Glaukoma Sudut Tertutup
Glaukoma Sudut Tertutup
PENDAHULUAN
(WHO) telah melakukan analisa kepustakaan mengenai prevalensi, insiden dan derajat dari
berbagai jenis glaukoma. Dengan menggunakan data tahun1980-1990, WHO melaporkan
jumlah populasi di dunia dengan tekanan bola mata yang tinggi (>21 mmHg) sekitar 104,5
juta orang Prevalensi kebutaan untuk semua jenis glaukoma diperkirakan mencapai 5,2 juta
orang. Glaukoma bertanggung jawab atas 15 % penyebab kebutaan, dan menempatkan
glaukoma sebagai penyebab ketiga kebutaan di dunia setelah katarak dan trakhoma.
1.2 Tujuan
Makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan dan referensi masalah penyakit
mata yang dikhususkan untuk peserta kepaniteraan klinik senior yang sedang belajar di
bagian ilmu penyakit mata. Selain itu juga adanya pembuatan makalah ini, dapat menjadi
sarana latihan dalam pembuatan karya ilmiah yang tentunya akan sangat bermanfaat
dikemudian hari. Makalah ini dibuat untuk menguraikan salah satu penyakit penyebab
kebutaan yakni glaukoma khususnya glaukoma sudut tertutup.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi dan fisiologi humor akueus (Aqueous Humour)
2.1.1 Anatomi humor akueus
Bola mata orang dewasa hampir mendekati bulat, dengan diameter anteroposterior
sekitar 24,5 mm. Bola mata terdiri dari konjungtiva, kapsula tenon, sklera dan episklera,
kornea, uvea, lensa, humor akueus, retina, dan vitreus.2
melalui pupil akan masuk ke kamera anterior dan kemudian ke perifer menuju sudut kamera
anterior.1
Jalinan/jala trabekular terdiri dari berkas-berkas jaringan kolagen dan elastik yang
dibungkus oleh sel-sel trabekular yang membentuk suatu saringan dengan ukuran pori-pori
semakin mengecil sewaktu mendekati kanalis Schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui
insersinya kedalam jalinan trabekula memperbesar ukuran pori-pori di jalinan tersebut
sehingga kecepatan drainase humor juga meningkat. Aliran aqueous humor ke dalam kanalis
Schlemm bergantung pada pembentukan saluran-saluran transeluler siklik di lapisan
endothel. Saluran eferen dari kanalis Schlemm (sekitar 30 sluran pengumpul dan 12 vena
akueus) menyalurkan cairan ke dalam sistem vena. Sejumlah kecil Aqueous humor keluar
dari mata antara berkas otot siliaris dan lewat sela-sela sclera (aliran uveosklera). Resistensi
utama terhadap aliran Aqueous humor dari kamera anterior adalah lapisan endothel saluran
Schlemm dan bagian-bagian jalinan trabekular di dekatnya, bukan dari sistem pengumpul
vena. Tetapi tekanan di jaringan vena episklera menentukan besar minimum tekanan
intraokuler yang dicapai oleh terapi medis.1
Sudut kamera okuli anterior memiliki peran penting dalam drainase aqueous humor.
Sudut ini dibentuk oleh pangkal iris, bagian depan badan siliaris, taji skleral, jalinan
trabekular dan garis Schwalbe (bagian ujung membrane descement kornea yang prominen).
Lebar sudut ini berbeda pada setiap orang, dan memiliki peranan yang besar dalam
menentukan patomekanisme tipe glaukoma yang berbeda-beda. Struktur sudut ini dapat
dilihat dengan pemeriksaan gonioskopi. Hasilnya dibuat dalam bentuk grading, dan sistem
yang paling sering digunakan adalah sisten grading Shaffer.7
Lebar sudut
Konfigurasi
Kesempatan
Struktur pada
IV
35-45
Terbuka lebar
untuk menutup
Nihil
Gonioskopi
SL, TM, SS,
III
II
20-35
20
Terbuka
Sempit
Nihil
Mungkin
CBB
SL, TM, SS
SL, TM
10
0
(moderate)
Sangat sempit
Tertutup
Tinggi
Tertutup
Hanya SL
tidak tampak
I
0
struktur
Keterangan :
SL : Schwalbes line, TM : trabecular meshwork, SS : scleral spur, CBB : ciliary body band.
