Anda di halaman 1dari 35

Kumpulan Essay:

Mengenal Lebih Jauh Sistem


Perbendaharaan dan Anggaran
Negara (SPAN)
Editor: Rudy M. Harahap

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
2012

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

Daftar Isi
Daftar Isi ....................................................................................................................................... 2
Ringkasan Sederhana (atawa Executive Summary) ...................................................................... 3
SPAN, Uji Nyali Para Perintis ...................................................................................................... 7

Leo Sukoco
Sekilas tentang SPAN ................................................................................................................... 9

Nurul Laili
SPAN: Suatu Pengantar ............................................................................................................. 12

Aji Yudanto
Tantangan Utama Seputar SPAN .............................................................................................. 14

Isnendi Yakub
Menilik Implementasi SPAN ..................................................................................................... 17

Diah Lani Oktaviana


SPAN: Sebuah Turn Key Project .............................................................................................. 20

Ibnu Pujiono
SPAN: Fiturnya Itu ..................................................................................................................... 22
Hilman Hamka
SPAN: Pandangan Naif Seorang Mahasiswa ............................................................................. 24

Husein Fagih
SPAN: Sebuah Transformasi Proses Bisnis dan Teknologi Informasi ..................................... 26

Wisnu Febrian Inderajaya


SPAN: Suatu Enterprise Solution .............................................................................................. 28

M Choirus Soleh
SPAN ?? ..................................................................................................................................... 30

Susi Sulistilawati
SPAN: Ditinjau dari Sistem Keamanan ..................................................................................... 32

Jaka Yudha Asmara dan Rudi Juandi Butarbutar


SPAN: Legalitas dan Akseptabilitas ........................................................................................... 34

Michael Angelo HS

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 2

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

Ringkasan Sederhana (atawa Executive


Summary)
Buku ini didedikasikan untuk peletak dasar SPAN,
seperti Hekinus Manao, Sonny Loho, dkk.

"Setelah dasar-dasar hukum yang baru di bidang keuangan negara disahkan, Menteri Keuangan
secara resmi mengusulkan kepada Bank Dunia tentang modernisasi manajemen keuangan
publik yang di kemudian hari dikenal sebagai SPAN melalui mekanisme GFMRAP
(Government Financial Management and Revenue Administration Project). Konsep GFMRAP
pada awalnya digagas untuk mengintegrasikan pengelolaan keuangan negara, baik dari sisi
pendapatan maupun dari sisi belanja. Secara institusional, GFMRAP melibatkan lembaga
legislatif di satu sisi dan lembaga eksekutif di sisi lain karena pada prinsipnya penyusunan
APBN menjadi tanggung jawab bersama antara lembaga legislatif dan eksekutif, sedangkan
pelaksanaannya lebih pada internal eksekutif. Bank Dunia mendukung kegiatan tersebut
melalui Perjanjian Pinjaman No. LN 4762 IND tanggal 22 December 2004."
Tulisan di atas merupakan pembukaan dari Progress Report SPAN per Maret 2010. Di sisi
lain, banyak pihak yang mempertanyakan SPAN. Secara kebetulan, mahasiswa tingkat II
Kebendaharaan Negara ditugaskan oleh pengajar mata kuliah Sistem Informasi Keuangan
(SIMKEU), yaitu Rudy M. Harahap, untuk menulis perenungan mereka tentang SPAN, yang
diambil dari hasil suatu kunjungan tidak resmi ke Proyek SPAN tahun lalu dan dari berbagai
sumber. Untuk itulah kumpulan tulisan ini disusun. Secara sederhana. Untuk menjawab
keingintahuan publik dan, bisa dibilang juga, sebagai bentuk komunikasi publik.
Pada dasarnya, hal terpenting yang akan dikerjakan proyek SPAN ini adalah bagaimana
mengintegrasikan seluruh proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, hingga
pertanggungjawaban keuangan publik dengan menggunakan teknologi informasi. SPAN akan
menjadi tonggak pelaksanaan penganggaran berbasis teknologi informasi pertama di Indonesia
yang diharapkan akan meringankan beban kerja seluruh pegawai Kementerian Keuangan dan
instansi lain dalam melaksanakan tugasnya.
SPAN adalah bagian dari proses reformasi dan transformasi perbendaharaan yang
memperhatikan 3 aspek penting, yaitu proses bisnis, penggunaan teknologi informasi, dan
SDM yang menjalankan sistem. Sistem ini memiliki beberapa kelebihan yang tentu menjadi
cita-cita sederhana: less paper, otomatisasi, audit trail, single database, dan beberapa kelebihan
lainnya.
Nyatanya, SPAN seolah-olah menjadi suatu momok yang menakutkan. Pada awal
pelaksanaannya, pasti akan menyebabkan ketidaknyamanan dan ketidakpuasan atas kinerja
SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 3

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN


sistem. Penyebabnya, kurangnya pemahaman dalam bidang teknologi komputerisasi dari para
pelaksana dan juga mindset para pegawai yang terbiasa melakukan kegiatan-kegiatan klerikal
yang terus berulang setiap harinya. Apalagi karena hidden agenda untuk survive melalui
konsinyir klerikal tersebut.
Tentunya, itu akan menghambat pelaksanaan SPAN. Pelaksanaan SPAN dimulai pada tahun
2013. Dalam jangka waktu pendek, para stakeholder harus melakukan persiapan perubahan
mindset dan mulai membiasakan diri dengan penggunaan teknologi. Bayangkan target ambisius
berikut.

Pengembangan SPAN juga harus memperhatikan hubungan antara SPAN itu sendiri dengan
sistem-sistem lainnya. Namun, dengan proses pembangunan sistem yang hanya sekitar 5 tahun,
apakah SPAN akan mampu mengatasi semua permasalahan yang sudah lama muncul?
Akankah SPAN menjadi sebuah sistem yang dapat mengsinergikan aplikasi-aplikasi yang sudah
ada di Kementerian Keuangan, seperti PINTAR, SAKTI, SIMAK BMN, dan aplikasi instansi
lainnya, seperti MPN pada DJP, dan EDI pada DJBC? Atau hanya pepesan kosong?
Positifnya, SPAN, sebagaimana yang disebutkan, berbasis teknologi informasi. Iya. teknologi
sebagai bagian dari modernisasi dan perkembangan zaman tentu tidak boleh diabaikan begitu
saja. Kita pun harus senantiasa mengupayakan agar selalu berjalan beriringan dengan
perkembangan zaman. Teknologi memang sangat membantu kegiatan manusia menjadi lebih
efektif dan efisien. Namun, di sisi lain akan muncul permasalahan baru yang dihadapi oleh
suatu organisasi yang dalam hal ini adalah pemerintah.
Menjadi suatu ketakutan tersendiri bagi para pegawai dengan munculnya suatu sistem
terkomputerisasi yang akan secara perlahan menggantikan peran mereka dalam pekerjaannya
selama ini. Bukan hanya sekedar takut bahwa dirinya tidak akan mampu mengoperasikan
sistem dengan baik karena kurang familiarnya dengan TI, tetapi ketakutan akan tersisihkan dari
dunia pekerjaannya mengingat dengan adanya SPAN akan mengurangi jumlah tenaga kerja
yang terlibat dalam suatu pekerjaan.
Sedikit ringkasan rekomendasi ditulis di sini. Pertama, kemudahan akses SPAN di mana saja.
Artinya, teknologi ini tersedia secara merata di seluruh republik ini serta kemudahan
penggunaannya. Tidak semua penggunanya memiliki kemampuan yang sama dalam
menggunakan teknologi informasi. Sistem ini harus bisa melayani semua penggunanya. Jangan
sampai teknologi ini memperlambat tugas penggunanya yang harus beradaptasi secara radikal
dengan sistem ini.
SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 4

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

Kedua, sebelum memperlihatkan ke masyarakat luar kinerja yang bagus dengan sistem baru
(SPAN), sebaiknya para perintis SPAN memberikan pengertian yang cukup terhadap para
pengguna dan calon pengguna sistem. Penting agar proses aklimatisasi sistem tidak berlarutlarut. Sebaik apapun software dan hardware-nya kalau brainware-nya masih nyaman dengan
kondisi yang lalu, pastinya program perubahan akan tidak sukses.

Ketiga, para perintis SPAN memberikan pemahaman lebih terhadap mahasiswa baru lewat
kuliah umum atau pertemuan khusus untuk mengenalkan SPAN semenjak dini, yaitu melalui
sosialisasi, workshop, atau bimbingan teknis lainnya.

Keempat, hendaknya SPAN dapat "mengglobalkan" aplikasi pada satker- satker yang ada di
seluruh Indonesia, hingga tidak ada lagi penyesuaian diri terhadap perangkat lunak yang
selalu berubah dan terlalu beragam.
Rekomendasi lengkap, yang sangat sederhana, silahkan dibaca bagian berikutnya. Kalau Anda
tidak sepakat atau tidak puas atau ada yang salah di tulisan ini, silahkan membuat buku baru
lagi untuk mengoreksi kumpulan tulisan ini. Kalau ada yang salah di tulisan ini, semua
tanggung-jawab diambil alih oleh editornya. Jangan salahkan mahasiswa yang sedang dalam
proses belajar.
Jakarta, akhir September 2012
Editor

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 5

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

Kumpulan Essay:
Mengenal Lebih Jauh Sistem
Perbendaharaan dan
Anggaran Negara (SPAN)

