Daftar Isi 1
A. Definisi 2
B. Anatomi dan Fisiologi Batang Otak 2
C. Epidemiologi 4
D. Patofisiologi 5
E. Gambaran Klinik 9
F. Diagnosis 12
G. Penatalaksanaan 15
H. Prognosis 20
Daftar Pustaka 21
A. Definisi
Dalam kamus kedokteran Dorland, lesi berarti diskontinuitas jaringan patologis
atau traumatis, atau hilangnya fungsi suatu bagian. Jadi, lesi batang otak adalah
segala bentuk diskontinuitas jaringan patologis, atau traumatis, dan atau hilangnya
1
Gambar 1. Anatomi Batang Otak
Batang otak (brainstem) adalah struktur padat dengan nuklei saraf kranial,
fasikula saraf dan traktus asenden dan desenden yang sama-sama saling
berdampingan. Bahkan suatu lesi tunggal relatif kecilpun hampir selalu merusak
Batang otak berada di bagian paling kaudal otak dan terletak pada tulang
belakang. Bagian ini mengatur fungsi dasar manusia seperti mengatur pernapasan,
a Mesensefalon
Fungsi untuk mengontrol otak besar dan otak kecil, berfungsi mengatur
2
Fungsi untuk mengatur sirkulasi darah, denyut jantung, pernapasan dan
pencernaan.
Batang otak mengandung banyak jaras serabut, termasuk semua jaras asendens
dan desendens yang menghubungkan otak dengan perifer. Beberapa jaras ini
menyilang garis tengah ketika melewati batang otak dan beberapa di antaranya
auditorik
Hampir seluruh batang otak diliputi jaringan difus neuron yang tersusun padat
untuk berbagai fungsi tubuh vital, termasuk aktivitas jantung, sirkulasi dan
otak mengandung berbagai macam nuklei dan jaras saraf pada ruang yang sangat
padat, bahkan lesi yang kecil pada batang otak dapat menimbulkan berbagai tipe
defisit neurologis secara simultan (seperti pada berbagai sindroma vaskular batang-
berkonvergensi kearah pons yang disebut pedunkulus serebri atau krura serebri. Celah
3
nervu okulomotorius (N.III). Pedunkulus akan menghilang kearah rostral, yang
Tampak dorsal : terdapat empat tonjolan yang secara kesuluruhan disebut lamina
inferior). Nervus trokhlearis (N. IV) keluar dari batang otak tepat dibawah kolikuli
Tampak lateral: Terdapat dua penonjolan kecil yang terletak pada bagian lateral
lamina quadrigemina adalah korpus genikulum mediale (area relay auditorik) dan
B. Pons
Tampak ventral: Tampak pons menghubungkan dua hemisfer serebeli satu
dengan lainnya dengan sebush pita lebar berupa serabut yng bersusun horizontal, yang
terikat dibagian kaudal oleh medulla dan dibagian rostral oleh pedunkulus serebri (krura
neuron keduanya di pons sisi ipsilateral, yang membentuk serabut pontoserebelaris yang
tersusun secara horizontal ini, yang kemudian, menyilang ke garis tengah dan berjalan
Tampak lateral : Nervus trigeminus (N.V) keluar dari pons tepat pada bagian
Tampak dorsal : membentuk bagian superior dasar ventrikel ke empat. Dasar ini
berbentuk segetiga yang dasarnya adalah garis horizontal yang membentuk batas antara
aspek dorsal pons dan medulla. Ventrikel keempat membuka ke dalam rongga
ke empat yang tidak berpasangan (foramen Magendie) terlihat diujung kaudal ventrikel.
