PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
LAMPIRAN
Gambar Kerja
Job Sheet
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
ISI LAPORAN
2.1
Tujuan Praktek
Tujuan dari laporan ini dibagi menjadi 2 tujuan yaitu:
2.1.1 Tujuan Umum
2.1.2
2.2 Alat-alat
2.2.1 Alat-alat Utama
a. Tabung Gas Asetilin
b. Katup tabung
c. Regulator
d. Torch (pembakaran)
2.2.2 Alat-alat Pembantu
a. Tang penjepit
b. Sikat kawat
c. Tip cleaner
d. Korek
2.2.3 Alat-alat Keselamatan Kerja
a. Kacamata las
b. Sarung Tangan
2.3 Bahan
2.3.1 Jenis Bahan
Jenis bahan yang digunakan baja ST 37
2.3.2
2.4
Ukuran Bahan
Ukuran bahan adalah 100 x 40 mm dengan tebal 2mm.
Landasan Teori
2.4.1 Pengertian Las Asetilin
Las Gas/Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang
menggunakan gas karbit (gas aseteline=C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah
membakar bahan bakar gas dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu
yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan bakar dapat
digunakan gas-gas asetilen, propana atau hidrogen. Ketiga bahan bakar ini yang paling
banyak digunakan adalah gas asetilen, sehingga las gas pada umumnya diartikan sebagai
las oksi-asetelin. Karena tidak menggunakan tenaga listrik, las oksi-asetelin banyak
dipakai di lapangan walaupun pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektroda
2.4.2
terbungku.
Proses Pengelasan
2.4.2.1 Menentukan Nyala Api
Nyala api Karburasi
Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara
kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna
biru. Di antara kerucut yang menyala
dan
antara
ditentukan
oleh
jumlah
ungu.
Nyala
ini
akan
Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan
posisi lainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan
dilakukan dari bawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander
dimiringkan 10 dari garis vertikal sedangkan kawat pengisi berada di
belakangnya bersudut 45-60.
digunakan
karena
cara
pengelasannya
mudah
dan
tidak
khusus
misalnya
perluasan
produk/komponen
dan
logam
pencukilan
yang
ini
terdapat
biasanya
cacat/retak
diterapkan
pada
permukaannya.
dibawah
ini
menunjukkan
dengan
pola
pemanasan
saat
No
Proses
Pemotong
Langkah Kerja
an Benda
Kerja
Pengelasa
n
kubangan
Alat Bantu
Pelat
panjangnya 500
mm
dipotongpotong dengan
gergaji menjadi
100 mm.
1. gergaji
Siapkan
perlengkapan
las
accetelyn,
cek
tabung
oksigen
dan
tabung asetilen
dalam keadaan
baik.
Jangan
lupa
memakai
alat
keselamatan.
Pelat pertama,
lakukan
pelukisan pada
pelat
dengan
menggunakan
mistar
dan
kapur
(garis
4. kapur
2.
mistar
baja
3. penggore
s
basah
1. Mista
2. kapur
3. kacamata
las
asetilen
4. tang
penjepit
5. pematik
api
Visual
lurus
arah
memanjang).
Tanpa
menggnakan
bahan tambah.
C
Pengelasa
n
Menggun
akan
Bahan
Tambah
Pengelasa
n
Sambung
Pelat
kedua,
lukis
pada
tengah-tengah
pelat
arah
memanjang
dengan
menggunakan
mistar baja dan
kapur basah.
Pengelasan
pada pelat ini
dengan
menggunakan
bahan tambah,
dengan
mengikuti garis
yang
telah
dibuat.Gerakan
pengelasan
seperti
membentuk
gelombang
dengan
arah
memanjang.
an
tumpang
Menggun
akan
Bahan
Tambah
E
Plat
kedua
ditumpangkan
dengan
plat
yang tiga lalu
beri
jarak
kerenggangan.
Pengelasan
menggunakan
bahan tambah.
Teknik
pengelasan
dengan
cara
diayunkan
busur
apinya
dari kanan ke
kiri,
supaya
mendapatkan
1. Mista
2. kapur
3. kcamata
las
asetilen
4. tang
penjepit
5. pematik
api
1. Mista
2. kapur
3. kacamata
las
asetilen
4. tang
penjepit
5. pematik
api
1. Mista
2. kapur
10
Pengelasa
n
sambung
an T
F
menggun
akan
Bahan
Tambah
Pengelasa
Plat
ketiga
diberi garis, plat
ketiga
tegak
lurus terhadap
plat empat.
Pengelasan
menggunakan
bahan tambah.
Teknik
pengelasan
dengan
cara
diayunkan
busur
apinya
dari kanan ke
kiri,
supaya
mendapatkan
hasil yang baik.
n
sambung
an Sudut
menggun
akan
Bahan
Tambah
Plat ke empat
disambungkan
dengan
sudut
diantara ujung
90. (bisa dilihat
digambar kerja)
Pengelasan
menggunakan
bahan tambah.
Teknik
pengelasan
dengan
cara
diayunkan
busur
apinya
dari kanan ke
kiri,
supaya
mendapatkan
hasil yang baik
3. kacamata
las
asetilen
4. tang
penjepit
5. pematik
api
1. Mista
2. kapur
3. kacamata
las
asetilen
4. tang
penjepit
5. pematik
api
11
mempengaruhi hasil las. Selain itu juga dapat mengeluarkan suara ledakan keras. Dan untuk
Apabila tidak seperti itu, maka hasilnya pun tidak akan terlalu memuaskan.
Dalam pengelasan menggunakan las asetilin, arah pengelasan dapat dilakukan dengan cara
pengelasan arah ke kiri (maju). Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala
api diarahkan ke kiri dengan membentuk sudut 60 dan kawat las 30 terhadap benda kerja
sedangkan sudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak
digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat
mengelas.
Dalam pengelasan menggunakan las asetilin, posisi pengelasan dapat dilakukan dengan
posisi pengelasan di bawah tangan. Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan
yang dilakukan di bawah tangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung
pembakar (brander) terletak diantara 60 dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan
sudut antara 30 - 40 dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan
dengan jarak 2 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan
sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan gerakannya adalah lurus.
12
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktek dan pengamatan, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor yang dapat
mempengaruhi hasil las yang menggunakan las asetilin, yaitu:
3.2
Gerakan pengelasan
Peleburan
Nyala api
Kecepatan gerakan pengelasan
Kebersihan lubang torch
Saran
13