Anda di halaman 1dari 36

Pencernaan dan Absorpsi Protein

Ita Yutimma Tasbihah 123020400


Lindayati Pasaribu 123020401
Rizki Subhan Permana 123020402
Dhea Sartika 123020403
Anne Siti Nurjanah 123020404
Hadi Purnama 123020406
Yohanes Rudianto 123020408
Wildan Ansori 123020409
Cerly Susanti 123020410
Irma Yulia Rachmat 123020411

Pengertian Sistem Pencernaan &


Absorbsi?

Sistem pencernaan merupakan sistem yang


memproses mengubah makanan dan menyerap
sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga
akan memecah molekul makanan yang kompleks
menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan
enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh.

Absorbsi adalah
pergerakan produk akhir
pencernaan dari lumen saluran
pencernaan ke dalam sirkulasi
darah limfatik sehingga dapat
di gunakan oleh sel tubuh

Organ-Organ Pencernaan Manusia


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.

Kelenjar ludah
Parotis
Submandibularis (bawah rahang)
Sublingualis (bawah lidah)
Rongga mulut
Amandel
Lidah
Esofagus
Pankreas
Lambung
Saluran pankreas
Hati
Kantung empedu
duodenum
Saluran empedu
Kolon
Kolon transversum
Kolon ascenden
Kolon descenden
Ileum
Sekum
Appendiks/Umbai cacing
Rektum/Poros usus
Anus

Pengolahan Makanan Dalam Tubuh


INGESTION

Pergerakan makanan kedalam saluran pencernaan

DIGESTION

Penyederhanaan bentuk makanan

ABSORPSI
METABOLISME

Penyerapan pada usus halus


Anabolisme & katabolisme molekul
organik kompleks dengan katalis enzim
EKSKRESI

UTILITAS

Pemanfaatan zat zat hasil


Metabolisme oleh tubuh (energi)

Pembuangan zat zat sisa


yg sudah tidak dimanfaatkan tubuh

Proses Pencernaan Protein

PENCERNAAN DAN ABSORBSI

PENCERNAAN PROTEIN
1.
2.
3.

Rongga Mulut
Lambung
Usus Halus

1. PENCERNAAN PROTEIN
(RONGGA MULUT)
Di dalam rongga mulut, protein makanan
belum mengalami proses pencernaan.
Pencernaan protein baru dimulai di lambung.

2. PENCERNAAN PROTEIN
(LAMBUNG)
Pencernaan protein dimulai di dalam lambung
makanan berprotein berhubungan dengan
enzim pepsin dan getah lambung.
pepsin memecah protein menjadi protease dan
pepton
Getah pankreas yang mengandung enzim
tripsin, khimotripsin, dan karboksipeptidase
dialirkan ke duodenum.

PENCERNAAN PROTEIN
(LAMBUNG)
(lanjutan)

Enzim
tripsin,
khimotripsin,
dan
karboksipeptidase
memecah zat-zat lebih
rumit menjadi peptida dan akhirnya kedalam
asam-asam amino (Anonim, 2007).
Asam klorida lambung membuka gulungan
protein (proses denaturasi), sehingga enzim
pencernaan dapat memecah ikatan peptide.

PENCERNAAN PROTEIN
(LAMBUNG)
(lanjutan)

Asam klorida mengubah enzim pepsinogen


tidak aktif yang dikeluarkan oleh mukosa
lambung menjadi bentuk aktif pepsin
pencernaan protein hanya terjadi hingga
dibentuknya campuran polipeptida, proteose
dan pepton (Almatsier, 2001).

PENCERNAAN PROTEIN
(LAMBUNG)
(lanjutan)

Di lambung, Hydrochloric acid (HCL)


menguraikan rangkaian protein (denaturasi
protein) dan mengaktifkan enzim pepsinogen
menjadi pepsin. Pepsin lalu menguraikan
protein menjadi polipeptida kecil dan beberapa
asam amino bebas.

PENCERNAAN PROTEIN
(LAMBUNG)
(lanjutan)

Pepsinogen diaktifkan menjadi pepsin oleh


HCl lambung
Pada pH 2-5 pepsin memecah protein menjadi
polipeptida
Inaktivasi sebagian isoenzim pepsin terjadi
dalam duodenum saat HCO3- dari empedu dan
pankreas menetralisir HCl lambung pada pH
6,5.

3. PENCERNAAN PROTEIN
(USUS HALUS )
Pencernaan protein dilanjutkan di dalam usus halus
oleh campuran enzim protease.
Pankreas mengeluarkan cairan yang bersifat sedikit
basa dan mengandung berbagai prekursor protease,
seperti
tripsinogen,
kimotripsinogen,
prokarboksipeptidase, dan proelastase. Enzim-enzim
ini menghidrolisis ikatan peptide tertentu
polipeptida diuraikan menjadi asam amino dengan
menggunakan enzim pankreas dan intestinal protease.

enzim pankreas dan intestinal protease.


a.

