Anda di halaman 1dari 17

ARTIKEL PUBLIKASI

Tugas Mata Kuliah Seminar Penelitian

POTENSI DESA KALIBANGKANG


SEBAGAI KAWASAN DESA WISATA
DI KECAMATAN AYAH, KABUPATEN KEBUMEN

Disusun Oleh :
IQBAL REZA BUDIANTONO
D 300 120 089
Dosen Pembimbing :
Nur Rahmawati, S.T, M.T.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
JANUARI 2016

POTENSI DESA KALIBANGKANG


SEBAGAI KAWASAN DESA WISATA
DI KECAMATAN AYAH, KABUPATEN KEBUMEN
Iqbal Reza Budiantono : NIM. D 300 120 089
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jln. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102. Telp 0271 717417
e-mail : iqbalrezabudi@gmail.com
ABSTRAC
The study was based on the potential for an area to be used as a tourist attraction. In this study the
authors are focus kinds of tours such as the Tourism Village. Travel in the floating village there
must be a few points potential fulfilled. Potential divided into two, namely the potential for
physical and non-physical. Physical potential is all there in a village in the form of a physical state
of a village, both Natural conditions, facilities, infrastructure and others. While the potential of
Non-Physical is the potential that is not physically visible, which can be a Villager, Culture, Arts,
and others. In this study the authors tried to raise a potential issue to be discussed village. The
village became the Village Kalibangkang Research Area, District Ayah, Kebumen, Central Java
Province.
Keywords: Potential, Village, Travel
A. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kalibangkang merupakan sebuah desa di
Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen,
Propinsi Jawa Tengah, Indonesia. Desa
Kalibangkang berada di ujung barat daya
Kabupaten Kebumen. Dari Kota Kebumen
berjarak kurang lebih 50 km dengan waktu
tempuh
mencapai
1,5-2 jam,
karena
infrastruktur jalan untuk menuju Desa
Kalibangkang yang sempit, berkelok-kelok dan
menajak. Kondisi geografis Kalibangkang
berada di tengah kawasan pegunungan Karst
Gombong Selatan, dengan ketinggian tanah
rata-rata 331 meter diatas permukaan laut. Jika
ditempuh melalui jalur barat (KebumenGombong-Rowokele-Ayah-Kalibangkang),
untuk menuju Desa Kalibangkang harus
menempuh jalan ekstrim sepanjang 6 km.
Sementara, jika ditempuh melalui jalur timur
(Kebumen-Gombong-Buayan-Kalibangkang),
menempuh jalan sepanjang 9 km dengan
kondisi jalan yang sama dengan jalur barat. Hal
tersebut menyebabkan waktu tempuh menuju
desa Kalibangkang cukup lama.
Secara umum, warga Desa Kalibangkang sangat
agamis, dengan kecenderungan agama Islam,
cukup terpelajar, dan berpandangan maju.
Masyarakat secara umum mudah untuk diajak

maju. Secara ekonomi, warga Kalibangkang


mayoritas berprofesi sebagai pengrajin Gula
Kelapa atau sering disebut "nderes". Impian
warga desa Kalibangkang adalah mendapatkan
perhatian khusus bagi para pengrajin Gula
Kelapa serta mempunyai infrastruktru jalan
yang layak untuk menunjang perkembangan
ekonomi warga Desa Kalibangkang.
Dari besarnya potensi Desa Kalibangkang yang
ada,
dapat
dipertimbangkan
untuk
dikembangkan sebagai Desa Wisata. Potensi
Kawasan Desa Kalibangkang yang sangat
bagus dapat dioptimalkan untuk mendukung
Desa Kalibangkang sebagai Desa Wisata, serta
dapat mewadahi SDM di Desa Kalibangkang.
Selain
untuk
meningkatkan
kualitas
perekonomian warga, pengembangan Desa
Kalibangkang sebagai Desa Wisata juga
bertujuan untuk mengenalkan keindahan alam,
tradisi budaya, kuliner dan lainnya kepada
khalayak umum serta untuk mengimbangi
persaingan industri pariwisata di Indonesia,
Propinsi Jawa Tengah & DIY Khususnya.
Seiring meningkatnya pelaku wisata saat ini,
baik wisatawan lokal maupun macanegara yang
mengunjungi objek-objek wisata di Indonesia
khususnya di Propinsi Jawa Tengah & DIY,
serta besarnya potensi wisata yang ada di Desa
Kalibangkang, maka diadakan penelitian

Potensi Desa Wisata di Desa Kalibangkang,


Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Dalam
pemilihan Kawasan Desa Wisata di Desa
Kalibangkang, Kecamatan Ayah, Kabupaten
Kebumen menjadi salah satu Objek Wisata di
Kabupaten Kebumen, yaitu diharapkan dapat
meningkatkan perekonomian warga Desa
Kalibangkang serta dapat mengenalkan Desa
Kalibangkang kepada khalayak umum, untuk
menarik wisatawan lokal maupun mancanegara
agar datang ke Kabupaten Kebumen, khususnya
ke Desa Kalibangkang.
1.2. Perumusan Masalah
Bagaimana potensi Fisik dan Non Fisik Desa
Kalibangkang, Kecamatan Ayah, Kabupaten
B. TINJAUAN PUSTAKA
B.1. Definisi Pariwisata
B.1.1. Pengertian Pariwisata
Menurut Richard Sihite (Marpaung & Bahar,
2000) menjelaskan definisi pariwisata sebagai
berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan
yang dilakukan orang untuk sementara waktu,
yang diselenggarakan dari suatu tempat ke
tempat lain meninggalkan tempatnya semula,
dengan suatu perencanaan dan dengan maksud
bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di
tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata
untuk menikmati kegiatan pertamsyaan dan
rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang
beraneka ragam.
Menurut Kodhyat (1983) adalah sebagai berikut
: Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat
ke tempat yang lain, bersifat sementara,
dilakukan perorangan maupun kelompok,
sebagai usaha mencari keseimbangan atau
keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan
hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan
ilmu.
Menurut
James
J.
Spillane
(1982)
mengemukakan bahwa pariwisata adalah
kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan
mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan,
mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan,
menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan
tugas, berziarah dan lain-lain.
Menurut pendapat Oka A.Yoeti (1991)
Pariwisata berasal dari dua kata, yakni Pari dan
Wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak,
berkali-kali, berputar-putar atau lengkap.