Sistem aliran drainase aqueous humor, terdiri dari jalinan trabekular, kanal Schlemm,
jembatan pengumpul, vena-vena aqueous dan vena episkleral. Adapun jalinan trabekular
terdiri dari tiga bagian yakni jalinan uveal, korneoskleral, dan jukstakalanikular. Jalinan uveal
merupakan jalinan paling dalam dan meluas dari pangkal iris dan badan siliaris sampai garis
Schwalbe. Jalinan korneoskleral membentuk bagian tengah yang lebar dan meluas dari taji
skleral sampai dinding lateral sulkus skleral. Jalinan jukstakanalikular membentuk bagian
luar, dan terdiri dari lapisan jaringan konektif. Bagian ini merupakan bagian sempit
trabekular yang menghubungkan jalinan korneoskleral dengan kanal Schlemm. Sebenarnya
lapisan endotel luar jalinan jukstakanalikular berisi dinding dalam kanal Schlemm yang
berfungsi mengalirkan aqueous ke luar.7
Kanal Schlemm merupakan suatu saluran yang dilapisi endothel, tampak melingkar
pada sulkus skleral. Sel-sel endotel pada dinding dalam ireguler, berbentuk spindle, dan
terdiri dari vakuol-vakuol besar. Pada dinding bagian luar terdapat sel-sel otot datar datar dan
mempunyai pembukaan saluran pengumpul.7
Saluran pengumpul disebut juga pembuluh aqueous intraskleral, jumlahnya sekitar
25-35, meninggalkan kanal Schlemm pada sudut oblik dan berakhir di vena-vena episkleral.
Vena ini dibagi menjadi dua sistem. Sistem langsung, yakni dimana pembuluh besar melalui
jalur pendek intraskleral dan langsung ke vena episkleral. Sedangkan saluran pengumpul
yang kecil, sebelum ke vena episkleral, terlebih dahulu membentuk pleksus intraskleral.7
Sistem drainase aqueous humor terdiri dari dua jalur, yakni jalur trabekular
(konvensional) dan jalur uveoskleral. Jalur drainase terbanyak adalah trabekular yakni sekitar
90% sedangkan melalui jalur uveoskleral hanya sekitar 10%. Pada jalur trabekular, aliran
aqueous akan melalui kamera posterior, kamera anterior, menuju kanal Schlemm dan berakhir
pada vena episkleral. Sedangkan jalur uveoskleral, aqueous akan masuk ke ruang
suprakoroidal dan dialirkan ke vena-vena pada badan siliaris, koroid dan sclera.7
Gambar 4 : drainase
aqueous humor Akueus
bertahan lama, walaupun pengelihatan perifer sudah tidak ada, sehingga penderita
tersebut seolah olah melihat melalui teropong ( tunnel vision )6
2. Tonometri. Alat ini berguna untuk menilai tekanan intraokular. Tekanan bola mata normal
berkisar antara 10-21 mmHg.5
Gambar 5 : Pemeriksaan
Tonometri
10
mengalami perubahan penggaungan (cupping) dan degenerasi saraf optik (atrofi) Yang
mungkin disebabkan oleh beberapa faktor :
a. Peninggian TIO, mengakibatkan gangguan perdarahan pada papil, sehingga terjadi
degenerasi berkas-berkas serabut saraf pada papil saraf optik.