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 6

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

SPAN, Uji Nyali Para Perintis


Leo Sukoco

Sepertinya akan menjadi tidak biasa bila orang yang belum mengerti apa-apa ataupun mengerti
tetapi tidak paham diberi tugas untuk memberi rekomendasi terhadap sesuatu yang amat baru
bagi mereka. Ya, bukan ingin menghindar, tetapi saya yakin yang kami tulis akan
mencerminkan kepolosan -- ketidaktahuan -- kami atau malah hal ini disengaja untuk
membuktikan bahwa orang awam pun tahu bahwa yang menjadi obyek rekomendasi memiliki
kekurangan yang memerlukan rekomendasi dari kami.
Yang saya utarakan dalam resume dan rekomendasi SPAN kali ini adalah dari sudut pandang
mahasiswa, yang pastinya mungkin penuh ke-sok tahu-an dan sudut pandang polos yang hanya
melihat sesuatu dari satu sudut pandang saja. Jadi, saya minta maaf dan mohon dimaklumi
tentang kondisi kami. Mari kita mulai!
SPAN, asing. Insting dasar manusia bila menemui hal asing maka akan terjadi dua
kemungkinan: 1) ingin tahu dan cari tahu, atau 2) whatever atau belum mau tahu karena belum
berpikir apakah hal asing itu mempunyai pengaruh terhadapnya. Saya pilih yang nomor satu,
oleh karena itu saya memilih untuk jadi orang sok tahu. Saya baru tahu bahwa dalam usia 66
tahun minus beberapa minggu lagi ini republik kita, ketika pendapat ini ditulis, belum memiliki
sistem (mother system) terpusat keuangannya. Yang baru ada adalah sistem sendiri-sendiri dari
tiap elemen keuangan. Pajak memiliki MP3 dan MPN, bea cukai memiliki EDI dan lain-lain.
Efisienkah? Mungkin ya untuk negara sekelas Singapura yang bila dilihat dari luasnya hanya
sebesar satu kabupaten di Indonesia. Tapi apakah efisien bagi Indonesia dengan luas sampai
bisa dibagi dengan tiga daerah waktu dengan PDB lebih dari 6000 trilyun rupiah? Tentu belum.
Buktinya, kesempatan fraud masih tinggi, kesenjangan pelayanan keuangan juga tinggi antara
daerah yang dekat dengan pusat dan daerah yang ada di pojok-pojok republik. Untuk itulah
orang-orang yang bosan dengan status quo tersebut ingin mengimplementasikan sebuah sistem
aturan main beserta paketnya yang disebut SPAN. Wow, nyali hebat, nyali perintis.
Masih teringat dalam ingatan saya bahwa katanya SPAN ini akan menjadi sistem yang
terhubung dengan semua sistem internal dari Kementerian Keuangan. Saat ini memang masih
terpisah-pisah existing system-nya.Bukan pekerjaan dalam semalam untuk menjadikan hal
tersebut menjadi nyata. Mulai dari penyediaan TI pengelolaan keuangan negara, penyediaan
hardware, pembangunan interface dengan sistem lain, pembangunan service desk dalam rangka
SPAN dan penyempurnaan TI pengelolaan keuangan satker sebagai sistem pendukung SPAN.
Hal ini adalah pekerjaan besar dan menyedot dana yang besar pula (hampir sama dengan
anggaran pembuatan gedung DPR yang baru, hehehehe). Oleh karena itu, butuh dukungan
yang besar pula. Ayo dukung SPAN! Hal itu rekomendasi pertama saya.
Yang pertama adalah kemudahan. Poinnya adalah mempermudah tugas kami. Kemudahan
akses SPAN di mana saja kami akan ditempatkan. Artinya, teknologi ini tersedia secara merata

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 7

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN


di seluruh republik ini. Yang kedua adalah kemudahan penggunaan. Tidak semua dari kami
dan penggunanya memiliki kemampuan yang sama dalam teknologi informasi. Jadi, sistem ini
harus bisa melayani semua penggunanya. Jangan sampai teknologi ini memperlambat tugas
penggunanya yang harus beradaptasi secara radikal dengan sistem ini.
Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat dari pelakunya tapi terjadi karena adanya
kesempatan . Fraud, korupsi, kecurangan atau apa saja yang bisa mewakili kata kejahatan
pengelolaan keuangan negara dapat dieliminir, bagusnya bisa dihapus semuanya. Memang
Kementerian Keuangan tergolong wajar oleh opini BPK, tetapi banyak masyarakat di luar
yang mungkin karena tingkat ekspektasi dan kepuasan terhadap Kementerian Keuangan yang
sangat tinggi masih belum percaya terhadap kinerja kita. Harapannya sistem ini sama seperti
sistem yang dimiliki oleh entitas swasta yang sangat memperhatikan brand image mereka.
Mereka takut para pemakai jasa mereka meninggalkan jasa mereka karena kinerja yang buruk.
Mengurangi korupsi, bukan hanya korupsi uang tetapi korupsi kinerja dan lainnya.
Rekomendasi berikut adalah yang terakhir, yaitu sebelum memperlihatkan ke masyarakat luar
dengan kinerja yang bagus dengan sistem baru (SPAN) sebaiknya para perintis SPAN ini
memberikan pengertian yang cukup terhadap para pengguna dan calon pengguna sistem.
Penting agar proses aklimatisasi sistem tidak berlarut-larut. Sebaik apapun software dan
hardware-nya kalau brainware-nya masih nyaman dengan kondisi yang lalu pastinya program
perubahan ini akan tidak sukses. Untuk masalah calon pengguna, apabila memang ingin serius,
seharusnya para perintis SPAN memberi pemahaman terhadap mahasiswa lewat kuliah umum
atau pertemuan khusus untuk mengenalkan SPAN semenjak dini.
Akhirnya banyak jalan ke Roma. Memakai cara apapun boleh untuk mencapai tujuan
utamanya, perbaikan dan pengembangan pengelolaan keuangan negara. Ayo kita dukung
apabila kita memiliki tujuan utama yang sama.

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 8

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

Sekilas tentang SPAN


Nurul Laili

Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) merupakan proyek besar. SPAN akan
mewujudkan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara yang transparan dan
akuntabel, aman dan mudah diterapkan dengan dukungan sistem informasi yang terintegrasi.
Jadi, SPAN ini akan mengintegrasikan seluruh proses pengelolaan keuangan negara yang ada
saat ini.
Untuk mencapai tujuan itu, SPAN melaksanakan beberapa langkah, yaitu dengan
mengembangkan proses bisnis secara berkelanjutan dengan mendasarkan pada praktik
penyelenggaraan yang sesuai dan terbaik; dengan menerapkan praktik solusi yang terintegrasi
untuk mendukung sistem yang aman, akurat, dan handal; serta dengan memastikan
diterimanya perubahan oleh pemangku kepentingan dan memberikan solusi lengkap terhadap
dampak perubahan. Dasar pembuatan proyek SPAN ini adalah tiga paket undang-undang yang
merupakan tonggak dari reformasi keuangan negara, yaitu UU 17 Tahun 2003, UU 1 Tahun
2004, dan UU 15 Tahun 2004.
Siklus pengelolaan keuangan negara meliputi budget preparation, budget authorization

management, commitment of funds, payment and receipt management, debt and aids
management, cash management, budget review and fiscal reporting, serta audit and evaluation.
Dalam pengelolaan keuangan negara, SPAN diharapkan mampu meningkatkan keterbukaan
dalam alokasi sumber daya masyarakat, efisiensi belanja pemerintah, dan pemberdayaan
melalui informasi.
Dalam pengembangannya, terdapat tiga pilar yang mendukung proyek SPAN, yaitu process,
people, dan technology. Dalam proses, SPAN menelaah dan memperbaiki treasury model
dengan mengacu pada best practices dan kekhasan dari Kementerian Keuangan. Mengenai
people, harus dipersiapkan organisasi dan sumber daya manusia untuk menerima mindset dan
cara kerja baru. Sedangkan dalam hal teknologi, solusi COST memfasilitasi dan mengotomasi
implementasi treasury model.
SPAN ini mulai digagas pada tahun 2009 dan direncanakan sudah mulai dipakai tahun 2013.
Pada tahun 2011, SPAN sudah dalam tahap pengembangan detail proses bisnis untuk
pengembangan proses bisnis. Untuk sistem IT, sudah dalam pengembangan aplikasi.
Sedangkan untuk perubahan manajemen dan komunikasi sudah dalam pengembangan project
management tools. Direncanakan pula bahwa SPAN ini awalnya akan diujicobakan pada
beberapa KPPN yang untuk selanjutnya akan digunakan untuk seluruh KPPN di Indonesia.
Untuk saat ini, terdapat beberapa permasalahan mengenai kondisi perbendaharaan. Beberapa
di antaranya adalah mengenai perencanaan penarikan dana, di mana sampai saat ini, penarikan
dana terbesar terjadi pada akhir tahun anggaran. Setelah penerapan SPAN nantinya,
diharapkan tidak terjadi penumpukan realisasi anggaran di akhir tahun anggaran. Selain
SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 9

