Pengaruh Pemberian ZINC Terhadap Nilai Sensitivitas Kontras Pada Penderita Tuberkulosis Yang Mendapat Etambutol
Pengaruh Pemberian ZINC Terhadap Nilai Sensitivitas Kontras Pada Penderita Tuberkulosis Yang Mendapat Etambutol
Tkil
rchgdmSrffi,ryrr$
Untuk
n*pcetn
gdry lhmmspcfiEr
mrh
{)0cL
RINDA IYATI
No- CHS
: 1916{
t8t0
Tesis
Oleh
RINDA WATI
No. CHS :19164
PROG
PADANG
2010
Lf,IIIBARAN PENGESAHAN
Tcri$
(rr;
F
R.INI}A WATI
\:o- CHS: 19164
[Hlimbing
Tesis
I\ama
lDr.
Jabetan
Pembimbing
Taqqn Tangan
I
''/
Pembimbing
II
KATA PENGANTAR
d6irFng
berjudul
l.
Prof. Dr. H. Khalilul Rahman, SpMK), selaku Ketua Program Study (KPS)
Prograrn Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Kesehatan Mata Fakultas
Padang,
membagi
lanyak membimbing penulis selama mengikuti pendidikan serta
penulis
pengalaman, masukan, saran dan nasehat yang sangat bergunb bagi
4.
Dr.H.MHidayat,spMsebagaipembimbinglyangtelahmemberikan
bimbingan dan meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan selama
;
ini
5-
ln'-I& Ulcnfti*i,
7.
8.
Dr.H.Muslim,SpM,Dr.H.YaskurSyarif,SpM,Dr.Hj.KemalaSayuti,
SpM(K), Dr. Irayanti, SpM, Dr. Heksan, SpM, Dr' Harmen, SpM' Dr' SpM'
Dr.Madis,SpM,Dr.AzwinAziz,SpM,Dr'sriHandayaniMegaPutri'SpM'
Dr.Weni Helvinda, SpM, Dr. Mardijas Efendi, SpM dan Dr. Andrini Ariesti,
pendidikan,
SpM yang telah banyak membimbing penulis selama mengikuti
membagi pengalaman dan nasehat yang sangat berguna
9.
SpM,
Dr. Hj.Ellya Thaher, SpM, Dr.H. Zukhri Zainun, SpM, Dr. Sri Hartanti,
sebagai staf pengajar
dan
10. Direktur RS
telah
Mata
12. Teman.teman
sejawat residen
M Djamil Padang
ini
Dir4fflgirEbkrih
14. P4l,i
I-LAnm
5nng
t*
ini
pcrj'sngrr,
sayang yang sangat luar biasg serta tak henti{rentin5na memberikan dorongan
dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan
ini
15. Suamiku tercinta Budi Akbarsyah, SE yang telah mendampingi penulis dalam
suka dan duka selama menjalani pendidikan. Memberikan dorongan dan doa
dengan penuh cinta, kasih sayang, kelembutan hati, kesabaran, pengertian dan
MM, dan adik-adikkd tercinta Hendriko, SSos, Hendrika SE Altl, Msc, yang
lll
telah membantu dan memberi dukungan moril dan doa dalam penyelesaian
pendidikan
17.
Terakhir kepada semua pihak yang namapya tidak dapat dicantumkan satu
persatu, yang telah memberikan banruan moril selama mengikuti pendidikan
rekan-re.kan mendapat
Allah SWT
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempumaan. Untuk itu
saran dan
Semoga penelitian
Arq
..
.:
(P e n u I i s)
IV
ABSTRACT
dfom rnto
of
[*.t
Ut : An eksperimental study of
Result:
In fte intervention group contrast sensitivity values beginning the second week got the most
poinb is the value of settling then the value of improved I line- At each subsequent control
cfrranges the amount of contrast sensitivity values in line with the reduced number of values
-rrar
persist with increasing values improved. After 2 months there were changes in the value
of contrast sensitivity in the category of most improved 2 lines, and found no decrease in of
contrast sensitivity in this group.
While in the control group got settled contrast sensitivity value, decreased and improved. The
most points after 2 months is a settled value,.followed by decreasing value of t and 2 lines of
each of the three subjects, while the value of improved I line of 6 subjects and 2 lines only I
subject.
Conclusion:
There was a statistically significant difference between intervention and control groups after
2 months with p:0.000 b <0.05).
There is improved contrast sensitivity values that were statistically significant, the
intervention group after being given zinc sulfate 40 mg orally for 2 months. There were no
impairment of contrast sensitivity in patients who received the intervention 4O mg oral zinc
sulfate. There was no statistically significant difference. against the value of contrast
sensitivity in the control group.
Keywords:
Tuberculo s is, Zinc
Rinda lVati
Bagian Itmu Kesehatan Mata
Fakultas Keclokteran Universitas Andalas / RS Dr M Djamil Padarrg
ABSTRAK
Triuan : Mengetahui
$hne
terdagat
perbdsan nilsi ptda kedua mat4 nilai yang diambil adalah nilai yang terendah. Selanjutnya
pasien diberi zitrc sillfu 4O mg kemudian dikontrol setiap 2 minggu
ftrrtil
hda kelompok intervensi nilai semitivitas konhas awal minggu ke dua didapatkan nilai
terbanyak adalah nilai menetap, kemudian nilai membaik baris. Pada setiap kontrol
selanjuhya terjadi perubahan jumlah nilai sensitivitas kontras seiring dengan berkurangnya
iumlah nilai yang menetap dengan bertambahnya nilai yang membaik. Setelah 2 bulan
terdapat perubahan nilai sensitivitas kontras terbanyak pada kategori membaik 2 baris, dan
tidak ditemukan penurunan nilai sensitivitas kontras pada kelompok ini.
Sementara pada kelompok kontrol didapatkan nilai sensitivitas kontras menetap, menurun
dan membaik Nilai terbanyak setelah 2 bulan adalah nilai menetap, diikuti dengan nilai
merumn dan 2 baris rnasing-masing tiga subyek, sedangkan nilai rnernbaik baris
sebanyak 6 subyek dan2 baris hanya 1 subyek.
Kcsinpulan:
Terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara kelompok intervensi dan kontrol
setelah 2 bulan dengan p = 0,000 b < 0,05).
Terdapat nilai sensitivitas kontras membaik yang bermakna secara statistik, pada kelompok
intervensi setelah diberi zinc sulfate 40 mg oral selama 2 bulan. Tidak didapatkan penunrnan
nilai sensitivitas kontras pada pasien yang mendapat intervensi zinc sulfafe 40 mg oral. Tidak
terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik terhadap nilai sensitivitas kontras pada
kelompok control
KataKunci:
Tnberkulos is, Zinc
DAFTAR ISI
Krte Pengamtar
llifterlsi...
lDrfterTabel
......
vii
viii
DefterGrafik.
ix
Gembar
LIDI
PEI\TDAIIULUAFT
l-l
ktarBelakang.....
Masalah
2.1 Tuberkulosis....
2.1.1. Penularan Tuberkulosis
2.2
.
.
Toksisitas Etambutol.
Manajemen Toksisitas Etambutol
BAB
III
I
8
l5
t6
l9
22
25
3.1 Kerangka
Konsep
3.2
3.3
Hipotesa
BABTV METODE
.4.1
4.2
4.3
26
Definisi Operasional. . . . .
:,
PENELITIAI{
Desain Penelitian
28
Populasi Penelitian
28
29
dan Ekslusi
29
4.5
Alur Penclitian . .
30
4-6
3t
31
PENELITIAN
SANAN.
32
JJ
48
49
ll
DAT'TAR TABEL
......
Zinc..
Tabel 2.1
DosisPemberian
Tabr,l2.2
Tabel2.3
ffi;;
kontrol..
penyakit.
..
19
19
34
Tltd53
35
Tl5GtS-,f
36
Tabel SS
DIEEd
Tabel5.6
llhbel5.7
sqertfu
sebelum
Tabel5.8
kmuas @a kelompok
37
kontrol
terapietambutol
39
40
"l[bbel5.9
etambutolpadakelompokintervensi.
... . . .
42
42
ffiel5.l0
43
T&t
44
5.1r
ill
DAFTAR GAMBAR
.....:i;,.....
Cnmbar 2.2'
Patofisiologitoksiksitasetambutolo.
Gambar 2.4,1
Gambar 3.1
Kerangka konsep
(hmbar 4.5
,Alur penelitian. .
5.1
52
5.3
kontras.
penelitian
13
25
26
30
etambutol.
etambutol.....
lv
43
45
F
i.: ;,;
DAFTAR LAMPIRAI{
P:l
F
f,
F
I r^ruprneN
:i
I^AI\,{PTRAN
'.