Kebumen untuk dapat dijadikan Objek Wisata


di Kabupaten Kebumen?
1.3. Tujuan Penelitian
Mengetahui potensi Fisik dan Non Fisik Desa
Kalibangkang, Kecamatan Ayah, Kabupaten
Kebumen untuk dapat dijadikan Objek Wisata
di Kabupaten Kebumen.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Membantu Desa Kalibangkang untuk
menggali serta mengembangkan potensi
pariwisata yang dapat berpengaruh
terhadap perekonomian warga Desa
Kalibangkang.
b. Hasil penelitian dapat dijadikan literatur
bagi mahasiswa Program Studi Arsitektur
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sedangkan wisata dapat diartikan sebagai
perjalanan atau bepergian yang dalam hal ini
sinonim dengan kata travel dalam bahasa
Inggris. Atas dasar itu, maka kata Pariwisata
dapat diartikan sebagai perjalanan yang
dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari
suatu tempat ke tempat yang lain, yang dalam
bahasa Inggris disebut dengan Tour.
Menurut Suyitno (2001) tentang Pariwisata
sebagai berikut :
a. Bersifat sementara, bahwa dalam jangka
waktu pendek pelaku wisata akan
kembali ke tempat asalnya.
b. Melibatkan beberapa komponen wisata,
misalnya sarana transportasi, akomodasi,
restoran, obyek wisata, souvenir dan lainlain.
c. Memiliki tujuan tertentu yang intinya
untuk mendapatkan kesenanga.
d. Tidak untuk mencari nafkah di tempat
tujuan, bahkan keberadaannya dapat
memberikan kontribusi pendapatan bagi
masyarakat atau daerah yang dikunjungi,
karena uang yang di belanjakannya
dibawa dari tempat asal.
B.1.2. Pengertian Kepariwisataan
Hunziger dan Kraf dalam Irawan (2010:11)
menjelaskan, memberikan batasan pariwisata
yang bersifat teknis, yaitu kepariwisataan
adalah keseluruhan jaringan dan gejala-gejala
yang berkaitan dengan tinggalnyaorang asing di
suatu tempat, dengan syarat bahwa mereka
tidak tinggal ditempat itu untuk melakukan
pekerjaan yang penting yang memberi

keuntungan yang bersifat permanen maupun


sementara.
Ketetapan MPRS No. 1 Tahun 1960 dalam
Irawan (2010:11) kepariwisatan dalam dunia
modern pada hakekatnya adalah suatu cara
untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam
memberi liburan rohani dan jasmani setelah
beberapa waktu bekerja serta mempunyai
modal untuk melihat daerah lain (pariwisata
dalam negri) atau negara lain (pariwisata luar
negri).
B.1.3. Pengertian Wisatawan
Menurut Smith dalam Kusumaningrum
(2009:16), menjelaskan bahwa wisatawan
adalah orang yang sedang tidak bekerja, atau
sedang
berlibur
dan
secara
sukarela
mengunjungi daerah lain untuk mendapatkan
sesuatu yang lain.
Menurut WTO dalam Kusumaningrum
(2009:17) membagi wisatawan kedalam tiga
bagian yaitu:
a. Pengunjung adalah setiap orang yang
berhubungan ke suatu Negara lain
dimana ia mempunyai tempat kediaman,
dengan alasan melakukan pekerjaan yang
diberikan
oleh
Negara
yang
dikunjunginya.
b. Wisatawan adalah setiap orang yang
bertempat tinggal di suatu Negara tanpa
tanpa memandang kewarganegaraannya,
berkunjung kesuatu tempat pada Negara
yang sama untuk waktu lebih dari 24 jam
yang
tujuan
perjalanannya
dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Memanfaatkan waktu luang untuk
rekreasi,
liburan,
kesehatan,
pendidikan, keagamaan dan olahraga.
2) Bisnis atau mengunjungi kaum
keluarga.
c. Darmawisata atau excursionist adalah
pengunjung sementara yang menetap
kurang dari 24 jam di Negara yang
dikunjungi, termasuk orang yang
berkeliling dengan kapal pesiar.
Instruksi Presiden RI No. 9, 1969, bab 1 pasal 1
dalam Irawan (2010:13) dijelaskan bahwa
wisatawan ialah setiap orang yang bepergian
dari tempat tinggal untuk berkunjung ke tempat
lain dengan menikmati perjalanan dan
kunjungan itu.

Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah


biasanya benar-benar ingin menghabiskan
waktunya untuk bersantai, menyegarkan fikiran
dan benar-benar ingin melepaskan diri dari
rutinitas kehidupan sehari-hari. Jadi bisa juga
dikatakan wisatawan adalah seseorang yang
melakukan perjalanan dari suatu tempat lain
yang yang jauh dari rumahnya bukan dengan
alasan rumah atau kantor (Kusumaningrum,
2009: 17).
B.2. Jenis Pariwisata
Menurut Pendit (1994) dalam Preasetyo
(2012:12-14) diuraikan mengenai beberapa
jenis objek wisata yang dikelompokkan
berdasarkan alasan motivasi serta tujuan
wisatawan dalam melakukan suatu perjalanan
wisata, antara lain :
a. Objek Wisata Budaya
Perjalanan ke objek wisata ini dilakukan
atas dasar keinginan untuk memperluas
pandangan hidup seseorang, dengan jalan
mengadakan kunjungan atau peninjauan
ke tampat lain, untuk mempelajari
keadaan rakyat, kebiasaan dan adatistiadat, cara hidup dan seni mereka.
b. Objek Wisata Kesehatan
Perjalanan seorang wisatawan ke objek
wisata ini dilakukan dengan tujuan untuk
menukar keadaan dan lingkungan tepat
sehari-hari dimana ia tinggal demi
kepentingan kesehatannya dan untuk
beristirahat.
c. Objek Wisata Olahraga
Wistawan yang melakukan perjalanan ke
objek wisata ini mempunyai tujuan untuk
berolahraga atau memang sengaja
bermaksud mengambil bagian aktif
dalam pesta olahraga di suatu tempat atau
negara tertentu.
d. Objek Wisata Komersial
Perjalanan yang dilakukan objek wisata
ini dengna tujuan untuk mengunjungi
pameran-pameran dan pekan raya yang
bersifat komersial.
e. Objek Wisata Politik
Perjalanan ke objek wisata ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengunjungi atau
mengambil bagian aktif dalam peristiwa
kegiatan politik.
f. Objek Wisata Pilgirm