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN


masalah penarikan dana, permasalahan lainnya adalah TI dan SDM yang belum mendukung.
Untuk saat ini, TI belum terintegrasi sedangkan mengenai SDM, masih terhalang masalah
kualitas dan budaya SDM yang ada saat ini. Namun, saat ini Dirjen Perbendaharaan sudah
melakukan sosialisasi kepada pihak-pihak yang nantinya akan terkait dengan penggunaan
SPAN ini.
Penerapan SPAN nantinya juga akan menyempurnakan proses bisnis manajemen DIPA.
Penyempurnaan itu adalah dengan mengubah penelaahan digit DIPA. SPAN melakukan
penelaahan DIPA hanya sampai 2 digit, sedangkan sebelumnya penelaahan DIPA dilakukan
sampai dengan 4 digit. Dengan demikian, satker mendapatkan fleksibilitas lebih banyak dalam
melakukan revisi anggaran. Dengan penerapan dari SPAN ini, semua komponen APBN akan
dimasukkan dalam DIPA. Selain itu, karena SPAN ini terintegrasi dengan semua sistem yang
ada, diharapkan mampu memberikan informasi mengenai rencana penarikan dan/atau
penerimaan dana ter-update. Penyempurnaan proses bisnis manajemen DIPA akan
memberikan dampak penelaahan dan revisi DIPA akan berjalan lebih cepat, adanya
akuntabilitas, peningkatan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran.
Selain menyempurnakan proses bisnis manajemen DIPA, SPAN diharapkan juga mampu
menyempurnakan proses bisnis manajemen komitmen dan pembayaran. SPAN menerapkan
konsep paperless dalam proses komunikasi data, sentralisasi proses transfer pembayaran, dan
penerapan e-disbursement dalam proses pencairan dana. Penyempurnaan ini akan
meningkatkan budget control melalui manajemen komitmen, optimalisasi perencanaan kas
melalui pemanfaatan dana liability, meningkatkan kecepatan dan kepastian waktu pencairan
dana, serta mendukung penerapan accrual accounting.
Penerapan SPAN juga bertujuan untuk menyempurnakan proses bisnis manajemen
penerimaan dan kas, yaitu dengan cara pencocokan antara rekening koran bank dengan data
transaksi penerimaan yang dikonsolidasi di modul Government Receipt dan data pengeluaran
dari Modul Payment (konsolidasi antara aliran uang dengan aliran data) dimana rekonsiliasi ini
dilakukan dengan menggunakan data elektronis (by system). Dengan penyempurnaan ini,
seluruh penerimaan dan pengeluaran dapat tercatat dan rekonsiliasi dilakukan dengan cepat
sehingga dapat meningkatkan keamanan terhadap aliran dana yang terdapat pada rekening
dalam kelolaan BUN sehingga forward cash planning dapat dilakukan. Suatu target yang
ambisius.
Penerapan SPAN dalam pengelolaan keuangan negara akan memberikan dampak juga pada
laporan keuangan. Laporan keuangan negara menjadi lebih komprehensif dan informatif, dan
juga ada kemudahan dalam penyusunannya. Selain itu, juga mendukung analisis dan evaluasi
kebijakan fiskal serta komparasi kegiatan operasional antarnegara. SPAN memiliki
interkoneksi dengan sistem lainnya. SPAN memiliki koneksi dengan aplikasi perbankan,
service desk, aplikasi manajemen BMN, aplikasi MPN, aplikasi manajemen utang, serta
aplikasi yang ada pada satker. koneksi tersebut mendukung adanya integrasi data antar entitas
tersebut.
Namun, untuk penerapan SPAN ini masih ada tantangan, yaitu masih adanya inisiatif-inisiatif
yang overlapping atau tidak sinkron dengan SPAN, mis-alignment antara program accrual
SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 10

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

accounting dengan SPAN, di mana SPAN mulai diterapkan pada tahun 2013, sedangkan
program accrual accounting mulai diterapkan pada tahun 2014. Selain itu, ada keraguan akan
komitmen pucuk pimpinan Kementerian Keuangan pada implementasi SPAN serta adanya
kekhawatiran pegawai akan ketidakpastian pekerjaan pasca implementasi SPAN juga menjadi
tantang utama penerapan SPAN.
Penerapan SPAN merupakan langkah lanjut pengelolaan keuangan menuju ke arah yang lebih
baik. Setidaknya sosialisasi SPAN tidak hanya dilakukan kepada entitas-entitas yang nantinya
berkecimpung dengan SPAN, tetapi juga masyarakat yang nantinya akan dekat dengan SPAN.
Sosialisasi ini dilakukan untuk memperkenalkan suatu sistem yang nantinya akan mereka
hadapi ketika di lapangan.

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 11

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

SPAN: Suatu Pengantar


Aji Yudanto

Penyempurnaan proses bisnis di Kementerian Keuangan terus dilakukan termasuk


penyempurnaan sistem manajemen informasi keuangan. Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara (SPAN) yang tengah digodok oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Perbendaharaan, Ditjen
Anggaran, dan Sekretariat Jenderal (Setjen) Kementerian Keuangan siap diluncurkan pada
tahun 2013 mendatang. SPAN merupakan suatu program yang mengintegrasikan rangkaian
proses keuangan negara, mulai dari perencanaan anggaran, pelaksanaan, hingga
pertanggungjawabannya. Untuk suksesnya program tersebut dan terciptanya sinergi yang baik di
antara Ditjen Perbendaharaan, Ditjen Anggaran, dan Setjen Kementerian Keuangan, maka
dibentuklah Tim Reformasi Penganggaran dan Perbendaharaan Negara.
Proyek SPAN ini melibatkan tiga pengguna langsung, yaitu Ditjen Perbendaharaan, dan Ditjen
Anggaran, dan Setjen Kementerian Keuangan. Dalam pelaksanaan program ini, Ditjen
Anggaran memiliki fokus pekerjaan pada perencanaan anggaran, Ditjen Perbendaharaan lebih
berkonsentrasi pada pelaksanaan anggaran, manajemen kas, akuntansi, dan laporan keuangan.
Setjen melalui Pusintek lebih menekankan pada dukungan teknologi informasi. Ketiga unit
organisasi tersebut harus dapat menjalin koordinasi dan komunikasi yang baik sehingga targettarget perubahan yang telah dicanangkan dapat dilaksanakan dengan baik.
Implementasi atau pelaksanaan SPAN pasti akan menghadapi berbagai macam persoalan yang
membutuhkan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat oleh para pimpinan dari satuan
kerja tersebut. SPAN sendiri sedang memasuki tahap pembuatan aplikasi. Untuk itu,
koordinasi dan komunikasi yang sudah terjalin baik itu harus ditingkatkan lagi sehingga dapat
menghasilkan suatu sistem yang responsif dan handal sebagaimana yang kita inginkan.
Visi SPAN adalah terwujudnya pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara yang
transparan dan akuntabel, aman, dan mudah diterapkan dengan dukungan sistem informasi
manajemen keuangan yang terintegrasi. Misinya adalah mengembangkan proses bisnis secara
berkelanjutan dengan mendasarkan pada praktik penyelenggaraan yang sesuai dan terbaik;
menerapkan paket solusi yang terintegrasi untuk mendukung sistem yang aman, akurat dan
handal; dan memastikan diterimanya perubahan oleh pemangku kepentingan; dan
memberikan solusi lengkap terhadap dampak perubahan.
Kondisi perbandaharaan saat ini menghadapi berbagai macam hambatan, seperti belum
maksimalnya penerapan penganggaran berbasis kinerja dan kerangka pengeluaran jangka
menengah, masih lemahnya manajemen DIPA, terlambatan penyerapan dana, treasury single
account (TSA) penerimaan yang belum diterapkan, sulitnya penggunaan basis akrual dalam
akuntansi, dan dukungan teknologi informasi yang belum terintegrasi. Sementara itu, kondisi
teknologi informasi Ditjen Perbendaharaan saat ini masih bersifat reaktif dalam hal persediaan,
distribusi perangkat lunak, manajemen proses, dan pengukuran komponen. Di sisi lain, kondisi

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 12

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN


eksternal Ditjen Perbendaharaan juga tidak luput dari berbagai masalah, seperti tuntutan
pelayanan prima, pengelolaan keuangan satker yang belum maksimal, belum adanya standar
koneksitas, dan tertekannya sektor keuangan. Berbagai permasalahan tersebut akan ditangani
oleh SPAN sehingga ke depannya kondisi teknologi informasi Ditjen Perbendaharaan menjadi
lebih terintegrasi sehingga permasalahan yang ada di Ditjen Perbendaharaan perlahan-lahan
mulai teratasi.
Penyempurnaan teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan keuangan negara dimulai
dari perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Selanjutnya, dimulai penyediaan hardware ,
pembangunan interface dengan pihak lain seperti Bank Indonesia, pembangunan service desk,
dan penyempurnaan teknologi informasi pengelolaan keuangan satuan kerja (instansi) dengan
membangun SAKTI. Aplikasi-aplikasi satuan kerja, seperti aplikasi RKA/KL, aplikasi DIPA,
aplikasi PERAN, aplikasi SPM, aplikasi SAK, aplikasi SIMAKBMN, aplikasi Persediaan, dan
aplikasi gaji yang selama ini terpisah-pisah nantinya akan terintegrasi satu sama lain.
Sementara itu, peranan change management and communication (CMC) adalah:

Mengantisipasi permasalahan yang timbul akibat penerapan SPAN;


Mengantisipasi permasalahan akibat resistensi terhadap perubahan;
Membuat rencana, pedoman, dan control terhadap proses implementasi SPAN;
Memastikan bahwa stakeholder yang terkait mampu melaksanakan perannya yang baru;
dan
Membuat perencanaan untuk menjaga sistem.

Berbagai keunggulan SPAN, seperti otomatisasi dan audit trail, single database, paperless,
mendukung accrual accounting, dan lain sebagainya semestinya dibarengi juga dengan
mempersiapkan user, yakni para pegawai perbendaharaan dan anggaran yang akan
menggunakan sistem ini kelak tahun 2013 nanti. Langkah langkah yang perlu dilakukan, antara
lain:

Melakukan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai;


Menggalakkan sosialisasi di semua KPPN seluruh Indonesia;
Mendekatkan diri dengan mahasiswa yang nantinya akan bertindak sebagai user dengan
mengadakan mata kuliah SPAN, menggelar workshop, seminar, dan sebagainya.