4
Atap ventrikel keempat dibentuk oleh pedunkulus serebelaris superior (brachium
C. Medula
Tampak dorsal : Tuberkulum grasile terlihat pada kedua sisi garis tengah< diapit
nukelus kuneatus dibawahnya pada kedua sisi. Bagian dasar kaudal ventrikel
oleh velum medulare superius, pedunkulus serebelaris dan serebelum itu sendiri.
pyramid dan olive. Di bagian dorsal olive, radiks nervus asesorius (XI), radiks
nervus vagus (X), dan radiks nervus glosofaringeus (IX) muncul dari batang
D. Epidemiologi
Kurang lebih 90% dari tumor batang otak adalah glioma. Gliomas pada batang
otak 10-20% dari semua tumor sistem saraf pusat pada pediatri. Menurut data dari
Central Brain Tumor Registry of The United states, terdapat 400-450 kasus glioma
batang otak pada anak setiap tahun di Amerika Serikat selama 2004-2008, mewakili
10,7% dari tumor sistem saraf pusat primer. Sedangkan di inggris, terdapat 30-40
kasus baru pertahun. Glioma batang otak dapat muncul pada umur berapapun,
5
adalah 7-9 tahun, tidak ada kecenderungan gender. (Jallo et al., 2003b) (Zhou and
Souweidane, 2013)
Sedangkan data epidemiologi khusus mengenai stroke batang otak tidak tersedia,
data-data epidemiologi yang ada mencakup stroke secara umum. Prevalensi stroke
di Indonesia ditemukan sebesar 8,3 per 1000 penduduk, dan yang telah didiagnosis
oleh tenaga kesehatan adalah 6 per 1000 penduduk. Hal ini menunjukkan sekitar
Prevalensi stroke tertinggi dijumpai di NAD (16,6%) dan terendah di Papua (3,8%).
(BPPK, 2008)
E. Patofisiologi
a. Tumor Batang Otak
Neoplasma, yang berarti pertumbuhan baru, belum diketahui asal-usulnya,
yang jelas.
2. Degenerasi atau perubahan neoplasmatik
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan
tubuh yang sudah mencapai kedewasaan. Karena hal-hal yang belum jelas,
3. Radiasi
6
Sel di dalam otak atau sel yang sudah mencapai kedewasaan pada umumnya
agak kurang peka terhadap efek radiasi dibanding dengan sel neoplasma.
infeksi virus. Tetapi diskrepansi antara banyaknya infeksi virus dan luasnya
lesi karena infeksi virus di satu pihak dan sedikit perubahan neoplasmatik
sehingga sulit untuk diangkat total. Di sekitar tumor juga selalu ada area
7
batang otak yang relatif kecil dapat menekan medulla dalam waktu yang singkat.
stroke adalah iskemik dan hemoragik. Pada stroke iskemik, penurunan atau
dibutuhkan. Efek dari iskemik sangat cepat karena otak tidak menimbun
glukosa, substrat energi utama dan otak tidak dapat metabolism secara
profunda dan menyebabkan lesi pada jaringan otak dengan menganggu pathway
paling umum dari obstruksi vascular yang menghasilkan stroke trombotik. Plak
berkembang dapat menyumbat pembuluh darah. Selain itu, jika struktur yang
menyusun plak atherosclerosis tidak adekuat, maka akan plak akan rupture dan
terbawa aliran darah sampai pada bagian yang lebih kecil dan akhirnya
darah
Stroke emboli merupakan manifestasi dari embolisasi arteri di sirkulasi
sentral dengan sumber yang berbeda-beda. Selain bekuan, fibrin, potongan plak
8
sirkulasi sentral termasuk lemak, udara, tumor metastatis, rumpun bakteri, dan
darah di pembuluh darah dengan ukuran yang lebih kecil dari ukuran
materialnya. (Shah)
Sedangkan untuk stroke hemoragik, pendarahan biasanya timbul karena
penetrating arteri yang kecil. Keluarnya darah dari pembuluh darah kecil
membuat efek penekanan pada arteriole dan pembuluh kapiler yang akhirnya
membuat pembuluh ini pecah juga. Hal ini mengakibatkan volume perdarahan
kesadaran dalam waktu 15-20 detik dan kerusakan otak yang irreversible terjadi
setelah tujuh hingga sepuluh menit. Penyumbatan pada satu arteri menyebabkan
gangguan di area otak yang terbatas (stroke). Mekanisme dasar kerusakan ini
otak dapat segera terjadi karena distorsi atau kompresi yang disebabkan
thalamus dapat secara langsung meluas ke bagian atas batang otak dan
9
merupakan 30% penyebab kematian dari penderita-penderita dengan perdarahan
F. Gambaran Klinik
Setiap lesi di batang otak akan memberikan gambaran klinis berbeda jika dia
menempati lokasi berbeda di batang otak. Berikut tabel mengenai struktur di batang
otak beserta gambaran klinis yang akan muncul jika timbul lesi di struktur tersebut.