II
;,
i IAMPIRAN III
M
t
b
F
l
rV
Lembaran informasi
VI
Uji Hipotesa
BAB
PENDAHULUAI\
ini
rdalah etambutol.
(1'2'3)
TB
diseluruh dunia.
(4)
Di
Indonesia,
TB
ini. WHO
masih
(2006)
rli dunia (10%) setelah India dan Cina. Pada tahun 2A04, setiap tahun ada 539.000
hzsus baru dan kematian 10t.000 orang. Insidensi kasus
ll0
(a)
Toksik Optik Neuropati merupakan suatu kelainan akibat terpapar oleh bahan
mksik yang biasanya muncul secara slowly progressive, simetris bilateral, dengan
kehilangan visus tanpa nyeri dan dapat menyebabkan skotoma.
(t)
(6'7'8'e)
dengan
(r0)
Kclemahan etambutol adalah si:fat ehelating dari etambutol yang menganggu proses
wi&tive phosphorilasi
(6'tl)
Menwut WHO terdapat lebih kurang 9,2 juta kasus TB baru setiap tahunnya
o/o
dan 55
etambutolpertama kali clitaporkan oleh Carr dan HenHnA pacla tahun 1962 yang satah
sfirnya
adalah neuritis. Efek samping ini sebagian besar bersifat reversible walaupun
&rler.
hari kemudian diturunkan menjadi dosis 15 mg&gbb/hr untuk waktu yang tidak
dibatasi, narnun tetap berdasarkan organ tubuh yang dikenai oleh kuman TB tersebut.
Toksisitas etambutol juga dilaporkan dapat tedadi pada dosis yang dinyatakan aman
(15-25 mg/kgbb/hr). Bebenapa ahli melaporkan bahwa usia yang lebih tua berperanan
ddam toksisitas etambutol walaupun pada dosis rendah, sehingga dikatakan tidak ada
dosis yang aman untuk etambutol.(6'12) Laporan kasus dari Tan
7l
AK dkk,
(2008),
(ri)
[mas
ur."rrbU61. (ll'16)
Kontras adalah suatu variasi kecepatan objek yang dapai dibedakan secara
fonrtritre-
ukurannya bervariasi (menghasilkan ruang antara garis kontras terang dan gelap) tapi
ditampilkan pada kontras level tunggal yang tinggi.
(r8)
ktinik
hdakang putih tidak mencerminkan fungsi penglihatan yang ada pada kehidupan
nFta. Keadaan ini menjadi alasan pemeriksaan SK dalam menilai fungsi penglihatan
Eseorang.
(20)
ini
rnenghubungkan toksisitas
tersebut
oxidative
'
funglion Cel/s
(RGC s).
uidative phosphorilasi, dengan cara tidak diikatnya zinc oleh mitokondria, sehingga
mjadi
I &ri*,
Ifr *rot
oada mitokondria.Qt'22)
l
E
)
Zinc merupakan suatu logam yang disebut "essential trace element" karena
malaupun hanya dalam jumlah yang sangat sedikit tetapi penting untuk" kesehatan
manusia. Zinc dibutuhkan untuk pembentukan struktur protein dan membran sel tubuh
manusia, sehingga zinc diperlukan untuk pertumbuhan dan pertahanan tubuh. Pada
uq zinc memegang
defisiensi zinc dapat mengubah penglihatan dan pada defisiensi yang berat dapat
menyebabkan perubahan pada retina.
(21)
1lrng dilakukan terhadap peranan zinc dalam toksisitas etambutol. Penelitianpenelitian tersebut mengatakan bahwa zinc berperan dalam toksik etambutol A"ngun
cara yang memicu terjadinya apoptosis (gene-directecl cell death) mitokondria pada
RGCs.
jaringan lainnnya yang terjadi pada penderita TB kronis, berkurangnya produksi atau
sintesis zinc pada fase akut dengan berkurangnya carrier protein
X-2 makroglobulin
ini digunakan
lJ.
6111.
oleh
(zr'z+)
Rumusan Masalah
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang endemik
di
Indonesia dan
anti tuberkulosis yang salah satu fisrt line nya adalah etambutol.
terhadap
,fuar
ini
,fulator tadi pada etambutol dapat mengakibalkan zinc tidak diikat oleh mitokondria,
,sebagaimana diketahui
tubuh.
Walaupun dalam jumlah kecil zinc ini sangat diperlukan untuk metabolisme dalam sel
lun
kerusakan
dinding mitokondria yang sudah ada dapat memperberat terganggunya sintesa dan
netabolisme mitokondria dalam pembentukan ATP di RGCs. Sebagaimana diketahui
R.GCs mempunyai sel-sel yang berfungsi untuk deteksi
kemsakan dari RGCs dapat menurunkan penilaian terhadap SK. Untuk itu perubahan
oilai SK dapat digunakan untuk deteksi awal dari toksisitas etambutol. Dari proses
erjadinya toksisitas ini, terdapatnya peranan penting zinc pada mitokondria RGCs
maka, apakah dengan pemberian
zinc
dapat mempengaruhi
l.
Tujuan umum
2. Tujuan khusus:
a. Mengetahui nilai
SK
pada pasien
TB
etambutol
c. Mengetahui
!t
Manfaat Penelitian
TB yang
' e
Dapat mengetahui deteksi dini terhadap toksisitas etambutol pada pasien yang
penderita
TB
yang
BAB N
TINJAUAN PUSTAKA
lL
Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh kuma n lulycobaeterinm
ffi6
berterbangan
kuman
msrlk pada host melalui paru. Awalnya inleksi TB biasanya laten alau dormant peda
hnbat secara obligat aerob dan sebagai parasit fakultatif intraseluler. Kuman TB ini
mnakai zinc yang ada pada tubuh host untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
KrEna kemampuannya yang unik untuk bertahan dan berproliferasi dalam fagosit
monuklear, kuman ini dapat menysrang nodus limf lokal dan menyebar
rffiapnlmonar, biasanya melalui rute hemato
ke
",en(2s'26'27)
lrinnya.
(a)
C-anapenularan
- Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalarn
bentuk percikan dahak (elroplet nuclei).
- Umumnya penularan terjadi dalam rulngan dimana percikan dahak betada
dalam qaktu yang lama..
tfi!.
[umggulangan TB di Indonesia:
(a)
o Kategori I :2(HRZEY4(HR)3'
' .
'Keterangan:
H: INH.
Z:Pirazinanid.
lL Rifampisin.
E: Etambutol
1:
Dosis OAT yang biasa diberikan pada kategori
:75mg/hr
Pirazinamid :400mg/hr
i-2diberikanpadapasienyangkambuhataugagalpengobatankategori-1
Toksisitas Etambutol
etambutot' Etambutol
Mikobakterium TB pada umumnya sensitif terhadap
ffi
menekan pertumbuhan
mempunyai efek terhadap bakteri jenis lain. Etambutol
[c*el
Resistensi terhadap
basit yang resisten terhadap isoniazid dan streptomisin'
*rrrotol
(3'28)
paxi kerja etambutol belum diketahui, diduga obat ini menghambat penggabungan
' lsiiln
(3'28)
.ruhart
milrobakterium. Obat
ini
dengan
Obat ini biasa diberikan dengan dosis l5-25 mg mg/kg peroral dengan dosis
nro"r-s-sal
rm*
dalam sehari.
etambutol.
(2'2e)
(2'8'30)
ini
dapat reversible
bila
ryEra penghentian pemakaian etambutol, untuk itu perlu follow up yang cermat pada
Mf,ffien
tes
mffina- Pada kasus-kasus toksik yang berat dan berlangsung lama dapat mengenai
,
I
dbrh
(e'3t'32'33)
kgbb/hr
: lSYo
kgbb/hr
:5-6%o
lo/o
pada dosis
o?l
(2s)
2 bulan p"*b.riun
'cnmnbutol, Namun RYC Chan, 2006 mengatakan secara umum manifestasi toksik
tfrdailr berkembang
sampai 1,5 bulan setelah terapi. Gejala dan tanda toksik etambutol
l-2 bulan
,ffiryirnt
terjadi mulai
unrtmns
pada kedua mata. Tanda klinis dapat timbul secara akut atau kronis, toksik
ummibutol ini pada dasarnya bersifat bilateral dan akan progresif apabila obat tidak
ffi[*ttiL*.