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 13

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

Tantangan Utama Seputar SPAN


Isnendi Yakub

Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara atau yang lebih akrab kita kenal sebagai SPAN
merupakan suatu sistem terkomputerisasi yang sedang dirancang oleh Tim pada Ditjen
Perbendaharaan Negara dalam rangka menjalankan proses pemutakhiran teknologi
perbendaharaan dan anggaran negara. Sistem ini diproyeksikan akan mencakup seluruh tugas
dalam rangka perbendaharaan dan anggaran negara dari Sabang hingga Merauke yang mampu
meng-cover seluruh aktivitas yang berkaitan dengan permintaan pembayaran, pencairan dana,
dan segala macam aktivitas yang berkaitan langsung dengan satker di seluruh Indonesia.
Dalam perjalanan sebuah Mega Proyek (bisa saya katakan demikian) ini rasanya sangatlah tidak
mungkin dapat berjalan semulus yang diperkirakan atau yang didengung-dengungkan oleh
panitia yang tergabung dalam Tim Development SPAN. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
aspek yang akan saya angkat di sini, di antaranya, perubahan mindset pegawai DJPBN serta
timeline dan tenggat waktu SPAN.
Baik, yang sangat awal yang akan saya bahas di sini adalah mengenai perubahan mindset yang
perlu dilakukan kepada 40.000 pegawai Kementerian Keuangan yang berhubungan langsung
dengan sistem terkomputerisasi ini.
Perubahan mindset tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Bisa saya katakan
demikian karena tidak semua pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan adalah pegawai
yang sudah melek teknologi sejak dini, bahkan mungkin banyak di antara pegawai tersebut
yang sudah sangat nyaman dengan sistem pekerjaan yang selama ini mereka lakukan. Para
pegawai yang mayoritas terbiasa berada pada posisi nyaman ini jumlahnya pun tidaklah sedikit,
sehingga apabila SPAN ini terbentuk dan harus terrealisasi bukan hal yang mustahil apabila
SPAN ini hanya akan mempersulit proses kerja mereka dan justru memperlambat alur yang
selama ini sudah berjalan cukup baik (meskipun juga ada kendala). Perubahan mindset
mengenai alur pekerjaan seseorang akan menghambat kerja pegawai dan akan terjadi
kelambatan aktivitas dalam perbendaharaan dan anggaran negara yang mungkin akan
berdampak pada menurunnya tingkat opini BPK sebagai pemeriksa independen Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).
Perubahan mindset juga tidak hanya tentang penggunaan teknologi yang menyulitkan para
pegawai, tetapi hal yang mungkin muncul di kemudian hari adalah akan timbulnya
kekhawatiran para pegawai apabila telah lancarnya SPAN ini maka dalam jangka panjang
sistem ini akan menggusur keberadaan mereka karena prinsip low cost memang sangat bisa
diwujudkan dengan adanya SPAN ini. Permasalahan tersebut tentunya bukan hal yang bisa
diselesaikan secara mudah karena hal ini akan mempersulit pegawai untuk berkompetisi
dengan teknologi yang memang sudah berjalan secara efektif tersebut dan bukan tidak mungkin

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 14

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN


akan terjadi pengurangan pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan, atau setidaknya akan
ada pengurangan penerimaan pegawai Kementerian Keuangan secara bertahap tiap tahunnya.
Permasalahan kedua yang akan saya angkat adalah mengenai timeline dan tenggat waktu yang
dijalankan oleh Proyek SPAN itu sendiri. Dalam PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) telah dikatakan bahwasanya penggunaan prinsip cash towards acrual masih
akan digunakan pada tahun anggaran 2013 dan akan mulai menggunakan prinsip full acrual
pada tahun 2014. Dari informasi yang saya dapat ini, kemudian timbul kerancuan antara
penggunaan prinsip akuntansi pemerintah yang baru akan digunakan pada tahun 2014, tetapi
SPAN sudah mulai diluncurkan pada tahun 2013. Hal yang saya tangkap di sini adalah akan
terjadinya gap antara penggunaan SPAN dan berubahnya sistem akuntansi pemerintah selama
1 tahun anggaran. Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah, apakah setelah diluncurkan
pada tahun 2013 SPAN sudah menggunakan prinsip acrual dalam sistem akuntansinya,
ataukah masih akan menggunakan cash towards acrual pada tahun 2013 dan akan
mengubahnya menjadi acrual pada tahun 2014?
Beberapa permasalahan yang telah saya sebutkan di atas memang tidak akan ada ujungnya bila
hanya menjadi bahan perdebatan saja. Maka dari itu, saya di sini akan memberikan solusi yang
mungkin bisa dipertimbangkan, di antaranya:

Perlu adanya komitmen politik dari presiden sebagai pemegang kekuasaan Chief
Executive Officer (CEO) dari pengelolaan Keuangan Negara Republik Indonesia
apabila terjadi kesalahan pelaksanaan SPAN yang tidak sesuai dengan yang diharapkan,
seperti memasukkan SPAN dalam program utama pemerintah bersama dengan sistem
penerimaan negara pada Modul Penerimaan Negara (MPN).
Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara (BUN) wajib menjamin
lancarnya pencairan dana dalam rangka penyerapan APBN pada semua instansi, yang
dalam hal ini berarti Menteri Keuangan perlu memberikan fokus lebih mendalam
kepada SPAN karena sangat berkaitan dengan tingkat likuiditas negara dalam mendanai
kebutuhan dan membayar kewajibannya.
Ditjen Perbendaharaan sebagai perpanjangan tangan dari Menteri Keuangan dalam
pengelolaan keuangan negara perlu memberikan prioritas kepada SPAN dalam rangka
menjalin hubungan ke seluruh pegawai Kementerian Keuangan hingga ke tingkat
pelaksana agar perubahan mindset dapat dilaksanakan secara lebih menyeluruh agar
bisa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin muncul dari tingkat pelaksana.

Melihat tenggat waktu menuju pelaksanaan SPAN di seluruh Indonesia yang akan dilakukan,
ingin rasanya saya mengajukan solusi meliputi:

Pengunduran waktu pelaksanaan SPAN menjadi pada tahun 2014 agar sejalan dengan
SAP yang akan mulai dilaksanakan pemerintah;
Penambahan jumlah KPPN yang akan dijadikan tempat uji-coba pelaksanaan SPAN;
Penambahan waktu untuk uji-coba agar dapat memperluas proses perubahan mindset
para pegawai Kementerian Keuangan di seluruh Indonesia;

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 15

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

Mulai direncanakan untuk dilaksanakannya pelatihan bagi pegawai yang kurang melek
teknologi guna memaksimalkan pelaksanaan SPAN di seluruh KPPN; dan
Diperhitungkannya jumlah pegawai yang akan dibutuhkan jika SPAN telah
dilaksanakan secara penuh agar tidak berdampak pengangguran tidak kentara yang
semakin meluas.

Akhirnya, harus kembali kita akui, bahwasanya kita tidak akan mampu membendung
kemajuan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam proses pekerjaan yang
kita lakukan di lingkungan Kementerian Keuangan. Maka dari itu, perlu rasanya kita bersamasama mendukung proses development SPAN ini sebagai salah satu teknologi yang bisa kita
banggakan.

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 16

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

Menilik Implementasi SPAN


Diah Lani Oktaviana

Tuntutan masyarakat akan pengelolaan keuangan negara yang transparan, akuntabel,


terintegrasi, dan berbasis kinerja merupakan faktor pendorong bagi pemerintah untuk
melaksanakan reformasi. Sebagai pioner, Kementerian Keuangan telah memulai proses
reformasi sejak tahun 2004. Perubahan yang dilaksanakan mencakup aspek penataan
organisasi, perbaikan proses bisnis, dan peningkatan manajemen sumber daya manusia.
Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) sebagai suatu sistem berbasis teknologi
informasi ditujukan untuk mendukung pencapaian prinsip-prinsip pengelolaan tersebut.
Seluruh proses yang terkait dengan pengelolaan yang meliputi penyusunan anggaran,
manajemen dokumen anggaran, manajemen komitmen pengadaan barang dan jasa,
manajemen pembayaran, manajemen penerimaan negara, manajemen kas, dan pelaporan
diintegrasikan ke dalam SPAN.
SPAN akan berupa sistem yang tersentralisasi, di mana pada awal peluncurannya (initially)
akan menghubungkan kurang lebih 30 Kanwil DJPBN, 178 KPPN, 5 Kementerian
(Kementerian Keuangan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kesehatan,
Kementerian Pertanian, dan Kementerian Pendidikan Nasional), dan DJA secara on line
melalui dial-up, satelit, dan links lainnya dengan Kantor Pusat DJPBN. Satker-satker lain di
luar kantor kementerian tersebut, pada awal peluncuran belum tersambung secara on-line,
tetapi di masa mendatang satker-satker tersebut akan tersambung secara on-line.
Perubahan yang paling mendasar yang diusung SPAN adalah otomasi proses bisnis yang
dijalankan di Ditjen Anggaran dan Ditjen Perbendaharaan. Proses-proses yang sifatnya
pengulangan (repetition) yang selama ini dilaksanakan secara manual akan diotomasi oleh
sistem. Perubahan lainnya adalah penggunaan database tunggal yang sebelumnya berdiri
sendiri-sendiri, baik di tingkat pusat, unit vertikal, maupun satuan kerja; perekaman data sekali
yang sebelumnya dilaksanakan di setiap unit yang terkait; dan pembakuan business rules untuk
semua proses serta analisis.
Perubahan signifikan tersebut menuntut perbaikan pada proses bisnis yang dijalankan dan
perubahan pola pikir para pihak yang terlibat pada proses bisnis tersebut, baik pengguna
langsung dari Kementerian Keuangan (internal), maupun dari kementerian/lembaga lain
(eksternal).
Salah satu proses yang terkait dengan implementasi SPAN, yaitu perencanaan anggaran,
berkaitan dengan tiga pilar penganggaran yang diterapkan pada saat proses perencanaan. Tiga
pilar tersebut adalah Unified Budgeting, Performance Based Budgeting, dan Medium Term
Expenditure Framework (MTEF) atau Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM).

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 17

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN


KPJM merupakan konsep di mana penentuan implikasi penganggaran tahun yang
bersangkutan memperhatikan tahun-tahun berikutnya dengan cara ikut merencanakan program
dan kegiatan yang masih berkaitan dengan tahun anggaran yang bersangkutan pula untuk tahun
anggaran selanjutnya (forward estimate).
Penerapan KPJM harus sejalan dengan pendekatan penyusunan penganggaran lainnya, yaitu
Penganggaran Terpadu, dan Penggaran Berbasis Kinerja (PBK). Pendekatan penganggaran
terpadu merupakan landasan agar pendanaan suatu kegiatan tidak tumpang tindih (overlapping)
antar unit kerja dalam K/L yang bersangkutan. Pendekatan PBK menjaga kesinambungan
hubungan antara pendanaan kegiatan dengan yang dihasilkan, melalui rumusan tujuan,
outcome, output dan indikator kinerja. Selanjutnya, outcome/output yang dihasilkan
program/kegiatan dimaksud, beserta indikator kinerja yang mengiringinya, diproyeksikan untuk
dua tahun kedepan.
Dengan demikian, penerapan KPJM sangat tergantung dengan keberhasilan penerapan
pendekatan PBK. Jika dilihat dari urutan langkahnya, pendekatan KPJM merupakan
pendekatan terakhir setelah penerapan kedua pendekatan penganggaran sebelumnya. KPJM
pada dasarnya memperhitungkan implikasi kebijakan yang disusun dan ditetapkan terhadap
dampak anggaran yang akan ditimbulkan pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Agar
penerapan KPJM ini dapat terlaksana dengan baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
perencana dalam penyusunan anggaran.

