang penggunaan teknologi yang menyulitkan para
pegawai, tetapi hal yang mungkin muncul di kemudian hari adalah akan timbulnya
kekhawatiran para pegawai apabila telah lancarnya SPAN ini maka dalam jangka panjang
sistem ini akan menggusur keberadaan mereka karena prinsip low cost memang sangat bisa
diwujudkan dengan adanya SPAN ini. Permasalahan tersebut tentunya bukan hal yang bisa
diselesaikan secara mudah karena hal ini akan mempersulit pegawai untuk berkompetisi
dengan teknologi yang memang sudah berjalan secara efektif tersebut dan bukan tidak mungkin
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 14
Perlu adanya komitmen politik dari presiden sebagai pemegang kekuasaan Chief
Executive Officer (CEO) dari pengelolaan Keuangan Negara Republik Indonesia
apabila terjadi kesalahan pelaksanaan SPAN yang tidak sesuai dengan yang diharapkan,
seperti memasukkan SPAN dalam program utama pemerintah bersama dengan sistem
penerimaan negara pada Modul Penerimaan Negara (MPN).
Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara (BUN) wajib menjamin
lancarnya pencairan dana dalam rangka penyerapan APBN pada semua instansi, yang
dalam hal ini berarti Menteri Keuangan perlu memberikan fokus lebih mendalam
kepada SPAN karena sangat berkaitan dengan tingkat likuiditas negara dalam mendanai
kebutuhan dan membayar kewajibannya.
Ditjen Perbendaharaan sebagai perpanjangan tangan dari Menteri Keuangan dalam
pengelolaan keuangan negara perlu memberikan prioritas kepada SPAN dalam rangka
menjalin hubungan ke seluruh pegawai Kementerian Keuangan hingga ke tingkat
pelaksana agar perubahan mindset dapat dilaksanakan secara lebih menyeluruh agar
bisa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin muncul dari tingkat pelaksana.
Melihat tenggat waktu menuju pelaksanaan SPAN di seluruh Indonesia yang akan dilakukan,
ingin rasanya saya mengajukan solusi meliputi:
Pengunduran waktu pelaksanaan SPAN menjadi pada tahun 2014 agar sejalan dengan
SAP yang akan mulai dilaksanakan pemerintah;
Penambahan jumlah KPPN yang akan dijadikan tempat uji-coba pelaksanaan SPAN;
Penambahan waktu untuk uji-coba agar dapat memperluas proses perubahan mindset
para pegawai Kementerian Keuangan di seluruh Indonesia;
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 15
Mulai direncanakan untuk dilaksanakannya pelatihan bagi pegawai yang kurang melek
teknologi guna memaksimalkan pelaksanaan SPAN di seluruh KPPN; dan
Diperhitungkannya jumlah pegawai yang akan dibutuhkan jika SPAN telah
dilaksanakan secara penuh agar tidak berdampak pengangguran tidak kentara yang
semakin meluas.
Akhirnya, harus kembali kita akui, bahwasanya kita tidak akan mampu membendung
kemajuan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam proses pekerjaan yang
kita lakukan di lingkungan Kementerian Keuangan. Maka dari itu, perlu rasanya kita bersamasama mendukung proses development SPAN ini sebagai salah satu teknologi yang bisa kita
banggakan.
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 16
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 17
Pertama, lakukanlah analisis output yang memiliki Prakiraan Maju (PM). Output yang
memiliki prakiraan maju adalah biasanya output yang berjangka waktu beberapa tahun atau
berulang pada tahun-tahun berikutnya.
Kedua, tentukanlah komponen apa saja yang berulang setiap tahunnya dan komponen apa saja
yang berhenti untuk tahun tertentu saja.
Ketiga, tentukanlah komponen apa saja yang menjadi komponen input utama yang terkait
langsung dengan output kegiatan dan komponen apa saja yang menjadi komponen input
pendukung (komponen penting, tetapi tidak terkait langsung dengan volume output).
