Pada Pasien
Kuswantoro Rusca Putra, S.Kp.M.Kep
IOM (2001). Crossing the Quality Chasm: A new health system for the 21s century.Washington, DC: National
Academy Press
Transisi dan
berkelanjutan
Pelayanan
terkoordinasi
Keterlibatan keluarga
dan teman
Akses terhadap
pelayanan
Preferensi Pasien
Ingin dilayani oleh orang yang dikenal
Riwayat penyakitnya di catat dan dikenal
baik oleh pemberi asuhan
Data dirinya selalu up to date : kondisi
terakhir,
rencana
pelayanan,
hasil
layanan, tahu obat-obat yang dikonsumsi
(manfaat dan efek samping)
Berbagi informasi :
Dengan menawarkan informasi yang akurat dan
obyektif kepada pasien dan keluarga mereka mengenai
pilihan
pengobatan,
itu
memberikan
mereka
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, berbagi
perspektif mereka, dan membuat keputusan mengenai
perawatan pasien
Kolaborasi:
Tenaga kesehatan dan administrasi RS berkolaborasi
dengan pasien dan keluarga pada pengmebangan
program pelayanan berfokus pada pasien
Interdisiplin
Interprofesional collaboration
DPJP sebagai clinical leader
Personalized care
Perawat
Fisio
terapis
Team Leader
Koordinasi
&
review asuhan
Secara kolaboratif
mengintegrasikan
asuhan pasien
Pasien,
Keluarga
Ahli
Gizi
Analis
Rasiog
rafer
Lainnya
PELAYANAN PROFESIONAL
Asuhan Medis
Asuhan keperawatan
Asuhan Giz
Asuhan Farmasi
Dsb
Responsibility
Accountability
Voordination
Communication
Cooperation
Assertiveness
Autonomy
Mutual trust and respect
Core Competencies for Interprofessional Collaborative Practice, Association of American Medical Colleges, 2011 17
DEFINISI
Interprofesional
Suatu pengetahuan, ketrampilan dan peran yang
diadaptasikan agar sesuai dengan profesi lain
Kolaborasi :
Suatu proses yang membutuhkan hubungan &
interaksi antar profesional kesehatan terlepas
dari apakah mereka adalah anggota dari tim
secara formal atau tidak formal atau virtual dari
profesional kesehatan yang bekerja sama untuk
memberikan pelayanan yang komprehensif dan
berkesinambungan kepada pasien/klien
The British Columbia Competency Framework for Interptofessional Collaboration, 2008 18
Core Competencies for Interprofessional Collaborative Practice, Association of American Medical Colleges, 2011 22
Interprofessional Collaboration
(Dokter-Perawat)
Kolaborasi
Perawat
Profesional
Dokter
Delegasi
Mandiri
Pasien
Asuhan Keperawatan
Asesmen resiko jatuh
Asesmen nyeri
Discharge Planning
DLL
23
Lanjutan....................................
Evaluasi bersama klien dan tim pelayanan kesehatan, keefektifan
pengukuran kontrol pasca nyeri yang dapat digunakan
Bantu pasien dan keluarga untuk memperoleh dukungan
Gunakan metode pengkajian perkembangan yang tepat yang
dapay memantau perubahan nyeri yang akan membantu untuk
mengidentifikasi faktor presipitasi aktual maupun potensial (misal:
flowchart & catatan harian
Kolaborasi dengan dokter untuk mendapatkan obat anti nyeri
yang sesuai
Kontrol faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon
pasien mengalami ketidaknyamanan (misal suhu ruangan,
cahaya, kebisingan)
Lanjutan....................................
Kurangi atau hilangkan faktor yang menjadi presipitasi atau
meningkatkan pengalaman nyeri (misal: ketakutan, kelemahan,
monoton & rendahnya pengetahuan)
Pertimbangkan penolakan pasien untuk berpartisipasi, kemampuan
berpartisipasi, preferebsi, dukungan untuk metode lain yang
signifikan dan kontraindikasi ketika strategi penurun nyeri dipilih
Pilih dan implementasikan berbagai pengukuran (misal:
farmakologo, non farmakologi & interpersonal) untuk memfasilitasi
penurun nyeri sesuai keperluan
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri ketika memilih strategi
penurun nyeri
Anjurkan pasien untuk memantau nyerinya sendiri & intervensi
segera
Lanjutan....................................
Ajarkan tehnik penggunaan nonfarmakologi (misal
biofeedback, TENS, hypnosis, relaksasi, imaginasi
terbimbing, terapi musik, distraski, terapi bermain, terapi
aktivitas, acupresure, terapi dingin/panas, dan pijatan)
sebelum dan sesudah, dan jika mungkin selama mengalami
nyeri atau nyeri meningkat dan ketika mengukur penurun
nyeri
Kolaborasi dengan pasien, orang terdejat dan tim pelayanan
kesehatan untuk memilih dan mengimplementasikan
penurun nyeri nonfarmakologi sesuai keperluan