(26'2e)
Sekitar 75 Yo sampai 80
o/o
1pr
#enrna sebesar 2 sampai 5 pglml dalam 2 sampai 4 jam. Waktu paruh eliminasi 3 - 4
jlFnm-
umimrusit
(2e)
F*
*otit
sekita
r 15 o/odiekskresi
dalam 2 bentuk
-vairu derivat aldehid dan dicarboxylic acid. Renal clearance dari etambutol
[ ^-t
go*butol
tI
(2'2e)
It
Qe)
lmmcnsitas
'mmiial
ilhflnsan1'a
*lalam plasma.
pemberian
okular meningkat
optik,
rmfrmriiliondria
urnitokondria
muusafimya
rd-
Proses
dkk, (2009;
t6'r)
ll
di
npdsan dalam nrembran untuk menyusun lapisan elektrokimia. Energi disimpan dalam
Sebagai chelator
lmmid{n'e phosphorilation
dapat mengganggu
bahan
IV
yang
dalam
mofuksi ATP jangka lama sehingga terjadilah penumpukan reaktif oxigen species
LROS) yang akhirnya dapat menimbulkan apoptosis.
ATP yang dibutuhkan oleh sel RGCs untuk sintesis paling banyak disediakan
lutqh
iroubran
CMnI
'il
activatingfaktor-I dan
ryg
Pada tahap
Lrtur d! nodes o[
t2
ini
akan
mrbentuk vakuol-vakuol. Jumlah vakuol ini dapat meningkat dengan dosis dan
mtm
pemberian obat. Distribusi vakuol ini tidak sama, adakalanya akumulasi vakuol
lain-
(ra'35i
ini, , fungsi
f,GCs pun mulai terganggu, sehingga SK dapat menumn. Apabila proses terus
;
herlanjut sampai ke tingkat kematian sel, maka toksisitas etambutol dapat terjadi
,**rgan gejala awalnya pflrurunan visus-
l|
\'-,,;-,..,;--,.-,,-,--,-:.'p'"
Data dari percobaan hewan dan manusia diduga bahwa toksisitas etambutol
tlr''urc
dengan glutamate-
(25)
13
firt*olitnya:
in vivo dan in vitro melalui mekanisme glutamat. Etambutol dan EDBA ini
ffian
ffihtol
imtetap
se{um zinc yang rendah. Makin banyak bukti diduga bahwa kadar zine
proses
(3s)
adanya penambahan
ziic
ine (TPEN) yang merupakan chelater metal ogent yang terdapat pada
menyebabkan bertambahnya pembentukan vakuol pada kultur sel-sel
Secara histologi dari lesi yang diarnbil pada bagian dekat saraf optik berupa
i.
t4
egn
pemeriksaan nilai SK, dan dikatakan dapat efektif untuk mendeteksi toksisitas
d!ilfois
ajut
dalam terapi etambutol mempunyai visus dan persepsi wama yang normal,
ld
harus
harus dinasehatkan apabila muncul gejala pada mata obat harus distop secepat
(la'38)
rrcnpunyai keluhan pada kedua mata. Tidak lupa untuk mencari tahu riwayat
5nang
harus dipakai oleh pasien, termasuk dosis yang digunakan seperti obat
yang jaga dapat menimbulkan gejala toksik optik neuropati.
(6)
I-id* da
W'
l5
rdfit roksisitas karena etambutol menjadi 2 golongan, pertama bersifat reversible btla
fficsooftalmologi
l[rena banyaknya
dua
(6'3'l+)
hpai
Namun kondisi ini tidak terlepas dari dosis dan lama obat dipakai. Rong-Kung
il dalam penelitiannya mengatakan walaupun etambutol sudah distop segera 507o
12
sampai 3 tahun sedangkan 50Yo lagi terjadi kerusakan visus yang permanen
tryo
ada perbaikan. Dikatakan tidak ada predisposisi atau faktor resiko yang
pada hasil visus yang buruk.
(7'13'33)
gangguan
krznrn
(37)
Zinc
Zinc merupakan suatu logam yang disebut juga sebagai essential trace
'-
Zinc biasanya digunakan untuk terapi defisiensi zinc yang diberikan berupa
Mfate, dan menambah sistem imun tubuh. Biasanya untuk penyakit mata zinc
pada degenerasi makula, night blindness dan katarak.
Zirc
(21)
kulit ataupun
secara oral dengan jumlah tidak melebihi 40 mg per hari. Dosis pada
terali
pneumonia
I6
r&urikan dengan dosis l0-70 mg/hr. Pada beberapa orang zinc dapat menimbulkan
rynEa, vomifirs, diare, rasa logam, kerusakan ginjal dan
peru1.
(21'3e)
dan
(s)
Percobaan pada mencit yang dilalcukan oleh Alison dkk, rnereka menemukan
ya kosentrasi zinc pada mata dan jaringan lainnya yang mendapat terapi
rd
yang
(al)
Pemberian zinc secata oral cukup aman, narnun bila diberikan dosis lebih
dari yang dianjurkan dapat menyebabkan demam, batuk, nyeri perut dan
Pemberian zinc lebih dari 100 mg perhari untuk suplernen harian atau
2-l
fhtu1.
(2t'3r)
akit
Defisiensi zinc
Dosis
50 mg/hr
80 mg/hr
Ulkus lambung
200 mg 3x/hr
Krarn otot
300 mg 2xlhr
Diare
l0-40 mg/hr
Osteoporosis
l5 mg/hr
t7
Dari hasil penelitian Ghulam Hassan dkk, (2009) di India mengatakan kadar
dalam serum menurun signifikan selama tuberkulosis, dan meningkat kembali
sembuh dengan pemberian terapi antiTB dan perbaikan status gizi. Penurunan
zinc serum ini sangat signifikan pada pasein TB lanjut dan.dikaitkan dengan
in menunjukkan kadar zinc makin menurun dengan pertambahan usia, selain itu
itian ini juga mengelompokkan penderita TB berdasarkan stadium penyakitnya
rnenilai kadar zinc. Hasil yang didapat adalah terjadinya penurunan kadar zinc
penderita TB sebelum terapi etambutol dan meningkat pada selama dan sesudah
(12)
sebagai
untuk monitor beratnya suatu penyakit dan respon terhadap terapi. Selain itu
juga
penambahan supplement
menunjukkan
siap
15
sesudah
nrplemen vitamin A dan zinc memperbaiki efek terapi TB setelah 2 bulan dan
ilkan konversi smear sputum lebih cepat.
(42)
Penelitian Boloursaz MR dkk, (2007) di Iran yang dilakukan pada anak yang
ini terjadi
18
zinc rnt menurun setelah satu bulan terapi dan kemudian perbaikan setelah 4
terapi.
(to)
Dutu nilai zinc dalam plasma yang didapat dalam penelitian ini pada
pada
pldl
ini
(24)
53,46
dari kepustakaan23"
2-3. Perbandingan kadar zinc sebelum terapi dengan selama dan setelah
terapi etambutol, berdasarkan stadium penyakit
Sebelum terapi
74,14
dari kepustakaan23"
Kontras
cahaya
nrt^ra terang dan gelap (monokrom atau warna), yang dibutuhkan untuk
t9
fungsi visual yang tidak terdeteksi dengan snellen acuity atau tes lapang
dari.
retinal ganglion
(as)
iun
Pada
Sistem
luler mempunyai sifat resolusi spatial yang rendah, sehingga SK baik. Sel ini
berespon baik terhadap luminasi kontras, sehingga kerusakan pada sistem ini
menurunkan hasi I pemeriksaan sesintivitas kontras
Pemeriksaan SK
gambaran nyata
(22'25)
(46)
(1e)
di
dalam
Cambridge
pcrtengahan 1960.
n fungsi
fungsi SK diatur oleh sejumlah saraf yang memiliki rentang respon detail
20
akan
sistem yang memproses bayangan diretina dan otak, yang diprogram untuk
frekwensi spatial pada rentang 2 sampai 6Hz.@3)
Fungsi utama SK pada pemeriksaan klinis ada dua, pertama, sebagai fungsi
yaitu peningkatan pembiasan cahaya pada lensa normal akibat peningkatan umur
memproses
gan diretina dan otak yang mengalami penurunan seiring peningkatan usia. SK
untuk frekwensi spatial 3 cycle per degree (cpd) menurun dari 300 ke 150 hingga
keadaan
ini
I troland adalah
lumen/m2
(l
21 (+s)
2t
drr skrining.
(7)
'
Beberapa tes
SK klinik
lftetlrubungan dengan SK pada spatial frekuensi, yang menunjukan ukuran dari light-
memiliki spatial fiequency antara 2-5 siklus perderajat, tapi ini dapat berubah
ada suatu penyakit. Banyak tes SK, yang didasarkan pada huruf-
huruf
atau
qptatypes dengan berbagai kekaburan (dimness) dan ukuran untuk membEri kontek
SK
(re'47.)
netoda yang tradisionat tapi relatif mahal dengan perlengkapan yang canggih+ipe
ornputer-controlled cathode-ray tube (CRT). Jenis yang lain Vistech Vision Contrast,
Cambridge, LH regan, System, CVS-I000, LEA test, dan Melbourne Edge Test (15)
hruf
ini
membaca
mempunyai
secara primer
&ngan 2 fungsi: keakuratan dalarn kalibrasi kontras pada chart dan variabel intrinsik
bcrkaitan dengan masalah yang pada dasamya bergantung pada respon pasien.