Keempat, pastikan volume output telah dimasukan dan nilainya benar. Penentuan volume
output sangat penting dalam KPJM mengingat pengaruhnya pada penentuan jumlah biaya
untuk komponen input utama.
Kelima, tentukanlah apakah komponen utama harus diindeksasi. Dalam KPJM, indeksasi
merupakan faktor pengali biaya suatu komponen input. Besarnya nilai indeks ditentukan
dengan memperhitungkan parameter ekonomi. Indeksasi komponen input utama dapat
dilakukan dengan melihat sifat input tersebut, misalnya terhadap input yang sensitif terhadap
inflasi.
Bila dikaitkan dengan pengembangan SPAN yang sedang dilakukan, tentunya SPAN akan
mampu menunjang terimplementasinya KPJM ini dengan baik. Berbagai kebutuhan data
historis dan prakiraan maju dalam pengelolaan keuangan negara terkelola dengan baik sehingga
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan strategis di masa depan. Akan tetapi, pastinya
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 18
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 19
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 20
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 21
Pembangunan SPAN sebagai sebuah proses transformasi menyentuh 3 (tiga) aspek perbaikan
penting, yaitu: aspek proses bisnis, aspek teknologi informasi dan aspek perubahan mind set
SDM pelaku serta organisasi yang efektif dan efisien. Pada aspek proses bisnis, terdapat
delapan modul penyempurnaan proses bisnis pada SPAN, termasuk koneksitasnya dengan
satuan kerja kementerian/lembaga. Kedelapan modul tersebut yaitu penyusunan anggaran,
manajemen DIPA, manajemen komitmen, manajemen pembayaran, penerimaan negara,
manajemen kas, buku besar dan bagan akun standar serta pelaporan.
Pada aspek teknologi informasi, penggunaan database tunggal yang terintegrasi dan terotomasi,
diharapkan akan mereduksi potensi permasalahan yang timbul akibat dari perbedaan data yang
digunakan. Akurasi, validitas dan kecepatan informasi adalah suatu kebutuhan nyata, baik bagi
keperluan internal maupun eksternal Kementerian Keuangan. Pengembangan sistem yang
akan menempatkan unsur manusia sebagai subjek dari perubahan yang terjadi, diharapkan
akan memperkuat mindset pelayanan pada tiap level jajaran pemerintah dan mendorong setiap
unit yang terkait pengelolaan keuangan negara ke arah kolaborasi dan sinergi yang lebih kuat.
Tujuan Pengembangan SPAN adalah:
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 22
Mencatat apropriasi anggaran yang disetujui DPR dan alokasi anggaran yang disetujui
melalui peraturan kepresidenan;
Mencatat otorisasi belanja (DIPA), penarikan dana/annual financial plan, dan cash limit;
Mencatat commitment dan pengeluaran yang disetujui (SPM) dari Satker;
Memproses dan mencatat pembayaran (SP2D);
Mencatat penerimaan dari Bank Indonesia dan bank umum;
Menghasilkan laporan manajemen dan laporan akuntansi keuangan yang tepat waktu
dan dapat diandalkan;
Menyediakan fasilitas query tentang status anggaran dan data keuangan lainnya;
Memudahkan pengelolaan kas yang baik;
Memfasilitasi rekonsiliasi antara data rekening perbendaharaan dengan data perbankan;
dan
Memungkinkan electronic interface dengan subsistem lainnya di luar SPAN.
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 23
Kondisi saat ini yang terjadi dengan di lapangan adalah sebagai berikut:
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 24
Tidak semua pihak yang nantinya diharapkan sebagai user dari SPAN memahami, atau
setidaknya mengetahui apa itu SPAN.
Dalam usaha untuk mencapai terbentuknya aplikasi SPAN yang ideal, maka pihak developer
SPAN mengintegerasikan berbagai macam aplikasi, seperti yang telah disebutkan tadi di atas
secara maksimal. Melakukan integrasi semacam itu bukanlah hal yang mudah, paling tidak
harus dilakukan penggabungan basisdata sebelum melakukan proses lainnya.