Struktur Defisit
Motor pathway (Corticospinal tract) Contralateral weakness
Medial lemniscus Contralateral proprioception/vibration loss
Medial longitudinal fasciculus Ipsilateral internuclear ophthalmoplegia
Motor nucleus and nerve Ipsilateral CN function loss
Spinocerebellar pathway Ipsilateral ataxia
Spinothalamic Contralateral pain/temp sensory loss
Sensory nucleus of CN5 Ipsilateral pain/temp loss in face
Sympathetic pathway Ipsilateral Horners syndrome
Glossopharyngeal CN9 Ipsilateral pharyngeal sensory loss
Vagus CN10 Ipsilateral palatal weakness
Spinal Accessory CN11 Ipsilateral shoulder weakness
Hypoglossal CN 12 Ipsilateral weakness of tongue
Trigeminal CN5 Ipsilateral facial sensory loss
Abducent CN6 Ipsilateral eye abduction weakness
Facial CN7 Ipsilateral facial weakness
Auditory CN8 Ipsilateral deafness
Occulomotor CN3 Eye turned out and down
Eye unable to look down when looking
Trochlear CN4
towards nose
Tabel 1. Struktur dan defisit neurologis yang timbul. (Gates, 2005)
Selain gambaran klinis yang disebutkan di atas, lesi pada batang otak juga dapat
memberikan gambaran klinis dalam bentuk sindrom, seperti pada tabel berikut.
10
cerebellothalamic tract)
Claude Ventral midbrain dan superior Ipsilateral oculomotor palsy,
nucleus)
Benedikt Cerebral peduncle dan ventral Ipsilateral oculomotor palsy,
contralateral hemiparesis
Miliard-Gubler Mid pons Ipsilateral facial weakness,
facial weakness
Dejerine Medial medulla Ipsilateral tongue weakness,
temperature loss
Tabel 2. Brainstem Sindrome. (Atri, 2009)
11
G. Diagnosis
a. Tumor Batang Otak (Jallo et al., 2003b)
- Anamnesis
Riwayat penyakit sangat penting dalam penegakan diagnosis tumor dan
motorik dan sensorik hanya dilakukan untuk melihat seberapa besar defisit
lesi.
- Radiologi
Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan modalitas diagnostik
primer pada tumor batang otak. MRI membantu dalam penegakan diagnosis
12
penyakit mungkin harus didapatkan dari anggota keluarga jika pasien
serangan apakah baik atau terganggu, nyeri kepala atau tidak, muntah atau
tidak, apakah ini serangan pertama atau ulang, riwayat hipertensi dan
area dari otak yang terkena stroke dengan melihat gejala yang spesifik
- Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah darah, urin, dan bila
- Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang digunakan adalah CT-Scan atau MRI.