Kcuntungan dari tes SK PelliRobson adalah:
tidak mahal
(a8r'ei
(tr)
22
Dapat dipercaya
Pemeriksaan dapat diulang beberapa kali
cm (36x24 inchi) yang dapat ditempel di dinding. Berisi 8 baris huruf dengan
yang berbeda. Masing-masing baris berisi 6 huruf, 3 huruf (triplets) yang
disisi kiri:memiliki kontras yang lebih dari pada 3 huruf di sisi kanan.
in ke bawah, kontras dari huruf-huruf inijuga semakin menurun. Ukuran dari
uruf pada Pelli Robson adalah 4,gx4,g cm (2x2 inci)
(48)
atau l00o/o
huruGhuruf di kanan bawah memiliki kontras paling rendah, yaitu 0,006 atau
Pada lembar penilaian, tercanfum nilai logaritma SK yang diperoleh dari
(48)
Nilai logaritma kontras yang didapat adalah nilai dari triplet terakhir yang
pu dibaca pasien dengan minimal pembacaan
papan tripet tersebut. Papan harus
di iluminasi
berada
jangan melihat lampu ataupun cermin seperti refleksi lampu pada permukaan
(ot)
Tes SK telah secara luas diajukan dalam beberapa tahun terakhir sebagai
yang penting bahkan untuk menganti tes visus. Ukuran ketajaman mata
ZJ
nffiserap
baik secara detail tapi bias tidak adekuat digambarkan oleh seseorang untuk
(+s)
sebuah
kontras.
mewakili
max-L min
Lmax +Lmin
frL
max adalah luminonce dari pola area paling terang dan L min adalah luminance area
mding gelap. Ambang kontras adalah kontras minimal yang dibutuhkan untuk
uendeteksi warna. SK menghubungkan seberapa banyak kontras dibutuhkan seorang
Fien
li
berbeda. Secara normal pada dewasa rentang nilai SK yang dianggap masih
$s'484e)
24
VRSKNR
Fs.{ h-J
fl"
g g
&dE
.,,..,1i
I'
s,*s
*.30
s.$s
s.ss
il.7s
scf{ ozv
st*H g(}r( 1"*s
trl'l.lc soK'*.45
1,es H s fl
1.50 CCIH
1"8* NCH
?.10 Rsg
1/
fi
'i
ggY
OtlK
HvR
1,SS
1,*5
3.?$
L4.2.
ini
menyampaikan bahwa
rdanjutnya dapat dijadikan untuk monitoring rutin fungsi okular pada pasien dengan
hapi
hapi
"3*
(a5)
25
BAB
III
*0*
l*
I t
I
*n'isi
operasionat
26
Pasien baru: Pasien yang didiagnosa sebagai penderita TB oleh spesialis paru
dan akan mendapat obat TB atau belum pernah mendapat obat TB
RI)
dengan
l" f. Toksik Optik Neuropati: suatu komplek multifbktorial yang secara potensial
berefek secara individual yang dapat terjadipada semua ulnur, ras dan daerah.
i
I
I
I
J
I
ot.*mianva..
mendasarinya
I
i
terang dan paling gelap sebuah kontras (monokrom atau warna), yang
I t
lnt*n"t"p
:0baris
V"*btrruk
*.*buruk
(bad)
: 2 baris (r,vorse)
lt.*buruk
: 3 baris
i
I
I
[
I
JI
: 1 baris
(worst)
: 2 baris (better)
Mernbaik
: 3 baris
( best)
l[.I, Hipotesa
I
I
I
It
xI
I
I
I
I
Ir
I
rI
I
r27
r
I
BAB IV
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan experimental prospective study
ol.
Dr M Djamit Padang.
pada sampel ditemukan penurunan sensitivitas pada kedua mata maka sampel
diambil pada salah satu mata dengan nilai SK yang lebih rendah, mata ini
iutnyu dilakukan/ollow up setiap 2 minggu selama 2 bulan
hipotesa terhadap 2 sampel digunakan rumus
Dt: Il2 :
im :jumlah
Zit
sampel
1,96
F :
P1 :
Y.Q1Pr1
prevalensi toksik kepustakaan (5%)
P:
proporsi kesembuhan
(ll :
(l-Pr)
Q2
(l_pz)
tttr:
tr2
29,92 = 30 mata
28
N{. Djamil Padang. Waktu penelitian lebih kurang empat bulan, dari bulan Juli
Sm'ember 2010
a- Kriteria
inklusi
Pasien yang mendapat terapi etambutol dan bersedia dan setuju ikut serta dalam
Kriteria eksklusi:
Glaukoma
optik neuropati
CPZ, alkohol)
dapat menimbulkan
mata luar
toksik
(amiodarone,
l5dompok Kontrol
Adalah kelompok yang mempunyai karakter sama dengan kelompok yang
dffieri zinc
(:
ke l, 3, 5, dst yang
29
dst
$t'
'
Mingga'he 2
frttnggu ke 4
'Mingga ke 6
'MinggyheS
30
L*.""danArar
J t. Snellen Charts
[ =- Contrast Sensitivity Charts Pelli-Robson
I
i
Stit tamp
4.
Funduskopi clirect
i
I
l
p"nelitian ini dan diminta persetujuannya menjadi subjek dalam penelitian ini.
I
i
I
I
..
i
I
(pusien diterangkan cara pengambilan obat dari blisternya dengan cara tanpa
|
I
membuang bagian bungkus obat, dan dibawa saat kontrol berikutnya, guna
mengontrol apakah pasien meminum obat dengan teratur atau tidak
f.
g.
t:
i :.
Pasien duduk atau berdiri dengan posisi papan SK kira-kira sejajar dengan mata
pasien pada
bila
i
i
3t
. 3. Pemeriksaan dilakukan
binokuler. Yang akan dijadikan sampel adalah satu mata dengan nilai SK
terendah.
4. Penilaian dilihat
'
dari blok skoring (log kontras) *iplets yang terdapat pada sisi
kiri atau kanan. Gunakan log yang paling dekat dengan hasil pemb acaanterdekat
'
dengan triplets.
l$lcncatatan
BAB V
ATIALISIS IIASIL PENELITIAI\I
sampai November 2010 sesuai dengan kriteria penelitian. Selanjutnya, subyek dibagi
menjadi dua kelompok, kelompok pertama adalah kelompok yang diberi zinc,
kelompok kedua tanpa zinc. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 36 orang (36
mata) pada masing-masing kelompok. Subyek penelitian adalah penderita TB yang
berumur 19 - 67 tahun.
Proses penentuan subyek sebagai kelompok intervensi atau kelompok kontrol
ke l, 3, 5, dst yang
memenuhi kriteria inklusi dimasukkan kelompok intervensi dan pasien ke 2, 4,6, dst
dimasukkan kelompok kontrol. Selama empat bulan pelaksanaan penelitian, tidak
ditemukan adanya sampel .yang drop zol. Semua sampel dapat melaksanakan kontrol
dan pengambilan obat sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
nilai SK yang sudah dipilih dari satu mata dengan nilai SK yang lebih rendah, dan
selanjutnya dilakukan pemeriksaan sama secara berkala pada waktu
kontrol
selama
nilai SK yang
i6|ih kurang sama dengan kelompok intervensi. Hal ini terjadi karena
pengelompokkan sampel menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol hanya
JJ
poliklinik
Tabel 5.1. Distribusi frekuensi jenis kelamin kelompok intervensi dan kontrol
Intervensi
Kontrol
Perempuan
25 (69,4)
I l(30,9)
27 (7s)
e (2s)
Jumlah
36
36
Jenis Kelamin
Laki- laki
Jumlah
52
20
72
yang
didapatkan baik pada kelompok intervensi maupun pada kelompok kontrol laki- laki
lebih banyak dari perempuan.
Tabel 5.2.
Umur (thn)
Intervensi
Kontrol
<20
2t-30
3l-40
13
t2
41-50
5 1-60
>60
Jumlah
36
36
Dari tabel 5.2 tampak pada kelompok intervensi jumlah sampel yang
erbanyak didapatkan antara umur 2l-30 tahun, diikuti dengan umur antara 31-40
34
tahun.