Trypsin -> menguraikan ikatan peptida menjadi asam amino lysine dan
arginine.
b.
Chymotrypsin -> menguraikan ikatan peptoda menjadi asam amino
phenylalanine, tyrosine, tryptophan, methionine, asparagine, dan histidine.
c.
Carboxypeptidase -> menguraikan asam amino dari ujung karboksil
polipeptida.
d.
Elastase dan collagenase -> menguraikan polipeptida menjadi
polipeptida yang kebih kecil dan tripeptida.
Dan enzim yang ada di permukaan sel dinding usus halus:
a.
Intestinal tripeptidase -> menguraikan tripeptida menjadi dipeptida dan
asam amino.
b.
Intestinal dipeptidase -> menguraikan tripeptida menjadi asam amino.
c.
Intestinal aminopeptidase -> menguraikan asam amino dari ujung amino
polipeptida kecil.

PENCERNAAN PROTEIN
(USUS HALUS )
(lanjutan)

Enzim-enzim pankreas tadi akan memecah


protein dari polipeptida menjadi peptide lebih
pendek, yaitu tripeptida, dipeptida, dan
sebagian menjadi asam amino. Mukosa usus
halus juga mengeluarkan enzim-enzim
protease yang menghidrolisis ikatan peptide.

PENCERNAAN PROTEIN
(USUS HALUS )
(lanjutan)
Hidrolisis produk-produk lebih kecil hasil pencernaan
protein dapat terjadi setelah memasuki sel-sel mukosa
atau pada saat diangkut melalui dinding epitel.
Mukosa usus halus mengeluarkan enzim amino
peptidase yang memecah polipeptida menjadi asam
amino bebas. Enzim ini membutuhkan mineral Mn ++
atau Mg++ untuk pekerjaannya. Mukosa usus halus
juga mengandung enzim dipeptidase yang memecah
dipeptida tertentu dan membutuhkan mineral Co++
atau Mn++ untuk pekerjaannya.

PENCERNAAN PROTEIN
(USUS HALUS )
(lanjutan)
Enzim-enzim proteolitik yang ada dalam lambung
dan usus halus pada akhirnya dapat mencernakan
sebagian besar protein makanan menjadi asam amino
bebas. Tripsin dan kimotripsin dapat lebih cepat dan
sempurna bekerja bila didahului oleh tindakan pepsin.
Tetapi, kedua jenis enzim ini tanpa didahului pepsin
juga membebaskan asam amino dari protein.
Setelah itu, asam amino diserap oleh dinding usus,
lalu diangkut ke sel, dimana asam amino tersebut
dilepaskan ke dalam darah.

Kelebihan protein
Kelebihan protein tidak disimpan dalam tubuh,
melainkan akan dirombak dalam hati menjadi
senyawa yang mengandung unsur N, seperti NH3
(amonia) dan NH4OH (amonium hidroksida) serta
senyawa yang tidak mengandung unsur N. Senyawa
yang mengandung unsur N akan disintesis menjadi
urea di hati, karena hati mempunyai enzim arginase.
Urea diangkut bersama zat-zat sisa lainnya ke ginjal
untuk dikeluarkan melalui urin.

Penyerapan Protein
Pencernaan protein dimulai di organ lambung.
Sebagian protein yang ada di lambung dicerna
menjadi peptida oleh enzim pepsin. Sifat
setiap jenis protein ditentukan oleh jenis asam
amino dalam molekul protein dan oleh
susunan asam-asam amino tersebut.

ABSORPSI PROTEIN
Hasil akhir pencernaan protein terutama asam
amino dan segera diabsorpsi dalam waktu 15
menit setelah makan.
Absorbsi terutama terjadi dalam usus halus
berupa 4 sistem absorpsi aktif yang
membutuhkan energi : asam amino netral,
asama mino asam dan basa, serta prolin dan
hidroksi prolin.

ABSORPSI PROTEIN
Absorpsi protein ini menggunakan mekanisme
transport natrium
Asam amino yang diabsorpsi memasuki
sirkulasi darah melalui vena porta dan dibawa
ke hati
Sebagian besar asama mino digunakan hati
dan sebagian lagi mellaui sirklus darah dibawa
ke sel-sel jaringan

ABSORPSI PROTEIN
Kadang-kadang protein yang belum dicerna
dapat memasuki mukosa usus halus dan
muncul dalam darah
Sering terjadi pada protein susu dan protein
telur yang dapat menimbulkan gejala alergi
(immunological sensitive protein)

ABSORPSI PROTEIN
Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi
pada saat asam amino sampai diujung usus
halus hanya 1% protein yang dimakan
ditemukan dalam feses.
Protein endogen yang berasal dari sekresi
saluran cerna dan sel-sel yang rusak juga
dicerna dan diabsorpsi.

Mekanisme Penyerapan Protein


Pepsin paling aktif pada pH sekitar 2 dan tidak aktif sama
sekali pada pH diatas 5. Kelenjar gastrik mensekresikan asam
klorida dalam jumlah besar. Asam klorida ini disekresikan oleh
sel parietal pada pH sekitar 0,8. Tetapi pada saat ia dicampur
dengan isi lambung dan dengan sekresi dari sel kelenjar non
parietal lambung, pH berkisar antara 2 atau 3, batas keasaman
yang sangat menguntungkan bagi aktivitas pepsin. Pepsin
biasanya hanya mengawali proses pencernaan, memecahkan
protein menjadi protease, pepton dan polipeptida besar.
Pemecahan protein ini merupakan suatu proses hidrolisis
yang terjadi pada ikatan peptida antara asam-asam amino.