Perjalanan wisata ke tempat ini sering


dihubungkan dengna agama, sejarah,
adat-istiadat,
dan
kepercayaan
wisatawan, dan bisasanya mempunyai
tujuan yang dihubungkan dengna niat
atau hasrat sang wisatawan untuk
memperoleh restu, kekuatan batin,
keteguhan iman, dan tidak jarang pula
untuk tujuan memperoleh berkah dan
kekayaan melimpah.
g. Objek Wisata Bahari
Perjalanan ke objek wisata ini banyak
dikaitkan dengan kegiatna olehraga di air.
Seperti memancing, berlayar, menyelam,
berselancar, atau berkeliling melihat
taman dengan pemandangan indah di
bawah permukaan air.
2.3. Definisi Desa
Menurut Sutardjo Kartodikusuma dalam
Prasetyo (2012:9-10) Desa adalah suatu
kesataun hukum dimana bertempat tinggal
suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.
Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan
atau kesataun goegrafi ,sosial, ekonomi, politik
dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu
daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya
secara timbal balik dengan daerah lain.
Paul H. Landis dalam Prasetyo (2012:10) Desa
adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa.
Dengan ciri ciri sebagai berikut :
a. mempunyai pergaulan hidup yang saling
kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b. ada pertalian perasaan yang sama tentang
kesukaan terhadap kebiasaan
c. cara berusaha (ekonomi)adalah agraris
yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan
alam ,kekayaan alam, sedangkan
pekerjaan yang bukan agraris adalah
bersifat sambilan
Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 dalam
Prasetyo (2012:10) disebutkan pengertian desa
sebagai kesataun masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk
mengatur
dan
mengurus
kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam system pemerintahan Negara
Kesataun Republik Indonesia.

2.4. Definisi Desa Wisata


2.4.1.Pengertian Desa Wisata
Menurut Inskeep (1991) dalam Tim KKN-PPM
STP Bandung dkk (2012:4). Desa Wisata,
adalah dimana sekelompok kecil wisatawan
tinggal dalam atau dekat dengan suasana
tradisional, biasanyadi desa-desa yang terpencil
dan belajar tentang kehidupan pedesaan dan
lingkungan setempat.
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan, Desa
Wisata merupakan suatu kawasan dengan daya
tarik khusus, yaitu berupa ciri dan nilai tertentu
pada kawasan yang dapat menarik wisatawan
dengan minat khusus terhadap kehidupan
pedesaan.
Hal
tersebut
menunjukkan,
kehidupan unik pedesaan yang tidak dapat
ditemukan di kota-kota menjadi daya tarik
utama dari sebuah Desa Wisata.
Menurut Fandeli (2002) dalam Astuti (2012:17)
secara lebih komprehensif menjabarkan desa
wisata sebagai suatu wilayah pedesaan yang
menawarkan keseluruhan suasana yang
mencerminkan keaslian desa, baik dari segi
kehidupan sosial budaya, adat istiadat, aktifitas
keseharian, arsitektur bangunan, dan struktur
tata ruang desa, serta potensi yang mampu
dikembangkan sebagai daya tarik wisata,
misalnya: atraksi, makanan dan minuman,
cinderamata, penginapan, dan kebutuhan wisata
lainnya.
Menurut
Kementrian
Kebudayaan
dan
Pariwisata (2011) dalam Astuti (2012:17) Desa
wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara
atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung
yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan
masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan
tradisi yang berlaku. Suatu desa wisata
memiliki daya tarik yang khas (dapat berupa
keunikan fisik lingkungan alam perdesaan,
maupun
kehidupan
sosial
budaya
masyarakatnya) yang dikemas secara alami dan
menarik sehingga daya tarik perdesaan dapat
menggerakkan kunjungan wisatawan ke desa
tersebut.
Pariasukmana (2001) dalam Astuti (2012:18)
menjelaskan, Menurut Pariwisata Inti Rakyat
(PIR) yang dimaksud dengan desa wisata
adalah suatu daerah wisata yang menyajikan
keseluruhan suasana yang mencerminkan
keaslian perdesaan baik dari sisi kehidupan

sosial, ekonomi, budaya, keseharian, adat


istiadat, memiliki arsitektur dan tata ruang yang
khas dan unik, atau kegiatan perekonomian
yang unik dan menarik serta memiliki potensi
untuk
dikembangkannya
komponen
kepariwisataan.
2.4.2.Pengertian Wisata Pedesaan
Wisata pedesaan merupakan aktivitas yang
dilakukandi suatu Desa Wisata. Inti utama dari
wisata pedesaan adalah aktivitas warga
pedesaan yang unik. Wisata pedesaan
memberikan kesempatan masyarakat kota untuk
mengenal
kehidupan
pedesaan
melalui
aktivitas-aktivitas tersebut.
Wisata pedesaan mampu memberikanmanfaat
sosial bagi masyarakat desa seperti kesempatan
untuk berinteraksi dengan orang dari luar desa,
kemampuan untuk bersosialisasi, dan membuka
wawasan lebih luas mengenai dunia. Selain itu,
wisata pedesaan juga mampu memberikan
keuntungan secara ekonomi.
Kegiatan wisata pedesaan antara lain dapat
memanfaatkan:
a. Desa Nelayan
b. Tanah Pertanian
c. Peternakan
d. Wisata Desa
C. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
prosedur
pemecahan masalah deskriptif, yaitu dengan
menggambarkan kondisi atau keadaan objek
penelitian berdasarkan fakta-fakta di lapangan
yang tampak pada saat ini secara sistematis dan
dilaksanakan setelah mendapatkan data-data
dari studi literatur, hasil observasi serta
wawancara,
kemudian
disajikan
secara
deskriptif.
Penelitian ini adalah hasil dari studi literatur,
observasi objek penelitian serta wawancara
dengan beberapa pihak yang bersangkutan di
kawasan Desa Kalibangkang, Kecamatan Ayah,
Kabupaten Kebumen, dengan pendekatan fisik
(kondisi bangunan, lingkungan, dan lain-lain)
serta non fisik (sosial, budaya, ekonomi, dan
lain-lain),
kemudian
dijelaskan
serta
digambarkan
secara
deskriptif
untuk
memecahkan
masalah
atau
menjawab
permasalahan yang ada pada situasi itu dengan
solusi yang terpadu dan berkelanjutan.