Nilai
kelompok kontrol sampel terbanyak antara umur 3l-40 tahun dengan nilai rata-rata
pada kelompok
ini adalah 39 tahun. Dari nilai rata-rata umur kedua kelompok ini
. Tabel5.3.
Umur
(th)
<24
21-30
31-40
41-50
5
a
5l-60
>60
Jumlah
L5
1.95
1.80
I
I
nr**.nri
*Uunyut l5 subyek. Nilai ini berada dibawah range nilai normal (1.80 - 1.95).
I
I
I
I
I
U.,orpok umur
penelitian
didapatkan
pada
ini tidak sama dengan teori yang mengatakan makin bertambah usia
ffieorang akan tedadi penurunan nilai SK. Pada penelitian ini nilai SK yang menurun
hbih banyak ditemukan pada usia muda. Keadaan ini dapat dihubungkan
I *",,r,un
O*S* uriu,
I
| **Oun
dengan
menurun seiring
:;;" :;::-ffi;:;;:::H"
dan s n'fes
=:-.,
35
Penelitian
ini
jelas. Untuk mendapat hubungan penurunan nilai SK dengan. usia maka cara
nilai SK.
r.Os
1.20
1,35
1.50
1.65
1.80
1.95
3
21-30
31-40
41-50
51-60
J
J
>60
Jumlah
Dari tabel 5.4 Nilai pada kelompok kontrol nilai sK yang terbanyak
ditemukan pada nilai normal 1.95 sebanyak sembilan subyek dengan usia lebih muda
dibawah umur 40 tahun. Tenruan nilai tersebut dalam penelitian
ini sesuai
dengan
ieori yang mengatakan usia muda mempunyai nilai SK lebih baik dari usia tua.
Namun gambaran dalam penelitian
pengapnbilan sampel
tersebut karena
tanpa
JO
pada,
kelompok intervensi
Perubahan
Awal- mgg
Awal- mgg I
t3
16
l6
l0
t4
36
36
27
Menetap
36
Jumlah
Dari tabel 5.5. terlihat nilai SK pada kelornpok intervensi adalah kategori
menetap dan membaik. Penilaian dilakukan dengan membandingkan
dengan
nilai SK awal
yang nyata, pada awal terapi kuman masih banyak dan mernbutuhkan zrnc untuk
krkembang biak, sehingga ernc serum masih kurang untuk rnemenuhi kebutuhan
mitokondria RGCs. Belu,n terjadinya perbaikan karena subyck masih dalam fase
akut, pada fase ini produksi dan sintesis zlac berkurang karena berkurangnya
carrier
pmtein X-2 macroglobulin yang akan membarva transpor zinc ke hati. Kronisitas
penyakit
TB sendiri mernpengaruhi
penurunan
ini
dapat
pertumbuhan dapat menyerap etambutol lebih banyah sehingga ehelator metal dan
37
banyak menggunakan
zinc,
sehingga perbaikan
masih
Pada penelitian
saja subyek penelitian
kronis yang sehingga kadar zinc sangat rendah, dengan penambahan zinc dari luar
ridak dapat membantu untuk penambahan jumlah zinc dalam tubuh. Pada awal terapi
etambutol
membutuhkan
zinc
untuk
pertumbuhan, sehingga zinc untuk sintesis mitokondria RGCs masih belum cukup
sehingga deteksi SK dari RGCs pun belum maksimal'
Perubahan nilai SK kearah perbaikan dihubungkan pene;litian Ghularn Hassan
dengan pasien
penyakit dimana jumlah kuman yang mulai berkurang, perbaikan gizi dan subyek
sudah tidak dalam kategori fase akut
serum dan metabolisme mitokondria RGCS pun jadi membaik. Dengan peningkat
kadar
ATP cian sintesa, sehingga fi,rngsi RGCs ciapat baik cian SK juga menjadi iebih baik-
EDBA
dan
mengakibatkan zinc tidak diikat mitokondria juga masih berlangsung sampai minggu
ini, walaupun penderita TB sudah banyak mengalami perbaikan dan sudah mendapat
38
tambahan dengan suplemen zinc untuk membantu kebutuhan zinc dalam mitokondria
RGCs, ke dua faktor tersebut masih tetap menganggu oxidative phosphorilation yang
dapat merusak mitokondria. Kondisi
berupa
SK
Awal-
Menetap
(good)
Membaik 2 baris (better)
Menurun I baris (bad)
Menurun 2 baris (worse)
Membaik
baris
26
1
1
6
2
Awal- mgg
Awal- mgg
23
23
23
Jumlah
36
36
36
36
Dari tabel 5.6. didapat nilai SK pada kelompok kontrol yang terbanyak adalah
nilai kategori menetap pada minggu ke dua dengan jumlah 26 subyek, sisanya
merupakan perubahan nilai SK membaik dan menurun dari 36 subyek. Penurunan
(l
39
mulai minggu kedua sampai minggu keenam dan bertambah menjadi enam subyek
pada minggu ke delapan. Perbaikan kategori better (2 baris) juga terjadi yang dimulai
subyek.
Penurunan nilai SK pada kelompok ini terbanyak pada minggu ke empat dan ke enam
dehgan kategori
' Masih
.
bacl
MR, kurangnya
zinc dalam serum, hal ini bisa saja disebabkan sampel dalam
penelitian ini adalah penderita TB berada dalam fase akut, atau penyakit sudah kronis
dengan stadium penyakit yang berat, perbaikan gizi tidak bagus, dan kuman
TB masih
zinc berjalan lebih lambat ini, kurang memberikan perbaikan kadar zinc dalam serum
sehingga tidak memberikan perbaikan untuk suplai zinc dalam memenuhi kebutuhan
sintesa mitokondria.
Perbaikan
pada
minggu berikutnya, dikarenakan adanya peningkatan kadar zinc dalam serum baik
dari perbaikan penyakit TB, maupun perbaikan status gizi pasien selama pengobatan
TB sehingga waiaupun tanpa baniuan supiemen zinc dari iurar RGCs inasih ,iapat
berfungsi dengan zinc yang ada pada tubuh yang mulai bertambah seiring dengan
perbaikan gizi pasien dan berkurangnya kuman selama pengobatan TB. Hal ini baru
terlihat pada minggu ke delapan perbaikan SK menjadi enam subyek..
Selain perbaikan nilai SK pada kelompok kontrol, dalam penelitian ini juga
rerli6at
penurunan
dalam
kelompok ini mempunyai penyakit TB kronis, stadium berat, kuman TB berada pada
40
ini dapat memperberat berkuran gnya zinc yang diperlukan oleh mitokondria RGCs.
pergeieran atau perubahan subyek yang sebelumnya pada minggu ke dua mempunyai
II
pada
perbaikan terhadap kadar zinc dalam serum, perbaikan karena terapi TB sehingga
kuman juga berkurang dan perbaikan status gizi pasien selama pengobatan TB.
5.4.
Dalam penelitian
ini
dilakukan pada kelompok intervensi dan kontrol. Dari hasil yang didapatkan
(lampiran
dan
tanpa
koreksi tidak sampai batas normal namun setelah dilakukan koreksi visus (BCVA)
dapat mencapai
nilai normal.
Seiama peneiiiian ini tidak diciapatkan penumnan visus 'oaik pada keloir-rpok
ini
terdapat
nilai SK namun tidak terjadi penurunan visus pada mata. Hasil penelitian
ini hampir sama dengan hasil penelitian JF Salmon yang menemukan pasien TB yang
mendapat terapi etambutol selama 3 bulan didapatkan nilai SK abnotmal sebanyak
ini
4l
tnc
r.20
.,
1.3s
l.s0
1.65
l5
r.80
1.95
Jumlah
36
36
Tabel 5.?. Dapat dilihat nilai SK terbanyak pada 1.65 dengan nilai dibawah nilai
normal baik pada kelompok intervensi ataupun kelompok kontrol.
ll-4
1.05
t.20
1.35
1.50
1.95
32
411
-5
-5
r.65
1.80
1.95
Tabel 5.E. Perubahan silai SK pada kelompok intervensi dari nilai awal sebelurn
mendapat etambutol yeng terbanyak pada
nilai
1.65 sebanyak
l5
subyek mengalami
perbaikan baik menjadi nilai 1.80 dan 1.95 sebanyak 4 dan I I subyek.