Untuk masalah perbaikan kualitas IT, DJPBN telah melakukan penyediaan hardware dalam
rangka pelaksanaan SPAN. Dengan pengadaan hardware tersebut, diharapkan masalah
komponen IT dapat terselesaikan. Namun, hal tersebut perlu dibarengi dengan pemeliharaan
komponen jaringan WAN agar SPAN dapat berjalan secara maksimal.
Hal berikutnya yang perlu dikembangkan menurut penulis adalah melakukan sosialisasi dan
pelatihan yang intens kepada pihak-pihak yang nantinya terkait dengan penggunaan SPAN ini,
agar nantinya mereka dapat memahami seutuhnya dan selanjutnya menjalankan aplikasi SPAN
secara maksimal sehingga tujuan penerapan SPAN dapat tercapai.
Selain itu, ada pemahaman yang tepat bahwa SPAN akan memudahkan pekerjaan pegawai,
bukan malah menggantikan peran mereka seperti yang mereka takutkan. Reaksi penolakan
terhadap aplikasi ini akan dapat diminimalisir seminimal mungkin.
Hal terakhir yang juga penting menurut penulis adalah sosialisasi dini kepada calon-calon
pengguna aplikasi di masa mendatang, seperti kami. Sosialisasi dapat dilakukan secara efektif
apabila materi tentang SPAN disisipkan dalam mata kuliah yang sesuai atau menjadikan SPAN
menjadi suatu mata kuliah. Tujuan sosialisasi dini adalah agar mahasiswa dapat lebih dahulu
menguasai SPAN dan mungkin dapat mengembangkan aplikasi tersebut sesuai dengan hal-hal
yang akan mereka hadapi di masa mendatang.
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 25
technologies (such as Wide Area Networks, the Internet, and mobile computing) that have the
ability to transform relations with citizens, businesses, and other arms of government. Jadi,
dapat diketahui bahwa e-Government adalah suatu sarana untuk menghubungkan kegiatan
kepemerintahan dengan pihak lain dengan menggunakan teknologi informasi.
E-government menjadi kebutuhan yang sangat penting lagi jika mengingat negara kita yang
berbentuk kepulauan, yang hampir tidak mungkin untuk melakukan komunikasi langsung ke
tempat yang dituju. Mengapa? Karena untuk beberapa daerah di Indonesia yang ada di bagian
pelosok, sangat sulit untuk menjangkaunya dalam hitungan jam, atau bahkan dalam hitungan
hari. Sehingga diperlukan komunikasi melalui media lain yang lebih efektif dan efisien untuk
menghubungkan antara pemerintah pusat dengan kepemerintahan yang berada di daerah.
Dalam hal ini, salah satu bentuk nyata dari e-government diwujudkan dalam Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara atau yang lebih dikenal dengan SPAN. SPAN adalah
sistem terintegrasi seluruh proses yang terkait dengan pengelolaan anggaran yang meliputi
penyusunan anggaran, manajemen dokumen anggaran, manajemen komitmen pengadaan
barang dan jasa, manajemen pembayaran, manajemen penerimaan negara, manajemen kas,
dan pelaporan, sehingga kelak dengan terlaksananya SPAN ini, dapat meningkatkan efektifitas
dan efisiensi dalam aktivitas pegawai Keuangan Negara, dalam hal ini adalah pegawai
Kementerian Keuangan.