b. TIO, menekan pada bagian tengah optik yang mempunyai daya tahan terlemah
dari bola mata. Bagian tepi papil relatif lebih kuat dari bagian tengah sehingga
terjadi penggaungan pada papil ini.6
Tanda penggaungan ( Cupping ) :
Pinggir papil bagian temporal menipis. Ekskavasi melebar dan mendalam tergaung
sehingga dari depan tampak ekskavasi melebar, diameter vertikal, lebih besar dari
diameter horizontal. Bagian pembuluh darah ditengah papil tak jelas, pembuluh darah
seolah-olah menggantung di pinggir dan terdorong kearah nasal. Jika tekanan cukup
tinggi, akan terlihat pulsasi arteri.6
Tanda atrofi papil :
Termasuk atrofi primer, warna pucat, batas tegas. Lamina fibrosa tampak jelas.6
5. Pemeriksaan lapang pandang. Kelainan lapangan pandang pada glaukoma disebabkan
adanya kerusakan serabut saraf. Yang paling dini berupa skotoma relatif atau absolut yang
terletak pada daerah 30 derajat sentral. Bermacam macam skotoma dilapangan
pandangan sentral ini bentuknya sesuai dengan bentuk kerusakan dari serabut saraf.6
6. Tes Provokasi
A. Untuk glaukoma sudut terbuka :
Tes minum air
Pressure congestion test
Kombinasi tes air minum dengan pressure congestion
Tes Steroid
B. Untuk glaukoma sudut tertutup :
Tes kamar gelap
11
Tes membaca
Tes midriasis
Tes bersujud
Perbedaan tekanan 8 mmHg antara sebelum test dan sesudah test dianggap menderita
glaukoma, harus mulai diberi terapi 6
2.6 Klasifikasi Glaukoma
Berdasarkan Etiologi glaukoma dapat dibagi berdasarkan, yaitu :
1) Glaukoma Primer
a. Glaukoma Sudut terbuka (open-angle glaucoma)
b. Glaukoma Sudut tertutup (closed-angle glaucoma)
Akut
Subakut
Kronik
Iris Plateau
2) Glaukoma Kongenital
3) Glaukoma Sekunder
4) Glaukoma Absolut
Pada makalah ini hanya akan dijelaskan tentang Glaukoma Sudut Tertutup.
2.7 Glaukoma Sudut Tertutup (closed-angle glaucoma)
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi pada mata dengan predisposisi anatomis tanpa
disertai kelainan lain. Peningkatan tekanan intraocular terjadi karena sumbatan aliran keluar
aqueous akibat adanya oklusi anyaman trabekular pleh iris perifer. Keadaan ini dapat
12
bermanifestasi sebagai suatu kedaruratan oftalmologik atau dapat tetap asimptomatik sampai
timbul penurunan penglihatan. Diagnosis ditegakan dengan melakukan pemeriksaan segmen
anterior dan gonioskopi yang cermat. Istilah glaukoma sudut tertutup primer hanya digunakan
bila penutupan sudut primer telah menimbulkan kerusakan nervus optikus dan kehilangan
lapangan pandang.2
Posterior
Chamber
Tumbuhnya lensa
Iris tebal
Akomodasi
13
Dilatasi pupil
Palpebra : Bengkak
Konjungtiva bulbi : Hiperemia kongestif, kemosis dengan injeksi silier, injeksi
konjungtiva, injeksi episklera
14
Gejala Subjektif : 2
Nyeri hebat
Kemerahan ( injeksi siliaris )
Pengelihatan kabur
Melihat halo
Mual muntah
Pemeriksaan Glaukoma :6
Funduskopi : Papil saraf optik menunjukkan penggaungan dan atrofi
Tonometri : TIO lebih tinggi daripada stadium nonkongestif
Tonografi : Menunjukkan outflow yang baik. Tetapi bila sudah ada perlengketan antara
iris dan trabekula ( goniosinekhia, sinekhia anterior posterior ), maka aliran menjadi
terganggu.
Gonioskopi : Pada saat TIO tinggi, sudut bilik mata depan tertutup, sedang pada saat TIO
normal, sudutnya sempit.
Tes Provokasi : Dilakukan pada keadaan yang meragukan.
Tes yang dilakukan : Tes kamar gelap, tes midriasis, tes membaca, tes bersujud ( prone
test )
Diagnosa Banding : 6
Iridosiklitis akut
Konjungtivitis akut
Keratitis
Skleritis
Bila serangan-serangan sudah berulang kali terjadi untuk waktu yang lama, maka
terjadi lepasnya pigmen dari iris yang masuk kedalam bilik mata depan, menimbulkan
15
kekeruhan, juga dapat menempel pada endotel kornea sehingga nampak seperti keratik
presipitat. Dapat juga terjadi perlengketan antara lensa dengan pupil ( sinekhia posterior )
sehingga pupil menjadi tidak teratur dan sering disangka menderita uveitis. Iris nampak
berwarna putih kelabu karena timbulnya nekrosis lokal. Lensanya menjadi katarak yang
tampak diatas permukaan kapsula lensa depan sebagai bercak-bercak putih ( glaukom
flecke ), suatu tanda bahwa pada mata itu pernah terjadi suatu serangan akut.Bila glaukoma
akut tidak segera diobati dengan baik, dapat timbul perlekatan antara iris bagian tepi dan
jaringan trabekula yang disebut sinekhia anterior perifer, yang mengakibatkan penyaluran
keluar humor akuos lebih terhambat lagi.6
Faktor resiko :6
Tujuan Penatalaksanaan :6
Segera menghentikan serangan akut dengan obat-obatan (medikamentosa inisial)
Melakukan iridektomi perifer pada mata yang mengalami serangan sebagai terapi definitif
(tindakan bedah inisial)
Melindungi mata sebelahnya dari kemungkinan terkena serangan akut
Menangani sekuele jangka panjang akibat serangan serta jenis tindakan yang dilakukan.