Tabel 5.9. Nilai SK awat dan sesudah terapi pada kelompok kontrol
Nilei SK minggu 8
Nilai SK Awal
1.95
1.05
t.2a
1.35
r.50
1.65
l.80
1.95
42
ini
nilai awal sebelum terapi terbanyak pada nilai 1.65, mengalami variasi
nilai SK menurun ke
yan-g menetap
i,
Kelomook
Intervensi Zn
Kontrol
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
0.814
36
36
I-64
t.63
.24
.20
.040
.034
Dari distribusi tabel 5.10 nilai rata rata dari pasien kelompok kontrol dan
kelompok intervensi sebelum diberikan terapi etambutol didapatkan nitai SK hampir
sama. Standar deviasi dan rata-rata standar effor yang didapat juga menunjukkan
nilai
nilai SK normal
(l .80- r.es)
JII
[\
l-j
T
K.l.f.&
+J
Dari gambar 5.1 dapat dilihat median dari nilai SK hampir sama
kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol
pada
nilai kuatil
pertama 1.45, nilai kuartil ketiga berada pada 1.90, nilai minimum pada 1.20 dan nilai
maksimum pada l,g5.Sementara pada kelompok inervensi, nilai kuartil satu dan tiga
berada pada L50 dan
dan'I..95.
I.80 dengan nilai minimal dan maksimal berada pada nilai L05
berarti
1.63
Total
1.64
.24
.21
.22
Kontrol
Awal
Mean
Std. Deviation
N
Minggu 2
Mean
Std. Deviation
N
Minggu 4
Mean
Std. Deviation
N
Minggu 6
Mean
Stci. Oeviation
N
Minggu 8
Mean
Std. Deviation
N
lntervensi Zn
36
36
72
1.62
1.67
1.64
.26
.18
.22
36
36
72
1.59
1.76
1.68
.25
17
.22
36
36
72
1.60
1-83
1.71
.24
.i4
;23
36
36
72
1-62
1.88
1.75
.26
11
.24
36
36
72
Rata-rata nilai SK pada pasien TB pada minggu awal pada kelompok kontrol
adalah 1.65 dan selanjutnya menurun pada minggu kedua dan keempat menjadi 1.62
dan
Nilai SK Membaik
pada
minggu keenam dan kedelapan menjadi l-60 dan l-62- Sedangkan pada kelompok
Standar deviasi pada kelompok kontrol lebih besar dari pada kelompok intervensi,
ini
l<|.:fiF d<
lI t{,-rir!,
E8l1t{Ersi Zl
ts
a
g
{r g 74
c
c
(rt
oo
min?f,u gn
nil,ltlu ?
rr*}3tl[ t
Ming_g.u
mirEgt
trir*I[ A
Dari Gambar 5.2 didapatkan hasil perbedaan nilai SK pada kelompok kontrol
dan kelompok intervensi. Pada kelompok kontrol perubahan nilai SK relatif stabil
ry-
masih ada didapat nilai- nilai yang jauh dari nilai minimd (yang ditandai dengan
Niali ini
dapat
45
Cl
E
G
aE
lr
=
!
fir?l!r{
Dari gambar 5.3. trend perbedaan nilai SK pada pasien TB antara kelompok
intervensi dan kontrol, terlihat nilai SK pada kelompok zinc,lebih meningkat, pada
kedelapan,
dibandingkan kelompok kontrol. Perbedaan pada kedua kelompok ini setelah di uji
dengan ujiFriedman yang didapatkan hasil yang bermakna, p< 0.05.
Dalam penelitian ini didapatkan hasil yang bermakna dalam perubahan nilai
SK pada kelompok intervensi setelah diuji dengan analisa statistik, namun hasii
perbaikan ini masih dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti:
a. Perbaikan kadar zinc dalam serum pada pasien yang dapat terapi etambutol
b.
Selama pengobatan
c.
d.
46
antara kelompok kontrol dan intervensi setelah, minggu kedua, minggu keempat,
tidak ditemukan penurunan visus, maka hasil penelitian ini nantinya dapat bermanf'aat
bagi.bagian lain selain bagian mata. Diharapkan hasil penelititian ini dapat berguna
untuk penataksanaan'pasien yang akan mendapat terapi etambutol guna deteksi dini
dalam mencegah terjadinya toksisitas etambutol tanpa menunggu terjadi penurunan
visus pada pasien.
4't
BAB VT
6.1. Kesimpulan
l.
2.
3.
4.
Tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik. terhadap nilai SK pada
kelompok kontrol
6.2. Saran
Zinc sulfate masih belum bisa disimpulkan dalam memperbaiki nilai SK, pada
penelitian ini didapatkan kelompok intervensi nilai SK yang membaik yang bermakna
secara , namun pada kontrol terjadi perbaikan dan penurunan
penelitian
ini, maka
laktor gizi, stadium dan kronisitas penyakit serta grading media refraksi dari sampel
penelitian.
48
DAFTAR PUSTAKA
Tan Tock
Lirn,Su-Ann rlffBS M hfeet -Etharnbutol-associated Optic Neuropathy'
SengHospita!.Slngaplore-E}eptofophthalmoleiglrAgril2ffi6'Vol.35No.4
2. Chavis pamela s] ivrirtt SK. Tuterculosis. Department of ophthalmology,
Medical Universiiy of South Carolina' Nov' 2008' p l-13' . .
review
3. World Heatth Organization. Ethambutol efficacy and Toxicity: literaturep l-76
and recomm.ndafion for daity and intermittent dosage in children'2006'
4. Departemen K"r"hutun RepuUtit lndonesia. Pedoman Nasional' Penanggulangan
TB. Edisi ke2.2006. P l-20
optic
5.. American Academy' of ophthatmotogy, BCSC. -Joxic/lrtrutritional
and Management'
Neuropathy. The Paiient with Decreased Vision: Classification
2008-2009 :
Fransisco,
San
i", N;;fiphttralmolgy. Section 9. AAo Fondation,
t.
6.
Ch 4:152-3
Toxic optik Neuropathy
The Philippine National Registry for Ethambutol-related
primer ; EroN. Neuro-Ophthalmology club of the
(PRN_ETON).
Philippines.2009. P l-3
Dept of
7. Chan RYC, Kwok AKH. Ocular Toxicity of Ethambutol'
ophthatmotogy.uongkongMedJ.Vol12.No.12lFebruary2006.q59:!0
NeuroLessell Simmons. f&ic uid D"fi"i.ncy Optic Neu_ro_p_athy. !.^Cti1!1al
Vol I'
edition'
Fifth
Ophthalmology. Editor Miller NR, MD b 1.i"**un NJ.MD.
Wlliams & Wilkins.l 998. Ch: l4 ' p 663-73
g. Guillet Virginie, Chevrollier Arnaud' Cassereau J' E'thambutol-Induced Optic
Toxicity' [n:
Neuroparhy Linked to oPAl lvtuiation and Mitochondrial
Universitaire'France'
Mitochonrion o"pr. Bio & Genetique.centre Hospitalier
2009. pl-18
the Dept of Health of
l0.Internal guidelines of the Tuberculosisn& chest Sevice of
Against Drugthe Goverment of the Hong Kong SAR. Preventive Measures
2002' p l-7
Induced ocular Toxicity nuiing Anti-Tuberculosis Treatment'
Vistral Recovery
Delayed
ll.Takada Ritsuko, futuii Mineol Ashima Akira, et al'
with Atypical
from severe Eihambitol optic Neuropathy in Two Patients
g.
Division of ophthalmology
Mycobacterium Infection. In: Neuro-ophlhalmolosv.
ani visual Science, Niigata university, Japan. 2005.29:187-93
Depertment of Medicine Tan Tock
12. Chee YC, Ocular Toxiclty From Ethambuiol.
Seng Hospital Singapore. Singapore' p78-80
optic Neuropathy'
l3.Tsai Kung R, LJe'Hsun y. n ""oiuitity of Ethambutol
ocular Pharmacology and
Department or optrtrratmology_Tairvan. J-ournal of
Thirapeutics. 1997. l3'(5)' p 473-77
Ethambutol Toxicity: Is it
l4.Kumar Atul, SandrulTloufi S-, V".-. L, et at- Ocular
I 993' I 3 ( I )' p I 5- I 7
Reversible?. Joumal of clinical Nzuro-Oplrthalmology'
in A Patient with
l5.Tan AK, Maliku ps, Aziz S- Ethambutol ocular Toxicity
ophthalmoltgl^Hospital
pulmonary Tuberculosis- A case Reporl Deprof
2008: vol 3' NO' 2 ' 1-5
umum sa.u*uL, vrutuyriu- Malaysian FalnilyPhysician
Retiml Newe Fibre Layer Thickness
16. Chai Samantha'J, Forloozan n- iXqeascU
Patient w'ith Ethambutol-Induced
Derected UV Optiruf Cohe.enc" Tomography in
: t95-97Optic Neuropaihy. Br J Ophth{o.mlo' Z0/0fl'91
Contrast Sensitivity and the
BCSClT.Americun n"ua"rny of bphthalmologt,
s""riti"iry Function- opticslr thc Human Ey'e' In: C-linical optic
contrast
Section3'AAoFondation,sanFransisco'1ltr-2009:Gr:3:ll2-5
Medicine, Uniwsiqy Of Sotrn Califomia- J neuroophthalmology, Vol, 28, No. 4 . 2008- p 265{t
35. S-hindler KS, Zurakowski llavi4 DrsJrcr m- Ceryse lr*ribitor Block Zincchelator Induced Death of Rilind Cqtlm Cdls. Department of
Ophthal mology, Un ivercity Pennq'lyilirbuf,A' Xm- I I ( I 0): p 2299-342
36. C-hung Hyervono Yoon YH. H*urg .[J, Gt et Ethmhmol-induced toxicity is
mediated by zinc and lysosomal rnertrlc pcrucelfllzmioo in cultured retinal
Keck School
of
50
in the detection of
Andalas.Padang. 2005.