Tim KKN-PPM STP Bandung dkk (2012:5)


2.5. Karakteristik Desa Wisata
Menurut Oka A. Yoeti, (1985) dalam Prasetyo
(2012:12), menyebutkan, karakteristik tersebut
antara lain :
a. Daerah itu harus mempunyai apa yang
disebut sebagai something to see.
Artinya di tempat tersebut harus ada
objek wisata dan atraksi wisata yang
berbeda dengan apa yang dimiliki oleh
daerah lain. Dengan kata lain, daerah itu
harus mempunyai daya tarik yang khusus
dan unik.
b. Daerah tersebut harus tersedia apa yang
disebut dengan istilah something to do.
Artinya di tempat tersebut selain banyak
yang dapat disaksikan, harus disediakan
pula fasilitas rekreasi atau amusement
yang dapat membuat wisatawan betah
tinggal lebih lama di tempat itu.
c. Di daerah tersebut harus tersedia apa
yang disebut dengna istilah something
to buy. Artinya di tempat tersebut harus
ada fasilitas untuk berbelanja, terutama
barang-barang souvenir dan kerajinan
tangan rakyat sebagai oleh-oleh dibawa
pulang
3.2. Tahap Pengumpulan Data
3.2.1.Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan
cara:
a. Observasi
Observasi
merupakan
metode
pengumpulan
data
dengan
cara
mengamati, meneliti atau mengukur
kondisi nyata di lapangan yang sedang
berlangsung (kondisi saat ini), sehingga
data yang diperoleh bersifat aktual dan
faktual karena diperoleh saat peristiwa
beerlangsung.
b. Studi Pustaka
Studi Pustaka merupakan metode
pengumpulan data atau teori-teori yang
didapatkan dari buku-buku, jurnal-jurnal,
penelitian terdahulu, maupun media
online yang berkaitan dengan penelitian
ini, sebagai bahan pendukung dalam
proses pengumpulan data serta sebagai
acuan
pokok
bahasan
dengan

menunjukkan bahan-bahan atau data-data


yang akan dikaji dalam penelitian.
c. Studi Dokumen
Studi Dokumen merupakan
metode
pengumpulan
data
dengan
cara
mengumpulkan data-data relevan berupa
buku-buku, peraturan-peraturan, laporan
kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan
lain-lain, langsung dari tempat penelitian
atau Kelurahan Desa Kalibangkang.
d. Interview (wawancara)
Wawancara
merupakan
metode
pengumpulan data dengan berinteraksi
atau berkomunikasi langsung dengan
responden melalui pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan kepada responden dan
jawaban dapat dicatat atau direkam
menggunakan alat perekam.
Wawancara dilakukan terhadap warga
Desa Kalibangkang yang berkaitan, baik
para pengrajin Gula Kelapa maupun
pihak pemerintahan atau Kelurahan Desa
Kalibangkang.
e. Analisis
Setelah semua data-data yang dibutuhkan
terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis
data dengan metode deskriptif kualitatif,
yaitu menjelaskan, menggambarkan,
menguraikan hubungan antara fenomena
yang
diteliti
atau
permasalahanpermasalahan serta data-data dengan
seitematis, faktual dan akurat, kemudian
dimanfaatkan untuk menjawab persoalan
atau permasaahan yang ada dalam
rumusan masalah dengan solusi yang
terpadu dan berkelanjutan.
3.2.2.Penentuan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di Desa Kalibangkang,
Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Desa
Kalibangkang terletak di tengah kawasan Karst
Gombong Selatan yang merupakan kawasan
pegunungan kapur berkontur dengan ketinggian
permukaan tanah rata-rata 331 meter di atas
permukaan laut. Desa Kalibangkang memiliki
luas lahan sebesar 400,92Ha dengan jumlah
penduduk 3.622 jiwa yang mayoritas
penduduknya berprofesi sebagai pengrajin Gula
Kelapa.

Kawasan Desa Kalibangkang berada pada point


center kawasan wisata Kecamatan Ayah, dan
berbatasan langsung dengan:
a. Utara
: Desa Tlagasari, Kecamatan
Ayah
b. Timur
: Desa Watukelir, Kecamatan
Ayah
c. Selatan : Desa Argosari, Kecamatan
Ayah
d. Barat
: Desa Tlagasari, Kecamatan
Ayah
3.2.3.Peralatan Penelitian
Beberapa peralatan yang digunakan untuk
mendukung kelancaran proses penelitian ini,
adalah sebagai berikut:
a. Alat Tulis
Alat tulis berupa pensil, bolpoin, kertas,
penggaris, dan perlengkapan tulis lainnya
digunakan sebagai alat pendukung dalam
proses pengumpulan data di lapangan
atau observasi objek.
b. Kamera
Kamera Canon 1000D digunakan sebagai
alat
dokumentasi
dalam
proses
pengumpulan data di lapangan.
c. Laptop
Laptop Acer Aspire digunakan sebagai
alat
pendukung
dalam
proses
pengumpulan data yang bersumber dari
internet dan sebagai alat dalam
penyusunnan laporan hasil penelitian di
lapangan.
d. Printer
Printer Canon iP1980 digunakan sebagai
alat pencetak laporan hasil penelitian di
lapangan.
e. Transportasi
Kendaraan bermotor digunakan sebagai
alat mobilisasi peneliti dalam proses
pengumpulan data di lapangan.
3.3. Variabel Parameter Penelitian
Menurut Soemarno (2010:2) Penetapan suatu
desa dijadikan sebagai desa wisata harus
memenuhi persyaratan-persyaratan, antara lain:
a. Aksesbilitasnya baik, sehingga mudah
dikunjungi
wisatawan
dengan
menggunakan berbagai jenis alat
transportasi.
b. Memiliki obyek-obyek menarik berupa
alam, seni budaya, legenda, makanan

local,
dan
sebagainya
untuk
dikembangkan sebagai obyek wisata.
c. Masyarakat
dan
aparat
desanya
menerima dan memberikan dukungan
yang tinggi terhadap desa wisata serta
para wisatawan yang datang ke desanya.
d. Keamanan di desa tersebut terjamin.
e. Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan
tenaga kerja yang memadai.
f. Beriklim sejuk atau dingin.
g. Berhubungan dengan obyek wisata lain
yang sudah dikenal oleh masyarakat luas.
Menurut Spillane (1994:69) Pengembangan
pariwisata harus merupakan langkah yang
komperhensif dan terintegrasi, meliputi lima
unsur yang penting yakni:
a. Atraction (adanya daya tarik, dapat
berupa pertunjukan atau obyek-obyek
yang menarik para wisatawan dan lainlain)
b. Facilities (adanya fasilitas fasilitas
yang diperlukan)
c. Infrastructure (adanya infrastruktur yang
diperlukan)
d. Transportation
(adanya
jasa
pengangkutan atau transportasi yang
nyaman)
e. Hospitality (kesediaan untuk menerima
tamu dengan ramah dan mengesankan,
atau pelayanan terhadap pengunjung).
Dari kutipan tersebut diatas, peneliti
mengelompokkan potensi desa menjadi dua,
yaitu berupa potensi fisik desa dan potensi non
fisik desa.
Dua potensi desa yaitu berupa potensi fisik dan
potensi non fisik, dijelaskan sebagai berikut:
a. Potensi Fisik
Potensi fisik merupakan segala potensi
desa yang berkaitan dengan sumber daya
alam desa seperti tanah, air, lahan
pertanian, hewan ternak, cuaca iklim dan
lain-lain. Kondisi alam dan letak desa di
Indonesia sangat beragam. Desa yang
berlokasi di pesisir pantai, daratan atau
pegunungan tentu berbeda potensi
alamnya.
b. Potensi Non Fisik
Potensi non fisik merupakan segala
potensi desa yang berkaitan dengan
masyarakat desa dan tata perilakunya