Pengelolaan Keuangan Negara di Indonesia setelah adanya reformasi keuangan, yaitu dengan
munculnya Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang
No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang No. 15 tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, mengalami
perbaikan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari sistem pengelolaan keuangan yang tertata
rapi melalui penerapan Treasury Single Account (TSA). Secara umum TSA didefinisikan
sebagai suatu rekening atau sekumpulan rekening yang saling berhubungan yang digunakan
Pemerintah untuk melakukan transaksi keuangan negara. TSA adalah suatu rekening dimana
semua saldo kas penerimaan dan pengeluaran dikonsolidasikan. Namun keindahan TSA
tersebut ternyata belum bisa diterapkan sepenuhnya, terutama dalam TSA penerimaan.
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 26
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 27
Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) merupakan sebuah system yang sedang
dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Sekretaris Jenderal dan Direktorat
Jenderal Anggaran untuk mendukung proses Perbendaharaan dan Anggaran di Indonesia,
mulai dari proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban, yang
selama ini masih memiliki beberapa permasalahan agar menjadi lebih teritegrasi. Sistem yang
dibuat sejak tahun 2009 ini, rencananya akan mulai diterapkan pada tahun 2013 dan akan
diujicobakan di beberapa instansi pada tahun 2012.
System ini memiliki tiga pilar yang akan menjadi dasar dalam proses pengembangannya. Ketiga
pilar tersebut antara lain Business Process Improvement, Change management &
Communication serta IT Solution. Menurut saya, ketiga pilar tersebut juga akan menjadi dasar
dari perubahan sistem pengelolaan keuangan Negara. Berdasarkan workshop tanggal 16 Juni
kemarin, sistem ini memiliki beberapa kelebihan yaitu, less paper, otomatisasi dan audit trail,
single database dan rekonsiliasi data, dan beberapa kelebihan lainnya. Namun, saya juga
melihat ada sesuatu yang menjadi pertanyaan saya, yang saya rasa juga menjadi tantangan dari
SPAN.
Saat ini, aplikasi yang ada di DJPBN sangat banyak jumlahnya. Aplikasi DIPA, RKAKL, SPM
dan beberapa aplikasi lain sebagai contohnya. Setiap aplikasi memiliki fungsi tersendiri dan
khusus, di mana antara aplikasi yang satu dengan yang lain saling berhubungan sehingga
membentuk suatu sistem rangkaian listrik yang rumit. Belum lagi hubungan antara sistem
yang ada di DJPBN tersebut dengan sistem-sistem lainnya yang ada di satuan kerja lain di
Kementerian Keuangan. Sudah bisa dibayangkan bagaimana rumitnya sistem pengelolaan
keuangan di negeri ini. Selain itu, masih terjadi double entry untuk data yang sama antara
proses yang satu dengan proses yang lain yang tentu saja akan menyebabkan ketidakefisienan.
Kondisi ini memang memerlukan suatu solusi tersendiri agar bisa menjadi lebih sederhana.
SPAN, dirancang untuk menyelesaikan permasalahan ini. SPAN dibangun berdasarkan
Enterprise Resource Solution (ERP) Oracle yang merupakan program yang sudah jadi, tetapi
di-customize sesuai dengan kebutuhan dan culture penyelenggaraan pengelolaan keuangan
NKRI. Pengembangan SPAN juga telah memeperhatikan hubungan antara SPAN itu sendiri
dengan sistem-sistem lainnya. Namun, dengan proses pembangunan sistem yang hanya sekitar
5 tahun, apakah SPAN akan mampu mengatasi semua permasalahan yang sudah lama muncul?
Akankah SPAN menjadi sebuah sistem yang dapat mengsinergikan aplikasi-aplikasi yang sudah
ada dalam instansi instansi Kementerian Keuangan seperti SPAN, PINTAR, SAKTI,
SIMAK BMN dan aplikasi instansi lainnya?
Jika iya artinya SPAN akan menjadi sistem andalan Indonesia dalam pengelolaan keuangan
negara. Namun jika tidak, saya rasa pengembangan SPAN hanya akan menjadi suatu bentuk
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 28
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 29
SPAN ??
Susi Sulistilawati
SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara) merupakan suatu ruh dari reformasi
keuangan negara. Mengapa? Karena SPAN pada prosesnya telah berjalan beriringan dengan
perkembangan bidang teknologi informasi (TI).