Mekanisme Penyerapan Protein


Bila protein meninggalkan lambung, protein
biasanya dalam bentuk proteosa, pepton, polipeptida
besar, dan sekitar 15 % asam amino. Segera setelah
masuk ke usus halus, hasil pemecahan parsial
diserang oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan
karboksipeptidase pankreas. Enzim-enzim ini
mampu menghidrolisis semua hasil pemecahan
parsial protein menjadi asam amino. Akan tetapi,
sebagian besar hasilnya adalah dipeptida atau
polipeptida kecil lainnya.

Mekanisme Penyerapan Protein


Ikatan antara pasangan asam amino tertentu
berbeda dalam ikatan energi dan sifat fisikanya
dari ikatan antara pasangan lain. Oleh karena
itu, dibutuhkan enzim spesifik untuk setiap
jenis ikatan spesifik. Hal ini menyebabkan
tidak ada satu enzim pun yang dapat
mencernakan protein sepenuhnya menjadi
unsur-unsur asam amino.

Mekanisme Penyerapan Protein


Asam amino keluar dari sel epitel melalui difusi ke
dalam aliran darah. Asam amino mengikuti aliran
yang sama dengan yang ditempuh monosakarida.
Dalam waktu yang bersamaan, dipeptida dan
tripeptida dibawa oleh sel epitel melalui transport
aktif. Dipeptida dan tripeptida dihidrolisis menjadi
asam amino di dalam sel dan melewati kapiler yang
ada di dalam villi. Dari kapiler, asam amino
diangkut ke dalam darah menuju ke hati melalui
sistem peredaran darah porta.

Mekanisme Penyerapan Protein


Ternyata tidak semua protein dipecah sampai ke tingkat asam
amino, sebagian tetap dalam bentuk ptoteosa, pepton, dan
berbagai ukuran polipeptida. Terkadang ada protein atau
peptida yang lolos dari kerja enzim pencernaan, sehingga ia
diserap dalam bentuk bukan asam amino. Protein dan peptida
yang lolos itu bisa aktif bekerja dan sering memberikan manfaat
atau berfungsi secara khusus. Sehingga kedua senyawa itu
dikenal sebagai protein dan peptida aktif atau fungsional. Bila
makanan dikunyah dengan semestinya dan tidak dimakan dalam
jumlah yang terlalu banyak pada saat yang sama, sekitar 98%
semua protein akhirnya menjadi asam amino.

Asam amino dalam darah


Jumlah asam amino dalam darah tergantung dari
jumlah yang diterima dan jumlah yang digunakan.
Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino,
maka dengan proses absorpsi melalui dinding usus,
asam amino tersebut sampai kedalam pembuluh
darah. Proses absorpsi ini ialah proses transpor aktif
yang memerlukan energi. Asam-asam amino
dikarboksilat atau asam diamino diabsorbsi lebih
lambat daripada asam amino netral.

Asam amino dalam darah


Dalam keadaan berpuasa, konsentrasi asam
amino dalam darah biasanya sekitar 3,5
sampai 5 mg per 100 ml darah. Segera setelah
makan makanan sumber protein, konsentrasi
asam amino dalam darah akan meningkat
sekitar 5 mg sampai 10 mg per 100 mg darah.
Perpindahan asam amino dari dalam darah
kedalam sel-sel jaringan juga proses tranpor
aktif yang membutuhkan energi.

RINGKASAN PENCERNAAN, ABSORBSI


DAN SEKRESI PROTEIN
Lambun Hidrolisis protein oleh:
g
Protease lambung dan HCl
pepsinogen diubah o/ HCl mjd
pepsin
Mjd campuran polipeptida, protease
dan pepton
Usus
Hidrolisis protein berlanjut oleh:
halus
Protease pankreas
Enzim2 proteolitik : tripsin,
kimotyripsin, karboksipeptidase dan
elastase aktif.
Menjadi ikatan yg lebih sederhana;

Mukosa
usus halus

Mukosa mengeluarkan enzim


amino peptidase utk memecah
polipeptida mjd asam amino
bebas.
Enzim ini membutuhkan Mn++
dan Mg++ utk menjalankan
fungsinya
setelah terbentuk asam amino bebas, bentuk
ini dapat diserap oleh tubuh mell pembuluh
darah 15 menit setelah makan.
Sebagian besar asam amino dpt diabsorbsi dg
baik, hanya sekitar 1% yg ditemukan di feses.
Hal ini disebabkan o/: Bbrp jenis protein
struktur fisika atau kimianya tidak dpt
dicerna, infeksi saluran cerna, dan adanya zat

Pustaka

KATRIN ROOSITA, MSi. Fisiologi absorpsi


zat gizi
Prinsip Dasar ILMU Gizi, Sunita Almatsier
dll

Anda mungkin juga menyukai