Pertama, lakukanlah analisis output yang memiliki Prakiraan Maju (PM). Output yang
memiliki prakiraan maju adalah biasanya output yang berjangka waktu beberapa tahun atau
berulang pada tahun-tahun berikutnya.

Kedua, tentukanlah komponen apa saja yang berulang setiap tahunnya dan komponen apa saja
yang berhenti untuk tahun tertentu saja.

Ketiga, tentukanlah komponen apa saja yang menjadi komponen input utama yang terkait
langsung dengan output kegiatan dan komponen apa saja yang menjadi komponen input
pendukung (komponen penting, tetapi tidak terkait langsung dengan volume output).
Keempat, pastikan volume output telah dimasukan dan nilainya benar. Penentuan volume
output sangat penting dalam KPJM mengingat pengaruhnya pada penentuan jumlah biaya
untuk komponen input utama.

Kelima, tentukanlah apakah komponen utama harus diindeksasi. Dalam KPJM, indeksasi
merupakan faktor pengali biaya suatu komponen input. Besarnya nilai indeks ditentukan
dengan memperhitungkan parameter ekonomi. Indeksasi komponen input utama dapat
dilakukan dengan melihat sifat input tersebut, misalnya terhadap input yang sensitif terhadap
inflasi.
Bila dikaitkan dengan pengembangan SPAN yang sedang dilakukan, tentunya SPAN akan
mampu menunjang terimplementasinya KPJM ini dengan baik. Berbagai kebutuhan data
historis dan prakiraan maju dalam pengelolaan keuangan negara terkelola dengan baik sehingga
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan strategis di masa depan. Akan tetapi, pastinya
SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 18

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN


terdapat hambatan dalam penerapannya, seperti ownership pada tiga entitas (DJPBN, DJA &
Pusintek), sehingga proses bisnis dan kebutuhan user harus dimengerti; dan harus adanya
investasi sosialisasi pada user serta pelatihan tim pendukung dan staf service desk. Selain itu
pula, terdapat permasalahan penentuan ruang lingkup; struktur dan organisasi terkait dengan
service desk, seperti eskalasi permasalahan dari masing masing entitas; belum ditentukannya
tingkat layanan TI; culture change dari pengguna; dan penyediaan layanan service desk.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penerapan SPAN ini masih banyak mengalami
kendala-kendala yang memang harus di hadapi dan diselesaikan. Karena itu, saran mengatasi
celah antara konsep dengan implementasi SPAN, di antaranya:

Pengadaan atau pengembangan sistem secara menyeluruh untuk mendukung


mendukung SPAN;
Pembinaan teknis tentang IT dan segala proseduralnya kepada penggunanya; dan
Dilakukan secara perlahan tetapi pasti untuk menghindari shocking therapy kepada
pengguna, khususnya pegawai-pegawai yang belum terlalu paham akan IT; dan
Penyempurnaan sistem dengan menyesuaikan perubahan-perubahan positif yang ada
guna perbaikan.

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 19

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

SPAN: Sebuah Turn Key Project


Ibnu Pujiono
Modernisasi pengelolaan keuangan pemerintah memerlukan dukungan sistem informasi yang
handal dan terintegrasi, mulai dari perencanaan anggaran, perbendaharaan dan pelaksanaan
anggaran, pengelolaan utang, maupun pelaporan dan pengawasan. Sebagai bagian dari
reformasi di bidang keuangan, sejak tahun 2004 Kementerian Keuangan telah merencanakan
untuk melakukan reformasi sistem informasi, khususnya di bidang perbendaharan dan
penganggaran. Rencana tersebut dibiayai dengan pinjaman dari Bank Dunia dalam payung
Government Financial Management and Revenue Administration Project (GFMRAP).
Salah satu unsur utama dalam GFMRAP adalah Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara
(SPAN) Project. SPAN Project adalah proyek jangka panjang yang menempatkan DJPB dan
DJA sebagai leading institutions, meliputi pembangunan sistem perbendaharaan dan anggaran
negara yang sesuai dengan best practices yang diharapkan, dengan didukung oleh sistem
informasi yang modern, baik yang terkait dengan software maupun hardware, melibatkan dan
menghubungkan sistem informasi perbendaharaan dan anggaran di beberapa Eselon I di
Kementerian Keuangan, lima kementerian/lembaga negara di pusat, DPR, seluruh KPPN dan
institusi pemerintah lainnya yang ditetapkan (lihat gambar berikut).


SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 20

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN


Pengadaan dalam rangka SPAN Project bercirikan turn-key dan program aplikasi yang akan
dipakai adalah berbasis COTS. Secara konsepsi, dengan turn-key berarti pemenang tender
(vendor) yang nantinya akan mengelola: design dari database, program aplikasi yang akan
dipakai, hardware yang akan digunakan, sequence dari proyek, delivery atas barang/jasa yang
dibeli dari proyek, dan sebagainya. Pengelolaan tersebut tentunya harus sesuai dengan
spesifikasi atas barang-barang serta key performance indicators yang buat oleh pemilik proyek
(Kementerian Keuangan).
Secara konsep, tujuan dari pemilihan turn-key proyek pada dasarnya adalah untuk
menghindarkan pemilik proyek (Kementerian Keuangan) banyak tersita waktunya mengurusi
proyek sehingga pekerjaan rutinnya (daily bussines) terlupakan. Selanjutnya, secara konsepsi,
program aplikasi berbasis COTS adalah program aplikasi yang dibuat secara khusus oleh
perusahaan penyedia software berdasarkan best practices of business process pada bidang
bersangkutan, sehingga program aplikasi tersebut dapat digunakan secara umum oleh semua
institusi untuk menangani bidang bersangkutan. Di dunia keuangan, salah satu contoh COTS
adalah Oracle Finance (Orafin), yaitu software akuntansi berbasis Oracle yang dapat
diaplikasikan secara umum oleh banyak institusi untuk menangani urusan akuntansi.
Dengan adanya SPAN ini, diharapkan anggaran dapat terserap secara maksimal akibat adanya
penerapan layanan yang terkomputerisasi. Oleh sebab itu, diharapkan kita dapat
memanfaatkan sistem ini di masa mendatang saat kita sudah siap sebagai seorang birokrat yang
handal dalam menghadapi perubahan zaman yang semakin canggih. Karenanya, dituntut
adanya perubahan mindset dari diri kita sebagai mahasiswa sebagai agent of change untuk dapat
memanfaatkan sistem ini sebaik mungkin agar pelaksanaan anggaran dan perbendaharaan
dapat berjalan dengan baik.

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 21

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

SPAN: Fiturnya Itu


Hilman Hamka

Pembangunan SPAN sebagai sebuah proses transformasi menyentuh 3 (tiga) aspek perbaikan
penting, yaitu: aspek proses bisnis, aspek teknologi informasi dan aspek perubahan mind set
SDM pelaku serta organisasi yang efektif dan efisien. Pada aspek proses bisnis, terdapat
delapan modul penyempurnaan proses bisnis pada SPAN, termasuk koneksitasnya dengan
satuan kerja kementerian/lembaga. Kedelapan modul tersebut yaitu penyusunan anggaran,
manajemen DIPA, manajemen komitmen, manajemen pembayaran, penerimaan negara,
manajemen kas, buku besar dan bagan akun standar serta pelaporan.
Pada aspek teknologi informasi, penggunaan database tunggal yang terintegrasi dan terotomasi,
diharapkan akan mereduksi potensi permasalahan yang timbul akibat dari perbedaan data yang
digunakan. Akurasi, validitas dan kecepatan informasi adalah suatu kebutuhan nyata, baik bagi
keperluan internal maupun eksternal Kementerian Keuangan. Pengembangan sistem yang
akan menempatkan unsur manusia sebagai subjek dari perubahan yang terjadi, diharapkan
akan memperkuat mindset pelayanan pada tiap level jajaran pemerintah dan mendorong setiap
unit yang terkait pengelolaan keuangan negara ke arah kolaborasi dan sinergi yang lebih kuat.
Tujuan Pengembangan SPAN adalah:

Meningkatkan fungsi perbendaharaan (treasury) dengan sistem pengelolaan keuangan


yang terintegrasi;
Mendukung terciptanya sistem manajemen kas yang handal;
Mendukung terciptanya pelayanan keuangan yang efisien kepada seluruh sektor melalui
sistem perbankan;
Menciptakan kontrol yang efektif atas alokasi anggaran dan belanja;
Menciptakan comprehensive and centralized database untuk semua transaksi keuangan
pemerintah pusat;
Capture data at source (setiap data cukup di-entry satu kali) serta on line transfer data
ke central database ;
Menciptakan sistem pelaporan yang komprehensif dengan memanfaatkan teknologi
informasi yang tersedia untuk semua stakeholder;
Menyediakan kemampuan on line system pada setiap kementerian dan instansi
pengguna lainnya;
Mengakomodasi accrual based accounting system; dan
Mendukung operasional perbendaharaan, pelaporan, dan akuntansi yang automated.

SPAN merupakan sistem keuangan terintegrasi yang fiturnya:

Mendukung penyusunan Anggaran Negara di DJA;

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 22

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

Mencatat apropriasi anggaran yang disetujui DPR dan alokasi anggaran yang disetujui
melalui peraturan kepresidenan;
Mencatat otorisasi belanja (DIPA), penarikan dana/annual financial plan, dan cash limit;
Mencatat commitment dan pengeluaran yang disetujui (SPM) dari Satker;
Memproses dan mencatat pembayaran (SP2D);
Mencatat penerimaan dari Bank Indonesia dan bank umum;
Menghasilkan laporan manajemen dan laporan akuntansi keuangan yang tepat waktu
dan dapat diandalkan;
Menyediakan fasilitas query tentang status anggaran dan data keuangan lainnya;
Memudahkan pengelolaan kas yang baik;
Memfasilitasi rekonsiliasi antara data rekening perbendaharaan dengan data perbankan;
dan
Memungkinkan electronic interface dengan subsistem lainnya di luar SPAN.