(kehidupan atau budaya), yaitu berupa


lembaga desa, aparatur desa, adat istiadat
dan budaya. Suatu desa dengan
masyarakatya yang hidup dalam waktu
lama akan membentuk tata kehidupan
atau budaya (kebiasaan) tersendiri. Tata
kehidupan atau budaya (kebiasan) suatu
desa dapat dipengaruhi oleh kondisi alam
dan lokasi wilayah desa itu sendiri.

Tabel Pengelompokan Potensi Fisik dan Non Fisik


Potensi Fisik
1.
Sumber Daya Alam (SDA)
a.
Tanah
b.
Air
c.
Iklim
d.
Pertanian dan Perkebunan
e.
Ternak
f.
Hasil Tambang
g.
Flora dan Fauna
1.
Fasilitas
a.
Akomodasi
b.
Fasilitas Makan dan Minum
c.
Masjid/Musholla
d.
MCK
e.
Pusat Pengunjung (Visitor Center)
f.
Pusat Jajanan dan Cinderamata
g.
Jasa Pemandu
h.
Keamanan
2.
Infrastruktur
a.
Jalan
b.
Kelistrikan
c.
Air Bersih
d.
Drainase
e.
Telekomunikasi
4.
Aksesibilitas
a.
Kondisi Medan
b.
Sarana Transportasi
c.
Papan Arah
d.
Jarak dan Waktu Tempuh
Potensi Non Fisik
1.
Daya Tarik (Atraction)
a.
Sejarah/Legenda
b.
Tradisi Budaya
c.
Seni dan Musik
d.
Makanan Lokal/Tradisional
e.
Pakaian Lokal/Tradisional
f.
Kerajinan
g.
Arsitektur
h.
Agama
i.
Bahasa
j.
Cara Hidup Masyarakat
2.
Penduduk Desa
a.
Sumber Daya Manusia (SDM)
b.
Lembaga dan Organisasi Sosial
c.
Aparatur dan Pamong Desa
d.
Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata)
e.
Pelayanan (Hospitality)

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Gambaran Umum Desa Kalibangkang
4.1.1.Geografis Desa Kalibangkang
1.
Letak dan Luas Wilayah

E.
F.
G.

Gambar Peta Desa Kalibangkang


(Sumber: Arsip Desa Kalibangkang, 2010)

H.
Desa Kalibangkang terletak di kawasan
pegunungan kapur Karst Gombong Selatan

dengan luas wilayah secara keseluruhan 400,92


Ha dan ketinggian permukaan tanah rata-rata
331 meter diatas permukaan laut.
I.
Secara
administratif,
Desa
Kalibangkang termasuk dalam wilayah
Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen,
Propinsi Jawa Tengah, dan berbatasan langsung
dengan:
1. Sebelah Utara
:
Desa
Tlagasari, Kecamatan Ayah
2. Sebelah Timur
:
Desa
Watukelir, Kecamatan Ayah
3. Sebelah Selatan
:
Desa
Argosari, Kecamatan Ayah
4. Sebelah Barat
:
Desa
Tlagasari, Kecamatan Ayah
J. Desa Kalibangkang memiliki 5 RW dan 25
RT. Secara tradisional, Desa Kalibangkang
terbagi dalam beberapa perdukuhan, antara
lain: Dk. Gunung Duwur, Dk. Panggang
Ayam, Dk. Masaran, Dk. Sarajaya, Dk.
Banteng, Dk. Pogog, Dk. Dukuh, Dk.
Bojong, Dk. Sari.
2.
Topografi
K.

L.

Gambar Grafik KonturPermukaanTanah


Desa Kalibangkang
M.
(Sumber: Google Earth, 2015)

N.
Desa Kalibangkang merupakan daerah
perbukitan kapur yang berkontur. Pada sisi
bagian barat Desa Kalibangkang memiliki
kontur tanah yang turun curam/miring (lebih
rendah), pada bagian tengah relatif datar, dan
pada sisi bagian timur naik curam/miring (lebih
tinggi). Dari perbatasan Desa Kalibangkang
sebelah barat (Desa Tlagasari) sampai
perbatasan Desa Kalibangkang sebelah timur
(Desa Watukelir) dapat ditempuh dengan jarak
kurang-lebih 3 km atau 3000 m.
4.1.2.Sejarah
O.
Desa Kalibangkang pada dasarnya tidak
memiliki sejarah terbentuknya desa yang jelas
dan ilmiah, karena tidak didukung oleh datadata ilmiah semacam peninggalan-peninggalan
yang otentik, prasasti maupun tulisan-tulisan
kuno. Sejarah yang ada hanyalah sepenggal

cerita dari orang-orang tua yang saat ini masih


tersisa, itupun masih bersifat cerita turuntemurun.
P.
Kalibangkang berasal dari kata Kali
dan Bangkang. Kali berasal dari bahasa jawa,
yang artinya sungai. Tetapi kata kali di Desa
Kalibangkang mempunyai arti yang lebih
spesifik, yaitu bukan kali yang berfungsi
sebagai sarana salura air atau irigasi, tetapi
kali yang dimaksud adalah mata air.
Sedangkan kata bangkang, berasal dari nama
hewan amphipi semacam keong atau siput yang
hidup di kali.
Q.
Jadilah kata kali dan bangkang
tersebut nama sebuah desa, yaitu Kalibangkang.
Keberadaan kali tersebut sekarang masih
dapat ditemukan dan sudah beralih fungsi
menjadi sumur kepemilikan sodara Samid, yaitu
di Dk. Banteng RT 06 RW 01 Desa
Kalibangkang.
4.2. Analisis Pembahasan Desa Kalibangkang
berpotensi sebagai objek wisata
R.
Dari deskripsi di atas telah dijelaskan
bagaimana Potensi Fisik dan Non Fisik Desa
Kalibangkang. Dan pada poin ini, akan
dijelaskan seberapa besar potensi Fisik dan Non
Fisik Desa Kalibangkang menurut peneliti,
yaitu sebagai berikut:
S.
Tabel Nilai Potensi Fisik dan Non Fisik
Desa Kalibangkang
V. N
i
T.
U. Jenis dan Unsur Potensi
l
No
a
i
AA.
Z. Potensi Fisik
AB.
1.