Medikamentosa 6
1. Miotikum : Untuk mengecilkan pupil, sehingga iris lepas dari lekatannya di trabekula dan
sudutnya menjadi terbuka.
- Pilokarpin 2-4% 1 tetes tiap 30 menit-1 jam pada mata yang mengalami serangan
dan 3 x 1 tetes pada mata sebelahnya.
2. Penghambat karbonik anhidrase : Mengurangi produksi humor akuos
- diamox, glaupax, glaukon, dsb.
3. Obat Hiperosmotik
- Glycerin 50 % 3 x 100 - 150 cc ( sesuai dengan berat badan ) oral / hari.
4. Obat pengurang rasa sakit
- Suntikan morfin 10-15 mg. Morfin juga dapat mengecilkan pupil.
Operasi 6
16
Tindakan operatif dilakukan bila TIO yang tinggi itu sudah dapat diturunkan. Bila operasi
dilakukan pada saat TIO masih tinggi, dapat menimbulkan glaukoma maligna, disamping
kemungkinan timbulnya prolaps dari isi bulbus okuli dan perdarahan.
1. Iridektomi perifer
Untuk stadium akut yang baru terjadi sehari dan belum ada sinekhia posteriornya. Juga
dilakukan pada mata sebelahnya yang masih sehat sebagai tindakan pencegahan.
Dilakukan bila TIO dibawah 21 mmHg dengan hasil tonografi C = 0,13 atau lebih.
2. Operasi filtrasi ( Iridenkleisis, trepanasi, sklerotomi, trabekulektomi )
Dilakukan bila TIO setelah pengobatan medikamentosa lebih tinggi dari 21 mmHg atau
lebih kecil dari 21 mmHg disertai hasil tonografi C = lebih kecil dari 0,13.
Komplikasi & Sekuele 2
Apabila terapi ditunda, iris perifer dapat melekat ke anyaman trabekular (sinekia anterior)
sehingga menimbulkan oklusi sudut bilik mata depan ireversibel yang memerlukan tindakan
bedah memperbaikinya. Sering terjadi kerusakan nervus optikus.
2.7.2 Glaukoma sudut tertutup subakut
Glaukoma subakut adalah suatu keadaan dimana terjadinya episode peningkatan TIO
yang berlangsung singkat dan rekuren. Episode penutupan sudut membaik secara spontan,
tetapi terjadi akumulasi kerusakan pada sudut di kamera okuli anterior berupa pembentukan
sinekia anterior perifer. Kadang-kadang penutupan sudut subakut berkembang menjadi
penutupan akut. Kunci untuk diagnosis terletak pada riwayat. Akan dijumpai riwayat
serangan nyeri unilateral berulang, kemerahan dan kekaburan penglihatan yang disertai oleh
halo disekitar cahaya. Serangan lebih sering pada malam hari dan sembuh dalam semalam.
Diagnosis dapat dipastikan dengan goniskopi. Terapinya adalah iridotomi perifer dengan
laser.
Gejala Subjektif
Sakit kepala sebelah pada mata yang sakit (timbul pada waktu sore hari karena pupil
middilatasi sehingga iris menebal dan menempel pada trabekulum out flow terhambat)
Penglihatan sedikit menurun
Melihat pelangi di sekitar lampu (hallo)
Mata merah
17
Gejala Objektif
Peningkatan TIO
Sudut coa yang sempit
Sinekia anterior ( dengan tingkatan yang bervariasi )
Kelainan diskus optikus dan lapangan pandang.