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 23

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

SPAN: Pandangan Naif Seorang


Mahasiswa
Husein Fagih

Jakarta, perbendaharaan.go.id Direktorat Transformasi Perbendaharaan


sosialisasikan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) kepada para
mahasiswa STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) jurusan Kebendaharaan Negara,
Kamis (16/6), di Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan, Jakarta.
Undang-undang Keuangan Negara telah memberi ruang kepada pengelolaan keuangan negara
yang profesional, terbuka, dan bertanggung jawab. Undang-undang tersebut telah jauh lebih
baik dalam memberikan kepastian hukum bagi pengelolaan keuangan negara daripada undangundang zaman pendudukan Hindia Belanda, seperti Indische Comptabiliteitswet (ICW).
Adanya dukungan yang sudah sedemikian kuat tersebut harusnya dapat diimplementasikan
dengan baik jika dibarengi dengan sebuah sistem informasi pengelolaan keuangan negara yang
memadai.
Seiring berkembangnya teknologi informasi, sistem informasi pengelolaan keuangan negara
yang terkomputerisasi secara nasional menjadi hal yang mutlak dibutuhkan dalam mencapai
keuangan negara yang lebih baik, aman, dan transparan. Hal tersebut mendasari
pengembangan suatu sistem, yaitu Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN).
Visi SPAN adalah terwujudnya pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara yang
transparan dan akuntabel, aman dan mudah diterapkan dengan dukungan sistem informasi
keuangan yang terintegrasi.
Misi SPAN adalah:

Mengembangkan proses bisnis secara berkelanjutan dengan mendasarkan pada praktik


penyelenggaraan yang sesuai dan terbaik.
Menerapkan paket solusi yang terintegrasi untuk mendukung sistem yang aman, akurat
dan handal.
Memastikan diterimanya perubahan oleh pemangku kepentingan dan memberikan
solusi lengkap terhadap dampak perubahan.

Kondisi saat ini yang terjadi dengan di lapangan adalah sebagai berikut:

Terdapat berbagai macam aplikasi perbendaharaan yang belum terintegerasi, seperti:


Aplikasi RKAKL, DIPA, PERAN (perencanaan anggaran), SPM, SAK (sistem
akuntansi keuangan), SIMAK-BMN, PERSEDIAAN dan GAJI.
IT DJPBN tidak semuanya berada dalam performa yang sama maksimalnya akibat
pengaruh letak geografis negara kita, seperti koneksi jaringan dan hardware komputer.

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 24

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

Tidak semua pihak yang nantinya diharapkan sebagai user dari SPAN memahami, atau
setidaknya mengetahui apa itu SPAN.

Dalam usaha untuk mencapai terbentuknya aplikasi SPAN yang ideal, maka pihak developer
SPAN mengintegerasikan berbagai macam aplikasi, seperti yang telah disebutkan tadi di atas
secara maksimal. Melakukan integrasi semacam itu bukanlah hal yang mudah, paling tidak
harus dilakukan penggabungan basisdata sebelum melakukan proses lainnya.
Untuk masalah perbaikan kualitas IT, DJPBN telah melakukan penyediaan hardware dalam
rangka pelaksanaan SPAN. Dengan pengadaan hardware tersebut, diharapkan masalah
komponen IT dapat terselesaikan. Namun, hal tersebut perlu dibarengi dengan pemeliharaan
komponen jaringan WAN agar SPAN dapat berjalan secara maksimal.
Hal berikutnya yang perlu dikembangkan menurut penulis adalah melakukan sosialisasi dan
pelatihan yang intens kepada pihak-pihak yang nantinya terkait dengan penggunaan SPAN ini,
agar nantinya mereka dapat memahami seutuhnya dan selanjutnya menjalankan aplikasi SPAN
secara maksimal sehingga tujuan penerapan SPAN dapat tercapai.
Selain itu, ada pemahaman yang tepat bahwa SPAN akan memudahkan pekerjaan pegawai,
bukan malah menggantikan peran mereka seperti yang mereka takutkan. Reaksi penolakan
terhadap aplikasi ini akan dapat diminimalisir seminimal mungkin.
Hal terakhir yang juga penting menurut penulis adalah sosialisasi dini kepada calon-calon
pengguna aplikasi di masa mendatang, seperti kami. Sosialisasi dapat dilakukan secara efektif
apabila materi tentang SPAN disisipkan dalam mata kuliah yang sesuai atau menjadikan SPAN
menjadi suatu mata kuliah. Tujuan sosialisasi dini adalah agar mahasiswa dapat lebih dahulu
menguasai SPAN dan mungkin dapat mengembangkan aplikasi tersebut sesuai dengan hal-hal
yang akan mereka hadapi di masa mendatang.

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 25

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

SPAN: Sebuah Transformasi Proses


Bisnis dan Teknologi Informasi
Wisnu Febrian Inderajaya

Penerapan e-government di lingkungan pemerintahan telah menjadi kebutuhan yang memang


harus segera dilakukan. Segala kegiatan yang dilakukan secara elektronik tentunya akan lebih
menguntungkan bagi penggunanya, baik itu dari segi waktu maupun segi tenaga. Menurut
World Bank, E-Government refers to the use by government agencies of information

technologies (such as Wide Area Networks, the Internet, and mobile computing) that have the
ability to transform relations with citizens, businesses, and other arms of government. Jadi,
dapat diketahui bahwa e-Government adalah suatu sarana untuk menghubungkan kegiatan
kepemerintahan dengan pihak lain dengan menggunakan teknologi informasi.
E-government menjadi kebutuhan yang sangat penting lagi jika mengingat negara kita yang
berbentuk kepulauan, yang hampir tidak mungkin untuk melakukan komunikasi langsung ke
tempat yang dituju. Mengapa? Karena untuk beberapa daerah di Indonesia yang ada di bagian
pelosok, sangat sulit untuk menjangkaunya dalam hitungan jam, atau bahkan dalam hitungan
hari. Sehingga diperlukan komunikasi melalui media lain yang lebih efektif dan efisien untuk
menghubungkan antara pemerintah pusat dengan kepemerintahan yang berada di daerah.
Dalam hal ini, salah satu bentuk nyata dari e-government diwujudkan dalam Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara atau yang lebih dikenal dengan SPAN. SPAN adalah
sistem terintegrasi seluruh proses yang terkait dengan pengelolaan anggaran yang meliputi
penyusunan anggaran, manajemen dokumen anggaran, manajemen komitmen pengadaan
barang dan jasa, manajemen pembayaran, manajemen penerimaan negara, manajemen kas,
dan pelaporan, sehingga kelak dengan terlaksananya SPAN ini, dapat meningkatkan efektifitas
dan efisiensi dalam aktivitas pegawai Keuangan Negara, dalam hal ini adalah pegawai
Kementerian Keuangan.
Pengelolaan Keuangan Negara di Indonesia setelah adanya reformasi keuangan, yaitu dengan
munculnya Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang
No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang No. 15 tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, mengalami
perbaikan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari sistem pengelolaan keuangan yang tertata
rapi melalui penerapan Treasury Single Account (TSA). Secara umum TSA didefinisikan
sebagai suatu rekening atau sekumpulan rekening yang saling berhubungan yang digunakan
Pemerintah untuk melakukan transaksi keuangan negara. TSA adalah suatu rekening dimana
semua saldo kas penerimaan dan pengeluaran dikonsolidasikan. Namun keindahan TSA
tersebut ternyata belum bisa diterapkan sepenuhnya, terutama dalam TSA penerimaan.

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 26

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN


Untuk mendukung TSA dalam bidang penerimaan, dibuatlah Modul Penerimaan Negara
(MPN) yang dilaksanakan pada mulai tahun 2007. MPN adalah modul penerimaan yang
merupakan bagian dari sistem penerimaan dan pengeluaran kas Negara dan memuat
serangkaian prosedur mulai dari penerimaan, penyetoran, pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan yang berkenaan dengan penerimaan Negara. Namun
ternyata MPN ini juga belum bisa diterapkan sepenuhnya.
Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, khususnya Direktorat Transformasi
Perbendaharaan berinisiatif untuk melakukan perombakan atau lebih tepatnya mengganti
sistem pengelolaan keuangan yang selama ini telah berjalan, dengan SPAN. Hal ini dilakukan
untuk lebih mengontrol arus keuangan yang terjadi di setiap Kementerian Negara / Lembaga,
agar tidak terjadi kerancuan yang disebabkan oleh perbedaan sistem.
Dengan dilaksanakannya SPAN, paling tidak terdapat 6 keunggulan. Keunggulan tersebut
adalah (1) otomatisasi dan audit trail; (2) single database untuk rekonsiliasi data; (3) less paper
sehingga tidak terjadi pemborosan; (4) accrual Accounting dalam penganggaran berbasis kinerja
dan kerangka pengeluaran jangka menengah; (5) notification mailer system / alert system; dan
(6) user define report. Tentunya keunggulan tersebut akan lebih meningkatkan efektifitas dan
efisiensi tenaga serta waktu dari para pegawai.
Dapat disimpulkan, SPAN akan mendorong terjadinya peningkatan produktivitas dan memicu
perubahan mindset dan cara kerja pegawai dan mendorong perubahan peran organisasi
menuju ke arah yang lebih strategis. Namun, sebaiknya dilakukan komunikasi dan koordinasi
yang baik di setiap lingkungan pengelolaan keuangan, agar tidak terjadi salah tafsir atas
keberadaan SPAN itu sendiri.