AC. Sumber Daya Alam (SDA)


AF.

a.

Tanah

AG.9

AI.

b.

Air

AL.

c.

Iklim

AJ. 9
AM.
7

AO.
d.
Perkebunan
AR.
e.
AE.
AZ.
2.
BC.

AD.

Pertanian dan

AP. 8

Ternak

AS. 7

AU.

f.

Hasil Tambang

AV. 6

AX.

g.

Flora dan Fauna

AY. 9
BB.

BA. Fasilitas
BD.
a. Akomodasi

BE. 5

T.
No

U. Jenis dan Unsur Potensi

BG.
Minum
BJ.

CA.

T.
No

BH. 7

3.

b.

Fasilitas Makan dan

c.

Masjid/Musholla

BK. 9

MCK
Pusat Pengunjung

BN. 6

BM.
d.
BP.
e.
Visitor Center)
BS.
f.
Cinderamata
BV.

V. N
i
l

g.

Pusat Jajanan dan


Jasa Pemandu

BY.
h. Keamanan
CB. Infrastruktur

BQ. 3
CD.
BT. 3
BW.
3
BZ. 8
CC.

CS.
4.

U. Jenis dan Unsur Potensi

CE.

a.

CH.
CK.

V. N
i
l

Jalan

CF. 8

b.

Kelistrikan

CI. 8

c.

Air Bersih

CL. 7

CN.

d.

Drainase

CO.6

CQ.

e.

Telekomunikasi

CR. 9
CU.

CT. Aksesibilitas
CW.
a. Kondisi Medan

CX. 7

CZ.

b.

Sarana Transportasi

DA. 7

DC.
CV. DF.
Tempuh

c.
d.

Papan Arah
Jarak dan Waktu

DD. 3

DH.Potensi Non Fisik


DJ.
1.
DK.Daya Tarik (Atraction)
DN.
a. Sejarah/Legenda
DQ.

b.

DG.6
DI.
DL.

DO.8

Tradisi Budaya

DR. 9

DT.
c. Seni dan Musik
DW.
d. Makanan
Lokal/Tradisional
DZ.
e. Pakaian
Lokal/Tradisional
DM.

DU. 9

EC.

f.

Kerajinan

EF.

g.

Arsitektur

EI.

h.

Agama

EL.

i.

Bahasa

EO.
j.
Cara Hidup
Masyarakat
EQ.
2.
ER. Penduduk Desa
EU.
a. Sumber Daya
Manusia (SDM)
EX.
b. Lembaga dan
Organisasi Sosial
ET. FA.
c. Aparatur dan
Pamong Desa
FD.
d. Pokdarwis
(Kelompok Sadar Wisata)
FG.
e. Pelayanan
Hospitality)

DX. 8
EA. 2
ED. 1
0
EG. 6
EJ. 8
EM.
9
EP. 1
0
ES.
EV. 5
EY. 9
FB. 8
FE. 3
FH. 8

FI.
Dari Analisa Pembahasan di atas,
peneliti mengelompokkan kembali Jenis dan

Unsur Potensi Desa Kalibangkang menurut


Nilainya, yang dapat dikembangkan. Jenis dan
Unsur Potensi Desa Kalibangkang yang
dikelompokkan, yaitu Potensi dengan Nilai 7FJ.
FK.
Nil
ai

FQ.
10

GA.
9

10. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan


Pengelompokan Potensi Desa Kalibangkang
menurut nilainya, yaitu sebagai berikut.

Tabel Pengelompokan Potensi Desa Kalibangkang berdasarkan nilai 7-10


FN.
Pro
FL.
FM.
Jenis Potensi sen
FO.
Pengamatan
FP.
Wawancara
NO
tas
e
FT.
Cara Hidup
FU.
Mayoritas warga
Masyarakat Desa
Desa Kalibangkang
Kalibangkang sangat
berprofesi sebagai pengrajin
1.
FR.
Kerajinan
berhubungan dengan
Gula Kelapa. Hidup
Kerajinan Gula Kelapa.
keseharian mereka membuat
Kegiatan keseharian warga
Gula Kelapa, bertani, dan
Desa Kalibangkang adalah
lain-lain. Gula yang dibuat
dengan membuat Gula
para pengrajin dijual kepada
Kelapa. Permasalahan
pengepul/warung klontong,
yang dihadapi oleh para
dengan harga yang
FS.
pengrajin Gula Kelapa
ditentukan oleh pengepul
12,
adalah, mereka tidak bisa
tersebut. Harapan para
5%
menentukan harga pasar,
pengrajin Gula Kelapa yaitu
FW.
Cara Hidup
karena semua hasil
dapat menentukan harga
2.
Masyarakat
produksinya dijual kepada paser Gula Kelapa Tersebut.
pengepul. Potensi ini
cukup besar, dengan
pengadaan Pusat Jajanan
dan Cinderamata
dimungkinkan dapat
mengatasi permasalahan
tersebut.
GC. GD.
Tanah, Air, FloraGH.
Fungsi tanah di
43,
Fauna, Tradisi Budaya,
Desa Kalibangkan
75
Seni dan Musik, Bahasa,
digunakan sebagai lahan
3.
GB.
Tanah
%
Lembaga dan Organisasi,
Pekarangan Pohon Kelapa,
merupakan daya tarik bagi Lahan Pertanian, dan Rumah
Pengunjung dengan tujuan
Penduduk. Beberapa warga
Khusus. Desa
Desa Kalibangkang
4.
GO.
Air
Kalibangkang memiliki
mengolah lahan milik
Potensi Alam dan Budaya
perhutani yang biasa warga
yang cukup bagus. Desa
sebut Planjan/Gligir
GT.
Flora dan
Kalibangkang memiliki
Daniyem (Bukit Daniyem)
5.
Fauna
Potensi Alam Berupa
untuk dijadikan ladang yang
Tanah dengan
ditanami kacang, bibit padi,
penggunaaanya yang
singkong, jagung, dan lainGY.
Tradisi
bermacam macam, baik
lain.
6.
Budaya
pertanian maupun
GI.
Air di Desa
perkebunan. Selain itu,
Kalibangkang cukup
7.
HD.
Seni dan
Desa Kalibangkang Juga
melimpah, digunakan untuk
Musik
memiiki Potensi Air
kebutuhan sehari-hari dan
berupa Air Terjun dan
pertanian warga. Dulunya

8.