5l
LAMPIRAN
U
m
trr
frdin
,I
60
Awal
SK
OD
r.80
Visus
yro'
62
Sclti:rr
rl"
4E
5/t5
cc
t.65
lrhrmdin
ftf
L..
20
v5
ILedri
,{ 29
515
Qrrmso
l\
5/t5
cc - 0-7i5/5
llirman
d .{t
llcrdra
f,rri
50
2A
5/10
cc - 0.50- 5/5
--/5
39
sn
f,rli
30
5/s
f,/r
1.80
1.80
5/5
150
5/15
r50
5ll5
t.J5
vt0
5/5
5/5
L65
r.50
1.80
cc - 0.?15/5
_flo
1.80
1.65
Fitre
30
Ilcwitn
35
24
Dcfnl
Ekr nutra
Iris
Wendi
Hcndri
.95
.65
5/S
l-95
f,r5
5/5
1.65
5/5
5/J
t/f,
5/5
I-65
5/:
-80
5,t5
l-80
l.E0
t/t
s/5
5/S
150
515
.55
5/5
.E0
5/5
5n
l.35
5n
135
5n
cc *
l.35
3n
t-80
-l/5
t5s
5/J
t-80
t.65
r^35
5n 5
1.50
l.3s
t-65
cc + 0.5G.5/5
5/5
5/5
5/15
cc+05F5/5
t50
5/5
5/:l
t.20
5/
1.80
cc- l-fi|-S/5
95
.65
1.95
1.65
s/5
5/s
50
.65
80
95
95
t.95
5/5
5/5
5/5
5/s
515
SR
5/5
t:r
t.9s
s/5
I.65
l-65
l.E0
l-*tl
i/t
-80
-i/5
^!r5
.80
5,/5
t/f,
r_m
t-95
!/5
9S
1.65
t_50
515
l-80
f/s
1.80
5/r
l-65
r.65
t.95
t-95
t_t5
5/5
5/5
5t8
I.95
l-9s
l-95
5/5
5/5
f/:
r-95
t.95
s/s
5/:t
5/5
t.95
f,r5
5/5
st6
1.95
516
cc
O-2S- 5/5
1.95
1-95
515
.65
65
t1\
t/s
9S
95
l-65
l-95
5/5
5/f,
27
st6
r.$0
1.95
v5
v6
r-95
1.80
5/5
5/5
1.00 -5/5
5/5
2A
180
5/t5
5/5
5/!r
1.80
515
cc-
1.00 -515
O-SIL 5/5
5/5
Lto
cc-02!35
cc +
5/5
9S
5/5
O-25- 5/5
O-5$.515
5/5
.65
y5
.80
t-95
.80
0-5ll- VS
s/8
cc-0.51)-
cc-
5/f
5i5
5/5
:/!
r.80
.65
l-80
cc - 0.50- 5/5
5/5
5/5
:r/:t
:/5
5/t
r.6s
t.65
r 6-5
I.50
1.95
22
30
r_s0
V5
-6i
95
cc
5/5
5/5
5/5
cc - 0-5ll-
30
lt/l
sfr
5n
:V:r
t-65
t.80
t.50
cc
l.E0
r.65
S5
5/i
cc - O.SIL 5/5
5/5
-5/5
5/f,
5/E
sr5
515
l.6s
r.95
r.95
r9
1.95
1.95
O.3I'5/5
l_6s
1.65
t9
5/r0
cc -
O-74
cc - O^75-5/5
1.80
:r/-\
1.20
?
a
cc - 0,5{F
5/I0
515
t-50
lfirne
sn
5/r5
I _65
r.05
Xurrnirsri
l-55
5r:r
l-80
l -64
5/5
5/15
TsrEnc
5n
1.80
5/r5
t.80
6
t{o
80
.50
65
.35
t_50
r.80
Lni
tJo
r.95
5i5
cc + O.5ll-5/5
19
35
30
:r/5
5i5
5/s
5/5
cc - O-?S5/5
t-65
5/5
5i5
f/5
1.95
t-65
5/5
t-65
t.65
5/5
cc
515
515
5/5
33
5/5
5/5
5.t5
cc + 0.5{1 -5/5
t.50
sIt
4t
0-?5- 5/5
5/ls
cc - O-75-
50
51r
Dtsmawati
lWerni
r50
cc - 0.7+5/5
5/10
cc - 0^5lL 5/5
5/5
lJ5
cc - 0-Sll 5/5
67
5/5
cc
cc - 0.51F 5/5
{o
20
27
vl5
_oJ
i1
Ade
T.n mnrte
l-65
1.6S
t
cc- t.fil
5/r0
t-80
Mesri
Srkimen
6l
l-6s
5/5
al
3E
5/10
t_55
1.65
1.65
1.65
tuizrl
r-65
cc + 051 -5l5
cc- 0.7! V5
t/l
5/5
5/5
5/t0
sls
d8
23
30
Ihrmen
t-65
165
5/5
Dlrwardi
5/10
.65
80
.65
.6f,
1.35
J'J
Ioni
Visus
vr5
3E
Ftrt
SK
r35
3t
3.ni
.Visus
5/t5
Sve{fa
SK
1.50
cc - 0.51I.95
Itl
Visus
1.35
SK
cc + 0.50 -5/5
0.7S 5/5
!/5
5/f
lllingsu
Visus
os
cc + 0.50 -5/5
Srpendi
illinssu
rlfinequ
SK
cc
l.s
t-80
t_to
516
cc
05lF
- 0l$-
!v:i
\/5
5/8
cc
515
t-95
l.E0
l-95
O-S(L 5/5
t-80
m-O-23'
5/5
t-80
1-9s
515
5/5
f,/5
Catatan: nilai warna biru adalah nilai yang dijadikan sampl penelitian
S'5
f,/5
5/5
I
stE
cc
1.95
l^95
t.9:
t5
O-51|- ^5/5
r/t
5/5
.LAMPIRAN
II
DATA DASAR }TSUS DAN SK PASIEN KONTROL
l{ama
Awal
SK
OD
r.95
Visus
trr
hr
Minssu2
SK
95
32
s/5
.{0
f/\
t.fs
t95
ldtdfli
53
5/20
r.50
t.3-i
5t
5/15
1.35
.lE
trman
d'
.t0
5/5
s/6
1.65
1.65
Ildo
ffri
llrdi
llrizal
5t6
56
5/5
5/5
t.35
v5
,t8
42
34
5/f,
5/5
t/\
I _95
5/S
t.t0
41
30
t/:r
.80
95
.80
95
1.35
5/f,
5/5
5/:t
5/t5
tJ5
3r
5/s
1.65
20
5/5
5/r
l
(J
29
32
1.95
1.95
5/t0
r.65
t-9s
t.65
40
5/r5
t.65
t.80
l.
-o
cc - O-245/5
t-55
t.
f/5
t.
5/5
5/:'r
l.
5r5
5/5
t.
l_65
f/5
r.65
5/5
1.65
t/\
t.65
t.55
1.80
5/!
l-55
5/5
l_65
t-to
5/5
5/5
l-t0
515
r.E0
5/5
s/5
5/5
t_to
s/5
l-f,o
l/5
t.
5/t5
cc - t.0 -5/5
135
5/r5
l_35
5/t5
cc - l-0 -5/5
l.
l-50
l-95
t.95
515
t-35
5/r0
r.65
\,\
1.95
:r/5
5/5
1-t5
5/10
1.35
cc -0-74 5/5
5/r5
r-65
5/5
5/10
cc - 0.75F 5/5
5ilJ
cc - I.lllF 5/5
cc - 1.0 -5/5
150
t.95
l.
l.
t.
l.
l.
l_95
1.35
Jl5
5/5
5/t0
l.