13
Angiography merupakan prosedur invasif dengan menyuntikkan
darah dalam tubuh. Dua tipe ultrasound yang digunakan pada diagnosis
- Blood-Flow Studies
Blood flow studies memberikan informasi mengenai aliran darah di
otak. Tes ini dapat memberikan perubahan pada otak segera setelah onset
dari gejala stroke. Tes ini sangat berguna untuk menentukan mekanisme
stroke atau menentukan prognosis lebih awal. Contoh blood flow studies
H. Penatalaksanaan
a. Tumor Batang Otak (Jallo et al., 2003b)
14
Pembedahan dini merupakan pilihan utama sebagai intervensi lini pertama,
lain seperti radioterapi atau kemoterapi diatur. Goal dari pembedahan adalah
terapi ini tidak begitu memuaskan dan tidak meningkatkan prognosis jangka
15
b. Stroke Batang Otak
- Stroke Iskemik
Letakkan kepala pasien pada posisi 30 derajat, kepala dan dada pada
satu bidang, ubah posisi tidur setiap 2 jam; mobilisasi dimulai bertahap bila
didapatkan hasil analisis gas darah, jika perlu, lakukan intubasi. Demam
dikosongkan.
Pemberian nutrisi dengan cairan isotonic, kristaloid atau koloid 1500-
glukosan atau salin isotonic. Pemberian nutrisi per oral hanya jika fungsi
sewaktu 150 mg% dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari
pertama. Hipoglikemia (kadar gula darah <60 mg% atau <80mg% dengan
gejala) diatasi segera dengan dekstrosa 40% iv sampai kembali normal dan
obatan sesuai gejala. Tekanan darah tidak perlu segera diturunkan, kecuali
bila tekanan sistolik 220 mmHg, diastolik 120 mmHg. Mean Arterial
Blood Pressure (MAP) 130 mmHg (pada 2 kali pengukuran dengan selang
16
waktu 30 menit), atau didapatkan infark miokard akut, gagal jantung
20%.
Jika terjadi hipotensi, yaitu tekanan sistolik 90 mmHg, diastolic 70
mmHg, diberi NaCl 0,9% 250 mL selama 1 jam, dilanjutkan 500 mL selama
4 jam dan 500 mL selama 8 jam atau sampai hipotensi dapat diatasi. Jika
belum terkoreksi, yaitu tekanan darah sistolik masih < 90 mmHg, dapat
mmHg.
Jika Kejang, diberi diazepam 5-20 mg iv pelan-pelan selama 3 menit,
jangka panjang.
Jika didapatkan tekanan intrakranial meningkat, diberi manitol bolus
intravena 0,25 sampai 1 g/kgBB per 30 menit, dan jika dicurigai fenomena
- Stroke Hemoragik
17
Pasien stroke hemoragik harus dirawat di ICU jika volume hematoma
15-20% bila tekanan sistolik > 180 mmHg, diastolic >120mmHg, MAP
I. Prognosis
Prognosis tumor sangat bervariasi. Ada beberpa faktor yang menentukan
prognosis pasien dengan tumor batang otak, antara lain : histologi jaringan tumor
yang kemudian menentukan grade tumor dan treatment yang sesuai untuk setiap
gradenya; Usia pasien, semakin muda usia saat terdiagnosis maka prognosis
18
semakin baik; Residu tumor pasca operasi, semakin sedikit residu tumor maka
prognosis semakin baik; Lokasi tumor, lokasi yang berbeda akan memberikan
maka prognosis juga semakin baik; Metastatis tumor, tumor yang telah
bermetastatis ke organ lain memiliki prognosis yang buruk; Marker biogenetik dan
upaya rujukan ke rumah sakit harus segera dilakukan karena keberhasilan terapi
stroke sangat ditentukan oleh kecepatan tindakan pada stadium akut. Makin lama
upaya rujukan ke rumah sakit atau makin panjang saat antara serangan dengan
DAFTAR PUSTAKA
BPPK 2008. Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
19
DORLAND. & NEWMAN, W. A. 2010. Kamus Kedokteran Dorland Ed.31, Jakarta,
EGC.
MARDJONO, M. & SIDHARTA, P. 2012. Neurologi Klinis Dasar, Jakarta, PT. Dian
Rakyat.
20