Permasalahannya sekarang adalah akankah SPAN ini kelak menjadi suatu sistem yang efektif
dan efisien? Pertanyaan ini timbul mengingat SPAN merupakan suatu sistem yang cukup besar
yang sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia dengan biaya yang cukup besar dan
dalam waktu yang relatif sangat singkat sehingga terkesan terburu-buru. Apakah SPAN ini akan
mampu mengcover dan menyelesaikan seluruh permasalahan yang timbul dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban keuangan negara nantinya? Akankah
SPAN menjadi sebuah system yang dapat mensinergikan aplikasi-aplikasi yang sudah ada
dalam instansi, seperti PINTAR, SAKTI, SIMAK BMN dan aplikasi instansi lainnya? Itu
menjadi tantangan tersendiri atas pengembangan SPAN ini.
Menjadi suatu ketakutan tersendiri bagi para pegawai dengan munculnya suatu sistem
terkomputerisasi yang akan secara perlahan menggantikan peran mereka dalam pekerjaannya
selama ini. Bukan hanya sekedar takut bahwa dirinya tidak akan mampu mengoperasikan
sistem dengan baik karena kurang familiarnya dengan TI, tetapi juga ketakutan akan tersisihkan
dari dunia pekerjaannya mengingat dengan adanya SPAN ini tentu akan mengurangi jumlah
tenaga kerja yang terlibat dalam suatu pekerjaan.
Dengan ketakutan-ketakutan yang demikian, akankah proses change management berjalan
dengan baik? Sekedar rekomendasi bagi para petinggi di dunia birokrasi negeri ini, khususnya
yang terlibat langsung dalam pengelolaan keuangan negara, berikut harapan saya yang nantinya
mungkin akan menjadi salah satu user SPAN.
Kedua, khusus bagi mahasiswa, sangat memungkinkan bagi kami untuk menjalani proses
pembelajaran sedari dini mengenai penggunaan SPAN ini, baik melalui perantara kampus atau
inisiatif dari Kementerian Keuangan sendiri untuk memberikan kami kesempatan
melaksanakan praktik kerja lapangan sehingga kami paham dan mengerti cara kerja SPAN ini
nantinya.
Ketiga, diberikan kejelasan bagi para pegawai yang telah ada di lingkungan Kementerian
Keuangan dan bagi para calon pegawainya mengenai nasib mereka sehubungan dengan adanya
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 30
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 31
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 32
Metode pembayaran yang tidak mendukung pro poor, pro growth, di mana
pembayaran terkesan hanya dapat dilakukan pada pihak ketiga kalangan atas yang
memiliki teknologi tinggi.
Di sisi lain, penulis juga menemukan janji yang sepertinya terlalu tinggi untuk dapat dipenuhi
seperti peng-implementasi-an TSA, di mana sudah bertahun-tahun Kementerian Keuangan
masih sulit dalam mengimplementasikannya.
Intinya, penulis sangat berharap penerapan SPAN ini sesuai dengan yang diharapkan. Dengan
pendanaan yang sangat besar, penulis dan masyarakat pada umumnya juga mengharapkan
dampak yang jelas dan besar pula bagi sistem regulasi keuangan di Indonesia.
Yang dapat penulis sarankan dalam tulisan ini adalah para pihak yang terlibat dalam proyek ini
untuk bekerja dengan serius. Sangat diharapkan untuk penerapan di tahun 2013 nanti sistem
ini akan sesuai dengan yang disosialisasikan, baik dari sisi orang (change management and
communication), proses (business process), dan teknologinya (IT Solution).