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 27

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

SPAN: Suatu Enterprise Solution


M Choirus Soleh

Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) merupakan sebuah system yang sedang
dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Sekretaris Jenderal dan Direktorat
Jenderal Anggaran untuk mendukung proses Perbendaharaan dan Anggaran di Indonesia,
mulai dari proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban, yang
selama ini masih memiliki beberapa permasalahan agar menjadi lebih teritegrasi. Sistem yang
dibuat sejak tahun 2009 ini, rencananya akan mulai diterapkan pada tahun 2013 dan akan
diujicobakan di beberapa instansi pada tahun 2012.
System ini memiliki tiga pilar yang akan menjadi dasar dalam proses pengembangannya. Ketiga
pilar tersebut antara lain Business Process Improvement, Change management &
Communication serta IT Solution. Menurut saya, ketiga pilar tersebut juga akan menjadi dasar
dari perubahan sistem pengelolaan keuangan Negara. Berdasarkan workshop tanggal 16 Juni
kemarin, sistem ini memiliki beberapa kelebihan yaitu, less paper, otomatisasi dan audit trail,
single database dan rekonsiliasi data, dan beberapa kelebihan lainnya. Namun, saya juga
melihat ada sesuatu yang menjadi pertanyaan saya, yang saya rasa juga menjadi tantangan dari
SPAN.
Saat ini, aplikasi yang ada di DJPBN sangat banyak jumlahnya. Aplikasi DIPA, RKAKL, SPM
dan beberapa aplikasi lain sebagai contohnya. Setiap aplikasi memiliki fungsi tersendiri dan
khusus, di mana antara aplikasi yang satu dengan yang lain saling berhubungan sehingga
membentuk suatu sistem rangkaian listrik yang rumit. Belum lagi hubungan antara sistem
yang ada di DJPBN tersebut dengan sistem-sistem lainnya yang ada di satuan kerja lain di
Kementerian Keuangan. Sudah bisa dibayangkan bagaimana rumitnya sistem pengelolaan
keuangan di negeri ini. Selain itu, masih terjadi double entry untuk data yang sama antara
proses yang satu dengan proses yang lain yang tentu saja akan menyebabkan ketidakefisienan.
Kondisi ini memang memerlukan suatu solusi tersendiri agar bisa menjadi lebih sederhana.
SPAN, dirancang untuk menyelesaikan permasalahan ini. SPAN dibangun berdasarkan
Enterprise Resource Solution (ERP) Oracle yang merupakan program yang sudah jadi, tetapi
di-customize sesuai dengan kebutuhan dan culture penyelenggaraan pengelolaan keuangan
NKRI. Pengembangan SPAN juga telah memeperhatikan hubungan antara SPAN itu sendiri
dengan sistem-sistem lainnya. Namun, dengan proses pembangunan sistem yang hanya sekitar
5 tahun, apakah SPAN akan mampu mengatasi semua permasalahan yang sudah lama muncul?
Akankah SPAN menjadi sebuah sistem yang dapat mengsinergikan aplikasi-aplikasi yang sudah
ada dalam instansi instansi Kementerian Keuangan seperti SPAN, PINTAR, SAKTI,
SIMAK BMN dan aplikasi instansi lainnya?
Jika iya artinya SPAN akan menjadi sistem andalan Indonesia dalam pengelolaan keuangan
negara. Namun jika tidak, saya rasa pengembangan SPAN hanya akan menjadi suatu bentuk

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 28

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN


pemborosan anggaran negara. Masalah yang justru seharusnya diatasi SPAN. Sebab, menurut
saya, rencana pengembangan sistem ini terlalu terburu-buru. Dengan waktu yang relatif singkat
untuk mengembangkan suatu sistem yang besar, saya rasa hasilnya juga tidak akan maksimal.
Teknologi, di satu sisi memang sangat membantu kegiatan manusia menjadi lebih cepat dengan
hasil yang tepat. Namun, di sisi lain akan muncul permasalahan baru yang dihadapi oleh suatu
organisasi, baik perusahaan, bahkan dalam pemerintahan. Kita sudah mengetahui bahwa
dengan beralihnya proses pengerjaan sesuatu yang awalnya menggunakan tenaga manusia
dalam hal ini pegawai menjadi pengerjaan dengan bantuan teknologi (computer/mesin), pasti
akan ada perubahan komposisi dari jumlah pegawai. Jumlah pegawai akan dikurangi dalam
jumlah yang cukup besar jika penggunaan teknologi lebih dominan dibandingkan sumber daya
manusia. Suatu proses yang awalnya memerlukan beberapa pegawai untuk menyelesaikannya,
mesin/komputer bisa melakukannya dengan mudah. Dengan kata lain, 1 mesin akan
menggantikan pekerjaan beberapa pegawai. Inilah salah satu pertanyaan yang muncul di pikiran
saya ketika berkunjung ke SPAN. Apakah pegawai Kementerian Keuangan yang sudah ada
masih diperlukan? Akankah ada pengurangan jumlah pegawai secara besar-besaran nantinya?
Mungkin ini yang menjadi kekhawatiran sebagian besar pegawai akan ketidakpastian pekerjaan
meraka pasca implementasi SPAN. Namun, setelah melihat modul tentang SPAN, saya harap
sistem ini akan membawa suatu perubahan yang besar dalam sistem pengelolaan keuangan
negara di Indonesia. Sebab, menurut saya, rancangan dari sistem ini sudah sangat bagus.
Dengan berjalannya waktu, kita akan mengetahui apakah sistem ini mampu menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang ada. Saya menaruh harapan besar terhadap pengembangan
system ini.
Saya rasa SPAN perlu mengadakan roadshow ke kampus-kampus. Hal ini untuk mengenalkan
sebuah sistem yang akan kita gunakan ketika kita masuk ke dunia kerja nantinya. Pengenalan
terhadap sistem ini sejak awal akan memudahkan SPAN untuk membentuk mindset kita
seperti yang SPAN harapkan. Pada saat roadshow sebaiknya juga dijelaskan tentang sejauh
mana peran pegawai setelah SPAN ini diterapkan sehingga ketika kita telah terjun ke dunia
kerja proses adaptasi dengan sistem ini akan menjadi lebih mudah dan cepat. Yang pada
akhirnya akan mendorong terjadinya peningkatan produktivitas dan perubahan organisasi ke
arah yang lebih baik.

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 29

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

SPAN ??
Susi Sulistilawati

SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara) merupakan suatu ruh dari reformasi
keuangan negara. Mengapa? Karena SPAN pada prosesnya telah berjalan beriringan dengan
perkembangan bidang teknologi informasi (TI).
Permasalahannya sekarang adalah akankah SPAN ini kelak menjadi suatu sistem yang efektif
dan efisien? Pertanyaan ini timbul mengingat SPAN merupakan suatu sistem yang cukup besar
yang sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia dengan biaya yang cukup besar dan
dalam waktu yang relatif sangat singkat sehingga terkesan terburu-buru. Apakah SPAN ini akan
mampu mengcover dan menyelesaikan seluruh permasalahan yang timbul dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban keuangan negara nantinya? Akankah
SPAN menjadi sebuah system yang dapat mensinergikan aplikasi-aplikasi yang sudah ada
dalam instansi, seperti PINTAR, SAKTI, SIMAK BMN dan aplikasi instansi lainnya? Itu
menjadi tantangan tersendiri atas pengembangan SPAN ini.
Menjadi suatu ketakutan tersendiri bagi para pegawai dengan munculnya suatu sistem
terkomputerisasi yang akan secara perlahan menggantikan peran mereka dalam pekerjaannya
selama ini. Bukan hanya sekedar takut bahwa dirinya tidak akan mampu mengoperasikan
sistem dengan baik karena kurang familiarnya dengan TI, tetapi juga ketakutan akan tersisihkan
dari dunia pekerjaannya mengingat dengan adanya SPAN ini tentu akan mengurangi jumlah
tenaga kerja yang terlibat dalam suatu pekerjaan.
Dengan ketakutan-ketakutan yang demikian, akankah proses change management berjalan
dengan baik? Sekedar rekomendasi bagi para petinggi di dunia birokrasi negeri ini, khususnya
yang terlibat langsung dalam pengelolaan keuangan negara, berikut harapan saya yang nantinya
mungkin akan menjadi salah satu user SPAN.

Pertama, dengan adanya ketakutan-ketakutan seperti yang dijelaskan di atas, diharapkan


pemerintah dapat lebih mendekatkan SPAN dengan para calon penggunanya, baik melalui
sosialisasi, workshop atau apapun yang dapat membantu proses change management sehingga
mindset pegawai yang tadinya cenderung terhadap pekerjaan klerikal dapat berubah secara
perlahan mendukung penggunaan SPAN.

Kedua, khusus bagi mahasiswa, sangat memungkinkan bagi kami untuk menjalani proses
pembelajaran sedari dini mengenai penggunaan SPAN ini, baik melalui perantara kampus atau
inisiatif dari Kementerian Keuangan sendiri untuk memberikan kami kesempatan
melaksanakan praktik kerja lapangan sehingga kami paham dan mengerti cara kerja SPAN ini
nantinya.

Ketiga, diberikan kejelasan bagi para pegawai yang telah ada di lingkungan Kementerian
Keuangan dan bagi para calon pegawainya mengenai nasib mereka sehubungan dengan adanya
SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 30

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN


SPAN ini. Akankah ada pengurangan jumlah komposisi pegawai atau tidak. Karena
bagaimanapun suatu sistem tetap membutuhkan tenaga manusia sebagai brainware-nya.