5/r5
cc - l-lllF 5/5
r.65
5/r5
t_50
1.65
5/5
315
t-
5/5
s/-\
cc - 0-75- 5/5
cc - 0-75- 5/5
cc
t.
1.00- 5/5
l.
r.50
5/:
l__50
t50
:t5
r65
i/f
51-rr
1.65
5/5
st8
l.l5
1.20
518
l-05
5/E
cc - 0-50- 5/5
l-05
5/8
cc - 0.5G- 5/5
5/10
cc + 075-5/5
5/E
cc - 0.50- 5/5
l-65
l-05
l-35
1.50
5/10
tJ5
5/t0
r35
5/r0
l.3s
50
t/f
1.50
5/10
cc + 075-5/5
5/5
5t
5/r5
cc + l.lXl- 5/5
$id
46
l{rwardi
38
Ricci
Hcndric
23
a1
-{rman
30
5t
5/:
5/f
s/5
5i5
st20
cc
cc +
07i5/5
cc +
5/r
tJ0
!/s
r.50
5/15
t.50
5/lf
+ l.lH- 5/5
cc
1.65
r.65
J/5
t50
r.80
I.95
t80
t/f
t_9s
r.95
1.95
v5
v5
t _35
r.20
5/20
cc +
+ 100- 5/5
21
5/s
1.95
95
40
5/:t
5/5
t.95
195
t.95
t9
cc - 0.50- 5/5
1.35
cc
r95
y5
v5
s,5
l_20
1.50
+ l-fiF 5/5
t-9s
5i5
III
+ l.{X}- 5/5
s/J
cc
5/5
1.80
1.80
s/!!
5/5
5/5
l_95
5/5
1.20
sl20
t.95
l-80
l-95
5/5
1.95
I.2O
sno
cc
t.95
515
l.E0
l-95
5/5
5/5
l.
f/ l5
l-40
t1t
5/5
5/5
+ l-lXF 5/5
t.E0
l-95
l-95
l-Eo
t.20
t.50
r.50
l_t0
t.9s
llXFJ5
5/15
5/5
t.5t)
5rl0
cc + 100- 5/5
f,/:'
cc
5/5
5/:t
5/5
l:o
ec-O{O-i/{
cc + 075-5/5
0735/5
+ 100- 5/5
Catatan: nilai warna biru adalah nilai yang dijadikan sampel penelitian
LAMPIRAN
l-
l-65
1.0 -5/5
1.65
1.65
ti-il{
1.50
Hrrman
Lukmrn
Yesi M
516
1.65
r/5
r-65
5/5
hnid
7)rmtn
1.65
5/6
5i5
cc- l-fiFV5
- l-lll}- V5
:/:t
5/5
5/5
5/5
1.80
ce
t.
5/15
cc - ll- /t-\/\
/f-5/5
5/s
d6
45
56
5/f
1.50
95
Ddi
1.35
U.
rJS
,to
ilutina
5/15
cc -
s/5
5/5
si5
l'rti
Yrnto
o-
cc +1.00- 5/5
r-65
-h\
l.3s
hsrul
5ro
l.35
t80
cc
t_o5
i,/i
39
5/t5
ce - l-0 -5/5
[rsan
3nB
+l-lXL 5/5
5/5
t.65
37
l.
l.
tJ5
r_65
t.80
f,/f5
1.65
5/5
5/5
tt
5/5
t.65
5/5
5rf
1.80
1.95
1.65
1.65
t-65
t.65
r-65
t-65
5/f
5/J
SI
J15
1.65
35
.80
.80
.65
-65
t.65
t-65
cc - 0.2$-V5
cc - 0.25-5/5
Visus
cc
135
1.65
futrr
t_05
cc +1.0&.VS
r.65
Trlna
lrri
sn0
95
f/5
liko
5t5
5/5
516
5/5
hbmadeni
t.65
t.65
1.65
r.3s
limn
5/:i
5/5
t.80
t_50
2rfni
r.80
cr - ll^ /5-5/r
5/f
5/5
SK
s/ 1f,
5t
EreIdi
Visus
1.80
t_05
5no
Tnite
Illinssu
SK
135
cc - 0.25-5/5
il:rmi
Nlinpsu4
Visus
5/15
cc - 0.75-5/5
1.50
cc - ll- /5-5/5
trrto
5/5
5/5
cc +l-0lF
cc +l-lXl- 5/5
SK
os
Eri
16
Visus
v5
cc
t/5
a/5
+ t00- 5/5
t.
t.
I
I.
Identitas
Nama
Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan
Alamat
l.
Laki-laki I
2. Perempuan
RW:
RT:
Kecamatan:
Kab / kota:
BB:
TD:
il.
Riwayat penyakit
sistemik:
l. Riwayat hipertensi
2. Riwayat diabetes
3. Riwayat stroke
III.
mata:
l. Mata kabur
2. Riwayat kacamata
3. Riwayat operasi mata
4. Riwayat sakit mata berulang
tV.
Pemeriksaan Mata
St.Oftalmolosi
OD
os
Visus
Segrlen anterior
Puoil
Lensa
Funduskopi
TIO
Posisi
Gerak
V.
Pemeriksaan SK
Minssu ke
LAMPIRAN IV
Tanpa zinc
Densan zinc
LBMBAR INFORMASI
PENELITI
JUDUL PENELITIAN
Bapak
penelitian. Penelitian
ini
/ ibu dapat turut dalam penelitian ini hanya bila bapak/ ibu menghendaki untuk
ikut serta. Peneliti alian menerangkan kepada bapak/ibu tentang penelitian ini
m enj
dan
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian
ini
toksisitas etambutol
CARA PEhIELTTIAN
Sebelum bapak/ibu turut dalam penelitian
apakah memenuhi persyaratan untuk
kriteria penelitian. maka dilakukan pemeriksaan sensi dan. setelah itu bapat</ ibu
di
dan
Penelitian
ini
mempunyai banyak mamfaat walaupun dibutuhkan dalam jumlah yang kecil. Saat ini
pemakaian
seperti
flu.
infeksi
telinga berulang. diare. asma. diabetes. menambah daya tahan tubuh dll. Karena
suplemen
maka kemungkinan terjadinya reksi alergi sangat kecil- Penggunaan zinc sudah bukan
hal yang baru lagi terutama pada pasien dengan penyakit akibat kekurangan zinc pada
atau was-was
merugikan dalam mengkonsumsi suplement ini. selama dipakai sesuai dengan aturan
yang telah diberikan.
KETERANGAN
Apabila bapak/ibu ingin mengetahui masalah penelitian dan ingin mengajukan
pertanyaan dapat menghubungi
KEIKUTSETAAN SUKARELA
Keikutsertaan bapak/ibu dalam penelitian
paksaan dari pihak manapun.
ini
secara sukarela
tidak
ada
LAMPIRAN V
NILAI
SK PADA PENDERITA TB
Tempat
Saya
Alamat
Sudah dipahami dan dimengerti semua informasi yang diberikan kepada saya
kesempatan
Saya akan menerima satu kopi formulir persetujuan tertulis yang sudah ditanda
seperti yang dibutuhkan oleh penelitian klinis ini dan berdasarkan pada kode etik
kedokteran.
Selama mengikuti penelitian ini. saya tidak akan dikenakan biaya atas obat
dan pemeriksaan yang dilakukan sehubungan dengan penelitian.
Partisipasi saya dalam penelitian ini adalah sukarela tanpa ada paksaan dari
pihak manapun.
Nama dan Tanda tangan subyek
Tanggal
ke
poliklinik mata dan diperiksa ulang SK. Setelah itu diberikan lagi resep obat untuk
15
Pada kunjungan pertama bapaklibu akan diberi beberapa pertanyaan dan diberi
penjelasan tentang tujuan penelitian dan besarnya dosis obat yang diberikan serta
kemungklnan timbulnya efek samping.
l.
2.
3. Mencegah gangguan
pemberianzinc
4.
KERAHASTAAN
Catatan medik yang berkaitan dengan penelitian
dan
hukum menyatakan hanya orang tertentu yang bisa melihatnya. Dokter dan perawat
dan perawat yang menanganinya. pejabat kesehatan yang berwenang dan komite etik
penelitian bisa melihat dan membuat duplikat catatan tersebut sehubungan dengan
penelitian
ini
diperlukan oleh pihak yang berwenang. Bapak/ibu tidak akan dilacak dengan
menggunakan nama atau identitas lainnya dengan segala cara dalam laporan-laporan
atau publikasi yang berhubungan dengan penelitian ini.
peneliti
Tanggal
LAMPIRAN VI
UJI HIPOTESA
Test Statistics
7Z
4
,000
df
p
Friedman Test
Perbedaan ini setelah di uji dengan