Penatalaksanaan :2
setelahnya
Tindakan bedah trabekulektomi bila TIO diatas 21 mmHg setelah tindakan Iridektomi
18
(pendesakan sudut), sekalipun telah dilakukan iridektomi perifer. Pengidap kelainan ini
mengalami glaukoma sudut tertutup akut pada usia muda, dan sering mengalami kekambuhan
setelah tindakan iridektomi laser perifer atau iridektomi bedah. Diperlukan terapi miotik
jangka panjang atau iridoplasti dengan laser.2
19
BAB III
KESIMPULAN
Glaukoma adalah suatu keadaan patologi dimana terjadinya peningkatan tekanan
intraokular (TIO) yang lebih tinggi dari normal secara berangsur-angsur akan merusak
serabut saraf optik yang terdapat di dalam bola mata sehingga mengakibatkan gangguan
lapangan pandang pengelihatan yang khas dan atrofi papil saraf optik. Glaukoma adalah
penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak. Diperkirakan 66 juta penduduk
dunia sampai tahun 2010 akan menderita gangguan penglihatan karena glaukoma. Kebutaan
karena glaukoma tidak bisa disembuhkan, tetapi pada kebanyakan kasus glaukoma dapat
dikendalikan. Glaukoma disebut sebagai 'pencuri penglihatan' karena sering berkembang
tanpa gejala yang nyata. Penderita glaukoma sering tidak menyadari adanya gangguan
penglihatan sampai terjadi kerusakan penglihatan yang sudah lanjut. Diperkirakan 50%
penderita glaukoma tidak menyadari mereka menderita penyakit tersebut.
Berdasarkan Etiologi glaukoma dapat dibagi berdasarkan, yaitu :
1) Glaukoma Primer
a. Glaukoma Sudut terbuka (open-angle glaucoma)
b. Glaukoma Sudut tertutup (closed-angle glaucoma)
Akut
Subakut
Kronik
Iris Plateau
2) Glaukoma Kongenital
3) Glaukoma Sekunder
4) Glaukoma Absolut
20
Semua jenis glaukoma harus dikontrol secara teratur ke dokter mata selama hidupnya.
Hal tersebut dikarenakan tajam penglihatan dapat menghilang secara perlahan tanpa diketahui
penderitanya. Obat-obat yang dipakai perlu dikontrol oleh dokter spesialis mata agar
disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Satu hal yang perlu ditekankan adalah bahwa saraf
mata yang sudah mati tidak dapat diperbaiki lagi. Medikamentosa dan tindakan pembedahan
hanya untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dari saraf mata tersebut. Karena kerusakan
yang disebabkan oleh glaukoma tidak dapat diperbaiki, maka deteksi, diagnosa dan
penanganan harus dilakukan sedini mungkin.Meskipun belum ada cara untuk memperbaiki
kerusakan penglihatan yang terjadi akibat glaukoma, pada kebanyakan kasus glaukoma dapat
dikendalikan. Glaukoma dapat ditangani dengan obat tetes mata, tablet, tindakan laser atau
operasi yang bertujuan untuk menurunkan/menstabilkan tekanan bola mata dan mencegah
kerusakan penglihatan lebih lanjut. Semakin dini deteksi glaukoma maka akan semakin besar
tingkat kesuksesan pencegahan kerusakan penglihatan.
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Glaukoma. Last updated 2009. Available from
http://www.irwanashari.com/2009/03/glaukoma.html
2. Vaughan, Daniel G, MD, Asbury, Taylor, MD, dan Riordan-Eva, Paul, FRCS, FRCOphth.
Editor; Diana Susanto. Oftalmologi Umum. EGC. Jakarta. 2009. hal; 12 dan 212-229
3. Barbara C, Marsh, Louis B, Cantor. The speath Gonioscopic Grading System. Last
updated june 2005. Available from http://www.glaucomatoday.com/art/0505/clinstrat.pdf
4. Glaukoma. Last updated 2009. Available from
http://www.scribd.com/doc/29935195/Glaukoma
5. Glaukoma. Last updated 2008. Available from
http://www.klikdokter.com/illness/detail/36
6. Rosita CE. Glaukoma. Last updated 2009. Available from
http://www.scribd.com/doc/35013418/refrat-mata-revisi
7. Khurana, A.K. Comprehensive Opthalmology. 4th edition. New Age International (P)
limited. New Delhi. 2007. Hal 205-208
22