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 31

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

SPAN: Ditinjau dari Sistem Keamanan


Jaka Yudha Asmara dan Rudi Juandi Butarbutar

Selama beberapa dekade sebelum disahkannya peraturan perundang-undangan terkait


penganggaran dan keuangan negara, Indonesia menggunakan sistem pengelolaan keuangan
berdasarkan peraturan yang dibuat oleh pemerintah kolonial. Perkembangan di berbagai
negara dan tuntutan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara mendorong pemerintah
Indonesia melakukan reformasi pengelolaan keuangan negara. Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara (SPAN) adalah sistem terintegrasi terkait seluruh proses pengelolaan
anggaran yang meliputi penyusunan anggaran, manajemen dokumen anggaran, manajemen
komitmen pengadaan barang dan jasa, manajemen pembayaran, manajemen penerimaan
negara, manajemen kas, dan pelaporan.
Perubahan yang signifikan tersebut menuntut perbaikan pada proses bisnis yang dijalankan dan
perubahan pola pikir para pihak yang terlibat pada proses bisnis tersebut, baik pengguna
langsung dari Kementerian Keuangan (internal), maupun dari kementerian negara/lembaga
(eksternal). Perubahan yang paling mendasar yang diusung SPAN adalah otomasi proses bisnis
yang dijalankan di Ditjen Anggaran dan Ditjen Perbendaharaan. Pada sistem ini, selain sistem
yang terintegrasi, keunggulan lain yang paling sering terdengar adalah less paper atau bahkan
paperless. Hal ini dikarenakan sistem ini sudah dalam level yang tinggi dalam penggunaan
CBIS bahkan untuk tanda tangan dan metode pembayaran sekalipun. Tanda tangan yang
menggunakan teknologi ini disebut dengan otentifikasi digital, di mana yang berwenang untuk
memberi otentifikasi akan diberikan password dan username-nya.
Otomasi teknologi yang lain adalah metode pembayarannya yang direncanakan akan membuat
semacam kartu kredit, di mana para bendahara satker hanya memberikan kartu tersebut pada
pihak ketiga dan tandatangan sebagai otentifikasinya. Penggunaan teknologi ini tentu saja sangat
membantu proses perbendaharaan, di mana tidak perlu repot lagi melakukan print out untuk
ditandatangani atau menuliskan kwitansi pembayaran.
SPAN akan menggunakan database yang terpusat sebagai backend penyimpanannya. Database
terpusat akan mengurangi redundansi dan input data yang berulang. Namun, perlu
diperhatikan juga soal keamanan data dan realibilitas sistem. Apakah transaksi dapat berjalan
secara aman? Mengenai hal ini, katanya data pada SPAN akan di-protect dengan cara
dienkripsi. Kemudian mengenai relibilitas sistem, server SPAN berada di Pusintek. Server ini
didukung dengan Disaster Recovery Center (DRC) yang dibangun di Surabaya. Jadi, apabila
server di Pusintek mengalami gangguan, DRC di Surabaya akan otomatis aktif sehingga sistem
tetap dapat online.
Selain banyak kemudahan yang dijanjikan dalam implementasi SPAN, ada beberapa
kekurangan yang penulis temukan, antara lain:

Penggunaan otentifikasi digital terkesan tidak aman; dan

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 32

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

Metode pembayaran yang tidak mendukung pro poor, pro growth, di mana
pembayaran terkesan hanya dapat dilakukan pada pihak ketiga kalangan atas yang
memiliki teknologi tinggi.

Di sisi lain, penulis juga menemukan janji yang sepertinya terlalu tinggi untuk dapat dipenuhi
seperti peng-implementasi-an TSA, di mana sudah bertahun-tahun Kementerian Keuangan
masih sulit dalam mengimplementasikannya.
Intinya, penulis sangat berharap penerapan SPAN ini sesuai dengan yang diharapkan. Dengan
pendanaan yang sangat besar, penulis dan masyarakat pada umumnya juga mengharapkan
dampak yang jelas dan besar pula bagi sistem regulasi keuangan di Indonesia.
Yang dapat penulis sarankan dalam tulisan ini adalah para pihak yang terlibat dalam proyek ini
untuk bekerja dengan serius. Sangat diharapkan untuk penerapan di tahun 2013 nanti sistem
ini akan sesuai dengan yang disosialisasikan, baik dari sisi orang (change management and
communication), proses (business process), dan teknologinya (IT Solution).
Untuk otomasi yang dilakukan dalam SPAN, perlu dipikirkan juga dampaknya terhadap
orang/kelompok kecil, di mana tidak semua orang dapat menggunakan teknologi kartu
pembayaran tersebut. Metode pembayaran dapat dibuat dalam beberapa metode, seperti credit
card, check, atau cash langsung. Selain itu, pengamanan juga harus benar-benar ditingkatkan, di
mana otentifikasi tidak menggunakan password, tetapi menggunakan sidik jari yang
pengamanannya jauh lebih tinggi.
Akhir kata, penulis menyarankan untuk menempatkan orang-orang perbendaharaan/anggaran
yang tahu akan IT dan sudah mengenal sistem SPAN di Direktorat Transformasi
Perbendaharaan, khususnya di pusat SPAN pada penerapannya nanti. Hal ini akan
menghemat biaya sosialisasi dan pelatihan di lembaga keuangan RI.

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 33

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN

SPAN: Legalitas dan Akseptabilitas


Michael Angelo HS

Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) merupakan sebuah terobosan sistem
dalam birokrasi keuangan negara yang terintegrasi secara menyeluruh, meliputi berbagai level.
SPAN menawarkan kemudahan dan peningkatan efisiensi, khususnya dalam pelayanan yang
berkaitan dengan keuangan negara. Hal ini menjadi sebuah tawaran yang cukup menggiurkan
bagi sebagian kalangan yang pro terhadap kemajuan teknologi dan kemudahan yang
ditawarkannya.
Pembangunan SPAN hingga saat ini tidak memiliki kendala berarti dan hanya berkutat pada
permasalahan teknis operasional, tetapi sedikit terbentur dengan penyesuaian terhadap
peraturan perundang-undangan yang senantiasa berubah karena kedinamisannya, tetapi tidak
signifikan. Yang menjadi fokus utama saat ini adalah kesiapan penggunaan dan penyesuaian
operasional oleh pengguna yang selama ini belum memanfaatkan penerapan teknologi yang
ada secara penuh.
Masalah pertama diangkat dari permasalahan yang diasumsikan akan ada sejak pengembangan
SPAN dimulai, yaitu masalah kesiapan penggunaan SPAN. Ada dua sisi yang dapat
diidentifikasi dari permasalahan ini, yaitu masalah efek penerapan dan masalah legalitas
dokumen. Dalam membahas masalah efek penerapan, sudut pandang umumnya akan
mengarah ke arah subjektif, di mana sebagian pihak sangat mengkhawatirkan pengaruh
penerapan SPAN terhadap pekerjaan dan tanggung jawabnya yang ditakutkan akan tergeser
oleh fungsi SPAN. Terlebih lagi apabila beberapa jenis pekerjaan memmiliki efek domino
terhadap pekerjaan lainnya.
Jika dilihat dari sudut pandang legilitas, sebagian pihak mengkhawatirkan akan keabsahan
dokumen yang selama ini menjadi tolak ukur birokrat dalam eksekusi perencanaan. Bila
digantikan dengan teknologi atau dokumen dalam komputer, banyak pihak yang
mengkhawatirkan keamanan sistem yang digunakan, dan kemampuannya untuk memastikan
agar data dan perintah yang dihasilkan benar-benar valid.
Masalah kedua merupakan permasalahan yang sangat umum dalam penerapan sistem baru,
tetapi diekspektasikan akan memiliki pengaruh yang signifikan dalam penerapannya di
Indonesia. Permasalahan ini dapat dilihat dari dari dua sisi juga, yaitu dari sisi kapabilitas
pengguna dan lingkup geografis dalam penerapan SPAN. Sisi permasalahan yang pertama
merupakan permasalahan serius yang kemungkinan besar akan menjadi masalah yang
signifikan dalam penerapan SPAN di Indonesia. Kapabilitas pengguna tentunya akan
berpengaruh sebanding dengan hasil penggunaan SPAN.
Untuk beberapa wilayah tertentu yang memiliki sumber daya manusia dengan kapabilitas yang
baik, tentu tidak akan memiliki masalah yang signifikan dalam penerapan SPAN. Namun,

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 34

Kumpulan Essay: Mengenal Lebih Jauh SPAN


untuk beberapa daerah yang tidak memiliki sumber daya yang cukup dengan kapabilitas
terbatas, tentu penerapan SPAN awal akan menjadi masalah yang signifikan.
Di samping itu, permasalahan lingkup geografis Indonesia yang cukup luas dengan kondisi
yang berbeda juga menjadi kondisi yang cukup menyulitkan penerapan SPAN. Hal ini
dikarenakan belum semua daerah di Indonesia memiliki fasilitas atau sarana dan prasarana
yang mamadai untuk melaksanakan penerapan SPAN dikarenakan letak geografisnya. Letak
geografis, tentu menjadi permasalahan utama penerapan SPAN di Indonesia. Namun hal ini
tidak menjadi permasalahan berarti bila tiap daerah daerah dilengkapai secara intensif berupa
sarana prasarana dan jaringan.
Untuk mengatasi pelbagai permasalahan yang berhubungan dengan penerapan oleh pengguna,
harus diselesaikan secara terintgrasi dengan pemberian pemahaman yang juga baik, hingga
dapat diterima tipa individu yang berkaitan. Sebab, dibutuhkan proses dan pengorbanan yang
sesuai untuk memulai sesuatu yang merupakan awal dari sesuatu transformasi yang besar,
termasuk dalam pengelolaan keuangan negara.
Memang permasalahan legalitas menjadi permasalahan yang menjadi kekhawatiran utama
dalam proses birokrasi. Namun, bila didukung dengan pengamanan yang baik dalam sistem
dan alur pelaksanaan sistem yang juga baik, maka tingkat kepercayaan pengguna terhadap
kevalidan data dan perintah online juga dapat menanjak.
Untuk menghadapi permasalahan berikutnya yang berkaitan dengan kapabilitas pengguna,
perlu diadakan pelatihan khusus dalam persiapan menjelang pemakaian atau penerapan SPAN.
Di samping itu, sosialisasi mengenai penerapan SPAN sejak dini sangat diharapkan untuk
menunjang tingkat acceptable SPAN di kalangan calon pengguna.

SEKOLAH

TINGGI

AKUNTANSI

NEGARA

Page 35

Anda mungkin juga menyukai