Untuk otomasi yang dilakukan dalam SPAN, perlu dipikirkan juga dampaknya terhadap
orang/kelompok kecil, di mana tidak semua orang dapat menggunakan teknologi kartu
pembayaran tersebut. Metode pembayaran dapat dibuat dalam beberapa metode, seperti credit
card, check, atau cash langsung. Selain itu, pengamanan juga harus benar-benar ditingkatkan, di
mana otentifikasi tidak menggunakan password, tetapi menggunakan sidik jari yang
pengamanannya jauh lebih tinggi.
Akhir kata, penulis menyarankan untuk menempatkan orang-orang perbendaharaan/anggaran
yang tahu akan IT dan sudah mengenal sistem SPAN di Direktorat Transformasi
Perbendaharaan, khususnya di pusat SPAN pada penerapannya nanti. Hal ini akan
menghemat biaya sosialisasi dan pelatihan di lembaga keuangan RI.
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 33
Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) merupakan sebuah terobosan sistem
dalam birokrasi keuangan negara yang terintegrasi secara menyeluruh, meliputi berbagai level.
SPAN menawarkan kemudahan dan peningkatan efisiensi, khususnya dalam pelayanan yang
berkaitan dengan keuangan negara. Hal ini menjadi sebuah tawaran yang cukup menggiurkan
bagi sebagian kalangan yang pro terhadap kemajuan teknologi dan kemudahan yang
ditawarkannya.
Pembangunan SPAN hingga saat ini tidak memiliki kendala berarti dan hanya berkutat pada
permasalahan teknis operasional, tetapi sedikit terbentur dengan penyesuaian terhadap
peraturan perundang-undangan yang senantiasa berubah karena kedinamisannya, tetapi tidak
signifikan. Yang menjadi fokus utama saat ini adalah kesiapan penggunaan dan penyesuaian
operasional oleh pengguna yang selama ini belum memanfaatkan penerapan teknologi yang
ada secara penuh.
Masalah pertama diangkat dari permasalahan yang diasumsikan akan ada sejak pengembangan
SPAN dimulai, yaitu masalah kesiapan penggunaan SPAN. Ada dua sisi yang dapat
diidentifikasi dari permasalahan ini, yaitu masalah efek penerapan dan masalah legalitas
dokumen. Dalam membahas masalah efek penerapan, sudut pandang umumnya akan
mengarah ke arah subjektif, di mana sebagian pihak sangat mengkhawatirkan pengaruh
penerapan SPAN terhadap pekerjaan dan tanggung jawabnya yang ditakutkan akan tergeser
oleh fungsi SPAN. Terlebih lagi apabila beberapa jenis pekerjaan memmiliki efek domino
terhadap pekerjaan lainnya.
Jika dilihat dari sudut pandang legilitas, sebagian pihak mengkhawatirkan akan keabsahan
dokumen yang selama ini menjadi tolak ukur birokrat dalam eksekusi perencanaan. Bila
digantikan dengan teknologi atau dokumen dalam komputer, banyak pihak yang
mengkhawatirkan keamanan sistem yang digunakan, dan kemampuannya untuk memastikan
agar data dan perintah yang dihasilkan benar-benar valid.
Masalah kedua merupakan permasalahan yang sangat umum dalam penerapan sistem baru,
tetapi diekspektasikan akan memiliki pengaruh yang signifikan dalam penerapannya di
Indonesia. Permasalahan ini dapat dilihat dari dari dua sisi juga, yaitu dari sisi kapabilitas
pengguna dan lingkup geografis dalam penerapan SPAN. Sisi permasalahan yang pertama
merupakan permasalahan serius yang kemungkinan besar akan menjadi masalah yang
signifikan dalam penerapan SPAN di Indonesia. Kapabilitas pengguna tentunya akan
berpengaruh sebanding dengan hasil penggunaan SPAN.
Untuk beberapa wilayah tertentu yang memiliki sumber daya manusia dengan kapabilitas yang
baik, tentu tidak akan memiliki masalah yang signifikan dalam penerapan SPAN. Namun,
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 34
SEKOLAH
TINGGI
AKUNTANSI
NEGARA
Page 35