Pada starter tipe ini menggunakan tiga buah gear sebagai penopang poros armature
juga sebagai penggerak armature itu sendiri sebelum memutar kopling dan pinion
gear.
2. TIPE REDUKSI
Pada starter tipe ini terdapat gear-gear yang saling mereduksi dari kumparan
armature hingga ke gear pada poros kopling
3. TIPE KONVENSIONAL
Pada starter tipe ini hanya terdapat satu buah gear yaitu pinion gear yang akan
terhubung ke fly wheel gear ketika drive lever mendorong gear tersebut saat starter
berputar
URAIAN
Untuk mempersempit materi bahasan tentang sistem starter, blogger hanya akan
membahas tentang sistem starter tipe konvensional saja. seperti gambar di bawah
ini.
9.
ARMATURE
4. SWITCH STARTER
Fungsi : Untuk menghubung dan memutuskan arus litrik yang mengalir pada pada
rangkaian
Ketika kunci kontak di ON kan, arus listrik dari baterai mengalir melewati rangkaian
sikring lalu ke terminal 50 dari switch starter.
bersamaan dengan itu ada pula sebagian arus listrik yang mengalir ke terminal 30
dari switch starter yang dapat menimbulkan kemagnetan dari kumparan Pull in Coil
dan Hold in Coil dari switch starter yang menarik plunyer switch starter sehingga
drivel lever mendorong kopling dan pinion gear ke fly wheel gear
Jika terdapat hubungan, maka armature baik namun jika tidak terdapat hubungan
maka kontinuitas armature putus
Jika tidak terdapat huungan maka armature baik, namun jika terdapat hubungan
maka kontinuitas armature bocor
Jika terdapat hubungan maka field coil baik namun jika tidak terdapat hubungan
maka continuitas field coil putus
Jika tidak terdapat hubungan maka field coil baik namun jika terdapat hubungan
maka continuitas dari field coil bocor
Panjang sikat yang diukur tergantung dari tipe starter yang di gunakan oleh
kendaraan masing-masing namun jika sikat masih panjang dan kondisinya masih
baik (belum aus dan rompal) tidak perlu diganti
Pada Pengukuran isolasi sikat seharusnya tida ada hubungan namun jika ada
hubungan maka rangkaian sikat harus di ganti
Desain
Desain saluran pembuangan dirancang untuk menyalurkan gas hasil
pembakaran mesin ketempat yang aman bagi pengguna mesin. Gas hasil
pembakaran umumnya panas, untuk itu saluran pembuangan harus tahan
panas dan cepat melepaskan panas. Saluran pembuangan tidak boleh
melewati atau berdekatan dengan material yang mudah terbakar atau mudah
rusak karena panas. Meskipun tampak sederhana, desain sistem
pembuangan cukup berpengaruh terhadap performa mesin.[1]
Komponen utama
Skema sistem pembuangan: 8 Ruang bakar. 9 Katup buang. 10 Saluran buang. 11 Exhaust
manifold. 12 Catalytic converter. 13 Muffler.
Knalpot
melewati
atau
berdekatan
dengan
material
yang mudah terbakar atau mudah rusak karena panas.
Meskipun kelihatanya sederhana, tetapi sistem pembuangan
cukup berpengaruh terhadap performa mesin.
KOMPONEN UTAMA
Pada umumnya komponen dalam sistem pembuangan terdiri
dari :
1. Kepala Silinder, disini dimana pipa pembuangan
dimulai kecuali pada mesin 2 langkah dimana saluran
pembuangan ditempatkan dibagian bawah dinding
silinder.
2. Exhaust manifold atau Exhaust Header, dimana pipa
dari beberapa ruang bakar/silinder bergabung.
3. Catalytic Converter untuk menurunkan kadar gas
beracun, CO, HC dan NOx
4. Knalpot, pipa untuk mengalirkan gas hasil pembakaran
5. Peredam Suara atau disebut juga Muffler , yang
berfungsi untuk meredam suara. Pada sepeda motor,
peredam bunyi ada didalam knalpot sedangkan pada
mobil umunya terlihat dengan jelas berupa tabung
sebelum ujung pipa pembuangan.
Selain itu ada opsional komponen berupa Turbocaharger ,
yang menggunakan tenaga/ energi yang masih tersisa untuk
memutar turbin agar udara yang akan dimasukkan ke ruang
bakar bertekanan sehingga mesin akan menghasilkan tenaga
yang lebih besar.