9.

HR.
8

10.

11.

12.
13.

HI.

Bahasa

HN.
Lembaga dan
Organisasi Sosial

HS.

Pertanian dan
Perkebunan

IB.

Sejarah dan
Legenda

IG.
Makanan
Lokal/Tradisional
IL.
Pelayanan
(Hospitality)

HT.
25
%

Sungai, yaitu Curug Siji


dan sungai yang mengalir
di Desa Kalibangkang.
Flora dan Fauna juga dapat
menjadi daya tarik khusus
bagi pengunjung. Di Desa
Kalibangkang masih
terdapat beberap hewan
langka seperti ayam hutan,
alap-alap, burung
cikrakrak, dan lain-lain.
GE.
Selain potensi
alam, Desa Kalibangkang
juga memiliki Potensi
Budaya, yaitu Tradisi
Muludan (Tenongan),
Suran (Becekan), Likuran
(Becekan), Kesenian
Ebeg/Kuda Lumping,
Kesenian Jidur, Kesenian
Barzanzi, Kesenian
HU.
Dalam poin ini,
Sejarah/Legenda,
Makanan
Lokal/Tradisional,
Pelayanan (Hospitality),
Pertanian dan Perkebunan
merupakan Jenis Potensi
yang paling berpotensi
untuk dikembangkan. Desa
Kalibangkang memiliki
makanan khas yaitu
cimplung (singkong yang
direbus menggunakan air

Curug Siji merupakan


potensi air yang ada di Desa
Kalibangkang. Dulu di
Curug Siji tersebut pernah
dibangun Pembangkit Listrik
Tenaga Air (Kincir Air).
GJ.
Beberapa FloraFauna langka ada di Desa
Kalibangkang. Tanaman
Obat, Tanaman perdu juga
ada di Desa Kalibangkang.
Warga juga pernah melihat
Landak yang hidup di
beberapa goa karst yang ada
di Desa Kalibangkang.
GK.
Desa Kalibangkang
memiliki Tradisi Budaya
Muludan (Tenongan), Suran
(Becekan), Likuran
(Becekan). Desa
Kalibangkang memiliki
Kesenian Ebeg/Kuda
Lumping, Jidur, Hadroh,
Barzanzi, Rebana, dan lainlain.
GL.
Dalam keseharian,
warga Desa Kalibangkang
menggunakan Bahasa Jawa
Ngapak Mbanyumasan
(Panginyongan).
GM.
Desa Kalibangkang
memiliki banyak Lembaga
dan Organisai Sosial,
contohnya LKMD,
Kelompok Tani, Kelompok
Ternak, Komunitas mudamudi, dan lain-lain.

HW.
Pertanian dan
Perkebunan di Desa
Kalibangkang secara umum
bagus, hanya kurang variasi
bibit tanamannya saja.
HX.
Desa Kalibangkang
berasal dari kata Kali dan
Bangkang. Di Desa
Kalibangkang kata Kali
berarti sumber Mata Air,
sedangkan Bangkang
adalah sejenis hewan
amphibi yang hidup di

14.

IQ.

Iklim

15.

IY.

Ternak

IR.
18,
75
%

IP.
7

16.

JD.
Sarana
Transportasi

Nira Kelapa). Pertanian


dan Perkebunan Desa
Kalibangkang yang berupa
ladang pertanian, sawah,
dan hutan jati, juga dapat
untuk menarik
pengunjung.
HV.
Sejarah/legenda
Desa Kalibangkang yang
unik dapat menjadi daya
IS.
Iklim Desa
Kalibangkang yang sejuk
juga dapat menjadi
dayatarik pengunjung.
Pengunjung dengan
kebutuhan khusus untuk
berdiam diri dapat datang
ke Desa Kalibangkang.
Potensi Ternak di Desa
Kalibangkang, berupa
Unggas, Sapi/Kerbau.
Kambing beserta Kandang
bantuan dari Pemerintah,
juga dapat dikembangkan
untuk menarik
pengunjung.
IT.
Sarana
Transportasi Desa
Kalibangkang yang unuk,
yaitu berupa Engkel dapat
menarik pengunjung untuk
mencoba kendaraan umum
tersebut. Permasalahan
Sarana Transportasi umum
tersebut, yaitu waktu
operasinya yang hanya
dihari-hari tertentu.
Pengembangan berupa
penambahan waktu operasi
dimungkinkan dapat
menarik pengunjung lebih
banyak.

Kali.
HY.
Kalibangkang
memiliki makanan khas
yaitu Cimplung. Selain itu,
ada Gembus, Leper, Lanting
Klathak dan lain-lain.
HZ.
Warga Desa
Kalibangkang adalah warga
yang ramah dan mudah
bergaul. Jika ada
pengunjung yang datang,
mereka dapat mudah
mengenal pengunjung
tersebut.

IU.
Iklim di Desa
Kalibangkang cukup sejuk,
saat musim penghujan
terkadang sampai turun
kabut.
IV.
Warga Desa
Kalibangkang biasanya
memelihara unggas di
rumahnya. Selain unggas
beberapa warga juga
memelihara Kambing, Sapi
dan Kerbau.
IW.
Desa Kalibangkang
memeiliki kendaraan umum
unik, yaitu Engkel. Waktu
operassinya hanya pada saat
warga ke Pasar.

JH. Dari penjelasan diatas, Potensi Nilai 9 merupakan yang terbesar deng jumlah prosentase
sebesar 43,75 %. Potensi Fisik Desa Kalibangkang merupakan yang paling menonjol diantara
yang lainnya. Potensi Fisik Desa Kalibangkang yaitu Panorama Alam yang asri, Tanah, Air,

dan lain-lain. Potensi Fisik Tanah Desa Kalibangkang berupa Perbukitan Kapur, Area
Persawahan, Area Pertanian dan Perkebunan, dan lain-lain. Sedangkan Potensi Fisik Air di
Desa Kalibangkang yaitu Sungai, Air Terjun, dan lain-lain. Berikut ini adalah beberapa potensi
yang menonjol di Desa Kalibangkang menurut lokasinya.
JR. (Sumber: kalibangkangdesaku.blogspot.co.id,
JI.
2015)

JS.

