i
A F …………………………………………………….. (4)
(1 i ) n 1
2
(1 i ) n 1
FA ………………………………………………………
i
(5)
b.3 Capital Recovery Factor
i (1 i ) n
A P ……………………………………………………… (6)
(1 i ) n 1
(1 i ) n 1
P A ……………………………………………………..……….
i (1 i ) n
(7)
Titik impas (BEP, break event point) alat / mesin berdasarkan biaya pokok
operasional alat / mesin
Titik impas alat / mesin dihitung dengan rumus :
BEP = BT / { 1,1 BP - (BTT / Kp) } ......................................... (15)
dengan :
BEP = Titik impas (ha/tahun)
4
BT = D + I + A ................................................................................. (20)
5
D = ( P – S ) / N ............................................................................... (21)
I = r x ( P + S ) / 2 ........................................................................ (22)
A = a x P ......................................................................................... (23)
OL = Vp x Ho / Jp ............................................................................. (28)
dengan :
BP = Biaya pokok (Rp / hektar)
BT = Biaya tetap (Rp/ tahun)
n = Jam kerja dalam satu tahun (jam / tahun)
BTT = Biaya tidak tetap (Rp / jam)
Ke = Kapasitas kerja lapang efektif (ha / jam)
D = Penyusutan (Rp / tahun)
I = Bunga modal (Rp / tahun)
A = Pajak dan asuransi tiap tahun (Rp / tahun)
P = Harga traktor / mesin industri (Rp)
S = Nilai akhir traktor / mesin industri (Rp)
N = Umur ekonomis traktor / mesin industri (tahun)
r = Suku bunga di bank (misalnya r = 12 % / tahun, r = 6,5 % / tahun)
a = Faktor pajak dan asuransi
Wop = Upah operator tiap hari (Rp / hari)
Wt = Jam kerja tiap hari (jam / hari)
6
(4) Titik impas (Break Event Point) dalam membuat produk industri (kripik
sanjai, cabai kering dengan alat / mesin pengering, ikan kering, roti / kue,
dan lain-lain)
Titik impas dihitung dengan rumus :
BEP = BT / { HJ – ( HB / ή ) - (BTT / Kp) } .................................. (30)
dengan :
BEP = Titik impas (ha/tahun)
BT = Biaya tetap (Rp/tahun)
BTT = Biaya tidak tetap (Rp/jam)
HJ = Harga jual tiap unit output (Rp/kg, Rp/liter, Rp/unit, dan lain-lain)
HB = Harga bahan baku (Rp/kg, Rp/liter, dan lain-lain)
Kp = Kapasitas kerja alat / mesin (ha/jam)
ή = rendemen produksi
Rendemen produksi adalah :
ή = output / input x 100 % ............................................ (31)
Contoh :
Diketahui :
Alat pengering ikan
Biaya tetap = Rp 700.000,- / tahun
Biaya variabel = Rp 6.000,-/jam
Kapasitas kerja = 4 kg ikan kering / jam
Rendemen = 40 %
7
Grafik
Nilai 1 kg ikan kering = Rp 15.000,- / rendemen
= Rp 15.000,- / 0,4 = Rp 37.500,-
Keuntungan kotor pada penjualan 1 kg ikan kering = Rp 48.000,- - Rp 37.500,-
= Rp 10.500,-
Jadi, total pendapatan (kotor) (Total Revenue, TR)
TR = 10.500 . x ………………….………..….(32)
dengan x adalah berat ikan kering (kg).
Persamaan garis Total Cost (TC)
TC = BT + (BV / Kp) . x
↔ TC = 700.000 + (6.000 / 4) . x
TC = 700.000 + 1.500 . x …………………….(33)
Titik impas (BEP) tercapai pada saat nilai TR = TC
↔ Persamaan (32) = (33)
↔ 10.500 x = 700.000 x + 1.500
↔ 9.000 x = 700.000
↔ x = 77,78 (kg ikan kering / tahun)
Menggambar grafik :
Sumbu –X : (kg ikan kering / tahun)
Sumbu –Y : (Rp)
8
Grafik TR dan TC digambar pada grafik tersebut, maka titik potongnya terjadi
pada nilai x = 77,78, dan absis inilah yang merupakan titik impas (BEP).