JJ. Gambar Lokasi Potensi Desa


Kalibangkang
JK.
(Sumber: Google Maps, 2015)

JL.
JM.

JN.

GambarPanorama Alam Desa


Kalibangkang (1)
JO. (Sumber: kalibangkangdesaku.blogspot.co.id,
2015)

JT.

Gambar Area Persawahan Desa


Kalibangkang (3)
JU. (Sumber: Dokumen Penulis, 2015)

JV.

JW.

Gambar Curug Siji (4)

JX. (Sumber: Dokumen Penulis, 2015)


JY.

JP.

JZ.

Gambar Hamparan Ilalang di lahan


Perhutani (5)
KA.(Sumber: Dokumen Penulis, 2015)

JQ.

Gambar Watu Belah (2)

KB.

KC.

Gambar Sungai di Lembah Perbukitan (6)


KD.(Sumber: Dokumen Penulis, 2015)

KE.

KF.
KG.

Gambar Laut Selatan dan Pulau


Nusakambangan (7)
(Sumber: Dokumen Penulis, 2015)

KH.
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Diharapkan menyediakan Fasilitas
5.1. Kesimpulan
Akomodasi,
Pusat
Pengunjung
KI.
Dari Analisa Pembahasan yang telah
(Tourist Center), Pusat Jajanan dan
peneliti lakukan, dapat disimpulkan Potensi
Cinderamata serta Jasa Pemandu.
Fisik dan Non Fisik Desa Kaliangkang, yaitu
b. Diharapkan menyediakan Papan Arah
sebagai berikut:
atau
Penunjuk
Jalan
untuk
1. Potensi Fisik yang dapat dikembangkang
mempermudah pengunjung yang ingin
di Desa Kalibangkang, yaitu Potensi
mengunjungi Desa Kalibangkang.
Sumberdaya Alam berupa Tanah, Air,
c. Diharapkan
untuk
mendirikan
Pertanian dan Perkebunan, Ternak, FloraLembaga atau Organisasi Pokdarwis
Fauna. Selain itu, Sarana Transportasi
(Kelompok Sadar Wisata) sebagai
Engkel juga dapat dikembangkan untuk
organisasi yang peduli terhadap
menarik pengunjung.
potensi wisata di Desa Kalibangkang.
2. Potensi Non Fisik yang dappat
2. Untuk Penduduk Desa Kalibangkang
dikembangkan di Desa Kalibangkang,
KK.
Diharapkan
untuk
tetap
yaitu
Sejarah/Legenda
Desa
mempertahankan serta menjaga Tradisi
Kalibangkang yang unik, Tradisi Budaya
Budaya, Kesenian, Sumber Daya Alam
berupa Muludan (Tenongan), Suran
dan lain sebagainya, agar tetap lestari.
(Becekan), Likuran (Becekan), Seni dan
3. Diusulkan
melakukan
Penelitian
Musik (Ebeg/Kuda Lumping, Jidur,
Lanjutan untuk mengamati lebih jauh
Rebana, Barzanzi, dan lain-lain),
lokasi-lokasi yang kurang berpotensi di
Makanan Lokal/Tradisional (Cimplung,
Desa Kalibangkang, dengan metode
Lanting Klathak, Lanthing Gethuk,
penelitian yang berbeda diharapkan dapat
Gembus, Leper, dan lain-lain), Kerajinan
ditemukan potensi terpendam di lokasi(Gula
Kelapa),
Bahasa
Ngapak
lokasi yang kurang berpotensi tersebut.
Banyumasan (Panginyongan), dan Cara KL.
REFERENSI
Hidup Masyarakat Desa Kalibangkang KM. Ansyari, Deddy Rahmatan. 2014. Jenis
sebagai Pengrajin Gula Kelapa.
dan
Macam
Pariwisata.
5.2. Saran
http://deddydebot.blogspot.co.id/2014/03/jen
KJ.
Dari Hasil analisa pembahasan dan
is-dan-macam-pariwisata.html,
13
kesimpulan, peneliti memberikan beberapa
Nopember 2015 00:24.
rekomendasi untuk pengembangan Desa KN.
Frans, N. Raymond. 2012. Definisi
Kalibangkang, yaitu:
Pariwisata
Menurut
Beberapa Ahli.
1. Untuk Aparatur Pemerintahan Desa
https://tabeatamang.wordpress.com/2012/08/
Kalibangkang
24/definisi-pariwisata-menurut-beberapaahli/, 13 Nopember 2015 01:28

KO. Ghofir, Abdul dkk. 2010. Naskah


Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa Tahun 2011-2015 Desa Kalibangkang.
Kebumen.
KP.
Irawan, Koko. 2010. Potensi Objek
Wisata Air Terjun Serdang Sebagai Daya
Tarik Wisata Di Kabupaten Labuhan Batu
Utara. Kertas Karya. Program Pendidikan
Non Gelar Pariwisata. Universitas Sumatera
Utara.
KQ. Kusumaningrum, Dian. 2009. Persepsi
Wisatawan Nusantara Terhadap Daya Tarik
Wisata Di Kota Palembang. Tesis PS.
Magister Kajian Pariwisata. Universitas
Gadjah Mada.
KR.
Marpaung, Fernando. 2009. Strategi
Pengembangan Kawasan Sebagai Sebuah
Tujuan Wisata. Tesis PS. Magister Kajian
Pariwisata. Universitas Gadjah Mada.
KS.Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata
Sebuah Pengantar. Perdana. Jakarta.

KT.
Prasetyo, Antonius Seno Hari. 2012.
Landasan Konseptual Perencanaan D
Perancangan Perancangan Desa Wisata
Kebonagung. Thesis. Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
KU.
Sinaga, Supriono. 2010. Potensi dan
Pengembangan Objek Wisata Di Kabupaten
Tapanuli Tengah. Kertas Karya. Program
DIII Pariwisata. Universitas Sumatera Utara.
KV.
Soemarno. 2010. Model Pengelolaan
Desa
Wisata.
Lecture.
Universitas
Brawijaya.
KW. Spillane, J. 1994. Pariwisata Indonesia
(Siasat
Ekonomi
dan
Rekayasa
Kebudayaan). Yogyakarta : Kanisius.
KX. Tim KKN-PPM Desa Cirangkong
Subang, dkk. 2012. Pedoman Umum
Pengembangan Desa Wisata Cirangkong
Tahap Awal. Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai